PENDAHULUAN
Udang merupakan salah satu diantara berbagai macam hasil perikanan yang
sangat digemari baik di dalam maupun di luar negeri (Nuryani, 2006). Udang
mempunyai aroma yang spesifik, tekstur daging keras, tidak mempunyai vena dan
arteri serta nilai gizi yaitu kadar air 71,5 - 79,6%, lemak 0,7% - 2,3% dan protein
18% - 22% (Nuryani, 2006). Data produksi udang beku/frozen pada tahun 2010
sekitar 205,823414 ton dan pada tahun 2011 mengalami peningkatan menjadi
238,849148. Jumlah peningkatan sekitar 33,016734 ton atau sekitar 16% (Dirjen
jumlah permintaan sangat tinggi dan harga jual udang sangat tinggi. Produksi
udang di dalam negeri pada tahun 2013 dapat menembus hingga lebih dari
600.000 ton melalui upaya dan sinergi berbagai pihak terkait guna mencapainya.
608.000 ton, dengan capaian sementara sampai dengan semester I sebesar 320.000
ton (KKP dalam Ibrahih, 2014). Salah satu kendala dalam pemasaran adalah
udang termasuk hasil perikanan yang sangat rentan terhadap kerusakan. Sehingga,
2
tepat. Selain itu, perlu diketahui perubahan-perubahan mutu udang akibat kondisi
tertentu dan dapat diantisipasi dengan penanganan yang baik dan pengolahan
menjadi produk dengan berbagai alternatif melalui cara produksi yang baik seperti
fermentasi (Dwiari et al., 2008). Kerusakan pada udang dipengaruhi juga dengan
produksi, bahan baku, peralatan dan pekerja untuk mencegah pencemaran dan
mengusahakan lingkungan kerja yang bersih, sehat, aman, dan nyaman (Kartika,
jenis penyakit yang berhubungan dengan bahan pangan. Suatu pabrik pengolahan
dapat memenuhi standar mutu perusahaan dan menghasilkan suatu produk pangan
dengan mutu yang lebih baik. Dalam industri pangan, mutu produk sangat
dipengaruhi oleh sanitasi bahan baku, pekerja, alat, lingkungan pabrik dan produk.
Sanitasi bahan makanan dan alat yang digunakan turut menentukan kualitas
produk makanan yang dihasilkan. Sanitasi pangan merupakan hal yang terpenting
dari semua ilmu sanitasi karena banyak lingkungan kita yang secara langsung atau
3
Udang merupakan bahan pangan hewani yang mudah rusak. Kerusakan tersebut
mutu udang apalagi bila produk udang beku tersebut diekspor maka harus
memenuhi standar mutu yang sudah ditetapkan negara tujuan ekspor. Perencanaan
unit sanitasi pada pabrik pembekuan udang ini meliputi perencanaan sanitasi
bahan baku dan bahan pembantu, sanitasi air, sanitasi mesin dan peralatan,
sanitasi pekerja, sanitasi ruang proses, sanitasi fasilitas pabrik, dan sanitasi
Umum kali ini, penulis akan mempelajari penerapan sanitasi pada proses produksi
Udang Beku di PT. Central Pertiwi Bahari ( CPB) Tulang Bawang Lampung.
keahliannya.
5
PT. Central Pertiwi Bahari merupakan sebuah perusahaan perseroan dalam bidang
S.H berdasarkan akta pendirian perusahaan No.01 tanggal 8 Juni 1994, yang
(empat ratus milyar rupiah) dengan fasilitas PMDN dan status tertutup.
dituangkan dalam Surat Menteri Negara Penggerak Investasi Ketua BKPM nomor
: 453 4 PMDN tanggal 8 Juni 1994 dan mendapatkan surat pemberian izin lokasi
Kabupaten Tulang Bawang). Surat izin lokasi tersebut diperoleh pada tanggal 11
Agustus 1994 dengan surat No. PLU 13466/11/94 di Desa Teladas, Kecamatan
PT. Central Pertiwi Bahari adalah sebuah organisasi yang melakukan budidaya
terpadu pola dengan kemitraan antara inti (perusahaan) dan plasma (petani
dari benih hingga budidaya, pengolahan dan pembuatan pakan sehingga dapat
6
udang dengan kualitas yang konsisten sepanjang tahun kepada konsumen dunia.
PT. Central Pertiwi Bahari mulai beroperasi pada tahun 1995 dan dikenal sebagai
Perusahaan ini memulai produksi komersialnya pada bulan Agustus 1996 dengan
luas bangunan unit pengolahan udang beku sebesar 7.332 m². Pada awalnya PT.
