BAB 1. PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan dalam praktikum afektif produk komersial adalah untuk mengetahui
respon panelis terhadap tingkat penerimaan produk erdasarkan karakteristik yang
dimiliki dengan skala hedonik.
2
dijadikan faktor pembanding harus diusahakan sama dengan contoh yang diujikan
(Susiwi, 2009).
2.2 Panelis
Panelis merupakan anggota panel atau orang yang terlibat dalam penilaian
organoleptik dari berbagai kesan subjektif produk yang disajikan. Panelis
merupakan instumen atau alat untuk menilai mutu dan analisa sifat–sifat sensorik
suatu produk. Menurut Soekarto (2002), ada 6 macam panel yang biasa digunakan,
yaitu :
2.2.1 Panel Perseorangan
Panel ini tergolong dalam panel tradisional atau panel kelompok seni (belum
memakai memakai metode baku). Keistimewaan pencicip ini adalah dalam waktu
singkat dapat menilai suatu hasil dengan tepat, bahkan mampu menilai pengaruh
macam- macam perlakuan, misalnya bahan baku dan cara pengolahan. Tetapi
kemampuan pencicip perseorangan hanya terbatas pada komoditas tertentu,
sehingga masing-masing komoditas memerlukan panelis yang berbeda sesuai
dengan keahlian masing-masing. Orang yang menjadi panel perseorangan
mempunyai kepekaan spesifk yang tinggi. Kepekaan ini merupakan bawaan lahir
dan ditingkatkan kemampuannya dengan latihan dalam jangka waktu lama.
2.2.2 Panel pencicip terbatas
Panel pencicip terbatas terdiri dari 3 sampai 5 orang penilai yang memiliki
kepekaan tinggi. Syarat untuk bisa menjadi panelis terbatas adalah sebagai berikut:
a. Mempunyai kepekaan tinggi terhadap komoditi tertentu
b. Mengetahui cara pengolahan, peranan bahan dan teknik pengolahan, serta
mengetahui pengaruhnya terhadap sifat- sifat komoditas.
c. Mempunyai pengetahuan dan pengalaman tentang cara- cara penilaian
organoleptik.
2.2.3 Panel terlatih
Anggota panel terlatih adalah 15 sampai 25 orang. Tingkat kepekaan yang
diharapkan tidak setinggi panel pencicip terbatas. Panel terlatih berfungsi sebagai
alat analisis, dan pengujian yang dilakukan terbatas pada kemampuan
4
Rumus :
(𝑓𝑜 − 𝑓ℎ)2
𝑥2 = ∑
𝑓ℎ
Dimana :
𝑥2 = Chi square
𝑓̥ = Frekuensi yang diobservasi
𝑓ℎ = Frekuensi yang diharapkan
2.4.2 Chi square untuk uji hipotesis komparatif dua sampel independen
Menguji komparatif dua sampel independen berarti menguji signifikansi
perbedaan nilai dua sampel yang tidak berpasangan. Sampel independen biasanya
digunakan dalam penelitian yang menggunakan pendekatan penelitian survey,
sedangkan sampel berpasangan banyak digunakan dalam penelitian eksperimen.
Chi square digunakan untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel bila datanya
berbentuk nominal dan sampelnya besar. Cara perhitungan dapat menggunakan
rumus yang telah ada atau dapat menggunakan tabel kontingensi 2x2 (2 baris x 2
kolom) (Sugiyono, 2013).
Tabel Kontingensi :
Sampel Frekuensi pada: Jumlah Sampel
Obyek I Obyek II
Sampel A A B A+B
Sampel B C D C+D
Jumlah A+C B+D N
N = jumlah sampel
Rumus :
1
(|𝐴𝐷 − 𝐵𝐶|− 𝑁 )2
2 2
𝑥 = (𝐴+𝐵)(𝐶+𝐷)(𝐴+𝐶)(𝐵+𝐷)
8
Dimana :
𝑥2 = Chi square
𝑓̥ = Frekuensi yang diobservasi
𝑓ℎ = Frekuensi yang diharapkan
campuran seperti minyak esensial lavender, bahkan ada yang mengganti minyak
kelapa dengan minyak Zaitun (olive oil). Namun manfaatnya akan berbeda dan
aroma khas minyak telon tak tercium lagi (Burdock 2010).
