Anda di halaman 1dari 62

DP. 5.1.2.A. Ed.1 Rev.15.

11072019

Panduan Sertifikasi Organik


Bagi Operator

DP. 5.1.2.A. Ed.1 Rev.15. 11072019


DP. 5.1.2.A. Ed.1 Rev.15. 11072019

Dokumen ini merupakan panduan bagi operator yang mengajukan sertifikasi organik ke BIOCert untuk
produksi tanaman, pengolahan produk tanaman, budidaya jamur, pengumpulan produk liar; peternakan,
apiari, input organik, pengemasan ulang produk organik dan impor produk organik ke Indonesia.

Dalam panduan ini, semua tahapan sertifikasi organik yang perlu diketahui pemohon dijelaskan, seperti
proses pengajuan sertifikasi, kesesuaian standar, inspeksi, sertifikasi, penggunaan label, dsb.

Dokumen ini berlaku untuk digunakan dalam program sertifikasi organik BIOCert sejak 11 Juli 2019

Revisi 3. Mei 2006


Revisi 4. Februari 2010
Revisi 5. Juni 2012
Revisi 6. Oktober 2012
Revisi 7. Maret 2014
Revisi 8. Agustus 2014
Revisi 9. Januari 2015
Revisi 10. Agustus 2015
Revisi 11. Februari 2017
Revisi 12. Februari 2017
Revisi 13. April 2017
Revisi 14. November 2017
Revisi 15. Juli 2019

Copyright BIOCert ©

PT BIOCert Indonesia
Jl. Perdana Raya, Ruko Cimanggu Residence Blok A1, Budi Agung Bogor 16165 - INDONESIA
Telp/Fax. 62-251 8316 294 E-mail: biocert@biocert.co.id,
website: www.biocert.co.id
DP. 5.1.2.A. Ed.1 Rev.15. 11072019

Daftar Isi

DEFINISI ...................................................................................................................................................... 1
1. PRINSIP-PRINSIP INSPEKSI DAN SERTIFIKASI .................................................................................. 2
2. STANDAR ORGANIK .............................................................................................................................. 3
3. JENIS PENGAJUAN SERTIFIKASI ORGANIK DAN RUANG LINGKUP SERTIFIKASI ........................ 4
4. TAHAPAN PERMOHONAN SERTIFIKASI ORGANIK ............................................................................ 7
5. PERSYARATAN SERTIFIKASI BAGI OPERATOR ................................................................................ 8
6. INSPEKSI ............................................................................................................................................... 16
7. PEMBERITAHUAN SERTIFIKASI DAN PEMBERIAN SERTIFIKAT .................................................... 21
8. KELUHAN DAN NAIK BANDING ........................................................................................................... 23
9. PERATURAN PENGGUNAAN NAMA BIOCert dan LOGO ORGANIK ................................................ 24
10. PELANGGARAN STANDAR DAN PERSYARATAN SERTIFIKASI BIOCert...................................... 25
11. PEMBEKUAN DAN PENCABUTAN STATUS SERTIFIKASI .............................................................. 26
12. MEMPERBAHARUI & PERPANJANGAN SERTIFIKASI .................................................................... 27
13. KEADAAN MEMAKSA [FORCE MAJEURE] UNTUK AUDIT DAN SERTIFIKASI .............................. 29
LAMPIRAN 1: RINGKASAN PROSES SERTIFIKASI ORGANIK.............................................................. 31
LAMPIRAN 2. FORMULIR PENGAJUAN KELUHAN ................................................................................ 33
LAMPIRAN 3. FORMULIR PENGAJUAN NAIK BANDING ....................................................................... 34
LAMPIRAN 4. SKALA SANKSI PROGRAM INSPEKSI DAN SERTIFIKASI ORGANIK BIOCERT .......... 35
LAMPIRAN 5. DAFTAR DOKUMEN SISTEM MUTU ORGANIK ............................................................... 60

i
DP. 5.1.2.A. Ed.1 Rev.15. 11072019

DEFINISI

Inspektor Orang yang ditugaskan oleh BIOCert untuk mengunjungi lahan atau unit
operasional untuk membuktikan dan menilai apakah operator sesuai dengan
standar dan persyaratan sertifikasi BIOCert.
Kebijakan Retroaktif Sebuah kebijakan untuk mengubah konsekwensi dalam dalam penerapan
standar atau dengan kata lain pemberian keringan terhadap suatu hukum.
Dalam sistem pertanian organik keringanan diberikan dalam penentuan
tahun konversi lahan. Kebijakan retroaktif diberikan dengan persyaratan
tertentu.
Penanganan Seperti pengeringan menggunakan angin, pengeringan dengan sinar
matahari, pembersihan, pemangkasan, pensortiran, pengemasan,
penyimpanan dan transportasi.
Pengolahan Seperti pendidihan, pengeringan panas, pengeringan oven, pencampuran,
penggilingan, pemerasan, penggilingan, pencairan, fermentasi, pemetikan,
penguapan, perendaman air gula, pengadukan, penggorengan, dsb.
Periode Konversi Periode konversi merupakan waktu bagi rehabilitasi ekologi dan peningkatan
kesuburan tanah. Periode konversi dihitung sejak pengelolaan secara organik
dilakukan dan aplikasi sertifikasi organik pertama kali.
Untuk tanaman musiman, periode konversi paling sedikit 2 (dua) tahun
sebelum penebaran benih. Sementara untuk tanaman tahunan minimal 3
tahun sebelum panen hasil pertamanya. BIOCert dapat memutuskan
penambahan atau pengurangan masa konversi tersebut tetapi masa konversi
tersebut paling sedikit 12 bulan atau lebih.
Produk Hasil dari suatu proses produksi
Produksi Proses menghasilkan produk segar atau olahan dari tanaman, ternak atau
produk ternak atau produk liar
Produksi Paralel Operator melakukan beberapa kegiatan produksi, penanganan atau
pengolahan dari jenis tanaman atau ternak dan produk ternak yang sama di
area yang sama, namun kegiatan tersebut memiliki status keorganikan yang
berbeda [misal: bersertifikat organik dan non organik termasuk dengan
produk organik atau alami yang dinyatakan sendiri tetapi belum disertifikasi
organik].
Operator Orang atau badan usaha yang melakukan kegiatan untuk memproduksi,
menyiapkan, mengolah dan memasarkan produk organik. Ini termasuk
produsen, pengolah, distributor/pemasar, pengecer, eksportir dan importir.
Subkontraktor Pihak yang dikontrak untuk dilibatkan dalam tanggungjawab bagi beberapa
tahapan produksi, pengolahan atau penanganan produk organik.
Standar Acuan yang digunakan untuk menerapkan sistem pertanian organik dan
sertifikasi organik.

1 of 63
DP. 5.1.2.A. Ed.1 Rev.15. 11072019

1. PRINSIP-PRINSIP INSPEKSI DAN SERTIFIKASI

Inspeksi dan sertifikasi organik BIOCert dibagi dua kategori:

Inspeksi dan sertifikasi Inspeksi dan sertifikasi produksi lahan, mencakup dari penanaman,
lahan pengolahan lahan hingga pemanenan, penyimpanan dan penjualan

Inspeksi dan sertifikasi Inspeksi dan sertifikasi penanganan dan pengolahan, mencakup dari
pengolahan pembelian produk organik [bahan baku], pengemasan ulang,
pengolahan dan penjualan. Oleh karena itu, inspeksi akan berawal
dari pembelian bahan baku, pengelolaan ingredien, metode
pengolahan, pengemasan, penyimpanan, pengangkutan dan
penjualan

Inspeksi dan sertifikasi organik diperlukan untuk membuktikan bahwa produk berasal dari proses
produksi yang sesuai dengan persyaratan standar organik yang diacu. Standar organik merefleksikan
keadaan proses produksi/budidaya dan metode pengolahan secara organik, serta usaha-usaha yang
perlu dilakukan operator untuk mencegah kontaminasi dalam proses budidaya/pengolahannya,
sehingga produk yang dihasilkan sungguh-sungguh organik [terjaga integritas organiknya].

BIOCert tidak mensertifikasi produk organik hanya berdasarkan pada pengujian laboratorium untuk
mengetahui bahwa produksi/produk tersebut bebas dari residu kimia saja. Pengujian residu kimia
memiliki keterbatasan terutama untuk pengujian pestisida kimia. BIOCert tidak menekankan pengujian
residu kimia (karena sangat mahal dan rumit). BIOCert dapat menguji residu kimia dalam
produksi/produk hanya dalam hal- hal khusus.

Inspeksi dan sertifikasi organik dapat menjadi alat pemasaran. Sertifikasi memberikan informasi bagi
konsumen bahwa produk yang mereka beli merupakan produk yang benar-benar organik. Sertifikasi
juga memberikan perlindungan bagi operator organik terhadap klaim-klaim produk organik karena
hanya operator yang disertifikasi yang memiliki hak menggunakan logo ORGANIK Indonesia pada
produk organik mereka.

BIOCert tidak melakukan kegiatan pemasaran produk organik bagi operator yang disertifikasinya.
BIOCert akan menerbitkan nama dan alamat operator yang disertifikasi beserta daftar produk yang
disertifikasi BIOCert kepada pembeli, konsumen dan publik agar mendorong transaksi antara
produsen dan konsumen.

BIOCert menjaga kerahasiaan semua informasi terkait produksi dan pengolahan organik dari operator
diperoleh selama inspeksi dan sertifikasi.

2 of 63
DP. 5.1.2.A. Ed.1 Rev.15. 11072019

2. STANDAR ORGANIK

Sebelum pengajuan sertifikasi organik, operator secara hati-hati mempelajari persyaratan produksi
organik dari standar organik yang diacu. Penentuan standar organik yang akan diacu didasarkan
pada tujuan pasar produk organik operator (Tabel 1)
Tabel 1. Pasar Produk Organik dan Standar yang Diacu

Pasar yang dituju Standar yang digunakan


Nasional termasuk impor  Standar Organik BIOCert beserta revisinya (interpretasi dari
produk organik dan input SNI 6729:2016 Sistem Pertanian Organik )
pertanian organik.  Permentan No. 64/Permentan/OT.140/5/2013 tentang Sistem
Pertanian Organik
 Perka BPOM No. 1 Tahun 2017 tentang Pengawasan Pangan
Olahan Organik.
Standar Organik BIOCert diterapkan untuk digunakan sebagai
standar acuan untuk sertifikasi organik nasional sejak 1 Januari
2017
2015.
Eropa  BIOCert Organic Agricultural Standard-EU
Equivalence [Reg EU834/2007 dan 889/2008]
untuk sertifiksai BIOCert-EU Equivalence

Kanada dan Amerika Serikat  Canadian Organic Regime-NOP Equivalence.


 COO-Operating Manual
 Safe Food Canadians Regulations

Bila Anda memiliki pertanyaan mengenai standar, mohon disampaikan ke BIOCert. Jika Anda
berkelompok, anda dapat mengusulkan ke BIOCert agar menyelenggarakan seminar untuk
menjelaskan standar organik yang akan diacu dan cara mengajukan sertifikasi. Untuk informasi
lebih lanjut mengenai uraian seminar, mohon menghubungi BIOCert.

BIOCert akan menggunakan standar yang diacu sebagai acuan bagi keputusan sertifikasi.
Operator harus mempelajari, memahami dan sesuai dengan standar.

Jika pemohon bukan merupakan pelaksana bagi dirinya tetapi memperkerjakan orang
lain/perusahaan lain, pemohon memiliki tanggung jawab untuk menjelaskan standar dan
persyaratan sertifikasi kepada subkontraknya dan melakukan kesesuaian praktek di lapangan
dengan standar dan persyaratan tersebut. Pemohon harus membuat kontrak dengan
subkontrak dan keduanya menyimpan salinan kontrak beserta Standar Organik yang diacu.

3 of 63
DP. 5.1.2.A. Ed.1 Rev.15. 11072019

3. JENIS PENGAJUAN SERTIFIKASI ORGANIK DAN RUANG LINGKUP SERTIFIKASI

Pengajuan sertifikasi organik dibagi menjadi 8 jenis berdasarkan karakteristik dari produksi berikut:

No Jenis pengajuan Pemohon Apa yang disertifikasi

1 Sertifikasi Produsen atau operator yang  Lahan dan hasil panen dari lahan
tanaman pangan menerapkan produksi pertanian pertanian tersebut
organik.
 Pengemasan produk organik segar
untuk dijual
 Penanganan pasca panen atau
pengolahan di kebun untuk produk
organik yang dihasilkan oleh kebun
tersebut.
 Importir yang memasukan produk
organik segar asal pertanian dari luar
negeri untuk pasar Indonesia.
2 Sertifikasi ternak Produsen atau operator yang  Lahan untuk penggembalaan dan
menerapkan peternakan organik pengelolaan peternakan.
 Hasil ternak dari lahan peternakan
tersebut
 Pengemasan produk organik untuk
dijual
 Penanganan dan pengolahan di
lahan untuk produk peternakan yang
dihasilkan.
 Importir yang memasukan produk
organik asal peternakan dari luar
negeri untuk pasar Indonesia.
3 Sertifikasi Produsen atau operator yang :  Pengolahan produk organik asal
penanganan dan  Mengolah produk organik dari tanaman pangan, peternakan, jamur,
pengolahan lahan sendiri (dan memiliki madu dan produk liar.
penghasilan dari penjualan  Produk olahan organik asal tanaman
produk organik olahan pangan, peternakan,jamur, madu
melebihi produksi organik dari dan produk liar
kebun)
 Pengemasan produk organik untuk
 Melakukan pengolahan dijual
produk organik dimana
 Pengemasan ulang produk organik
bahan baku organik berasal
termasuk melabel kembali untuk
produsen/operator yang telah
dijual.
disertifikasi organik.
 Mengemas kembali  Sanitasi dan higinitas pengolahan
produk organik [termasuk produk organik.
melabel kembali] dan  Importir yang memasukan produk
menjualnya mentah, semi olahan, produk olahan
(penyalur/grosir) organik dari luar negeri untuk
diolah/dikemas ulang dan atau
dipasarkan di Indonesia.
4 Sertifikasi Kelompok tani atau operator  Produksi tanaman pangan,
kelompok yang : peternakan, madu, jamur dan produk
4 of 63
DP. 5.1.2.A. Ed.1 Rev.15. 11072019

No Jenis pengajuan Pemohon Apa yang disertifikasi

 Menerapkan pertanian liar.


organik dan
menangani/memproses
produk organik untuk dijual
bersama
 Bertanggungjawab atas
kontrak dangan kelompok tani
dan membeli produk organik
dari kelompok termasuk
pengemasan, pengolahan, dan
penjualan.
5 Sertifikasi produk Sertifikasi untuk produk yang  Produk liar
liar tidak dibudidayakan.  Pengemasan produk liar
Pengumpul [anggota
 Penanganan pasca panen atau
komunitas yang menjaga
pengolahan di kebun untuk produk
hutan atau area panen produk
organik yang dihasilkan oleh kebun
liar].
tersebut.
6 Sertifikasi input Operator yang memproduksi Bahan baku, proses produksi
organik input (benih/pupuk/pestisida) input organik.
organik untuk keperluan
komersil
7 Sertifikasi produk Operator yang memproduksi  Bahan media tanam, lahan produksi,
khusus [jamur] dan mengemas produk jamur. budidaya jamur dan hasil produksi
jamur.
 Pengemasan produk jamur organik
untuk dijual
 Penanganan dan pengolahan di
lahan untuk produk jamur yang
dihasilkan.
 Importir yang memasukan produk
organik asal jamur dari luar negeri
untuk pasar Indonesia.
8 Sertifikasi produk Operator yang memproduksi  Area peternakan lebah, pakan lebah,
madu madu dari peternakan lebah. perawatan lebah, pemanenan madu
dan paska panen madu.
 Pengemasan produk madu organik
untuk dijual
 Penanganan dan pengolahan di
lahan untuk madu yang dihasilkan.
 Importir yang memasukan produk
organik asal peternakan lebah dari
luar negeri untuk pasar Indonesia.
Hanya untuk 
COR 
Sertifikasi
9 Operator yang melakukan  Pengemasan/pelabelan produk
Pelabelan dan pelabelan atau pengemasan pangan organik olahan
Pengemasan produk organik yang diproduksi
 Pengemasan/pelabelan produk
oleh produsen lain.
tanaman pangan

5 of 63
DP. 5.1.2.A. Ed.1 Rev.15. 11072019

No Jenis pengajuan Pemohon Apa yang disertifikasi

 Pengemasan/pelabelan produk liar


organik
 Pengemasan/pelabelan produk
ternak organik
 Pengemasan/pelabelan jamur
organik
 Pengemasan/pelabelan madu
organik

Layanan sertifikasi ekspor merupakan sebuah layanan untuk memfasilitasi operator untuk
mengakses pasar organik di luar negeri. BIOCert dapat memfasilitasi layanan inspeksi dan
sertifikasi organik untuk pasar ASEAN, Eropa, Amerika Serikat, dan Kanada bagi operator yang
berkeinginan untuk mengekspor produk organik ke negara-negara tersebut.
BIOCert saat ini sedang terakreditasi oleh lembaga akreditasi IOAS [International Organic
Accreditation Service] untuk lingkup sertifikasi ISO 17065, Uni Eropa [Regulation EU 834/2007 dan
889/2008] dan Kanada [Canada Organic Regime-COR]
Selain itu, BIOCert memiliki kerjasama dengan Cert-All [Aliansi Lembaga Sertifikasi Organik di
Asia Pasifik] untuk memberikan layanan inspeksi dan sertifikasi ekspor.
Lingkup sertifikasi organik untuk pasar ekspor:

Pasar
No Lingkup sertifikasi
Eropa Kanada/Amerika

1 Sertifikasi tanaman pangan X X

2 Sertifikasi penanganan dan pengolahan X X

3 Sertifikasi kelompok X X

4 Sertifikasi produk liar X X

5 Sertifikasi Pengemasan/Pelabelan X

6 of 63
DP. 5.1.2.A. Ed.1 Rev.15. 11072019

4. TAHAPAN PERMOHONAN SERTIFIKASI ORGANIK

Sebelum membuat keputusan untuk pengajuan sertifikasi organik, operator menilai apakah dirinya
telah memahami:

 Standar organik yang diacu dan mengikuti persyaratan standar tersebut.


