Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH PRA-PERANCANGAN PABRIK II

PERHITUNGAN PERSIAPAN BAHAN BAKU DAN ALAT


TRANSPORTASI

“POTASSIUM PYROPHOSPHATE DARI POTASSIUM HYDROXIDE


DAN PHOSPHORIC ACID DENGAN PROSES KALSINASI”
Dosen Pengampu : Ir. Siswanto, MS

Disusun Oleh :
1. ADELIA HAYYU REGITA (17031010142) / Par.D
2. DENY ADITYA PRATAMA (17031010152) / Par.D
3. ARGIAN NUGRAHA PRATAMA (17031010161) / Par.D
4. DWI SAPUTRI (17031010178) / Par.D

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA
TIMUR
SURABAYA
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas Perancangan Pabrik II untuk tahap Perhitungan Persiapan Bahan Baku Dan
Alat Transportasi dengan judul “Potassium Pyrophosphate Dari Potassium
Hydroxide Dan Phosphoric Acid Dengan Proses Kalsinasi” dengan tepat waktu.
Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Dalam menyelesaikan makalah ini, kami telah banyak mendapatkan
bantuan dari banyak pihak baik secara langsung maupun tak langsung.
Selanjutnya kami sampaikan terima kasih kepada Bapak Ir. Siswanto, MS yang
telah memberi arahan dan bimbingan selama dalam kegiatan perkuliahan
berlangsung.
Penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam meneyelesaikan tugas
perancangan pabrik ini. Menyadari bahwa dalam tugas ini tidak lepas dari
kekurangan dan kelemahan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang konstruktif
sangat diharapkan guna penyempurnaan tugas ini. Akhirnya, kami berharap
semoga tugas ini bermanfaat bagi semua pihak dan dapat memenuhi nilai tugas
mata kuliah Perancangan Pabrik II.

Surabaya, 26 Februari 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
BAB II TINJUAN PUSTAKA............................................................................2
I.1. Kapasitas Produksi..............................................................................2
I.2. Macam Proses......................................................................................4
I.3. Uraian Proses.......................................................................................5
I.4. Spesifikasi Alat....................................................................................6
Flowsheet..............................................................................................................11
Perhitungan Alat.................................................................................................12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan negara berkembang yang dituntut untuk giat melaksanakan
pembangunan di segala bidang terutama di bidang industri. Salah satu sub industri yang
sangat berperan di Indonesia adalah industri kimia,yang akhir-akhir ini mengalami
peningkatan baik secara kualitas maupun kuantitasnya, sehingga kebutuhan akan bahan
baku dan bahan penunjang akan meningkat pula. Industri kimia merupakan industri
unggulan nasional yang mampu memberikan kontribusi untuk pertumbuhan ekonomi.Saat
ini Indonesia masih tergantung pada negara lain dalam memenuhi kebutuhan bahan baku,
baik yang digunakan sebagai bahan baku maupun sebagai bahan pembantu. Oleh karena
itu perlu adanya pembangunan dalam industri kimia.
Salah satu industri kimia yang sedang berkembang dengan pesatnya adalah
industri Potassium Pyrophosphate.Tetrapotassium Pyrophosphate (TKPP) adalah nama
lain dari Potassium Pyrophosphate, produk iniberbentuk kristal atau bubuk bewarna putih,
yang memiliki beragam manfaat antara lain dapat digunakan sebagai agen penyangga,
pendispersi, pengubah protein, koagulan, dan supplement mineral.Pada saat ini kebutuhan
Potassium Pyrophosphate di dalam negeri menurut data yang di peroleh semakin
meningkat.Hal ini disebabkan karena beberapa faktor antara lain pertumbuhan penduduk
semakin meningkat, kebutuhan sebagai bahan baku pada industri kimia lain serta
kebutuhan Potassium Pyrophosphate meningkat seiring dengan pertumbuhan industri di
Indonesia.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II. 1 Kapasitas Produksi


Kebutuhan Potassium Pyrophosphate di Indonesia, semakin meningkat sejalan dengan
semakin meningkatnya kebutuhan akan detergen di Indonesia. Karena 86% dari produksi
Potassium Pyrophosphate digunakan dalam industri detergen, yakni sebagai bahan baku.
Hal ini bisa dilihat pada tabel berikut :

