Anda di halaman 1dari 44

SUBSTANSI TEKNIS

SUBSTANSI TEKNIS Permentan


Permentan Nomor
Nomor: 53/PERMENTAN/KR.040/12/2018
53/PERMENTAN/KR.040/12/2018 Tentang
Tentang Keamanan Dan Mutu
Keamanan Dan Mutu
Pangan Segar Asal Tumbuhan (PSAT)
Pangan Segar Asal Tumbuhan (PSAT)

Disampaikan Oleh:

Apriyanto Dwi Nugroho


Kepala Bidang Keamanan Pangan Segar

BADAN KETAHANAN PANGAN


BADAN KETAHANAN PANGAN
KEMENTERIAN PERTANIAN
KEMENTERIAN PERTANIAN
2019
2019
Pembinaan
Substansi
Pengaturan
Aplikasi
Permentan

Pengawasan Bagaimana
cara
kerjanya...???
Outline Permentan
Bab I : Ketentuan Umum;
Bab II : Keamanan dan Mutu;
Bab III : Kemasan, Pelabelan
g ??
onit
o r i n dan Ketelusuran;
o w to m
H Bab IV : Pengendalian;
Bab V : Pengawasan;
Bab VI : Ketentuan Sanksi;
Bab VII : Ketentuan Peralihan;
How

Bab VIII : Ketentuan Penutup.


to ap

Lampiran I. : Persyaratan Keamanan


ply ??

PSAT
Lampiran II.: Format Penomoran
Pengendalian PSAT
I. Ketentuan
Umum
(pasal 1-3)

- Definisi
- Maksud Tujuan
- Ruang Lingkup
Definisi
• Pangan Segar Asal Tumbuhan (PSAT) adalah pangan asal tumbuhan yang dapat dikonsumsi langsung dan/atau yang
dapat menjadi bahan baku pangan olahan yang mengalami pengolahan minimal meliputi pencucian, pengupasan,
pendinginan, pembekuan, pemotongan, pengeringan, penggaraman, pencampuran, penggilingan, pencelupan
(blanching), dan/atau proses lain tanpa penambahan bahan tambahan pangan kecuali pelapisan dengan bahan
penolong lain yang diijinkan untuk memperpanjang masa simpan.

• Keamanan PSAT adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah PSAT dari kemungkinan cemaran
biologis, kimia, dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia serta
tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat sehingga aman untuk dikonsumsi.

• Mutu PSAT adalah nilai yang ditentukan atas dasar kriteria keamanan dan kandungan gizi pangan.

• Otoritas Kompeten Keamanan Pangan (OKKP) adalah unit kerja Pemerintah dan Pemerintah Daerah tingkat
provinsi/kabupaten/kota yang sesuai tugas dan fungsi diberikan kewenangan melakukan pengawasan Keamanan
PSAT dan Mutu PSAT.

• Pelaku Usaha adalah setiap orang yang bergerak pada satu atau lebih subsistem agribisnis pangan, yaitu penyedia
masukan produksi, proses produksi, pengolahan, pemasaran, perdagangan, dan penunjang.

• Kemasan adalah bahan yang digunakan untuk mewadahi dan/atau membungkus pangan, baik yang bersentuhan
langsung dengan pangan maupun tidak.

• Dinas adalah perangkat daerah provinsi atau kabupaten/kota yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
pangan.
Tujuan dan Ruang Lingkup
Peraturan Menteri ini dimaksudkan sebagai dasar hukum bagi pemangku
kepentingan dalam penerapan dan pengawasan Keamanan PSAT dan Mutu
PSAT.

Peraturan Menteri ini bertujuan untuk memberikan perlindungan bagi


konsumen serta meningkatkan kepastian usaha dan daya saing PSAT.

Ruang lingkup pengaturan pada Peraturan Menteri ini meliputi:

a. keamanan dan mutu;


b. kemasan, pelabelan, dan
ketelusuran;
c. pengendalian;
d. pengawasan; dan
e. ketentuan sanksi.
II. Keamanan dan
Mutu
(pasal 4-8)

- Keamanan PSAT
- Mutu PSAT
Keamanan PSAT (Ps 4-6)

• Diperoleh melalui
penerapan
persyaratan dasar
Pelaku usaha yang
menyelenggarakan dan/atau sistem
kegiatan produksi,
WAJIB jaminan keamanan
pengangkutan, memenuhi
pangan (GAP, GHP,
penyimpanan, persyaratan
keamanan GDP, GRP)
peredaran PSAT
PSAT • Dilakukan dengan
penerapan
manajemen
keamanan pangan
berdasarkan sistem
(HACCP)

