Anda di halaman 1dari 36

Karawang, 25 Februari 2020

KEBIJAKAN SISTEM SERTIFIKASI


DALAM RANGKA JAMINAN MUTU DAN
KEAMANAN HASIL PERIKANAN

PUSAT PENGENDALIAN MUTU


BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN
2020
RUANG LINGKUP

I. PENDAHULUAN
II. SISTEM PERDAGANGAN EKSPOR HASIL
PERIKANAN
III. PENGERTIAN SISTEM
IV. SISTEM SERTIFIKASI JAMINAN MUTU DAN
KEAMANAN HASIL PERIKANAN
V. PERSYARATAN EKSPOR DAN PROSEDUR
SERTIFIKASI
I. PENDAHULUAN
1. Data Umum
Indonesia : 17.502 pulau dan panjang pantai 81.000 km
70 % atau 2/3 bagian : lautan
Potensi perikanan laut (MSY) : 12,5 juta ton/tahun

Produksi hasil perikanan (2017) : 24.15 juta ton


 Tangkap : 6,93 juta ton
 Budidaya : 17.22 juta ton

Pasar lokal : + 96 %
Ekspor (2017) : + 4%
 Volume : 979.910 ribu ton (+ 4 %)
 Value : 4,51 milyar US$
2. Ikan Sebagai Komoditi Strategis
1. Komoditi Pangan
 Sebagai Ketahanan Pangan
 Sebagai Sumber gizi (konsumsi dalam negeri tahun 2018 : + 50,69
kg/kapita/tahun)
 Harus Memenuhi persyaratan mutu dan keamanan pangan

2. Komoditi Perdagangan (Ekonomi)


 Komoditi ekspor penghasil devisa negara
 Memerlukan daya saing agar diterima di pasar
Harus memenuhi persyaratan mutu dan keamanan pangan

Kelebihan Kelemahan
 Asam amino esential (20 Asam Amino)  Mudah membusuk (Gizi berubah
 Vitamin dan mineral (Vit. A, Vit. B, Vit. B6, Vit. menjadi racun)
B12, Fe, Yodium, Selenium, Zink, Flour)  Rawan cemaran :
 Asam lemak omega 3 (EPA dan DHA) • mikrobiologi : bakteri,
 Kandungan proksimat • logam berat (Merkuri, dll)

DIPERTAHANKAN DICEGAH

MELALUI : SISTEM JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN


Pentingnya Sistem Jaminan Mutu dan Sertifikasi
 Sebagai jaminan mutu dan keamanan kepada
konsumen (negara importir)
 Persyaratan pemasukan barang ke negara penerima
(importing country)
 In Process Inspection (IPI) di Port Entry (Traceability)

PERLU SISTEM
Pentingnya HACCP
 Pemenuhan terhadap persyaratan legal untuk menghasilkan
produk yang aman
 Membangun kepercayaan konsumen (branding)
II. SISTEM PERDAGANGAN EKSPOR HASIL PERIKANAN

1. Business to Business (B to B)
 Sistem tidak melalui pemerintah/ Otoritas Kompeten,
sistem hanya berlaku antara Buyer dan Produsen
Jepang Thailand
Malaysia
 Inspeksi terhadap produsen dilakukan langsung oleh
pihak buyer dan tanpa melalui Otoritas Kompoten
Singapura

2. Government to Business (G to B)
 Produsen mendaftar ke Otoritas Kompeten negara
importir (US-FDA) sepanjang ada rekomendasi dari
Buyer

 Inspeksi terhadap produsen dilakukan oleh Otoritas


Kompeten negara importir
USA
 US-FDA tidak mewajibkan produk yang diekspor
dilengkapi dengan HC tetapi “WAJIB HACCP”
3. Government to Government (G to G)

1. Negara eksportir dan importir telah memiliki kerjasama (MRA/MOU)


2. Sistem inspeksi, sertifikasi (HACCP, HC), pendaftaran UPI ke negara
importir melalui pemerintah/Otoritas Kompeten
3. Hanya UPI yang telah memiliki sertifikat HACCP dan terdaftar di
negara importir yang dapat melakukan ekspor.
4. Produk disertai HC (format ditetapkan negara importir melalui
persetujuan Otoritas Kompeten NEGARA EKSPORTIR)
5. Inspeksi : Otoritas Kompeten negara importir Ke Otoritas Kompoten
negara eksportir (Inspeksi ke UPI SEBAGAI SAMPLING)

