PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1
Jika sodium thiosulfate pentahydrat bisa diproduksi di dalam negeri, hal
ini tentunya akan mengurangi ketergantungan kita pada produk luar,
menghemat pengeluaran devisa negara, meningkatkan ekspor dan
membangkitkan penguasaan teknologi.
Berdasarkan pada pertimbangan di atas maka pabrik sodium thiosulfat
pentahydrat atau lebih dikenal dengan sebutan Hypo layak didirikan di
Indonesia dengan alasan:
1. Terciptanya lapangan pekerjaan baru yang berarti turut serta dalam usaha
mengurangi angka pengangguran.
2. Memacu pertumbuhan industri-industri baru yang menggunaan bahan
bau maupun bahan penunjang Sodium Thiosulfate Pentahydrat.
3. Mengurangi ketergantungan bangsa Indonesia terhadap bangsa lain
terutama terhadap kebutuhan Sodium Thiosulfate Pentahydrat.
4. Menemukan jumlah import Sodium Thiosulfate Pentahydrat sehingga
akan menambah devisa bangsa.
2
Pabrik direncanakan berdiri pada tahun 2026. Oleh karena itu, perlu
diketahui kebutuhan sodium thiosulfate pentahydrat di Indonesia pada
tahun 2026. Berdasarkan data import sodium thiosulfate pentahydrat
pada tabel 1.1, maka dapat diperkirakan kebutuhan sodium thiosulfate
pentahydrat di Indonesia pada tahun 2026.
31,000.00
30,000.00
29,000.00
Impor (ton/tahun)
26,000.00
25,000.00
24,000.00
23,000.00
22,000.00
2014.5 2015 2015.5 2016 2016.5 2017 2017.5 2018 2018.5 2019 2019.5
Tahun
y = 387,18x – 753507
y = 387,18(2026)– 753507
y = 30.919,68 ton
3
2. Ketersediaan Bahan Baku
Ketersediaan bahan baku merupakan faktor paling penting
keberlangsungan produksi suatu pabrik. Bahan baku pembuatan
sodium thiosulfate pentahydrat dengan sodium sulfite dan sulfur.
Untuk membuat sodium thiosulfate pentahydrat 40.000 ton/tahun,
dibutuhkan sodium sulfite 31.898,73 ton/tahun yang diperoleh dengan
cara impor Lianyung Huaihua Internasional Trade (China) dengan
kapasitas ekspor 120.000 ton/tahun. Dibutuhkan sulfur 8.101,266
ton/tahun diperoleh dari PT. Aura Golden Agro yang berlokasi di
Gresik, Jawa Timur dengan kapasitas produksi sebesar 14.000
ton/tahun.
3. Kapasitas Minimal
Penentuan kapasitas pabrik yang akan didirikan harus
memperhatikan kapasitas pabrik sejenis dalam skala komersial yang
sudah beroperasi. Data kapasitas pabrik yang sudah ada dapat dilihat
pada tabel berikut:
Nama Pabrik Kapasitas Produksi
(Ton/Tahun)
Germany at Chemiewerse Bad Kostritz 14.000
Hebei Dougcheng Chemical (China) 14.700
Aqua Chem Industri 21.000
Tianji Soda Plant (China) 28.000
Ferro Corp, Batton Rouge, Los Angeles 60.000
Stauffer Chemical Co., South Gate, California 80.000
Tabel 1.2 Kapasitas minimum pabrik Sodium Thiosulfate Pentahydrat
di Dunia
Sumber: Kirk Othmer, 1996
4
pabrik sodium thiosulfate pentahydrat adalah 14.000 ton/tahun.
Berdasarkan pertimbangan kebutuhan sodium thiosulfate pentahydrat,
bahan baku dan kapasitas minimal sodium thiosulfate pentahydrat, pra
rancangan pabrik sodium thiosulfate pentahydrat ini akan didirikan
dengan kapasitas 40.000 ton/tahun untuk memenuhi kebutuhan
sodium thiosulfate pentahydrat dalam negeri sehingga dapat menekan
angka impor, dan sisa kapasitas sebesar 9.080 ton/tahun akan di
ekspor.
5
pentahydrat yaitu sodium sulfite diperoleh dari Lianyung Huaihua
Internasional Trade (China), sulfur diperoleh dari PT. Aura Golden
Agro yang berlokasi di gresik. Lokasi pendirian pabrik di Kawasan
Industri Gresik, Jawa Timur merupakan jarak yang dekat dengan
penyedia bahan baku serta dapat dilakukan dengan transportasi darat
dan laut.
2. Pemasaran
Sasaran konsumen pabrik sodium thiosulfate pentahydrat adalah
industri tekstil, kertas, penyamakan kulit, zat warna, minyak, wol dan
farmasi yang banyak terdapat di Jawa Timur. Seperti pabrik tekstil PT
Industri Anggun Textile (Gresi), PT Lotus Indah Textile Indutries
(Surabaya), PT Triastate Textile (Pasuruhan), PT Tjiwi Kimia
(Gresik) , PT Sinar Muda (Tulung Agung) dan PT Natindo (Surabaya).
3. Transportasi
Pengaruh transportasi terhadap lokasi pabrik meliputi
pengangkutan bahan baku, bahan bakar, bahan pendukung, dan produk
yang dihasilkan maka lokasi pabrik harus berada di daerah yang mudah
dijangkau. Kota Gresik memiliki saran transportasi darat yang
memadai, karena berada di jalur pantura yang menghubungkan kota-
kota besar di Jawa Timur. Gresik juga merupakan lokasi yang tepat
untuk sarana transportasi laut, karena letakmya di pesisir pantai Pulau
Jawa sehingga memiliki pelabuhan laut yang memadai untuk saran
transportasi pemasaran lewat laut untuk antar pulau.
