Disusun Oleh :
PROGRAM MAGISTER
ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2016
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui karakteristik produk untuk dikemas
2. Untuk mengetahui jenis-jenis bahan pengemas (jenis-jenis kemasan)
3. Untuk mengetahui desain grafis dan labeling kemasan
4. Untuk mengetahui proses pencetakan kemasan
5. Untuk mengetahui fungsi pemasaran dan siklus produksi
6. Untuk mengetahui kebijaksanaan harga dan Distribusi Pemasaran
7. Untuk mengetahui penelitian pasar untuk kemasan
8. Untuk mengetahui promosi dari kemasan
9. Untuk mengetahui pengaruh kemasan terhadap lingkungan
BAB II
PEMBAHASAN
Pengemasan susu segar dilakukan secara aseptik sejak awal tahun 1960 an.
Secara umum disebut sebagai sistem "Tetra -Pack" adalah digunakan sebelum
sterilisasi dan pengisian. Aluminium foil adalah suatu bagian lapisan fleksibel
untuk mencegah terhadap sinar dan gas. Susu sapi dipanaskan dengan suhu awal
73,8 i 85°C kemudian secara Cepat dinaikkan sampai suhu 140,5 -148,8°C. Hal
ini akan bertahan pada suhu akhir selama 2 sampai 4 detik dan kemudian dengan
segera didinginkan. Kemudian dilakukan pengemasan dengan kondisi kamar yang
steril, jika tidak dilakukan pendinginan, produk dalam pengemas ini mempunyai
ketahanan paling sedikit 3 bulan. Sedangkan jika dilakukan dengan pendinginan,
maka daya tahannya menjadi 1 tahun. Brik-Pack digunakan untuk pengemas susu
secara aseptik sejak tahun 1968. Dalam jumlah 50% dipasarkan di Jerman dan
Italia dan 35% di Switzerland.
Keju yang mempunyai kadar air rendah (30%), bertekstur sangat keras,
diperam dengan bakteri
Contoh: Keju Saps ago, Romano, Parmesan.
Keju yang mempunyai kadar air sedang (38%), bertekstur keras, diperam
dengan bakteri contohnya keju cheddar, Gouda, Edam, Provolone.
Keju yang mempunyai kadar air 45%, keju yang bertekstur setengah lunak
contohnya (diperam dengan bakteri dan mikroorganisme-mikroorganisme
Hard, Trappist, Limburger, Brick (diperam dengan bakteri), Roquefort
(diperam dengan jamur biru)
Keju yang mempunyai kadar air tinggi (50-80%), bertekstur lunak contohnya
Camembert, (yang tidak diperam) Cottage, Cream, Neufchatel, Ricotta,
Mysost.
Pada akhir tahun 1920 an selopan digunakan sebagai pembungkus roti bagian
luar. Problem utama dititik beratkan pada pelapisan pengemas, biaya yang tinggi
dan penanganan yang sangat sulit. Tahun 1956 kertas berlapis lilin dan selopan
tanpa modifikasi juga mulai digunakan. Perkembangan dimulai tahun 1930 yang
terus dilakukan perbaikan mutu selopan sebagai pembungkus roti.
Plastik selopan yang berlapis terdiri dari jenis plastik yang mempunyai
sifat dapat mempertahankan kadar air banyak digunakan. Ketahanan kadar air
diberikan pada produk dengan pengemas tersebut, sehingga produk yang dikemas
tidak mudah mengalami kekeringan. Penggunaan bahan I pengemas ini sudah
dilakukan pada tahun 1930-1955 terutama sebagai pembungkus roti. Roti yang
dibungkus dengan pengemas ini mempunyai harga yang tinggi, karena selain
tahan terhadap kadar 1 air pengemas ini dapat mempertahankan tekstur dengan
baik.
Polipropilen mempunyai sifat lebih transparan dari pada polietilen dan lebih
kaku sehingga dapat digunakan sebagai pengemas dengan menggunakan mesin.
Namun polipropilen ini mempunyai kecenderungan rusak pada suhu rendah yang
disebabkan oleh distribusi produk. Awal kerusakan plastik ini terjadi pada suhu (-
17,7°C) dan pada suhu lebih kecil. Beberapa usaha dilakukan untuk memperbaiki
kekurangan ini.
Kematangan roti ditandai dengan lapisan kulit paling luar menjadi kering
dan dibagian dalam masih mempunyai kadar air cukup tinggi. Banyak macam roti
yang namanya sering disesuaikan dengan bahan dasar atau isi dari rotinya, misal
roti jagung dibuat dari tepung jagung, roti coklat terbuat dari campuran tepung
gandum dan coklat, roti daging yaitu roti yang didalamnya berisi daging, roti selai
yaitu roti yang di dalamnya berisi selai dan lain sebagainya.
Lebih dari 70% roti'dibuat dari tepung gandum tanpa substitusi tepung
lain, sedang 30% lainnya dibuat dari tepung gandum yang sebagian disubstitusi
dengan tepung lain seperti tepung jagung, tepung kedele dan lain sebagainya.
Lebih dari 80% roti , yang dibuat ditambahkan vitamin untuk I memperkaya
kandungan roti yang dihasilkan.
Pengemas roti yang paling baru adalah menggunakan plastik berkerut. Roti-
roti lunak cenderung tidak menggunakan plastik berkerut. Perkembangan terakhir
memungkinkan roti dapat dikemas dengan pengemas berkerut tanpa
penyimpangan dari bentuk semula bila dikenakan air panas pada dasar pengemas.
