Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

TEKNIK PENGEMASAN
KEMASAN PETIS

KELOMPOK 1
ARIA WISNUWARDANA
115080300111080
AULIA FAUZIA OKTAVIA
115080313111011
MUHAMMAD ALI FIKRI
125080300111006
FADILLA FATMAWATI
135080300111028
INTAN RATNASARI
135080300111042
RAHMAD ANDIANSYAH H.
135080300111054

TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2016

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur hanya kepada hadirat Allah SWT, karena atas karuniaNya dan juga kepada junjungan kami Nabi besar Muhammad SAW, sehingga
kami selaku penulis dapat menyelesaikan makalah Teknik Pengemasan tentang
Kemasan Petis tepat pada waktunya dan tidak kurang suatu apapun. Kami
selaku penulis sangat menyadari sepenuhnya bahwa penulisan dan penyusunan
makalah ini masih jauh dari kata kesempurnaan. Maka dari itu, kami, penulis
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan
penulisan dan penyusunan makalah di harihari mendatang. Semoga makalah
Teknik Pengemasan ini bermanfaat bagi seluruh yang membaca.

Malang, April 2016

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTARiv
DAFTAR ISI ...v
PENDAHULUAN
1.1

Latar belakang...........................................................................................1

1.2

Rumusan masalah......................................................................................2

1.3

Manfaat......................................................................................................2

PEMBAHASAN
2. 1

Pengertian..................................................................................................3

2.1.1

Petis....................................................................................................3

2.1.2

Pengemasan........................................................................................4

2.2

Fungsi dan Peranan Kemasan...................................................................5

2.3

Faktor faktor Desain Kemasan...............................................................6

2.4

Pemilihan Jenis Plastik..............................................................................9

2.5

Pembuatan Desain Kemasan...................................................................11

PENUTUP
3.1

Kesimpulan.............................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA....15

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar belakang
Saat ini masyarakat mempunyai kecenderungan untuk

mengkonsumsi

makanan

cepat

saji,

mudah

dibawa

dan

disimpan. Salah satu cara untuk memenuhi tuntutan tersebut


adalah dengan mengolah makanan menjadi produk instan
sehingga mampu mengatasi permasalahan selama penyimpanan
dan distribusi. Petis berasal dari cairan tubuh ikan atau udang
yang telah terbentuk selama proses penggaraman kemudian
diuapkan melalui proses perebusan lebih lanjut sehingga menjadi
lebih padat seperti pasta. Ciri - ciri petis yang baik adalah
berwarna cerah (tidak kusam), umumnya coklat kehitaman
karena ada penambahan gula merah, pewarna buatan, ataupun
cairan tinta cumi, berbau sedap, kental tetapi sedikit lebih encer
dari margarin. Petis yang terlalu liat dapat dicurigai terlalu
banyak mengandung tepung. Selain itu rasa dan bau ikan atau
udang pada petis masih dapat dikenali dengan mudah serta
teksturnya halus dan mudah dioleskan.
Petis merupakan salah satu bumbu masak yang cukup
populer di Jawa Timur. Aneka hidangan seperti rujak cingur dan
tahu campur menggunakan bumbu ini sebagai salah satu bahan
penyedap. Petis sebenarnya merupakan hasil samping dari
proses pengolahan masakan yang mengandung ikan yang
dipanasi hingga airnya habis dan bentuknya menjadi seperti
pasta atau lebih padat lagi. Petis merupakan produk pangan
yang awet, karena kadar gulanya cukup tinggi. Umur simpan
petis antara 6 - 12 bulan, tergantung dari proses pengemasan
dan penyimpanannya dan tidak terkontaminasi oleh air (Irawan,
2004)