4. Tenaga Kerja
Kawasan Industri Gresik terletak di daerah Jawa Timur yang
memiliki lembaga pendidikan formal maupun non formal di mana
banyak dihasilkan tenaga kerja ahli maupun non ahli, sehingga tenaga
kerja mudah didapatkan.
5. Utilitas
Kebutuhan sarana penunjang seperti listrik, air dan bahan bakar
tersedia cukup memadai. Listrik dapat diperoleh dari PLN dan
6
generator, air dapat diperoleh dari air sungai, dan bahan bakar dapat
diperoleh dari pertamina atau perusahaan petroleum lain.
7
Sodium thiosulfate pentahydrat dapat diproduksi secara komersial dengan
beberapa cara yang dapat digolongkan sebagai berikut:
8
dipekatkan dalam evaporator dan dikristalkan. Kekurangan proses ini
adalah harga bahan baku Na2S relatif mahal. Yield yang diperoleh adalah
45%. Dari uraian diatas dipilih pembuatan sodium thiosulfate pentahydrat
menggunakan proses reaksi sodium sulfite dan sulfur dengan berbagai
pertimbangan seperti pada perbandingan proses berikut:
Tabel 1.3 Matrik Pemilihan Proses
Parameter Proses 1 Proses 2 Proses 3
Bahan baku Na2SO3 + S 2NaOH + 2Na2S + 3SO2
SO2+S
Fase reaksi Cair-padat Cair-gas Cair-gas
Reaktor RATB Gelembung Gelembung
Proses Produk By produk By produk
Yeild 99% - 45%
Kemurnian 99% 96% -
Konversi 99% - -
9
Sodium thiosulfat pentahydrat digunakan sebagai anti klor pada
industri tekstil dan kertas untuk mereduksi klorin dalam bahan kertas
dan tekstil. Sedangkan untuk industri farmasi digunakan sebagai bahan
pembuatan asam thioblicolic yang mana asam tersebut sebagai obat
keriting rambut. Sodium thiosulfat pentahydrat juga dipakai dalam
proses ekstraksi perak, pada pemutihan wool dan gading serta
penyerbukan minyak pelumas.
Sumber: Condensed Chemical Disctionary, 1981, vol 10 hal
954
10
Berat molekul = 126 gr/mol
Bentuk = Bubuk kristal
Spesific gravity = 2,633 gr/cm3
Titik leleh = 500 oC
Titik didih = 600 oC
(Perry, edisi 7 tahun 1997)
3. Air (H2O)
Sifat fisika:
Berat molekul = 18 kg/mol
Bentuk = Cairan
Titik didih = 100 oC
Titik beku = 0 oC
Spesifik Gravity = 1 gr/cc
b. Produk
1. Sodium Thiosulfate Pentahydrat (Na2S2O3.5H2O)
Sifat Fisika:
Berat molekul = 248 kg/kmol
Bentuk = Kristal
Titik leleh = 48 oC
Titik didih = 143,034 oC
Spesifik grafity = 1,7 gr/cc
(Krik & Othmer, 1964)
Sifat kimia:
- Larut dalam minyak turpentine dan amoniak.
- Tidak larut dalam alkohol.
11
- Tidak beracun, tidak mudah menguap, mudah digunakan, harga
ekonomis, berwarna putih dan berbentuk kristal.
12
Dari reaksi di reaktor terbentuk Sodium Thiosulfate dan sisa reaktan.
Larutan hasil keluar reaktor tersebut kemudian di pompa menuju
Centrifuge (CF-01) untuk dipisahkan antara filtrat dan cake pada suhu
70°C dan tekanan 1 atm. Filtrat yang sudah terpisah diumpankan menuju
Evaporator (EV-01) sedangkan cake kembali ke reaktor sebagai recycle.
Filtrat yang keluar dari Centrifuge (CF-01) diumpankan ke Evaporator
(EV-01) pada suhu 100,67 °C dan tekanan 1 atm dipekatkan menjadi
60% agar kondisinya jenuh dengan mengurangi kadar airnya. Hasil atas
dari Evaporator (EV-01) berupa uap air yang akan menuju unit
pengolahan lain, sedangkan hasil bawah berupa larutan jenuh yang akan
di pompa menuju Heat Exchanger (HE-01) untuk didinginkan menjadi 44
°C kemudian dialirkan menuju Crystallizer (CR-01) untuk dikristalkan
membentuk Sodium Thiosulfate Pentahydrate dengan tekanan 1 atm.
Hasil kristal Sodium Thiosulfate Pentahydrate yang terbentuk
dipisahkan dari cairannya dengan Centrifuge (CF-02) pada suhu 21°C
dan tekanan 1 atm. Filtrat dari Centrifuge (CF-02) tersebut dialirkan
menuju unit pengolahan lain. Kristal Sodium Thiosulfate Pentahydrate
yang sudah terpisahkan dipindahkan ke Rotary Dryer (RD-01) dengan
suhu udara panas 95°C dan tekanan 1 atm untuk mengurangi kandungan
air yang terikut saat pemisahan di Centrifuge (CF-01) kemudian kristal
dengan kemurnian 99,44% diangkut menggunakan Belt Conveyor (BC-
06) menuju Bucket Elevator (BE-04) untuk di angkut ke atas menuju Bin
(B-01) kemudian di packing dan di simpan dalam gudang produk (G-03).
13