Tabel I.1 Kebutuhan Potassium Pyprophosphate


Tahun Jumlah (ton/tahun)
2013 66.621
2014 69.775
2015 72.929
2016 76.083
2017 79.897
Sumber : Biro Pusat Statistik

Kebutuhan Potassium Pyrophosphate di Indonesia dipenuhi oleh beberapa negara


pengimpor, sampai saat ini Indonesia masih membutuhkan Potassium Pyrophosphate dari
negara-negara penghasil Potassium Pyrophosphate.
Dengan memperhatikan tabel diatas, maka penting sekali adanya perencanaan pendirian
pabrik Potassium Pyrophosphate di Indonesia. Hal ini membantu industri-industri lain
dalam penyediaan bahan baku atau yang berupa Potassium Pyrophosphate dan bila
memungkinkan komoditi ekspor.

2
Dengan metode perhitungan berdasarkan analisis regresi didapatkan hasil seperti berikut :
No Xi Yi XiYi Xi2
1 2013 66621 134108073 4052169
2 2014 69775 140526850 4056196
3 2015 72929 146951935 4060225
4 2016 76083 153383328 4064256
5 2017 79897 161152249 4068289
∑ 10075 365305 736122435 20301135

Persamaan garis yang mewakili data-data diatas ditentukan dengan :

Untuk produksi tahun 2020 :

3
Dengan metode perhitungan berdasarkan grafik didapatkn hasil seperti berikut :

Gambar I.1 Grafik kebutuhan Potassium Pyrophosphate


Jadi pada tahun 2020 kebutuhan Potassium Pyrophosphate di Indonesia adalah : X
= 2019
Y= 3.286X-6548 Y=3.286(2020)-6548
Y=86.434 ton/tahun
Jadi kebutuhan Potassium Pyrophosphate di Indonesia pada tahun 2020 adalah
86.434 ton/tahun

II. 2 Macam Proses


Potassium pyrophosphate (K2P4O7) merupakan padatan berwarna putih
yang mempunyai sifat higroskopis terhadap air dan memiliki kelarutan yang lebih
tinggi dalam pengolahan air dibandingkan turunan natrium.Potassium
Pyrophosphate sejauh ini merupakan produk utama di antara berbagai Potassium
Fosfat yang merupakan kelompok kecil dari bahan kimia fosfat anorganik yang
diproduksi dan dikonsumsi dalam jumlah yang besar. Produksinya sekitar 79%
dari semua output domestik potassium fosfat. (Keyes, 1975)
Pembuatan dapat di bagi 2 :
1. Pembuatan Potassium Pyrophosphate dengan proses kristalisasi dan
kalsinasi.

4
Gambar II.1 Blok diagram pembuatan Potassium Pyrophosphate dengan Proses
Kalsinasi
(Keyes, 1975)
Pada proses pembuatan Potassium Pyrophosphate dengan proses ini bahan
KOH dan H3PO4 direaksikan dan di kristalkan menjadi Dipotassium Phosphate.
Setelah itudi kalsinasi di rotary kiln dan menjadi produk Potassium
Pyrophosphate. (Keyes, 1975)
2. Pembuatan Potassium Pyrophosphate dengan proses Dehidrasi

(Othmer, 1982)
Pada pembuatan potassium pyrophosphate dengan proses ini pertama-tama
bahan baku KOH dicampur dengan asam phosphate menjadi dipotassium

5
phosphate lalu di dehidrasi menjadi produk potassium pyrophosphate. (Othmer,
1982)