Uni Eropa, Korea, EEC


China, Vietnam, Kanada, PERLU SISTEM
Norwegia
III. PENGERTIAN SISTEM
1. SISTEM
● Satu kesatuan (unity) yang kompleks yang dibentuk oleh bagian-bagian yang
berbeda-beda (diserve) yang masing-masing terikat pada rencana yang sama
atau berkontribusi untuk mencapai tujuan yang sama
● Kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan
tertentu
● Suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan,
berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk
menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu

2. SUB SISTEM
Komponen/elemen-elemen di dalam suatu
sistem yang saling berinteraksi (bekerjasama)
membentuk satu kesatuan

mempunyai sifat-sifat dari sistem untuk menjalankan


suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses
sistem secara keseluruhan
Karakteristik Sistem

INPUT
SISTEM

PROSES
Subsistem Subsistem

OUTPUT

Subsistem
Subsistem

Environment (lingkungan)

Boundary
Interface
(batas sistem)
(penghubung)
B. SUB SISTEM DI OTORITAS KOMPETEN

1. YURIDIKSI
 UU 3. PELAKU
 PP  Kapal
 Per/Kep Men :  Tambak
• Peraturan System CA  Suplier
• Hulu –Hilir  Pelabuhan
• Sub System  Unit Pengolahan Ikan
 Keputusan Ka Ban, SOP
4.SERTIFIKASI
2. KELEMBAGAAN/  Unit : CBIB, CPIB, HACCP,
ORGANISASI HC
 Lembaga Inspeksi dan  Personel : Inspektur, Analis,
Sertifikasi : Quality Control
Pusat dan daerah

 Laboratorium
IV. SISTEM SERTIFIKASI JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN
A. PERATURAN/KEBIJAKAN
1. UU Nomor 18 tahun 2012 tentang Pangan, Pasal 68 ayat 3
2. UU Nomor UU 31 tahun 2004 tentang PERIKANAN sebagaimana diubah dengan UU 45 tahun
2009, Pasal 22 – 24
3. Peraturan Pemerintah Nomor 57 tahun 2015 tentang Sistem Jaminan Mutu dan Keamanan Hasil
Perikanan serta Peningkatan Nilai Tambah Produk Hasil Perikanan
4. PERMEN KP NO. PER/19/MEN/2010 tentang Pengendalian Sistem Jaminan Mutu dan
Keamanan Hasil Perikanan
5. PERMEN KP NO. PER/02/MEN/2007 tentang Monitoring residu obat, bahan kimia, bahan
biologi dan kontaminan pada pembudidayaan ikan
6. KEPMEN KP NO. 02/MEN/2007 tentang Cara budidaya ikan yang baik
7. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 52A/KEPMEN-KP/2013 tentang
Persyaratan Jaminan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Pada Proses Produksi, Pengolahan
dan Distribusi
8. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 51/MEN/2018 tentang Persyaratan dan
Tata Cara Penerbitan Sertifikat Penerapan Program Manajemen Mutu Terpadu / Hazard
Analysis and Critical Control Point
9. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 52/MEN/2018 tentang Persyaratan dan
Tata Cara Penerbitan Sertifikat Cara Penanganan Ikan yang Baik di Supplier
10. Peraturan Kepala Badan NO. PER 03/BKIPM/2011 tentang Pedoman Teknis Penerapan Sistem
Jaminan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan
11. MRA/MOU dengan Negara Mitra
12. Standar Nasional Indonesia
PERMEN KP NO. PER.19/MEN/2010, tentang
Pengendalian Sistem Jaminan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan
BAB II
TANGGUNG JAWAB PENGENDALIAN
Pasal 4 :
Menteri memberikan kewenangan Kepada Kepala Badan sebagai Otoritas
Kompeten untuk melakukan pengendalian sistem jaminan mutu dan
keamanan hasil perikanan
Pasal 5 ayat 3 :
Sertifikat Penerapan HACCP diberikan kepada UPI apabila telah memiliki
Sertifikat Kelayakan Pengolahan (SKP) dan telah menerapkan konsepsi
HACCP
Pasal 5 ayat 4 :
SKP diterbitkan oleh Direktur Jenderal PDSKP sebagai HASIL PEMBINAAN
terhadap UPI yang telah menerapkan GMP dan SSOP
Pasal 5 ayat 5 :
HC diberikan apabila UPI konsisten dalam memenuhi persyaratan
PENERAPAN HACCP
BAB III
SERTIFIKASI
Pasal 16 ayat 3 :
Sertifikat CBIB diterbitkan oleh Kepala UPT lingkup Ditjen
Budidaya atau Kepala Dinas atas nama Otoritas Kompeten
Pasal 16 ayat 4 :
Sertifikat CPIB pada kapal penangkap atau pengangkut ikan
diterbitkan oleh Kepala Pelabuhan Perikanan atau Kepala Dinas
atas nama Otoritas Kompeten
Pasal 16 ayat 5 :
Sertifikat CPIB pada tempat pengumpulan, suplier, atau unit
distribusi diterbitkan oleh Kepala UPT di lingkungan Badan,
Kepala Dinas atau pihak ketiga yang berkompeten atas nama
Otoritas Kompeten
Pasal 16 ayat 6 :
Sertifikat Penerapan HACCP diterbitkan oleh Kepala
Badan selaku Otoritas Kompeten

