Oleh :
Bab ini membahas mengenai : (1) latar Belakang, (2) Tujuan Percobaan,
(3) Prinsip Percobaan, dan (4) Aplikasi dalam Bidang Pangan.
Transformasi x+0,5
Ciri-ciri data tidak normal :
1. 1 - 10
2. 1 – 30 % → tidak normal
70 – 100 % → tidak normal
Ciri-ciri data normal :
1. 30 – 70 %
Rumus-rumus :
( ∑ total )
2
FK = ∑ panelisx ∑ sampel
( ∑ S 1 ) +. ..+( ∑ S n )
2 2
−FK
JKS = ∑ panelis
( ∑ P1 ) +.. .+( ∑ P n )
2 2
−FK
JKP = ∑ sampel
( n 2 +n 2 +.. .+n 2 )−FK
JKT = 1 2 n
RJK Galat
Sy =
Panelis
3. Tentukan SSR 5%.
4. Tentukan LSR 5%
LSR = Sy x SSR
5. Bandingkan perlakuan dengan LSR 5%
6. Bertanda * jika perlakuan > LSR 5% dan bertanda tn jika perlakuan < LSR 5%
* = Selisih nilai rata-rata
7. Taraf nyata 5%
III HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
2.5
1.5
Column1
1
0.5
0
Hanjuang Haruman Pigeon Braga
Berdasarkan tabel hasil uji lanjut Duncan’s dapat disimpulkan bahwa sampel
780 (Hanjuang) tdak berbeda nyata dengan sampel 764 (Haruman), 501 (Pigeon),
dan 234 (Braga). Sampel 764 (Haruman) tdak berbeda nyata dengan sampel 780
(Hanjuang), 501 (Pigeon), dan 234 (Braga). Sampel 501 (Pigeon) tdak berbeda
nyata dengan sampel 780 (Hanjuang), 764 (Haruman), dan 234 (Braga). Sampel
234 (Braga) tdak berbeda nyata dengan sampel 780 (Hanjuang), 764 (Haruman),
dan 501 (Pigeon) dalam hal kekentalan.
Uji kesukaan pada dasarnya merupakan pengujian yang panelisnya
mengemukakan responnya yang berupa senang atau tidak senang terhadap sifat
bahan yang di uji. Pada pengujian ini stiap panelis diminta untuk mengemukakan
pendapatnya secara spontan, tanpa membandingkan dengan sampel standar atau
sampel-sampel yang diuji sebelumnya. Oleh karena itu sebaiknya cara penyajian
secara berurutan, tidak disajikan bersama-sama (Kartika, dkk.,1987).
Skala hedonik dapat direntangkan atau diciutkan menurut rentangan skala
yang dikehendakinya. Dalam penganalisisan skala hedonik ditransformasi
menjadi skala numerik dengan angka menaik menurut tingkat kesukaan. Dengan
data numerik ini dapat dilakukan analisis statistik. Dengan adanya skala hedonik
itu sebenarnya uji hedonik secara tidak langsung juga dapat digunakan untuk
mengetahui perbedaan, Karena hal ini, maka uji hedonik paling sering digunakan
untuk menilai komoditi sejenis atau produk pengembangan secara organoleptik.
Jika uji pembedaan banyak digunakan dalam program pengembangan hasil-hasil
barui atau hasil bahan mentah maka uji hedonik banyak digunakan untuk menilai
hasil akhir produksi (Soekarto, 1985).
Uji penerimaan dalam interpretasi data, perlu membatasi diri. Uji
penerimaan tidak dapat digunakan untuk meramalkan penerimaan dalam
pemasaran. Jadi uji penerimaan dari suatu komoditi dengan hasil uji yang
meyakinkan tidak menjamin bahwa komoditi itu dengan sendirinya mudah
dipasarkan.
1.5
Column1
1
0.5
0
Hanjuang Haruman Pigeon Braga
Berdasarkan tabel Anava diketahui bahwa F hitung sampel < Ftabel pada
taraf 5% sehingga diberi tanda tn, sehingga dapat disimpulkan bahwa sampel
Bandrek dengan kode 780 (Hanjuang), 764 (Haruman), 501 (Pigeon), dan 234
(Braga) tidak berbeda nyata dalam hal rasa maka tidak perlu dilakukan uji lanjut
Duncan’s.
