LIPID
RAMDHANI ANDRIANSYAH AHMAD
UNIVERSITAS AL IHYA KUNINGAN
LIPID
LIPID
Komponen yang mudah lama pada pelarut organik yang
cenderung non-polar seperti etanol, ether dan
kloroform, namun terdapat beberapa golongan lipid
yang pada pelarut polar.
Lipid adalah senyawa organik berminyak atau berlemak
yang tidak larut di dalam air akan tetapi larut dalam
pelarut lemak.
Senyawa biomolekul yang larut dalam pelarut non polar
(kloroform, eter, benzena, dsb)
UNIVERSITAS AL IHYA KUNINGAN
LIPID
ASAM LEMAK
Asam lemak merupakan asam karboksilat yang memiliki panjang karbon yang
bervariasi, dan tidak memiliki rantai cabang.
Asam lemak merupakan sekelompok senyawa hidrokarbon yang berantai panjang
dengan gugus karboksilat pada ujungnya.
8
Struktur umum asam lemak:
Kepala : hidrofilik
Ekor : hidrofobik
Sehingga asam lemak dikatakan mempunyai sifat amfipatik
9
Asam Lemak Jenuh
Nama Rumus
Asam butirat C3H7COOH
Asam kaporat C5H11COOH
Asam palmitat C15H31COOH
Asam stearat C17H35COOH
Asam Lemak Tidak Jenuh
Nama Rumus
Asam oleat C17H33COOH
Asam linoleat C17H31COOH
Asam linolenat C17H29COOH
UNIVERSITAS AL IHYA KUNINGAN
LIPID
Oksigen singlet terbentuk dari oksigen triplet melalui beberapa tahap reaksi. Pada
tahap awal, adanya sensitizer (1Sen) seperti zat warna krofil pheophytin,
porphyrin, riboflavin, myoglobin, dan pewarna buatan pada makanan, dalam
kondisi ground state atau tingkat energi rendah.
Setelah menyerap energi dari sinar ultraviolet, terbentuk sensitizer singlet
tereksitasi (1Sen*). Melalui persilangan antar-sistem, moleku sensitizer singlet
tereksitasi dapat berubah menjadi molekul sensitize triplet tereksitasi ( 3Sen*).
Selanjutnya, 3Sen* bereaksi dengan oksigen triplet membentuk oksigen singlet
(Min dan Boff, 2002). Oksigen singlet dapat segera bereaksi dengan asam lemak
(RH), menginisiasi reaks oksidasi.
UNIVERSITAS AL IHYA KUNINGAN
LIPID
ANTIOKSIDAN PANGAN
SUMBER DAN MEKANISME REAKSI
ANTIOKSIDAN PANGAN
SUMBER DAN MEKANISME REAKSI
ANTIOKSIDAN PRIMER
• Adl zat yang dapat menghentikan reaksi
berantai pembentukan radikal yang
melepaskan hidrogen
• Antioksidan alam:
→ tokoferol, lesitin, fosfatida, sesamol,
gosipol, asam askorbat
UNIVERSITAS AL IHYA KUNINGAN
LIPID
ANTIOKSIDAN SINTETIK
Syarat:
1. Tidak berbahaya bagi kesehatan
2. Tidak menimbulkan warna yang tidak
diinginkan
3. Efektif pada konsentrasi rendah
4. Larut dalam lemak
5. Mudah di dapat, ekonomis
6. Penggunaan pada bahan makanan harus
dicantumkan
UNIVERSITAS AL IHYA KUNINGAN
LIPID
ANTIOKSIDAN SINTETIK
ANTIOKSIDAN PANGAN
SINERGISME
ANTIOKSIDAN PANGAN
PENGUKURAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN
Metode DPPH
DPPH (≤ ɑ,ɑ-diphenyl-ꟗ-picrylhydrazyl) merupakan senyawa radikal
organik nitrogen yang stabil, yang memberikan efek warna ungu.
Senyawa radikal sintetik ini merupakan metode sederhana yang
digunakan sebagai petunjuk awal bahwa suatu komponen atau
ekstrak memiliki aktivitas antioksidan. Pengujian didasarkan pada
pengukuran kemam- puan pereduksian terhadap radikal DPPH.
Pengukuran dapat dilakukan dengan electron spin resonance (EPR)
atau dengan pengukuran penurunan absorbansi (Prior dkk, 2005).
