Anda di halaman 1dari 25

SPEKTROFOTOMETER UV-VISIBLE

Kalibrasi Spektrofotometer UV-Vis


Tujuan:
1. Agar alat dapat digunakan dengan baik, data yang dihasilkan valid.
2. Untuk mengetahui letak kesalahan atau kerusakan secara dini
sehingga dapat diperbaiki sebelum alat mengalami kerusakan berat.

Bagian yang perlu dikalibrasi:


1. Panjang gelombang (λ)
2. Absorbansi (A)
1. Kalibrasi panjang gelombang (λ)
Metode kalibrasi:
1. Gelas filter Holmium atau Didimium
Data λ maksimum terseleksi dari Holmium dan
Didimium:
λmaks filter Holmium (nm) λmaks filter Didimium (nm)
2. Larutan Holmium oksida dalam HClO4
Dibuat larutan Holmium (III) oksida dalam HClO4, kemudian larutan
diukur pada spektrofotometer dan memberikan panjang gelombang
maksimum.

λ maks Holmium (III) oksida (nm)

241,1 416,3

278,2 450,8

287,2 482,2

361,2 536,5
2. Kalibrasi Absorbansi
Konsentrasi analit berbanding lurus dengan absorbansi yang
terukur.

Bahan yang digunakan untuk kalibrasi absorbansi:


1. Larutan dikromat
2. Asam kromat
3. Tembaga sulfat
Larutan dikromat
kalium dikromat yang sudah dikeringkan pada suhu 140 –
150oC selama 30 – 60 menit dibuat menjadi 2 buah larutan
A. Larutan A : timbang 50 mg, kemudian larutkan dalam 1 L
asam sufat 0,005 M
B. Larutan B : timbang 100 mg, kemudian larutkan dalam 1 L
asam sulfat 0,005 M
Harga A kalium dikromat dlm asam sulfat 0,005 M

Panjang Larutan A Larutan B


gelombang (nm)

235 0,626 1,251

257 0,727 1,454

313 0,244 0,488

350 0,536 1,071


Analisis Kualitatif dan Kuantitatif
TAHAPAN MELAKUKAN ANALISIS DENGAN
SPEKTROFOTOMETRI
1. Apakah senyawa tersebut dapat dianalisis
dengan spektrofotometri
2. Membuat larutan standar
3. Menentukan larutan panjang gelombangmaksimum
4. Membuat kurva baku antara Absorbansi versus
konsentrasi sehingga diperoleh persamaan regresi
linier.
5. Menentukan kadar sampel.
Panjang Gelombang Maksimum
Panjang Gelombang maksimum ( maks) :
 di mana sampel memberikan absorbansi maks (dapat
dilihat dari grafik absorbansi vs ).
Keuntungan analisa pada  maks :
 Kepekaan maksimum (perubahan konsentrasi larutan
memberikan perubahan absorbansi besar)
 Memberikan kurva kalibrasi linear (sesuai Hukum
Lambert-Beer)
 maks
Lanjutan
Waktu Kestabilan Reaksi
Lanjutan
 Pemilihan pelarut
Dipilih pelarut dengan kemurnian tinggi sehingga tidak
mengabsorsi  pada daerah pengukuran

 Kesalahan relatif
Kesalahan relatif kecil biasanya dicapai pada
absorbansi 0,2 – 0,7
Analisis Multikomponen
 Analisa senyawa campuran 2 atau lebih
 Senyawa campuran 2 atau lebih bila mengabsorbsi 
yang sama maka absorbansi campuran merupakan
jumlah dari masing-masing absorbansi senyawa
penyusunnya.

