SNI 8678-3:2021
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 65-07 Perikanan Budidaya, dan tidak untuk dikomersialkan”
Standar Nasional Indonesia
ICS 65.150
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 65-07 Perikanan Budidaya, dan tidak untuk dikomersialkan”
SNI 8678-3:2021
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 65-07 Perikanan Budidaya, dan tidak untuk dikomersialkan”
Daftar Isi
©BSN 2021 i
SNI 8678-3:2021
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 65-07 Perikanan Budidaya, dan tidak untuk dikomersialkan”
Prakata
Standar ini merupakan bagian dari seri SNI 8678 Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei)
yang terdiri dari beberapa bagian yaitu:
Perlu diperhatikan bahwa kemungkinan beberapa unsur dari dokumen standar ini dapat
berupa hak paten. Badan Standar Nasional tidak bertanggung jawab untuk
pengidentifikasian salah satu atau seluruh hak paten yang ada.
©BSN 2021 ii
SNI 8678-3:2021
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 65-07 Perikanan Budidaya, dan tidak untuk dikomersialkan”
Pendahuluan
Indonesia sebagai negara produsen ikan dan udang yang ditujukan untuk memenuhi
kebutuhan konsumsi dalam negeri maupun ekspor, dituntut untuk mengembangkan
pengendalian sistem mutu untuk menjamin keamanan hasil perikanan. Di bidang perikanan
budidaya, pengendalian sistem mutu dan keamanan hasil perikanan budidaya antara lain
melalui penerapan Cara Pembenihan Ikan yang Baik (CPIB).
Untuk menjamin mutu induk secara konsisten dan berkesinambungan, pengendalian mutu
perlu dilakukan mulai dari praproduksi, proses produksi sampai dengan pascaproduksi, agar
hasilnya dapat memenuhi persyaratan mutu yang telah ditentukan dan sesuai dengan
harapan pelanggan. Mengingat jaminan mutu telah menjadi tuntutan perdagangan global,
hal tersebut perlu mendapat perhatian para pelaku usaha pembenihan dalam memenangkan
persaingan produknya.
Untuk itu, perlu disusun revisi SNI produksi induk udang vaname sebagai suatu standar yang
berlaku nasional, yang mengacu pada standar-standar di atas.
Dalam perumusan standar ini memperhatikan peraturan berikut:
1. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2017 tentang Pembudidayaan Ikan
2. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor PER.19/MEN/2010 tentang
Pengendalian Sistem Jaminan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan.
3. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 35 Tahun 2016 Tentang Cara
Pembenihan Ikan yang Baik.
4. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor 75 Tahun 2016 tentang Pedoman
Umum Pembesaran Udang Windu (Penaeus monodon) dan Udang Vaname
(Litopenaeus vannamei).
5. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor PER.57/ PERMEN-KP /2018
tentang Laboratorium Kesehatan Ikan dan Lingkungan.
6. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 55/PERMEN-KP/2018 tentang Pakan
Ikan.
7. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor 13/PERMEN-KP/2019 tentang
Pengendalian Hama dan Penyakit Ikan.
8. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 1/PERMEN-KP/2019 tentang Obat
Ikan.
9. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 6/PERMEN-
KP/2020 tentang Penyelenggaraan Kesejahteraan Ikan Pada Ikan Budidaya.
10. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor KEP.02/MEN/2007 tentang Cara
Budidaya Ikan yang Baik.
11. Keputusan Menteri Nomor 78/MEN/2009 tentang pelepasan Varietas Udang Vaname
Unggul Nusantara I.
12. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 52A/MEN/2013 tentang Persyaratan
Jaminan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan pada Proses Produksi, Pengolahan dan
Distribusi.
13. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor 91/Men/2018 tentang Penetapan
jenis-jenis Ikan Karantina, Golongan dan Media Pembawa.
14. Keputusan Peraturan Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Nomor 6/KEP-DJPB/2018
tentang Perubahan Atas Keputusan Peraturan Direktur Jenderal Perikanan Budidaya
Nomor 16/KEP-DJPB/2017 Tentang Daftar Penyakit Ikan Penting Di Indonesia.
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 65-07 Perikanan Budidaya, dan tidak untuk dikomersialkan”
Udang vaname (Litopenaeus vannamei, Boone 1931) -
Bagian 3: Pemeliharaan calon induk model indoor
1 Ruang lingkup
Standar ini menetapkan persyaratan praproduksi, proses produksi dan pemanenan pada
pemeliharaan calon induk udang vaname (Litopenaeus vannamei, Boone 1931) model
indoor.