UNIVERSITAS AL IHYA KUNINGAN
LIPID
ANTIOKSIDAN PANGAN
PENGUKURAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN
ANTIOKSIDAN PANGAN
PENGUKURAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN
EMULSI
Suatu komponen yang memiliki sifat polaritas yang berbeda tidak
dapat saling melarutkan dan tidak bercampur, seperti air dan
minyak. Kedua komponen tersebut dapat ditemukan berada dalam
satu sistem dan tidak saling terpisah seperi santan dan susu. Susu
sebagian besar tersusun atas air dan sedikit minyak, namun tidak
tampak adanya minyak di atas permukaan susu. Gambaran tersebut
merupakan bahan pangan berbasis emulsi.
Emulsi adalah dispersi suatu cairan dalam cairan lain yang tidak
saling melarutkan namun berada dalam satu sistem. Bahan pangan
emulsi terdiri atas tiga fase yaitu pendispersi, terdispersi, dan
emulsifier. Kom- ponen pendispersi merupakan komponen yang
lebih banyak jumlahnya, sedangkan terdispersi merupakan
komponen yang berjumlah kecil.
UNIVERSITAS AL IHYA KUNINGAN
LIPID
MODIFIKASI MINYAK
Modifikasi minyak dilakukan untuk mendapatkan suatu produk dengan sifat dan kimia tertentu.
Produk pangan seperti margarin diper oleh dari tanaman dalam bentuk minyak. Dengan beberapa
tahapan pengolahan, minyak dimodifikasi sehingga bentuknya berubah dari car menjadi semi-padat.
Sifat fisik minyak, padat atau cair, ditentukan oleh tiga faktor, yaitu
1) Panjang rantai karbon asam lemak penyusunnya. Makin panjang rantai karbon suatu asam lemak,
semakin tinggi titik cairnya. Butirat yang memiliki karbon sebanyak 4, mencair pada suhu -7,9°C. Kaproat
(6 atom C) mencair pada suhu 16,5°C, kaprilat (8 atom C) mencair pada suhu 44°C, dan stearat dengan 18
atom C, titik cairnya 64,6°C. Artinya pada suhu kamar, butirat mudah menguap menjadi gas, sedangkan
kaprilat dan stearat pada suhu kamar berbentuk padat.
2) Kejenuhan asam lemak penyusunnya. Stearat, linoleat, dan lino- lenat memiliki atom karbon dalam
jumlah yang sama, yaitu 18, namun dan linolenat merupakan asam lemak tak jenuh, sedangkan stearat
merupakan asam lemak jenuh. Implikasinya adalah pada suhu kamar stearat berbentuk padat, sedangkan
linoleat dan linolenat berbentuk cair.
3) Distribusi asam-asam lemak penyusun trigliserida. Trigliserida tersusun atas 3 asam lemak. Asam
lemak ke-1 dan ke-3 berada pada posisi terluar mengapit asam lemak ke-2. Jika asam lemak tak jenuh
penyusun trigliserida berada pada posisi terluar, maka minyak cenderung berbentuk cair pada suhu
kamar. Namun jika berada pada posisi ke-2, diapit oleh asam-asam lemak jenuh, cenderung berbentuk
padat.
UNIVERSITAS AL IHYA KUNINGAN
LIPID
Kadar minyak pada bahan pangan dapat diukur menggunakan metode ekstraksi Soxhlet. Metode ini
merupakan metode analisis proksimat karena didasarkan pada prinsip ekstraksi minyak menggunakan
pelarut non-polar Beberapa pelarut yang sering digunakan yaitu eter, hexana methanol, dan propanol.
Metode ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dari metode ini adalah prosedurnya
sederhana, serta menggunakan pelarut da lam jumlah sedikit namun cukup efektif dalam mengekstrak
minyak. Sedangkan kekurangan atau kelemahan dari metode ini adalah kom- ponen lain selain minyak,
seperti vitamin E, karotenoid, dan berbagai komponen minor yang larut dalam pelarut non-polar ikut
terekstrak dan terukur sebagai kadar minyak.
Bahan yang diukur kadar minyaknya berada dalam kondisi kering dan dihaluskan untuk memudahkan
proses pemisahan minyak dari bahan pangan. Jika bahan pangan dalam kondisi basah atau lembab,
terlebih dahulu dikeringkan. Air yang berlebih pada bahan pangan dapat meng hambat interaksi pelarut
dengan minyak yang terdapat dalam bahan pangan, sehingga proses ekstraksi menjadi terhambat.
SOAL!
1. Ilustrasikan struktur asam lemak jenuh dan
asam lemak tidak jenuh!
2. Terangkan struktur kimia dari minyak!
3. Gambarkan tahapan reaksi oksidasi asam
lemak!
4. Ilustrasikan mekanisme pengukuran
antioksidan menggunakan metode DPPHI!
5. Jelaskan tipe-tipe emulsi!