Uji penerimaan dalam interpretasi data, perlu membatasi diri. Uji
penerimaan tidak dapat digunakan untuk meramalkan penerimaan dalam
pemasaran. Jadi uji penerimaan dari suatu komoditi dengan hasil uji yang
meyakinkan tidak menjamin bahwa komoditi itu dengan sendirinya mudah
dipasarkan. Demikian juga uji penerimaan yang dilakukan secara ekstensif atau
tersebar luas di beberapa daerah tidak dapat digunakan untuk mengganti usaha
pemasaran. Dalam kelompok uji penerimaan ini termasuk uji kesukaan (hedonik)
dan uji mutu hedonik.
Kelompok uji penerimaan disebut acceptance test atau preference test. Uji
penerimaan menyangkut penilaian seseorang akan suatu sifat atau kualitas suatu
bahan yang menyebabkan orang menyenangi produk tersebut. Jadi uji penerimaan
lebih subyektif dibandingkan uji pembedaan. Karena sifatnya yang sangat
subyektif itu beberapa panelis yang ekstrim senang atau benci terhadap suatu
komoditi atau bahan, tidak lagi dapat digunakan untuk melakukan uji penerimaan
tetapi panelis eksrim ini mungkin masih dapat digunakan untuk menilai dengan
uji pembedaan.
Tanggapan senang atau suka sangat bersifat pribadi, karena itu kesan
seseorang tak dapat digunakan sebagai petunjuk tentang penerimaan suatu
komoditi. Tujuan uji penerimaan adalah untuk mengetahui apakah suatu komoditi
atau sifat sensorik tertentu dapat diterima oleh masyarakat. Karena itu, tanggapan
senang atau suka harus pula diperolah darisekelompok orang yang dapat mewakili
pendapat umum atau mewakili suatu populasi masyarakat tertentu.meskipun
demikian dalam kondisi tertentu uji penerimaaan dari nsejumlah panelis terlatih
dapat digunakan sebagai petunjuk atau ramalan tanggapan penerimaan bagi
panelis tak terlatih dalam jumlah besar (Soekarto, 1985).
2.5
1.5 Column1
0.5
0
Hanjuang Haruman Pigeon Braga
2.5
1.5 Column1
0.5
0
Hanjuang Haruman Pigeon Braga
Berdasarkan tabel hasil uji lanjut Duncan’s dapat disimpulkan bahwa sampel
780 (Hanjuang) tidak berbeda nyata dengan sampel 764 (Haruman), tetapi
berbeda nyata dengan sampel 501 (Pigeon) dan 234 (Braga). Sampel 764
(Haruman) tidak berbeda nyata dengan sampel 780 (Hanjuang), tetapi berbeda
nyata dengan sampel 501 (Pigeon) dan 234 (Braga). Sampel 501 (Pigeon berbeda
nyata dengan sampel 780 (Hanjuang), 764 (Haruman), dan 234 (Braga). Sampel
234 (Braga) berbeda nyata dengan sampel 780 (Hanjuang), 764 (Haruman), dan
234 (Braga) dalam hal aroma.
Bandrék adalah minuman tradisional orang Sunda dari Jawa Barat, Indonesia
yang dikonsumsi untuk menaikkan kehangatan tubuh. Minuman ini biasanya
dihidangkan pada cuaca dingin, seperti di kala hujan ataupun malam hari. Bahan
dasar bandrék yang paling penting adalah jahe dan gula merah, tapi daerah-daerah
tertentu menambahkan rempah-rempah tersendiri untuk memperkuat efek hangat
yang diberikan bandrék, seperti serai, merica, pandan, telur ayam kampung, dan
sebagainya (Anonim, 2011).