Central Pertiwi Bahari bernama PT. Central Pertiwi Bratasena, namun pada tahun
1998 PT. Central Pertiwi Bratasena berubah nama menjadi PT. Central Pertiwi
Bahari. Perubahan ini tertuang dalam akta perubahan Anggaran Dasar Perseroan
terakhir tercantum dalam akta nomor 17 tanggal 5 Maret 1998 di hadapan Notaris
Critical Control Point (HACCP) No. IK. 350/D3. 11677/97 K dan mendapat
HACCP pada tanggal 25-28 Juli 1997 oleh Direktorat Jendral Perikanan,
Tulang Bawang, Provinsi Lampung. Perusahaan ini memiliki luas lahan 22.271
Hektar, terdiri atas lahan millik Departement Kehutanan dan sisanya 6.500 Hektar
merupakan tanah warga. Batas-batas wilayah PT. Central Pertiwi Bahari adalah di
Utara berbatasan dengan Sungai Way Tulang Bawang, di Selatan dengan Sungai
Way Seputih dan Laut Jawa, di Barat dengan Sungai Way Terusan dan di Timur
berbatasan dengan Laut Jawa. Tahun 2013, perusahaan ini mempunyai kapasitas
sekitar 15.000 tambak. Saat ini total lahan yang digunakan ± 4.000 Hektar,
1. Desa Adiwarna
2. Desa Mandiri
terletak di Desa Suak, Lampung Selatan seluas 130 Ha dibawah divisi Breeding
Operation. Selain itu, perusahaan ini juga mempunyai pabrik pakan udang sendiri
Perusahaan pakan udang ini bernama PT. Central Pertiwi Bahari-Feedmill yang
menghasilakan pakan udang yang berkualiatas. Bahan baku berupa kepala udang
PT. Central Pertiwi Bahari memiliki misi “Menjadi perusahaan tambak inti rakyat
terbaik dengan teknologi ramah lingkungan dimana setiap insan secara tulus
2005).
dan karyawan.
perusahaan.
3. Broad minded, yaitu berpikir luas, fleksibel dan mampu menerima dan
II.4 Ketenagakerjaan
Status karyawan PT. Central Pertiwi Bahari dibagi menjadi empat golongan
1. Karyawan Borongan
perusahaan dan tenaga kerja yang digunakan dalam bentuk Surat Perintah
Kerja.
2. Karyawan Tetap
Karyawan golongan ini bersifat tetap, rutin dan pembayaran upah kerjanya
tetap ini memiliki masa jabatan yang tetap selama bekerja di PT. Central
Pertiwi Bahari.
3. Karyawan Bulanan
10
Karyawan bulanan di upah per bulan dan tidak bergantung pada ada atau
tidaknya bahan baku (udang). Selain itu pemutusan tenaga kerja tidak
4. Karyawan Kontrak
Bahari. Para petambak plasma juga mendapatkan kredit bank yang berasal dari
tambak.
PT. Central Pertiwi Bahari memberlakukan delapan jam kerja per hari dengan
pemberlakuan 1 shift. Satu shift kerja ini berlaku dari pukul 08.00 sampain 16.00,
Namun, kondisi kerja menyesuaikan dengan raw material yang diproduksi. Jika
raw material yang diproduksi banyak, maka jam kerja yang dilakukan akan
bertambah diluar jam kerja seharusnya. Jika mereka bekerja diluar jam kerja
tersebut maka mereka dianggap lembur. Setiap shift diberi waktu istirahat selama
pekerjaan sementara untuk melakukan sholat dan setelah itu diharuskan untuk
kerja kembali.
Struktur organisasi PT. Central Pertiwi Bahari, pimpinan tertinggi dipegang oleh
Direktur yang merupakan pemilik dari perusahaan. Direktur dibantu oleh general
Assurance).
Struktur organisasi PT. Central Pertiwi Bahari dapat dilihat pada lampiran 1.