Mengacu pada
Persyaratan keamanan pangan pada lampiran. I
atau bila belum disebutkan dapat mengacu SNI dan/atau
Persyaratan Teknis Minimal (PTM)
Mutu PSAT (Ps 7-8)

• Penerapan pemenuhan
persyaratan Mutu
PSAT dilakukan secara
Pelaku usaha yang bertahap melalui
menyelenggarakan HARUS penerapan sistem
kegiatan produksi, memenuhi jaminan Mutu PSAT
pengangkutan, persyaratan
penyimpanan, peredaran dengan memperhatikan
mutu PSAT analisa manfaat dan
PSAT
risiko
• Penerapan pemenuhan
Mengacu kepada
persyaratan Mutu
PSAT diatur lebih
lanjut dengan
1 2 3 Peraturan Menteri
Standar baku yg

SNI PTM diakui secara


nasional, regional
dan internasional
III. Kemasan,
pelabelan
SAFE dan
Ketelusuran
QUALITY (pasal 9-14)
TRACEABILITY
- Kemasan PSAT
FAIR - Pelabelan PSAT
- Ketelusuran PSAT
Kemasan PSAT
(Ps. 9-10)

• PSAT yang akan diedarkan • Label berisikan informasi yang  Pelaku Usaha PSAT produksi
dapat dilakukan pengemasan benar dan jelas. dalam negeri maupun luar
oleh Pelaku Usaha. negeri harus memiliki
 Label paling kurang memuat: sistem ketelusuran.
• Kemasan terbuat dari bahan  nomor pendaftaran;
 nama produk;  Sistem ketelusuran berupa
yang dapat melindungi dan
 berat bersih atau isi bersih; dan
tidak mengontaminasi PSAT. informasi:
 nama dan alamat pihak yang
 jenis komoditas;
memproduksi atau
• Pelaku Usaha yang  jumlah;
memasukkan PSAT ke dalam
melakukan pengemasan wilayah Indonesia.  asal;
PSAT untuk diperdagangkan    tujuan;
wajib memberikan label • Label harus:  kondisi; dan
 tidak mudah lepas;  keterangan waktu.
 tidak mudah luntur atau rusak,
 terletak pada bagian kemasan yang  Sistem ketelusuran harus
mudah dilihat dan dibaca. dapat diakses oleh
pengawas.
• Ketentuan pelabelan dilakukan
sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
IV. Pengendalian
(pasal 15-33)

- Pendataan PSAT
- Pendaftaran PSAT
- Sertifikasi
Keamanan PSAT
- Sertifikasi Mutu
PSAT
Skema
Pengendalian Keamanan PSAT

• Data Pelaku Usaha,


Pendataan • Data PSAT
PSAT  (nomor tanda pelaku
usaha PSAT)

• Pendaftaran PSAT
Pengendalian Pendaftaran Produksi Dalam Negeri
• Pendaftaran PSAT
PSAT PSAT Produksi Luar Negeri

• sertifikat prima;

Sertifikasi • health certificate untuk


produk eksport;

PSAT • registrasi rumah kemas; dan


• sertifikat keamanan PSAT
lain

Berbasis Analisa
Resiko
• Pendataan dilakukan terhadap Pelaku Usaha PSAT.

• Pendataan dilakukan oleh Dinas daerah kabupaten/kota.

• Dinas daerah kabupaten/kota dalam melakukan pendataan menunjuk pengawas PSAT.

• Dalam melaksanakan pendataan, pengawas PSAT daerah kabupaten/kota bertugas:


 menyusun rencana pelaksanaan pendataan dengan mempertimbangkan skala usaha, jenis komoditas, dan
lokasi;
 melaksanakan pendataan Pelaku Usaha PSAT; dan
 menyampaikan hasil pendataan Pelaku Usaha PSAT kepada Kepala Dinas daerah kabupaten/kota.

 Kepala Dinas daerah kabupaten/kota menunjuk petugas untuk melakukan validasi dan klarifikasi data.

 Kepala Dinas kabupaten/kota memberikan nomor tanda Pelaku Usaha PSAT kepada Pelaku Usaha PSAT
setelah dilakukan validasi dan klarifikasi terhadap data pelaku usaha.

 Format nomor tanda Pelaku Usaha PSAT tercantum dalam Lampiran II Peraturan Menteri.