Industri petis terus melakukan produksi untuk memenuhi


kebutuhan petis, akan tetapi dalam pengemasan petis yang
dijual di pasaran kurang menarik, serta tidak memberikan
informasi tentang produk tentang petis. Pihak industri pun tidak
melakukan tindak lanjut untuk melakukan perbaikan dalam
pengemasan. Pengemasan petis dilakukan secara sederhana
yaitu di kemas ke dalam wadah kecil atau plastik yang tipis dan
hanya diberi label sehingga mengurangi daya tarik terhadap
konsumen. Kelemahan dari kemasan ini, informasi tentang
produk tersebut tidak dicantumkan dalam kemasan. Oleh karena
itu perlu desain kemasan yang baru untuk perbaikan terhadap
desain kemasan petis, dengan membuat disain yang lebih baik
dan memberikan informasi tentang petis tersebut maka akan
lebih menambah daya tarik dari produk petis tersebut, selain itu
dengan adanya informasi dari produk petis konsumen dapat
mengetahui bahan baku yang digunakan serta mengetahui
kapan produk itu dibuat.

1.2 Rumusan masalah


Apa-apa saja faktor desain kemasan?
Bagaimanakah desain kemasan untuk meningkatkan daya tarik
terhadap konsumen?
Apa jenis plastik yang digunakan untuk produk petis?

1.3 Manfaat
Mengetahui faktor desain kemasan.
Membuat desain kemasan untuk meningkatkan daya tarik terhadap
konsumen.
Mengetahui jenis plastik yang digunakan untuk produk
petis

BAB II
PEMBAHASAN

2. 1

Pengertian

2.1.1

Petis
Petis

merupakan

utamanya

berasal

Indonesia

merupakan

makanan

dari

kekayaan

negara

tradisional
laut.

penghasil

yang

bahan

Mengingat

bahwa

laut

yang

cukup

melimpah maka salah satu bahan baku yang digunakan adalah


udang tetapi karena harga udang yang tinggi, bahan utama
dapat diganti dengan pemanfaatan limbah dari kepala dan kulit
udang.
Pembuatan petis secara umum dilakukan dengan mencuci
bersih sisa-sisa kepala dan kulit udang lalu merebus semua
bahan tersebut. Setelah itu, ke dalam hasil rebusan ditambahkan
gula merah lalu dipanaskan hingga mengental dan berbentuk
pasta yang berwarna cokelat kehitaman.
Produk petis merupakan bahan atau pendukung makanan
yang dapat dipadukan menjadi berbagai macam makanan yang
lezat. Petis terbuat dari bahan baku asli udang dan dioalah

secara tradisional sehingga mempunyai nilai produk yang tinggi.


Sayangnya, kemasan yang ada pada saat ini masih kurang
memadai. Berdasarkan permasalahan tersebut, diperlukan suatu
perancangan desain kemasan yang dapat lebih mengenalkan
produk petis kepada masyarakat. Selain sebagai media promosi,
fungsi utama kemasan sebagai wadah pelindung dan dapat
mengkomunikasikan pesan secara efektif dan efisien sehingga
dapat membagun citra positif akan produk lokal, terutama
produk petis. Perancangan desain kemasan ini bertujuan untuk
menghasilkan konsep identitas dan bentuk visualisasi kemasan
yang menarik dan sesuai dengan kebutuhan produk petis. Petis
memerlukan media promosi berupa desain kemasan, antara lain
kemasan primer, sekunder, box, dan tas plastik belanja.
Petis adalah komponen dalam masakan Indonesia yang
dibuat dari produk sampingan pengolahan hasil laut seperti
pindang, kupang atau udang. Petis berbentuk saus kental
berwarna coklat kehitaman dan memiliki rasa manis. Di Jawa
Timur,

petis

biasanya

dipakai

untuk

campuran

makanan

tradisional sebagai penyedap atau bumbu. Berikut adalah tabel


komposisi pada petis udang :