 Memiliki sistem mutu organik yang memastikan status organik seluruh proses produksi
organik
 Berkeinginan untuk melaksanakan peraturan inspeksi dan sertifikasi BIOCert.

Pemohon yang mengajukan permohonan sertifikasi dapat menghubungi BIOCert untuk mengisi
formulir pendaftaran. Mohon menginformasikan ke BIOCert mengenai jenis sertifikasi yang anda
ajukan, kemudian mengikuti tahapan proses sertifikasi di bawah ini :

Dilakukan Waktu
NO Aktivitas oleh Penyelesaian
(hari)
1 Penerimaan formulir registrasi yang telah diisi operator BIOCert -
2 Mengirimkan penawaran biaya inspeksi dan sertifikasi BIOCert 2
3 Mengirimkan draft Perjanjian Program Inspeksi dan BIOCert 2
Sertifikasi, kerangka waktu, invoice biaya registrasi
4 Persetujuan Perjanjian Program Inspeksi dan Sertifikasi, Operator 7
kerangka waktu, pembayaran biaya registrasi
5 Pengiriman Kuesioner Sertifikasi BIOCert 1
6 Pengisian dan pengiriman Kuesioner Sertifikasi Operator 14
7 Audit meja formulir kuesioner sertifikasi BIOCert 7
8 Perbaikan hasil audit meja Operator 14
9 Kajian tindakan perbaikan atas hasil audit meja BIOCert 6
10 Pembayaran biaya inspeksi dan sertifikasi Operator 6

11 Inspeksi lapang dan pembuatan laporan inspeksi BIOCert


lapangan
12 Pelaksanaan tindakan perbaikan atas temuan inspeksi Operator 30
lapang (waktu dihitung dari pengiriman laporan inspeksi)
13 Pengiriman laporan inspeksi ke operator dan tagihan BIOCert 14
biaya tambahan [bila ada]
14 Persetujuan laporan inspeksi Operator 7

15 Kajian laporan inspeksi dan keputusan sertifikasi BIOCert 12

16 Pengiriman pemberitahuan keputusan sertifikasi BIOCert 2

7 of 63
DP. 5.1.2.A. Ed.1 Rev.15. 11072019

5. PERSYARATAN SERTIFIKASI BAGI OPERATOR

Ketika operator mengajukan sertifikasi organik ke BIOCert, operator memahami dan memenuhi
standar organik dan juga mengikuti persyaratan sertifikasi BIOCert untuk membantu BIOCert
dalam melakukan inspeksi dan sertifikasi.

5.1. Persyaratan sertifikasi organik


Persyaratan bersifat mengikat bagi operator yang mengikuti program sertifikasi organik.
Persyaratan sertifikasi organik sebagai berikut:

No Lingkup Persyaratan Kriteria


1 Persyaratan 1. Sistem mutu 1. Ruang Lingkup kegiatan produksi
manajemen organik sesuai organik yang dilakukan.
dengan lingkup Meliputi: produksi tanaman
sertifikasi organik pangan/peternakan, sarana produksi,
yang diajukan. pengolahan, pemasaran dan lainnya
termasuk jenis komoditi yang harus
dinyatakan.
2. Organisasi.
Operator harus memiliki struktur organisasi
dari personel yang bertanggungjawab
dalam kegiatan produksi organik termasuk
tugas dan fungsinya.
3. Personel.
 Personel yang menangani produksi
organik harus memahami standard dan
persyaratan sertifikasi organik.
 Program pelatihan bagi personil.
 Personil yang bertanggungjawab untuk
mengembangkan, menerapkan,
memutakhirkan, merevisi, dan
mendistribusikan dokumen kegiatan
sesuai bidangnya.
4. Pemeliharaan Dokumen.
 Operator harus memelihara semua
dokumen yang merupakan bagian dari
sistem seperti peraturan, standar, atau
dokumen normatif lain; proses produksi dan
pengawasan; demikian juga peta
lahan/area produksi, spesifikasi, instruksi
dan panduan.
 Dokumen disimpan selama 5 tahun.
5. Sarana Produksi.
Operator harus mempunyai kebijakan dan
prosedur untuk:
 Pemilihan dan evaluasi pemasok;
 Memilih dan membeli sarana produksi
yang penggunaannya mempengaruhi
mutu produk organik;
 Penerimaan dan penyimpanan sarana
produksi;
8 of 63
DP. 5.1.2.A. Ed.1 Rev.15. 11072019

No Lingkup Persyaratan Kriteria


 d) Pemeliharaan rekaman terkait
pembelian sarana produksi serta
tindakan yang dilakukan untuk
mengecek kesesuaian.
6. Pengaduan.
Operator harus mempunyai kebijakan dan
prosedur untuk menyelesaikan pengaduan
dari pelanggan atau semua pihak terkait.
Rekaman/catatan semua pengaduan dan
penyelidikan serta tindakan perbaikan yang
dilakukan oleh operator harus dipelihara.
7. Pengendalian produk yang tidak sesuai.
Operator harus mempunyai kebijakan dan
prosedur yang harus diterapkan bila
terdapat aspek apapun dari
pekerjaan/proses atau produk organik yang
tidak sesuai dengan prosedur, standar atau
peraturan teknis serta persyaratan
pelanggan yang telah disetujui.
Kebijakan dan prosedur harus memastikan
bahwa:
a) tanggung jawab dan kewenangan untuk
pengelolaan pekerjaan/proses atau produk
yang tidak sesuai ditentukan dan tindakan
(termasuk menghentikan pekerjaan dan
menahan produk) ditetapkan dan
dilaksanakan bila ditemukan pekerjaan
yang tidak sesuai;
b) evaluasi dilakukan terhadap
ketidaksesuaian pekerjaan/proses atau
produk yang timbul;
c) tindakan perbaikan segera dilakukan
bersamaan dengan keputusan
pekerjaan/proses atau produk yang ditolak
atau tidak sesuai;
d) bila diperlukan, pelanggan diberitahu dan
pekerjaan dibatalkan dan tanggung jawab
untuk persetujuan dilanjutkannya kembali
harus ditetapkan.
8. Tindakan perbaikan.
Operator harus menetapkan kebijakan dan
prosedur serta harus memberikan
kewenangan yang sesuai untuk melakukan
tindakan perbaikan bila terjadi pekerjaan
yang tidak sesuai atau penyimpangan
kebijakan dan prosedur di dalam sistem
yang ditetapkan.
Prosedur tindakan perbaikan harus dimulai
dengan suatu penyelidikan untuk
menentukan akar permasalahan.
9. Tindakan Pencegahan. Penyebab
ketidaksesuaian yang potensial, baik teknis
maupun manajemen, harus diidentifikasi.

9 of 63
DP. 5.1.2.A. Ed.1 Rev.15. 11072019

No Lingkup Persyaratan Kriteria


Jika tindakan pencegahan diperlukan,
rencana tindakan pencegahan harus
dibuat, diterapkan dan dipantau untuk
mengurangi kemungkinan terjadinya
kembali ketidaksesuaian yang serupa dan
untuk mengambil manfaat melakukan
peningkatan.
Prosedur tindakan pencegahan mencakup
tahap awal tindakan dan penerapan
pengendalian untuk memastikan
efektifitasnya.
2. Dokumentasi dan Operator harus membuat, menyimpan dan
Rekaman memperbarui rekaman yang berkaitan
dengan proses produksi dan pemasaran
produk organik.
Rekaman harus juga mencakup laporan
evaluasi kegiatan termasuk laporan
inspeksi internal, laporan tindakan
perbaikan dan tindakan pencegahan.
Semua rekaman harus dapat dibaca,
disimpan dan dipelihara sedemikian rupa
sehingga mudah didapat bila diperlukan.
2 Persyaratan 1. Produksi tanaman, Operator harus:
teknis madu  memenuhi standar dan regulasi teknik
produksi organik; dan
 mendokumentasikan persyaratan teknis
yang minimal mencakup: persyaratan
umum, lahan, manajemen kesuburan tanah
dan nutrien tanaman, bibit dan benih
tanaman, spesifikasi bahan komersial untuk
input produksi dan metode pembuatan (COR),
rotasi tanaman, pengendalian hama,
pemanenan, penanganan paska panen dan
pemasaran, sumber daya yang digunakan,
penilaian resiko kontaminasi dalam proses
produksi organik, peta lahan, sejarah lahan,
monitoring/audit internal, dokumentasi dan
sistem kemamputelusuran
2. Produksi Operator harus:
peternakan  memenuhi standar dan regulasi
pengelolaan lahan organik, teknik produksi
peternakan organik; dan
 Mendokumentasikan persyaratan teknis
yang minimal mencakup: kondisi
lingkungan peternakan, pakan, suplemen,
manajemen kesehatan ternak, sumber
daya stok, dan standar produksi produk susu
(dairy) dan telur.
3. Pengolahan, Operator pengolahan, penyimpanan,
penyimpanan, penanganan dan transportasi produk
penanganan dan organik:
transportasi produk  Harus memenuhi standar dan regulasi
pangan organik teknik produksi olahan organik;
 Operator harus memiliki prosedur sanitasi
10 of 63
DP. 5.1.2.A. Ed.1 Rev.15. 11072019

No Lingkup Persyaratan Kriteria


peralatan, ruangan produksi dan
penyimpanan serta prosedur penanganan
hama di area produksi.
 Operator memelihara rekaman kegiatan
sanitasi; dan
 mendokumentasikan persyaratan teknis,
minimal mencakup: sumber daya yang
digunakan, prosedur proses penanganan
dan pengolahan produk organik mulai dari
penerimaan bahan baku hingga produk
akhir, alur proses produksi organik, daftar
pemasok, resep bahan makanan yang
digunakan, spesifikasi bahan komersial untuk
input produksi dan metode pembuatan (COR),
denah area dan fasilitas produksi,
perlindungan produk, pengendalian
serangga, bahan pengemas dan
penyimpanan, penilaian resiko kontaminasi
dalam proses produksi organik,
monitoring/audit internal, dokumentasi dan
sistem kemamputelusuran produk.
 Operator memastikan adanya proses
pengangkutan yang dikelola oleh pihak
luar atau penyedia jasa transportasi yang
dilegalisasi sebagai subkontrak dan perlu
berkomitmen menjaga integritas organik
4. Produksi input  Memenuhi standar dan regulasi
organik teknik produksi organik; dan
 Mendokumentasikan persyaratan
teknis yang minimal mencakup:
persyaratan umum produksi, asal bahan
baku yang digunakan, bahan yang
digunakan khususnya bebas dari GMO,
fasilitas proses dan sumber daya yang
digunakan, proses alamiah dan buatan
dalam tahapan input organik,
pengendalian ketercemaran dan dampak
terhadap lingkungan serta makhluk hidup
lainnya [tanah, tumbuhan, hewan,
manusia], pengendalian bahan berbahaya,
kegunaan dan manfaat produk input organik,
penanganan paska produksi dan
pemasaran, penilaian resiko kontaminasi
dalam proses produksi organik dan
dokumentasi dan sistem
kemamputelusuran
5. Logo, pelabelan Seluruh operator produk pangan organik
dan informasi harus memenuhi
pasar standar dan regulasi teknik produk pangan
organik dan mendokumentasikan
persyaratan teknis yang minimal
mencakup:
penggunaan label, komposisi produk dan
kalkulasi persentasi ingredient produk
organik

11 of 63
DP. 5.1.2.A. Ed.1 Rev.15. 11072019

5.2. Keberterimaan Sertifikat


Jika operator sebelumnya telah disertifikasi badan sertifikasi selain BIOCert, dan operator
mengajukan permohonan sertifikasi pada BIOCert, maka BIOCert dapat mengakui sertifikat organik
yang diterbitkan lembaga sertifikasi lain bila memenuhi persyaratan berikut:
a. Lembaga sertifikasi sebelumnya telah dan memelihara akreditasi KAN untuk ruang lingkup
sertifikasi yang sama; atau
b. Lembaga sertifikasi telah terakreditasi [untuk lingkup standar yang sesuai] dimana program
akreditasi setara dengan program akreditasi KAN atau IOAS; dan
c. Standar yang digunakan setara dengan lingkup layanan BIOCert yakni SNI 6729-2016
(skema organik nasional), atau Standar Organik BIOCert (skema EU).

5.2. Inspeksi
Operator harus memperkenankan:
a. BIOCert untuk mengecek seluruh lahan/fasilitas produksi yang dimiliki [milik sendiri atau sewa]
serta lokasi produksi dan operasional yang diajukan atau tidak diajukan untuk sertifikasi. Hal
ini termasuk tempat penyimpanan peralatan, penyimpanan produk, penyimpanan bahan baku
dan rumah.
b. BIOCert melakukan inspeksi mendadak bila diperlukan. Inspeksi seperti ini tidak
diinformasikan ke operator sebelumnya. BIOCert memiliki kebijakan melakukan inspeksi
mendadak setiap tahunnya.
c. BIOCert melakukan inspeksi tahunan dan mengecek seperti dalam poin a di atas.
Bila terdapat produksi terpisah, bahan-bahan yang dilarang oleh standar harus dipisahkan dari area
produksi yang diajukan sertifikasi. Selain itu tindakan-tindakan untuk melindungi kontaminasi antara
produk organik dan non organik harus diinformasikan ke personil terkait di semua tingkatan.
5.3. Ketentuan lainnya
a. Operator harus menginformasikan BIOCert segera bila terdapat perubahan produksi seperti
perubahan jenis tanaman atau produk, fasilitas produksi yang disertifikasi termasuk bila terjadi
pelanggaran standar.
b. Bila operator melakukan subkontrak produksi, operator bertanggungjawab terhadap
pemenuhan standar dan persyaratan sertifikasi di subkontrator. Operator memiliki perjanjian
subkontrak yang sedikitnya harus mengatur mengenai hal-hal berikut:
 Subkontraktor harus beroperasi berdasarkan standar dan persyaratan sertifikasi
 Subkontraktor mengijinkan operator dan BIOCert untuk memverifikasi unit-unit
produksi dan seluruh dokumen terkait.
 Subkontraktor harus memiliki standar, perjanjian subkontrak, dokumen produksi
organik dan panduan sertifikasi bagi operator
c. Bila operator memiliki pemasok, operator harus memelihara status sertifikasi dari
pemasoknya serta melakukan monitoring atas status keorganikan produk pemasok.
d. Bila pemasok dan subkontraktornya operator mengganti lembaga sertifikasi organiknya,
maka mereka harus memberitahukan kepada operator tentang perubahan tersebut. Operator
kemudian harus mengirimkan pemberitahuan kepada BIOCert mengenai perubahan lembaga
sertifikasi supplier/subkontrak.
e. Operator akan mengirimkan pemberitahuan secara tertulis kepada pembelinya bila ada
metode produksi organik yang tidak lagi dipergunakan.
f. Operator akan memberitahukan BIOCert tanpa penundaan untuk setiap pelanggaran dan
ketidakpatuhan yang mempengaruhi status organik produknya atau produk yang diterima
dari operator atau subkontraktor lain.
g. Jika sertifikasi organik berlaku untuk produksi yang sedang berlangsung, maka produk yang
disertifikasi tersebut juga harus terus memenuhi persyaratan produk.

12 of 63
DP. 5.1.2.A. Ed.1 Rev.15. 11072019

h. Operator bertanggungjawab untuk biaya inspeksi dan sertifikasi


i. Operator harus mematuhi kebijakan, prosedur, persyaratan dan regulasi BIOCert lainnya yang
akan berlaku kemudian
j. Bagi operator yang menjalankan produksi paralel, dokumentasi terkait produksi/pengolahan
dan penjualan dapat dibedakan dan diidentifikasi antara produksi organik dan konversi atau
konvensional.

5.4. Persyaratan sertifikasi untuk kondisi dan lingkup Khusus

5.4.1. Sertifikasi Produk Liar


a. Operator memiliki Sistem Mutu Organik untuk pengumpulan/pemanenan produk liar yang
mencakup petunjuk kepada pengumpul dan pedagang perantara, yang sedikitnya
menetapkan area pengumpulan dan menginformasikan kepada mereka tentang standar dan
persyaratan sertifikasi lainnya;
b. Pengumpul dan pedagang perantara menandatangani pernyataan bahwa mereka mengikuti
instruksi tersebut;
c. Operator mempunyai rekaman semua pengumpul dan pedagang perantara, dan jumlah yang
dibeli dari tiap-tiap pengumpul dan pedagang perantara;
d. Pengumpul dan pedagang perantara berada dibawah kontrak dengan operator
e. Area produksi diidentifikasi dengan benar sesuai dengan peta yang cukup besar dan jelas
dilengkapi dengan tapal batas untuk mengurangi resiko pencampuran dengan produksi yang
tidak disertifikasi.
f. Bila area pengumpulan berada di kawasan hutan lindung atau taman nasional, operator harus
memiliki ijin tertulis dari otoritas terkait mengenai kegiatan pengumpulan produk liar tersebut.

13 of 63
DP. 5.1.2.A. Ed.1 Rev.15. 11072019

5.4.2. Sertifikasi Kelompok


Petani kecil yang ingin memperoleh sertifikasi organik dapat bergabung dalam kelompok [bisa berupa
kelompok tani, koperasi, gapoktan, dll]. Organisasi tani ini harus menjalankan sistem pengawasan
internal [Internal Control System=ICS] dengan persyaratan berikut:
a. Organisasi tani harus mempunyai sistem produksi sejenis dan lokasi lahannya memiliki
kedekatan geografis;
b. Organisasi tani harus cukup besar dan mempunyai sumber daya yang mencukupi untuk
mendukung sistem pengendalian internal yang dapat berjalan untuk menjamin pemenuhan
setiap anggotanya terhadap standar dan persyaratan ICS dengan cara yang objektif;
c. Organisasi tani harus mempunyai pemasaran terkoordinasi [pemasaran lewat satu pintu].
d. Manajemen organisasi tani harus memiliki kontrak tertulis dengan anggota yang
mensyaratkan seluruh anggota memenuhi standar organik dan ketentuan internal organisasi.
e. Bila dalam organisasi tani ada petani skala besar, unit pengolahan dan pedagang dapat
masuk dalam sertifikasi kelompok, dengan syarat harus diinspeksi setahun sekali oleh
BIOCert.