 Dinas daerah kabupaten/kota bertanggung jawab melaporkan hasil rekapitulasi pendataan kepada Dinas
daerah provinsi.

 Dinas daerah provinsi bertanggung jawab melaporkan hasil rekapitulasi pendataan kepada Badan Ketahanan
Pangan.
• Pelaku Usaha wajib melakukan pendaftaran atas PSAT yang diedarkannya.

• Pendaftaran PSAT berupa pendaftaran:


 PSAT Produksi Dalam Negeri (PD);
 PSAT Produksi Dalam Negeri Usaha Kecil (PD-UK); dan
 PSAT Produksi Luar Negeri (PL).

 Pendaftaran PSAT PSAT Produksi Dalam Negeri (PD) dilakukan oleh Pelaku Usaha
menengah dan besar.

 Pendaftaran PSAT PSAT Produksi Dalam Negeri Usaha Kecil (PD-UK ) dilakukan
oleh:
 petani;
 kelompok tani;
 gabungan kelompok tani; atau
 Pelaku Usaha mikro dan kecil.

 Pendaftaran PSAT PSAT Produksi Luar Negeri (PL ) dilakukan oleh perseorangan,
badan usaha, atau badan hukum yang bertindak sebagai importir dan/atau
distributor utama.
• Pendaftaran PSAT PD dan PDUK dilakukan atas PSAT yang diedarkan dalam
kemasan eceran dan/atau diberi label.

• Kemasan eceran PSAT merupakan kemasan akhir PSAT yang tidak boleh dibuka
untuk dikemas kembali dan diedarkan.

• Pendaftaran PSAT sebagaimana dimaksud diatas dikecualikan untuk:


 PSAT yang tidak untuk diperdagangkan; dan/atau
 PSAT yang dijual dan dikemas dihadapan pembeli secara langsung dalam
perdagangan eceran.

 Pendaftaran PSAT PD dan PDUK dilakukan untuk:


 PSAT yang diproduksi di dalam negeri;
 PSAT produksi luar negeri yang dikemas kembali oleh Pelaku Usaha di wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia; dan/atau
 PSAT produksi luar negeri yang dicampur dengan PSAT produksi dalam negeri.

 Pendaftaran PSAT produksi luar negeri (PL) dilakukan untuk PSAT dalam kemasan
asli (baik kemasan eceran maupun bulky).
Skema Pendaftaran PSAT
Sesuai dengan
jenis pendaftaran Diambil oleh
PSAT dan kategori pejabat yang
pelaku usaha berwenang

Pemenuhan
Persyaratan Validasi, Evaluasi, Penerbitan Nomor Pengawasan
Administrasi dan Review Pendaftaran PSAT
Teknis

Diselenggarakan
secara cepat dan Dilakukan melalui
cermat melalui surveilen maupun
pemeriksaan pengawasan di
dokumen dan peredaran secara
peninjauan ulang periodik
• Petani, kelompok tani, gabungan kelompok tani, dan Pelaku Usaha mikro dan
kecil melakukan pendaftaran PD-UK kepada Dinas daerah kabupaten/kota selaku
OKKP kabupaten/kota.

• Pelaku Usaha menengah dan besar melakukan pendaftaran PD kepada Dinas


daerah provinsi selaku OKKP provinsi.

• Perseorangan, badan usaha, atau badan hukum yang bertindak sebagai


importir dan/atau distributor utama melakukan pendaftaran PL kepada Badan
Ketahanan Pangan selaku OKKP Pusat.

• Dalam rangka pendaftaran PL , Badan Ketahanan Pangan dapat menunjuk OKKP


daerah provinsi berdasarkan kompetensinya untuk melaksanakan pendaftaran
PL.
 PSAT yang didaftarkan dan dinyatakan memenuhi persyaratan, diberikan nomor pendaftaran.

 Nomor pendaftaran diberikan untuk setiap jenis PSAT dengan 1 (satu) nama dagang yang
didaftarkan.

 Nomor pendaftaran dapat diberikan pada produk tunggal maupun produk campuran (mixing
product).

 Nomor pendaftaran berlaku untuk jangka waktu 5 (lima) tahun.

 Pelaku Usaha wajib mencantumkan nomor pendaftaran dalam label atas PSAT yang
didaftarkannya.