Plastik PVC merupakan jenis plastik baru yang digunakan sebagai
pengemas roti.Plastik berkerut PVC merupakan pengemas yang mempunyai
keliatan yang baik untuk roti yang mempunyai lapisan kulit yang keras.
Pengemasan roti yang lebih baru lagi dilakukan dengan menggunakan cara
pencetakan pada kantong. Kualitas yang tinggi adalah mempunyai banyak warna
yang dapat dicetak pada kantong roti.
Roti manis yang diisi bermacam-macam jenis isian seperti daging, selai
nanas, kismis, coklat dan lain sebagainya, dibungkus dengan menggunakan mesin
pembungkus otomatis. Penggunaan mesin otomatis ini dapat memberikan 500
kantong roti (jenis polietilen) dan dapat mengurangi perubahan-perubahan yang
tidak diinginkan. Mesin kantong plastik polietilen sekaligus dapat ditutup secara
otomatis mempunyai ketebalan 0,00254 cm dengan laju pembuatannya 15
pengemas per menit. Mesin lain mempunyai kecepatan yang lebih tinggi terus
dikembangkan
Beberapa roti dikemas dalam aluminium foil. Pada umumnya digunakan
kombinasi lapisan kertas -lilin-foil atau kertas-lilin-kertas-lilin-foil. Penutupan
dengan panas dicapai dengan pelelehan lilin yang terjadi melalui lubang kemasan.
Roti dapat secara cepat dilakukan pembekuan dan dijual dalam kondisi
makanan beku. Hal ini merupakan cara untuk memudahkan persediaan dan
kenyamanan. Setelah roti dipanggang, kemudian dikemas dalam selopan atau
polietilen dan segera dilakukan pembekuan. Pembungkusan dilakukan serapat
mungkin untuk mencegah terjadinya kekeringan. Roti ini kemudian dijual dengan
menggunakan karton yang dapat dicetak tinta sebagai pembungkus luar. Daya
tahan dengan pembungkus ini mencapai 3 bulan. Banyak madam jenis polietilen
digunakan sebagai pengemas dalam bentuk roli yang dijual dalam kantong bertali
rangkap sebagai variasi dalam penyimpanan beku.
2.1.3 Permen
Permen merupakan kombinasi dari satu bahan dasar berupa gula dengan
bahan tambahan berupa kacang, pati, susu, lemak coklat, gelatin dan flavor.
Secara luas penggunaan bahan ( tambahan ini adalah untuk mendukung flavor,
warna, aroma, tekstur dan stabilitas permen. Kadang-kadang ditambahkan pula
komponen yang kontras dengan kemanisan seperti buah yang masam atau kacang.
Permen dengan penambahan pemanis buatan berkalori rendah, merupakan permen
modern.
Ada beberapa macam permen. Permen keras adalah permen yang sebagian
besar dibuat dari gula. Gula dilarutkan dalam air dan dididihkan dengan atau
tanpa vakum sampai konsentrasi yang diinginkan. Penambahan bahan tambahan
seperti pewarna dan flavor ditambahkan pada saat pendinginan, kemudian segera
dilakukan pencetakan dalam cetakan permen.
Pada jenis ini mempunyai tekanan uap relatif lebih kecil dari 30%. Hal ini
akan menyebabkan permukaan permen menjadi keras dan kaku, sehingga permen
ini memerlukan pengemas yang mempunyai penghalang terhadap kadar air .
Permen dengan kekerasan sedang (chewy) biasanya menggunakan, karamel yaitu
campuran dari gula dan glukosa yang dididihkan bersama dengan penambahan
warna dan flavor dan beberapa lemak, emulsifier dan untuk mencegah permen
dari kekerasan. Pada jenis permen ini mempunyai tekanan uap relatif 68 sampai
84%, yang mana tekanan ini lebih tinggi dari pada tekanan atmosfir. sehingga
menyebabkan produk cenderung menjadi kering. Pengemas yang diperlukan pada
permen ini adalah pengemas yang mempunyai permeabilitas tinggi. Sedangkan
permen lunak dibuat dengan menggunakan cream gula seperti pada permen jenis
keras tetapi menggunakan air lebih banyak.
Susu biasanya ditambahkan dalam jenis permen kekerasan sedang (chewy),
demikian juga flavor, buah, kacang atau produk-produk sayur dapat juga
ditambahkan untuk menambah keenakan pada permen. Tekanan uap relatif pada
permen jenis ini bervariasi dari 51 sampai 66%. Pada permen jenis ini cenderung
tidak segera menjadi kering, sehingga pengemas yang diperlukan adalah penge-
mas yang mempunyai sedikit perlindungan terhadap kadar air.
Pengemasan permen tergantung pada beberapa faktor yaitu kandungan air
permen dan kerentanannya terhadap air, kerapuhan, kerentanan terhadap
ketengikan terutama untuk permen yang mengandung mentega atau kacatig,
kerentanan lapisan coklat, kerentanan terhadap kehilangan aroma atau warna dan
keperluan perlindungan terhadap kerusakan serta pencegahan adanya insekta atau
hewan- hewan kecil perusak.
A. Kerusakan Permen
Buah-buahan dan kacang sering digunakan sebagai komponen permen.