Kebijakan dan prosedur umum untuk sertifikasi kelompok mensyaratkan:


 Organisasi tani yang disertifikasi harus merupakan satu kesatuan. Hal ini berarti bahwa
petani perorangan tidak dapat menggunakan sertifikasi secara independen;
 Sistem pengawasan internal yang efektif dan terdokumentasi harus dilakukan terhadap
semua anggota, kunjungan lahan dan fasilitas pendukung untuk memenuhi standar
produksi minimal setahun sekali. Inspektor internal berperan dalam menjalankan tugas ini.
Inspektor internal harus menerima pelatihan yang sesuai dan menghindari potensi konflik
kepentingan.
 Sistem pengawasan internal membuat dokumentasi yang sesuai termasuk setidaknya
deskripsi lahan pertanian dan fasilitas, rencana produksi, hasil panen, perjanjian kontraktual
dengan masing-masing anggota individu dan laporan inspeksi internal. Sistem
pengendalian internal harus mencakup prosedur penerimaan anggota serta penerapan
sanksi kepada individu anggota yang tidak sesuai dengan standar produksi.

5.4.3. Sertifikasi Produk Organik Impor


Sertifikasi ini diperuntukan bagi operator yang ingin mengajukan sertifikasi organik nasional untuk
produk organik impor berdasarkan SNI 6729:2016, Permentan No.64/2013 dan Peraturan Kepala
Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia nomor HK.00.06.52.0100 tentang
Pengawasan Pangan Olahan Organik.
Produk organik impor yang ingin dipasarkan di Indonesia harus telah disertifikasi organik nasional dan
harus mencantumkan logo ORGANIK Indonesia.
Ketentuan sertifikasi organik produk impor :
a. Operator memiliki sistem mutu organik untuk menjamin integritas produk organik yang di-impor-
nya dari penerimaan produk impor hingga pengemasan ulang/pelabelan.

b. Operator memiliki salinan dokumen-dokumen organik seperti : sertifikat organik dari produsen
produk impor yang masih berlaku, sertifikat transaksi bagi produk organik yang diimpor, surat
pernyataan bermaterai mengenai penyerahan sertifikat transaksi (Terlampir F01/PKSO),
sertifikat free sale atau health assurance, invoice, packing list, bill of landing, sertifikat akreditasi
Lembaga Sertifikasi dari produsen atau copy sertifikat verifikasi yang dikeluarkan oleh
instansi teknis/otoritas kompeten negara asal, sertifikat bebas radiasi (untuk produk susu),
angka pengenal impor (API) atau importir terdaftar (IT).

c. BIOCert akan melakukan penilaian kesesuaian terhadap standar dan persyaratan sertifikasi
organik, akreditasi lembaga sertifikasi dari lembaga sertifikasi organik produk yang diimpor
[keberterimaan sertifikat].

14 of 63
DP. 5.1.2.A. Ed.1 Rev.15. 11072019

d. BIOCert akan melakukan pemeriksaan dokumen operator dan memberikan


rekomendasi organik untuk keperluan pendaftaran produk impor. Rekomendasi organik
bukan merupakan pengakuan keberterimaan sertifikat dan belum diperkenankan untuk
menggunakan logo organik.

e. BIOCert akan melaksanakan inspeksi lapangan bila produk organik telah masuk ke Indonesia.

f. Sertifikat organik dapat diberikan hanya jika operator telah memenuhi standar dan
regulasi organik di Indonesia.

5.4.4. Sertifikasi Input Organik (Benih, Pupuk, Pestisida Organik)

Sertifikasi ini ditujukan bagi operator yang ingin mengajukan sertifikasi untuk input bagi pertanian
organik (bibit, pupuk & pestisida organik) bila produk tersebut akan diedarkan sebagai produk
organik.
Ketentuan bagi operator produk organik impor :
a. Operator memiliki sistem mutu organik untuk menjamin integritas produk organiknya
yang mencakup komitmen operator dalam menjalankan produksi organik, sumber daya yang
digunakan, pedoman teknis pembuatan input organik mulai dari penerimaan bahan
baku hingga produk akhir sesuai dengan acuan standar produksi organik, alur proses
produksi input organik, gambaran umum produk, hasil uji mutu produk, daftar pemasok,
resep/formulasi yang digunakan, spesifikasi bahan-bahan komersial yang digunakan dalam
input produksi beserta metode pembuatannya (Skema COR), pernyataan penggunaan bahan
bebas GMO, denah area dan fasilitas produksi, penilaian resiko kontaminasi dalam
proses produksi organik, dokumentasi dan sistem kemamputelusuran produk.

b. Operator memelihara rekaman-rekaman kegiatan produksi input organik termasuk


diantaranya rekaman pembelian dan penggunaan bahan baku, rekaman produksi, rekaman
pengemasan dan penjualan.

c. Produk input organik yang diproduksi untuk diedarkan dan dipakai untuk usaha pertanian
organik harus mendapatkan ijin edar sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.

d. Operator tidak menggunakan bahan-bahan yang dilarang oleh standar.

15 of 63
DP. 5.1.2.A. Ed.1 Rev.15. 11072019

6. INSPEKSI

6.1. Inspektor
Inspektor merupakan seorang staf tetap atau tenaga sub kontrak BIOCert. Inspektor dilatih secara
teori dan praktek sebelum mereka terdaftar sebagai inspektor BIOCert. Inspektor BIOCert memahami
pertanian dan pengolahan organik.
Pekerjaan inspektor adalah menginspeksi lahan dan atau tempat operasional dan membuktikan
bahwa informasi dalam permohonan dan dokumen lainnya adalah benar. Inspektor juga mengecek
apakah produksi sesuai dengan standar dan persyaratan sertifikasi BIOCert.
Seluruh biaya inspeksi dibayarkan oleh BIOCert. Inspektor dilarang meminta biaya ekstra dari
operator. Operator tidak harus memperlakukan inspektor secara istimewa dan dilarang memberikan
hadiah atau hal berharga lainnya kepada inspektor.
Jika operator menerima perlakuan tidak benar dari inspektor, mohon mengajukan keluhan tertulis
yang ditujukan kepada Direktur BIOCert.

6.2. Jenis Inspeksi


Inspeksi dapat dibagi dalam 5 tipe: Pre-inspeksi, inspeksi pertama, inspeksi tahunan (surveilan),
inspeksi tambahan dan inspeksi mendadak. Inspeksi dilakukan pada saat aktivitas/musim produksi
berlangsung menyesuaikan dari lingkup aktivitas yang diajukan. Pengecualian apabila lingkup
operasional berupa produksi terpisah/paralel, maka inspeksi dilakukan pada saat aktivitas untuk
produk yang diajukan disertifikasi berlangsung. Jika pada saat inspeksi lapangan tidak memungkinkan
dilakukan untuk lingkup yang disertifikasikan atau produk organik, maka pengecualian dapat diberikan
kepada operator untuk dua tahun berturut-turut.
6.2.1 Pre-Inspeksi, ditujukan bila operator ingin mengetahui kesesuaian praktek organiknya terhadap
standar organik dan persyaratan sertifikasi. Inspektor BIOCert akan melakukan inspeksi ke unit
operasional operator. Hasil inspeksi ini tidak digunakan untuk keperluan sertifikasi, tapi digunakan
sebagai masukan bagi operator untuk mengetahui status keorganikan operasionalnya dan dapat
dipergunakan untuk mendesain praktek pertanian organik oleh operator. Pre inspeksi merupakan
pilihan [optional].
6.2.2. Inspeksi untuk sertifikasi, merupakan inspeksi yang dilakukan pertama kali untuk tujuan
sertifikasi. Inspektor akan menginspeksi operasional dan rekaman dokumentasi operator untuk
menilai kesesuaian antara praktek lapangan dengan standar dan persyaratan sertifikasi. Hasil
inspeksi digunakan untuk menentukan apakah operator tersebut sesuai atau tidak dengan standar,
regulasi dan persyaratan yang berlaku. Bila terdapat kesesuaian, BIOCert akan memberikan sertifikat
organik kepada operator tersebut.
Inspeksi ini merupakan inspeksi yang diumumkan. Operator atau orang yang bertanggungjawab wajib
hadir saat inspeksi.
6.2.3. Inspeksi tahunan (surveilan), berdasarkan kebijakan BIOCert, semua unit lahan dan
operasional akan diinspeksi minimal setahun sekali untuk mengecek kesinambungan kesesuaian
praktek di lapangan dengan standar, regulasi dan persyaratan yang berlaku. Inspeksi tahunan
merupakan inspeksi yang diberitahukan, dimana operator diinformasikan mengenai jadwal inspeksi
mendatang.
Inspeksi tahunan harus dilakukan dalam waktu tiga bulan sebelum hingga tiga bulan sesudah satu
tahun dari waktu inspeksi pertama [kurun waktu 9-12 bulan sejak inspeksi tahun pertama dalam satu
siklus sertifikasi]. Misal, inspeksi pertama dilakukan 1 Maret 2017, maka inspeksi tahunan tahun
selanjutnya harus dilakukan antara 1 Januari 2018 sampai dengan 1 Maret 2018. Khusus untuk skema
COR, jika terjadi keterlambatan inspeksi melebihi 12 bulan, maka di tahun berikutnya jadwal inspeksi
tetap mengikuti jadwal seharusnya. Misal, inspeksi pertama dilakukan pada 1 Maret 2017, ketika
terjadi keterlambatan inspeksi di tahun berikutnya misalkan dilakukan pada 1 April 2018, maka
inspeksi selanjutnya dilakukan pada 1 Maret 2019.

16 of 63
DP. 5.1.2.A. Ed.1 Rev.15. 11072019

Apabila inspeksi tahunan tidak dapat dilakukan hingga 12 bulan sejak inspeksi pertama/inspeksi
tahunan dari tahun sebelumnya, maka sertifikat organik operator akan dibekukan. Operator diberikan
kesempatan untuk melakukan tindakan perbaikan untuk melakukan inspeksi tahun dalam kurun waktu
3 bulan pembekuan diberlakukan. Apabila di bulan kelima belas belum dilakukan inspeksi tahunan
tanpa adanya konfirmasi dari operator, maka BIOCert akan melakukan penghentian perjanjian
sertifikasi dan pencabutan sertifikat organik yang diterbitkan.
Setiap awal tahun, BIOCert akan mengirimkan Surat Konfirmasi Inspeksi Tahunan/Perpanjangan
Sertifikasi beserta informasi waktu inspeksi tahunan dan dokumen pemutakhiran operator kepada
operator. Operator diminta menandatangani Surat Konfirmasi Inspeksi Tahunan/Perpanjangan
Sertifikasi bilamana berkomitmen melanjutkan program sertifikasi organik BIOCert dan
mengkonfirmasi waktu pelaksaan inspeksi tahunan.

17 of 63
DP. 5.1.2.A. Ed.1 Rev.15. 11072019

6.2.4 Inspeksi tambahan, merupakan inspeksi lainnya disamping inspeksi tahunan. Inspeksi
tambahan dapat diadakan karena :
- Rekomendasi dari persyaratan sertifikasi yang ditentukan oleh Komisi Sertifikasi.
- Keluhan dan kecurigaan.
- Naik banding.
- Ukuran, kompleksitas dan intensitas dari produksi dan operasi.
- Jenis dari produksi dan operasional.
- Resiko kontaminasi produksi/pengolahan atau produksi pararel yang berasal dari
produk organik dan konvensional.

Inspeksi tambahan dapat dibagi menjadi beragam jenis inspeksi berdasarkan tujuan yang berbeda:
- Inspeksi tindak lanjut, merupakan inspeksi yang dilakukan untuk mengecek
penerapan tindakan perbaikan terhadap persyaratan sertifikasi yang telah ditentukan oleh
Komisi Sertifikasi. Operator membayar biaya inspeksi tambahan.
- Inspeksi tambahan bagi produksi baru, merupakan inspeksi yang dilakukan apabila
operator yang disertifikasi mengajukan perluasan lingkup sertifikasi (lahan, tanaman,
produk atau fasilitas operasional baru). Operator harus mengajukan sertifikasi tambahan
dan membayar biaya tambahan.
6.2.5. Inspeksi mendadak
BIOCert SAS memiliki kebijakan untuk melakukan inspeksi yang tidak diumumkan setiap
tahunnya. Inspeksi mendadak ini dilakukan sebanyak 10% dari jumlah operator yang disertifikasi
oleh BIOCert setiap tahunnya.
Selain itu, inspeksi mendadak ini dilakukan bilamana terdapat keluhan atau kecurigaan terhadap
penerapan produksi organik yang dilakukan oleh operator yang telah disertifikasi oleh BIOCert.
BIOCert bertanggungjawab terhadap biaya inspeksi. Kecuali bila ditemukan bahwa operator telah
melanggar standar BIOCert atau perjanjian program inspeksi dan sertifikasi BIOCert seperti yang
dikeluhkan, operator harus memikul biaya inspeksi ini.

6.3. Metode Inspeksi


Inspeksi dilakukan setelah BIOCert menerima seluruh informasi lengkap sesuai kriteria yang dibuat
oleh BIOCert dan setelah operator membayar biaya aplikasi sertifikasi. BIOCert akan
menginformasikan kepada operator mengenai waktu dan nama inspektor yang ditugaskan untuk
melakukan inspeksi.
Setelah operator mengetahui inspektor yang ditugaskan BIOCert, operator memiliki hak untuk
mengajukan keberatan terhadap inspektor yang ditugaskan tersebut. Keberatan harus disampaikan
dengan alasan yang jelas, misalnya inspektor yang ditugaskan memiliki konflik kepentingan
langsung dengan operator dan akan menyebabkan biasnya hasil inspeksi. Operator harus
mengajukan keberatan tersebut secara tertulis kepada Manajer Mutu BIOCert. BIOCert mempunyai
hak untuk memberikan penugasan pada inspektor.
Inspektor akan menghubungi operator dan membuat janji secara langsung. Pada tanggal inspeksi,
operator harus berada di lahan atau tempat operasional selama kunjungan inspeksi. Jika terdapat
keperluan mendadak, operator dapat menghubungi inspektor atau BIOCert untuk perubahan janji.
Operator harus bekerjasama dengan inspektor selama inspeksi (diumumkan atau tidak
diumumkan). Bagi inspeksi yang diumumkan, operator dan orang yang bertanggungjawab
bagi produksi/pengolahan harus berada di lokasi produksi untuk memberikan informasi selama
inspeksi dan mendampingi inspektor.
Adanya keterlambatan inspeksi yang disebabkan oleh operator mengakibatkan meningkatnya biaya
inspeksi, BIOCert dapat menentukan biaya tambahan inspeksi kepada operator.

18 of 63
DP. 5.1.2.A. Ed.1 Rev.15. 11072019

Secara umum, inspeksi organik dilakukan dengan :


1. Wawancara dengan operator dan orang yang bertanggungjawab atau staf-staf yang terlibat
dalam produksi/operasional.
2. Mengecek dokumen-dokumen produksi, penanganan paska panen, pengolahan, penjualan,
rekaman keuangan, dan kontrak-kontrak terkait.
3. Menginspeksi lahan, unit pengolahan dan lokasi operasional serta fasilitas lainnya, baik
organik dan konvensional.
Bila inspektor selesai melakukan inspeksi, inspektor segera membuat laporan awal inspeksi.
Inspektor memperkenankan operator atau orang yang bertanggungjawab untuk membaca laporan
dan menandatangani laporan awal tersebut, bahwa informasi yang tertulis dalam laporan
merupakan gambaran sebenarnya. Operator mendapatkan salinan laporan inspeksi.

6.4. Pengambilan Contoh Untuk Analisa Residu Kimia


Untuk situasi normal, kebijakan BIOCert tidak mensyaratkan pengambilan contoh dari tanaman,
bahan-bahan pertanian, tanah, air, atau produk bagi analisa residu kimia. Karena keorganikan
suatu produk organik ditentukan oleh proses produksinya, bukan hanya berdasarkan produk.
Disamping itu, analisa residu kimia juga sangat mahal.

Sebelum pelaksanaan dan pada saat observasi lapang, inspektor melakukan penilaian resiko di unit
produksi milik operator. Apabila lahan pertanian, penyimpanan, atau unit operasional memiliki resiko
tinggi atau bukti kontaminasi, inspektor dapat mengambil contoh air, tanah atau produk untuk
analisis residu kimia. Saat contoh dikumpulkan, operator harus menandatangani formulir
pengambilan contoh.
Apabila bahan-bahan organik atau bahan-bahan makanan bagi pengolahan organik memiliki resiko
atau kecurigaan yang jelas dari kontaminasi GMO, BIOCert dapat juga mengambil contoh untuk
analisa GMO.
Biaya untuk analisa laboratorium akan menjadi tanggungjawab operator, kecuali pengambilan
contoh yang BIOCert lakukan bagi sistem pengawasan mutu internal BIOCert.

Tindak lanjut setelah hasil pengujian sampel dikirimkan oleh laboratorium adalah BIOCert akan
memberikan informasi hasil uji kepada operator dan inspektor. Jika terdapat hasil positif terhadap
residu agrokimia, BIOCert akan melakukan pemeriksaan terhadap area yang positif mengandung
agrokimia. Operator yang terbukti menyalahgunakan agrokimia akan diberikan sanksi temuan MAJOR
dan menyebabkan pemberian status konversi.