 Format nomor pendaftaran PSAT tercantum dalam Lampiran II Peraturan Menteri, untuk format
nomor pendaftaran PSAT tunggal maupun nomor pendaftaran PSAT campuran

 Selain mencantumkan nomor pendaftaran PSAT, produk PSAT harus dilengkapi dengan daftar
komposisi.

 Dalam hal pendaftaran PSAT yang dilakukan secara daring (online), format nomor pendaftaran
PSAT sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
 Nomor pendaftaran PSAT dapat diperpanjang dengan mengajukan
permohonan pendaftaran ulang PSAT sesuai dengan jenis pendaftarannya.

 Pengajuan permohonan pendaftaran ulang PSAT dilakukan paling lambat 3


(tiga) bulan sebelum berakhirnya masa berlaku nomor pendaftaran.

 Nomor pendaftaran PSAT dapat dialihkan kepada pihak lain dengan


mengajukan permohonan pengalihan nomor pendaftaran PSAT kepada
kepala institusi yang melaksanakan pendaftaran PSAT sesuai dengan jenis
pendaftarannya dan disetujui.

 Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pendaftaran PSAT, pendaftaran


ulang PSAT, dan pengalihan nomor pendaftaran PSAT ditetapkan oleh
Kepala Badan Ketahanan Pangan.
Dengan
memenuhi
Untuk meningkatkan nilai skema
tambah dan daya saing, sertifikasi
PSAT dapat dilakukan
sertifikasi (Persyaratan
,titik kendali,
validasi)
Sertifikasi Keamanan PSAT
 
•Sertifikasi Keamanan PSAT terdiri atas:
 sertifikasi prima;
 sertifikasi kesehatan (health certificate); dan
 registrasi rumah kemas.

Dalam hal terdapat permintaan sertifikasi Keamanan PSAT di luar sertifikasi Keamanan PSAT, untuk tujuan
ekspor, OKKP Pusat atau OKKP Daerah dapat melakukan sertifikasi sesuai dengan kewenangannya.

Sertifikasi Keamanan PSAT dilakukan oleh Pelaku Usaha dengan mengajukan permohonan kepada OKKP
Pusat atau OKKP Daerah sesuai dengan kewenangannya.

OKKP Pusat dan OKKP Daerah dalam melakukan sertifikasi harus menerapkan sistem manajemen lembaga
penilai kesesuaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Penerapan sistem manajemen lembaga penilai kesesuaian di OKKP Daerah harus diverifikasi oleh OKKP
Pusat. Dalam hal OKKP Daerah belum diverifikasi, sertifikasi keamanan PSAT dilakukan oleh OKKP Pusat.

Sertifikat Keamanan PSAT dapat dialihkan kepada pihak lain dengan mengajukan permohonan pengalihan
sertifikat kepada kepala institusi yang melaksanakan pendaftaran PSAT sesuai dengan jenis pendaftarannya dan
disetujui.

 Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara sertifikasi Keamanan PSAT, pengalihan sertifikat Keamanan PSAT,
dan verifikasi OKKP Daerah ditetapkan oleh Kepala Badan Ketahanan Pangan.
Sertifikasi Mutu PSAT
 
•Sertifikasi Mutu PSAT dilakukan melalui penerapan sistem jaminan mutu PSAT.

•Sertifikasi Mutu PSAT dilakukan oleh Pelaku Usaha dengan mengajukan permohonan
kepada lembaga sertifikasi produk sesuai dengan ruang lingkup sertifikasinya.

•Sertifikasi Mutu PSAT antara lain:


 Sertifikasi sistem pertanian organik;
 Sertifikasi sistem jaminan varietas; dan
 Sertifikasi mutu produk.

•Penerapan sistem jaminan mutu PSAT dilaksanakan sesuai dengan ketentuan


peraturan perundang-undangan.

•Lembaga sertifikasi produk yang menerbitkan sertifikat Mutu PSAT, wajib melakukan
pengawasan konsistensi pemenuhan persyaratan mutu PSAT sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
V. Pengawasan
(pasal 34-46)

- Umum
- Inspeksi
- Surveilans
- Pemeriksaan di Peredaran
- Pengawasan Mutu PSAT
Pengawasan PSAT

Umum

•Pengawasan Keamanan PSAT dan Mutu PSAT dilakukan berdasarkan analisis risiko.

•Analisis risiko dilakukan secara sistematis dan transparan berdasarkan informasi ilmiah yang
meliputi kajian risiko, manajemen risiko, dan komunikasi risiko dalam proses pengambilan
keputusan.