Kacang'merupakan komponen yang mengandung lemak yang cukup tinggi,
sehingga kacang sangat sensitif terhadap ketengikan yang disebabkan proses
oksidasi. Di samping itu kacang dan buah mempunyai kadar air yang tinggi.
Kadar air ini akan mendorong pertumbuhan jamur sehingga apabila hal ini terjadi,
maka permen akan kehilangan flavor. Kadar air kacang minimum adalah 2%,
namun demikian kadar air 3,5% masih bisa diterima. Jika kacang mengandung
kadar air lebih dari 5,5% sampai 6%, maka produk menjadi lembab dan tidak
akan mempunyai daya simpan yang panjang. Jika jamur tipe Aspergillus
berkembang pada kondisi penyimpanan yang memungkinkan untuk berkembang,
maka produk dikatakan berbahaya karena tipe jamur ini merupakan aflatoksin
yaitu suatu jamur yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Namun demikian bukti
aflatoksin berbahaya bagi manusia belum ada, hanya terbukti pada hewan seperti
kalkun, bebek, tikus, anjing akan menyebabkan kanker hati yang sangat
berbahaya. Untuk alasan ini sejumlah aflatoksin diijinkan untuk kacang atau biji
sereal sebatas pada jumlah yang diijinkan oleh Food and Drug Administration
(FDA). Oleh karena itu pada beberapa negara seperti Brazil selalu mengadakan uji
aflatoksin pada kacang yang akan dieksport.
Penyimpanan pada suhu dingin akan memperlambat perkembangan
ketengikan kacang. Untuk daya simpan yang ideal, bahan pengemas harus
mempunyai sifat permeabilitas oksigen yang tinggi dan pengemasan produk
dilakukan secara vakum atau dengan ditiupkan gas nitrogen serta suhu
pendinginan dipertahankan serendah mungkin. Namun demikian pada kadar air
rendah kacang akan menjadi rapuh. Oleh karena itu pengemas harus dapat
melindungi kacang terhadap kerusakan fisik selama proses penanganan.
Sinar ultraviolet akan mempercepat ketengikan yang disebabkan oksidatif
lemak dan minyak yang tidak jenuh. Oleh karena itu kacang harus dikemas
dengan pengemas yang tidak dapat ditembus cahaya.
2. Kemasan Kertas
Selain untuk media komunikasi atau media cetak, kertas digunakan menjadi
bahan pengemas.Pada abad ke 19 kertas menggantikan peranan kemasan dari
tanah liat, gelas dan kaleng. Pada abad ke 19 itu pula karton mulai berkembang
dalam bentuk kantong kertas dan kardus.Kotak kertas yang dibuat pada sekitar
tahun 1840 membutuhkan banyak lem karena banyak potongan yang perlu
direkat. Penggunaannya terbatas untuk barang-barang mewah (Syarief,1989).
Jenis-jenis kertas kemudian lebih beragam mulai dari kertas karton, kertas
tulis, kraft,kertas label,kertas tahan minyak (lemak),hingga berbagai jenis karton.
Secara berangsur-angsur sebagai bahan kemas, kemasan kertas mendapat saingan
dari bahan kemas lain terutama plastik.Kertas dan karton dapat dibuat lembaran –
lembaran dan gulungan, karena itu memungkinkan untuk dilakukan proses
laminasi sehingga kertas banyak dikombinasikan dengan bahan lain yang kedap
udara dan tahan air.
Kertas “kraft” : kertas yang dibuat dari bubur sulfat dan kayu kraft (yang
berasal dari Swedia dan Jerman). Memiliki sifat yang lebih kuat dari kertas
Glassine, sehingga bahan pangan yang dibungkus dengan kertas ini akan tetap
kering lebih-lebih bila permukaannya dilem dengan resin. Kertas ini biasanya
digunakan untuk mengemas keju di Negara-negara Eropa.
Kantung kertas merupakan salah satu kemasan tertua yang masih tetap
popular.Sedangkan amplop adalah kantung kertas yang mempunyai bentuk
khusus,sangat umum digunakan untuk pembungkus surat. Kedua jenis
pembungkus ini dinilai cukup murah, baik harganya maupun ongkos untuk
pengangkutannya. Mempunyai rasio bobot (perbandingan antara berat kemasan
dengan berat produk yang dikemas) yang rendah. Seperti juga amplop, kantung
kertas dapat dibedakan atas beberapa jenis rempah dan berbagai jenis tepung
(Syarief,1989).
Karton lipat merupakan jenis pengemas yang popular karena mempunyai
sifat praktis, murah dan mudah dilipat sehingga hanya memerlukan sedikit ruang
dalam pengangkutan dan penyimpanan. Demikian pula dalam pencetakan dan
penggrafiran dapat dilakukan untuk meningkatkan penampilan produk.Pemakaian
yang luas dari jenis kemasan ini disebabkan oleh banyaknya variasi dalam hal
model, bentuk dan ukuran dengan karakteristik yang khusus. Dalam perdagangan
karton lipat dikenal dengan nama FC (Folding Carton).
3. Kemasan Logam
Beberapa keuntungan dari kemasan logam (kaleng) untuk makanan dan
minuman yaitu mempunyai kekuatan mekanik yang tinggi,mempunyai sifat
sebagai barrier yang baik khususnya terhadap gas,uap air,jasad renik,debu dan
kotoran sehingga cocok untuk kemasan hermitis. Disamping itu walaupun
mempunyai resiko adanya pengikisan atau migrasi unsur-unsur logam,akan tetapi
tosisitasnya relatif rendah,tahan terhadap perubahan atau keadaan suhu yang
ekstrim dam mempunyai permukaan yang ideal untuk pemberian dekorasi dalam
labeling.