20 of 63
DP. 5.1.2.A. Ed.1 Rev.15. 11072019

7. PEMBERITAHUAN SERTIFIKASI DAN PEMBERIAN SERTIFIKAT

7.1. Pemberitahuan Sertifikasi


7.1.1 Keputusan Sertifikasi

Setelah operator diinspeksi oleh BIOCert, BIOCert akan mengkaji laporan inspeksi dan komisi
sertifikasi BIOCert akan memberikan keputusan sertifikasi.
Komisi sertifikasi akan mempertimbangkan laporan inspeksi dari inspektor dan mengambil
keputusan. Keputusan sertifikasi dapat berupa :
1. Pemberian sertifikasi.
2. Penolakan sertifikasi
3. Pemberian sertifikasi dengan kondisi [persyaratan] bagi operator untuk melaksanakan
tindakan perbaikan.
Persyaratan tersebut dapat dibagi dalam 3 jenis :
 Kondisi yang harus dipenuhi segera sebelum sertifikasi efektif. Operator diberikan waktu
3 bulan untuk menyelesaikan tindakan perbaikan.
 Kondisi yang harus dipenuhi dalam suatu periode waktu, seperti peningkatan zona
penyangga sebelum musim tanam selanjutnya. Kondisi-kondisi demikian akan ditindaklanjuti
oleh BIOCert.
Tindak lanjut dapat dilakukan pada inspeksi mendatang atau bila perlu inspeksi
tambahan
sebelum inspeksi tahunan untuk membuktikan apakah kondisi sertifikasi telah dipenuhi.
Persyaratan ini akan diberitahukan dalam Surat Pemberitahuan Hasil Sertifikasi/Inspeksi. BIOCert
akan mengirimkan Surat Pemberitahuan Hasil Sertifikasi/Inspeksi dalam waktu 30 hari kerja sejak
hari terakhir inspeksi bila tidak ada temuan MAJOR atau dikirimkan dalam waktu 7 hari setelah
temuan- temuan dinyatakan “telah diperbaiki”.
Bila operator tidak setuju dengan keputusan sertifikasi, operator memiliki hak untuk mengajukan
permohonan banding kepada BIOCert dalam kurun waktu 14 hari sejak keputusan sertfikasi (lihat
detilnya dalam Butir 8 tentang Keluhan dan Naik Banding).
7. 1.2 Kebijakan retroaktif
Salah satu persyaratan sertifikasi organik adalah kejelasan terhadap sejarah lahan dalam penentuan
periode konversi. Komisi sertifikasi dapat memberikan status organik maupun status konversi lahan
meskipun operator baru melakukan inspeksi awal.
Operator dapat diberikan keringanan dalam perhitungan periode konversi dengan syarat memenuhi
persyaratan berupa ketersediaan dokumen, antara lain :

1. Bukti dokumentasi tidak adanya penggunaan bahan agrokimia. Dokumen ini berupa
rekaman/form pengelolaan lahan yang dapat menunjukkan tanggal terakhir penggunaan
agrokimia.
2. Bukti dokumen dari pihak ketiga yang memiliki wewenang (lembaga berwenang) berupa surat
pernyataan, peta lahan yang dilengkapi koordinat GPS yang diberi tanda tangan dan diberi
cap. Dokumen merupakan surat pernyataan dari pejabat setempat yang menyatakan tanggal
penggunaan agrokimia terakhir atau tanggal awal pengelolaan lahan secara organik yang
pada lahan operator.
3. Dokumen deklarasi yang menjelaskan secara rinci bahwa ada pelarangan penggunaan
bahan-bahan yang tidak diizinkan.
4. Pengujian sampel oleh BIOCert
Bukti dokumen dan hasil uji yang telah diverifikasi oleh inspektor kemudian akan menjadi bahan
pertimbangan oleh komisi sertifikasi untuk menentukan apakah operator dapat diberikan keringanan
periode konversi.

Contoh pemberian kebijakan retroaktif :

Operator PT Organik Sejahtera memiliki lahan seluas 1 ha yang digunakan sebagai lahan pertanian
sejak tahun 2000. Pemilik lahan memutuskan untuk tidak menggunakan agrokimia sejak 1 Desember
2015. Pada tanggal 1 November 2017 operator melakukan aplikasi terhadap PT BIOcert Indonesia.
Operator memberikan bukti pengelolaan sejarah lahan berupa:

21 of 63
DP. 5.1.2.A. Ed.1 Rev.15. 11072019
- Rekaman penggunaan agrokimia terakhir pada bulan November 2015
- Surat pernyataan dari kelurahan tertanggal Desember 2015 yang dilengkapi peta lahan dan
koordinat GPS
- Deklarasi kebijakan pengelolaan organik tertanggal Desember 2015

Inspeksi lapang diberikan pada tanggal 1 Desember 2017. Hasil verifikasi inspektor menunjukan
semua bukti sesuai dengan kondisi lapang.

Berdasarkan bukti yang tersedia, meskipun operator baru melakukan aplikasi sertifikasi per tanggal 1
November 2017, komisi sertifikasi memutuskan bahwa lahan PT Organik Sejahtera adalah “Organik”
karena telah melewati tanggal berakhirnya konversi yaitu 31 Oktober 2017 .

7.2. Pemberian Sertifikat


Operator yang telah memenuhi standar dan persyaratan sertifikasi akan diberikan Sertifikat Organik
oleh BIOCert, dan diperkenankan untuk dapat menggunakan logo organik dan nama BIOCert, dan
menjual produknya sebagai produk “organik”.
7.2.1. Sertifikat organik untuk pasar nasional berlaku selama 3 tahun dari tanggal penerbitan
sertifikat. BIOCert dapat mengeluarkan sertifikat baru untuk perpanjangan sertifikasi
[memasuki tahun keempat] atau revisi sertifikat bila ada perubahan ruang lingkup sertifikasi.
Jika BIOCert menemukan (dari inspeksi tahunan, inspeksi tambahan atau inspeksi
mendadak) bahwa terdapat pelanggaran yang dilakukan operator terhadap standar dan
persyaratan sertifikasi BIOCert, seperti mencampurkan dengan produk non organik,
menggunakan input pertanian yang dilarang, menggunakan bahan makanan yang dilarang
dalam produk yang diproses, dsb, BIOCert memiliki hak untuk membekukan dan menarik
sertifikat yang telah diterbitkan kepada operator tersebut.
7.2.2. Sertifikat untuk pasar ekspor. Sertifikat BIOCert-EU berlaku 12 bulan dan wajib untuk
diperbaharui setiap tahunnya dengan mengirimkan aplikasi kembali kepada BIOCert jika
bermaksud melanjutkan sertifikasi terkait. Sertifikat BIOCert-COR/NOP Equivalence berlaku
semenjak sertifikat dikeluarkan hingga sertifikat tersebut dibekukan atau dicabut oleh BIOCert
sesuai dengan standar SFCR. Khusus untuk operator yang melakukan aktivitas pengemasan
dan pelabelan produk organic diluar dari lingkup sertifikasi atau operator baru untuk aplikasi
sejenis, sertifikat tersendiri akan dikeluarkan dengan masa berlaku 12 bulan sejak sertifikat
dikeluarkan.
B I O C e r t akan menerbitkan sertifikat baru untuk perpanjangan sertifikasi [setiap tahunnya]
atau revisi sertifikat bila ada perubahan ruang lingkup sertifikasi.
Dalam sertifikat BIOCert, terdapat nama dan alamat dari operator, lahan pertanian, fasilitas
produksi dan produk yang disertifikasi. Selanjutnya, jika terdapat perubahan dalam produksi,
seperti perubahan resep atau metode pengolahan, perubahan unit produksi, dsb,
operator harus menginformasikan ke BIOCert dan mengajukan sertifikasi tambahan.

7.3. Sertifikat Transaksi


7.3.1. Sertifikat Transaksi. Sertifikat Transaksi [di Eropa disebut dengan Sertifikat Inspeksi]
diterbitkan oleh BIOCert atau ACT untuk setiap produk organik yang ingin diekspor ke luar
negeri. Sertifikat transaksi diterbitkan untuk setiap pengapalan produk organik.
Tujuan sertifikat transaksi untuk mengkonfirmasi bahwa produk organik yang diekspor
sungguh- sungguh berasal dari produk yang telah disertifikasi organik.
Untuk memperoleh sertifikat transaksi/sertifikat inspeksi, operator harus mengirimkan dokumen-
dokumen Invoice, Packing List, Bill of Landing untuk produk yang diekspor ke BIOCert.
Kemudian BIOCert akan menerbitkan sertifikat transaksi/sertifikat inspeksi.
7.3.2. TRACES. Trade Control & Expert System atau TRACES merupakan sistem elektronik (on-
line) milih Uni Eropa yang dapat melacak pergerakan produk maakan di seluruh UE. Setiap
produk yang akan masuk ke negara-negara UE harus dilengkapi terdaftar di sistem TRACES
dan dilengkapi oleh sertifikat inspeksi/sertifikat transaksi yang dibuat di dalam sistem tersebut.

22 of 63
DP. 5.1.2.A. Ed.1 Rev.15. 11072019

8. KELUHAN DAN NAIK BANDING

8.1. Keluhan
Keluhan dipertimbangkan sebagai suatu kesempatan untuk perbaikan. Operator memiliki hak untuk
mengajukan keluhan-keluhan mengenai semua aspek dari pekerjaan BIOCert, termasuk keluhan
mengenai staf dan inspektor BIOCert, bahkan keluhan mengenai pelanggaran di antara operator.
Keluhan ditulis dan dialamatkan ke Manajer Mutu BIOCert. Keluhan berisi informasi lengkap dari hal
terkait dengan mencantumkan nama dan alamat pengeluh sehingga BIOCert dapat mengontak jika
informasi selanjutnya diperlukan. Jika pengeluh tidak mencantumkan nama, BIOCert berhak untuk
tidak menginvestigasi kebenaran dari keluhan tsb.
Semua informasi dalam keluhan dijaga kerahasiaannya. Hanya pihak-pihak yang terlibat dalam
investigasi yang memiliki akses informasi. Pengajuan keluhan tidak akan mempengaruhi penilaian
pekerjaan BIOCert mengenai inspeksi dan sertifikasi dari pengaju keluhan.
Lampiran 2. Formulir Keluhan

8.2. Naik banding keputusan sertifikasi


Bila operator keberatan terhadap keputusan sertifikasi BIOCert, operator dapat mengajukan
permohonan naik banding. Pengajuan permohonan banding sertifikasi dapat diterima paling lambat
14 hari sejak tanggal penerimaan Pemberitahuan Keputusan Sertifikasi/Inspeksi Organik,
dengan mengajukan permohonan tertulis ke BIOCert disertai dengan bukti-bukti baru.

Prosedur naik banding:


- Pihak yang mengajukan naik banding harus mengajukan surat naik banding bersama dengan
informasi tambahan atau bukti ke BIOCert.
- Manajer Mutu BIOCert akan meninjau kasus ini pertama kali. Jika terdapat kesalahpahaman
oleh operator mengenai keputusan atau terdapat kesalahan yang telah dibuat oleh BIOCert,
Manajer Mutu BIOCert akan menginformasikan kepada Direktur BIOCert.
- Direktur akan mengusulkan kepada Dewan Komisaris BIOCert untuk membentuk tim Ad Hoc
yang menangani masalah naik banding. Tim Ad Hoc terdiri dari orang-orang independen yang
tidak terlibat dalam proses sertifikasi sebelumnya dari operator yang bersangkutan.
- Manajer Mutu akan menginformasikan kepada Tim Sertifikasi mengenai hasil penanganan
naik banding.
BIOCert memiliki waktu 30 hari kerja sejak menerima permohonan tersebut untuk mempelajari,
memutuskan dan menanggapi permohonan tersebut kepada operator.

Biaya penanganan naik banding ditanggung oleh operator, kecuali jika ditemukan kesalahan yang
disebabkan oleh BIOCert maka biaya tersebut ditanggung oleh BIOCert.
Lampiran 3. Formulir Pengajuan Naik Banding

Khusus untuk operator skema COR, Jika operator merasa tidak puas dengan keputusan banding dari
BIOCert, maka operator dapat menghubungi langsung pihak akreditasi layanan BIOCert-COR/NOP
yakni CFIA untuk kekeliruan terkait hal banding tersebut.

23 of 63
DP. 5.1.2.A. Ed.1 Rev.15. 11072019

9. PERATURAN PENGGUNAAN NAMA BIOCert dan LOGO ORGANIK


Operator yang yang telah disertifikasi BIOCert memiliki hak untuk menggunakan nama BIOCert dan
logo organik pada kemasan produk dan bahan promosi lainnya (kartu nama, iklan, kop surat, dll).
9.1. Untuk pasar nasional. Operator yang telah disertifikasi organik nasional, dapat menggunakan
logo ORGANIK Indonesia pada kemasan produk dan bahan promosi lainnya.
Sebelum menggunakan logo ORGANIK Indonesia, operator harus menandatangani perjanjian
penggunaan logo ORGANIK Indonesia, memperoleh persetujuan tertulis dari BIOCert mengenai
design logo ORGANIK Indonesia pada kemasan produk dan bahan promosi lainnya.

Logo Organik Indonesia


PT Biocert Indonesia

9.2. Untuk pasar ekspor. Operator yang telah disertifikasi organik untuk pasar ekspor, dapat
menggunakan logo organik dari masing-masing standar pada kemasan produk dan bahan promosi
lainnya.
Sebelum menggunakan logo organik, operator harus menandatangani perjanjian penggunaan logo,
memperoleh persetujuan tertulis dari BIOCert mengenai design logo organik pada kemasan produk
dan bahan promosi lainnya.

Berikut logo-logo organik untuk pasar ekspor:

Logo organik Eropa

Logo organik Kanada

Logo organik NOP/Amerika Serikat

Kebijakan umum penggunaan logo organik:


 Operator harus memiliki merek milik sendiri bagi produknya. Nama BIOCert dan logo organik
tidak diperkenankan sebagai merek. Ukuran dari logo organik dan kata-katanya menunjukkan
sertifikasi organik tidak boleh lebih dari ¾ ukuran merek produk.
 Desain kemasan produk yang menggunakan logo organik dan atau nama BIOCert
 Operator tidak diperkenankan menggunakan nama BIOCert dan logo organik dalam
cara apapun bagi produk yang tidak disertifikasi organik oleh BIOCert.

24 of 63
DP. 5.1.2.A. Ed.1 Rev.15. 11072019

10. PELANGGARAN STANDAR DAN PERSYARATAN SERTIFIKASI BIOCert

Bila operator melanggar standar dan persyaratan sertifikasi BIOCert selama mengiktui
program sertifikasi organik BIOCert, BIOCert dapat menjatuhkan sanksi pada operator. Sanksi
tergantung pada tingkat pelanggaran yang dilakukan.
Bentuk sanksi berupa:
 Surat peringatan.
 Inspeksi tambahan. Biaya inspeksi tambahan ditanggung oleh operator.
 Denda.
 Pelarangan penggunaan nama dan logo BIOCert dan atau ORGANIK Indonesia.
 Penundaan sertifikasi.
 Penarikan sertifikasi.
Jika BIOCert menemukan operator melanggar standar secara serius, BIOCert memiliki hak untuk
membekukan sertifikasi selama periode waktu tertentu. Selama dibekukan, operator tidak
diperkenankan menjual produk-produk organik menggunakan nama BIOCert dan logo organik.
BIOCert akan mengirimkan pelanggaran tersebut ke Komisi Sertifikasi untuk menentukan sanksi.
Skema sanksi termuat dalam Lampiran 4.

25 of 63
DP. 5.1.2.A. Ed.1 Rev.15. 11072019

11. PEMBEKUAN DAN PENCABUTAN STATUS SERTIFIKASI

Sanksi pembekuan dan pencabutan status sertifikasi dapat dijatuhkan ketika terdapat bukti yang
jelas mengenai pelanggaran atau ketidaksesuaian terhadap standar atau persyaratan sertifikasi,
baik yang dilakukan dengan sengaja atau tidak sengaja, dan pelanggaran-pelanggaran tersebut
akan berpengaruh secara serius terhadap kepercayaan BIOCert.

Periode berlaku pembekuan adalah 3 bulan untuk operator skema BIOCert-SNI dan BIOCert-EU,
sedangkan untuk skema COR periode pembekuan adalah 30 hari kalender sejak surat pembekuan
dikirimkan.
Saat sertifikasi dibekukan atau dicabut, hak untuk penggunaan tanda organik dan atau nama
BIOCert juga berakhir. Operator kemudian harus:
 Memusnahkan seluruh kemasan sisa yang menggunakan tanda organik dan atau nama
BIOCert dengan segera atau mengirimkan kemasan-kemasan tersebut ke BIOCert. Operator
harus menanggung biaya dari tindakan demikian.
 BIOCert dapat memperkenankan operator yang kena pembekuan atau pencabutan
status sertifikasi untuk menjual produk-produk menggunakan tanda organik dan atau nama
BIOCert hanya bagi produk-produk sisa di gudang pada tanggal pembekuan atau pencabutan
status sertifikasi. Tetapi operator harus memiliki kontrak dengan BIOCert sebelumnya.
 Operator memiliki hak untuk naik banding terhadap keputusan pembekuan atau
pencabutan status sertifikasi. Tetapi keputusan pembekuan atau pencabutan tetap berlaku
hingga keputusan naik banding kembali pada keputusan awal.
 Operator yang dicabut status sertifikasinya dilarang mengajukan kembali sertifikasi
organic BIOCert dalam waktu 3 tahun.

26 of 63
DP. 5.1.2.A. Ed.1 Rev.15. 11072019

12. MEMPERBAHARUI & PERPANJANGAN SERTIFIKASI

Dalam proses sertifikasi, operator harus diinspeksi oleh BIOCert sedikitnya sekali setiap tahun untuk
membuktikan apakah operator tetap memenuhi standar dan persyaratan sertifikasi yang berlaku,
kegiatan ini dinamakan inspeksi tahunan. Khusus program sertifikasi organik nasional, operator
harus memperbaharui sertifikasinya setiap 3 tahun. Sementara program sertifikasi ekspor, operator
harus memperbaharui sertifikasi setiap tahun.
Untuk memperbaharui sertifikasi (re-sertifikasi), BIOCert akan mengirimkan formulir pengajuan
ulang (Kuesioner Program Sertifikasi Organik) kepada operator 3 bulan sebelum habis masa
berlakunya Perjanjian Program Inspeksi dan Sertifikasi BIOCert.
Untuk perpanjangan sertifikasi (inspeksi tahunan), BIOCert akan mengirimkan formulir Konfirmasi
Inspeksi Tahunan-Perpanjangan Sertifikasi kepada operator di akhir tahun, operator diminta untuk
mengirimkan formulir yang telah diisi kepada BIOCert paling lambat tanggal 31 Januari
setiap tahunnya.
Keabsahan dari sertifikat operator dapat dilanjutkan segera setelah operator mengajukan pengajuan
pembaharuan sertifikasi dan dilakukan inspeksi. BIOCert dapat memperbaharui sertifikat baru
secara otomatis jika tanaman, ternak atau produk ternak dan produk-produk yang disertifikasi tidak
berubah. Jika berubah, maka harus diinspeksi dan disertifikasi ulang (sama seperti pengajuan
sertifikasi tambahan) sebelum pengajuan sertifikat baru. Jika dari inspeksi tahunan atau inspeksi
tambahan, BIOCert menemukan bahwa operator telah melanggar standar atau mengubah produksi
tanpa pemberitahuan ke BIOCert, maka BIOCert dapat mempertimbangkan penundaan
sertifikat bagi operator.

12.1. Pengajuan bagi Sertifikasi Tambahan


Bila terdapat perubahan produksi seperti lahan baru untuk budidaya organik atau fasilitas produk
organik organik, operator harus menginformasikan sejarah dan peta lahan dari lahan baru
bersamaan dengan pengajuan pembaharuan sertifikasi.
Operator harus memberitahukan dalam pengajuan pemberitahuan sertifikasi mengenai
penambahan produk, lahan/unit produksi, fasilitas produksi lainnya yang ditangani atau diolah
olehnya.
Apabila operator menginginkan tanaman atau produk baru untuk disertifikasi setelah sertifikasi
tahunan, operator harus mengajukan sertifikasi tambahan atau memberitahukan ke BIOCert
sebelum menjual tanaman dan produk tersebut menggunakan logo organik.
Di bawah ini hal-hal yang diperlukan untuk mengajukan sertifikasi tambahan:
1. Adanya perubahan produksi atau adanya produk baru, seperti produksi beras yang
disertifikasi sebelumnya kemudian diubah menjadi budidaya jagung.
2. Perubahan produk, seperti perubahan resep selai nanas dengan resep lainnya.
3. Perubahan lahan atau area produksi, seperti membeli lahan baru untuk budidaya beras
organik atau pindah pabrik.
4. Perubahan pengolahan dan metode penanganan, seperti perubahan dari mesin penggiling
beras kecil ke mesin yang lebih besar.
Operator yang menginginkan sertifikasi tambahan dapat meminta formulir pengajuan ke BIOCert.
Apabila inspeksi perlu dilakukan (dalam beberapa kasus, BIOCert dapat melakukan persetujuan
berdasarkan dari dokumen pengajuan sertifikasi tambahan), operator harus membayar fee
tambahan. Ketika tanaman dan produk baru telah diinspeksi dan disertifikasi, BIOCert akan
mengeluarkan sertifikat baru dengan tanaman dan produk tambahan.

27 of 63
DP. 5.1.2.A. Ed.1 Rev.15. 11072019

12.2. Pengajuan Produksi Paralel

Bila operator yang telah disertifikasi memiliki lahan baru dan mengajukan sertifikasi tambahan dan
melakukan produksi paralel diperkenankan jika operator telah memberitahukan ke BIOCert
sebelumnya, sebelum menanam tanaman-tanaman paralel tersebut. Operator harus mengisi
formulir pemberitahuan produksi paralel dan tindakan-tindakan yang perlu dilakukan untuk
melindungi pencampuran tanaman organik dan non organik dan mengajukannya ke BIOCert,
termasuk membayar biaya inspeksi tambahan.

Inspeksi tambahan akan dilakukan selama masa panen atau penanganan pasca panen untuk
memastikan tindakan pencegahan terhadap pencampuran produk telah sesuai dengan standar
BIOCert. Tetapi, BIOCert tidak akan menyatakan sebagai produk organik jika BIOCert menemukan
bahwa operator tidak dapat memisahkan produk-produk tersebut dengan semestinya.
Bila produsen tidak memberitahukan produksi paralel ke BIOCert sebelumnya dan
ditemukan oleh inspektor selama inspeksi tahunan atau inspeksi tambahan, BIOCert akan
mempertimbangkan hal tersebut sebagai pelanggaran dan dapat melakukan
pembekuaan sertifikasi pada lahan, unit pengolahan atau fasilitas produksi organik dengan
segera.
BIOCert hanya dapat memperkenankan operator melakukan produksi paralel untuk produksi
organik dan konversi menuju organik.
Jika operator melakukan produksi paralel antara produksi organik dan non organik, BIOCert
tidak akan melakukan sertifikasi tanaman organik dengan segera. Operator disyaratkan memiliki
rencana konversi untuk lahan non organik.

28 of 63
DP. 5.1.2.A. Ed.1 Rev.15. 11072019

13. Keadaan Memaksa [Force Majeure] untuk Audit dan Sertifikasi

Dalam keadaan memaksa, Operator dapat mengajukan penundaan audit tahunan. BIOCert
juga dapat melakukan penundaan audit tahunan bilamana terdapat keadaan memaksa.

Definisi keadaan memaksa: Keadaan luar biasa atau keadaan yang tidak bisa dihindari dan
tidak dapat diantisipasi, atau yang berada di luar kehendak operator atau BIOCert sehingga
operator atau BIOCert tidak dapat memenuhi kewajibannya dalam program sertifikasi organik.
Hal ini termasuk risiko di luar kendali yang wajar dimana yang timbul bukan sebagai produk atau
hasil dari kelalaian atau penyimpangan.

Berikut beberapa kondisi dalam keadaan memaksa:


 bencana alam: gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan,
tanah longsor, kebakaran.
 bencana non alam: gagal teknologi, epidemi dan wabah penyakit.
 bencana sosial: perang antar negara, konflik sosial antar kelompok atau
komunitas masyarakat, gangguan keamaan seperti teror.
 pemogokan
 kebakaran

A. Ketentuan penundaan audit tahunan karena keadaan memaksa


 Pihak yang mengalami keadaan memaksa tidak dapat dimintakan pertanggungjawaban
atas segala akibat yang timbul karena suatu keadaan yang dianggap memaksa.
 Pihak yang mengalami keadaan memaksa harus memberitahukan kepada pihak
lainnya secara tertulis disertai bukti yang layak dalam waktu selambat-lambatnya 7x24
jam setelah terjadinya keadaan memaksa dan Para Pihak sepakat untuk
menyelesaikan hak dan kewajiban yang seharusnya dilaksanakan secara musyawarah.
 Apabila dalam 7x24 jam sejak diterimanya pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) tidak ada tanggapan dari Pihak penerima pemberitahuan dimaksud, Keadaan
memaksa tersebut dianggap telah disetujui.
 Dalam hal operator mengalami keadaan memaksa, BIOCert dapat menunda audit
tahunan pada tahun terjadinya keadaan memaksa dan menangguhkan sertifikat organik
operator sementara waktu sampai operator menyatakan siap kembali untuk dilakukan
proses sertifikasi.
 BIOCert akan menerbitkan pernyataan tertulis mengenai penundaan audit tahunan
termasuk penangguhan sertifikat organik kepada operator serta memberitahukan kepada
pihak terkait dalam waktu selambat-lambatnya 7x24 jam Selama kondisi keadaan
memaksa, operator tetap wajib memenuhi kewajibannya untuk membayar biaya sertifikasi
organik, yang dibayarkan dikemudian hari bersama dengan tagihan biaya sertifikasi.

B. Panduan untuk memvalidasi klaim organik dalam keadaan memaksa


 Operator dapat mengajukan penundaan audit tahunan dalam keadaan memaksa selambat-
lambatnya 30 hari sebelum inspeksi tahunan atau berakhirnya masa berlakunya sertifikat
kepada Direktur BIOCert.
 BIOCert akan melakukan penangguhan sertifikat organik operator. Bila operator memiliki stok
produk organik yang belum terjual, BIOCert masih memperkenankan stok produk organik
tersebut diklaim dan dipasarkan sebagai produk organik yang tersertifikasi.
 BIOCert akan meminta volume produksi yang dipanen dalam periode terjadinya keadaan
memaksa dari operator. Atas dasar konfirmasi ini, BIOCert akan menetapkan stok produk
organik dan volume produksi yang dapat diakui sebagai produk organik.
 BIOCert akan melakukan konfirmasi mengenai volume produksi ini pada saat operator
mampu melakukan audit tahunan.
 BIOCert menginformasikan operator bahwa tidak ada volume produksi tambahan dari
operator yang diperkenankan untuk dijual sebagai produk yang tersertifikasi organik selain
yang telah ditetapkan oleh BIOCert.

29 of 63
DP. 5.1.2.A. Ed.1 Rev.15. 11072019

LAMPIRAN 1: RINGKASAN PROSES SERTIFIKASI ORGANIK

1.Pengajuan Sertifikasi
5.Inspeksi

2.Pengajuan
dokumen sertifikasi

6.Keputusan
sertifikasi Tindakan
Koreksi
3. Audit
Tindakan
Koreksi Dokumen
Naik Banding
bila ditolak

7.Sertifikat 8.Inspeksi tahunan


4.Pre-inspeksi Organik
(Optional)

3 tahun

9.Resertifikasi

Penjelasan Proses Sertifikasi:

1. Pengajuan Sertifikasi:
a. Operator melengkapi dan mengembalikan formulir pendaftaran sertifikasi ke BIOCert.
b. BIOCert akan mengirimkan Penawaran, Kerangka waktu, tagihan biaya pendaftaran,
dan Perjanjian Program Inspeksi dan Sertifikasi Organik kepada operator. Bila disetujui,
Penawaran dan Perjanjian tersebut ditandatangani dan dikembalikan ke BIOCert.
c. Setelah menerima pembayaran biaya pendaftaran sertifikasi, BIOCert mengirimkan
paket dokumen ke operator: Kuisioner Sertifikasi Organik, Standar dan Regulasi
Organik, Pedoman Sertifikasi Bagi Operator.
2. Pengajuan dokumen sertifikasi :
a. Operator diberikan waktu untuk memperlajari dan melengkapi formulir Kuisioner
Sertifikasi Organik serta melengkapi persyaratan dokumen-dokumen lainnya yang
diperlukan sesuai dengan kelengkapan dokumen yang diminta. (Lampiran 5. Daftar
dokumen sistem mutu organik).
b. Operator mengirimkan kuesioner beserta dokumen-dokumen lain dalam prosedur terkait,
kemudian dikirimkan kembali ke BIOCert.

3. Audit dokumen:
a. BIOCert menugaskan tim sertifikasi untuk melakukan audit kesesuaian dokumen
(desk audit) terhadap standar dan regulasi terkait. Inspeksi hanya bisa dilakukan jika
audit dokumen telah selesai dilakukan. Jika operator ingin segera dilakukan inspeksi
maka operator dapat diberikan kesempatan untuk melengkapi kekurangan dokumen pada
saat audit dengan persyaratan telah menandatangani surat pernyataan kelengkapan
dokumen.

31 of 63
DP. 5.1.2.A. Ed.1 Rev.15. 11072019

b. Tim sertifikasi BIOCert akan memberitahukan ke operator bila terdapat


ketidaksesuaian dokumen yang diberikan terhadap standar dan persyaratan sertifikasi.
Operator diberi waktu untuk melakukan tindakan koreksi. Tim sertifikasi akan
memberitahukan hasil audit kesesuaian dokumen serta pemberitahuan jadwal inspeksi
kepada operator.
4. Pre-Inspeksi
Kegiatan inspeksi lapang yang dilakukan oleh inspektor untuk menilai kesesuaian penerapan
Sistem Pertanian Organik. Kegiatan pre-inspeksi hanya menghasilkan laporan inspeksi
lapang dan tidak dapat memberikan keputusan sertifikasi. Kegiatan pre-inspeksi merupakan
kegiatan sukarela (voluntary) jika operator ingin memastikan kesiapan sebelum inspeksi
sebenarnya.
5. Inspeksi Lapang
Inspektor akan menghubungi dan membuat janji dengan pemohon.Inspektor berkunjung ke
lahan produksi untuk memeriksa area produksi, penyimpanan dan seluruh unit yang
didaftarkan dalam program sertifikasi serta unit yang berkaitan dengan Sistem Pertanian
Organik seperti lembaga subkontrak pengumpul, pengolahan dan penyimpanan. Setelah
inspeksi, inspektor menyiapkan laporan untuk diajukan ke BIOCert segera setelah inspeksi.
BIOCert mengirimkan laporan inspeksi ke operator beserta daftar temuan yang harus segera
diperbaiki sebelum keputusan sertifikasi.
Operator harus mengirimkan bukti tindakan perbaikan atau rencana perbaikan untuk
menyelesaikan temuan-temuan inspeksi kepada BIOCert.
BIOCert mengirimkan laporan inspeksi yang mencakup laporan temuan yang telah diperbaiki
ke Komisi Sertifikasi BIOCert untuk menentukan kesesuaian dan membuat keputusan
sertifikasi.
6. Keputusan sertifikasi.
BIOCert menginformasikan ke pemohon mengenai keputusan sertifikasi. Jika disetujui,
operator yang disertifikasi diberikan hak untuk menggunakan logo organik. Bila masih
terdapat ketidaksesuaian, pemohon diberikan kesempatan melakukan perbaikan. Bila sampai
batas waktu tsb, operator tidak dapat memenuhi kesesuaian dengan standar, proses
sertifikasi di tolak. Bila operator bersangkutan ingin mengajukan sertifikasi kembali, harus
melalui proses dari awal. Jika operator tidak menerima hasil rapat keputusan sertifikasisertifikasi
ditolak, operator dapat mengajukan banding ke BIOCert disertai bukti-bukti. Operator dapat
mengajukan banding paling lambat 14 hari sejak menerima surat hasil rapat keputusan
sertifikasi.
7. Sertifikat organik.
BIOCert akan mengirimkan draft sertifikat organik serta ketentuan penggunaan logo organik.
Setelah operator memverifikasi kesesuaian isi sertifikat maka BIOCert akan melalukan
pencetakan sertifikat dan mengirimkan sertifikat kepada operator.
Operator yang sudah memiliki status organik harus mengubah desain label kemasan dengan
menambahkan logo organik sesuai dengan persetujuan BIOCert. Operator harus
mengirimkan desain label kemasan dan menandatangani surat perjanjian penggunaan logo.
8. Inspeksi tahunan
Inspeksi tahunan dilakukan dalam waktu 9 – 12 bulan setelah pemberian keputusan
sertifikasi. Setiap tahun BIOCert akan meminta info perubahan kondisi operator melalui form
Pemutakhiran Data
9. Resertifikasi
Resertifikasi dilakukan setiap tiga tahun.

32 of 63
DP. 5.1.2.A. Ed.1 Rev.15. 11072019

LAMPIRAN 2. FORMULIR PENGAJUAN KELUHAN

FORMULIR KELUHAN/PENGADUAN
Complaint Form

INFORMASI MENGENAI Pelapor Digunakan untuk keperluan BIOCert:


INFORMATION ABOUT Complainant For office use
Nama pelapor: Keluhan/pengaduan diterima
Complainant’s name Compliant received

Jenis layanan : Tanggal


Type of services Date

Tanggal Pengiriman Diterima


keluhan/pengaduan: oleh:
Date of compliant: Accepted by Phone Email/Letter
Verbal

Isi Keluhan/pengaduan - Content of Complaint:

Bukti - Evidence

(Tempat), (Tanggal)
(Place), (Date)

(Nama pengirim keluhan/pengaduan, tanda tangan)


(complainant’s name, signature)

33 of 63
DP. 5.1.2.A. Ed.1 Rev.15. 11072019

LAMPIRAN 3. FORMULIR PENGAJUAN NAIK BANDING

FORMULIR NAIK BANDING*


FORM APPEAL

INFORMASI MENGENAI OPERATOR Digunakan untuk keperluan BIOCert:


INFORMATION ABOUT OPERATOR For office use
Nama operator: Banding diterima
Operator’s name Appeal submission received

Kode operator: Tanggal


Operator’s code Date

Tanggal Pengiriman Diterima


banding: oleh:
Date of submission for Accepted by
appeal: Phone Email/Letter
Verbal

Isi Banding - Content of appeal:

Bukti - Evidence

(Tempat), (Tanggal)
(Place), (Date)

(Nama pengirim banding, tanda tangan)


(Appeal’s name, signature)

34 of 63
DP. 5.1.2.A. Ed.1 Rev.15. 11072019

Lampiran 4. SKALA SANKSI PROGRAM INSPEKSI DAN SERTIFIKASI ORGANIK BIOCert

A. Kategori Sanksi

Kategori Sanction Consequence of Sanction


A A1. Denda Denda dikenakan ke operator.
Persyaratan
MAJOR A2. Penghentian kontrak, Operator diinformasikan mengenai penarikan sertifikasi secara tertulis, 2
Pencabutan lisensi, minggu untuk mengajukan banding, sertifikasi dibekukan segera [A2]. Setelah
sertifikat dan status masa banding, otoritas kompeten dan klien diinformasikan mengenai
sertifikasi penarikan tersebut.
A3. Pembekuan kontrak, Sertifikat transaksi dibekukan. Kontrak masih berlaku tetapi operator
lisensi, sertifikat dan diwajibkan untuk bekerja berdasarkan standar. Pembekuan sertifikasi dapat
status sertifikasi dipublikasikan. Jika tidak ada tindakan perbaikan dari ketidaksesuaian dalam
3 bulan dapat mengakibatkan penghentian kontrak.
A4. Pembekuan/tidak ada Sertifikat operator diterbitkan, tetapi biasanya produk, lot, area atau kegiatan
sertifikasi untuk produk, dibekukan atau tidak disertifikasi. Sertifikasi Transaksi dan sertifikat operator
lot, area tertentu. untuk produk-produk, lot atau kegiatan ini hanya akan diterbitkan setelah
dipenuhinya langkah-langkah perbaikan.
A5. Penurunan peringkat. Penurunan status keorganikan sebuah/beberapa lahan/produk/lot, unit
Bagi sebuah atau production menjadi status konversi atau konvensional. Berlaku segera.
beberapa
lahan/produk/kemasan,
unit produksi.
A6. Pengecualian Sertifikat operator diberikan dengan persyaratan tertentu dan dalam kurun
pemberian sertifikat waktu yang ditentukan. Dalam hal ini pemberian sertifikat di dasarkan bahwa
operator’’ ketidaksesuaian yang terjadi tidak bersifat fatal terhadap keseluruhan sistem
organik.
*) Sanksi dapat dinaikkan ke A3
B Persyaratan B.1. Peringatan tertulis Tidak ada konsekuensi langsung pada tahun berjalan, tapi pengulangan
Minor. ketidakkesesuaian yang sama akan menyebabkan pemberian sanksi yang
lebih kuat.
B.2. Indikasi tertulis Sanksi harus dilaksanakan, tetapi tidak berpengaruh pada sertifikasi tahun ini
B3. Inspeksi tambahan. Inspeksi tambahan akan dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai
kemampuan operator atau membuktikan bahwa operator telah memperbaiki
ketidaksesuaian.
B4. Persyaratan Sanksi kepada operator untuk memastikan bahwa operator telah
tambahan mengenai meningkatkan kemampuannya atau memperbaiki ketidaksesuaian.
rekaman/catatan atau
pelaporan. .
C Teramatinya fakta-fakta yang belum sesuai dengan standar atau regulasi, dan
Observasi perlu perbaikan.

35 of 63
DP. 5.1.2.A. Ed.1 Rev.14. 201117

B. Contoh Pelanggaran dan Sanksi

No Praktek Sanksi Catatan

1 KEWAJIBAN SELAMA APLIKASI

Aplikasi tidak dikirimkan berdasarkan


1.1 B4
petunjuk BIOCert

Memberikan data tidak benar Jika data tidak valid karena


perpanjangan waktu pemeriksaan,
1.2 B4 produser / operator akan
membayar biaya inspeksi
tambahan.

1.3 Menghilangkan data dengan sengaja B4

2 PERUBAHAN KETIDAKSESUAIAN

Keterlambatan tindakan perbaikan dari Jika tidak dikoreksi akan


2.1 A4
ketidaksesuaian ditingkatkan menjadi A3

Kekurangan yang mempengaruhi sertifikasi Apabila sampai batas waktu yang


tidak diperbaiki ditentukan tidak melakukan
2.2 A3
perbaikan, sanksi dinaikan menjadi
A.2

Jika ukuran didefinisikan sebagai B dalam Menjadi A tergantung pada tingkat


2.3 kasus mengulangi ketidaksesuaian yang A beratnya
sama

3 PENGGUNAAN LAHAN

Tidak terdapat data yang jelas mengenai


3.1 B4
lahan [dasar penggunaan, ukuran lahan, dll]

Ketidak konsistenan antara data lahan di


3.2 B4
aplikasi dengan kondisi dilapangan

Sejarah lahan tidak dikirimkan selama awal B4


3.3 mulainya produksi organik

Deklarasi dari pihak independen terhadap Jika terdapat permintaan


pernyataan tidak menggunakan agrokimia pengurangan konversi waktu
3.4 lebih dari 3 tahun tidak disampaikan pada B2 tertentu, hal tersebut hanya dapat
aplikasi/inspeksi awal dipertimbangkan untuk keputusan
inspeksi / sertifikasi berikutnya.

Kliring atau penghancuran Nilai Konservasi Dapat dinaikkan sanksinya


3.5 Tinggi (NKT) Daerah untuk praktek pertanian A4 menjadi A3
organik

36 of 63
DP. 5.1.2.A. Ed.1 Rev.14. 201117

No Praktek Sanksi Catatan

Pembakaran sisa tanaman di lahan Pengecualian diberikan dalam


kasus yang diperlukan seperti
3.6 B1
untuk mengendalikan serangan
hama penyakit yang serius

Produsen melakukan persiapan lahan Dapat dinaikkan sanksinya


3.7 dengan membakar vegetasi dan sisa B1 menjadi A3
tanaman

Lahan bersertifikat dikonversi kembali ke Dapat dinaikkan sanksinya


produksi kimia [produksi konvensional] menjadi A4 BIOCert mungkin tidak
3.8 A5 mengesahkan lahan baru jika
pertanian organik di lahan yang
sebelumnya bersertifikat

Rekaman manajemen kebun dengan sistem


pertanian organik tidak tersedia 2 tahun
3.9 A5
terakhir untuk tanaman semusim dan 3
tahun terakhir untuk tanaman tahunan.

Analisis risiko dan hasil uji lab terhadap


3.10 upaya perbaikan force major (bencana alam) A5
tidak dapat mencukupi

4 PRODUKSI TANAMAN

Penggunaan input kimia sintetis [pupuk


4.1 buatan, pestisida, herbisida dan hormon] A5
diterapkan dalam pertanian.

Produksi hidroponik diterapkan untuk Dapat dinaikkan sanksinya


4.2 B1
sertifikasi menjadi A4

Produsen tidak menerapkan keragaman


tanaman di lahan pertanian [rotasi tanaman,
4.3 B1
tumpangsari, tanaman penutup atau cara
lainnya]

Praktek keragaman tanaman di lahan Dapat dinaikkan sanksinya


organik menggunakan input yang dilarang menjadi A4
4.4 A5
(tanaman sela dan tanaman tahunan,
tumpangsari, rotasi tanaman, dll)

4.5 Jenis dan Keragaman Tanaman

Produsen tidak melakukan dan/atau


melewati salah satu tahapan upaya
4.5.1 pengadaan benih antara lain bersertifikat B1
organik, budidaya organik, budidaya non-
organik sampai dengan benih komersil

4.5.2 Produsen tidak dapat menunjukkan sertifikat B1 Dapat dinaikkan sanksinya

37 of 63
DP. 5.1.2.A. Ed.1 Rev.14. 201117

No Praktek Sanksi Catatan


organik apabila benih bersertifikat organik menjadi A5
digunakan

Benih non organik masih digunakan tanpa


4.5.3 A5
adanya upaya pengadaan benin organik

4.5.4 Penggunaan benih yang diberi perlakuan Dapat dinaikkan sanksinya


secara kimiawi. Tidak ada perlakuan benih A5 menjadi A4
dilakukan sebelum penanaman

Untuk tanaman tahunan, perbanyakan


tanaman dari pertanian non-organik di lahan
4.5.5 A4
pertanian organik. Hasil dari tanaman kurang
dari 12 bulan dijual sebagai produk organik

Untuk tanaman semusim, tanaman semusim Dapat dinaikkan sanksinya


4.5.6 dipindahtanamkan dari lahan yang A5 menjadi A4
dibudidayakan non organik ke lahan organik

Varietas tanaman dan penyerbukan dari Dapat dinaikkan sanksinya


4.5.7 organisme hasil rekayasa genetika (GMO) A5 menjadi A4
serta tanaman transgenik

4.6 Produksi Paralel

Tidak ada data yang tersedia pada produksi Dapat dinaikkan sanksinya
4.6.1 A4
paralel menjadi A3

Produksi produk organik dan konvensional Dapat dinaikkan sanksinya


4.6.2 A4
sama atau mirip menjadi A3

Pemisahan yang tidak memadai dari produk- Dapat dinaikkan sanksinya


4.6.3 A4
produk organik dan konvensional menjadi A3

4.6.4 Penyimpangan dari rencana konversi B1

Rencana konversi tanaman tahunan tidak


4.6.5 B1
disampaikan

Pencampuran antara produk organik dan Dapat dinaikkan sanksinya


4.6.6 A5
produk non organik menjadi A4

Bahan baku organik dan non organik


4.6.7 disimpan di tempat yang sama tanpa diberi B1
tanda.

Tanaman yang tumbuh di lahan


konvensional dan di lahan konversi yang
4.6.8 sama dengan tanaman yang tumbuh di A4
lahan organik. Produk non organik dijual
sebagai produk organik

Tanaman yang tumbuh di lahan


4.6.9 konvensional dan di lahan konversi yang B1
sama dengan tanaman yang tumbuh di

38 of 63
DP. 5.1.2.A. Ed.1 Rev.14. 201117

No Praktek Sanksi Catatan


lahan organik. Produk non organik tidak
dijual sebagai produk organik

Produsen menerima sewa lahan pertanian


4.6.10 dimana tanaman yang tumbuh sama dengan B1
yang sertifikasi oleh BIOCert

Inkonsistensi antara SOP/prosedur


pemisahan produk organik dan non-organik
4.6.11 B1
dengan pelaksanaan pengawasan dalam di
area produksi

Personalia yang bertanggungjawab


langsung untuk produk organik dan non
4.6.12 B2
organik belum memahami dengan baik
mengenai produksi paralel

Operator melakukan produksi paralel namun


tidak menetapkan prosedur dengan acuan
4.6.13 B1
standar yang berlaku dari kegiatan awal
produksi hingga transportasi produk

Operator melakukan produksi paralel namun


prosedur internal operator tidak diperbaharui
4.6.14 sesuai dengan acuan standar yang berlaku B1
dari kegiatan awal produksi hingga
transportasi produk

4.7 Tanah, Air dan Pengelolaan Pupuk

Pupuk kandang yang berasal dari kotoran


4.7.1 B1
hewan segar diaplikasikan di lahan pertanian

Pupuk kandang yang berasal dari Dapat dinaikkan sanksinya


4.7.2 B1
peternakan diaplikasikan di lahan pertanian menjadi A5

Aplikasi penggunaan pupuk kandang dari Jika kurangnya dokumentasi


ternak lebih dari 170 kg nitrogen per B4 & B1 pemupukan
tahun/hektar pada lahan pertanian
4.7.3
Jika menggunakan pupuk
A5 berlebihan, dapat dinaikkan
sanksinya menjadi A4

Penggunaan bahan organik yang berasal


4.7.4 B1
dari kotoran manusia

Penggunaan bahan organik yang berasal


4.7.5 B2
dari kompos babi

Limbah perkotaan digunakan sebagai Dapat dinaikkan sanksinya


4.6.7 B1
kompos menjadi A5

Bahan pertanian yang digunakan tidak Dapat dinaikkan sanksinya


4.7.8 B1
tercantum dalam ,Lampiran 1. Bagian 1 menjadi A5

39 of 63
DP. 5.1.2.A. Ed.1 Rev.14. 201117

No Praktek Sanksi Catatan

Risiko kontaminasi logam berat atau residu


yang tidak diinginkan lainnya terbawa dalam
4.7.9 pupuk organik atau pemantap tanah seperti A5
kompos, pupuk mineral, produk samping
industri.

Penggunaan mikroorganisme rekayasa


genetika untuk perbaikan tanah,
4.7.10 A5
pengomposan, pengelolaan air dan
pengelolaan limbah di rumah hewan

Penggunaan mikroorganisme untuk


perbaikan tanah, pengomposan,
4.7.11 pengelolaan air, pengelolaan limbah di B1
rumah hewan tanpa deklarasi bebas GMO
atau hasil pengujian GMO

Penggunaan input non organik bersertifiat Dapat dinaikkan sanksinya


4.7.12 komersial untuk perbaikan tanah dan B1 menjadi A5
pengomposan

Penggunaan chilean nitrat dan semua pupuk


4.7.13 A5
nitrogen sintetis, termasuk urea

Input dan teknik dalam pertanian organik Dapat dinaikkan sanksinya


4.7.14 berkontribusi terhadap pencemaran B1 menjadi A5
lingkungan

Media tanam tanah berasal dari area lahan Dapat dinaikkan sanksinya
yang dikelola non-organik dan/atau lahan menjadi A4
4.7.15 A5
dengan aplikasi agrokimia kurang dari 3
tahun

Media tanam tanah yang digunakan tidak Dapat dinaikkan sanksinya


4.7.16 diketahui dengan jelas asal usul tanah B1 menjadi A5, A4
tersebut

Pupuk granul diaplikasikan pada lahan


4.7.17 A5
pertanian organik

Pupuk komersil yang digunakan belum


4.7.18 A5
tersertifikasi organik

Sertifikat organik pupuk komersil tidak Dapat dinaikkan sanksinya menjad


4.7.19 B1
tersedia A5

Rekaman pengomposan (bahan Penambahan persyaratan


4.7.20 pengomposan yang digunakan, waktu B1 rekaman, dapat dinaikkan
pengomposan) tidak tersedia sanksinya menjadi A5

4.8 Konservasi tanah dan air

Lahan pertanian memiliki resiko terhadap


4.8.1 B2
erosi tanah, produsen tidak menyadari

40 of 63
DP. 5.1.2.A. Ed.1 Rev.14. 201117

No Praktek Sanksi Catatan


tentang masalah tersebut tetapi mengambil
mengambil tindakan apapun untuk
mencegah erosi tanah seperti penanaman
tumbuhan pencegah erosi tanah, menanam
tanaman di garis kontur, dll

Lahan pertanian memiliki resiko terhadap


erosi tanah, produsen tidak mengambil
tindakan apapun untuk mencegah erosi
4.8.2 B1
tanah seperti penanaman tumbuhan
pencegah erosi tanah, menanam tanaman di
garis kontur, dll

Produsen tidak mengambil tindakan apapun


untuk mencegah eksploitasi air secara
4.8.3 B1
berlebihan dan pelestarian kualitas air, daur
ulang air serta ekstraksi.

4.8.4 Salinasi tanah yang terjadi B4

4.9 Pengelolaan Hama, Penyakit dan Gulma

Operator menggunakan bahan tidak Dapat dinaikkan sanksinya


termasuk bahan aditif yang digunakan dalam menjadi A5, A4
produk pengendalian hama dan OPT yang
4.9.1 B1
tidak tercantum dalam Lampiran B atau
bahan terlarang yang kontak langsung
dengan produk organik

“Tuba” (Derris elliptica (Roxb.) Benth


4.9.2 digunakan dengan sayuran berdaun kurang B1
dari 7 hari sebelum periode panen

Penggunaan deterjen dan bahan perekat Dapat dinaikkan sanksinya


4.9.3 B1
sintetis menjadi A5

Tidak ditemukannya acuan dasar sebagai


landasan operator dalam mngambil tindakan
4.9.4 dan upaya mitigasi yang berkaitan dengan B1
pengendalian OPT (panduan mutu, SOP
yang relevan)

Penggunaan pestisida komersil tidak


4.9.5 A5
tersertifikasi organik

Sertifikat organik untuk pestisida komsersil Dapat dinaikkan sanksinya menjad


4.9.6 tidak tersedia validitas masa berlaku B1 A5
sertifikat

4.10 Hormon Tumbuh dan Lainnya

Penggunaan stimulan pertumbuhan sintetis,


4.10.1 misalnya menggunakan IBA (asam A5
Indolebutyric) dan NAA (Naphthalene Acetic

41 of 63
DP. 5.1.2.A. Ed.1 Rev.14. 201117

No Praktek Sanksi Catatan


acid): untuk perbanyakan tanaman.

Pewarna sintetis yang digunakan untuk


4.10.2 A5
pewarnaan buah-buahan

4.11 Pengendalian terhadap kontaminasi

Produsen / operator tidak memiliki penilaian


4.11.1 B1
risiko terhadap kontaminasi.

Lahan organik terkontaminasi dengan bahan Inspeksi Tambahan diperlukan


kimia dari lapangan konvensional dari
daerah sekitar dan dari sumber polusi dan
4.11.2 A3
kontaminasi, namun produsen tidak
mengatur daerah penyangga untuk
mencegah kontaminasi bahan kimia.

Jika lahan organik dapat terkontaminasi Dapat dinaikkan sanksinya


dengan bahan kimia dari lahan konvensional menjadi A5
daerah sekitarnya dan dari sumber polusi
4.11.3 B1
dan kontaminasi, produsen mengatur daerah
penyangga dengan lebar kurang dari 2
meter.

Tindakan untuk meminimalkan kontaminasi Dapat dinaikkan sanksinya


sumber air (filterisasi air dan sebagainya) menjadi A5, inspeksi tambahan
4.11.4 B1
belum mencukupi dan memadai terhadap diperlukan
penanganan kontaminasi air.

Kontaminasi yang berasal dari sumber air Inspeksi Tambahan diperlukan


sejak kebocoran penyaringan air, pematang
4.11.5 A5
tanah atau drainase sehingga air dari sawah
non organik mengalir ke sawah organik.

Kolam filterisasi yang sudah ada tidak Dapat dinaikkan sanksinya


4.11.6 mencover keseluruhan kebutuhan air dalam B1 menjadi A5, inspeksi tambahan
kegiatan pengelolaan lahan organik diperlukan

Tanaman penyangga dijual sebagai produk


4.11.7 A5
organik

Tanaman penyangga sama dengan tanaman


4.11.8 B1
yang disertifikat

Kerapatan dan ketinggian tanaman


a. B1
penyangga belum mencukupi dan memadai

Ada resiko tinggi terhadap kontaminasi


bahan kimia dan logam berat, baik dari
faktor eksternal dan sejarah penggunaan
4.11.9 bahan kimia atau input dalam pertanian; A5
namun produsen tidak mengizinkan BIOCert
untuk pengambilan sampel air, tanah atau
produk untuk memverifikasi kontaminasi

42 of 63
DP. 5.1.2.A. Ed.1 Rev.14. 201117

No Praktek Sanksi Catatan

Lahan pertanian organik memiliki resiko Dapat dinaikkan sanksinya


tinggi terhadap rekayasa genetika dari input menjadi A5
atau lahan pertanian konvensional yang
berdekatan; Namun produsen tidak memiliki
4.11.10 surat untuk mengkonfirmasi bahwa input B1
yang digunakan tidak memiliki resiko
kontaminasi, tidak ada informasi lahan
pertanian organik atau riwayat kontaminasi
dari daerah di sekitar lahan pertanian.

Lahan pertanian organik memiliki risiko tinggi


terhadap rekayasa genetika dari input atau
lahan pertanian konvensional yang
berdekatan; Namun produsen tidak
4.11.11 mengizinkan BIOCert untuk mengambil A5
sampel tanaman untuk dianalisis di
laboratorium untuk memverifikasi terhadap
kontaminasi yang ditanggung biayanya oleh
operator

Penggunaan organisme dan produk hasil Dapat dinaikkan sanksinya


4.11.12 A5
rekayasa genetika menjadi A4

Input, aditif, alat bantu pengolahan dan


semua bahan dalam produk organik setelah
ditelusuri terdapat satu tahapan dari proses
4.11.13 produksi yang diproduksi dari tanaman, A5
hewan, atau mikroorganisme yang berasal
dari rekayasa genetika, baik secara
langsung dan tidak langsung.

Jika ditemukan dari pemeriksaan bahwa Inspeksi Tambahan diperlukan


produk organik terkontaminasi oleh GMO,
4.11.14 A5
meskipun tidak disengaja dan tidak
terkendali oleh produsen

Produsen tidak mengkonversi seluruh


pertanian ke pertanian organik, penggunaan
4.11.15 B1
GMO dilakukan dalam produksi
konvensional

Dalam kasus mesin pertanian, misalnya Dapat dinaikkan sanksinya


mesin panen, mesin perontok dll, digunakan menjadi A5
di pada lahan pertanian konvensional dan
4.11.16 B1
organik, dan produsen tidak membersihkan
mesin sebelum digunakan di lahan pertanian
organik.