•Kajian risiko dilakukan untuk mengetahui potensi terjadinya bahaya, konsekuensi terjadinya
bahaya, dan derajat ketidakpastiannya.

•Manajemen risiko dilakukan untuk memberikan pilihan kebijakan yang paling baik dalam
mengurangi atau mengeliminasi potensi terjadinya bahaya.

•Komunikasi risiko dilakukan untuk memberikan informasi dan pemahaman kepada masyarakat
dan pengambil keputusan mengenai risiko.

•Analisis risiko dilakukan di tingkat Pusat dan/atau tingkat daerah.

•Ketentuan lebih lanjut mengenai analisis risiko ditetapkan oleh Kepala Badan Ketahanan Pangan.
• Pengawasan dilakukan terhadap pemenuhan persyaratan Keamanan PSAT dan terhadap pemenuhan
persyaratan mutu PSAT.

• Pengawasan dilakukan oleh pengawas pusat, pengawas provinsi, dan pengawas kabupaten/kota.

• Pengawas pusat, pengawas provinsi, dan pengawas kabupaten/kota berada pada institusi yang
menyelenggarakan urusan pangan di tingkat Pusat, provinsi, dan kabupaten/kota selaku OKKP.

• Dalam hal OKKP daerah kabupaten/kota belum ditetapkan, pengawas kabupaten/kota berada pada Dinas
kabupaten/kota.

• Pengawasan di tingkat pusat dilakukan oleh pengawas mutu hasil pertanian yang berada di OKKP Pusat.

• Pengawasan di tingkat provinsi dilakukan oleh pengawas mutu hasil pertanian yang berada di OKKP daerah
provinsi.

• Pengawasan di tingkat kabupaten/kota dilakukan oleh pengawas mutu hasil pertanian yang berada di OKKP
daerah kabupaten/kota.

• Dalam hal OKKP daerah kabupaten/kota belum ditetapkan, pengawasan di tingkat kabupaten/kota dilakukan
oleh pengawas mutu hasil pertanian yang berada di Dinas kabupaten/kota.

• Selain pengawas mutu hasil pertanian, pengawasan dapat dilakukan oleh pengawas lain yang ditugaskan
oleh Kepala Badan Ketahanan Pangan, Kepala Dinas provinsi, dan/atau Kepala Dinas kabupaten/kota.

• Pengawas lain harus memenuhi persyaratan telah mengikuti pelatihan di bidang Keamanan PSAT dan Mutu
PSAT atau pelatihan di bidang lain yang terkait.
• Dalam rangka menjamin konsistensi penerapan sistem Keamanan PSAT oleh Pelaku Usaha
dilakukan pengawasan.

• Pengawasan dilakukan dengan memperhatikan analisa risiko dan sistem ketelusuran.

• Pengawasan dilakukan oleh OKKP Pusat dan OKKP Daerah sesuai dengan kewenangannya

• Pengawasan Keamanan PSAT dan Mutu PSAT dilakukan sebelum peredaran dan pada saat
peredaran.

• Pengawasan sebelum peredaran dilakukan di tempat produksi, panen, pasca panen, dan
pengolahan minimal.

• Pengawasan pada saat peredaran dilakukan di tempat distribusi, penyimpanan, dan ritel.

• Pengawasan dilakukan melalui:


 inspeksi;
 surveilans; dan
 pemeriksaan di peredaran.
Inspeksi
 
•Setelah dilakukan pendataan (diatur di bagian pengendalian), Kepala Dinas daerah kabupaten/kota:
menyusun target inspeksi keamanan PSAT; dan
menugaskan pengawas kabupaten/kota untuk melakukan inspeksi keamanan PSAT.

•Pengawas melakukan inspeksi keamanan PSAT dengan cara:


 menyusun rencana pelaksanaan inspeksi Keamanan PSAT;
 melaksanakan penilaian Keamanan PSAT kepada Pelaku Usaha dengan menggunakan daftar
periksa inspeksi Keamanan PSAT; dan
 menyampaikan hasil inspeksi Keamanan PSAT kepada Kepala Dinas kabupaten/kota.

•Kepala Dinas kabupaten/kota setelah menerima hasil inspeksi Keamanan PSAT menindaklanjuti dengan:
 melakukan validasi, klarifikasi, dan rekapitulasi terhadap hasil inspeksi Keamanan PSAT dan
menetapkan tingkat penerapan keamanan pangan Pelaku Usaha PSAT; dan
 melaporkan rekapitulasi hasil inspeksi Keamanan PSAT kabupaten/kota kepada Kepala Dinas
daerah provinsi.