4. Kemasan Plastik
Penggunaan plastik dalam pengemasan sebenarnya sangat terbatas
tergantung dari jenis makanannya. elemahan plastik adalah tidak tahan panas,
tidak hermetis (plastik masih bisa ditembus udara melalui pori-pori plastik), dan
mudah terjadi pengembunan uap air didalam kemasan ketika suhu turun.
Penggunaan plastik sebagai kemasan dapat berupa kemas bentuk (flexible) atau
sebagai kemas kaku. Makanan padat yang umumnya memiliki umur simpan
pendek atau makanan yang tidak memerlukan perlindungan yang hebat dikemas
dengan kemasan bentuk. Akan tetapi makan cair dan maka padat yang
memerlukan perlindungan yang kuat perlu dikemas dengan kemasan kaku dalam
bentuk botol,jerigen,kotak atau bentuk lainnya (Suryati dan Setiawan ,1987).
Berbagai jenis kemasan bentuk muncul dengan pesat seperti
polietilen,polipropilen,polyester nilon dan film vinil. Sebagai bahan pengemas
,plastik dapat digunakan dalam bentuk tunggal,komposit atau berupa lapisan –
lapisan (multi lapis)dengan bahan lain (kertas,aluminium foil ). Kombinasi
tersebut dinamakan laminasi yang diproses baik dengan cara laminasi akstrusi
maupun laminasi adhesif. Dengan demikian kombinasi dari berbagai ragam
plastik dapat menghasilkan ratusan jenis kemasan.
Berdasarkan sifat-sifatnya terhadap perubahan suhu maka plastik dapat
dibagi dua, yaitu :
a. Termoplastik : meleleh pada suhu tertentu, melekat mengikuti perubahan
suhu,dan mempunyai sifat dapat balik (reversible) kepada sifat
aslinya,yaitu kembali mengeras bila didinginkan.
b. Termoset atau Termodursinable : tidak dapat mengikuti perubahan suhu,
bila sekali pengerasan telah terjadi maka bahan tidak dapat dilunakkan
kembali (non reversible).Pemanasan yang tinggi tidak akan melunakkan
termoset melainkan akan membentuk arang dan terurai,karena sifatnya
yang demikian sering digunakan sebagai tutup ketel,eperti jenis-jenis
melamin.
3. Warna
Warna kemasan merupakan hal pertama yang dilihat konsumen (eye
catching) mungkin mempunyai pengaruh yang terbesar untuk menarik konsumen.
Pengaruh utama dari warna adalah menciptakan reaksi psikologis dan fisiologis
tertentu, yang dapat digunakan sebagai daya tarik dari disain kemasan.
Sehubungan dengan kesan fisilogis atau psikologis maka ada dua 2
golongan warna yang dikenal, yaitu :
a. Warna panas (merah, jingga, kuning), dihubungkan dengan sifat spontan,
meriah, terbuka, bergerak dan menggelisahkan), warna panas disebut
extroverted colour.
b. Warna dingin (hijau, biru dan ungu), dihubungkan dengan sifat tertutup,
sejuk, santai, penuh pertimbangan, sehingga disebut introverted colour.
Kesan psikologis dan fisilogis dari masing-masing warna antara lain adalah:
Diketahui bahwa rata-rata tiap orang mengenal 18-20 warna. Warna tersebut
menyebabkan barang-barang terjual dengan baik di pasaran. Warna-warna yang
sederhana lebih mudah diingat dan memiliki kekuatan besar dalam menstimulasi
penjualan, sementara warna-warna aneh dan eksotis cepat dilupakan dan biasanya
berpengaruh kecil di pasaran.
Pemilihan warna oleh konsumen sangat sukar ditentukan. Hal ini
dipengaruhi oleh banyak faktor lingkungan dan budaya, karena pemilihan warna
tidak pernah tetap, tetapi senantiasan berubah. Faktor-faktor yag menenukan
pemilihan warna diantaranya adalah kondisi ekonomi, tingkat umur, jenis
kelamin.
Kondisi ekonomi seseorang dapat mempengaruhi pemilihannya terhadap
warna. Warna cerah dan riang lebih populer pada waktu-waktu resesi dan
warnawarna konservatif dipilih pada waktu-waktu sukses.
Pemilihan warna juga beragam untuk tiap tingkatan umur. Anak-anak kecil
di bawah usia 3 tahun menyukai warna merah, dari usia 3-4 tahun menyukai
kuning. Anak-anak muda menyukai warna-warna lembut dan yang lebih tua
menyukai warna meriah, walaupun sebagian merasa terbatas dan menentukan
warna yang lebih konservatif.
Jenis kelamin juga berperan dalam pemilihan warna, wanita umumnya
menyukai warna merah, sedangkan pria cenderung menyukai warna biru.
Warna pada kemasan dapat berfungsi untuk :
a. Menunjukan ciri produk
Warna kemasan dapat menunjukkan karakteristik produk yang dikemasnya.
Warna pink atau merah jambu sering digunakan untuk produk-produk kosmetika,
warna hijau yang terpadu dalam kemasan permen menunjukkan adanya flavor
mint. Kombinasi biru dan putih pada air mineral atau pasta gigi memberi kesan
bersih dan higenis.