Alat semprot yang digunakan dalam Dapat dinaikkan sanksinya


pertanian konvensional digunakan dalam menjadi A5 jika alat semprot tidak
4.1.17 B1
pertanian organik dibersihkan sebelum digunakan di
lahan organik

43 of 63
DP. 5.1.2.A. Ed.1 Rev.14. 201117

No Praktek Sanksi Catatan

Input yang dilarang disimpan dalam lahan


4.11.18 B1
organik

Tempat penyimpanan bahan organik dan


4.11.19 kimiawi tidak terdapat pemisahan dengan B1
jelas

Karung yang digunakan untuk menyimpan


produk organik adalah karung bekas pupuk
4.11.21 A5
kimia (contoh: pupuk Phonska) atau input
yang dilarang

Analisis risiko dan hasil uji lab terhadap


tindakan korektif force major (bencana alam)
4.11.21 tidak dapat mencukupi dalam meminimalisir A5
dan/atau menghilangkan kontaminasi yang
terjadi.

5 PENGOLAHAN DAN PENANGANAN

5.1 Umum

Produk organik yang diproduksi dengan Dapat dinaikkan sanksinya


5.1.1 bahan pertanian yang tidak bersertifikat A4 menjadi A3
organik

Produk organik diproduksi dari bahan


5.1.2 pertanian bersertifikat organik; namun A4
validitas sertifikat organik tidak tersedia.

Bahan aditif, bahan bantu pengolahan dan Dapat dinaikkan sanksinya


bahan-bahan lain yang digunakan untuk menjadi A4
mengolah makanan / pakan dan praktek
5.1.3 B1
pengolahan diterapkan, seperti merokok
tidak menghormati prinsip-prinsip praktek
manufaktur yang baik

Operator memproduksi produk olahan Dapat dinaikkan sanksinya


dengan tidak menetapkan prosedur yang menjadi A4
5.1.4 tepat berdasarkan identifikasi sistematis dari B1
tahap pengolahan dan penanganan produk
olahan.

Operator memproduksi produk olahan


dengan tidak memperbaharui prosedur yang
5.1.5 tepat berdasarkan identifikasi sistematis dari B1, B4
tahap pengolahan dan penanganan produk
olahan.

Produsen tidak mengambil tindakan yang


5.1.6 dibutuhkan untuk menghindari risiko A5
kontaminasi oleh zat maupun produk yang

44 of 63
DP. 5.1.2.A. Ed.1 Rev.14. 201117

No Praktek Sanksi Catatan


tidak diizinkan

Produsen tidak mengambil langkah


pembersihan yang tepat dan pemantauan
5.1.7 B1, B4
terhadap keefektifannya dan merekam
kegiatan tersebut.

SOP sanitasi dan pembersihan tidak diatur,


tidak tersedia dan tidak didokumentasikan
5.1.8 B1
sesuai dengan praktik Good Manufacturing
Practices (GMP).

5.1.9 MSDS tidak tersedia untuk boiler additive B1

Operator menggunakan desinfektan dan zat Dapat dinaikkan sanksinya


pembersih di luar dari lampiran D namun menjadi A5, apabila kontak
5.1.10 tidak ada upaya sebelumnya untuk B1 langsung dengan produk organik
menggunakan zat yang terdapat di dalam
lampiran D atau zat pembersih bersifat alami

Bahan pembersih yang digunakan tidak


5.1.11 tercantum di dalam Tabel D.4 Lampiran D A5
kontak langsung dengan produk organik

Produk non organik yang ditempatkan di Dapat dinaikkan sanksinya


5.1.12 pasar dengan indikasi mengacu pata metode A4 menjadi A4
produksi organik

Produksi terpisah. Produk non-organik juga


dipersiapkan atau disimpan di unit
pengolahan organik, namun langkah-
langkah berikut tidak diterapkan:

Tempat atau waktu pemisahan antara


produksi organik dan non organik

Operasi organik harus dilakukan terus


menerus sampai semua tahap selesai

Penyimpanan terpisah antara produk organik


dari produk non-organik, sebelum dan
5.1.13 sesudah operasi, lengkap dengan A4
keterangan tempat atau waktu

Menginformasikan pada BIOCert sebelum


memulai produksi organik dan menjaga
ketersediaan daftar terbaru dari semua
operasi dan jumlah yang diproses

Mengambil langkah yang diperlukan untuk


memastikan identifikasi lot dan untuk
menghindari pencampuran atau pertukaran
dengan produk non-organik

Produksi organik dilakukan hanya setelah

45 of 63
DP. 5.1.2.A. Ed.1 Rev.14. 201117

No Praktek Sanksi Catatan


pembersihan yang sesuai aturan
pengolahan

Produsen mengemas produk organiknya Dapat dinaikkan sanksinya


sendiri dan/atau mengolah hanya bahan menjadi A3 jika operator tidak
baku organiknya sendiri sebagai pengolah bersedia memasukan penanganan
5.1.14 B3
kecil (produk tidak kurang dari 95% bahan dan pengolahan dalam lingkup
organik), penanganan dan pengolahan tidak sertifikasi
diajukan untuk sertifikasi

Dalam kasus perubahan tempat produksi Dapat dinaikkan sanksinya


atau proses manufaktur, operator tidak menjadi A3
5.1.15 A4
memberitahukan BIOCert terkait rincian dan
produk yang dijual sebagai produk organik

BIOCert tidak diizinkan untuk melakukan uji Dapat dinaikkan sanksinya


5.1.16 ketertelusuran setiap produk di semua B1 menjadi A4
tahapan produksi, persiapan dan distribusi.

5.2 Operator

Operator tidak melatih dan


menginformasikan karyawan atau orang
5.2.1 B1
yang bertanggung jawab tentang
persyaratan Standar Organik.

Operator tidak memelihara catatan berikut:

Catatan pembelian bahan baku yang


menjelaskan jumlah, tanggal dan nama
pemasok

Catatan produksi yang menyatakan tanggal,


waktu, jenis dan jumlah bahan baku yang
5.2.2 B1,B4
digunakan dan jumlah produk jadi, serta
nomor lot untuk ketertelusuran

Catatan penjualan yang menunjukkan


jumlah produk yang terjual dan pendapatan
penjualan

Persediaan bahan baku dan produk jadi

Operator tidak memiliki nomor lot pada


produk organik yang dapat ditelusuri kembali
5.2.3 A4
untuk catatan produksi dan asal-usul bahan
baku

Dokumentasi tidak jelas terhadap pemisahan Dapat dinaikkan sanksinya


produk organik dari yang non-organik pada menjadi A4
semua tahap produksi. Status organik tidak
5.2.4 B1
dapat diidentifikasi dengan penggunaan
label "organik" di semua catatan produk
organik

46 of 63
DP. 5.1.2.A. Ed.1 Rev.14. 201117

No Praktek Sanksi Catatan

Operator tidak mempertahankan dokumen


yang memberitahukan bahwa bahan baku
5.2.5 organik yang digunakan dalam penanganan B1, B4
/ pengolahan telah disertifikasi oleh BIOCert
atau yang setara

Operator tidak mempertahankan catatan


5.2.6 (termasuk yang terkait dengan sub- B1, B4
kontraktor) sekurangnya 5 tahun.

5.3 Subkontraktor

Subkontraktor tidak memiliki perjanjian


5.3.1 B1, B4
dengan operator / produsen

Subkontraktor memiliki perjanjian dengan


operator / produsen, namun kesepakatan
tidak menunjukkan komitmen subkontraktor
5.3.2 B4
untuk mematuhi standar dan pemberian izin
dalam akses ke fasilitas, informasi dan
kerjasama untuk inspeksi.

Fasilitas subkontrak atau kegiatan yang Dapat dinaikkan sanksinya


5.3.3 dikontrakkan tidak diterapkan untuk B1 menjadi A4
sertifikasi oleh produsen/operator

Produsen.operator tidak dapat memastikan


5.3.4 bahwa subkontraktor telah memenuhi A4
standar

5.4 Bahan Baku, Bahan dan Bahan Aditif

Bahan baku tidak bersertifikat organik Dapat dinaikkan sanksinya


5.4.1 A5
menjadi A4

Dalam setiap produk olahanm jenis bahan


5.4.2 baku yang samaadalah pencampuran dari A4
produk organik, konversi dan konvensional

Proporsi bahan organik dari produk jadi


5.4.3 organik kurang dari 95% dari total berat, A4
tidak termasuk air dan garam.

Penggunaan bahan aditif dan bahan bantu


5.4.4 pengolahan tidak terdaftar dalam Lampiran A4
D SNI 6729:2016

Penggunaan sakarin, boraks, mono sodium


glutamat, anti-oksidan sintetis, pengawet
5.4.5 A4
sintetis, perasa sintetis dan / atau bahan
pemutih (sulfur dioksida)

Penggunaan vitamin dan mineral dari


5.4.6 A4
pengolahan non organik

47 of 63
DP. 5.1.2.A. Ed.1 Rev.14. 201117

No Praktek Sanksi Catatan

Bahan baku dari sumber konvensional,


bahan aditif, bahan bantu pengolahan,
5.4.7 mikroorganisme dan enzim yang digunakan A4
dalam pengolahan adalah hasil rekayasa
genetika.

Mikroorganisme dan enzim yang digunakan


5.4.8 dalam pengolahan ditumbuhkan atau A4
dipersiapkan dari bahan non organik

Air yang digunakan sebagai bahan dalam


pengolahan atau yang kontak langsung
5.4.9 B1
dengan produk organik tidak mengacu pada
standar air minum

Peralatan dan bahan yang digunakan dalam


5.4.10 A4
penyaringan air mengandung asbes

5.5 Metode Pengolahan

Praktik pengolahan belum mengadopsi dan Dapat dinaikkan sanknsinya


5.5.1 menginterpretasi prinsip GMP baik dalam B1 menjadi A5, A4
SOP internal maupun implementasinya

Penggunaan bahan hasil rekayasa genetika


5.5.2 A5
dalam proses bilogis seperti fermentasi

Penggunaan microwave dan radiasi


5.5.3 pengionan dari bahan baku, bahan dan A5
bahan aditif

Penggunaan radiasi dari produk organik dan


5.5.4 A5
produk yang digunakan.

Penggunaan teknik penyaringan yang


memiliki reaksi kimia atau memodifikasi
5.5.5 makanan secara molekuler. Zat filtrasi A5
terbuat dari asbes atau zat-zat negatif yang
dapat mempengaruhi produk.

Limbah hasil pengolahan dibuang ke Dapat dinaikkan sanksinya


5.5.6 B1
lingkungan tanpa ada perlakuan menjadi A5

Semua peralatan, container dan metode Dapat dinaikkan sanksinya


pengolahan tidak dibersihkan dan higienis. menjadi A5
5.5.7 Tidak ada langkah untuk mencegah B1
kontaminasi (mis. Mikroorganisme, hama,
dan bahan kimia)

Jika peralatan pengolahan, mesin, dan area


yang digunakan sama untuk produk
5.5.8 konvensional, produk konversi dan produk A5
organik,operator memproduksi produk
konvensional, produk konversi dan produk

48 of 63
DP. 5.1.2.A. Ed.1 Rev.14. 201117

No Praktek Sanksi Catatan


organik pada saat yang bersamaan

Jika peralatan pengolahan, mesin, dan area Dapat dinaikkan sanksinya


yang digunakan sama untuk produk menjadi A5
konvensional, produk konversi dan produk
5.5.9 organik, operator tidak membersihkan B1
daerah, wadah, peralatan dan mesin dengan
bahan pembersih dan pembilasan dengan
air atau dikeringanginkan

Jika peralatan pengolahan, mesin, dan Dapat dinaikkan sanksinya


daerah digunakan sama untuk produk menjadi A5
konvensional, produk konversi dan produk
organik, operator membersihkan area,
wadah, peralatan dan mesin dengan bahan
5.5.10 B1
pembersih dan pembilasan dengan air atau
dikeringanginkan. Namun operator tidak
memeriksa dan memastikan bahwa tidak
ada residu yang tersisa sebelum memulai
pengolahan produk organik.

Catatan pembersihan area, jadwal dan


siklus pembersihan, wadah, peralatan,
5.5.11 B1, B4
bahan pembersihan dam mesin tidak
disimpan

Pemberian bahan pembersih yang tidak Dapat dinaikkan sanksinya


terdaftar dalam Lampiran 1. (bagian 4) untuk menjadi A5
5.5.12 B1
membersihkan wadah, peralatan dan area
pengolahan

SOP terkait kesehatan, keamanan dan


kehigienisan pekerja tidak tersedia dan/atau
5.5.13 B1
tidak dilakukan sesuai dengan yang sudah
diatur

Prasarana pekerja yang diperlukan untuk


5.5.14 mendukukng kegiatan teknis pengolahan B2
dan K3 tidak tersedia dengan lengkap

5.6 Penyimpanan Produk

Produsen/operator tidak mengizinkan Dapat dinaikkan sanksinya


5.6.1 BIOCert untuk menginspeksi semua fasilitas A3 menjadi A2
penyimpanan dari produksi dan produk akhir

Bahan baku organik tidak disimpan secara


terpisah dari produk konvensional atau
produk yang tidak bersertifikat. Bahan baku
5.6.2 A4
organik tidak memiliki label yang jelas untuk
menjelaskan keorganikan produk sepanjang
waktu

49 of 63
DP. 5.1.2.A. Ed.1 Rev.14. 201117

No Praktek Sanksi Catatan

Produk organik diangkut tanpa pemisahan


5.6.3 A5
dan identifikasi yang jelas

Operator tidak mendokumentasikan Persyaratan tambahan pada


informasi yang berkaitan dengan hari rekaman diperlukan
5.6.4 A5
pengumpulan, jam, daerah, tanggal dan
waktu penerimaan produk.

Penggunaan fumigasi dengan bahan kimia


seperti etilen oksida, metal bromida,
5.6.5 A5
alumunium phospide, dichlorvos dan produk
yang tidak tercantum dalam lampiran

Catatan kegiatan fumigasi tidak tersedia Persyaratan tambahan pada


5.6.6 B1 rekaman diperlukan. Dapat
dinaikkan sanksinya menjadi A5

Pengendalian hama di penyimpanan dengan


bahan kimiawi. Operator tidak memiliki
5.6.7 A5
rencana pengendalian apapun dan jeinis
pestisida kimia diaplikasikan

Produk organik tidak dikeluarkan dari


5.6.8 penyimpanan sebelum penyemprotan A5
kimiawi untuk pengendalian hama

Produk organik dikeluarkan dari Dapat dinaikkan sanksinya


penyimpanan sebelum penyemprotan menjadi A5
kimiawi untuk pengendalian hama. Namun
5.6.9 sebelum pemindahan produk organik, B1
operator tidak memeriksa untuk memastikan
tidak ada residu yang tertinggal yang dapat
mengkontaminasi produk

Tidak terdapat catatan penyemprotan


5.6.10 B1, B4
dengan pestisida

Catatan penyemprotan dengan pestisida di


5.6.11 B4
area penyimpanan tidak lengkap

Operator/produsen tidak mensyaratkan Dapat dinaikkan sanksinya


5.6.12 BIOCert untuk melakukan analisis residu A5 menjadi A4
terhadap produk

Kemasan dan pengangkutan produk dari


5.7
operator atau unit lain

Produk organik yang diangkut ke unit lain,


termasuk pada grosir dan pengecer tidak
dengan kemasan yang sesuai, wadah atau
5.7.1 A5
kendaraan ditutup sedemikian rupa sehingga
substitusi konten dapat terjadi dengan
manipulasi atau kerusakan pada segel dan

50 of 63
DP. 5.1.2.A. Ed.1 Rev.14. 201117

No Praktek Sanksi Catatan


dilengkapi dengan pernyataan label, dengan
prasangka untuk indikasi lain yang
diperlukan oleh hukum: nama dan alamat
dari operator dan, di mana berbeda, dari
pemilik atau penjual produk;

nama produk atau deskripsi senyawa


makanan yang disertai dengan referensi
metode produksi organik;

nama dan / atau nomor kode dari BIOCert


dimana operator adalah subjek; dan

ketika relevan, tanda lot identifikasi sesuai


sistem penandaan baik disetujui di tingkat
nasional atau disetujui dengan BIOCert dan
yang memungkinkan untuk menghubungkan
lot dengan akun dokumenter lainnya.

Informasi yang dimaksud pada butir 5.7.1


tidak disertai dengan dokumen, jika
5.7.2 dokumen tersebut dapat menolak terkait A5
dengan kemasan, wadah atau transportasi
kendaraan dari produk.

Mengacu pada butir 5.7.2, dokumen


5.7.3 terlampir tidak mencakup informasi tentang B1, B4
pemasok dan / atau pengangkut.

Bahan kemasan untuk produksi organik dari


kebun digunakan untuk kemasan bahan
5.7.4 B1
kimia, pupuk, atau zat lain yang dapat
membahayakan konsumen

Bahan kemasan diberi perlakuan kimia atau Dapat dinaikkan sanksinya


5.7.5 A5
fungisida menjadi A4

Bahan kemasan untuk produk jadi tidak


5.7.6 B1
bersih

5.7.7 Styrofoam digunakan dalam pengemasan B1

Kemasan penutup, wadah atau kendaraan Dapat dinaikkan sanksinya


tidak digunakan ketika pengangkutan tidak menjadi A5
5.7.8 langsung antara satu operator bersertifikat B1
organik dan operator bersertifikat organik
lainnya.

Kemasan penutup, wadah atau kendaraan


dari produk organik tidak disertai dengan
5.7.9 B1, B4
dokumen yang memberikan informasi yang
diperlukan

5.7.10 Tidak ada memperlancar maupun menerima B1, B4

51 of 63
DP. 5.1.2.A. Ed.1 Rev.14. 201117

No Praktek Sanksi Catatan


catatan dokumentasi dari operasi
pengangkutan yang dsimpan oleh operator

Sertifikat transaksi (TC) tidak tersedia untuk


5.7.11 A5
produk impor yang diajukan sertifikasi

Produk organik asal pemasukan tidak dapat


5.7.12 A5
menunjukkan health certificate atau free sale

6 PELABELAN DAN PENGGUNAAN SEGEL ORGANIK

Produk organik yang tidak disertifikasi Dapat dinaikkan sanksinya


BIOCert diberi label sebagai "produk menjadi A3
6.1 organik" dengan logo BIOCert, ORGANIK A4
Indonesia, dan / atau segel Organik Uni
Eropa pada produk atau kemasan

Produk bersertifikat yang belum diproses


yang disertifikasi oleh BIOCert tidak diberi
label sebagai "produk organik" dengan segel
6.2 B1
BIOCert, ORGANIK Indonesia, dan / atau
segel Organik Uni Eropa pada wadah, paket,
karung, dll

Produk dengan bahan pertanian organik Dapat dinaikkan sanksinya


kurang dari 95% diberi label sebagai "produk menjadi A4
6.3 organik" dan menggunakan segel ORGANIK A5
Indonesia, segel BIOCert, dan / atau segel
Organik Uni Eropa di kemasannya.