Manager.
d. Departemen Accounting
pembeli
g. Departemen Engineering
seluas 130 Hektar. Selain itu, PT. Central Pertiwi Bahari juga memiliki pabrik
pakan udang yang bernama PT. Central Pertiwi Bahari-Feedmill yang terletak di
udang yang telah panen dilakukan di pabrik yang terletak tidak jauh dari tempat
diantaranya produk udang beku mentah, udang beku matang, udang cook dan
Olahan udang beku dan udang cook yang diolah oleh PT. Central Pertiwi Bahari
Amerika, Jepang, Eropa, Singapura, dan Hongkong. Selain produk udang beku
dan udang cook, PT. Central Pertiwi Bahari juga mengolah berbagai macam
produk olahan udang di Plant Food. Terdapat sekitar 100 jenis produk yang dapat
diproduksi oleh PT. Central Pertiwi Bahari, namun tidak semua jenis produk
dapat diproduksi setiap harinya. Produk hanya diproduksi apabila ada pemesanan
dari buyer. PT. Central Pertiwi Bahari juga mengolah sendiri limbah cair hasil
pencucian dari proses pengolahan udang beku, dan proses pengolahan udang
lainnya. Bagian yang memgelola limbah cair udang di PT. Central Pertiwi Bahari
PT. Central Pertiwi Bahari (CPB) adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam
vannamei). Produk yang dihasilkan berupa udang beku head on dan udang beku
headless. Udang ini kemudian di ekspor dalam bentuk produk udang beku. Bahan
baku untuk pengolahan udang beku di PT. Central Pertiwi Bahari diperoleh dari
terletak di Desa Suak, Lampung Selatan seluas 130 Hektar dibawah divisi
sistem inti ( perusahaan ) dan plasma ( petani tambak ) yang terintegrasi dengan
baik. Udang putih disuplai secara fluktuatif, yang bergantung pada musim panen.
Udang beku merupakan produk yang diproduksi oleh PT. Central Pertiwi Bahari
(CPB). Udang Beku mentah merupakan produk yang diolah menggunakan udang
segar yang dibekukan. Udang yang digunakan adalah udang putih atau white
shrimp jenis vannamei. Udang yang dibekukan yaitu udang yang sudah
15
mengalami sortasi sehingga sudah pasti merupakan udang dengan kualitas yang
pemotongan kepala, sehinga udang tersebut terbebas dari kotoran yang terdapat
selanjutnya dilakukan sizing pada mesin grader. Setelah sampai di mesin grader,
dikupas dan dibelah sesuai dengan kode produk arahan yang sudah dibuat. Setelah
itu udang dicuci dan ditimbang. Setelah penimbangan selanjutnya udang tersebut
akan dimasukan ke dalam plastik hijau atau dry cool. Proses dry cool ini
freezing.
pembekuan, yaitu:
atau kode produk yang dibuat. Setiap produk yang berbeda dan dengan jenis
pembekuan yang berbeda akan dikemas dengan jenis master carton ( MC) yang
berbeda.
16
1. Air
Ketersediaan air sangat penting pada proses produksi udang beku di PT. Central
Pertiwi Bahari. Air digunakan dalam setiap tahapan proses produksi untuk
pencucian udang agar kebersihan udang selalu terjaga, selain itu air juga
proses produksi. Untuk memenuhi kebutuhan air PT. Central Pertiwi Bahari
memiliki area Water Treatment.System jaringan air yang ada pada Water
masing-masing sumur 200 meter. Air yang keluar dari proses pengeboran
tersebut disaring dan diolah agar kondisi air yang didapatkan bersih dan layak
digunakan dalam proses produksi udang beku dan terhindar dari mikroorganisme.
Penyedian air bersih sudah sesuai menurut Triatmadja dan Radianta (2007) sistem
untuk menyalurkan air bersih yaitu berawal dari pengambilan air baku, hingga
sampai dipelanggan sebagai air bersih yang memenuhi standar air bersih .
2. Klorin
Klorin (CI) merupakan bahan kimia yang digunakan sebagai desinfektan dalam
proses sanitasi di PT. Central Pertiwi Bahari. Bahan kimia tersebut berfungsi
sebagai desinfektan atau pembunuh bakteri pada peralatan yang akan digunakan
pada pencucian alat dan pencucian tangan. Klorine boleh digunakan pada
Penggunaan klorin di PT. Central Pertiwi Bahari dapat dipastikan masih mencapai
3. Flake Ice
Udang merupakan salah satu bahan hasil perikanan yang memiliki sifat perisable
food atau mudah rusak. Sehingga membutuhkan bahan tambahan untuk mencegah
terjadinya kerusakan pada produk tersebut. Flake ice atau serpihan es merupakan
bahan tambahan yang berguna sebagai penjaga suhu udang agar tetap terjaga serta
menonaktifkan bakteri perusak yang dapat membuat udang hancur. Flake ice pada
PT. Central Pertiwi Bahari diproduksi sendiri oleh mesin flake es dan kemudian
didistribusikan pada setiap tahapan proses produksi. Flake ice ini berfungsi untuk
ↄ
mempertahankan suhu udang supaya tetap berada pada suhu – 5 C. Flake ice
akan disiramkan pada udang yang sedang mengalami tahap proses produksi.
4. Sabun Cair
Sabun cair digunakan untuk proses sanitasi pada pekerja yang bekerja di bagian
proses produksi. Hal ini digunakan untuk mencegah terjadinya kontaminasi silang
antara pekerja, peralatan dan produk oleh bakteri yang dapat terjadi kapanpun.
18
Sabun cair digunakan untuk mencuci tangan karyawan sebelum memasuki ruang
proses produksi. Selain itu, sabun cair juga digunakan untuk mencuci peralatan
Penanganan udang dilakukan mulai dari penerimaan udang hingga menuju proses
Bahan baku/Receiver
Setting Glazing
3.4.1 Receiving
awal dalam pengadaan bahan baku, yang dilakukan di industri pengolahan pada
mencapai 30 ton udang segar yang diproduksi. Tahap receiving yaitu tahap
penerimaan dimana udang yang dibawa dari tambak akan diterima dan ditransaksi
di bagian receiving. Udang yang telah sampai di kanopi kemudian dicuci dan
tambak budidaya udang. Udang yang dicuci di dalam mesin wash tank
bakteri, karena biasanya udang yang baru dibawa dari tambak berpotensi
membawa bakteri yang akan mengkontaminasi udang. Kapasitas air pada mesin
wash tank berjumlah 2.800 liter. Pada mesin wash tank terjadi proses agitasi untuk
Air pada wash tank diganti setiap kali dilakukan pencucian. Kemudian udang
diangkut melalui conveyor untuk disortasi dan dipisahkan dengan udang yang
kualitasnya kurang baik. Jenis udang yang diterima hanya terdapat 2 jenis yaitu
Udang dengan kualitas yang baik akan jatuh ke dalam keranjang yang disediakan
kemiringan Pallet 45˚ lalu ditimbang. Penirisan berguna supaya pada saat
penimbangan yang ditimbang adalah udang murni bukan air. Sebelum proses
big 72, medium <73-96, dan small >96. Cara menentukan size udang ialah dengan
kualitas dari udang atau uji organoleptik. Kemudian terjadi proses transaksi
udang. Setelah transaksi dilakukan, udang akan dimasukan kedalam mesin feeder
3.4.2 Deheading
Area deheading merupakan area pemotongan kepala, dimana udang yang telah
bakteri yang akan mengkontaminasi udang karena pada kepala udang terdapat
kotoran yang membawa bakteri. Pada tahap deheading udang akan disalurkan
manual dengan bantuan kuku buatan dari paralon yang menyerupai kuku, cara
menggunakannya diletakkan pada ibu jari tangan. Pada area deheading setiap
conveyor line. Pemotongan kepala dilakukan dari bagian bawah tubuh udang.
Udang dengan ukuran big memiliki standar yield 68,5%. Udang dengan ukuran
medium memiliki standar yield 67,5% dan udang dengan ukuran small memiliki
standar yield 66% setelah dipotong. Berikut ini adalah standar kualitas udang
3. Tidak merusak kaki-kaki udang baik kaki renang maupun kaki jalan
4. Tidak terdapat broken segment meat,yaitu ada bagian yang rusak dari
tubuh udang.
22
kontaminasi dari tangan para pekerja, selain itu dapat mencegah supaya pekerja
tidak terluka. Sarung tangan yang sudah digunkan harus dibuang dan sebaiknya
conveyor line. Udang yang telah dipotong kepala diletakkan di atas wadah yang
terbuat dari stainless dan kepalanya dibuang pada bagian yang sudah disediakan.
Setelah udang dipotong kepala (PK) maka udang tersebut diletakkan ke line
conveyor di area deheading dan akan ditransfer ke bak pencucian atau bulk
feeder. Pencucian dilakukan pada bulk feeder 1 dan 2. Pada bulk feeder 1 udang
yang di cuci diaduk selama 20 kali dengan tujuan untuk menghilangkan kotoran
pada bulk feeder menggunakan air dengan suhu < 5˚ C. Suhu air yang digunakan
harus tetap dijaga supaya udang terhindar dari bakteri. Setelah dicuci udang
Setelah penirisan udang akan ditimbang kembali dan diarahkan ke mesin grader
3. Setting
Tahap selanjutnya pada proses produksi udang yaitu area setting. Pada area
setting udang dari area deheading melewati mesin grader untuk dipisahkan
ukuran dan spesifikasinya supaya dapat di arahkan pada produk yang diinginkan
oleh buyer. Penentuan arahan poduksi udang dilakukan pada area setting. Alur
yang terjadi pada Proses setting yaitu udang yang berada didalam wash tank
Pada area setting terdapat 5 mesin grader yang berfungsi dengan baik untuk
memisahkan ukuran udang. Pada setiap mesin grader terdapat corong yang
memisahkan ukuran udang dari yang terbesar hingga yang terkecil. Pemisahan
udang ini berfungsi untuk memberi arahan kode produk yang telah direncanakan
sesuai DPP (Daily Planning Production). Setelah itu udang yang keluar dari
di ambil sebagai sampel untuk di cek dan dihitung UR ( uniform ratio) oleh
atau 454 gram untuk menetukan cek dan ur (Uniform ratio) agar memudahkan
Area peeling (Kupas belah) merupakan area dimana bahan baku udang tersebut
dikupas kulitnya dibelah sesuai dengan jenis produk yang ingin di buat. Selain itu,
pada proses peeling semua udang dibuang ususnya, karena usus dapat menjadi
salah satu sumber bakteri kontaminan pada produk udang beku. Alur yang terjadi
pada area peeling yaitu udang yang sudah di pisahkan pada area setting akan
didistribusikan ke meja conveyor line melalui fiber tank yang terdapat di area
peeling. Proses ini dilakukan secara manual oleh karyawan yang bekerja di setiap
line conveyor. Pada setiap line conveyor terdapat 40 tenaga kerja. Alur proses
Conveyor line
Pencucian (<5°)
Penimbangan/keranjang (25
kg)
Proses koreksi
Dry cool
proses ini udang juga melalui proses koreksi untuk memastikan bahwa udang
yang akan di produksi sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan. Udang yang
memenuhi standar UR akan dimasukan kedalam plastik hijau atau melalui proses
Penyusunan merupakan proses yang dilakukan setelah proses dry cool sebelum
masuk ke mesin freezer. Udang yang masih dalam kondisi dry cool kemudian
disusun di try sebelum masuk ke mesin IQF (Individualy Quick Frozen). Cara
IQF.
5. Pembekuan
merupakan salah satu cara pengawetan yang bertujuan untuk mengawetkan udang
agar tahan lama. Udang yang sudah disusun dimasukan kedalam mesin freezing.
Pembekuan menggunkan mesin freezing disesuaikan dengan jenis produk dan size
produk yang diproduksi. Karena dapat mempengaruhi lama pembekuan dan speed
26
selain itu hal ini bertujuan untuk mencegah dehidrasi dan menjaga tekstur tubuh
6. Pengemasan/Packing
Setelah udang di bekukan, udang di sortir supaya tidak terdapat udang yang
menempel satu sama lain. Jika ada udang yang saling menempel, udang tersebut
dipisahkan dan didefrost untuk di bekukan kembali. Udang yang sudah siap,
dipacking terlebih dahulu di check dengan alat Metal Detector (MD) yaitu alat
untuk mendeteksi logam dan benda-benda lain yang terdapat dalam produk.
yang telah disesuaikan dengan kode produk dan dilakukan perekatan (silling).
ruangan area packing ± 20ºC, sedangkan suhu udang yang telah dibekukan ±
-18ºC.
Produk udang kemudian dikemas menggunakan master karton. Hal ini hanya
terjadi pada udang yang lolos dari mesin detector. Sedangkan untuk udang beku
yang terdapat bahan asing tidak dapat melewati mesin detector dan mesin akan
mati. Kemudian udang dipisahkan dan diproses ulang untuk diambil benda asing
yang terdapat pada udang tersebu. Dalam 1 master carton (MC) berisi 10kg udang
strapping band. Proses packing dilakukan harus dengan hati-hati untuk menjaga
27
yaitu :
1. Label Size
2. Ingredients
3. Berat
4. Tanggal Produksi
5. Nama Produk
6. Jenis Produk
7. Kode Pabrik
8. Kode Produk
9. Penyimpanan/Cold Room
dikirimkan kepada buyer. Produk akhir yang sudah dikemas harus melalui mesin
metal detector untuk mengetahui apakah terdapat benda asing pada produk
tersebut. Selanjutnya produk di scan barcode dan dimasukan kedalam cold room.
Suhu yang digunakan pada cold room yaitu ± 25 ºC . Pada cold room produk
disimpan pada rak khusus produk dan dipisahkan sesuai dengan jenis produk
udang. Cara penyimpanan disusun dengan pemberian jarak untuk sirkulasi udara.
28
tidak langsung terhadap mutu pangan dan umur simpan produk serta nama baik
dan citra perusahaan. Hal ini selaras dengan Susanto (1994), yang menyatakan
sanitasi pada industri pangan berhubungan erat dengan mutu produk dan
kesehatan konsumen. Sanitasi juga menjadi salah satu tolak ukur teratas dalam
industri sanitasi memiliki pengertian yang cukup luas, yaitu mencakup kebiasaan,
sikap hidup, serta tindakan aseptik dan bersih terhadap benda termasuk manusia
yang akan kontak langsung dan tidak langsung dengan produk pangan. Sedangkan
menurut Damayanti et al. (2008), sanitasi mencakup cara kerja yang bersih dan
dan penyajian.
Sanitasi pada industri pangan sangat bermanfaat karena dari program sanitasi ini
akan membantu konsumen agar terhindar dari kasus keracunan akibat makanan,
meningkatkan kepercayaan pasar terhadap produsen. Oleh karena itu, PT. Central
Pertiwi Bahari menerapkan sanitasi disetiap unit proses pengolahan udang, serta
seluruh aspek yang mempengaruhi mutu dan keamanan produk akhir. Pada PT.
Central Pertiwi Bahari dari seluruh aspek sanitasi yang ada, sebagian besar sudah
dilaksanakan. Sanitasi yang dilakukan mulai dari sanitasi bahan baku, sanitasi
control, mesin dan peralatan. Selain itu, dikarenakan PT. Central Pertiwi Bahari
waktu tertentu.
Jadwal sanitasi yang dilaksanakan oleh Food Process Division terdiri dari sanitasi
harian, dan bulanan. Sanitasi harian biasanya dilakukan setiap pagi hari, siang
hari, dan sore hari setelah selesai proses produksi. Sanitasi pagi hari biasanya
produksi. Sanitasi ini biasanya meliputi sanitasi mesin dan peralatan serta sanitasi
ruang produksi. Sanitasi juga dilakukan oleh para karyawan dimana sebelum
masuk kedalam ruang produksi, karyawan harus mencuci tangan dan melakukan
dilakukan setelah peralatan selesai digunakan dan akan digunakan kembali. Saat
jam istirahat, sanitasi juga dilakukan oleh petugas sanitasi untuk menghindari
Pada sanitasi harian, biasanya ketika proses produksi berakhir, conveyor line pada
area deheading dan setting akan di bongkar dan dibersihkan sesuai dengan jadwal
yang sudah dibuat. Pembersihan harian yang dilakukan juga berlaku pada
feeder tank, dan grader. Pembersihan mesin ini biasanya di berikan jadwal untuk
dibongkar dan dibersihkan setiap rentan waktu satu minggu. Sanitasi bulanan
biasanya dilakukan deep cleaning. Sanitasi dilakukan pada seluruh area produksi
Pada saat proses deep cleaning biasanya proses produksi akan dihentikan
sementara waktu. Hal ini dilakukan untuk membuat ruangan dan peralatan supaya
benar - benar bersih dan terhindar dari mikroorganisme. Pada proses deep
bahan kimia yang akan mempengaruhi produk udang. Proses fogging ruangan
produksi.
31
Untuk melakukan sanitasi yang maksimal dibutuhkan suatu prosedur sanitasi pada
industri. Prosedur ini meliputi sanitasi pada pekerja, alat/mesin, maupun ruangan.
Menurut Winarno (2002), secara umum prosedur sanitasi dibagi menjadi beberapa
mikroba.
7. Pembilasan kering (drain dry) ialah tahap akhir atau final rinse dengan
sanitizer dikeringkan dari alat-alat tanpa dilap. Jangan sampai ada genangan air
patogen dan pembusuk yang terdapat pada peralatan dan fasilitas pangan
(Marriott, 1999). Pada PT. Central Pertiwi Bahari standar sanitizer yang
8. Mudah digunakan
9. Banyak tersedia
Bahan pembersih yang digunakan oleh PT. Central Pertiwi Bahari yaitu
Proses pembersihan yang dilakukan oleh PT. Central Pertiwi Bahari menggunakan
pembersih. Hal ini dilakukan dengan menyiram seluruh permukaan yang ingin
dibersihkan menggunakan air dengan tekanan tinggi. Pada proses ini tidak
a. Soaking
menggunakan air.
b. Spray
yang sudah dicairkan dan siap digunakan untuk proses sanitasi. Hal ini
34
conveyor line, lantai, dinding, dan alat/mesin yang sedang tidak beroperasi.
menit agar kotoran yang terdapat pada alat dan mesin dapat terkikis.
langit-langit. Lantai dibersihkan dari sampah, label bekas, kulit udang, usus
udang, plastik, sisa sarung tangan dan lain-lain. Lantai selalu disikat dan
dibersihkan jika sudah terlihat kotor. Kemudian sisa sisa air akan dibersihkan
dengan penggaruk pel sehingga tidak ada genangan air. Pembersihan lantai
biasanya ditambahkan dengan detergen, hal ini berfungsi untuk mencegah adanya
pertumbuhan jamur yang akan melekat pada lantai. Pembersihan lantai dilakukan
setiap saat jika lantai kotor. Bagian dinding dibersihkan dengan penyemprotan
dengan foam ganner atau disikat secara manual. Pada lokasi yang memiliki
Pembersihan ini bertujuan agar langit-langit terbebas dari adanya sarang laba-
laba. Kemudian pada setiap bagian dilakukan perawatan dan pengecekan, apakah
pada bagian lantai, dinding, pipa, dan langit-langit terdapat kerusakan, retak dan
pecah pada lantai, cat mengelupas pada dinding, kotor dan bocor pada pipa, serta
Produksi udang beku rata-rata menggunakan tenanga kerja manusia pada proses
Kondisi pekerja yang banyak memiliki kontak langsung dengan produk harus
yang akan masuk ruang produksi harus terlebih dahulu di roll bagian tubuhya
supaya tidak ada kotoran yang menempel sehingga dapat terbawa masuk ke ruang
pekerja harus masuk ke dalam ruang sanitasi dan menggunakan sarung tangan
Sanitasi pekerja yang dilakukan pada produksi Udang beku juga meliputi banyak
hal, yaitu kebersihan rambut, kebersihan sepatu dan baju, juga larangan bagi
pekerja. Untuk mengawasi berjalannya program sanitasi yang efektif dalam suatu
kulit, dan pakaian) (Giyarto, 2004). Di PT. Central Pertiwi Bahari hal ini sudah
3.5.5 Rambut
Para pekerja di bagian produksi udang baik itu pada area receiver, deheading,
setting, peeling, dan finish product semuanya diwajibkan menggunakan inner dan
kepala sehingga mengurangi dampak akan adanaya rambut yang jatuh. Untuk
petugas pengawas yang berada didalam ruangan diberikan topi atau penutup
kepala. Topi yang digunakan juga untuk menandakan fungsi kerja masing masing.
Topi berwarna hijau menunjukan QC, biru untuk pengawas, dan warna merah for
men.
37
Setiap pekerja yang akan asuk ke dalam ruang produksi diwajibkan mencuci
tangan. Pekerja yang akan masuk harus nyemprotkan alkohol, kemudian mencuci
tangan dan dibilas menggunakan air bersih, setelah itu pekerja kembali
menyemprotkan alkohol pada bagian tangan. Hal ini diwajibkan untuk di lakukan,
baik oleh pekerja yang bersentuhan langsung dengan produk ataupun pekerja yang
tidak bersentuhan langsung dengan produk. Hal ini dilakukan agar meminimalisir
yang terdapat dipintu masuk setiap area proses produksi. Tahapan pencucian
tangan yang dilakukan dibagian konsentrat ini adalah tangan dibersihkan dengan
kembali dengan air. Pada PT. Central Pertiwi Bahari untuk pencucian tangan
lutut untuk menyalakan kran air sehingga tangan tetap bersih karena tidak perlu
adanya penutupan kran dengan tangan yang sudah melakukan sanitasi kemudian
Baju kerja yang digunakan merupakan seragam yang diberikan oleh pihak kantor.
Warna baju yang digunakan dibedakan berdasarkan area proses produksi. Pada
38
bagian receiver pekerja menggunakan baju berwarna hijau tua, pada bagian
deheading pekerja menggunakan baju berwarna hijau muda, pada bagian setting
dan peeling pekerja menggunakan baju berwarna biru, dan pada bagian finish
digunakan oleh petugas sanitasi, dimana petugas sanitasi memakai baju seragam
perbedaan warna topi sesuai fungsinya. Seragam yang digunakan juga harus
bersih dan dicuci setiap harinya. Oleh karena itu perusahaan menyediakan fasilitas
laundry , hal ini sesuai menurut Thaheer (2005), suatu pabrik seharusnya
3.5.2 Sepatu
Sepatu yang digunakan pada proses produksi yaitu boots berwarna putih.
