Anda di halaman 1dari 36

Oleh :

MUHAMMAD SOFAN, S.Tr.AK


Staff Seksi FARMALKES
DINAS KESEHATAN KABUPATEN BATANG
 SPP-IRT atau Sertifikasi Produksi Pangan
Industri Rumah Tangga adalah izin edar yang
diberikan kepada pelaku usaha rumah tangga
dalam bidang produksi makanan dan
minuman.
UU No 18 Tahun 2012 Ka. Badan POM (ML)
PP No. 28 Tahun 2004
Perbatasan
Negara

CORNBEEF

PRODUKSI PRODUKSI PANGAN SEGAR PENGOLAH- PANGAN


PRA-PANEN PASCA - DIKONSUMSI BAHAN BAKU
AN OLAHAN
LANGSUNG PENGOLAHAN
PANEN

Ka. Badan POM (MD)


Bupati/Walikota (P-IRT)

Pangan olahan untuk diperdagangkan dalam kemasan


eceran sebelum diedarkan wajib memiliki surat
persetujuan pendaftaran (berdasarkan hasil penilaian SERTIFIKAT PRODUK
keamanan, mutu dan gizi pangan olahan) PANGAN INDUSTRI
RUMAH TANGGA
Dikecualikan pangan olahan yang diproduksi oleh (SPP-IRT)
industri rumah tangga (pangan olahan IRT wajib
memiliki sertifikat produksi pangan IRT)
 Penerbitan izin PIRT ini bertujuan untuk
menjamin kualitas produk makanan dan
minuman yang diedarkan di masyarakat,
sehingga konsumen merasa terlindungi
 Izin PIRT diberikan kepada perusahaan
pangan (makanan dan muniman) yang
melakukan proses produksi di dalam rumah
(tempat tinggal) dengan peralatan
pengolahan pangan manual hingga semi
otomatis.

 Sertifikasi PIRT tersebut ditujukan kepada


produk-produk pangan yang memiliki daya
tahan keawetan lebih dari 7 hari.
 Para pelaku usaha yang ingin memperoleh SPP-IRT tersebut
harus mengajukan permohonan ke bupati/walikota melalui
DPMPTSP Kabupaten

 Dokumen-dokumen yang perlu dipersiapkan antara lain: mengisi


formulir, denah/alur produksi, fotocopy KTP, pas photo, hasil uji
pemeriksaan produk pangan dari laboratorium daerah setempat
(bila perlu), rekomendasi/surat pengantar dari puskesmas
setempat, sertifikat PKP, dan rancangan label pangan.

 Setelah berkas diterima dan diverifikasi, maka pemohon


menunggu pemberitahuan pelaksanaan pemeriksaan sarana
produksi sebagai dasar penerbitan rekomendasi dari Dinas
Kesehatan
 Bila hasil pemeriksaan sarana produksi pada level I atau II maka
rekomendasi penerbitan SPP-IRT akan diberikan kepada
DPMPTSP untuk menerbitkan SPP-IRT
 Undang-Undang Republik Indonesia No 18
Tahun 2012 tentang Pangan
 Landasan hukum SPP-IRT adalah Peraturan
Badan POM Nomor: 22 Tahun 2018 tentang
Pedoman Pemberian Sertifikat Produksi
Pangan Industri Rumah Tangga (SPP-IRT)
 Jaminan tertulis ini diterbitkan oleh
Bupati/Walikota setelah pemilik IRTP (Industri
Rumah Tangga Pangan) memenuhi
persyaratan.
 SPP-IRT adalah jaminan tertulis yang diberikan
PEMOHON
oleh Bupati/Walikota terhadap pangan produksi
IRTP di wilayah kerjanya yang telah memenuhi 1
persyaratan pemberian SPP-IRT dalam rangka
peredaran Pangan Produksi IRTP. PTSP