•Kepala Dinas daerah provinsi setelah menerima laporan rekapitulasi hasil inspeksi Keamanan PSAT,
melaporkan rekapitulasi hasil inspeksi Keamanan PSAT provinsi kepada Kepala Badan Ketahanan
Pangan.

•Ketentuan lebih lanjut mengenai inspeksi Keamanan PSAT ditetapkan oleh Kepala Badan Ketahanan
Pangan.
Surveilans
 
•Surveilans dilakukan oleh OKKP Pusat atau OKKP Daerah yang menerbitkan
nomor pendaftaran dan/atau sertifikat.

•Surveilans dilakukan untuk memastikan konsistensi pemenuhan persyaratan


Keamanan PSAT terhadap produk yang telah didaftar dan/atau disertifikasi.

•Ketentuan lebih lanjut mengenai surveilans ditetapkan oleh Kepala Badan


Ketahanan Pangan.
Pemeriksaan di Peredaran

•Pemeriksaan di peredaran dilaksanakan oleh OKKP Pusat dan OKKP Daerah sesuai
dengan kewenangannya.

•Pelaksanaan kegiatan pemeriksaan di peredaran dapat dilakukan dengan berkoordinasi


dengan instansi terkait.

•Pemeriksaan di peredaran dilakukan di pasar, distributor, dan pedagang atau ritel.

•Ketentuan lebih lanjut mengenai pemeriksaan di peredaran ditetapkan oleh Kepala


Badan Ketahanan Pangan

•Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaporan hasil pengawasan keamanan PSAT melalui
pemeriksaan di peredaran ditetapkan oleh Kepala Badan Ketahanan Pangan.
Pangawasan Mutu PSAT
 
•Pengawasan Mutu PSAT dilakukan terhadap PSAT yang diwajibkan memenuhi
persyaratan mutu PSAT sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

•Pengawasan Mutu PSAT dapat dilakukan di proses budidaya, panen, pasca panen,
distribusi dan di peredaran.

•Pengawasan Mutu PSAT dilaksanakan oleh OKKP Pusat dan OKKP Daerah sesuai
dengan kewenangan.

•Pengawasan Mutu PSAT dilakukan dengan inspeksi, pengambilan contoh, dan


pelaksanaan pengujian mutu pada laboratorium yang telah diakreditasi.

•OKKP Daerah menyampaikan laporan hasil pengendalian PSAT kepada Kepala Badan
Ketahanan Pangan selaku Ketua OKKP Pusat.
Supervision
VI. Sanksi
Coaching
Legal
Consciou Law Enforcement
Administratif
(pasal 47-48)
ness
Education
Ketentuan Sanksi Administratif
• Pelaku Usaha yang melanggar ketentuan pemenuhan persyaratan keamanan pangan, kewajiban
pendaftaran PSAT dan/atau kewajiban pelabelan dikenakan sanksi administratif berupa:
 peringatan tertulis;
 pembekuan nomor pendaftaran atau sertifikat; dan/atau
 pencabutan nomor pendaftaran atau sertifikat.

• Pengenaan sanksi administratif diberikan kepada Pelaku Usaha yang telah mendapatkan nomor
pendaftaran dan/atau sertifikat. Selain pemberian sanksi administratif tersebut, dapat disertai dengan
perintah penarikan PSAT dari peredaran.

• Penarikan PSAT dari peredaran dilakukan oleh Pelaku Usaha.

• Peringatan tertulis diberikan paling banyak 2 (dua) kali.

• Pembekuan nomor pendaftaran dan/atau sertifikat dilakukan apabila dalam jangka waktu 60 (enam puluh) hari
kalender Pelaku Usaha tidak menindaklanjuti peringatan tertulis.

• Pencabutan nomor pendaftaran dan/atau sertifikat dilakukan apabila:


 setelah 120 (seratus dua puluh) hari kalender Pelaku Usaha tidak menindaklanjuti peringatan tertulis
sebagaimana dimaksud pada ayat (1); atau
 setelah 60 (enam puluh) hari kalender Pelaku Usaha tidak menindaklanjuti pembekuan sebagaimana dimaksud
pada ayat (2).

• PSAT yang telah dicabut nomor pendaftarannya harus ditarik dari peredaran.