Penggunaan sepatu boots yaitu unutk melindungi para pekerja dari lantai yang
Ketika memasuki ruang produksi, pekerja dilarang membawa barang, seperti tas,
ataupun aksesoris, seperti kalung, gelang, anting, jam tangan, bross, dan perhiasan
lainnya. Para pekerja tidak diperkenankan untuk memelihara kuku. Hal ini
39
Pekerja yang berada didalam ruang produksi dialarang bekerja dalam keadaan
sakit. Pada PT. Central Pertiwi Bahari selalu dilakukan pengecekan kesehatan
terhadap karyawan secara berkala selama 6 bulan sekali. Peraturan ini sesuai
badan, kondisi mental dan kemampuan fisik pekerja yang baru maupun yang akan
dipindahkan ke tempat kerja baru, sesuai dengan sifat pekerjaan yang diberikan
Lokasi produksi konsentrat pada PT. CPB terletak di lingkungan yang cukup jauh
dari lingkungan perkampungan. Bangun gedung produksi terbuat dari bahan wol
panel pada bagian dinding dan langit-langit. Pada bagian tengah dinding terdapat
busa yang kemudian dilapisi lagi dngan wol panel. Lantai gedung terbuat dari
marmer dengan kemiringan lantai 15ↄ C dan sudut berbentuk tumpul supaya tidak
terdapat genangan air. Jarak antar produk dengan lantai yaitu ±45 cm, sedangkan
jarak produk ke langi- langit 6 m2. Pembutan gedung yang digunakan pada PT.
Central Pertiwi Bahari sudah memenuhi standar sanitasi yang seharusnya. Toilet
juga terdapat jauh dari ruang produksi serta dielengkapi dengan peralatan yang
memadai. Hal ini sesuai dengan peraturan BPOM (2012b) yaitu lantai ruang
40
produksi menggunakan jenis lantai yang kedap air, batas lantai dengan dinding
tidak berbentuk siku-siku, terdapat adanya penutup lampu, serta peralatan toilet
yang lengkap.
dan mesin besar. Peralatan yang digunakan juga terbuat dari bahan yang mudah
dibersihkan dan tidak mudah berkarat. Pada beberapa alat pabrik pangan memang
yang diperbolehkan adalah bahan stainless steel dan alumunium untuk alat-alat
kecil tidak banyak yang digunakan akan disiram dengan menggunakan air dingin
tanggok dan lain-lain proses sanitasi dilakukan dengan steam air panas dengan
suhu maksimal 100ↄC. Pembersihan pada alat dilakukan secara berkala pada saat
setelah digunakan, hal ini disesuaikan dengan (Kemenkes, 2011) seharusnya alat
IV.1 KESIMPULAN
Berdasarkan kegiatan Praktik Umum yang telah dilakukan di PT. Central Pertiwi
1. Proses produksi udang beku di PT. Central Petiwi Bahari dilakukan melalui
2. Secara keseluruhan sanitasi pada PT. Central Petiwi Bahari mulai dari sanitasi
lingkungan, bangunan, pekerja, serta mesin dan peralatan sebagian besar sudah
dilaksanakan.
3. Sanitasi pekerja yang dilakukan pada produk meliputi banyak hal, yaitu
4. Aspek sanitasi bangunan di lokasi produksi di PT. Central Petiwi Bahari yang
meliputi pemilihan tempat industri, desain dan layout, lantai, dinding, langit-
langit, jendela dan ventilasi, serta pintu sudah sesuai dengan standar.
4.2 SARAN
pekerja. Terutama tentang pemakaian sarung tangan dan pakaian para pekerja
42
yang digunakan harus sesuai dengan standar serta mentaati peraturan yang telah
diharapkan dapat membentuk budaya kerja yang baik khususnya pada bagian
sanitasi.
43
DAFTAR PUSTAKA
[BPOM] Badan Pengawas Obat dan Makanan. 2012. Peraturan Kepala Badan
Damayanti, E. Yuliati, L. N. , Suprapti,. V. Y., Sari. F., . 2008. Aspek Sanitasi dan
Perikanan. Jakarta.
nasional. Jakarta.
44
Giyarto. 2004. Buku Ajar Sanitasi Industri dan Keamanan Pangan. Fakultas
Jenie, B.S. 1988. Sanitasi Dalam Industri Pangan. PAU IPB. Bogor.
Kartika, B. 1990. Sanitasi dalam Industri Pangan. Pusat Antar Universitas Pangan
Kotler, P. and Nancy, L.2005. Corporate Social Responsibilty. Doing the most
Good For you Company and your cause. Best Practices From Hewlett
Packard, Ben and Jerry’s, and other Leading Companies. Jhon Wiley
Gaithersburg. Maryland.
Nur Yani. 2006. Pengendalian mutu penanganan udang beku dengan konsep
September 2019].
Yogyakarta.
LAMPIRAN
47
48
49
50