Tahapan: 2
3 DINKES
4
PENYULUHAN PEMERIKSAAN
1. Penerimaan Pengajuan Permohonan KAB/KOTA SARANA
KEAMANAN PANGAN
2. Evaluasi dokumen permohonan
5 4.1
3. Penyelenggaraan Penyuluhan 3.1 SERTIFIKAT
PENYULUHAN
Keamanan Pangan KEAMANAN PANGAN PTSP REKOMENDASI
4. Pemeriksaan Sarana Produksi
Pangan IRT
5. Pemberian Nomor P-IRT SERTIFIKAT
P-IRT (SPP-IRT)
6. Penyerahan SPP-IRT
DINKES 6 BADAN POM/
PROV. BBPOM
PEMOHON

Langsung Tembusan

8
1. PENERIMAAN PENGAJUAN PERMOHONAN
(1) Permohonan SPP-IRT Diterima Oleh Bupati / Walikota
c.q. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
(Unit Pelayanan Terpadu Satu Pintu / DPMPT-SP)
1.1. Formulir yang memuat informasi sebagai berikut :
(a) Nama jenis pangan (g) Nama, alamat, kode pos
(b) Nama dagang dan nomor telepon IRTP
(c) Jenis kemasan (h) Nama pemilik
(d) Berat bersih/isi bersih (i) Nama penanggung jawab
(mg/g/kg atau ml/l/kl) (j) Informasi tentang masa
(e) Komposisi simpan (kedaluwarsa)
(f) Tahapan produksi (k) Informasi tentang kode
produksi
1.2. Dokumen lain antara lain :
(a) Surat keterangan atau
izin usaha dari Instansi
yang berwenang
(b) Rancangan label
pangan
 SPP-IRT berlaku 5 (lima) tahun terhitung sejak
diterbitkan dan dapat diperpanjang melalui
permohonan SPP-IRT
SPP-IRT diberikan kepada IRTP yang memenuhi
persyaratan sbb :
a. Memiliki sertifikat Penyuluhan keamanan
Pangan
b. Hasil pemeriksaan sarana produksi pangan
produksi IRTP memenuhi syarat
c. Label pangan memenuhi ketentuan
peraturan perundang-undangan
 Penyuluhan Keamanan pangan wajib/harus
diikuti oleh pemilik atau penanggungjawab
produksi PIRT
 Dalam pelatihan dan penyuluhan tersebut,
peserta akan mendapat bimbingan materi berupa
pengenalan peraturan perundang-undangan di
bidang pangan, penggunaan teknologi proses
pengolahan pangan, pemakaian bahan
tambahan, sanitasi pangan, dan cara produksi
pangan yang baik untuk industri rumah tangga
(CPPB-IRT).
 Bila nilai post test minimal 60, peserta akan
mendapat Sertifikat Penyuluh Keamanan Pangan
(SPKP) sebagai salah satu persyaratan penerbitan
SPP-IRT.
2. PENYELENGGARAAN PENYULUHAN KEAMANAN PANGAN

(1) Penyelenggara : 5) Materi Penyuluhan :


Dikoordinir oleh Bupati/Walikota 5.1. Materi utama :
c.q. Dinas Kesehatan Kabupeten / Kota  Peraturan perundang-undangan di
(2) Kriteria Tenaga PKP : bidang pangan
- PNS  Keamanan dan Mutu Pangan
- Memiliki Sertifikat Kompetensi PKP  Teknologi Proses Pengolahan Pangan
- Ditugaskan Bupati / Walikota c.q. Dinas  Prosedur Operasi Sanitasi yang
Kesehatan Kab / Kota
Standar (Standard Sanitation
(3) Narasumber : Operating Procedure /SSOP)
Tenaga PKP dari Dinas Kesehatan  Cara Produksi Pangan Yang Baik untuk
Kabupaten / Kota dan Balai Besar/Balai Industri Rumah Tangga (CPPB-IRT).
POM Setempat
 Penggunaan Bahan Tambahan Pangan
4) Peserta PKP: (BTP)
Pemilik dan/atau Penanggung Jawab IRTP  Persyaratan Label dan Iklan Pangan

5.2. Materi pendukung :


 Pencantuman Label Halal
HS,
CPPB
 Etika Bisnis dan Pengembangan
Jejaring Bisnis IRTP
SPP-IRT P-IRT
(6) Metoda Penyuluhan Keamanan Pangan :
Ceramah, diskusi, demonstrasi / peragaan 123/4567/89
simulasi, pemutaran video, cara lain yang
mendukung pemahaman