• Peringatan tertulis, pembekuan nomor pendaftaran, pencabutan nomor pendaftaran, dan perintah
penarikan PSAT dilakukan oleh pejabat yang menerbitkan nomor pendaftaran dan/atau sertifikat.
VI. Ketentuan
Peralihan
(pasal 49)
Nomor pendaftaran dan/atau
sertifikat Keamanan PSAT dan
Mutu PSAT yang telah
diterbitkan sebelum Peraturan
Menteri ini diundangkan,
dinyatakan masih tetap
berlaku sampai dengan habis
masa berlakunya.
IV. Ketentuan
Penutup
(pasal 51-53)

- Close Statements
- Crash Periods
Ketentuan Penutup

•Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, Peraturan Menteri Pertanian Nomor
51/Permentan/ OT.140/10/2008 tentang Syarat dan Tata Cara Pendaftaran Pangan
Segar Asal Tumbuhan; dan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 20/Permentan/
OT.140/2/2010 tentang Sistem Jaminan Mutu Pangan Hasil Pertanian, dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku.

•Ketentuan mengenai pendaftaran PSAT PD dan PL mulai berlaku 1 (satu) tahun


sejak Peraturan Menteri ini diundangkan.

•Ketentuan mengenai pendaftaran PSAT PD-UK mulai berlaku 2 (dua) tahun sejak
Peraturan Menteri ini diundangkan.

•Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan (8 Januari 2019).
Lampiran I.
Persyaratan Keamanan PSAT

•Berisi persyaratan keamanan 100 komoditas pangan segar asal tumbuhan.

•Parameter keamanan pangan yang dipersyaratkan meliputi residu pestisida, logam berat
dan mikrobiologi.

•Persyaratan keamanan pangan pada Permentan ini telah selaras dengan Permentan
55/2016 tentang Pengawasan Keamanan Pangan PSAT Asal Pemasukan, sehingga tidak
ada standar ganda keamanan PSAT di Indonesia.

•PSAT dinyatakan aman menurut permentan 53/2018 apabila memenuhi parameter


persyaratan keamanan PSAT sebagaimana tercantum dalam lampiran ini.

•Parameter pengujian dalam lampiran ini wajib diikuti sepanjang tidak tersedia data
dukung atau referensi yang dapat dijadikan landasan (justifikasi) untuk meniadakan
pengujian parameter dimaksud (data pestisida beredar/ data rekaman budidaya/ data
rekaman penggunaan lahan/ dokumen profil resiko/ dokumen analisa resiko ,dsb).

•Pengujian seyogyanya dilakukan pada laboratorium terakreditasi dengan ruang lingkup


yang relevan
Lampiran II.
Format Penomoran Pengendalian PSAT

PENDATAAN PSAT

Format Nomor Tanda Pelaku Usaha PSAT diatur sebagai berikut:

Kemtan DT XX.XX-YY.YY-NNNN
 
Keterangan
DT : kode inisial pendataan.
XX.XX : kode wilayah, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan
di bidang pemerintahan dalam negeri tentang kode wilayah
(Permendagri no. 137 tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah).
YY.YY : kode jenis komoditas, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan di bidang pertanian tentang daftar komoditas binaan.
(Kepmentan no. 511 tahun 2006 tentang Daftar Komoditas Binaan Ditjen.
Perkebunan, Tanaman Pangan dan Hortikultura).
NNNN : nomor urut pelaku usaha PSAT di Kab/ Kota bersangkutan
Lampiran II.
Format Penomoran Pengendalian PSAT

NOMOR PENDAFTARAN PSAT PD/PL

Format penomoran PRODUK PSAT TUNGGAL diatur sebagai berikut:

KEMTAN RI PD/PL. aa.aa-b.bb.bb-cc-ddddd-ee/ff


 
Keterangan
PD/PL : Kode sesuai jenis pendaftaran PD/PL.
aa.aa : Kode provinsi dan kabupaten/kota lokasi usaha, sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan bidang pemerintahan dalam negeri tentang kode
wilayah.
b.bb.bb : Kode komoditas, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
bidang pertanian tentang daftar komoditas binaan.
cc : Kode asal komoditas, yaitu:
01 : PSAT Dalam Negeri;
02 : PSAT Impor; dan
03 : PSAT Campuran (luar negeri dan dalam negeri).
dddddd : Nomor urut pendaftaran produk pada provinsi bersangkutan (PD), nomor urut
nasional (PL).
ee/ff : Bulan dan tahun penerbitan nomor.
Lampiran II.
Format Penomoran Pengendalian PSAT