Warna juga berhubungan erat dengan rasa pada makanan, seperti :
1. Merah dapat berarti pedas atau mungkin rasa manis
2. Kuning menunjukkan rasa asam
3. Biru dan putih umumnya menunjukkan rasa asin
4. Hitam diartikan pahit
b. Diferensiasi Produk
Warna dapat menjadi faktor terpenting dalam memantapkan identitas
produk suatu perusahaan, seperti warna kuning pada produk Eastman Kodak.
Warna sering digunakan sebagai salah satu cara untuk melakukan diferensiasi
produk lini, seperti pada kosmetika.
c. Menunjukan Kualitas Produk
Warna dapat disosialisasikan dengan kualitas suatu produk, seperti warna
emas, maroon dan ungu sering dikaitkan sebagai produk mahal dan simbol status,
sedangkan untuk produk-produk murah atau produk konsumsi masa sering
ditunjukkan dengan warna kuning.
Persyaratan yang diperlukan untuk memilih warna dalam pengemasan dan
pemasaran adalah sebagai berikut :
Warna kemasan hendaknya menarik, merangsang rasa, pandangan dan
penciuman dengan penampilan visualnya sehingga menimbulkan minat
pembeli.
Warna yang digunakan diharapkan mempunyai nilai yang baik untuk
diingat. Dapat menunjang ingatan dan pengakuan yang baik akan jenis
atau produk tersebut. Karena kemampuan seseorang untuk
mengidentifikasi warna-warna tertentu dapat menurunkan
kemampuannya untuk mengingat produk tersebut, maka penggunaan
warna-warna yang eksotis dan tidak layak harus dihindari.
Untuk penjualan secara swalayan, kisaran warna harus dibatasi. Warna-
warna murni yang cerah biasanya lebih disukai. Untuk penjualan
dengan menggunakan pelayanan dan penjualan ”door to door”, ukuran
kisaran warna yang lebih luas dapat digunakan. Seperti halnya warna
cerah, warna-warna murni memiliki nilai emosional tertinggi dan harus
digunakan pada penjualan secara swalayan. Warna-warna tenang dan
lembut dapat digunakan dan mempunyai pengaruh yang baik untuk
benda-benda yang mahal yang tidak dijual secara swalayan.
Warna dipilih untuk menarik perhatian pembeli. Jenis kelamin, status
ekonomi, kelompok umur, lokasi geografis dan faktor-faktor lain yang
akan membantu dalam penentuan warna yang menarik untuk digunakan
pada berbagai situasi pemasaran.
Warna-warna kemasan tidak hanya harus menciptakan atau
menimbulkan minat dalam penyaluran dalam jumlah besar, tapi juga
harus disenangi di rumah tangga.
Diperlukan suatu seleksi yang teliti tentang jenis dan intensitas
penerangan di toko atau tempat-tempat yang digunakan untuk barang
atau bahan pangan yang dikemas. Lampu penerangan berpengaruh
nyata terhadap warna-warna kemasan. Warna kemasan dapat berubah
atau menyimpang jika dipandang di bawah pengaruh dua warna cahaya
yang berbeda.
Warna kemasan harus dapat mencirikan bagian-bagian kemasan.
Bagian kemasan yang perlu diperlihatkan lebih tajam dapat diberi
warna yang dominan.
4. Cetakan Kemasan
Pada kemasan sering dituliskan isi dari kemasan dan cara penggunaannya.
Cetakan yang sederhana, jelas, mudah dibaca dan disusun menarik pada disain
kemasan dapat membantu memasarkan produk, Hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam menampilkan cetakan pada kemasan adalah :
a. Tata letak (lay out). Tulisan pada permukaan kemasan hendaknya mudah
dibaca. Informasi dasar yang ditampilkan pada bagian muka meliputi
identitas perusahaan atau merk, nama produk dan deskripsinya, manfaat
untuk konsumen, dan keperluan-keperluan hukum. Bagian belakang atau
bagian dalam kemasan dapat digunakan lebih bebas.
b. Huruf. Huruf besar atau huruf kapital memudahkan untuk dibaca daripada
huruf kecil, dan huruf yang ditulis renggang lebih mudah dibaca daripada
huruf yang ditulis rapat. Penggunaan huruf-huruf untuk memberi informasi
pada label kemasan hendaknya cukup jelas. Kata-kata dan kalimatnya harus
singkat agar mudah dipahami. Bentuk huruf dan tipografi tidak saja
berfungsi sebagai media komunikasi, tapi juga merupakan dekorasi
kemasan. Oleh karena itu huruf-huruf yang digunakan harus serasi. Dalam
beberapa kasus, yaitu pada penjualan barang tidak secara swalayan, sifat
kemudahan untuk dibaca dapat diabaikan.
c. Komposisi standar dan proporsi masing-masing komponen produk
hendaknya ditampilkan dengan warna yang mudah dibaca, seperti tidak
menggunakan warna kuning atau putih pada dasar yang cerah.
d. Bentuk permukaan. Cetakan pada permukaan yang datar lebih mudah
dibaca daripada cetakan pada permukaan yang bergelombang.