(7) Sertifikat Penyuluhan Keamanan Pangan:


Tahun
■ Pemilik/ Penanggung jawab lulus PKP Penerbitan
dengan nilai post test minimal 60 sertifikat
■ Penomoran Sertifikat sesuai aturan

Kode provinsi dan


Kab./kota

Nomor urut tenaga/peserta


yang memperoleh Sertifikat
 Pemeriksaan sarana produksi pangan IRT :
◦ dilakukan setelah pemilik atau penanggungjawab
IRTP memiliki sertifikat penyuluhan keamanan
pangan
◦ Dilakukan oleh tenaga Pengawas Pangan atau
District Food Inspector Kabupaten
◦ Dilakukan untuk mengetahui adanya
ketidaksesuaian atau penyimpangan terhadap
seperangkat persyaratan Cara Produksi Pangan
yang Baik untuk Industri RumahTangga (CPPB-
IRT)
 Jenis ketidaksesuaian : Minor, mayor, serius kritis
 Ketidaksesuaian Minor adalah penyimpangan terhadap
persyaratan “dapat” di dalam CPPB-IRT yang mempunyai
potensi mempengaruhi mutu (wholesomeness) produk
pangan IRTP.
 Ketidaksesuaian Major adalah penyimpangan terhadap
persyaratan "sebaiknya" di dalam CPPB-IRT yang
mempunyai potensi mempengaruhi efisiensi pengendalian
keamanan produk pangan IRTP.
 Ketidaksesuaian Serius adalah penyimpangan terhadap
persyaratan "seharusnya" di dalam CPPB-IRT yang
mempunyai potensi mempengaruhi keamanan produk
pangan IRTP.
 Ketidaksesuaian Kritis adalah penyimpangan terhadap
persyaratan "harus" di dalam CPPB-IRT yang akan
mempengaruhi keamanan produk pangan IRTP
secara langsung dan/atau merupakan persyaratan
yang wajib dipenuhi.
 Minor : Dokumen produksi tidak mutakhir, tidak
akurat, tidak tertelusur dan tidak disimpan
selama 2 (dua) kali umur simpan produk
pangan yang diproduksi.