NOMOR PENDAFTARAN PSAT PD/PL

Format penomoran PRODUK PSAT CAMPURAN (MIXING PRODUCT) diatur sebagai


berikut:

KEMTAN RI PD/PL. MIX. aa.aa-gggg-cc-ddddd-ee/ff


 
Keterangan
PD/PL. MIX : Kode sesuai jenis pendaftaran PD/PL produk campuran.
aa.aa : Kode provinsi dan kabupaten/kota lokasi usaha, sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan bidang pemerintahan dalam negeri tentang kode
wilayah.
gggg : Kode angka yang menunjukkan jumlah PSAT yang dicampur
cc : Kode asal komoditas, yaitu:
01 : PSAT Dalam Negeri;
02 : PSAT Impor; dan
03 : PSAT Campuran (luar negeri dan dalam negeri).
dddddd : Nomor urut pendaftaran produk pada provinsi bersangkutan (PD), nomor urut
nasional (PL).
ee/ff : Bulan dan tahun penerbitan nomor.
Lampiran II.
Format Penomoran Pengendalian PSAT

NOMOR PENDAFTARAN PSAT PD-UK

Format penomoran PRODUK PSAT TUNGGAL diatur sebagai berikut:

PSAT PD.UK.. aa.aa-b.bb.bb-cc-ddddd-ee/ff


 
Keterangan
PD-UK : Kode sesuai jenis pendaftaran PD-UK.
aa.aa : Kode provinsi dan kabupaten/kota lokasi usaha, sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan bidang pemerintahan dalam negeri tentang kode
wilayah.
b.bb.bb : Kode komoditas, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
bidang pertanian tentang daftar komoditas binaan.
cc : Kode asal komoditas, yaitu:
01 : PSAT Dalam Negeri;
02 : PSAT Impor; dan
03 : PSAT Campuran (luar negeri dan dalam negeri).
dddddd : Nomor urut pendaftaran produk pada Kab/Kota bersangkutan.
ee/ff : Bulan dan tahun penerbitan nomor.
Lampiran II.
Format Penomoran Pengendalian PSAT

NOMOR PENDAFTARAN PSAT PD-UK

Format penomoran PRODUK PSAT CAMPURAN (MIXING PRODUCT) diatur sebagai


berikut:

PSAT PD-UK. MIX. aa.aa-gggg-cc-ddddd-ee/ff


 
Keterangan
PD-UK. MIX : Kode sesuai jenis pendaftaran PD-UK produk campuran.
aa.aa : Kode provinsi dan kabupaten/kota lokasi usaha, sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan bidang pemerintahan dalam negeri tentang kode
wilayah.
gggg : Kode angka yang menunjukkan jumlah PSAT yang dicampur
cc : Kode asal komoditas, yaitu:
01 : PSAT Dalam Negeri;
02 : PSAT Impor; dan
03 : PSAT Campuran (luar negeri dan dalam negeri).
dddddd : Nomor urut pendaftaran produk pada Kab/ Kota bersangkutan
ee/ff : Bulan dan tahun penerbitan nomor.
Pedoman yang diperlukan
untuk mendukung implementasi Permentan

• Sesuai dengan amar Permentan, beberapa pengaturan teknis pelaksanaan


pengendalian maupun pengawasan keamanan dan mutu PSAT diatur lebih lanjut
dalam bentuk juknis dan ditetapkan oleh Kepala Badan Ketahanan Pangan.

• BKP cq. Pusat Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan sedang


menyususn pedoman dimaksud.

• Pedoman yang diperlukan antara lain:


 Pedoman Pendataan Pelaku Usaha PSAT;
 Pedoman Pendaftaran PSAT (tatacara, pendaftaran ulang, pengalihan);
 Pedoman Sertifikasi PSAT (tatacara, pendaftaran ulang, pengalihan);
 Pedoman Verifikasi OKKPD;
 Pedoman Penyusunan Analisa Resiko;
 Pedoman Inspeksi dan Surveilen Keamanan Pangan;
 Pedoman Monitoring Keamanan Pangan dan Pelaporan;
 Pedoman Sistem Ketelusuran PSAT;
 Pedoman Pelabelan PSAT;
 Pedoman Penanganan Kasus Keamanan Pangan.
TERIMA KASIH

Powered By: Contact Us


Badan Ketahanan Pangan 021 – 7806708
Kementerian Pertanian
Republik Indonesia www.bkp.pertanian.go.id

bidang_kps@yahoo.co.id

Anda mungkin juga menyukai