Acamp = a1.b.c1 + a2.b.c2 + …


Garam kalium K2Cr2O7 dan garam KMnO4 dalam asam sulfat 1 M mempunyai
spektra absorbsi saling tumpang tindih. K2Cr2O7 mempunyai absorbansi
maksimum pada  440 nm , KMnO4 mempunyai absorbansi maksimum pada 
545 nm. Campuran kedua zat tersebut (K2Cr2O7 dan KMnO4) dianalisis
dengan mengukur absorbansi pada kedua  tersebut dan didapatkan hasil :
A pada  440 nm = 0,405 dan A pada 545 nm = 0,712
Apabila K2Cr2O7 dalam asamsulfat 1 M, konsentrasinya menjadi 10-3 M dan
KMnO4 dalam asam sulfat 1 M konsentrasinya menjadi 2.10-4 M, memberikan
A sebagai berikut :
Pada  440 nm; A K2Cr2O7 = 0,374 dan A KMnO4 = 0,019
Pada  545 nm; A K2Cr2O7 = 0,009 dan A KMnO4 = 0,475
Berapa konsentrasi larutan K2Cr2O7 dan KMnO4 jika tebal kuvet 1 cm
 Diketahui : K2Cr2O7 ; C = 10-3 M dengan A pada 440 nm = 0,374 dan A pada 545 nm = 0,009
KmnO4 ; C = 2.10-4 dengan A pada 440 nm = 0,019 dan A pada 545 nm = 0,475
Campuran K2Cr2O7 & KMnO4, A pada 440 nm = 0,405 dan pada 545 nm A = 0,712
Ditanya : C K2Cr2O7 dan C KMnO4 ?
Jawab :
 Untuk K2Cr2O7
A= Ɛ b c
Ɛ = A/bc
Pada 440 nm Ɛ = 0,374/1 x 10-3 = 374
Pada 545 nm Ɛ = 0,009/1 x 10-3 = 9
 Untuk KMnO4
Pada 440 nm Ɛ = 0,019/1 x 2.10-3 = 95
Pada 545 nm Ɛ = 0,009/1 x 2.10-3 = 2375
 Untuk larutan K2Cr2O7 dan KMnO4
Pada panjang gelombang 440 nm
0,405 = 374 x 1 x C1 + 95 x 1 x C2...................(1)
Pada panjang gelombang 545 nm
0,712 = 9 x 1 x C1 + 2375 x 1 x C2..................(2)
 Persamaan 1 dan 2 digabung dan dilakukan eliminasi, hasilnya adalah
C2 = 2,96.10-4
 Jadi konsentrasi KMnO4 adalah 2,96.10-4 M
C2 dimasukkan ke salah satu persamaan untuk mendapatkan C1
0,405 = 374 C1 + 95 C2
0,405 = 374 C1 + 95 (2,96.10-4)
C1 = 1,008.10-3
 Jadi konsentrasi K2Cr2O7 adalah 1,008.10-3 M
Soal 1
 Absorbansi As dengan konsentrasi 3,7 g/L dalam kuvet 1 cm
adalah 0,8543 pada panjang gelombang (λ) 420 nm dan
sebesar 0,172 pada λ 630 nm. Absorbansi Sn dengan
konsentrasi 4,8 g/L dalam kuvet 1 cm adalah 0,087 pada λ
420 nm dan sebesar 0,905 pada λ 630 nm. Absorbansi
campuran 2 logam tersebut adalah 0,973 pada λ 420 nm dan
sebesar 0,753 pada λ 630 nm. Berapakah konsentrasi masing-
masing logam As dan Sn dalam campuran, jika tebal kuvet 1
cm?
Soal 2
 Absorbansi Zn dengan konsentrasi 0,0005 M dalam kuvet 1
cm adalah 0,752 pada panjang gelombang (λ) 580 nm dan
sebesar 0,303 pada λ 670 nm. Absorbansi Cd dengan
konsentrasi 0,0007 M adalah 0,252 pada λ 580 nm dan
sebesar 0,962 pada λ 670 nm. Absorbansi campuran 2 logam
tersebut adalah 0,863 pada λ 580 nm dan sebesar 0,908 pada
λ 670 nm. Berapakah konsentrasi masing-masing logam Zn
dan Cd dalam campuran?
Penentuan konsentrasi
1. Membuat deret standar
2. Mencari panjang gelombang maksimum
3. Membuat kurva kalibrasi Absobansi VS
Konsentrasi
4. Membuat persamaan regresi linier Y = a + bx
Y = a + bx
Y = Absorbansi
a = intersep (titik potong garis regresi terhadap
sumbu y, a = + titik potong di atas titik 0,0 , a = -
titik potong di bawah titik 0,0)
b = slope (kemiringan garis / tg sudut )
x = Konsentrasi larutan standar/sampel
Lanjutan
Contoh soal
100 mg sampel yang mengandung Parasetamol
dilarutkan dengan etanol hingga 100 ml. diambil
10 ml diencerkan hingga 100 ml. dari larutan yang
sudah dilarutkan diukur Absorbansinya, ternyata A
= 0,465.
Hitunglah kadar paresetamol dalam sampel
tersebut jika persamaan garisnya y = 0,096 + 0,013
x dalam persen dan mg/Kg
Soal 2
The protein content of a sample was
determined using a reagent to convert
the protein into a colored complex. The
absorbance of the complex was
measured using a UV-Visible
spectrophotometer set at an
appropriate wavelength. Using standard
protein solutions the calibration curve
shown below was obtained. A sample
containing protein was diluted 70 fold.
The diluted solution was found to have
an absorbance 0f 0,40. What is the
protein content of the sample?
Soal 3
A colorimeter with a red filter was used
to analyse the concentration of nickel
ions, Ni2+, in solution. To calibrate the
colorimeter, a distilled water ‘blank’ and
five satndards of Ni2+ were prepared and
their absorbance measured. The
calibration curve shown below was then
generated 20,0 mL of a nickel solution of
unknown concentration was diluted to a
total volume 80,0 mL. This solution
recorded an absorbance of 0,30. What is
the mass of nickel ion in the 20,0 mL of
undiluted unknown solution?
Lanjutan contoh soal
4. 5 mL sampel yang diencerkan menjadi 100 mL dianalisis kadar nitritnya dengan
spektrofotometer memberikan harga konsentrasi sebesar 4,5 mg/L. Tentukan
kadar nitrit dalam sampel tersebut?
5. 3 gram sampel susu diabukan dengan menggunakan muffle furnace. Abu yang
terbentuk dilarutkan dengan HCl 4N dan diencerkan dengan akuades dalam
labu takar 25 mL (larutan A). Larutan A tersebut diambil sebanyak 1 mL dan
diencerkan menjadi 50 mL. Larutan yang sudah diencerkan tersebut diukur
kadar Fe-nya dengan menggunakan spektrofotometer memberikan absorbansi
terukur pada alat sebesar 0,225. Tentukan kadar Fe dalam sampel susu tersebut,
jika persamaan garis kurva kalibrasi standar Fe adalah Y = 0,023X – 0,02

Anda mungkin juga menyukai