2.4 Labelling
Label atau disebut juga etiket adalah tulisan, tag, gambar atau deskripsi lain
yang tertulis, dicetak, distensil, diukir, dihias, atau dicantumkan dengan jalan
apapun, pada wadah atau pengemas. Etiket tersebut harus cukup besar agar dapat
menampung semua keterangan yang diperlukan mengenai produk dan tidak boleh
mudah lepas, luntur atau lekang karena air, gosokan atau pengaruh sinar matahari.
Berdasarkan Undang-Undang RI No. 7 tahun 1996 yang dimaksud dengan
label pangan adalah setiap keterangan mengenai pangan yang berbentuk gambar,
tulisan, kombinasi keduanya, atau bentuk lain yang disertakan pada pangan,
dimasukkan ke dalam, ditempelkan pada, atau merupakan bagian kemasan
pangan. Pada Bab IV Pasal 30-35 dari Undang-Undang ini diatur hal-hal yang
berkaitan dengan pelabelan dan periklanan bahan pangan.
Tujuan pelabelan pada kemasn adalah :
- Memberi informasi tentang isi produk yang diberi label tanpa harus
membuka kemasan
- Sebagai sarana komunikasi antara produsen dan konsumen tentang hal-hal
dari produk yang perlu diketahui oleh konsumen , terutama yang kasat mata
atau yang tidak diketahui secara fisik.
- Memberi peunjuk yang tepat pada konsumen hingga diperolej fungsi produk
yang optimum
- Sarana periklanan bagi konsumen
- Memberi rasa aman bagi konsumen
a. Nama Produk
Disamping nama bahan pangannya, nama dagang juga dapat dicantumkan.
Produk dalam negeri ditulis dalam bahasa Indonesia, dan dapat ditambahkan
dalam bahasa Inggris bila perlu. Produk dari luar negeri boleh dalam bahasa
Inggris atau bahasa Indonesia.
b. Daftar Bahan yang digunakan
Ingradien penyusun produk termasuk bahan tambahan makanan yang
digunakan harus dicantumkan secara lengkap. Urutannya dimulai dari yang
terbanyak, kecuali untuk vitamin dan mineral. Beberapa perkecualiannya adalah
untuk komposisi yang diketahui secara umum aau makanan dengan luas
permukaan tidak lebih dari 100 cm, maka ingradien tidak perlu dicantumkan.
c. Berat Bersih atau isi bersih
Berat bersih dinyatakan dalam satuan metrik. Untuk makanan padat
dinyatakan dengan satuan berat, sedangkan makanan cair dengan satuan volume.
Untuk makanan semi padat atau kental dinyatakan dalam satuan volume atau
berat. Untuk makanan padat dalam cairan dinyatakan dalam bobot tuntas.
d. Nama dan alamat Perusahaan
Nama dan alamat pihak yang memproduksi atau memasukkan pangan ke
dalam wilayah Indonesia label harus mencantumkan nama dan alamat pabrik
pembuat/pengepak/importir. Untuk makanan impor harus dilengkapi dengan
kode negara asal. Nama jalan tidak perlu dicantumkan apabila sudah tercantum
dalam buku telepon.
e. Keterangan tentang halal
Pencantuman tulisan halal diatur oleh keputusan bersama Menteri
Kesehatan dan Menteri Agama Mo. 427/MENKES/SKB/VIII/1985. Makanan
halal adalah makanan yang tidak mengandung unsur atau bahan yang
terlarang/haram dan atau yang diolah menurut hukum-hukum agama Islam.
Produsen yang mencantumkan tulisan halal pada label/penandaan makanan
produknya bertanggung jawab terhadap halalnya makanan tersebut bagi pemeluk
agama Islam. Saat ini kehalalan suatu produk harus melalui suatu prosedur
pengujian yang dilakukan oleh tim akreditasi oleh LP POM MUI, badan POM dan
Departemen Agama.
f. Waktu kadaluarsa
Umur simpan produk pangan biasa dituliskan sebagai :
- Best before date : produk masih dalam kondisi baik dan masih dapat
dikonsumsi beberapa saat setelah tanggal yang tercantum terlewati
- Use by date : produk tidak dapat dikonsumsi, karena berbahaya bagi
kesehatan manusia (produk yang sangat mudah rusak oleh mikroba)
setelah tanggal yang tercantum terlewati.
Nomor pendaftaran untuk produk dalam negeri diberi kode MD, sedangkan
produk luar negeri diberi kode ML. Kode produksi meliputi : tanggal produksi
dan angka atau huruf lain yang mencirikan batch produksi. Produk-produk yang
wajib mencantumkan kode produksi adalah :
o Susu pasteurisasi, strilisasai, fermentasi dan susu bubuk
o Mkanan atau minuman yang mengandung susu
o Makanan bayi
o Makanan kaleng yang komersial
o Daging dan hasil olahannya
Gambar atau logo pada label tidak boleh menyesatkan dalam hal asal, isi,
bentuk, komposisi, ukuran atau warna. Misalnya :
o Gambar buah tidak boleh dicantumkan bila produk pangan tersebut
hanya mengandung perisa buah
o Gambar jamur utuh tidak boleh untuk menggambarkan potongan jamur
o Gambar untuk memperlihatkan makanan di dalam wadah harus tepat dan
sesuai dengan isinya. Saran untuk menghidangkan suatu produk dengan
bahan lain harus diberi keterangan dengan jelas bila bahan lain tersebut
tidak terdapat dalam wadah.