Pasal 16 ayat 7 :
HC dalam pelaksanaannya diterbitkan oleh Kepala UPT
di lingkungan Badan, Pimpinan Laboratorium atau pihak
ketiga yang berkompeten atas nama Otoritas Kompeten
Keputusan Direktur Jenderal

1. Keputusan Dirjen P2HP NO. KEP.010/DJ-P2HP/2007


Tentang Program Pengendalian dan Monitoring Hasil Perikanan
3. Keputusan Dirjen Perikanan Budidaya NO. KEP.116/ DPB/HK.
150.D4/I/2007, Tentang Pedoman Pelaksanaan Monitoring Residu
Obat, bahan Kimia, Bahan Biologi dan atau Kontaminan pada
Pembudidayaan Ikan
4. Keputusan Dirjen Perikanan Budidaya NO. KEP.01/
DPB/HK.150.154/S4/II/2007, Tentang Pedoman dan Daftar Isian
Sertifikasi Cara Budidaya Ikan Yang Baik
2. Keputusan Kepala Badan NO. KEP.03/BKIPM/2010,
Tentang Pedoman Penerapan Sistem Jaminan Mutu dan
Keamanan Hasil Perikanan
• Regulation (EC) 178/2002 laying down the general principles and
requirements of food law, establishing the European Food Safety
Authority and laying down procedures in matters of food safety

• Regulation (EC) 882/2004 on official controls performed to ensure


the verifivation of compliance with feed and food law, animal
health and animal welfare rules

• Regulation (EC) 852/2004 on the hygiene of foodstuffs

• Regulation (EC) 853/2004 laying down specific hygiene rules for


food of animal origin
MEN KP

Komisi Approval BKIPM


(TOP MANAGER)

Manager Mutu & Deputy Manager

Manager Teknis Mutu dan Manager Teknis Manager Teknis


Karantina Ikan Budidaya Perikanan Tangkap

Manager Teknis Manager Teknis


Manager Teknis Kes Ling Pelabuhan
Sertifikasi Mutu dan
Keamanan HP Manager Teknis
Manager Teknis
Produksi
Manager Teknis
Kapal Penangkap
Karantina Ikan Manager Teknis
Perbenihan

Laboratorium Acuan
LEMBAGA INSPEKSI DAN Pendelegasian Otoritas
SERTIFIKASI
SISTEM SERTIFIKASI MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN HULU – HILIR
SISTEM JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN

SERTIFIKASI
Pakan/ CBIB SERTIFIKASI
Obat-obatan
CPIB
MONITORING
Bio Security

AQUACULTURE Supplier
NRCP UNIT
PENGOLAHAN PRODUK DISTRIBUSI
PERIKANAN IKAN DAN PASAR
Tempat pendaratan Supplier
Kapal TANGKAP
/pelabuhan
(Kapal)

monitoring SERTIFIKASI (HC)


TRANSPORTASI SERTIFIKASI
SERTIFIKASI - Mutu dan keamanan pangan
HACCP hasil perikanan
CPIB

TRACEABILITY

No matter how good a company organizes one element of a chain,


if any other part of the chain doesn’t perform, the whole chain is contaminated
SERTIFIKASI DALAM PENGENDALIAN SJMKHP