10
40.0
Keterangan :
Kode Sampel Nama Produk
357 Minyak Telon Zwitsal
246 Minyak Telon Cap Gajah
159 Minyak Telon Konicare
b. Aroma
35.0
30.0
25.0 Sangat Suka
20.0 Suka
15.0 Agak Suka
10.0 Tidak Suka
5.0
Sangat Tidak Suka
0.0
357 246 159
Perlakuan
Keterangan :
Kode Sampel Nama Produk
357 Minyak Telon Zwitsal
246 Minyak Telon Cap Gajah
159 Minyak Telon Konicare
13
c. Viskositas
40.0
Sangat Suka
30.0
Suka
20.0
Agak Suka
10.0 Tidak Suka
0.0 Sangat Tidak Suka
357 246 159
Perlakuan
Keterangan :
Kode Sampel Nama Produk
357 Minyak Telon Zwitsal
246 Minyak Telon Cap Gajah
159 Minyak Telon Konicare
d. Rasa
40.0
Sangat Suka
30.0
Suka
20.0
Agak Suka
10.0
Tidak Suka
0.0 Sangat Tidak Suka
357 246 159
Perlakuan
Keterangan :
Kode Sampel Nama Produk
357 Minyak Telon Zwitsal
246 Minyak Telon Cap Gajah
159 Minyak Telon Konicare
e. Keseluruhan
40.0
Keterangan :
Kode Sampel Nama Produk
357 Minyak Telon Zwitsal
246 Minyak Telon Cap Gajah
159 Minyak Telon Konicare
15
BAB 5. PEMBAHASAN
proses pengolahan melalui bahan desiccated coconut, kriteria mutunya adalah asam
lemak bebas 0,05 – 0,08 %, kadar air 0,07 – 0,10 %, tidak berwarna (bening).
5.1.2 Aroma
Berdasarkan hasil perhitungan chi-square yang dilakukan untuk atribut
aroma diperoleh F hitung > F tabel yaitu sebesar 16,63 > 15,507 sehingga dapat
dikatakan bahwa hasil uji aroma dari ketiga sampel yang diuji ialah berbeda nyata
(BN). Berbeda nyata ialah dimana panelis dapat mendeteksi perbedaan aroma
sampel yang disajikan. Hasil yang berbeda nyata menunjukkan bahwa Minyak
Telon Konicare, Minyak Telon Cap Gajah dan Minyak Telon Zwitsal memiliki
perbedaan aroma yang signifikan.
Perbedaan yang terjadi pada ketiga sampel disebabkan oleh adanya
perbedaan kadar minyak atsiri pada kayu putih yang ditambahkan sebagai bahan
baku minyak telon. Menurut Wedalia (1991), bahwa pohon kayu putih mudah
sekali dikenali karena kulit batangnya mengalami pengelupasan yang memanjang
dan dari daunnya dapat dicium aroma minyak atsiri yang menyengat. Perbedaan
kadar minyak kayu putih pada masing-masing sampel minyak menjadi penyebab
berbedanya aroma yang muncul.
5.1.3 Viskositas
Berdasarkan hasil perhitungan chi-square yang dilakukan untuk atribut
viskositas diperoleh F hitung < F tabel yaitu sebesar 7,70 < 15,507 sehingga dapat
dikatakan bahwa hasil uji viskositas dari ketiga sampel yang diuji ialah tidak
berbeda nyata (TBN). Hasil yang tidak berbeda nyata menunjukkan bahwa Minyak
Telon Konicare, Minyak Telon Cap Gajah dan Minyak Telon Zwitsal memiliki
perbedaan viskositas yang tidak mencolok. Tingkat viskositas pada ketiga sampel
tidak terlalu berbeda jauh, sebab baik pada Minyak Telon Konicare, Minyak Telon
Cap Gajah maupun Minyak Telon Zwitsal memiliki viskositas cenderung rendah.
Hal ini menyebabkan panelis sulit untuk membedakan perbedaan viskositas di
ketiga sampel. Semakin dekat tingkat viskositas suatu produk formulasi dengan
tingkat viskositas air maka semakin encer produk tersebut (Yosephine, 2013).