2.1.2

Pengemasan
Pengemasan

pewadahan

adalah

atau

suatu

pengepakan

proses
suatu

pembungkusan,
produk

dengan

menggunakan bahan tertentu sehingga produk yang ada di


dalamnya bisa tertampung dan terlindungi. Sedangkan kemasan
produk adalah bagian pembungkus dari suatu produk yang ada
di dalamnya. Pengemasan ini merupakan salah satu cara untuk
mengawetkan atau memperpanjang umur dari produk-produk
pangan atau makanan yang terdapat didalamnya.
Kemasan dapat didefinisikan sebagai seluruh kegiatan
merancang

dan

memproduksi

wadah

atau

bungkus

atau

kemasan suatu produk. Kemasan juga dapat diartikan sebagai


wadah atau pembungkus yang guna mencegah atau mengurangi
terjadinya kerusakan-kerusakan pada bahan yang dikemas atau
yang dibungkusnya. Kemasan meliputi tiga hal, yaitu merek,
kemasan itu sendiri dan label. Ada tiga alasan utama untuk
melakukan pembungkusan, yaitu:

1. Kemasan memenuhi syarat keamanan dan kemanfaatan.


Kemasan

melindungi

produsen

ke

produk

konsumen.

dalam

perjalanannya

Produk-produk

yang

dari

dikemas

biasanya lebih bersih, menarik dan tahan terhadap kerusakan


yang disebabkan oleh cuaca.
2. Kemasan dapat melaksanakan program pemasaran. Melalui
kemasan identifikasi produk menjadi lebih efektif dan dengan
sendirinya

mencegah

Kemasan

merupakan

pertukaran

oleh

satu-satunya

produk
cara

pesaing.

perusahaan

membedakan produknya.
3.

Kemasan merupakan suatu cara untuk meningkatkan laba


perusahaan. Oleh karena itu perusahaan harus membuat
kemasan semenarik mungkin. Dengan kemasan yang sangat
menarik diharapkan dapat memikat dan menarik perhatian
konsumen.

2.2

Fungsi dan Peranan Kemasan


Kemasan merupakan faktor penting dalam sebuah usaha

pengolahan makanan karena fungsi dan kegunaan dari kemasan


itu sendiri. Secara umum fungsi kemasan adalah sebagai bahan
pelindung atau pengaman produk dari pengaruh-pengaruh luar
yang dapat mempercepat terjadinya kerusakan pada makanan
yang terdapat di dalamnya. Namun demikian selain itu kemasan
masih memiliki fungsi-fungsi atau kegunaan lain yang tidak kalah
pentingnya seperti mempermudah distribusi atau pengontrolan
produk dan bahkan saat ini ada fungsi yang sangat penting yaitu
kemasan sebagai media atau sarana informasi dan promosi dari
produk yang ditawarkan yang ada di dalam kemasan. Secara
umum fungsi kemasan adalah :

1. Melindungi dan mengawetkan produk, seperti melindungi dari


sinar

ultraviolet,

panas,

kelembaban

udara,

oksigen,

benturan, kontaminasi dari kotoran dan mikroba yang dapat


merusak dan menurunkan mutu produk.
2.

Sebagai identitas produk, dalam hal ini kemasan dapat


digunakan sebagai alat komunikasi dan informasi kepada
konsumen melalui label yang terdapat pada kemasan.

3. Meningkatkan efisiensi, seperti: memudahkan penghitungan,


memudahkan pengiriman dan penyimpanan. Kemasan juga
dapat

berfungsi

sebagai

media

komunikasi

suatu

citra

tertentu. Contohnya, produk-produk benda kerajinan. Dari


kemasannya orang sudah dapat mengenali rasanya, walaupun
tidak ada pesan apa-apa yang ditulis pada bungkus tersebut,
tapi kemasannya mengkomunikasikan suatu citra yang baik.