Gambar 4. Bandrek
2.5
1.5 Column1
0.5
0
Hanjuang Haruman Pigeon Braga
Berdasarkan tabel hasil uji lanjut Duncan’s dapat disimpulkan bahwa sampel
764 (Haruman) berbeda nyata dengan sampel 501 (Pigeon), 780 (Hanjuang), dan
234 (Braga). Sampel 501 (Pigeon) tidak berbeda nyata dengan sampel 780
(Hanjuang), tetapi berebda nyata dengan sampel 764 (Haruman) dan 234 (Braga).
Sampel 780 (Hanjuang) tidak berbeda nyata dengan sampel 501 (Pigeon), tetapi
berbeda nyata dengan sampel 764 (Haruman) dan 234 (Braga). Sampel 234
(Braga) berbeda nyata dengan sampel 764 (Haruman), 501 (Pigeon), dan
Hanjuang (780) dalam hal warna.
Di balik rasanya yang pedas, jahe mengandung zat-zat yang berguna bagi
tubuh manusia. Tak heran bila sejak lama dikenal ada wedang (minuman) jahe,
permen jahe, atau bandrek (minuman yang mengandung jahe). Jahe juga banyak
digunakan sebagai bumbu untuk berbagai jenis masakan atau kue. Manfaat jahe,
berdasar sejumlah penelitian, antara lain:
Merangsang pelepasan hormon adrenalin, memperlebar pembuluh darah,
sehingga darah mengalir lebih cepat dan lancar. Tubuh pun menjadi lebih
hangat, kerja jantung memompa darah lebih ringan. Akibatnya, tekanan
darah menjadi turun.
Jahe mengandung dua enzim pencernaan yang penting. Pertama, protease
yang berfungsi memecah protein. Kedua, lipase yang berfungsi memecah
lemak. Kedua enzim ini membantu tubuh mencerna dan menyerap makanan.
Jahe sekurangnya mengandung 19 komponen bio-aktif yang berguna bagi
tubuh. Komponen yang paling utama adalah gingerol yang bersifat
antikoagulan, yaitu mencegah penggumpalan darah. Jadi mencegah
tersumbatnya pembuluh darah, penyebab utama stroke, dan serangan jantung.
Gingerol diperkirakan juga membantu menurunkan kadar kolesterol.
Memblok serotonin, yaitu senyawa kimia pembawa pesan. Senyawa
ini menyebabkan perut berkontraksi, sehigga timbul rasa mual. Misalnya
pada orang yang mengalami mabuk perjalanan. Jadi, untuk mencegah
mabuk perjalanan, ada baiknya minum wedang jahe sebelum bepergian.
Caranya: pukul-pukul jahe segar sepanjang ruas jari, masukkan dalam satu
gelas air panas. Beri madu secukupnya, lalu minum. Bisa juga menggunakan
sepertiga sendok teh jahe bubuk, atau kalau tahan, makan dua kerat jahe
mentah.
Membuat lambung menjadi nyaman, dan membantu mengeluarkan angin.
Bisa meringankan kram perut saat menstruasi atau kram akibat terlalu banyak
mengkonsumsi makanan berlemak.
Membantu tubuh melawan pilek dan flu. Jahe mengandung antioksidan yang
membantu menetralkan efek merusak yang disebabkan oleh radikal bebas di
dalam tubuh
Jahe merupakan pereda rasa sakit yang alami dan dapat meredakan nyeri
rematik, sakit kepala, dan migren. Caranya, minum wedang jahe 3 kali
sehari. Bisa juga minum wedang ronde, mengulum permen jahe, atau
menambahkan jahe saat Anda membuat soto, semur, atau rendang
(Anonim, 2008).
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan tabel hasil uji lanjut Duncan’s dapat disimpulkan bahwa sampel
780 (Hanjuang) tdak berbeda nyata dengan sampel 764 (Haruman), 501 (Pigeon),
dan 234 (Braga). Sampel 764 (Haruman) tdak berbeda nyata dengan sampel 780
(Hanjuang), 501 (Pigeon), dan 234 (Braga). Sampel 501 (Pigeon) tdak berbeda
nyata dengan sampel 780 (Hanjuang), 764 (Haruman), dan 234 (Braga). Sampel
234 (Braga) tdak berbeda nyata dengan sampel 780 (Hanjuang), 764 (Haruman),
dan 501 (Pigeon) dalam hal kekentalan.
