Anda di halaman 1dari 27

ANGGARAN PEMBANGUNAN

Pembiayaan Pembangunan
Fungsi
• Alat perencanaan mengenai
pengeluaran dan penerimaan
(atau pendapatan) di masa
yang akan datang,

• Alat kontrol atau pengawasan


terhadap pengeluaran maupun
pendapatan di masa yang akan
datang.
• Anggaran pembangunan dilakukan
oleh pemerintah karena pertimbangan :
MEKANISME PASAR TIDAK DAPAT
MELAKSANAKAN SEMUA FUNGSI
EKONOMI.

• Biasanya disusun dalam 1 tahun


Kebijakan pemerintah dibutuhkan untuk
membimbing, memberi koreksi, dan
melengkapi pada hal-hal tertentu sbb :

• Menjamin mekanisme pasar mengarah


pada penggunaan sumber daya secaraa
efisien. Mengurangi hambatan memasuki
pasar, memberi pengetahuan yang
lengkap mengenai pasar.
• Peran pemerintah untuk menghadapi
kondisi penurunan biaya, persaingan
tidak efisien melalui peraturan
pemerintah dan tindakan lain.
• Melakukan proteksi atas transaksi yang
terjadi di luar struktur resmi yang
diadakan oleh pemerintah.
• Memecahkan persoalan eksternalitas
melalui penyediaan anggaran, subsidi
dan pajak.
• Penyesuaian distribusi pendapatan dan
kesejahteraan untuk
mempertimbangkan nilai-nilai sosial.
• Menjamin tersedianya kesempatan kerja,
stabilitas tingkat harga, dan tingkat
pertumbuhan ekonomi yang diiinginkan
secara sosial
FUNGSI-FUNGSI UTAMA
ANGGARAN :
1. FUNGSI ALOKASI.
• Pemenuhan kebutuhan masyarakat
(publik), penyediaan barang sosial,
pembagian seluruh sumber daya
untuk digunakan sebagai barang
pribadi maupun publik.
2. FUNGSI DISTRIBUSI
• Perbaikan distribusi pendapatan,
distribusi yang merata dan adil
Cara pendistribusi melalui kebijakan fiskal :
– skema pemindahan pajak yang
menggabungkan pajak progresif
(masyarakat berpendapatan tinggi) dan
subsidi (masyarakat berpendapatan
rendah).
– Pajak progrresif yang digunakan untuk
membiayai pelayanan umum, misal
perumahan khususnya untuk masyarakat
berpendapatan rendah
– Kombinasi pajak barang-barang yang
dibeli oleh konsumen berpendapatan
tinggi dengan subsidi terhadap barang-
barang yang digunakan untuk konsumen
berpendapatan rendah.
3. FUNGSI STABILISASI
• Stabilisasi Perekonomian dengan
cara untuk mempertahankan tingkat
kesempatan kerja yang tinggi,
tingkat stabilitas yang semestinya,
dan laju pertumbuhan ekonomi yang
tepat, dengan memperhitungkan
segala akibatnya terhadap
perdagangan dan neraca
pembayaran.
• Contoh ketidakstabilan : inflasi,
perekonomian yang berfluktuasi,
pengangguran terus menerus.
Instrumen Kebijakan stabilisasi :
• Instrumen moneter : untuk menentukan
alokasi sumber daya di antara barang
pribadi dengan mengatur jumlah uang
yang berada di masyarakat. Instrumen :
cadangan wajib pada bangk, tingkat
diskonto atau bunga, kebijakan pasar
terbukan, pengendalian kredit selektif.
• Menaikkan jumlah uang beredar akan
cenderung memperbesar likuiditas,
menurunkan suku bunga, menaikkan
permintaan; pembatasan moneter
berakibat sebaliknya.
• Instrumen Fiskal  berpengaruh
langsung pada tingkat permintaan.
– Meningkatkan pengeluaran (anggaran
belanja) pemerintah  ekspansioner
meningkatkan permintaan, dan
menjalar ke sektor swasta.
– Pengurangan pungutan pajak 
pembelanjaan masyarakat meningkat.
– Perubahan tingkat defisit anggaran
serta cara pembiayaan defisit tersebut
(misal melalui pinjaman).
APBN & APBD
• APBN dan APBD pada dasarnya
menggunakan konsep Sistem
Desentralisasi (Otonomi Daerah).
• Dasar hukum : UU No 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah dan UU
Nol 33 tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan.
PROSES PENYUSUNAN APBD :
• APBD disiapkan oleh Pemda dan
ditetapkan dengan PERDA atas
persetujuan DPRD, selambat-
lambatnya satu bulan setelah
ditetapkannya APBN.
• Perubahan APBD dimungkinkan
dan ditetapkan dengan PERDA
selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan
sebelum tahun anggaran
berakhir.
• Perhitungan APBD dtetapkan dengan
PERDA selambat-lambatnya tiga bulan
setelah berakhirnya tahun anggaran
ybs.
• APBD yang ditetapkan PERDA
disampaikan pada Gubernur bagi
pemerintah Kab/Kota dan Presiden mll
Mendagri untuk diketahui.
Rencana
Usulan Masyarakat Rencana Sektoral
Pembangunan
SKPD
Prov/Kota/Kab
RPJP (20th)