II. 3 Uraian Proses


Pada pra rencana pabrik Potassium Pyrophosphate ini dapat dibagi
menjadi 4 unit pabrik dengan pembagian :
1. Unit Pengendalian Proses Kode Unit : 100
2. Unit Reaksi dan Pemekatan Kode Unit : 200
3. Unit Kristalisasi dan Pengeringan Kode Unit : 300
4. Unit Pengendalian Produk Kode Unit : 400
Pertama-tama bahan baku potassium hydoxide dari gudang (F-110)
diumpankan pada hopper (J-113) dengan bantuan belt conveyor (J-111) dan
bucket elevator (J-112). Setelah itu KOH dilarutkan dalam tangki pelarut (M-
114). Hasil dari pelarutan diumpankan ke reaktor (R-210). Asam phosphate dari
tangki (F-120) secara bersamaan diumpankan ke reaktor (R-210). Pada reaktor
terjadi reaksi sebagai berikut:
2KOH(S) + H3PO4(L) K2HPO4(L) + 2H2O(L)
Hasil dari reaktor (R-210) diumpankan ke evaporator (V-220) dan terjadi
pemekatan dengan cara mengurangi kadar air. Produk reaksi diumpankan pada
Crystalizer (S-310) untuk proses kristalisasi yang kemudian hasil kristalisasi
diumpankan pada centrifuge (H-312) untuk dipisahkan kristal (cake) dan mother
liquor (filtrat), mother liquor dibuang ke tangki mother liquor (F-315) yang
selanjutnya akan diolah dalam pengolahan limbah sedangkan kristal (cake)
diumpankan ke Rotary kiln (B-320).
Pada Rotary Kiln terjadi proses dekomposisi dengan bantuan gas panas
secara counter current (berlawan arah).
2K2HPO4(S) (+heat) K4P2O7(S) + H2O(L)
Gas panas dibentuk oleh blower (G-321) dan dibakar dengan fuel oil. Gas
panas dan padatan terikut gas panas kemudian diumpankan secara bersamaan
dengan produk bawah rotary kiln menuju ke rotary cooler (B-330) untuk
didinginkan sampai suhu kamar. Proses pendinginan pada rotary cooler (B-330)

6
dibantu dengan udara dengan blower (G-332), udara dan padatan terikut
kemudian ditangkap oleh Cyclone (H-331), dimana udara dibuang ke udara bebas.
Sedangkan padatan diumpankan ke ball mill (C-336) bersamaan dengan produk
bawah rotary cooler dengan bantuan belt conveyor (J-333) dan bucket elevator (J-
334).
Produk potassium pyrophosphate dari rotary cooler (B-330) kemudian
diumpannkan ke ball mill (C-336) untuk dihaluskan sampai 200 mesh. Produk
kemudian di saring pada screen (H-339), dimana produk under size dikembalikan
ke ball mill (C-336) dengan bantuan bucket elevator (J-337) dan belt conveyor (J-
338), sedangkan produk under size dengan ukuran 200 mesh ditampung pada bin
(F-400) Potassium Pyrophosphate sebagai produk akhir.

II.4 Spesifikasi Alat


1. Tangki penyimpanan KOH (F-110)
Fungsi : menampung KOH dari supplier
Kapasitas :601,7521 m3
Bentuk : empat persegi panjang
Ukuran : Panjang 11m, lebar 11m, tinggi 5,5m
Bahan konstruksi : a. Dasar : beton
b. Tiang : baja
c. Atap : asbestos
d. Jumlah : 1 buah
2. Belt Conveyor-1 (J-111)
Fungsi : memindahkan KOH dari gudang menuju
bucket elevator.
Type : Troughed belt on 45ᴼ idler with rolls of equal
leght
Kapasitas : 32 ton/jam
Belt: width = 14 in = 0.36 m
trough width = 9 in = 0.23 m
skirt seal = 2 in = 0.05 m

7
Belt speed : 10 ft/min
Panjang belt : 16 ft = m
Sudut elevasi : 21.8 ᴼ
Power : 3 Hp
Jumlah : 1 buah
3. Bucket Elevator-1 (J-112)
Fungsi : Memindahkan bahan dari belt conveyor
menuju hopper
Type : Continuous Dischange Bucket Elevator
Kapasitas maksimum : 14 ton/jam
Ukuran Bucket : 6 x 4 x 4.25 in
0.15 x 0.10 x 0.11 m
Bucket spacing : 12 in
Tinggi elevator : 25 ft = 7.620 m
Ukuran feed (maksimum) : 0.75 in
Bukcet speed : 52.0 ft/min
Putaran Head Shaft : 10.0 rpm
Lebar belt : 7 in = 0.178 m
Power total : 2 Hp
Jumlah : 1 buah
4. Hopper-1 (J-113)
Fungsi : Menampung KOH dari bucket elevator
Type : Silinder tegak dengan tutup atas plat dan
bawah conis
Kondisi operasi : Suhu gudang = 30 ⁰C
Tekanan = 1 atm
Waktu tinggal = 60 menit
Kapasitas : 77,4678 ft³ = 2.19 m3
Diameter : 3,6678 ft = 1.12 m
Tinggi : 7,3356 ft = 2.24 m
Tebal shell : 3/16 in