 Konsistensi Penerapan
1 TAMBAK UNIT PENGOLAHAN HACCP
3 IKAN  Pengujian Laboratorium

1. Sertifikat CBIB
2. Monitoring Residu/bahan Sertifikat HACCP :
4 PRODUK
berbahaya 1.Pre-Requisite
3. NRMP Programme
(GMP/SSOP) Health
1. Sertifikat CPIB 2. Penerapan 7 (tujuh) Certificate
(kapal/suplier) prinsip HACCP
2. Sertifikat HACCP
3. Monitoring Traceability
Residu/Bahan Berbahaya Diterbitkan oleh :
Lembaga Inspeksi dan
Sertifikasi a/n BKIPM
2 KAPAL/SUPLIER
V. PERSYARATAN EKSPOR dan PROSEDUR SERTIFIKASI

Memiliki Sertifikat
Penerapan HACCP
A. PERSYARATAN
DALAM NEGERI
Produk dilengkapi Diterbitkan :
Health Certificate Lembaga Inspeksi dan
(HC) Sertifikasi yang
diberikan
pendelegasian oleh
Otoritas Kompeten

PERSYARATAN EKSPOR KE Approval/Register Number


NEGARA MITRA (berdasarkan MRA/MOU)
1. SERTIFIKASI HACCP

A. Definisi dan Prinsip HACCP

DEFINISI :
Suatu sistem yang bersifat sistemik dan sistematik serta
berdasarkan kajian ilmiah untuk mengidentifikasi, mengevaluasi
dan mengendalikan bahaya (hazard) yang spesifik untuk keamanan
pangan

PRINSIP :
 EPI (End Product Inspection) Vs IPI (In Process Inspection)
 Causalitas (sebab akibat)
 Preventive Vs Represive
B. JENIS SERTIFIKASI HACCP BERDASARKAN JENIS/POTENSI HAZARD

1. Berdasarkan Jenis Ikan/ 2. Berdasarkan Jenis Olahan


Bahan baku Segar
Ikan demersal Beku
 Ikan Pelagis Kaleng : pasteurisasi/sterilisasi
 Cephalopoda Kering
 Udang : tambak/laut dll
 dll

Hazard/Bahaya
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan makanan tidak
aman dikonsumsi atau merugikan konsumen baik
biologis, kimiawi maupun fisik
PERSYARATAN
 Memiliki unit/tempat kegiatan penanganan/pengolahan
 Memiliki SKP

MASA BERLAKU : 2 TAHUN


Verifikasi tahunan oleh Competent Authority

KLASIFIKASI :
● Grade A : kritis 0, serius 0, mayor maks 5, minor maks 6
● Grade B : kritis 0, serius maks 2, mayor maks 10, minor maks 7;
(jumlah mayor dan minor < 10)
● Grade C : kritis 0, serius maks 4, mayor maks 11, minor NA
FAKTOR YANG DIEVALUASI DALAM INSPEKSI SISTEM HACCP

SSOP GMP
1. Keamanan Air dan Es
2. Kondisi dan kebersihan Sarana / 1. SELEKSI BAHAN
Prasarana yang kontak langsung BAKU
dengan produk
3. Pencegahan Kontaminasi Silang 2. PENANGANAN DAN
4. Pemeliharaan Fasilitas PENGOLAHAN
Sanitasi/Pencucian Tangan/Toilet 3. BAHAN PEMBANTU
5. Perlindungan Produk/bahan 4. BAHAN KIMIA
pengemas/Alat dari Bahan-bahan
Kimia/kontaminan 5. PENGEMASAN
6. Pelabelan, Penyimpanan dan 6. PENYIMPANAN
penggunaan bahan kimia berbahaya
7. DISTRIBUSI
7. Pengendalian Kesehatan Karyawan
8. Pest Control

FISIK DAN PENERAPAN


b. HACCP manual dan Penerapannya
 Rancangan HACCP
 Personil (Tim HACCP)
 Penerapan HACCP
 Sistem Verifikasi

c. Komitmen Manajemen (Tim HACCP dan Management)


 Audit Internal
 Corrective Action (Tindakan Perbaikan)
 Kejujuran data dan rekaman penerapan HACCP
PROSEDUR SERTIFIKASI HACCP