RPJM (4th) Renstra (4 th)

Musrenbang RKPD (1th) Renja (1 th)


(1 th)
Rencana
Rencana Sektoral
Usulan Masyarakat Pembangunan
K&L/SKPD
Nas/Prov/Kota/Kab
Musrenbang RKP Renja (1 th)
Nasional Kementerian
danLembaga

Musrenbang
RKPDProv Renja (1 th)
Provinsi
SKPD Prov

Musrenbang RKPDKota/Kab Renja (1 th)


Kab./kota SKPD
Kota/Kab.

Musrenbang
Kecamatan Pengesahan oleh
DPR / DPRD
Rembug
desa/kelurahan
Dijalankan oleh
Eksekutif/Pem./Pem
da.
DASAR PENDANAAN DAERAH
1. Penyelenggaraan urusan Pemerintahan Daerah
dalam rangka pelaksanaan Desentralisasi
didanai APBD.
2. Penyelenggaraan urusan Pemerintah yang
dilaksanakan oleh gubernur dalam rangka
pelaksanaan Dekonsentrasi didanai APBN.
3. Penyelenggaraan urusan Pemerintah yang
dilaksanakan oleh gubernur dalam rangka Tugas
Pembantuan didanai APBN.
4. Pelimpahan kewenangan dalam rangka
pelaksanaan Dekonsentrasi dan/atau penugasan
dalam rangka pelaksanaan Tugas Pembantuan
dari Pemerintah kepada Pemerintah Daerah
diikuti dengan pemberian dana.
DEFINISI
• Desentralisasi adalah penyerahan
wewenang pemerintahan oleh Pemerintah
kepada daerah otonom untuk mengatur dan
mengurus urusan pemerintahan dalam
sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.
• Dekonsentrasi adalah pelimpahan
wewenang dari Pemerintah kepada gubernur
sebagaI wakil Pemerintah.
• Tugas Pembantuan adalah penugasan dari
Pemerintah kepada Daerah dan/atau desa
atau sebutan lain dengan kewajiban
melaporkan dan mempertanggungjawabkan
pelaksanaannya kepada yang menugaskan.
• Penerimaan Daerah adalah uang yang masuk ke kas daerah.

• Pengeluaran Daerah adalah uang yang keluar dari kas daerah.

• Pendapatan Daerah adalah hak Pemerintah Daerah yang diakui


sebagai penambah nilai kekayaan bersih dalam periode tahun
bersangkutan.

• Belanja daerah adalah semua kewajiban Daerah yang diakui sebagai


pengurang nilai kekayaan bersih dalam periode tahun anggaran yang
bersangkutan.

• Pembiayaan adalah setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali


dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun
anggaran yang bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran
berikutnya.
• Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, selanjutnya
disebut APBN adalah rencana keuangan tahunan
pemerintahan Negara yang disetujui oleh Dewan
Perwakilan Rakyat.

• Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, selanjutnya


disebut APBD adalah rencana keuangan tahunan
Pemerintahan Daerah yang dibahas dan disetujui
bersama oleh Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah, dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah.

• Pendapatan Asli Daerah, selanjutnya disebut PAD


adalah pendapatan yang diperoleh Daerah yang dipungut
berdasarkan Peraturan Daerah sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
• Dana Perimbangan adalah dana yang bersumber dari
pendapatan APBN yang dialokasikan kepada Daerah
untuk mendanai kebutuhan Daerah dalam rangka
pelaksanaan Desentralisasi.

• Dana Bagi Hasil adalah dana yang bersumber dari


pendapatan APBN yang dialokasikan kepada Daerah
berdasarkan angka persentase untuk mendanai
kebutuhan Daerah dalam rangka pelaksanaan
Desentralisasi.

• Dana Alokasi Umum, selanjutnya disebut DAU adalah


dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang
dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan
keuangan antar-Daerah untuk mendanai kebutuhan
Daerah dalam rangka pelaksanaan Desentralisasi.
SUMBER-SUMBER PENERIMAAN
Berdasarkan UU No. 33 Tahun 2004:
1. Penerimaan Daerah dalam pelaksanaan
Desentralisasi terdiri atas Pendapatan
Daerah dan Pembiayaan.
2. Sumber Pendapatan Daerah :
a. Pendapatan Asli Daerah;
b. Dana Perimbangan; dan
c. Lain-lain Pendapatan.
3. Pembiayaan bersumber dari:
a. sisa lebih perhitungan anggaran Daerah;
b. penerimaan Pinjaman Daerah;
c. Dana Cadangan Daerah; dan
d. hasil penjualan kekayaan Daerah yang
dipisahkan.
PENDAPATAN ASLI DAERAH
bersumber dari:
a. Pajak Daerah;
b. Retribusi Daerah;
c. hasil pengelolaan kekayaan Daerah
yang dipisahkan; dan
d. lain-lain PAD yang sah.
Lain2 Pendapatan yang sah
a. hasil penjualan kekayaan Daerah
yang tidak dipisahkan;
b. jasa giro;
c. pendapatan bunga;
d. keuntungan selisih nilai tukar rupiah
terhadap mata uang asing; dan
e. komisi, potongan, ataupun bentuk lain
sebagai akibat dari penjualan
dan/atau pengadaan barang dan/atau
jasa oleh Daerah.
DANA PERIMBANGAN
Terdiri dari :
a. Dana Bagi Hasil;
b. Dana Alokasi Umum; dan
c. Dana Alokasi Khusus.
DANA BAGI HASIL
1. Dana Bagi Hasil bersumber dari pajak dan sumber daya alam.
2. Dana Bagi Hasil yang bersumber dari pajak sebagaimana
dimaksud pada poin 1 terdiri atas:
a. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB);
b. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB);
dan
c. Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 25 dan Pasal 29 Wajib Pajak
Orang Pribadi Dalam Negeri dan PPh Pasal 21.
3. Dana Bagi Hasil yang bersumber dari sumber daya alam berasal
dari:
a. kehutanan;
b. pertambangan umum;
c. perikanan;
d. pertambangan minyak bumi;
e. pertambangan gas bumi; dan
f. pertambangan panas bumi.
STRUKTUR APBD DAN APBN
Dua sisi :
1. Penerimaan
– Penerimaan rutin terdiri dari :
• Pendapatan Asli Daerah Sendiri (PADS) :
pajak daerah,dan retribusi daerah,
penerimaan lain yang sah (seperti biaya
perijinan, hasil dari kekayaan daerah,
dsb).
• Bagi hasil pajak dan bukan pajak
• Bagian dari sumbangan dan bantuan.
2. Penggeluraan
– Pengeluaran rutin
• gaji pegawai
• belanja barang
• pembiayaan kepala daerah dan DPRD
– Pengeluaran pembangunan
• pembangunan sektor-sektor : misal
transportasi, lingkungan, pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai