ICS 65.150
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 65-07 Perikanan Budidaya, dan tidak untuk dikomersialkan”
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 65-07 Perikanan Budidaya, dan tidak untuk dikomersialkan”
SNI 7662-3:2021
Daftar Isi
©BSN 2021 i
SNI 7662-3:2021
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 65-07 Perikanan Budidaya, dan tidak untuk dikomersialkan”
Prakata
Standar ini merupakan bagian dari seri SNI deteksi IMNV yaitu:
- SNI 7662.1 Deteksi infectious myonecrosis virus (IMNV) pada udang penaeid-
Bagian 1: Metode reverse transcriptase - polymerase chain reaction
(RT - PCR)
- SNI 7662.2 Deteksi infectious myonecrosis virus (IMNV) pada udang penaeid -
Bagian 2: Metode histopatologi
- SNI 7662-3:2021 Deteksi Infectious Myonecrosis Virus (IMNV) - Bagian 3: Metode
quantitative real-time Reverse Transcription – Polymerase Chain
Reaction (qRT- PCR) menggunakan hydrolysis probe
Standar ini disusun oleh Komite Teknis 65-07 Perikanan Budidaya. Standar ini telah dibahas
dan disepakati dalam rapat konsensus yang dilaksanakan secara virtual pada tanggal 12
Oktober 2020, dengan dihadiri oleh pemangku kepentingan (stakeholders) terkait, yaitu
perwakilan dari pemerintah, pelaku usaha, konsumen, dan pakar. Standar ini telah melalui
tahap jajak pendapat pada tanggal 25 November 2020 sampai dengan 24 Januari 2021
dengan hasil akhir disetujui menjadi SNI.
Perlu diperhatikan bahwa kemungkinan beberapa unsur dari dokumen Standar ini dapat
berupa hak paten. Badan Standardisasi Nasional tidak bertanggung jawab untuk
pengidentifikasian salah satu atau seluruh hak paten yang ada
©BSN 2021 ii
SNI 7662-3:2021
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 65-07 Perikanan Budidaya, dan tidak untuk dikomersialkan”
Pendahuluan
SNI ini disusun dalam upaya pencegahan penyebaran Hama dan Penyakit Ikan (HPI)/Hama
dan Penyakit Ikan Karantina (HPIK) dengan cara mendeteksi virus patogen pada krustasea
dengan cepat, tepat dan akurat. Menurut World Organisation for Animal Health (OIE) Manual
of Diagnostic Tests for Aquatic Animals, inang IMNV adalah dari jenis krustasea.
1. Undang-undang No.16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan.
2. Undang-undang No. 31 Tahun 2004 tentang Perikanan Sebagaimana diubah Undang-
undang No.45 Tahun 2009.
3. Peraturan Pemerintah No.15 Tahun 2002 tentang Karantina Ikan.
4. Peraturan Pemerintah No. 57 Tahun 2015 tentang Sistem Jaminan Mutu dan Keamanan
Hasil Perikanan serta Peningkatan Nilai Tambah Produk Hasil Perikanan.
5. Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 2017 tentang Pembudidayaan Ikan.
6. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI No. PER.05/MEN/2005 tentang Tindakan
Karantina Ikan untuk Pengeluaran Media Pembawa Hama dan Penyakit Ikan Karantina.
7. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI No. PER.19/MEN/2010 tentang
Pengendalian Sistem Jaminan Mutu dan Keamanan Hasil Pangan.
8. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI No. 57/PERMEN-KP/2018 tentang
Laboratorium Kesehatan Ikan dan Lingkungan.
9. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI No. 09/PERMEN-KP/2019 tentang
Instalasi Karantina Ikan.
10. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI No. 11/PERMEN-KP/2019 tentang
Pemasukan Media Pembawa dan/atau Hasil Perikanan.
11. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI No. 13/PERMEN-KP/2019 tentang
Pengendalian Hama dan Penyakit Ikan.
12. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI No 6/PERMEN-KP/2020 tentang
Penyelenggaraan Kesejahteraan Ikan Pada Ikan Budidaya.
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 65-07 Perikanan Budidaya, dan tidak untuk dikomersialkan”
Deteksi Infectious Myonecrosis Virus (IMNV) - Bagian 3: Metode quantitative Real-Time
Reverse Transcription - Polymerase Chain Reaction (qRT- PCR) menggunakan
hydrolysis probe
1 Ruang lingkup
Standar ini menetapkan deteksi infectious myonecrosis virus (IMNV) pada krustasea dengan
metode quantitative real-time reverse transcription – polymerase chain reaction (qRT-PCR)
menggunakan hydrolysis probe.
2 Acuan normatif
Tidak ada.
Untuk tujuan penggunaan dokumen ini, istilah dan definisi berikut ini berlaku.
3.1
alikuot
pembagian menjadi beberapa ukuran yang lebih kecil agar memudahkan pemakaian dan
mencegah dari kemungkinan kontaminasi
3.2
amplifikasi
pelipatgandaan bagian tertentu dari asam deoksiribonukleat (DNA) virus dengan bantuan
reaksi enzim polimerase
3.3
annealing
proses penempelan primer pada DNA untai tunggal yang komplementer
3.4
asam deoksiribonukleat/deoxyribonucleic acid (DNA)
bagian dari sel yang membawa informasi genetik kepada keturunannya yang tersusun dari
gula ribosa, gugus fosfat, dan basa nitrogen (guanin, adenin, sitosin, urasil)
3.5
asam ribonukleat/ribonucleic acid (RNA)
materi genetik yang tersusun atas nukleotida dengan gula ribosa, gugus fosfat, dan basa
nitrogen (guanin, urasil, sitosin, timin)
3.6
biological safety cabinet level II
area kerja laboratorium dengan ventilasi udara yang telah direkayasa untuk mengamankan
pekerja yang bekerja dengan sampel material, lingkungan dan sampel material dari
kemungkinan bahaya kontaminasi atau menimbulkan bakteri/virus
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 65-07 Perikanan Budidaya, dan tidak untuk dikomersialkan”
3.7
denaturasi
proses pemisahan DNA untai ganda menjadi untai tunggal
3.8
ekstensi
proses pemanjangan primer dengan bantuan enzim DNA polymerase, sehingga akan
terbentuk DNA untai ganda
3.9
ekstraksi
proses pemisahan materi genetik jaringan contoh uji
3.10
hydrolysis probe
oligonukleotida dengan urutan basa spesifik yang dilabel dengan sebuah fluorophore secara
kovalen pada ujung 5’ dan sebuah quencher pada ujung 3’ yang akan berpendar ketika
terjadi proses amplifikasi
3.11
Infectious Myonecrosis Virus (IMNV)
merupakan virus RNA dari jenis totivirus dan famili Totiviridae, berbentuk ikosahedral dengan
diameter 40 nm
3.12
kontrol negatif amplifikasi/Negative Amplification Control (NAC)/No Template Control
(NTC)
kendali hasil reaksi PCR dengan menggunakan template berupa nuclease-free water atau
ddH2O yang diperlakukan sama dengan hasil ekstraksi contoh uji untuk mengetahui
terjadinya suatu kontaminasi dari dalam pada pelaksanaan real time PCR
3.13
kontrol negatif ekstraksi/Negative Extraction Control (NEC)
hasil ekstraksi yang berasal dari double destilated water (ddH2O) sebagai pengganti contoh
uji
3.14
kontrol positif amplifikasi/Positive Amplification Control (PAC)
hasil transkripsi in vitro plasmid rekombinan yang mengandung fragmen gen virus
3.15
kontrol positif ekstraksi/Positive Extraction Control (PEC)
hasil ekstraksi yang berasal dari organ yang terinfeksi atau organ yang dikontaminasi oleh
standar positif
3.16
limit deteksi/limit of detection (LoD)
jumlah copy atau molekul target terendah yang masih dapat dideteksi pada tingkat
kepercayaan 95 %
3.17
master mix
campuran yang berisi reagensia PCR sejumlah reaksi uji
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 65-07 Perikanan Budidaya, dan tidak untuk dikomersialkan”
3.18
media pembawa
ikan dan/atau benda lain yang dapat membawa hama dan penyakit ikan
3.19
PCR chamber yang dilengkapi UV
area kerja laboratorium yang dilengkapi dengan UV untuk mengamankan master mix yang
dipreparasi dari kontaminasi
3.20
primer
oligonukleotida dengan urutan basa spesifik yang digunakan sebagai awal sintesis DNA
secara in vitro
3.21
quantification cycle (Cq)/cycle threshold (Ct)
titik perpotongan antara kurva amplifikasi kontrol positif dengan garis cut-off
3.22
real-time PCR
suatu teknik PCR dengan metode analisa yang secara simultan dapat diamati hasil
amplifikasinya secara kuantitatif
3.23
salinan/copy
sejumlah fragmen yang dihasilkan dari proses amplifikasi PCR
3.24
standar positif
fragmen DNA sintetik/plasmid yang mengandung sekuens DNA target yang diketahui jumlah
copy
3.25
template RNA
RNA hasil ekstraksi yang digunakan sebagai cetakan untuk proses amplifikasi setelah
ditranskripsi balik menjadi cDNA
3.26
transkripsi balik/Reverse Transcription (RT)
proses sintesis cDNA dari template RNA dengan menggunakan enzim reverse
transcriptase
4 Prinsip umum
Prinsip dari metode ini adalah mengisolasi dan memurnikan RNA dari organ target/jaringan
yang diduga terinfeksi IMNV, dilanjutkan dengan transkripsi balik menjadi cDNA dan
diamplifikasi secara real-time.
5 Peralatan
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 65-07 Perikanan Budidaya, dan tidak untuk dikomersialkan”
d) freezer (suhu -20 °C sampai dengan -80 °C);
e) heating block;
f) hot plate stirrer dan stirrer bar;
g) inkubator;
h) mesin real-time PCR;
i) microcentrifuge (refrigerated 14.000 x g);
j) mikropipet berbagai ukuran (0,1 µL – 1000 µL);
k) minimixer;
l) PCR chamber yang dilengkapi UV;
m) penangas air;
n) peralatan bedah (gunting, pinset, pisau scalpel);
o) peralatan gelas (tabung reaksi, botol Schott, gelas ukur, erlenmeyer, gelas beaker,
cawan petri);
p) rak pendingin tabung mikro;
q) spin down centrifuge;
r) timbangan analitik.
6 Bahan
IMNV 412F : 5’-GGA CCT ATC ATA CAT AGC GTT TGC A-3’.
IMNV 545R : 5’-AAC CCA TAT CTA TTG TCG CTG GAT-3’.
IMNVp1 : 5’-6FAM-CCA CCT TTA CTT TCA ATA CTA CAT CAT CCC CGG-TAMRA-3’.
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 65-07 Perikanan Budidaya, dan tidak untuk dikomersialkan”
7 Prosedur
Contoh uji yang dapat digunakan untuk mendeteksi IMNV sesuai Tabel 1.
a) masukkan contoh uji sebanyak 20 mg ke dalam tabung mikro ukuran 1,5 mL;
b) tambahkan 500 µL RNA extraction solution ke dalam tabung mikro kemudian gerus
sampai halus lalu diamkan pada 25 °C – 30 °C selama 5 menit;
c) tambahkan 100 µL kloroform kemudian homogenkan selama 20 detik dan diamkan pada
25 °C – 30 °C selama 3 menit;
d) sentrifugasi pada 14.000 x g selama 15 menit;
e) pindahkan 200 µL supernatan ke dalam tabung mikro baru ukuran 1,5 mL dan
tambahkan 200 µL isopropanol;
f) homogenkan kemudian sentrifugasi pada 14.000 x g selama 10 menit;
g) buang supernatan dan cuci pellet dengan 500 µL etanol 75 % lalu sentrifugasi pada
12.000 x g selama 5 menit;
h) buang etanol lalu keringkan pellet;
i) larutkan pellet dengan 200 µL nuclease free water atau buffer TE.