Berdasarkan tabel Anava diketahui bahwa F hitung sampel < Ftabel pada
taraf 5% sehingga diberi tanda tn, sehingga dapat disimpulkan bahwa sampel
Bandrek dengan kode 780 (Hanjuang), 764 (Haruman), 501 (Pigeon), dan 234
(Braga) tidak berbeda nyata dalam hal rasa maka tidak perlu dilakukan uji lanjut
Duncan’s.
Berdasarkan tabel hasil uji lanjut Duncan’s dapat disimpulkan bahwa sampel
780 (Hanjuang) berbeda nyata dari sampel 764 (Haruman), 501 (Pigeon), dan 234
(Braga). Sampel 764 (Haruman) tidak berebda nyata dari sampel 501 (Pigeon) dan
234 (Braga), tetapi berbeda nyata dari sampel 780 (Hanjuang). Sampel 501
(Pigeon) tidak berebda nyata dari sampel 764 (Haruman) dan 234 (Braga), tetapi
berbeda nyata dari sampel 780 (Hanjuang). Sampel 234 (Braga) tidak berebda
nyata dari sampel 764 (Haruman) dan 501 (Pigeon), tetapi berbeda nyata dari
sampel 780 (Hanjuang) dalam hal after taste.
Berdasarkan tabel hasil uji lanjut Duncan’s dapat disimpulkan bahwa sampel
780 (Hanjuang) tidak berbeda nyata dengan sampel 764 (Haruman), tetapi
berbeda nyata dengan sampel 501 (Pigeon) dan 234 (Braga). Sampel 764
(Haruman) tidak berbeda nyata dengan sampel 780 (Hanjuang), tetapi berbeda
nyata dengan sampel 501 (Pigeon) dan 234 (Braga). Sampel 501 (Pigeon berbeda
nyata dengan sampel 780 (Hanjuang), 764 (Haruman), dan 234 (Braga). Sampel
234 (Braga) berbeda nyata dengan sampel 780 (Hanjuang), 764 (Haruman), dan
234 (Braga) dalam hal aroma.
Berdasarkan tabel hasil uji lanjut Duncan’s dapat disimpulkan bahwa sampel
764 (Haruman) berbeda nyata dengan sampel 501 (Pigeon), 780 (Hanjuang), dan
234 (Braga). Sampel 501 (Pigeon) tidak berbeda nyata dengan sampel 780
(Hanjuang), tetapi berebda nyata dengan sampel 764 (Haruman) dan 234 (Braga).
Sampel 780 (Hanjuang) tidak berbeda nyata dengan sampel 501 (Pigeon), tetapi
berbeda nyata dengan sampel 764 (Haruman) dan 234 (Braga). Sampel 234
(Braga) berbeda nyata dengan sampel 764 (Haruman), 501 (Pigeon), dan
Hanjuang (780) dalam hal warna.
4.2. Saran
Dalam melakukan percobaan ini harus diperhatikan dalam hal penyiapan
sampel perlu dihindari sengaja atau tidak sengaja yang menyebabkan ada rasa
yang berasal dari luar bahan yang akan diuji.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, (2008), Segelas Bandrek Panas Untuk Penghangat Badan,
www.eldrazit.multiply.com, Akses 20/3/2012.
Anonim, (2010), Uji Hedonik, www.scribd.com, Akses 20/03/2012.
Anonim, (2011), Bandrek, www.wikipedia.org, Akses 20/3/2012.
Kartika, Bambang, Hastuti, W. Supartono, (1987), Pedoman Uji Inderawi
Bahan Pangan, Universitas Gajah Mada,Yogyakarta.
Soekarto, Soewarno T. Prof. Dr., (1985), Penilaian Organoleptik untuk
Industri Pangan dan Hasil Pertanian, Penerbit Bhratara Karya Aksara,
Jakarta.