UNIT PENGOLAHAN IKAN


Inspeksi
Tindakan
Permohonan
Perbaikan
SERTIFIKAT
HACCP

Penugasan
Inspektur BKIPM
Laporan

● Audit secara periodik oleh Lembaga Inspeksi dan Sertifikasi untuk penerbitan HC
(SURVAILEN sesuai Grade HACCP (min) : A dan B setiap 3 bulan; C setiap 2 bulan)
● Verifikasi minimal 1 tahun 1 kali
● Jika terdapat ketidak sesuaian : :
 Sertifikat HACCP tidak diterbitkan
 Suspend
 Sertifikat HACCP dicabut
SERTIFIKASI
HACCP
TRACEABILITY

PENGAWASAN CCP

PENERAPAN CCP

PENERAPAN PROSEDUR SANITASI


(SSOP)

PENERAPAN CARA BERPRODUKSI YANG BAIK DAN BENAR


(GMP)
GRADE HACCP DAN NEGARA TUJUAN EKSPOR

JUMLAH PENYIMPANGAN
GRADE TUJUAN EKSPOR
Kritis Serius Mayor Minor

A 0 0 0–5 0–6 Semua negara

B 0 1–2 6 – 10 ≥7 Semua Negara


(Kecuali Uni Eropa dan
Rusia)

C 0 3–4 ≥ 11 NA Negara yang tidak ada


MOU/MRA

D GAGAL
C. SERTIFIKASI HEALTH CERTIFICATE(“IN PROCESS INSPECTION”)

Cek fisik & dokumen


Lembaga Inspeksi
SERTIFIKAT dan Sertifikasi
HACCP
Permohonan Health
Survailen (IPI) Certificate
Ekspor

Produk
Tidak UPI Proses Produksi Siap Ekspor
sesuai

•Penerapan HACCP , Laboratory Dokumentasi


•Traceability Testing :
HC tidak diterbitkan •Internal Audit Process/End
Suspend •External Audit Products
Sertifikat HACCP (approved Supplier/CBIB)
dicabut

Sesuai

Document :
Survailen, Test Result
Menerangkan tentang spesifikasi/data “consignment” :
jenis olahan, berat/volume, tanggal produksi, nomor
container, dll
Sebagai jaminan mutu dan keamanan produk kepada
konsumen (attestation)
Menerangkan tentang asal produk/barang :
 asal negara, nama UPI, dll
Bukti Legalitas :
 Competent Authority, Cap, Tandatangan, dll
Informasi atau Notifikasi Kasus
Penolakan dari Negara Tujuan Ekspor

KEPALA BKIPM

Laporan Hasil Verifikasi

KAPUS PM

Verifikasi

UPT INSPEKTUR
BKIPM MUTU

Tindakan Perbaikan

Temporary Suspend hingga


UPI corrective action telah
selesai dilakukan
DAMPAK PENERAPAN SISTEM SERTIFIKASI

Jumlah UPI yang Terdaftar di Negara Mitra


NO NEGARA JUMLAH UPI LEGAL BASIS
TERDAFTAR
1 UNI EROPA 173 CD 94/324
(19 May 1994)
2 KOREA 453 MRA (2005)
3 CHINA 569 Cooperation Agreement
(2008)
4 EURASIAN ECONOMIC 15 MRA 92009)
UNION (EEC)

5 KANADA 216 MoU (2002)


6 VIETNAM 406 Implementing Agreement
(2011)
7 NORWEGIA 173 MRA 92013)
N e g a ra Tu j u a n E k s p o r P ro d u k Pe r i k a n a n I n d o n e s i a

Produk Perikanan Indonesia dapat diterima di


158 negara dari 196 negara di dunia

PASAR POTENSIAL:
Amerika Serikat, Amerika Latin, Uni Eropa,
Timur Tengah, Cina, Jepang dan Australia
INISIASI INDONESIA DENGAN BEBERAPA NEGARA TUJUAN EKSPOR

Brazil: sedang melengkapi


pengisian kuisioner (DIPOA Brazil)

Honduras: Ekspor produk dr


Honduras sesuai dengan specimen,
cap, dan format fitosanitari
SENASA Honduras

Costa Rica: mulai dilakukan


pendaftaran di tahun 2019

Panama: 57 UPI sudah didaftarkan


ke Panama per Desember 2018

Taiwan: produk yang masuk


Taiwan harus memenuhi sistem
SJMKHP
@ 2011 Balai Riset dan Observasi Kelautan

Anda mungkin juga menyukai