1. Konsepsi Pengujian
Konsepsi pengemasan produk baru, dapat dijadikan konsepsi
pengujian sejauh mana konsumen bisa menerima produk tersebut
sekaligus bisa menanyakan pendapat mereka. Kemudian pengujian yang
lebih menyebar bisa digunakan untuk mengebangkan reaksi yang lebih
jauh dari sebuah konsepsi.
2. Tes pemasaran
Pengenalan bentuk kemasan baru perlu disebar luaskan kepada
masyarakat, agar diketahui tingkat kesukaan masyarakat yang sebenarnya
tentang bentuk kemasan yang paling disukai untuk membungkus produk
yang dipilihnya. Jadi pengujia (test) pemasaran ini memerlukan
manajemen yang baik guna menunjang keberhasilan penelitian dan
pengoperasian dalam usaha mencari daerah yang berpotensi untuk
memperoleh keuntungan dan menekan kerugian.
Tes pemasaran perlu mempertimabangkan strata masyarakat,
berpenghasilan kecil, menengah dan besar. Demikian halnya tingat harga,
perbedaan lokasi (daerah), sifat dan kebiasaan penduduk, perbedaan iklim
dan sebagainya. Bentuk-bentuk kemasan yang sederhana dengan volume
produk per satuan yang kecil dapat dipasarkan oleh pedagang-pedagang
kecil hingga tingkat pedesaan. Sedangkan produk yang sama dan dikemas
dengan volume yang lebih besar, pemasarannya mungkin terbatas bagi
konsumen berpenghasilan menengah ke atas saja.
Dalam menyusun semua program tes pemasaran, ada beberapa hal
penting yang perlu diperhatikan yaitu :
a. Janganlah membiarkan penjual terlalu antusias dan berpromosi yang
berlebihan.
b. menggunakan kemasan yang tidak representatif untuk produk-produk
tertentu yang spesifik.
c. Hendaknya tes pemasaran jangan dilakukan pada musim atau kondisi
pasar yang tidak seimbang (tidak stabil).
d. Perlu adanya perhatian (hati-hati) terhadap kompetisi yang terjadi di
pasar.
b. Bank Botol
Bank botol yaitu tempat penampungan botol dan wadah gelas lainnya yang
diletakkan di tempat-tempat tertentu yang strategis seperti di perempatan,
pasar, terminal bus dan tempat umum lainnya. Bank botol ini dirancang
sedemikian rupa sehingga menambah keindahan dan keasrian suatu kota.
Masyarakat diharuskan rnembawa botol/wadah gelas kosong dan
menaruh/membuangnya di bank botol yang telah disediakan. Setelah bank
botol penuh kemudian diangkut ke pusat-pusat penampungan, untuk
selanjutnya dibawa ke industri botol untuk dilebur sebagai cullet (calcin).
c. Kemasan Logam
Manfaat dari penggunaan limbah kaleng untuk diubah menjadi jenis
kemasan atau barang lain perlu dikaji secara seksama. Kaleng-kaleng
bekas susu, kornet dan lain-lain dibuat kaleng kerupuk, kompor dan benda-
benda lain oleh para pengrajin.
Di berbagai kota besar Jepang dikampanyekan cara menarik masyarakat
untuk mernanfaatkan mesin otomatis pengolah kaleng bekas minuman
ringan. Mesin ini disediakan pada tempat-tempat keramaian umum (tempat
hiburan, taman). Bagi pembuang sampah kaleng akan mendapat tukaran
satu lembar kupon untuk sebuah kaleng. Setelah mencapai jumlah tertentu
(4 lembar) kupon dapat ditukar dengan barang lain.
d. Penanganan Kertas Bekas
Kebersihhan dan keamanan bagi konsumen maka penggunaan kertas bekas
(koran , majalah, buku, kantong semen) untuk mengernas makanan secara
langsung sayangnya sedikit demi sedikit mulai ditinggalkan. Dibeberapa
negara maju tidak dijumpai adanya penanganan kertas bekas untuk
digunakan lagi secara langsung sebagai kemasan komersial. Kertas bekas
dikumpulkan dengan cara membeli dari rumah ke rumah (atau
perkantoran) kemudian diolah lagi menjadi kertas kemasan atau kertas
untuk penggunaan lain.
e. Penanganan Kemasan Plastik
Upaya daur ulang limbah plastik untuk bahan kemas atau wadah lain telah
dijumpai di Indonesia. Bahkan kegiatan ekonomi dalam pemanfaatan
limbah plastik ini pernah menarik minat para wiraswastawan. Para
pemulung plastik bertebaran dari satu ternpat sampah ke tempat sampah
yang lainnya. Tampaknya kegiatan daur ulang kemasan plastik ini perlu
mencapat perhatian yanq serius agar dapat memberikan manfaat yang
tepat. Saat ini plastik-plastik yang akan didaur ulang dipisahkan dari jenis
plastik yang akan dimusnahkan. Wadah pengumpul plastik bekas ini
dibedakan antara yang akan didaur ulang dan yang dimusnahkan. Sampah
yang dikumpulkan kemudian diolah menjadi alat-alat tulis seperti
penggaris, tempat pensil, gantungan kunci dan sebagainya, untuk
dibagikan kembali kepada para langganan secara cuma-cuma.