j) simpan larutan RNA pada (-20°C) apabila segera digunakan dan untuk penyimpanan
lebih lama pada freezer dengan suhu yang lebih rendah dalam bentuk alikuot.
CATATAN Prosedur ekstraksi RNA disesuaikan dengan kit komersial yang digunakan.
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 65-07 Perikanan Budidaya, dan tidak untuk dikomersialkan”
b) lakukan pengenceran apabila konsentrasi yang diperoleh lebih tinggi dari yang
diperlukan;
c) ukur kemurnian RNA dengan menghitung perbandingan absorbansi panjang gelombang
260 nm dan 280 nm (Å 260 /Å 280);
d) lanjutkan proses berikutnya atau simpan larutan RNA pada maksimum -20 ⁰C.
7.4 Amplifikasi
Pada tahap amplifikasi, seluruh proses preparasi reagen pada a) sampai f) dilakukan pada
kondisi dingin, sebagai berikut:
a) buat larutan standar dengan pengenceran berseri sesuai Lampiran B;
b) cairkan template RNA, primer IMNV412F, primer IMNV545R, probe IMNVp1, nuclease-
free water (NFW) dan kit real-time PCR berbasis hidrolisis dengan meletakkan di rak
pendingin tabung mikro;
c) buat qRT-PCR master mix sesuai dengan Tabel 2. qRT-PCR master mix dihitung sesuai
jumlah contoh uji, ditambah dengan minimal 4 standar positif secara desimal (104
copy/µL, 103 copy/µL, 102 copy/µL, 101 copy/µL), dan kontrol negatif amplifikasi (non
template control = NTC);
d) homogenkan semua bahan qRT-PCR master mix dan distribusikan sebanyak 9 µL ke
masing-masing tabung 0,2 mL;
e) masing-masing tabung berisi 9 μL qRT-PCR master mix, ditambahkan 1 μL template
RNA, 1 μL NFW untuk kontrol negatif amplifikasi (NAC), hingga total volume tabung
masing-masing 10 μL;
f) template standar positif dengan 4 konsentrasi yang berbeda masing masing dimasukkan
sebanyak 1 µL ke dalam 9 µL larutan master mix;
g) lakukan amplifikasi di mesin real time PCR sesuai siklus pada Tabel 3.
Volume Konsentrasi
No Nama Bahan
(µL) Akhir
1 nuclease-free water 5 -
2 kit real-time PCR berbasis hidrolisis 2,5 1x
3 primer IMNV412F/Primer IMNV545R (5 μM tiap 1 0,5 μM (tiap
primer) primer)
4 probe IMNVp1 (2 µM) 0,5 0,1 μM
5 RNA template 1 1 ng - 50 ng RNA
Total 10
CATATAN Komposisi qRT-PCR master mix disesuaikan dengan manual kit dan mesin PCR
yang digunakan.
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 65-07 Perikanan Budidaya, dan tidak untuk dikomersialkan”
8 Interpretasi hasil
a) analisis data sesuai dengan software mesin real-time PCR yang digunakan;
b) interpretasi kurva amplifikasi adalah sebagai berikut:
‐ nilai cut off adalah batas terendah nilai Ct yang tidak memotong threshold dan
diperoleh dari nilai LoD atau kurva standar;
‐ contoh uji dinyatakan positif apabila terlihat naiknya kurva di atas garis threshold dan
nilai Ct lebih kecil dari nilai cut off;
‐ contoh uji dinyatakan negatif apabila berada di bawah garis threshold;
‐ apabila diperoleh konsentrasi copy/Ct lebih rendah dari nilai LoD, maka contoh uji
dinyatakan suspect dan harus dikonfirmasi ulang.