2.3

Faktor faktor Desain Kemasan


Bicara masalah kemasan ternyata tidak sesederhana yang

dilihat. Menurut DR. Dudy Wiyancoko, Staf Pengajar Desain


Produk Industri, Fakultas Seni Rupa Desain ITB mengatakan,
Desain Kemasan adalah suatu proses mulai dari mendesain
sampai produksi. Ada tiga kategori untuk menentukan desain
kemasan. Pertama, soal makna kemasan. Kemasan sebaiknya
bermakna personal, sosial, dan publik. Personal yaitu hanya
untuk diketahui sendiri isi yang ada dalam kemasan. Bermakna
sosial, biasanya untuk penghargaan atau penghormatan atas
prestasi atau hasil yang dicapai. Sementara kemasan yang
bernilai publik, biasanya untuk produk untuk komersial, jadi
pesan kemasannya harus dapat dimengerti oleh semua orang
yang membacanya. Kedua, kemasan dalam bentuk fisik. Terdiri
dari

kemasan

primer

melekat

pada

produknya),

kemasan

sekunder

(melindungi

produk),

kemasan

tersier

(fungsi

kemudahan dan praktis pembawaannya), kemudian kemasan


transport dan sebagainya. Ketiga, mendesain kemasan yang baik
harus mencakup 5 fungsi yaitu fungsi protektif, fungsi praktis,
fungsi informasi, fungsi komunikasi dan fungsi lingkungan
Desain kemasan mempunyai 5 prinsip fungsional, pertama,
kemasan (packaging). Pada kemasan ini harus disampaikan
tentang jenis produk, dan kegunaannya. Disini kejujuran jadi hal
penting.

Kedua,

kemasan

secara

fisik.

Fungsinya

sebagai

pelindung produk dari benturan, gesekan, guncangan, hentakan


dan lain-lain. Disini kekuatan menjadi prinsip utama. Ketiga,
kemasan yang nyaman dipakai. Maksudnya kemasan disini
memberikan rasa nyaman jika disentuh, permukaannya tidak
melukai, lentur saat digenggam, mudah dibersihkan, disimpan,
stabil bila diletakkan. Kemasan yang dapat didaur ulang sangat
diutamakan. Keempat, kemasan yang mampu menampilkan citra
produk dan segmentasi pasar pemakainya. Disini melibatkan
banyak unsur terutama yang berkaitan dengan imajinasi, selera,
dan

fantasi

sipemakai.

Kemasan

disini

harus

mampu

menerjemahkan siapa pemakainya, status sosial, dimana dan


jenis perilaku seperti apa produk mainan tersebut dipakai.
Keunikan menjadi nilai penting. Kelima, kemasan yang berprinsip
mendukung keselarasan lingkungan. Kemasan yang baik adalah
yang; mudah didaur ulang (recycle) ke produk baru dan tidak
terkontaminasi, bisa dilebur dan dibuat kembali ke produk (reuse) asal.
Kemasan yang baik harus mempertimbangkan dan dapat
menampilkan beberapa faktor, antara lain sebagai berikut:
1. Faktor

pengamanan

terhadap

berbagai

Kemasan

harus

kemungkinan

melindungi

yang

dapat

produk
menjadi

penyebab timbulnya kerusakan barang, misalnya: cuaca, sinar


matahari, jatuh, tumpukan, kuman, serangga dan lain-lain.
2. Faktor ekonomi Perhitungan biaya produksi yang efektif
termasuk pemilihan bahan, sehingga biaya tidak melebihi
proporsi manfaatnya.
3. Faktor pendistribusian Kemasan harus mudah didistribusikan
dari pabrik ke distributor atau pengecer sampai ke tangan
konsumen. Di tingkat distributor, kemudahan penyimpanan
dan pemajangan perlu dipertimbangkan. Bentuk dan ukuran
kemasan harus direncanakan dan dirancang sedemikian rupa
sehingga tidak sampai menyulitkan peletakan di rak atau
tempat pemajangan.
4. Faktor