Produk bersertifikat organik diklaim sebagai


6.4 B1
“produk bebeas GMO”

Produk dengan bahan pertanian organik


6.5 kurang dari 70% tidak mengklaim produk C
dari bahan baku organik.

Produk dalam periode konversi, diberi label Dapat dinaikkan sanksinya


6.6 A5
organik menjadi A4

Penggunaan segel ORGANIK Indonesia, Dapat dinaikkan sanksinya


segel BIOCet, dan/atau segel Organik Uni menjadi A3 & A2
6.7 A4
Eropa atau nama BIOCert sebagai merek
dagang produk.

Kalimat yang menjelaskan sertifikat organik


6.8 dan segel BIOCert berukuran ¾ dari merek B1
dagang produk

Label tidak memiliki nama dari BIOCert


6.9 produsen atau operator yang disertifikasi B1
dan alamat yang bisa dihubungi

52 of 63
DP. 5.1.2.A. Ed.1 Rev.14. 201117

No Praktek Sanksi Catatan

Untuk produk olahan, label tidak berisikan


6.10 manufaktur, dan/atau tanggal kadaluarsa B1
dan berat bersih

Label pada produk organik atau produk yang


dikirim atau dijual di grosir atau dalam
jumlah besar untuk prosesor, pengepakan,
pedagang, dll, tidak mengandung nama
produsen atau operator yang disertifikasi
6.11 B1
oleh BIOCert, di mana terdapat perbedaan,
dari pemilik atau penjual produk; nama
produk disertai dengan referensi pada
metode produksi organik; nomor lot; Status
organik dan alamat yang dapat dihubungi

Untuk transportasi produk organik, operator


tidak menambahkan informasi berikut pada
6.12 A5
label, alamat operator dan nama BIOCert
dan / atau kode Uni Eropa.

Ketika operator menerima produk organik


yang diangkut dari luar unit nya, operator
6.13 tidak memeriksa label paket serta A5
memverifikasi informasi yang sesuai dengan
informasi dalam dokumen disertakan

Rekaman verifikasi produk organik yang


6.14 diangkut dari luar unit tidak disimpar untuk B1, B4
diperiksa oleh inspektor

Produsen/operator yang tidak


6.15 menandatangani kontrak penggunaan segel A4
dengan BIOCert

Produsen / operator tidak memiliki


persetujuan dari BIOCert terhadap desain
6.16 kemasan yang menunjukkan ukuran dan A4
posisi Logo ORGANIK Indonesia / segel
BIOCert / Logo Organik Uni Eropa.

Pelabelan produk dengan penggunaan logo


6.17 Organik Uni Eropa. Produk tidak diberi label A4
sesuai dengan peraturan Uni Eropa

Logo organik mudah lepas, rusak dan luntur


6.18 B1
pada kemasan

Ketertelusuran bahan baku pada produk Dapat dinaikan sanksinya menjadi


6.19 organik yang telah dikemas tidak dapat B1 A5
dilakukan

6.20 COR/EU: A1

53 of 63
DP. 5.1.2.A. Ed.1 Rev.14. 201117

No Praktek Sanksi Catatan

Produk klaim organik yang sudah dijual dan


dikirimkan ke negara tujuan ekspor
merupakan produk campuran/tercampur dari
produk konvensional

7 TANGGUNG JAWAB DALAM PEMELIHARAAN DOKUMEN OPERATOR

Stok dan catatan keuangan berikut tidak


disimpan di unit atau tempat yang
memungkinkan operator untuk
mengidentifikasi dan BIOCert untuk
memverivikasi :

pemasok, dimana jika berbeda, penjual atau


eksportir produk

sifat dan jumlah produk organik yang dikirim


ke unit dan, bila relevan, semua bahan yang
dibeli dan penggunaan bahan-bahan
tersebut, dan, jika relevan, komposisi
senyawa bahanpakan;
7.1. sifat dan jumlah produk organik yang B1, B4
disimpan ditempat penyimpanan

sifat, jumlah dan penerima barang dan, di


mana yang berbeda, pembeli, selain
konsumen akhir, setiap produk yang telah
yang keluar dari unit atau tempat penerima
barang pertama atau fasilitas penyimpanan;

dalam kasus operator yang tidak menyimpan


atau secara fisik menangani produk organik
seperti, sifat dan jumlah produk organik
dibeli dan dijual, dan pemasok, dan dimana
berbeda, penjual atau eksportir dan pembeli,
dan dimana berbeda, penerima barang.

Terdapat ketidakseimbangan antara input


7.2 A5
dan output

7.3 Catatan produksi tanaman tidak tersedia B1, B4

Catatan perlakuan pada benih komersil yang Dapat dinaikkan sanksinya


7.4 B1
digunakan tidak tersedia menjadi A5

Catatan produksi tanaman tidak lengkap Dapat dinaikkan sanksinya


untuk informasi berikut: menjadi A5

7.5 Rincian plot di area, rincian tanaman B1, B4

Produk, dengan asal-usul dan pemasok


produk

54 of 63
DP. 5.1.2.A. Ed.1 Rev.14. 201117

No Praktek Sanksi Catatan

Catatan Input:

Pemupukan: tanggal aplikasi, jenis dan


jumlah pupuk, tanah;

Penggunaan produk perlindungan tanaman:


alasan dan tanggal perlakuan, jenis produk,
metode perlakuan;

Pembelian input pertanian: tanggal, jenis


dan jumlah produk yang dibeli;

Catatan panen: tanggal, jenis dan jumlah


produksi tanaman organik atau dalam
periode konversi

Penyimpanan dan catatan stok produk

Catatan penjualan yang menunjukkan


kuantitas produk yang dijual dengan rincian
pembeli

Untuk resep dari operasi pengolahan,


dengan proporsi yang tepat dari bahan dan
metode pengolahan harus disimpan

Catatan tidak didukung dengan tagihan dan


7.6 B1, B4
voucher pembelian manapun yang sesuai.

Catatan tidak menunjukkan aliran produk Dapat dinaikkan sanksinya


7.7 B1
yang jelas untuk operasi yang relevan. menjadi A4

Operator yang menggunakan produk non-


organik yang dibeli dari pihak ketiga dan
7.8 tidak menyerahkan deklarasi dari vendor A5
untuk mengkonfirmasi bahwa produk yang
disediakan tidak hasil dari produksi GMO

Catatan/rekaman belum mengindikasikan


7.9 rekaman tersebut diperuntukkan bagi B1, B4
produksi organik

8 SOSIAL

Pengupahan tenaga kerja kurang dari


8.1 B2
regulasi

Kondisi sosial kerja belum terpenuhi sesuai


8.2 B2
regulasi

8.3 Tidak ada kebijakan ketenagakerjaan B2

Terdapat pekerja paksa Dapat dinaikkan sanksinya


8.4 A3
menjadi A2

55 of 63
DP. 5.1.2.A. Ed.1 Rev.14. 201117

No Praktek Sanksi Catatan

Terdapat pekerja anak Dapat dinaikkan sanksinya


8.5 A3
menjadi A2

9 SERTIFIKASI KELOMPOK

9.1 Organisasi ICS tidak memiliki Panduan ICS B1

Penilaian risiko awal tidak dilakukan oleh


9.2 B2
organisasi ICS.

Organisasi ICS tidak melakukan tindakan Dapat mengakibatkan sanksi A5


untuk meminimalkan resiko-resiko yang atau A4 bila risiko yang
9.3 B2
teridentifikasi teridentifikasi mempengaruhi
integritas organic.

Staf ICS tidak cukup kualifikasi untuk


9.4 B1
pengawasan yang efisien

ICS tidak memiliki kecukupan staf atau


9.5 ketiadaan peralatan untuk pengawasan yang B1
efektif

Ketidakcukupan pencegahan konflik


9.6 B1
kepentingan

Tidak terdapat sistem perkiraan hasil dan


9.7 B2
prosedur pembelian

ICS telah gagal mendeteksi ketidaksesuaian


9.8 minor [tidak mengancam integritas B2
keorganikan produk organik]

ICS telah gagal mendeteksi ketidaksesuaian Dapat dinaikkan sanksinya


9.9 A5
major menjadi A4

Organisasi ICS tidak memiliki sistem


9.10 pemasaran terpusat yang dapat B3
memverifikasi alur produk

Setiap kebun tidak diinspeksi tiap tahun oleh


9.11 A4
ICS

Tidak tersedia dokumen inspeksi internal


9.11.a B1
kebun oleh ICS

Setiap kebun tidak menyimpan dokumentasi


9.12 B1
kebun sendiri

Tidak terdapat standar organik internal


9.13 B2
terdokumentasi

Standar internal organik tidak memenuhi


9.14 B2
standar organik yang diacu.

56 of 63
DP. 5.1.2.A. Ed.1 Rev.14. 201117

No Praktek Sanksi Catatan

Untuk setiap petani yang disertifikasi tidak


9.15 terdapat pernyataan komitmen tertulis antara B4 & B1
ICS dan petani.

Sebuah Peta Umum [peta desa atau


komunitas] menunjukan lokasi setiap lahan
9.16 B4 & B1
[semua kebun] dengan kode petani untuk
setiap petani tidak tersedia.

ICS tidak memiliki daftar petani yang berisi


sedikitnya informasi berikut: desa/lokasi,
nama petani, kode petani, total area yang
9.17 dimilik [baik organik dan konvensional], area B4 & B1
untuk tanaman organik [jumlah tanaman,
dsb], status persetujuan internal [organik,
konversi tahun X]

Petani yang kena sanksi dan petani yang


9.18 B4 & B1
meninggalkan kelompok tani tidak direkam

Rangkuman persetujuan internal tidak


9.19 B4 & B1
tersedia

Laporan rangkuman tahunan dengan


informasi penting, seperti jumlah petani dan
perubahan area produksi, jumlah petani
9.20 yang kena sanksi dan tindakan sanksi, B4 & B1
tinjauan masalah dan ketidaksesuaian yang
ditemukan, rangkuman penbelian organik,
penjualan dan pemasukan, dsb

Semua dokumen ICS tidak disimpan


9.21 sedikitnya 5 tahun dan tersedia saat inspeksi B1
setiap saat

Organisasi ICS tidak memiliki program


9.22 B2
pelatihan bagi petani

Organisasi ICS tidak memiliki program


9.23 B2
pelatihan bagi personil ICS

Tidak terdapat prosedur persetujuan atau


9.24 B4 & B1
penolakan [sanksi] bagi petani

Jika ketidaksesuaian major telah


9.25 diidentifikasi, ICS tidak melakukan tindakan A5
perbaikan yang tepat.

Staf ICS tidak memahami tugas dan


9.26 B2
tanggungjawabnya

Manajer/Penanggungjawab ICS tidak


9.27 memiliki pemahaman yang baik tentang B2
standar organik yang diterapkan dan

57 of 63
DP. 5.1.2.A. Ed.1 Rev.14. 201117

No Praktek Sanksi Catatan


persyaratan sertifikasi

Inspektor internal tidak cukup berkualifikasi


9.28 untuk melaksanakan inspeksi dengan teliti B2
dan objektif

Ketidaksesuaian major hasil inspeksi


9.30 eksternal ditemukan pada sampel petani ≤ A6
30%

10 LAINNYA

Operator tidak bersedia diinspeksi tahunan Bila setelah 15 bulan sejak


inspeksi terakhir tidak dilakukan
inspeksi tahunan.
10.1 A3 Bila 18 bulan sejak inspeksi
terakhir tidak dilakukan inspeksi
tahunan, maka meningkat menjadi
A2.

Operator tidak ingin melanjutkan program Operator mengembalikan sertifikat


Inspeksi dan Sertifikasi Organik BIOCert dan organik yang masih berlaku dan
10.2 A2
dinyatakan secara tertulis tidak menggunakan sertifikat
organik BIOCert dan logo organik.

10.3 Pembubaran kegiatan operasional operator A2

Operator dinyatakan bersalah dalam kasus


10.4 A2
keamanan pangan

Langkah akhir dari rangkaian peringatan


10.5 terhadap penyimpangan yang dilakukan oleh A2
operator

Tidak mengijinkan BIOCert untuk dapat Dapat dinaikkan sanksinya


mengunjungi dan mengecek fasilitas menjadi A2
10.6 A3
produksi, dokumen, rekaman produksi
operator

Teridentifikas adanya penambahan lingkup Bila tercampur dengan produk


sertifikasi [lahan, unit produksi, produk, tersertifikasi, dapat dikenakan
10.7 B3
entitas dalam rantai pasokan baru] tanpa sanksi A5 dan A4.
persetujuan sebelumnya dari BIOCert

Pengajuan perluasan lingkup sertifikasi tidak Bila tercampur dengan produk


10.8 diinformasikan sebelumnya secara tertulis ke B3 tersertifikasi, dapat dikenakan
BIOCert sanksi A5 dan A4.

Lingkup sertifikasi baru [produk, area atau Penolakan penambahan lingkup


fasilitas produksi] tidak tersedia saat inspeksi sertifikasi.
10.9 B1
dilakukan. Atau rekaman atau rencana
produksi organik dan sistem mutu organik

58 of 63
DP. 5.1.2.A. Ed.1 Rev.14. 201117

No Praktek Sanksi Catatan


dari produk baru yang diajukan tidak tersedia
saat inspeksi.

Lingkup sertifikasi baru yang diminta Penolakan penambahan lingkup


10.10 operator tidak masuk dalam lingkup layanan C sertifikasi
BIOCert

Terdapat perubahan lingkup sertifikasi Mengurangi atau membatalkan


10.11 karena perubahan fasilitas produksi, jenis A4 lingkup sertifikasi yang telah
produk atau area produksi disetujui.

11 PENGUMPULAN PRODUK LIAR

Izin kelola areal dari pihak pemerintah


11.1 setermpat untuk kegiatan pengumpulan A3
produk tidak tersedia

Kegiatan pengumpulan produk liar di luar


dari daftar area yang diizinkan oleh
11.2 A3
peraturan dan perundangan yang berlaku
dan/atau surat izin pemerintahan setempat

Kegiatan pengumpulan produk liar di luar Dapat dinaikkan sanksinya


dari jarak aman yang diperbolehkan sesuai menjadi A3
11.3 A4
dengan justifikasi opertaor terhadapa
kecukupan jarak aman.

Dampak negatif yang timbul dari kegiatan Dapat dinaikkan sanksinya


pengumpulan produk belum seluruhnya menjadi A5, A4
11.4 B1
dilakukan mitigasi dalam meminimalisir
dampak tersebut.

59 of 63
DP. 5.1.2.A. Ed.1 Rev.14. 201117
Lampiran 5. DAFTAR DOKUMEN SISTEM MUTU ORGANIK

A. Untuk Produksi Tanaman– for crop production


1 Sistem mutu Produksi Organik
2 Peta lahan
3 Sejarah tata guna lahan selama 3 tahun terakhir
4 Rencana produksi
5 Catatan panen
6 Catatan penjualan
7 Catatan stok produks
8 Catatan stok dan penggunaan input
9 Catatan pengiriman
10 Catatan tenaga kerja yang terlibat
11 Bahan dan alat yang digunakan untuk budidaya
B. Untuk Pengolahan – for Processing
1 Rencana Pengelolaan Organik
2 Personil dan struktur organisasi
3 Sketsa lokasi dan gedung produksi
4 Alur produksi
5 Lay out produksi
6 Prosedur penerimaan produk organik
7 Resep untuk semua produk dengan lebih satu ingredient atau bahan tambahan pengolahan
8 Pernyataan bebas GMO untuk bahan tambahan/ingredien non pertanian yang digunakan
9 Contoh label semua produk
10 Daftar pemasok
11 Daftar berbagai bahan
12 Daftar klien
13 Dokumen pembelian dan penjualan
14 Dokumen pengangkutan
15 Dokumen pengolahan
Prosedur Pemisahan, Identifikasi dan Pencegahan Kontaminasi Selama Pengolahan dan
16
Penyimpanan
17 Sistem Kemamputelusuran dan Penomoran Lot
18 Pengelolaan pemeliharaan kesehatan dan kebersihan
19 Pengelolaan pengendalian serangga
20 Prosedur pengawasan produksi organik
21 Prosedur penanganan keluhan
C. Untuk Sertifikasi Kelompok dengan ICS
1 Panduan ICS
2 Daftar Petani Terkini
3 Perjanjian Keanggotaan
4 Catatan pelatihan petani dan staff ICS
D. Untuk Pengumpulan Produk Liar
1 Panduan Pengumpulan Produk Liar
2 Daftar pengumpul
3 Kontrak dengan kolektor
4 Rangkuman jumlah produk yang dikumpulkan untuk setiap pusat pembelian*
5 Kontrak antara operator dengan pusat pembelian
E. Untuk Asupan Organik
1 Panduan sistem mutu asupan organik
2 Gambaran umum produk
3 Surat izin edar produk dari Kementrian
4 Struktur organisasi
5 Daftar produk yang diizinkan oleh Departemen Pertanian RI (jika sudah terdaftar)
6 Rincian ingredient input organik
7 Pernyataan komitmen kegiatan produksi organic secara konsisten
8 Pernyataan bebas GMO untuk bahan yang digunakan
9 Alur produksi input organik
10 Sketsa lokasi dan gedung produks

60 of 63
11 Contoh pelabelan dan pengemasan input organik DP. 5.1.2.A. Ed.1 Rev.14. 201117
12 Dokumen pembelian ingredien
13 Dokumen penjualan input organik
14 Hasil uji mutu produk
F. Untuk Lebah Madu
1 Panduan sistem mutu ternak lebah
2 Catatan pembelian
3 Catatan penjualan
Catatan panen
4 Catatan kesehatan lebah
5 Catatan pakan
6 Catatan pengiriman
7 Peta dari lahan peternakan
G. Produk Impor
1 Salinan sertifikat organik produk impor yang masih berlaku
2 Salinan sertifikat transaksi yang berlaku
3 Salinan sertifikat free-sale yang masih berlaku dari negara asal
4 Salinan sertifikat health assurance yang masih berlaku dari negara asal
5 Panduan mutu dan prosedur-prosedur organik [khusus importir]
6 Sistem Jaminan Mutu Pangan Organik [khusus repacker/processor]

61 of 63

Anda mungkin juga menyukai