2 Acuan normatif
Dokumen acuan berikut sangat diperlukan untuk penerapan dokumen Standar ini. Untuk
acuan bertanggal, hanya edisi yang disebutkan yang berlaku. Untuk acuan tidak bertanggal,
berlaku edisi terakhir dari dokumen acuan tersebut (termasuk seluruh
perubahan/amendemennya).
SNI 2332.3, Cara uji mikrobiologi-Bagian 3: Penentuan angka lempeng total (ALT) pada
produk perikanan
SNI 6989.11, Air dan air limbah - Bagian 11: Cara uji derajat keasaman (pH) dengan
menggunakan alat pH meter
SNI 6989.22, Air dan air limbah – Bagian 22: Cara uji nilai permanganat secara titrimetri
SNI 6989.23, Air dan air limbah - Bagian 23: Cara uji suhu dengan termometer
SNI 6989.30, Air dan air limbah - Bagian 30: Cara uji kadar amonia dengan
spektrofotometer secara fenat
American Public Health Association (APHA) dan AWWA (American Water Works
Association) Standard Methods for The Examination of Water and Wastewater, Edisi 23,
2017
Untuk tujuan penggunaan dokumen ini, istilah dan definisi berikut ini berlaku.
3.1
air pasok
air yang bersumber dari tandon dialirkan ke bak pemeliharaan
3.2
bak induk
wadah yang digunakan untuk memelihara udang dari ukuran benih sampai induk
©BSN 2021 1 dari 8
SNI 8678-3:2021
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 65-07 Perikanan Budidaya, dan tidak untuk dikomersialkan”
3.3
bak tandon
penampungan air siap pakai setelah melalui proses filtrasi dan sterilisasi
3.4
disinfeksi air
proses pembersihan hama dan penyakit ikan dengan bahan disinfektan
3.5
induk udang vaname
udang vaname yang bentuk morfologisnya sebagai udang dewasa yang mempunyai ukuran
untuk jantan bobot minimal 35 gram, panjang minimal 17 cm dan umur minimal 6 bulan dan
untuk betina bobot minimal 40 gram, panjang minimal 18 cm dan umur minimal 6 bulan serta
siap digunakan pada pembenihan
3.6
model indoor
cara budidaya di dalam suatu bangunan tertutup
3.7
pemeliharaan calon induk
rangkaian kegiatan pemeliharaan benur vaname sampai ukuran induk yang seluruh
sistemnya meliputi praproduksi, proses produksi dan panen dilaksanakan secara terkendali
3.8
pengelolaan air
mekanisme perlakuan air pasok dan air pemeliharaan agar memenuhi persyaratan baku
mutu
3.9
praproduksi
rangkaian kegiatan persiapan dalam memproduksi induk udang vaname dengan
persyaratan yang harus dipenuhi meliputi lokasi, sumber air, wadah, benih, peralatan, bahan
kimia dan pakan
3.10
proses produksi
rangkaian kegiatan produksi calon induk udang vaname untuk menghasilkan induk udang
vaname dengan persyaratan yang harus dipenuhi yang meliputi umur, kualitas air, padat
tebar, bobot, panjang, penggunaan obat-obatan, penggunaan pakan, pemeliharaan air
media waktu pemeliharaan dan tata cara pemeriksaan kesehatan
3.11
tingkat kelangsungan hidup
jumlah udang yang hidup pada saat panen dibandingkan dengan jumlah udang yang ditebar
4 Praproduksi
4.1 Lokasi
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 65-07 Perikanan Budidaya, dan tidak untuk dikomersialkan”
c) sumber air tawar dan laut: tersedia sepanjang tahun dan memenuhi persyaratan baku
mutu air budidaya;
d) infrastruktur memadai (antara lain: tersedia jaringan jalan,listrik, alat komunikasi dan alat
ukur kualitas air dan lingkungan).
4.2 Wadah
4.2.1 Tandon
4.2.2 Pemeliharaan
4.3 Bahan
a) benih udang yang digunakan minimal PL10 bebas penyakit sesuai di dalam daftar
penyakit Hama Penyakit Ikan Karantina (HPIK) dan Hama Penyakit Ikan Penting yang
dihasilkan dari induk yang terseleksi dan hasil pemuliaan;
b) pakan buatan (pelet) udang dengan kadar protein minimal 36 %;
c) probiotik, bahan kimia, obat-obatan dan multivitamin yang terdaftar di Kementerian
Kelautan dan Perikanan;
d) disinfektan: iodin 10 %, kalium permanganat (KMnO4), klorin, UV dan atau ozon;
e) kapur;
f) panen dan pengemasan: es batu, oksigen, kantong plastik dan karet pengikat.
4.4 Peralatan
Pengelolaan kualitas air pasok dan air pemeliharaan yang digunakan selama proses
produksi induk diupayakan untuk memenuhi persyaratan sesuai Tabel 1.
