INSTRUKSI:
1. Soal A (benar/salah): jawaban yang tepat di-bold atau di-highlight
2. Soal B (essay singkat): jawaban ditulis dengan kalimat sendiri, dilarang copy-
paste
3. Soal C (essay perhitungan): disertai dengan contoh perhitungan
4. Hasil dikirimkan dalam format pdf diberi nama file: [Nama pertama] [NIM]
[Pararel] KUIS 1; Contoh: M Raihan F24190129 K1 KUIS 1.
5. Jawaban anggota kelompok 1 - 4 dikirim ke hanifa_der@apps.ipb.ac.id dan
kelompok 5 - 8 dikirim ke noufan_aldo@apps.ipb.ac.id dengan subject email
KUIS 1
6. Durasi pengerjaan kuis adalah 2 jam (19.00-21.00)
A. Benar/Salah
1. Tahap hidrolisis selama 10 menit pada analisis daya cerna protein in vitro
dapat menghidrolisis seluruh protein pada sampel (B/S)
2. Sampel dilakukan defatted sebelum digunakan untuk analisis protein untuk
menghindari kesalahan positif (B/S)
3. Daya cerna protein yang rendah tidak selalu menunjukkan bioavailabilitas
protein yang rendah (B/S)
4. Sampel kontrol pada analisis daya cerna pati dan protein berfungsi untuk
menghindari kesalahan positif (B/S)
5. Penyaringan sampel setelah dilakukan pengendapan SDF menghasilkan
residu berupa SDFP, IDF, RS, protein yang rusak, mineral, dan asam
amino (B/S)
6. SDFs adalah SDF yang dapat diendapkan dengan etanol 95% (B/S)
7. Amilosa lebih mudah dicerna oleh tubuh daripada amilopektin (B/S)
8. Pati merupakan heteropolimer yang terdiri dari amilosa dan amilopektin
(B/S)
9. Semua monosakarida (glukosa, fruktosa, galaktosa) dan disakarida kecuali
sukrosa (laktosa, maltosa) termasuk sebagai gula pereduksi (B/S)
10. Enzim α-amilase dapat menghidrolisis pati menjadi gula sederhana seperti
maltosa dan limit dekstrin (B/S)
B. Essay singkat
1. Jelaskan prinsip metode in vitro protein digestibility assay? Dan apa
keuntungan metode in vitro dibandingkan dengan in vivo?
Prinsip analisis daya cerna protein secara in vitro adalah menghitung
jumlah asam amino hasil hidrolisis yang menggunakan enzim-enzim
pencernaan dan membuat kondisi analisis yang semirip mungkin dengan
yang sesungguhnya baik itu pH dan suhunya yang terjadi dalam
pencernaan tubuh manusia. Metode in vivo dianggap mahal dan terlalu
lama dalam praktiknya, karena memerlukan uji klinis yang menggunakan
hewan percobaan dan bisa saja dengan manusia sehingga metode in vitro
ini lebih banyak yang menggunakan karena dianggap lebih praktis dan
hanya perlu membuat kondisi yang mirip atau seseuai mungkin dengan
keadaan sesungguhnya yang terjadi dalam tubuh manusia.
6. Pada tahap persiapan analisis total serat pangan, mengapa kadar air dan
kadar abu kertas saring perlu diukur?
Karena kertas saring juga ikut mengalami proses pengeringan dan
pengabuan bersama sampel sehingga kadar air dan kadar abu dari kertas
saring akan memengaruhi perhitungan. Oleh karena itu, kadar air dan
kadar abu dari kertas saring harus diketahui.
1. Lengkapi tabel perhitungan kadar total serat pangan (TDF) dari sampel di
bawah ini!
Kadar Kadar
W air abu
Sampel Ul sampel kertas kertas B1 (g) B2 (g) C1 (g) B3 (g) B4 (g) C2 (g) C3 (g) TDF (%)
(g) saring saring
(%) (%)
Tepung 1 0.2531 0.6521 0,6299 0,0003 0,6398 0,0099 0,0014 0,0011 3,4501
beras 3.4 0.04
3,2276
putih 2 0.2542 0.6542 0,6320 0,0003 0,0090 0,0011 0,0008
0,6410
Keterangan: 2.22428
Berat residu protein diabaikan
B1 : berat kertas saring
B2 : berat kering kertas saring
B3 : berat kertas saring + residu kering (setelah dioven)
B4 : berat residu kering
C1 : berat abu kertas saring
C2 : berat abu total (setelah ditanur)
C3 : berat abu residu
Absorbansi x̄ Absorbansi DC x̄ DC
x̄ Protein Protein
Sampel U ΔAbsorbansi
enzim kontrol enzim kontrol ΔAbsorbansi Relatif Relatif
(%) (%)
Tepung 1 1,093 1,015 1.0960 1.0145 0.078 0.0815 107,6541 108,0
tempe 2 1,099 1,014 0.085 108,3582 061
Tepung 1 1,008 0,98 1.0095 0.9650 0.028 0.0445 102,7806 104,5
kedelai 2 1,011 0,95 0.061 106,3760 784
Keterangan:
x̄ = rata-rata; DC: daya cerna
Contoh perhitungan: tepung tempe 1
• Rata-rata absorbansi enzim:
= (abs enzim 1 +abs enzim 2) / 2 = 1,093 + 1,099 / 2 = 1,0960
• Delta absorbansi
= Absorbansi dengan enzim - Absorbansi kontrol
=1,093-1,015 = 1,0145
Simpulan
Tepung tempe memiliki daya cerna protein paling tinggi. Hal tersebut
terjadi karena pada tempe sebelumnya telah terjadi hidrolisis protein. Oleh
karena itu, pada tepung tempe sudah mengandung asam amino yang akan
menyebabkan daya cerna protein tepun tempe menjadi tinggi
D. Bonus Soal Valentine
1. Keluarkan gombal terbaik kalian untuk kakak asprak!
Makan ketoprak makan mie rebus
Jangan lupa ya kak laprak dikasih nilai 100 HHEHEHEHEHE
2. Apakah ada feedback untuk asprak dan praktikum EBKP sejauh ini?
Sering2 nambahin poin plus ya kak di laprak hehe