8
Tinggi tutup bawah : 1,1418 ft = 0.35 m
Tebal tutup bawah : 3/16 in
Bahan konstruksi : Low Alloy Steel SA-225 grade A
Jumlah : 1 buah
5. Tangki pelarutan KOH (M-114)
Fungsi : Tempat melarutkan KOH
Type : Continuos Stirred Tank Reactor (CSTR)
Bahan : Low Alloy steel SA-225 grade A
Tekanan : 1 atm = 14.7 psia
Kapasitas : 140,5432 ft³
Jumlah : 1 buah
Demensi shell
Diameter shell : 4,82 ft = 1.5 m
Tinggi tanggi : 9,64 ft = 3 m
Tebal shell : 3/16 in
Demensi tutup
Tebal tutup atas : 3/16 in
Tinggi tutup atas : 1 2/4 ft = 0.45 m
Tebal tutup bawah : 3/16 in
Tinggi tutup bawah : 1 2/4 ft = 0.45 m
Sistem Pengadukan
Dipilih pengaduk tipe Turbin with 6 flat blade
Diameter impeler : 1,6063 ft = 0.5 m
Panjang balde : 0,4016 ft = 0.12 m
Power motor : 1,5 Hp
6. Pompa-1 (L-121)
Fungsi : Mengalirkan larutan potassium hydroxide
ke Reaktor
Tipe : Centrifugal Pump
Bahan : Commercial Steel
Rate volumetrik : 0,039 cuft/dt

9
Effisiensi motor : 80%
Power : 1 Hp
Jumlah : 1 buah
7. Tangki Penyimpanan H3PO4 (F-120)
Fungsi : Menampung phosphoric acid dari supplier
Type : Silinder tegak, tutup bawah datar dan tutup
atas dish
Volume : 5243,54387 cuft
Diameter : 18 ft = 5.4 m
Tinggi tangki : 27 ft = 8.103 m
Tebal shell : 1/2 in
Tebal tutup atas : 5/8 in
Tinggi tutup atas : 5.43 ft = 1.654 m
Tebal tutup bawah : 1/2 in
Bahan konstruksi : Low Alloy Steel SA-225 grade
A
Jumlah : 1 buah
8. Pompa-2 (L-115)
Fungsi : Mengalirkan phosporic acid ke reactor
Tipe : Centrifugal Pump
Bahan : Commercial Steel
Rate volumetrik : 0,009 cuft/dt
Effisiensi motor : 80%
Power : 1 Hp
Jumlah : 1 buah

10
II.5 Flowsheet

11
Perhitungan Spesifikasi Belt Conveyor
Didapat data data dari Neraca Massa :
Bahan Masuk :
Komponen Berat (kg) Fraksi berat ρ gr/ml

KOH 2636,255 0,85 2,044


H2O 465,2215 0,15 1
3101,4765
Rate massa = 3101,4765 kg/jam
= 6838,755683 lb/jam
= 3,1014765 ton/jam = 32 ton/jam
Dengan kapasitas 3,2 ton/jam , berdasarkan literatur Perry 7ed tabel 21-7 dan
figure 21-4 dipilih belt conveyor dengan spesifikasi sebagai berikut :

12
Kapasitas maksimum = 32 ton/jam
hp tiap 10 ft (linier-ft) = 0,34
Asumsi :
Jarak belt conveyor = 15 ft
Tinggi belt conveyor = 5 ft
Slope = 0,3
maka sudut belt conveyor = 21,8o
Panjang Belt = 15,8113883 atau 16 ft
PERHITUNGAN POWER
hp tiap 10 ft (linier-ft) = 0,34 hp/ft
hp = 0,544 ~ 1 hp
penambahan power untuk tripper = 2 hp (Perry, 7ed, tabel 21-7)
Power total = 3 hp
Spesifikasi alat :
Fungsi = Memindahkan pottasium hidroksida dari tangki menuju bucket elevator

Type = Troughed belt on 45 derajar idlers with rolls of equal legth


kapasitas maksimum = 32 ton/jam
Belt = width = 14 in (Perry, 7ed, tabel 21-7)
Trough width = 9 in (Perry, 7ed, fig 21-4 )
skirt seal = 2 in (Perry 7 ed, fig 21-4)
Belt speed = 10 ft/menit
Panjang = 16 ft
sudut elevasi = 21,8o
Power = 3 Hp
Jumlah =1 buah

13
Sketsa Belt Conveyor

14

Anda mungkin juga menyukai