komunikasi

Sebagai

media

komunikasi

kemasan

menerangkan dan mencerminkan produk, citra merek, dan


juga bagian dari produksi dengan pertimbangan mudah dilihat,
dipahami dan diingat. Misalnya, karena bentuk kemasan yang
aneh sehingga produk tidak dapat diberdirikan, harus
diletakkan pada posisi tidur sehingga ada tulisan yang tidak
dapat terbaca dengan baik; maka fungsi kemasan sebagai
media komunikasi sudah gagal.
5. Faktor ergonomi Pertimbangan agar kemasan mudah dibawa
atau dipegang, dibuka dan mudah diambil sangatlah penting.
Pertimbangan ini selain mempengaruhi bentuk dari kemasan
itu sendiri juga mempengaruhi kenyamanan pemakai produk
atau konsumen.
6. Faktor estetika Keindahan pada kemasan merupakan daya
tarik visual yang mencakup pertimbangan penggunaan warna,
bentuk, merek atau logo, ilustrasi, huruf, tata letak atau
layout, dan maskot . Tujuannya adalah untuk mencapai mutu
daya tarik visual secara optimal.

7. Faktor identitas Secara keseluruhan kemasan harus berbeda


dengan kemasan lain, memiliki identitas produk agar mudah
dikenali dan dibedakan dengan produk-produk yang lain.
8. Faktor promosi Kemasan mempunyai peranan penting dalam
bidang promosi, dalam hal ini kemasan berfungsi sebagai
silent sales person. Peningkatan kemasan dapat efektif untuk
menarik perhatian konsumen- konsumen baru.
9. Faktor lingkungan Kita hidup di dalam era industri dan
masyarakat yang berpikiran kritis. Dalam situasi dan kondisi
seperti ini, masalah lingkungan tidak dapat terlepas dari
pantauan kita. Trend dalam masyarakat kita akhir- akhir ini
adalah

kekhawatiran

mengenai

polusi,

salah

satunya

pembuangan sampah. Salah satunya yang pernah menjadi


topik hangat adalah styrofoam. Pada tahun 1990 organisasiorganisasi lingkungan hidup berhasil menekan perusahaan Mc
Donalds untuk mendaur ulang kemasan- kemasan mereka.
Sekarang

ini

banyak

perusahaan

yang

menggunakan

kemasan-kemasan yang ramah lingkungan (environmentally


friendly ), dapat didaur ulang (recyclable) atau dapat dipakai
ulang (reusable).
Faktor-faktor ini merupakan satu kesatuan yang sangat
vital dan saling mendukung dalam keberhasilan penjualan,
terlebih di masa sekarang dimana persaingan sangat ketat dan
produk

dituntut

untuk

dapat

menjual

maksimum tidak akan tercapai apbila


penampilan

produk

tidak

dibuat

sendiri.

Penjualan

secara keseluruhan

semenarik

mungkin.

Keberhasilan penjualan tergantung pada citra yang diciptakan


oleh kemasan tersebut. Penampilan harus dibuat sedemikian
rupa agar konsumen dapat memberikan reaksi spontan, baik
secara sadar ataupun tidak. Setelah itu, diharapkan konsumen

akan

terpengaruh

dan

melakukan

tindakan

positif,

yaitu

melakukan pembelian di tempat penjualan.

2.4

Pemilihan Jenis Plastik


Tahap penentuan plastik yang digunakan didasarkan dari

segi penggunaan plastik tersebut dalam mengemas produk petis


dan cocok untuk mengemas petis serta ketebalan yang baik
untuk mengemas petis. Dalam penelitian ini plastik yang cocok
ada 2 jenis plastik yaitu jenis platik PP dan PE. PP (Poly
Propylene), merupakan bahan plastik yang biasa digunakan
untuk packing/pembungkus makanan, polipropilen sangat mirip
dengan polietilen dan sifat-sifat penggunaannya juga serupa
(Brody, 1972). Polipropilen lebih kuat dan ringan dengan daya
tembus uap yang rendah, ketahanan yang baik terhadap lemak,
stabil terhadap suhu tinggi dan cukup mengkilap (Winarno dan
Jenie, 1983). PE (Poly Ethylene), merupakan bahan plastik yang
digunakan sebagai packing minuman atau barang-cairan seperti
es batu, Sirup, maupun minuman lainnya. Polietilen merupakan
film yang lunak, transparan dan fleksibel, mempunyai kekuatan
benturan serta kekuatan sobek yang baik. Dengan pemanasan
akan menjadi lunak dan mencair pada suhu 110C. Berdasarkan
sifat permeabilitasnya yang rendah serta sifat-sifat mekaniknya
yang baik, polietilen mempunyai ketebalan 0.001 sampai 0.01
inchi, yang banyak digunakan sebagai pengemas makanan,
karena sifatnya yang thermoplastik, polietilen mudah dibuat
kantung dengan derajat kerapatan yang baik (Sacharow dan
Griffin, 1970).
Berdasarkan perbandingan antara jenis plastik PP dan PE
jenis plastik PP lebih baik digunakan untuk mengemas produk
petis dikarnakan Polipropilen lebih kuat dan ringan dan memiliki
daya tembus uap yang rendah sehingga petis dapat lebih awet,