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 65-07 Perikanan Budidaya, dan tidak untuk dikomersialkan”
Tabel 1 - Persyaratan kualitas air pasok dan air pemeliharaan
Memiliki fasilitas pengelolaan limbah yang menjamin baku mutu air limbah budidaya.
5 Proses produksi
a) perbaikan konstruksi;
b) bak didisinfeksi dengan klorin minimal 100 mg/L selama 24 jam dan selanjutnya dibilas
air tawar;
c) sterilisasi instalasi aerasi (perendaman, pembersihan, pencucian, pembilasan,
pengeringan).
Pemberian pakan buatan pada produksi induk udang vaname diberikan dalam bentuk pelet
dengan kandungan protein minimal 36 % dan frekuensi 4 kali - 6 kali sehari. Lama
pemeliharaan, padat tebar dan dosis pakan induk udang vaname sesuai Tabel 2.
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 65-07 Perikanan Budidaya, dan tidak untuk dikomersialkan”
Tabel 2 – Lama pemeliharaan, padat tebar, dosis pakan dan kelangsungan hidup
Tingkat
Bobot
Umur Padat tebar Dosis pakan Ukuran kelangsungan
individu
(hari) (ekor/m2) (% biomassa/hari) panen (g) hidup kumulatif
(g)
(%)
10 - 30 1) < 3,0 200 - 300 7,0 - 5,0 ≥ 95
31 - 60 1) 5,0 - 2,4 minimal 8,0 ≥ 95
61 - 70 minimal 8,1 85 - 140 2,4 - 2,2 minimal 11 ≥ 90
70 - 80 minimal 11,1 75 - 110 2,2 - 2,0 minimal 13 ≥ 90
81 - 120 minimal 13,1 40 - 50 2,0 - 1,6 minimal 21 ≥ 80
120 - 180 minimal 21,0 30 1,6 - 1,4 minimal 33 ≥ 75
> 180 2) > 33 2) 20 <1,4 ≥ 75
1) selama waktu pemeliharaan 60 hari pertama tidak dilakukan penjarangan
2) induk bisa dipijahkan pertama kali setelah dipelihara 2 minggu – 4 minggu
6 Penerapan biosekuriti
Dilakukan untuk memastikan air yang dikeluarkan sesuai dengan baku mutu air limbah yang
diijinkan.
8 Panen
9.1.1 Suhu
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 65-07 Perikanan Budidaya, dan tidak untuk dikomersialkan”
9.1.2 pH air
Pengukuran oksigen terlarut dilakukan dengan menggunakan alat dissolved oxygen (DO)
meter dinyatakan dalam mg/L.
9.1.4 Alkalinitas
9.1.5 Salinitas
Pengukuran kualitas air seperti amonia, nitrit, nitrat, bahan organik, dan kepadatan terlarut
seminggu sekali sesuai American Public Health Association (APHA) dan AWWA (American
Water Works Association) Standard Methods for The Examination of Water and Wastewater,
Edisi 23, 2017.
9.2.1 Amonia
9.2.2 Nitrit
Pengukuran total padatan tersuspensi dilakukan dengan sesuai dengan SNI 6989.3.
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 65-07 Perikanan Budidaya, dan tidak untuk dikomersialkan”
9.3 Penggunaan bahan
9.3.1 Kapur
Dilakukan dengan menghitung dosis kapur g/m2 dikalikan luas wadah pemeliharaan yang
dinyatakan dalam gram (g).
9.3.2 Disinfektan
Dilakukan dengan menghitung dosis disinfektan dikalikan volume air dalam bak
pemeliharaan yang dinyatakan dalam miligram (mg).
9.4 Pemeriksaan kesehatan
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 65-07 Perikanan Budidaya, dan tidak untuk dikomersialkan”
Bibliografi
[1] SNI 7813, Pakan buatan untuk produksi benih udang vaname (Litopenaeus vannamei.
[4] SNI 8678-4, Udang vaname (Litopenaeus vannamei) - Bagian 4: Produksi benih.
[5] SNI 8680, Prasarana dan sarana pengelolaan limbah budidaya udang.
[6] Subaidah, S, Prabowo, W.T, 2007, Breeding Program Udang Vaname (Litopenaeus
vannamei). Laporan Hasil Perekayasaan.
[7] Subjakto, S, Prabowo, W.T. 2009. Penerapan Bioteknologi dalam Produksi Induk
Udang Vaname (Litopenaeus vannamei), Makalah Seminar.
[8] Prabowo, W.T, Mulyadi, 2012. Penggunaan Pelet untuk Maturasi Sebagai Subtitusi
Pakan Segar dalam Produksi Nauplius Udang Putih (Litopenaeus vannamei). Makalah
Hasil Perekayasaan.