 Mayor :
◦ Ruang produksi sempit, sukar dibersihkan, dan digunakan
untuk memproduksi produk selain pangan
◦ Air bersih tidak tersedia dalam jumlah yang cukup untuk
memenuhi seluruh kebutuhan produksi
◦ Sarana untuk pembersihan / pencucian bahan pangan,
peralatan, perlengkapan dan bangunan tidak tersedia dan
tidak terawat dengan baik.
◦ Karyawan bekerja dengan perilaku yang tidak baik (seperti
makan dan minum) yang dapat mengakibatkan
pencemaran produk pangan.
◦ Tidak ada Penanggungjawab higiene karyawan
◦ Lokasi dan lingkungan IRTP tidak terawat, kotor dan
berdebu
◦ Lantai, dinding, dan langit-langit, tidak terawat,
kotor, berdebu dan atau berlendir
◦ Ventilasi, pintu, dan jendela tidak terawat, kotor,
dan berdebu
◦ Peralatan tidak dipelihara, dalam keadaan kotor,
dan tidak menjamin efektifnya sanitasi.
◦ Tidak tersedia sarana cuci tangan lengkap
dengan sabun dan alat pengering tangan.
◦ Sarana toilet/jamban kotor tidak terawat dan
terbuka ke ruang produksi.
◦ Karyawan di bagian produksi pangan tidak
mengenakan pakaian kerja dan / atau mengenakan
perhiasan
◦ Program higiene dan sanitasi tidak dilakukan secara
berkala
◦ Sampah di lingkungan dan di ruang produksi tidak
segera dibuang.
◦ IRTP tidak mempunyai atau tidak mengikuti bagan
alir produksi pangan.
◦ IRTP tidak menggunakan bahan kemasan khusus
untuk pangan.
◦ BTP tidak diberi penandaan dengan benar
◦ Alat ukur / timbangan untuk mengukur
/menimbang BTP tidak tersedia atau tidak teliti.
◦ IRTP tidak memiliki dokumen produksi
 Permukaan yang kontak langsung dengan
pangan berkarat dan kotor
 Air berasal dari suplai yang tidak bersih
 Tidak tersedia tempat pembuangan sampah tertutup.
 Karyawan di bagian produksi pangan ada yang tidak
merawat kebersihan badannya dan atau ada yang
sakit
 Karyawan tidak mencuci tangan dengan bersih
sewaktu memulai mengolah pangan, sesudah
menangani bahan mentah, atau bahan/ alat yang
kotor, dan sesudah ke luar dari toilet/jamban.
 Hewan peliharaan terlihat berkeliaran di sekitar dan
di dalam ruang produksi pangan.
 Bahan pangan, bahan pengemas disimpan bersama-
sama dengan produk akhir dalam
 satu ruangan penyimpanan yang kotor, lembab dan gelap dan
diletakkan di lantai atau menempel ke dinding.
 Peralatan yang bersih disimpan di tempat yang kotor.
 IRTP tidak memiliki catatan; menggunakan
 bahan baku yang sudah rusak, bahan berbahaya, dan bahan
tambahan pangan yang tidak sesuai dengan persyaratan
penggunaannya.
 Label pangan tidak mencantumkan nama produk, daftar bahan
yang digunakan, berat
 bersih/isi bersih, nama dan alamat IRTP, masa kedaluwarsa,
kode produksi dan nomor P-IRT
 Label mencantumkan klaim kesehatan atau klaim gizi
 IRTP tidak mempunyai penanggung jawab yang memiliki
Sertifikat Penyuluhan Keamanan
 Pangan (PKP)
 Pemilik IRTP tidak melakukan penarikan produk pangan
yang tidak aman
 IRTP tidak memiliki program pelatihan keamanan pangan untuk
karyawan
Level Jumlah Penyimpangan (maksimal)
IRTP Minor Mayor Serius Kritis
Level I 1 1 0 0
Level II 1 2–3 0 0
Level III NA* 4 1–4 0
Level IV NA NA 5 ≥1
 Berbagai produk olahan makanan dan
minuman yang dapat diajukan untuk
penerbitan SPP-IRT adalah produk yang
mempunyai masa simpan minimal 7 (tujuh)
hari
1. Hasil olahan daging kering : abon daging, dendeng
daging, paru goreng kering, kerupuk kulit, rendang
daging/jeroan, dll
2. Hasil oalahan ikan kering : Abon, ikan kering, ikan asap,
keripik ikan, ebi, terasi kering, ikan goreng, dll
3. Hasil olahan unggas kering : abon unggas, unggas
goreng, dendeng, rendang unggas, dll
4. Hasil olahan sayur : acar, asinan sayur, jamur
asin/kering, sayur asin kering, sayur kering, keripik
sayur, emping, manisan rumput laut
5. Hasil olahan kelapa : kelapa parut kering, geplak,
serundeng kelapa, dll
6. Tepung dan hasil olahnya : bihun, biskuit, dodol,
kerupuk, kue kering, bakpia, mi, rempeyek, dll
7. Minyak dan lemak : minyak kacang tanah, minyak
kelapa, minyak wijen, minyak samin
8. Selai, jeli dan sejenisnya : selai, jeli buah, jeli agar, jeli bubuk,
konyaku, cincau
9. Gula, kembang gula dan madu : gula merah, gula batu, gula semut,
permen, kembang gula coklat, gulali, madu, sirup, coklat cetak, dll
10. Kopi dan teh kering : kopi biji kering / bubuk, teh/teh hijau/hitam
daun kering/bubuk, kopi campur
11. Bumbu : bumbu masakan kering, bumbu cabe, bawang goreng, cuka
fementasi, kecap asin/manis, saos cabe, saos tomat, saos ikan, tauco,
sambal, bumbu kacang, petis
12. Rempah-rempah : Cabe kering/bubuk, bawang putih kering/bubuk,
bawang merah kering/bubuk, jahe kering/bubuk, kayu manis
kering/bubuk, kunyit kering/bubuk, dll
13. Minuman serbuk : minuman serbuk kopi/kopi gula/ kopi gula susu/
serbuk tradisional/serbuk teh/serbuk kedele/serbuk kurma/serbuk
jahe dll
14. Hasil olahan buah :keripik buah, buah kering, asinan buah, pisang
sale, wajik buah dll
15. Hasil olahanbiji-bijian, kacang-kacangan dan umbi : keripik umbi,
rengginang, jipang kacang, jagung brondong, getuk goreng, kacang
goreng dll
 Susu dan hasil olahannya
 Daging, ikan, unggas dan hasil olahannya yang
memerlukan proses dan atau penyimpanan beku
 Pangan kaleng berasam rendah (PH> 4,5)
 Pangan untuk bayi
 Minuman beralkohol
 Air Minum Dalam Kemasan (AMDK)
 Pangan lain yang wajib memenuhi persyaratan SNI
 Pangan lain yang ditetapkan oleh Badan POM

Produk-produk tersebut wajib mengajukan


permohonan izin edar langsung ke BPOM
3. PEMERIKSAAN SARANA PRODUKSI
PANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA

(1) Setelah pemilik / penanggung jawab


memiliki Sertifikat PKP
(2) Tenaga Pemeriksa :
- PNS
- memiliki Sertifikat Kompetensi Pengawas
Pangan Kabupaten/ Kota (DFI)
- dilengkapi surat tugas dari Bupati/ Walikota
cq. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten /
Kota

(3) Sesuai dengan Peraturan Kepala Badan


POM RI tentang Tata Cara Pemeriksaan Sarana
Produksi Pangan Industri Rumah Tangga
(HK.03.1.23.04.12.2207 Th. 2012)

(4) Hasil pemeriksaan menunjukkan Level I –


II akan diberi SPP-IRT
4. PEMBERIAN NOMOR P-IRT

Minimal 15
(lima belas) digit P-IRT No. 1234567890123 – 45
Digit ke-1 = Jenis kemasan

Digit ke-2,3 = Jenis produk

Digit ke-4,5,6,7 = Kode Provinsi dan kode Kab/Kota

Digit ke-8,9 = Nomor urut produk pangan yang


telah mendapat SPP-IRT di IRTP tsb

Digit ke-10,11,12,13 = Nomor urut IRTP di Kab/Kota

Digit ke-14,15 = Tahun berakhir masa berlaku SPP-IRT


(1) Nomor P-IRT
diberikan untuk 1
(satu) jenis pangan
IRTP
(2) Setiap perubahan,
baik penambahan
maupun
pengurangan
provinsi,
kabupaten/kota,
pemberian nomor disesuaikan dengan
kode baru untuk Provinsi, Kabupaten,
dan Kota yang diterbitkan oleh instansi
yang berwenang dalam penerbitan kode
provinsi, kabupaten dan kota.
PEMBERIAN SERTIFIKAT
OLEH PEMDA KABUPATEN/KOTA

Sertifikat Penyuluhan Sertifikat Produksi Pangan


Keamanan Pangan (PKP) IRT (SPP-IRT)

Mengikuti acara Diperiksa Sarana Produksinya


Penyuluhan Keamanan Pangan

Hasil Post test Berita Acara


Minimal 60 Pemeriksaan
Minimal Level I - II
PERPANJANGAN SPP – IRT & PERUBAHAN PEMILIK

1. PENGAJUAN PERPANJANGAN
Pengajuan perpanjangan SPP-IRT dapat dilakukan
paling lambat 3 (tiga) bulan sebelum masa berlaku
SPP-IRT berakhir.

2. PERUBAHAN PEMILIK / PENANGGUNGJAWAB


Perubahan pemilik / penanggung jawab IRTP harus
dilaporkan pada Bupati/Walikota cq. Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota (Pelayanan Terpadu
Satu Pintu)
PENCABUTAN SPP – IRT

1. PENCABUT
Dicabut oleh Bupati / Walikota c.q. Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten / Kota
2. ALASAN PENCABUTAN
 Pemilik dan atau penanggung jawab perusahaan melakukan
pelanggaran terhadap peraturan yang berlaku
 Pangan terbukti sebagai penyebab Kejadian Luar Biasa
(KLB) keracunan pangan
 Pangan mengandung Bahan Berbahaya/ atau bahan kimia
obat (BKO)
 Pangan produksi IRTP mencantumkan klaim selain
peruntukannya sebagai Pangan Produksi IRTP
 Lokasi sarana produksi pangan produksi IRTP tidak sesuai
dengan lokasi yang tercantum dalam dokumen
pendaftaran dan/atau
 Sarana dan atau produk pangan olahan yang dihasilkan
terbukti tidak sesuai dengan kriteria IRT
 Pencabutan sebagaimana dimaksud di atas juga dapat
JENIS PANGAN PRODUKSI IRTP YANG
DIIZINKAN
1. Tercantum pada Lampiran II Peraturan BPOM N0.22 Tahun 2018,
dan tidak termasuk:
a. pangan yang diproses dengan sterilisasi komersial atau
pasteurisasi
b. pangan yang diproses dengan pembekuan (frozen food) yang
penyimpanannya memerlukan lemari pembeku
c. pangan olahan asal hewan yang disimpan dingin/beku
d. Pangan diet khusus dan pangan keperluan medis khusus, antara
lain MP-ASI, booster ASI, formula bayi, formula lanjutan, pangan
untuk penderita diabetes.

2. Jenis pangan yang diizinkan memperoleh SPP-IRT merupakan hasil


proses produksi IRTP di wilayah Indonesia, bukan pangan impor.

3. Jenis pangan yang mengalami pengemasan kembali terhadap


produk pangan yang telah memiliki SPP-IRT dalam ukuran besar
(bulk).
KODE JENIS PANGAN PRODUK IRT
01 Hasil Olahan Daging Kering
02 Hasil Olahan Ikan Kering
03 Hasil Olahan Unggas Kering
04 Sayur Asin dan Sayur Kering /Hasil Olahan Sayur
05 Hasil Olahan Kelapa
06 Tepung dan Hasil Olahnya
07 Minyak dan Lemak
08 Selai, Jeli dan Sejenisnya
09 Gula, Kembang Gula dan Madu
10 Kopi, Teh, Coklat Kering atau Campurannya/ Kopi dan Teh Kering
11 Bumbu
12 Rempah-rempah
13 Minuman Ringan, Minuman Serbuk /Minuman Serbuk
14 Hasil Olahan Buah
15 Hasil Olahan Biji-bijian, Kacang-Kacangan dan Umbi
16 Lain-lain - Es
KEMASAN PRIMER PRODUK IRT Catatan:
*) Aluminium kombinasi plastik :
JENIS yaitu kemasan aluminium di satu sisi dan
KODE KETERANGAN
KEMASAN sisi lainnya berupa plastik transparan yang
Tidak digunakan untuk tembus pandang sehingga bentuk dan
1 Gelas pangan yang disterilisasi warna produk pangan di dalamnya dapat
komersial dilihat, umumnya berbentuk standing
Tidak digunakan untuk pouch

2 Plastik pangan yang disterilisasi **) Kemasan Komposit adalah kemasan yang
komersial atau pasteurisasi terbuat dari dua atau lebih bahan kemasan
yang berbeda, misal plastik dengan
Karton /
3 alumonium foil, kertas dengan aluminium
Kertas
foil
Tidak digunakan untuk
***) Kemasan Ganda adalah kemasan yang
4 Kaleng pangan yang disterilisasi
terdiri dari dua atau lebih jenis kemasan
komersial
yang berbeda pada satu produk pangan,
Aluminium Termasuk aluminium foil
5 contoh: kemasan primer dan sekunder
Foil kombinasi plastik *)
pada satu produk, misalnya Aluminium
6 Lain-lain Misalnya daun Foil sebagai kemasan primer dan Karton
7 Komposit **) sebagai kemasan sekunder
8 Ganda ***)

Anda mungkin juga menyukai