sedangkan pada jenis plastik PE lebih rentan terhadap suhu dan


akan mencair pada suhu 110C. Ketebalan plastik PE hanya
memiliki ketebalan 0.001 sampai 0.01 inchi dan untuk jenis
plastik PP memiliki Ketebalan yang beragam yaitu 0,01 mm 0,02
mm, 0,03 mm sampai 0,06, pada kemasan yang lama yang
ketebalan yang digunakan ialah 0,01. Dari perbandingan antara
2 jenis plasik PP dan PE, jenis plastik PP lebih baik untuk
digunakan sebagai pengemas produk petis ini dikarenakan PP
lebih unggul dalam ketahanan suhu dan memiliki ragam tingkat
ketebalan dibandingkan dengan plastik PE Ketebalan yang
digunakan pada kemasan yang lama ialah 0,01 mm, jika
ketebalan

plastik

yang

digunakan

terlalu

tebal

akan

mempengaruhi biaya untuk pembuatan kemasan yang baru, jadi


untuk

menentukan

ketebalan

yang

sesuai

dengan

maka

digunakan ketebalan PP 0,03 mm, dengan ketebaln yang


ditingkatkan bertujuan agar petis dapat dikemas lebih baik
dengan tujuan produk lebih aman.
Beberapa jenis kemasan plastik untuk makanan dan
minuman misalnya: Politielen, polipropilen, polistiren, polyester,
polikarbonat,
Penggunaan

polivinilklorida
pastik

sebagai

dan

melamin

bahan

formaldehid.

pengemas

mempunyai

keunggulan dibandingkan bahan pengemas lain karena sifatnya


yang ringan, transparan, kuat termoplastis dan selektif dalam
permeabilitasnya

terhadap

uap

air,

dan

oksigen.

Sifat

permeabilitas plastik terhadap uap air dan udara menyebabkan


plastik mampu berperan memodifikasi ruang kemas selama
penyimpanan. Tahap awal ini adalah ditentukan penggunaan
jenis plastik yang digunakan untuk pengemas petis. Jenis plastik
yang digunakan dalam penelitian pengemasan petis yaitu jenis
plastik PP (Polipropilen) dengan ketebalan PP 0,03 mm, ketebalan
ini adalah ketebalan yang biasa digunakan oleh produsen

makanan dan banyak di produksi di pasaran dan plastik ini sudah


cukup untuk mengemas dan melidungi produk petis, harga dari
plastik tersebut terjangkau sehingga tidak memakan biaya yang
terlalu besar untuk mengemas produk petis, selain harganya
yang lebih cocok, warna plastik ini sangat baik untuk mengemas
petis yang memiliki warna coklat sehingga bisa terlihat jelas
warna petis tersebut. Oleh karena itu penggunaan plastik PP 0,03
mm ini dirasa sangat cocok untuk menjadi bahan pengemas
produk petis yang diproduksi oleh kalangan usaha menengah ke
bawah

seperti

UD.ratna,

dengan

penggunaan

plastik

ini

diharapkan mampu memberikan yang terbaik untuk mengemas


produk petis.