c) kuantifikasi salinan (copy) fragmen diproses oleh perangkat lunak komputer yang
terhubung dengan mesin real-time PCR yang digunakan.
a) seluruh tahapan pengerjaan diawali dengan membersihkan meja kerja dan alat
menggunakan larutan pembersih RNase;
b) hasil ekstraksi DNA mempunyai rasio Å260/Å280 berkisar 1,8 – 2,1;
c) amplifikasi dinyatakan baik apabila nilai slope (M) - 3,10 sampai dengan - 3,60 (setara
dengan efisiensi amplifikasi 90 % – 110 %);
d) proses real-time PCR valid bila dilihat dari kurva standar dengan nilai koefisien
determinasi (R2) > 0,985;
e) keterulangan (repeatability) untuk pengujian duplo harus mempunyai nilai Standar
Deviasi (SD) Ct < 0,32.
10 Pelaporan hasil
a) hasil pengujian IMNV dinyatakan dalam jumlah salinan (copy) fragmen/Ct. Contoh positif
ditunjukkan dengan nilai konsentrasi salinan (copy) fragmen/Ct pada angka tertentu;
b) penulisan laporan menyertakan gambar standar kurva dan tabel nilai konsentrasi salinan
(copy) fragmen/Ct;
c) contoh gambar kurva dan tabel jumlah salinan (copy) fragmen/Ct standar positif, sampel
uji, dan Negative Amplification Control (NAC) dapat dilihat pada Lampiran B.
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 65-07 Perikanan Budidaya, dan tidak untuk dikomersialkan”
Lampiran A
(informatif)
Pembuatan larutan standar positif
a) encerkan larutan standar stok berupa plasmid kontrol positif IMNV konsentrasi 106
copy/µL dalam larutan buffer TE dengan perbandingan 1:9;
b) masukkan 2 µL standar stok positif ditambah dengan 18 µL larutan buffer TE,
homogenkan untuk mendapatkan konsentrasi 105 copy/µL;
c) lakukan pengenceran secara berseri seperti pada Gambar B.1;
d) larutan standar positif siap untuk digunakan sebagai template pada pengujian IMNV
dengan qRT- PCR.
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 65-07 Perikanan Budidaya, dan tidak untuk dikomersialkan”
Lampiran B
(informatif)
Contoh gambar kurva dan tabel jumlah salinan (copy) RNA
Kurva hasil pengujian IMNV dengan real time PCR disajikan pada Gambar B.1.
Lakukan analisis data sesuai dengan software mesin real-time PCR yang digunakan.
(
b (
1 a 1 (
1 1 1 1 1
0 c
0 0 0 0 0 0
Gambar B.1 - Kurva standar IMNV dan contoh dengan nilai threshold
10 dari 13
SNI 7662-3:2021
©BSN 2021
SNI 7662-3:2021
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 65-07 Perikanan Budidaya, dan tidak untuk dikomersialkan”
Tabel B.1 - Contoh laporan hasil kuantifikasi salinan (copy) RNA
28 Standar IMNV 108 Standard 12,92 100 000 000 100 000 000 Positif
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 65-07 Perikanan Budidaya, dan tidak untuk dikomersialkan”
Lampiran C
(informatif)
Ekstraksi RNA dengan metode spin column
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 65-07 Perikanan Budidaya, dan tidak untuk dikomersialkan”
Bibliografi
[1] Andrade TPD, SrisUVan T, Tang KFJ, Lightner DV. 2007. Real-time reverse
transcription polymerase chain reaction assay using TaqMan probe for detection and
quantification of Infectious myonecrosis virus. Aquaculture 264 (2007) 9-15.
[2] OIE. 2019. Manual of Diagnostic Tests for Aquatic Animals. Chapter 2.2.5.