Dampak Terhadap
Karakteristik Produk
Material Lingkungan
Keuntungan Kerugian Keuntungan Kerugian
Gelas Kedap Rapuh Dapat digunakan Besar dan tebal
terhadap dan lagi (reuse) pada saat
air dan gas mudah Dapat didaur transportasi
Tidak dapat pecah ulang (recycle)
bereaksi Butuh
atau penutup
bermigrasi yang
ke dalam terpisah
bahan
pangan
(inert)
Tahan
terhadap
pengolahan
suhu tinggi
Aluminium Kedap Sulit Dapat didaur Tidak dapat
terhadap digabung ulang (recycle) digunakan pada
air dan gas kan Ringan bentuk kaku
Tahan (solder) Ekonomis untuk (rigid)
korosi Kekuatan didaur ulang
Tahan struktur
terhadap terbatas/
pengolahan lemah
suhu tinggi
Plat Timah Kedap Dapat Mengandung Lebih berat
udara bereaksi magnet daripada
Kuat dan dengan aluminium
dapat makanan,
dibuat akibat
berbagai pelapisan
bentuk
Tahan
karat
Tahan
terhadap
pengolahan
suhu tinggi
Kaleng Kuat Sulit Mengandung Lebih berat
Bebas Timah Tahan digabung magnet daripada
(kaleng) karat kan aluminium
Tahan (solder)
terhadap Ketahana
pengolahan n rendah
suhu tinggi terhadap
korosi
Poliolefin Penghalang Kurang Dapat didaur Cukup sulit didaur
/ kedap baik ulang (recycle) ulang untuk
udara yang menahas Butuh energi bentuk kaku
baik gas besar untuk (rigid) pada film
Kuat dibakar
Tahan
reaksi
kimia
Poliester Kuat Dapat didaur Cukup sulit didaur
Tahan ulang (recycle) ulang untuk
proses bentuk kaku
panas (rigid) pada film
Penahan
udara yang
baik
Polivynil Dapat Dapat didaur Mengandung
klorit dicetak ulang (recycle) klorin
Tahan Diharapkan
reaksi dipisahkan dari
kimia limbah lain
Polyvinylidin Penahan Dapat didaur Mengandung
klorit udara dan ulang (recycle) klorin
gas yang Diharapkan
baik dipisahkan dari
Memakai limbah lain
seal dengan
pemanas
Tahan
proses
panas
Polyestirin Tersedia Lemah Dapat didaur Diharapkan
dalam menahan ulang (recycle) dipisahkan dari
bentuk udara limbah lain
kaku, film
dan busa
Polyamide Kuat Dapat didaur Diharapkan
Baik dalam ulang (recycle) dipisahkan dari
menahan limbah lain
udara
Etilen vynil Penahan Dapat didaur Diharapkan
alkohol yang baik ulang (recycle) dipisahkan dari
untuk gas limbah lain
dan minyak
/lemak
Polylastik Mudah Dapat didaur Diharapkan
Acid terurai ulang (recycle) dipisahkan dari
Mudah limbah lain
dihidrolisa
Kertas dan Sangat Lemah Terbuat dari
karton baik, menahan bahan yang dapat
karakter cahaya diperbarui
kuat Tidak Dapar didaur
baik ulang
untuk
kontak
langsung
dengan
makanan
Laminasi Bersifat Biasanya Dibutuhkan
dapat diperbolehkan pemisahan antara
disesuaikan untuk mengurangi lapisan
dengan penggunaan
kebutuhan bahan
produk
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas didapat kesimpulan sebagai berikut :
1. Setiap produk memiliki karakteristik yang berbeda-beda sehingga
kemasan yang digunakan juga berbeda tergantung pada karakteristik
produk tersebut.
2. Jenis-jenis bahan pengemas diantaranya adalah gelas, kertas, logam dan
plastik.
3. Faktor-faktor penting dan persyaratan disain kemasan adalah mampu
menarik calon pembeli, kemasan harus informative dan komunikatif,
menampilkan produk yang siap jual serta membangkitkan minat konsumen
atau rasa butuh terhadap produk.
4. Label pangan adalah setiap keterangan mengenai pangan yang berbentuk
gambar, tulisan, kombinasi keduanya, atau bentuk lain yang disertakan
pada pangan, dimasukkan ke dalam, ditempelkan pada, atau merupakan
bagian kemasan pangan.
5. Ada 5 (lima) proses yang digunakan untuk mencetak kemasan film atau
kertas diantaranya adalah Flexographic printing (Letterpress/Relief
printing), Photogravure printing (Intaglio), Offset Lihography
(Planographic), Screen Printing, dan Ink-jet Printing.
6. Peranan pemasaran yaitu mengidentifikasi dan menguraikan tolak ukur
atau parameter dari siklus produksi (product life cyle). Seperti halnya
makhluk hidup, maka produk industripun mengalami siklus hidup.
7. Bagian pemasaran bertanggung jawab terhadap penyusunan peraturan
promosi dengan tetap memperhatikan kombinasi kemasan bagi masing-
masing produk. Hal ini meliputi periklanan langsung melalui media masa,
periklanan langsung melalui pameran di daerah pemasaran, dan periklanan
tidak langsung melalui kerjasama yang baik atau hubungan dengan
masyarakat yang serasi.
8. Berbagai macam kemasan yang digunakan manusia antara lain terbuat dari
gelas, kertas, plastik, logam, dan lain-lain setiap hari digunakan dan
dibuang ke tempat sampah. Pada akhirnya sampah dari berbagai sumber
menumpuk dan menimbulkan berbagai masalah, dimulai dari sampah
rumah tangga, pabrik, perusahaan dan sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA