Anda di halaman 1dari 21

PEDOMAN REGISTRASI FASILITAS EKSPOR SERPIH PORANG

TUJUAN TIONGKOK

Revisi ke-0
18 Januari 2022

Disusun oleh:
Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati

Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati


Badan Karantina Pertanian
2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Serpih porang (konjac chips) merupakan salah satu komoditas ekspor Indonesia dengan
volume dan nilai ekspor yang relatif signifikan dalam menyumbang devisa negara. Selama
tahun 2019 – 2021, serpih porang Indonesia telah diekspor ke 27 negara dengan volume
dan nilai ekspor total berturut-turut setiap tahunnya mencapai 11,7 ribu ton senilai Rp.
531,27 milyar, 30,1 ribu ton senilai Rp. 548,79 milyar, dan 6 ribu ton senilai Rp. 275,30
milyar. Tiongkok, tercatat sebagai salah satu negara tujuan ekspor serpih porang Indonesia
dengan volume terbesar, mencapai 8,3 ribu ton, 8,9 ribu ton dan 1,1 ribu ton berturut-turut
pada tahun 2019 – 2021 (Sumber: Indonesia Quarantine Full Automation System – IQFAST,
2022).
Sejak the Food Bureau of the General Administration of Customs of the People's Republic of
China (GACC) menerapkan aturan keamanan pangan yang ketat dengan ketentuan bahwa
importasi bahan makanan yang berasal dari tanaman tidak diijinkan sebelum
dilakukan penilaian risiko keamanan pangan oleh GACC, dan didukung dengan
terbitnya Notice on stopping release of imported konjac chips yang merupakan instruksi
dari Import and Export Food Safety Department GACC kepada Subordinate Customs di
Tiongkok, bahwa efektif per tanggal 1 Juni 2020 serpih porang dapat diijinkan masuk
ke Tiongkok setelah GACC menyelesaikan penilaian risiko keamanan pangannya
dan membuka akses masuknya serpih porang ke Tiongkok, telah mengakibatkan
dihentikannya pelepasan serpih porang Indonesia yang telah tiba di Tiongkok dan
terhentinya ekspor serpih porang dari Indonesia ke Tiongkok. Kondisi tersebut dapat
menjelaskan penyebab terjadinya penurunan volume total ekspor serpih porang Indonesia
yang cukup signifikan pada tahun 2021.
Kementerian Pertanian Republik Indonesia (Kementerian Pertanian RI) telah berupaya
membuka kembali akses pasar serpih porang Indonesia ke Tiongkok melalui serangkaian
proses negosiasi teknis bilateral dengan GACC yang berlangsung sejak Juli 2020. Pada
tanggal 28 November 2021, kedua belah pihak berhasil menyepakati Protocol on Inspection
and Quarantine Requirements for the Export of Dry Konjac Chips from Indonesia to China
Between the Ministry of Agriculture of the Republic of Indonesia and the General
Administration of Customs of the People's Republic of China (= Protokol tentang Persyaratan
Inspeksi dan Karantina untuk Ekspor Serpih Porang Kering dari Indonesia ke Tiongkok
antara Administrasi Umum Bea Cukai Republik Rakyat Tiongkok dan Kementerian
Pertanian Republik Indonesia). Dengan demikian, ekspor serpih porang Indonesia ke
Tiongkok dapat dilakukan setelah memenuhi seluruh ketentuan yang tercantum dalam
Protokol tersebut.
Salah satu ketentuan dalam Protokol yang harus dipenuhi sebelum melakukan ekspor
serpih porang ke Tiongkok adalah dilakukannya pemeriksaan terhadap
perusahaan/fasilitas produksi, pengolahan dan penyimpanan serpih porang yang akan
diekspor ke Tiongkok oleh Kementerian Pertanian RI untuk memastikan pemenuhan
seluruh persyaratan registrasi perusahaan/fasilitas untuk ekspor serpih porang Indonesia
tujuan Tiongkok sebagaimana tercantum pada Lampiran Protokol. Selanjutnya,
Kementerian Pertanian RI akan merekomendasikan fasilitas yang telah memenuhi
persyaratan Protokol kepada GACC untuk diregistrasi sebagai fasilitas ekspor serpih
porang Indonesia tujuan Tiongkok.

1
Khusus untuk registrasi fasilitas ekspor pada tahap pertama pasca kesepakatan Protokol,
GACC telah menetapkan pemberlakuan audit virtual terhadap fasilitas yang
direkomendasikan oleh Kementerian Pertanian RI. Hasil dari audit virtual tersebut akan
menjadi bahan pertimbangan GACC dalam pengambilan keputusan registrasi atas fasilitas
ekspor tersebut. Registrasi tahap berikutnya akan mengikuti ketentuan selanjutnya dari
GACC, namun tetap ada kemungkinan pemberlakuan audit virtual sebagaimana registrasi
pada tahap pertama.
Sebagai upaya untuk memastikan pelaksanaan pemeriksaan dan registrasi terhadap
fasilitas ekspor serpih porang Indonesia tujuan Tiongkok dapat berlangsung secara efektif
dan efisien sesuai persyaratan Protokol dan peraturan perundangan Indonesia. Pusat
Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati menyusun Pedoman Registrasi
Fasilitas Ekspor Serpih Porang Tujuan Tiongkok. Diharapkan Pedoman ini dapat
menjadi acuan bagi Pejabat Karantina Tumbuhan dalam melakukan pemeriksaan dan
registrasi fasilitas ekspor serpih porang tujuan Tiongkok, khususnya untuk mendukung
pemenuhan persyaratan pelaksanaan tindakan karantina tumbuhan dalam rangka
penerbitan dokumen Phytosanitary Certificate (PC) serpih porang tujuan Tiongkok,

1.2. Tujuan
Pedoman ini bertujuan untuk memastikan pelaksanaan pemeriksaan dan registrasi
terhadap fasilitas ekspor serpih porang Indonesia tujuan Tiongkok dapat berlangsung
secara efektif dan efisien sesuai persyaratan Protokol dan peraturan perundangan
Indonesia.
Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan bagi Pejabat Karantina Tumbuhan dan Pihak
Lain dalam melakukan pemeriksaan dan registrasi fasilitas ekspor serpih porang tujuan
Tiongkok, khususnya untuk mendukung pemenuhan persyaratan pelaksanaan tindakan
karantina tumbuhan dalam rangka penerbitan dokumen Phytosanitary Certificate (PC)
serpih porang tujuan Tiongkok.

1.3. Dasar Hukum


Dasar hukum yang menjadi acuan dalam Pedoman ini adalah:
(i) Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2019 tentang Karantina Hewan, Ikan dan
Tumbuhan (Lembaran Negara Tahun 2019 Nomor 200, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 6411);
(ii) Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2002 tentang Karantina Tumbuhan
(Lembaran Negara Tahun 2002 Nomor 35, Tambahan Lembaran Negara Nomor
4196);
(iii) Peraturan Menteri Pertanian No. 73 Tahun 2012 tentang Persyaratan dan Tatacara
Penetapan Instalasi Karantina Tumbuhan Milik Perorangan atau Badan Hukum;
(iv) Peraturan Menteri Pertanian No. 53 Tahun 2018 tentang Keamanan dan Mutu
Pangan Segar Asal Tumbuhan;
(v) Peraturan Menteri Pertanian lainnya yang relevan; dan
(vi) Protokol tentang Persyaratan Inspeksi dan Karantina untuk Ekspor Serpih Porang
Kering dari Indonesia ke Tiongkok antara Administrasi Umum Bea Cukai Republik
Rakyat Tiongkok dan Kementerian Pertanian Republik Indonesia.

2
1.4. Ruang Lingkup
Ruang lingkup yang diatur dalam Pedoman ini meliputi:
(i) Persyaratan ekspor serpih porang tujuan Tiongkok;
(ii) Persyaratan fasilitas ekspor serpih porang tujuan Tiongkok;
(iii) Pemeriksaan fasilitas ekspor serpih porang tujuan Tiongkok;
(iv) Registrasi fasilitas ekspor serpih porang tujuan Tiongkok; dan
(v) Pendaftaran fasilitas ekspor serpih porang tujuan Tiongkok.

1.5. Pengertian Umum


Dalam Pedoman ini yang dimaksud dengan:
(i) Serpih porang adalah umbi Amorphophallus muelleri, yang ditanam dan diolah di
Indonesia, dan diproses dengan cara membersihkan, mengiris, mengeringkan dan
proses lainnya, tidak langsung untuk dikonsumsi manusia.
(ii) Protokol tentang Persyaratan Inspeksi dan Karantina untuk Ekspor Serpih Porang
Kering dari Indonesia ke Tiongkok antara Administrasi Umum Bea Cukai Republik
Rakyat Tiongkok dan Kementerian Pertanian Republik Indonesia yang selanjutnya
disebut Protokol adalah kesepakatan antara Kementerian Pertanian RI dengan GACC
untuk pelaksanaan ekspor serpih porang kering dari Indonesia ke Tiongkok,
tertanggal 28 November 2021.
(iii) Fasilitas produksi, pengolahan dan penyimpanan serpih porang untuk diekspor ke
Tiongkok yang selanjutnya disebut fasilitas ekspor serpih porang adalah tempat
dengan segala sarana pendukungnya untuk melakukan kegiatan produksi,
pengolahan dan penyimpanan serpih porang yang akan diekspor ke Tiongkok.
(iv) Instalasi Karantina Tumbuhan yang selanjutnya disebut IKT adalah tempat beserta
segala sarana yang ada padanya yang digunakan untuk melaksanakan tindakan
karantina tumbuhan.
(v) Pemeriksaan fasilitas ekspor serpih porang adalah penilaian kelayakan fasilitas
ekspor serpih porang tujuan Tiongkok sesuai persyaratan Protokol dan persyaratan
penetapan IKT yang dilakukan oleh Pejabat Karantina Tumbuhan.
(vi) Registrasi fasilitas ekspor serpih porang adalah pengakuan dan penetapan fasilitas
ekspor serpih porang tujuan Tiongkok yang telah memenuhi persyaratan Protokol
dan persyaratan penetapan IKT oleh Badan Karantina Pertanian.
(vii) Nomor registrasi adalah nomor khusus registrasi yang diberikan kepada fasilitas
ekspor serpih porang yang mendapat pengakuan dan penetapan sebagai fasilitas
ekspor serpih porang tujuan Tiongkok dan IKT dari Badan Karantina Pertanian.
(viii) Pendaftaran fasilitas ekspor serpih porang adalah penyampaian rekomendasi dari
Kementerian Pertanian RI (diwakili Badan Karantina Pertanian) kepada GACC
mengusulkan fasilitas ekspor serpih porang Indonesia yang telah diregistrasi oleh
Badan Karantina Pertanian dan OKKPP/D untuk diregistrasi oleh GACC.

3
(ix) Pejabat Karantina Tumbuhan adalah pejabat fungsional khusus di Badan Karantina
Pertanian yang diberi tugas untuk melakukan tindakan karantina tumbuhan
berdasarkan Undang-Undang No. 21 Tahun 2019 tentang Karantina Hewan, Ikan dan
Tumbuhan.
(x) Badan Karantina Pertanian adalah instansi yang berwenang melakukan registrasi
fasilitas ekspor serpih porang tujuan Tiongkok sesuai persyaratan Protokol dan
dalam rangka pengakuan dan penetapan fasilitas sebagai IKT sesuai peraturan
perundangan Indonesia.
(xi) Otoritas Kompeten Keamanan Pangan Pusat/Daerah yang selanjutnya disingkat
OKKPP/D adalah instansi yang berwenang melakukan registrasi fasilitas ekspor
serpih porang tujuan Tiongkok sesuai persyaratan Protokol dan dalam rangka
pengakuan dan penetapan fasilitas sebagai rumah kemas sesuai peraturan
perundangan Indonesia.

4
BAB II
PERSYARATAN EKSPOR SERPIH PORANG TUJUAN TIONGKOK

Ekspor serpih porang Indonesia tujuan Tiongkok wajib memenuhi persyaratan Protokol
dan peraturan perundangan di Indonesia.
Secara umum, persyaratan ekspor serpih porang tujuan Tiongkok sebagaimana tercantum
dalam Protokol, diantaranya:
(i) umbi porang harus berasal dari kebun yang telah diregistrasi oleh otoritas kompeten
di Indonesia;
(ii) umbi porang harus diproses menjadi serpih porang melalui proses pengeringan pada
suhu tinggi dengan mesin pengering (oven atau alat pengering);
(iii) serpih porang yang dikemas untuk ekspor harus bebas dari kontaminasi serangga
hidup, telur serangga, mikroorganisme patogen, sisa-sisa tanaman dan kerikil serta
zat beracun berbahaya;
(iv) proses produksi, pengolahan dan penyimpanan serpih porang yang akan diekspor ke
Tiongkok harus dilakukan di fasilitas ekspor serpih porang tujuan Tiongkok yang
telah memenuhi persyaratan Protokol dan diregistrasi oleh Kementerian Pertanian
RI dan GACC;
(v) bahan kemasan yang digunakan untuk mengemas serpih porang yang akan diekspor
ke Tiongkok harus bersih, higienis dan baru sesuai dengan persyaratan sanitari dan
fitosanitari;
(vi) kemasan serpih porang yang akan diekspor ke Tiongkok harus disertai pernyataan
(Produk ini akan diekspor ke Republik Rakyat Tiongkok),
dan nama produk, daerah produksi, nama dan nomor registrasi perusahaan
pengolahan, nama dan alamat eksportir dalam bahasa Mandarin/Inggris;
(vii) apabila diperlukan, barang kiriman serpih porang yang akan diekspor ke Tiongkok
dapat diberikan perlakuan fumigasi sebelum ekspor oleh perusahaan fumigasi dan
fumigator yang teregistrasi di Badan Karantina Pertanian;
(viii) sebelum diekspor ke Tiongkok, barang kiriman serpih porang harus diperiksa oleh
Pejabat Karantina Tumbuhan di fasilitas ekspor serpih porang tujuan Tiongkok yang
telah memenuhi persyaratan Protokol dan diregistrasi oleh Kementerian Pertanian
RI dan GACC, untuk memastikan pemenuhan seluruh persyaratan Protokol dan
dalam rangka penerbitan dokumen Phytosanitary Certificate (PC).
Persyaratan relevan lainnya untuk melakukan ekspor serpih porang Indonesia tujuan
Tiongkok sesuai dengan peraturan perundangan Indonesia.

5
BAB III
PERSYARATAN FASILITAS EKSPOR SERPIH PORANG TUJUAN TIONGKOK

Fasilitas ekspor serpih porang Indonesia tujuan Tiongkok wajib memenuhi persyaratan
Protokol dan peraturan perundangan di Indonesia.

3.1 Persyaratan fasilitas ekspor sesuai Protokol


Fasilitas ekspor serpih porang tujuan Tiongkok harus memenuhi persyaratan Protokol
sebagaimana tercantum pada Lampiran Protokol, diantaranya:
(i) memiliki sarana pendukung produksi, pengolahan dan penyimpanan serpih porang;
(ii) memiliki kemampuan melakukan proses pengeringan serpih porang pada suhu
tinggi dengan mesin pengering (oven atau alat pengering);
(iii) memiliki sistem manajemen mutu yang secara efektif melaksanakan prosedur
pengelolaan yang mencakup dan tidak terbatas pada isu karantina tumbuhan,
pencegahan dan pengendalian, pengelolaan keamanan pangan, pengelolaan personil,
penggunaan bahan kimia, penerimaan bahan baku, pengelolaan gudang,
pemeriksaan produk jadi untuk tujuan ekspor, penarikan kembali produk tidak
sesuai dan pengelolaan ketertelusuran;
(iv) memiliki departemen atau pos yang bertanggung jawab atas
pengelolaan kesehatan tanaman dan keamanan pangan, dan harus memiliki personil
pengelola dengan latar belakang profesi tersebut;
(v) memiliki kemampuan melakukan pemeriksaan dan pengujian untuk keperluan
karantina dan keamanan pangan, atau dapat mempercayakannya kepada
perusahaan yang kompeten melakukan pemeriksaan dan pengujian tersebut; dan
(vi) memiliki program pelatihan yang relevan untuk para personil produksi dan
manajemen tentang karantina tumbuhan dan keamanan pangan produk serpih orang
dengan dokumentasi yang disimpan baik setidaknya selama 3 tahun.

3.2 Persyaratan fasilitas ekspor sesuai peraturan perundangan di Indonesia


Untuk menjamin konsistensi pemenuhan persyaratan Protokol serta keefektifan
pengawasan sistem jaminan keamanan pangan dan karantina tumbuhan di fasilitas ekspor
serpih porang tujuan Tiongkok, fasilitas ekspor serpih porang yang akan
direkomendasikan ke GACC harus terlebih dahulu mendapat pengakuan dan penetapan
sebagai:
(i) rumah kemas serpih porang dari OKKPP/D; dan
(ii) Instalasi Karantina Tumbuhan (IKT) tempat pelaksanaan tindakan karantina
tumbuhan dalam rangka penerbitan dokumen Phytosanitary Certificate (PC) serpih
porang tujuan Tiongkok dari Badan Karantina Pertanian.

6
Proses pengakuan dan penetapan fasilitas ekspor serpih porang tujuan Tiongkok sebagai
rumah kemas dan IKT mengikuti ketentuan peraturan perundangan di Indonesia. Untuk
IKT, mengikuti ketentuan dalam Peraturan Menteri Pertanian No. 73 Tahun 2012 tentang
Persyaratan dan Tatacara Penetapan Instalasi Karantina Tumbuhan Milik Perorangan atau
Badan Hukum, sedangkan untuk rumah kemas, mengikuti ketentuan dalam Peraturan
Menteri Pertanian No. 53 Tahun 2018 tentang Keamanan dan Mutu Pangan Segar Asal
Tumbuhan.

7
BAB IV
PEMERIKSAAN FASILITAS EKSPOR SERPIH PORANG TUJUAN TIONGKOK

Sebagaimana ketentuan dalam Protokol, Kementerian Pertanian RI harus melakukan


pemeriksaan terhadap fasilitas ekspor serpih porang yang akan melakukan ekspor ke
Tiongkok. Pemeriksaan fasilitas dimaksudkan untuk memastikan pemenuhan seluruh
persyaratan registrasi perusahaan/fasilitas untuk ekspor serpih porang Indonesia tujuan
Tiongkok sebagaimana tercantum pada Lampiran Protokol, sebelum fasilitas tersebut
direkomendasikan kepada GACC untuk diregistrasi sebagai fasilitas ekspor serpih porang
Indonesia tujuan Tiongkok.
Pelaksanaan pemeriksaan fasilitas ekspor dilakukan secara bersamaan dengan proses
penilaian fasilitas dalam rangka penetapannya sebagai rumah kemas dan/atau IKT sesuai
ketentuan peraturan perundangan di Indonesia.

4.1 Pelaksana pemeriksaan fasilitas


Pemeriksaan fasilitas ekspor serpih porang tujuan Tiongkok yang dilaksanakan
bersamaan dengan proses penilaian fasilitas dalam rangka penetapannya sebagai rumah
kemas, hingga saat ini, masih dilakukan oleh Otoritas Kompeten Keamanan Pangan, baik
yang berada di tingkat Pusat maupun Daerah.
Pemeriksaan fasilitas ekspor serpih porang tujuan Tiongkok yang dilaksanakan
bersamaan dengan proses penilaian fasilitas dalam rangka penetapannya sebagai IKT
dilakukan oleh Badan Karantina Pertanian melalui Pusat Karantina Tumbuhan dan
Keamanan Hayati Nabati dan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Karantina Pertanian.

4.2 Pemeriksaan fasilitas


Pemeriksaan fasilitas ekspor serpih porang tujuan Tiongkok yang dilaksanakan
bersamaan dengan proses penilaian fasilitas dalam rangka penetapannya sebagai rumah
kemas mengikuti ketentuan peraturan perundangan. Khusus pemeriksaan fasilitas ekspor
serpih porang tujuan Tiongkok yang dilakukan bersamaan dengan proses penilaian
fasilitas dalam rangka penetapannya sebagai IKT, mengikuti ketentuan dalam Protokol dan
Peraturan Menteri Pertanian Nomor 73 Tahun 2012.
Pemeriksaan fasilitas harus dilakukan terhadap, diantaranya:
1. Status perusahaan/fasilitas adalah berbadan hukum Indonesia.
2. Keabsahan dokumen administrasi perusahaan, diantaranya:
(i) Akta Pendirian Perusahaan;
(ii) Tanda Daftar Perusahaan (TDP) dan/atau Nomor Induk Berusaha (NIB);
(iii) Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP);
(iv) Izin Mendirikan Bangunan (IMB induk atau surat perizinan dari instansi terkait);
(v) Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);
(vi) Dokumen Sistem Manajemen Mutu sesuai persyaratan Protokol; dan

8
(vii) Pernyataan kesanggupan mematuhi semua ketentuan dalam Protokol dan
Peraturan Menteri Pertanian Nomor 73 Tahun 2012.
3. Kelayakan fasilitas memenuhi aspek teknis, diantaranya:
(i) Kelayakan tempat
1) memiliki tempat dengan kondisi dan situasi lingkungan yang dapat menjamin
tidak terjadi penularan dan/atau penyebaran OPT/OPTK yang menjadi
perhatian GACC;
2) tempat dapat berupa bangunan tersendiri dan/atau bagian dari suatu
bangunan;
3) tempat dapat menampung bahan baku produksi (umbi porang), produk siap
ekspor (serpih porang), pembungkus (kemasan), dan alat angkut;
4) tempat memiliki akses jalan yang memadai dan lokasi yang
strategis/terjangkau; serta
5) tempat bebas dari banjir dan genangan air.
(ii) Kelayakan sarana fasilitas
1) memiliki fasilitas penerimaan bahan baku produksi yang memadai;
2) memiliki fasilitas pencucian bahan baku produksi yang memadai;
3) memiliki fasilitas mesin pengiris umbi porang menjadi serpih porang dan
mesin pengering/oven serpih porang yang memadai;
4) memiliki fasilitas pengemasan serpih porang untuk tujuan ekspor yang
memadai (kemasan baru, bersih, higienis, dan sesuai persyaratan sanitari dan
fitosanitari, termasuk label kemasan sesuai persyaratan Protokol);
5) memiliki fasilitas penyimpanan produk siap ekspor yang memadai (suhu,
kelembaban, sanitasi dan kondisi lainnya sesuai untuk penyimpanan produk
serta dapat mencegah kontaminasi OPT/OPTK, mikroorganisme patogen, zat
beracun dan berbahaya maupun kontaminan lainnya yang menjadi perhatian
Pemerintah Tiongkok dan sesuai persyaratan Protokol);
6) memiliki fasilitas atau akses ke fasilitas pencegahan re-infestasi OPT,
khususnya untuk mengendalikan vektor penyakit (nyamuk, lalat, tikus, dan
vektor penyakit lainnya) di semua proses produksi (misalnya: MOU dengan
perusahaan pest control);
7) memiliki fasilitas pembuangan dan/atau pemusnahan limbah yang memadai;
8) memiliki fasilitas peralatan dan bahan kerja yang sesuai dengan
peruntukannya serta fasilitas penyimpanannya (gudang logistik) yang
memadai;
9) memiliki akses terhadap fasilitas pengiriman/transportasi (alat angkut)
untuk keperluan ekspor yang memadai untuk mencegah kontaminasi OPT,
mikroorganisme patogen, zat beracun dan berbahaya maupun kontaminan
lainnya yang menjadi perhatian GACC;
10) memiliki fasilitas sanitasi yang memadai;
11) memiliki fasilitas air bersih dan/atau fasilitas/akses untuk pengujian air yang
digunakan selama produksi;

9
12) memiliki fasilitas listrik dan alat komunikasi yang memadai;
13) memiliki fasilitas keselamatan kerja/kesehatan (pertolongan pertama pada
kecelakaan/P3K) yang memadai serta menerapkan protokol COVID-19;
14) memiliki fasilitas pemadam kebakaran (APAR) yang memadai;
15) memiliki tata alir produksi yang baik untuk menghasilkan produk serpih
porang siap ekspor yang sesuai persyaratan Protokol (misalkan: pintu
penerimaan bahan baku berbeda dengan pintu keluar produk yang akan
dikirim ekspor);
16) memiliki fasilitas yang memadai untuk Pejabat Karantina Tumbuhan
melaksanakan tindakan pemeriksaan karantina tumbuhan terhadap media
pembawa (serpih porang) tujuan Tiongkok dalam rangka penerbitan
dokumen Phytosanitary Certificate (PC) dan memastikan pemenuhan seluruh
persyaratan Protokol;
17) menerapkan sistem manajemen mutu untuk memastikan kualitas serpih
porang memenuhi persyaratan Protokol (termasuk penerapan prosedur
pengelolaan yang mencakup dan tidak terbatas pada aspek karantina
tumbuhan, pencegahan dan pengendalian, pengelolaan keamanan pangan,
pengelolaan personil, penggunaan bahan kimia, penerimaan bahan
baku, pengelolaan gudang, pemeriksaan produk jadi untuk tujuan ekspor,
penarikan kembali produk tidak sesuai, dan pengelolaan ketertelusuran);
18) memiliki program peningkatan kapasitas sumber daya manusia, khususnya
pelatihan yang relevan tentang karantina tumbuhan dan keamanan pangan
produk kepada personil produksi dan manajemen; dan
19) memiliki akses perlakuan fumigasi metil bromida atau fosfin (misalnya: MOU
dengan perusahaan/provider fumigasi metil bromida atau fosfin yang
teregistrasi di Badan Karantina Pertanian).
(iii) Kelayakan sumber daya manusia
1) memiliki penanggungjawab teknis fasilitas ekspor serpih porang tujuan
Tiongkok dan IKT;
2) memiliki penanggungjawab mutu produk ekspor serpih porang tujuan
Tiongkok untuk memastikan pemenuhan persyaratan karantina dan
keamanan pangan Tiongkok;
3) memiliki penanggungjawab penatausahaan atau pencatatan kegiatan di
fasilitas ekspor serpih porang tujuan Tiongkok dan IKT; dan
4) memiliki pelaksana/pekerja terlatih dalam jumlah yang memadai untuk
melakukan produksi serpih porang untuk ekspor tujuan Tiongkok, termasuk
operator mesin pengiris dan mesin pengering/oven.

10
BAB V
REGISTRASI FASILITAS EKSPOR SERPIH PORANG TUJUAN TIONGKOK

Registrasi fasilitas ekspor serpih porang adalah pengakuan dan penetapan yang diberikan
oleh otoritas kompeten di Indonesia terhadap fasilitas ekspor yang telah memenuhi
persyaratan Protokol dan peraturan perundangan di Indonesia untuk registrasi rumah
kemas dan IKT, untuk direkomendasikan kepada GACC sebagai fasilitas ekspor serpih
porang Indonesia tujuan Tiongkok.
Khusus untuk mendukung pelaksanaan tindakan karantina tumbuhan dalam rangka
penerbitan dokumen Phytosanitary Certificate (PC) serpih porang tujuan Tiongkok, Badan
Karantina Pertanian melakukan registrasi terhadap fasilitas ekspor serpih porang sesuai
persyaratan Protokol dan persyaratan penetapan IKT.

5.1 Tatacara registrasi


Secara umum, tahapan registrasi fasilitas ekspor serpih porang tujuan Tiongkok dan
penetapan IKT, sebagai berikut:
(i) Pemilik fasilitas ekspor serpih porang (selanjutnya disebut Pemohon) wajib
mengajukan permohonan secara tertulis kepada Kepala Badan Karantina Pertanian
cq. Kepala Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati dengan
tembusan Kepala UPT Karantina Pertanian setempat untuk mendapatkan registrasi
fasilitas ekspor serpih porang tujuan Tiongkok dan penetapan IKT tempat
pemeriksaan dan/atau perlakuan karantina tumbuhan untuk serpih porang tujuan
Tiongkok (contoh surat permohonan sebagaimana Lampiran 1).
(ii) Kepala Badan Karantina Pertanian (cq. Kepala Pusat Karantina Tumbuhan dan
Keamanan Hayati Nabati) memproses permohonan tersebut dengan melakukan
penilaian kecukupan dokumen permohonan. Apabila:
- dokumen permohonan dinilai tidak cukup, permohonan ditolak dan
dikembalikan kepada Pemohon disertai alasan penolakan.
- dokumen permohonan dinilai cukup, permohonan diproses dengan menugaskan
Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Karantina Pertanian setempat untuk
melakukan penilaian kebenaran pemenuhan persyaratan administrasi, teknis dan
sumber daya manusia di fasilitas Pemohon.
(iii) Kepala UPT Karantina Pertanian setempat (cq. Tim Penilai IKT) segera melakukan
penilaian kebenaran pemenuhan persyaratan administrasi, teknis dan sumber daya
manusia di fasilitas Pemohon (form penilaian sebagaimana Lampiran 2) dan
menyampaikan laporan hasil penilaiannya kepada Kepala Badan Karantina
Pertanian cq. Kepala Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati.
Hasil penilaian Kepala UPT Karantina Pertanian setempat menjadi bahan
pertimbangan Kepala Badan Karantina Pertanian dalam meregistrasi dan
menetapkan fasilitas ekspor serpih porang sebagai fasilitas ekspor serpih porang
tujuan Tiongkok dan IKT tempat pemeriksaan dan/atau perlakuan karantina
tumbuhan untuk serpih porang tujuan Tiongkok.
(iv) Kepala Badan Karantina Pertanian menugaskan Tim Penilai Pusat Karantina
Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati untuk melakukan penilaian terhadap
laporan hasil penilaian Kepala UPT Karantina Pertanian setempat.

11
Hasil penilaian Tim Penilai Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati
berupa saran dan pertimbangan untuk Kepada Badan Karantina Pertanian untuk
meregistrasi fasilitas ekspor serpih porang tujuan Tiongkok dan menetapkan IKT
tempat pemeriksaan dan/atau perlakuan karantina tumbuhan untuk serpih porang
tujuan Tiongkok.
(v) Kepala Badan Karantina Pertanian akan memutuskan:
- meregistrasi fasilitas ekspor serpih porang tujuan Tiongkok dan menetapkan
IKT tempat pemeriksaan dan/atau perlakuan karantina tumbuhan untuk serpih
porang tujuan Tiongkok, apabila saran dan pertimbangan Tim Penilai menyatakan
fasilitas telah memenuhi persyaratan administrasi, teknis dan sumber daya
manusia; atau
- tidak meregistrasi fasilitas ekspor serpih porang tujuan Tiongkok dan tidak
menetapkan IKT tempat pemeriksaan dan/atau perlakuan karantina tumbuhan
untuk serpih porang tujuan Tiongkok, apabila saran dan pertimbangan Tim
Penilai menyatakan fasilitas tidak memenuhi persyaratan administrasi, teknis
dan sumber daya manusia.
(vi) Kepala Badan Karantina Pertanian akan menerbitkan:
- Surat Keputusan registrasi fasilitas ekspor serpih porang tujuan Tiongkok dan
penetapan IKT tempat pemeriksaan dan/atau perlakuan karantina tumbuhan
untuk serpih porang tujuan Tiongkok untuk fasilitas yang memenuhi persyaratan
administrasi, teknis dan sumber daya manusia; atau
- Surat pemberitahuan penolakan registrasi dan penetapan fasilitas yang tidak
memenuhi persyaratan administrasi, teknis dan sumber daya manusia disertai
alasan penolakannya untuk disampaikan kepada Pemilik fasilitas melalui Kepala
UPT Karantina Pertanian setempat.

5.2 Nomor registrasi


Fasilitas ekspor serpih porang tujuan Tiongkok yang memenuhi persyaratan Protokol dan
IKT dan diregistrasi di Badan Karantina Pertanian akan mendapat identitas khusus berupa
nomor registrasi:
ID.yy.xxx.KC
Keterangan:
ID = Indonesia
yy = Nomor kode UPT Karantina Pertanian
xxx = Nomor urut registrasi fasilitas ekspor
KC = Konjac Chips

5.3 Masa berlaku registrasi


Registrasi fasilitas ekspor serpih porang tujuan Tiongkok dan penetapan IKT oleh Kepala
Badan Karantina Pertanian berlaku untuk jangka waktu selama 1 (satu) tahun dan dapat
diperpanjang untuk jangka waktu 2 (dua) tahun.

12
Pemilik dapat mengajukan perpanjangan masa berlaku registrasi dan penetapan melalui
UPT Karantina Pertanian setempat paling lambat 2 (dua) bulan sebelum habis masa
berlaku registrasi dan penetapannya.
Tatacara perpanjangan registrasi fasilitas ekspor serpih porang tujuan Tiongkok dan
penetapan IKT mengacu pada tatacara registrasi di atas.

13
BAB VI
PENDAFTARAN FASILITAS EKSPOR SERPIH PORANG TUJUAN TIONGKOK

Fasilitas ekspor serpih porang tujuan Tiongkok yang telah memenuhi persyaratan
Protokol dan ditetapkan sebagai rumah kemas dan IKT sesuai peraturan perundangan
Indonesia yang dapat direkomendasikan kepada GACC sebagai fasilitas ekspor serpih
porang Indonesia tujuan Tiongkok.
Badan Karantina Pertanian akan menyampaikan rekomendasi fasilitas ekspor dan
eksportir serpih porang tujuan Tiongkok kepada GACC dalam rangka pendaftaran fasilitas
ekspor serpih porang Indonesia tujuan Tiongkok.

14
Lampiran 1. Contoh surat permohonan registrasi fasilitas ekspor serpih porang tujuan
Tiongkok dan penetapan IKT tempat pemeriksaan dan/atau perlakuan
karantina tumbuhan untuk serpih porang tujuan Tiongkok

kop surat perusahaan

Nomor : …………………… …….., ………20.......


Lampiran : ..............................
Perihal : Permohonan registrasi fasilitas ekspor serpih porang tujuan Tiongkok dan
penetapan IKT tempat pemeriksaan dan/atau perlakuan karantina tumbuhan
untuk serpih porang tujuan Tiongkok

Kepada Yth.
Kepala Badan Karantina Pertanian
cq. Kepala Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati
di
Jakarta

Sehubungan dengan adanya rencana ekspor serpih porang tujuan Tiongkok yang akan
dilakukan oleh perusahaan kami, bersama ini kami mengajukan permohonan agar fasilitas
ekspor kami dapat diregistrasi sebagai fasilitas ekspor serpih porang tujuan Tiongkok dan
ditetapkan sebagai Instalasi Karantina Tumbuhan (IKT) untuk serpih porang tujuan
Tiongkok.
Sebagai bahan pertimbangan, kami lampirkan copy dokumen persyaratan administrasi
sebagai berikut:
1. Akta Pendirian Perusahaan;
2. Tanda Daftar Perusahaan (TDP) dan/atau Nomor Induk Berusaha (NIB);
3. Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP);
4. Izin Mendirikan Bangunan (IMB induk atau surat perizinan dari instansi terkait);
5. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);
6. Dokumen Sistem Manajemen Mutu sesuai persyaratan Protokol; dan
7. Pernyataan kesanggupan mematuhi semua ketentuan dalam Protokol dan Peraturan
Menteri Pertanian Nomor 73 Tahun 2012.

Selanjutnya kami mohon kesediaan Kepala Badan Karantina Pertanian untuk memproses
lebih lanjut permohonan ini. Demikian disampaikan, atas perhatiannya diucapkan terima
kasih.
Hormat kami,

........................................
(nama jelas, tanda tangan pimpinan dan
stempel perusahaan)

15
Lampiran 2. Form penilaian kelayakan fasilitas ekspor serpih porang tujuan Tiongkok
sesuai Protokol dan persyaratan IKT

KEMENTERIAN PERTANIAN
BADAN KARANTINA PERTANIAN
JALAN HARSONO RM NOMOR 3 RAGUNAN, PASAR MINGGU JAKARTA SELATAN 12550
GEDUNG E Lt. 1, 3, 5 Dan 7 TELEPON/FASIMILI (021) 7816484, 78164483, 7816482,
2816481
Website: www.karantina.pertanian.go.id
Email: humaskarantina@pertanian.go.id

Form penilaian kelayakan fasilitas ekspor serpih porang tujuan Tiongkok


sesuai Protokol dan persyaratan penetapan IKT

1. Nama fasilitas

2. Alamat fasilitas

3. Nama
penanggungjawab
teknis fasilitas ekspor
serpih porang dan IKT
(termasuk nomor
kontaknya)

4. Tanggal pelaksanaan
penilaian fasilitas

5. Pelaksana penilaian
fasilitas

6. Nomor dan tanggal


surat tugas penilaian
fasilitas

7. Fasilitas telah diregistrasi sebagai rumah kemas Keterangan/Catatan**)


serpih porang oleh instansi yang berwenang di
Indonesia*)

Ya

Tidak

8. Persyaratan Administrasi*) Keterangan/Catatan**)

Akta Pendirian Perusahaan;

Tanda Daftar Perusahaan (TDP) dan/atau Nomor


Induk Berusaha (NIB);

Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP);

16
Izin Mendirikan Bangunan (IMB induk atau surat
perizinan dari instansi terkait);

Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);

Sistem Manajemen Mutu sesuai persyaratan


Protokol; dan

Pernyataan kesanggupan mematuhi semua


ketentuan dalam Protokol Ekspor Serpih Porang
Tujuan Tiongkok dan Peraturan Menteri Pertanian
No. 73 Tahun 2012.

9. Persyaratan Tempat*) Keterangan/Catatan**)

Memiliki tempat dengan kondisi dan situasi


lingkungan yang dapat menjamin tidak terjadi
penularan dan/atau penyebaran OPT/OPTK yang
menjadi perhatian GACC;

Tempat dapat berupa bangunan tersendiri


dan/atau bagian dari suatu bangunan;

Tempat dapat menampung bahan baku produksi


(umbi porang), produk siap ekspor (serpih
porang), pembungkus (kemasan), dan alat angkut;

Tempat memiliki akses jalan yang memadai dan


lokasi yang strategis/terjangkau; serta

Tempat bebas dari banjir dan genangan air.

10. Persyaratan sarana*) Keterangan/Catatan**)

Memiliki fasilitas penerimaan bahan baku produksi


yang memadai;

Memiliki fasilitas pencucian bahan baku produksi


yang memadai;

Memiliki fasilitas mesin pengiris umbi porang


menjadi serpih porang dan mesin pengering/oven
serpih porang yang memadai;

Memiliki fasilitas pengemasan serpih porang untuk


tujuan ekspor yang memadai (kemasan baru,
bersih, higienis, dan sesuai persyaratan sanitari
dan fitosanitari, termasuk label kemasan sesuai
persyaratan Protokol);

17
Memiliki fasilitas penyimpanan produk siap ekspor
yang memadai (suhu, kelembaban, sanitasi dan
kondisi lainnya sesuai untuk penyimpanan produk
serta dapat mencegah kontaminasi OPT/OPTK,
mikroorganisme patogen, zat beracun dan
berbahaya maupun kontaminan lainnya yang
menjadi perhatian Pemerintah Tiongkok dan
sesuai persyaratan Protokol);

Memiliki fasilitas atau akses ke fasilitas pencegahan


re-infestasi OPT, khususnya untuk mengendalikan
vektor penyakit (nyamuk, lalat, tikus, dan vektor
penyakit lainnya) di semua proses produksi
(misalnya: MOU dengan perusahaan pest control);

Memiliki fasilitas pembuangan dan/atau


pemusnahan limbah yang memadai;

Memiliki fasilitas peralatan dan bahan kerja yang


sesuai dengan peruntukannya serta fasilitas
penyimpanannya (gudang logistik) yang memadai;

Memiliki akses terhadap fasilitas


pengiriman/transportasi (alat angkut) untuk
keperluan ekspor yang memadai untuk mencegah
kontaminasi OPT, mikroorganisme patogen, zat
beracun dan berbahaya maupun kontaminan
lainnya yang menjadi perhatian GACC;

Memiliki fasilitas sanitasi yang memadai;

Memiliki fasilitas air bersih dan/atau


fasilitas/akses untuk pengujian air yang digunakan
selama produksi;

Memiliki fasilitas listrik dan alat komunikasi yang


memadai;

Memiliki fasilitas keselamatan kerja/kesehatan


(pertolongan pertama pada kecelakaan/P3K) yang
memadai serta menerapkan protokol COVID-19;

Memiliki fasilitas pemadam kebakaran (APAR)


yang memadai;

Memiliki tata alir produksi yang baik untuk


menghasilkan produk siap ekspor yang sesuai
persyaratan Protokol (misalkan: pintu penerimaan
bahan baku berbeda dengan pintu keluar produk
yang akan dikirim ekspor);

18
Memiliki fasilitas yang memadai untuk Pejabat
Karantina Tumbuhan melaksanakan tindakan
pemeriksaan karantina tumbuhan terhadap media
pembawa (serpih porang) tujuan Tiongkok dalam
rangka penerbitan dokumen Phytosanitary
Certificate (PC) dan memastikan pemenuhan
seluruh persyaratan Protokol;

Menerapkan sistem manajemen mutu untuk


memastikan kualitas serpih porang memenuhi
persyaratan Protokol (termasuk penerapan
prosedur pengelolaan yang mencakup dan tidak
terbatas pada karantina tumbuhan, pencegahan
dan pengendalian, pengelolaan keamanan pangan,
pengelolaan personil, penggunaan bahan kimia,
penerimaan bahan baku, pengelolaan gudang,
pemeriksaan produk jadi untuk tujuan ekspor,
penarikan kembali produk tidak sesuai, dan
pengelolaan ketertelusuran);

Memiliki program peningkatan kapasitas sumber


daya manusia, khususnya pelatihan yang relevan
tentang karantina tumbuhan dan keamanan
pangan produk kepada personil produksi dan
manajemen; dan

Memiliki akses perlakuan fumigasi metil bromida


atau fosfin (misalnya: MOU dengan
perusahaan/provider fumigasi metil bromida atau
fosfin yang teregistrasi di Badan Karantina
Pertanian).

11. Persyaratan Sumber Daya Manusia*) Keterangan/Catatan**)

Memiliki penanggungjawab teknis fasilitas ekspor


serpih porang tujuan Tiongkok dan IKT,

Memiliki penanggungjawab mutu produk ekspor


serpih porang tujuan Tiongkok untuk memastikan
pemenuhan persyaratan karantina dan keamanan
pangan Tiongkok,

Memiliki penanggungjawab penatausahaan atau


pencatatan kegiatan di fasilitas ekspor serpih
porang tujuan Tiongkok dan IKT, dan

Memiliki pelaksana/pekerja terlatih dalam jumlah


yang memadai untuk melakukan produksi serpih
porang untuk ekspor tujuan Tiongkok, termasuk

19
operator mesin pengiris dan mesin
pengering/oven

12. Persyaratan kemasan*) Keterangan/Catatan**)

Kemasan bersih dan higienis

Kemasan baru

Tersedia pernyataan
(Produk ini akan diekspor ke Republik Rakyat
Tiongkok), dan nama produk, daerah produksi,
nama dan nomor registrasi perusahaan
pengolahan, nama dan alamat eksportir dalam
bahasa Mandarin/Inggris

13. Apakah perlakuan fumigasi metil bromida atau fosfin Keterangan/Catatan**)


dilakukan di fasilitas ekspor *)

Ya, apakah memenuhi persyaratan sebagai tempat


perlakuan fumigasi?

Tidak, perlakuan fumigasi dilakukan dimana?

14. Rekomendasi hasil penilaian*) Keterangan/Catatan**)

Direkomendasikan untuk diregistrasi dan


ditetapkan

Memerlukan tindakan perbaikan

Tidak drekomendasikan untuk diregistrasi dan


ditetapkan

15. Nama dan tandatangan pelaksana penilaian fasilitas

(i)

(ii)

Keterangan:
*) Berikan tanda √ pada kotak yang dipilih
**) Berikan keterangan/catatan tambahan untuk memperjelas hasil penilaian

20

Anda mungkin juga menyukai