2.5

Pembuatan Desain Kemasan


Petis akan dikemas menggunakan plastik dengan ukuran kecil, yang

digunakan sekali pemakaian sehingga kemungkinan kontaminasi ataupun


rusaknya produk dapat diminimalisir, selain itu juga dapat menghemat uang.
Tidak mengotori tangan saat digunakan, cukup dengan menyobek bungkus palstik
maka konsumen dapat langsung menggunakannya.
Tahapan pembuatan desain kemasan dilakukan dengan
menggunakan corel draw versi 12. Corel merupakan suatu
aplikasi

untuk

mendesain,

menggambar

serta

melakukan

pengeditan gambar berupa garis vektor atau garis lurus, jika


garis-garis tersebut dapat diorganisir dan ditata rapi dapat
membentuk objek garis (surodiro, 2010). Dengan aplikasi ini
penggunannya dapat meluapkan imajinasinya dan diterapkan
dengan

garis-garis

vektor

yang

disusun

sesuai

dengan

kehendaknya untuk menjual produknya sehingga terbentuk

desain yang sesuai seperti yang diinginkan. Selain itu aplikasi ini
adalah salah satu aplikasi terbaik dalam merancang suatu
gambar

desain

merupakan
desainer

vektor,

andalan

dalam

pembuatan

gambar

keunggulan

Corel

dari

pembuatan

rancangan

dari

vektor

sehingga

dalam

para

mengolah

gambarnya banyak menggunakan aplikasi tersebut, pembuatan


desain kemasan, majalah, cover, spanduk, dll dapat dibuat
dengan aplikasi Corel Draw.
Pembuatan desain yang baru dibuat sesuai dengan produk
selain itu pemilihan warna serta gambar disesuaikan untuk
membuat konsumen lebih menarik perhatian pembeli.Pemberian
informasi penting tentang produk dicantumkan pada pembuatan
desain yang baru seperti informasi produk, daerah asal produk,
komposisi produk serta beberapa hal yang penting yang perlu
konsumen ketahui tentang produk yang akan dibeli. Desain
kemasan yang lama berupa plastik polos tanpa desain telah
dibuat desain kemasan baru. Pembuatan desain kemasan ini
dilakukan dengan menggunakan software corel draw versi 12.
Desain disesuaikan dengan produk petis yang akan dipasarkan
sehingga mempermudah konsumen untuk mengetahui produk
tersebut.

Menurut

Cenadi

(2000)

dari

seluruh

kegiatan

penginderaan manusia, 80% adalah melalui penglihatan atau


visual, karena itulah unsur-unsur grafis dari kemasan yang
berupa warna, bentuk, merek, ilustrasi huruf dan tata letak
merupakan unsur visual yang mempunyai perameter terbesar
dalam proses penyampaian pesan secara kasat mata atau visual
communication.
Konsep desain kemasan untuk petis menggunakan warna oranye, hal ini
dikarenakan warna oranye merupakan warna yang menarik, sehingga ketika
produk diletakkan disebuah rak swalayan bersama produk yang lainnya maka
produk petis akan dapat menarik perhatian konsumen. Dan konsumen akan

melihat, membaca produk sehingga dapat menjadikan daya tarik tersendiri bagi
produk. Selain itu warna oranye melambangkan sebuah semangat, tidak pantang
menyerah, keterbukaan dan kebesaran jiwa sehingga dengan dipilihnya warna
oranye sebagai icon produk dapat menjadikan semangat tersendiri baik dalam
persaingan produk di pasaran maupun semangat karyawan perusahaan. . Icon
gambar yang digunakan sebagai brand adalah gambar anak kecil bocah petualang.
Yang di gambarkan anak laut yang suka berpetualang kesana-kemari untuk
mencari pengalaman baru. Gambar si bolang membawa ikan sebagai bahan dasar
pembuatan petis dibuat lucu dan mudah diingat sehingga brand image produk.
Tanpa membaca produk, konsumen dapat langsung mengetahui bahwa gambar
tersebut adalah petis ekonomis.
Untuk desain kemasan petis ekonomis 1 sachet tampak depan berwarna
oranye, dengan icon gambar si bolang ( bocah petualang), dipertengahan kotak
gambar bolang berwarna traansparan, sehingga konsumen mengtahui keadaan
petis. Bagian depan berisi icon, nama perusahaan, lokasi perusahaan, nama
produk, merk produk, setifikasi halal, BPOM dan MUI, tanggal produksi dan
kadaluarsa, harga, jumlah berat(netto). Jumlah berat bersih petis adalah 20 gram,
jumlah tersebut sangat ekonomis.
Desain

kemasan petis ekonomis 1 sachet tampak belakang berwarna

hitam. Tampak belakang kemasan berisi barcode, suara konsumen, komposisi,


kode produksi, tanggal pembuatan dan semua keterangan tentang petis serta
wawasan untuk menjaga alam seperti slogan buanglah sampah pada tempatnya.
Untuk mempermudah proses pendistribusian, petis dikemas per pack. Tiap
pack berisi 20 sachet. Setiap pack diberi kertas yang berisi resep makanan
berbahan petis. Untuk pendistribusian petis lebih lanjut, dikemas dengan kardus.
Penggunaan kerdus sebagai bahan pengemas memudahkan saat pendistribusian,
pengangkutan dan penyimpanan. Satu kardus berisi 16 pack, sehingga dalam 1
kardus berisi 4 resep berbeda yang dapat dijadikan acuan bagi konsumen untuk
panduan memasak.

BAB III
PENUTUP

3.1

Kesimpulan
Industri petis terus melakukan produksi untuk memenuhi

kebutuhan petis, akan tetapi dalam pengemasan petis yang


dijual di pasaran kurang menarik, serta tidak memberikan
informasi tentang produk tentang petis. Oleh karena itu perlu
desain kemasan yang baru untuk perbaikan terhadap desain
kemasan

petis

serta

memberikan

informasi

tentang

petis

tersebut maka akan lebih menambah daya tarik dari produk petis
tersebut. Petis akan dikemas menggunakan plastik dengan ukuran kecil, yang
digunakan sekali pemakaian sehingga kemungkinan kontaminasi ataupun
rusaknya produk dapat diminimalisir, selain itu juga dapat menghemat uang.
jenis plastik yang digunakan adalah PP(polipropilen). Palstik jenis
PP lebih baik digunakan

untuk mengemas produk petis

dikarnakan Polipropilen lebih kuat dan ringan dan memiliki daya


tembus uap yang rendah sehingga petis dapat lebih awet.

DAFTAR PUSTAKA

Agustina, W. 2009. Desain Kemasan dan Label Produk Makanan.


Kumpulan Modul pelatihan. UPT B2PTTG-LIPI Subang.
Anggarianto, I.Y. 2011. Desain Kemasan Petis UD. Ratna di Desa
Soloh

Murtajih

Kecamatan

Pademawu

Kabupaten

Pamekasan. Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo.


Hartanto, Y. 2015.

Karakteristik Rheologi Petis Berbasis Kepala

dan Kulit Udang. Lembaga Penelitian dan Pengabdian


kepada Masyarakat. Universitas Katolik Parahyangan.
Julianti, E. dan Nurminah, M. 2006. Teknologi Pengemasan.
Departemen

Teknologi

Pertanian,

Fakultas

pertanian,

Universitas sumatera utara


Irawan, T. 2004. Studi Keamanan Pangan dan Sifat Fisiko Kimia
Serta Organoleptik Berbagai Merek Petis Udang di Sentra
Industri Petis Udang di Sidoarjo. Jurusan Teknik Hasil
Pertanian,

Fakultas

Teknologi

Pertanian

Universitas

Brawijaya Malang.
Triyono, A. 2002. Modul Pengemasan Produk Makanan. Kumpulan
Modul Pelatihan. UPT B2PTTG-LIPI Subang.

Anda mungkin juga menyukai