Berdasarkan pendapat Yosephine, maka dapat dikatakan bahwa tingkat viskositas
17
pada ketiga sampel hampir mendekati viskositas air. Hal ini bisa terjadi akibat
perbedaan komposisi bahan baku pembuatan minyak telon.
5.1.4 Rasa
Berdasarkan hasil perhitungan chi-square yang dilakukan untuk atribut rasa
diperoleh F hitung > F tabel yaitu sebesar 67,93 > 15,507 sehingga dapat dikatakan
bahwa hasil uji rasa dari ketiga sampel yang diuji ialah berbeda nyata (BN). Hasil
yang berbeda nyata menunjukkan bahwa Minyak Telon Konicare, Minyak Telon
Cap Gajah dan Minyak Telon Zwitsal memiliki perbedaan rasa yang mencolok.
Perbedaan rasa tersebut berdasarkan rasa hangat yang mencul ketika di aplikasikan
pada kulit. Rasa hangat yang muncul pada ketiga sampel dapat berbeda di
karenakan adanya perbedaan kandungan minyak kayu putih pada masing-masing
sampel. Hal ini dijelaskan oleh Kardinan (2005), bahwa aroma minyak kayu putih
sangat khas dan minyak ini memberikan rasa yang hangat jika dioleskan pada kulit.
5.1.5 Keseluruhan
Berdasarkan hasil perhitungan chi-square yang dilakukan untuk
keseluruhan diperoleh F hitung < F tabel yaitu sebesar 5,82 < 15,507 sehingga dapat
dikatakan bahwa hasil penilaian keseluruhan dari ketiga sampel yang diuji ialah
tidak berbeda nyata (TBN). Tidak berbeda nyata ialah dimana panelis tidak dapat
mendeteksi perbedaan warna sampel yang disajikan. Hasil yang berbeda nyata
menunjukkan bahwa Minyak Telon Konicare, Minyak Telon Cap Gajah dan
Minyak Telon Zwitsal tidak memiliki perbedaan yang mencolok. Berdasarkan
penjelasan sebelumnya, rata-rata panelis tidak dapat mendeteksi perbedaan pada
setiap sampel yag diujikan. Sebab baik atribut warna maupun viskositas pada
masing-masing sampel mendapatkan hasil tidak berbeda nyata. Selain itu, tidak
adanya pelatihan kepada panelis menjadi salah satu penyebab panelis tidak dapat
mengenali perbedaan yang muncul pada setia sampel minyak telon.
suka dengan nilai 5, terdapat 9 panelis yang memilih suka dengan nilai 4, terdapat
6 panelis yang memilih agak suka dengan nilai 3, terdapat 7 panelis yang memilih
tidak suka dengan nilai 2, dan terdapat 3 panelis yang memilih kriteria sangat tidak
suka dengan nilai 1. Pada Minyak Telon Cap Gajah terdapat 1 panelis yang memilih
pada kriteria sangat suka dengan nilai 5, terdapat 13 panelis yang memilih suka
dengan nilai 4, terdapat 12 panelis yang memilih agak suka dengan nilai 3, terdapat
3 panelis yang memilih tidak suka dengan nilai 2, dan tidak ada yang memilih
kriteria sangat tidak suka dengan nilai 1. Sedangkan pada Minyak Telon Konicare
terdapat 6 panelis yang memilih pada kriteria sangat suka dengan nilai 5, terdapat
5 panelis yang memilih suka dengan nilai 4, terdapat 10 panelis yang memilih agak
suka dengan nilai 3, terdapat 5 panelis yang memilih tidak suka dengan nilai 2, dan
terdapat 3 panelis yang memilih kriteria sangat tidak suka dengan nilai 1. Setalah
didapatkan hasil tersebut didapatkan rata-rata untuk Minyak Telon Zwitsal sebesar
3,1, Minyak Telon Cap Gajah sebesar 3,43 dan Minyak Telon Konicare sebesar 3,2.
Berdasarkan data tersebut dapat dikatakan bahwa panelis lebih menyukai
warnak dari produk Minyak Telon Cap Gajah sebab pada produk minyak telon Cap
Gajah memiliki warna yang lebih jernih daripada ketiga sampel lainnya. Hal ini
dibuktikan dengan banyaknya kandungan minyak kayu putih pada minyak telon
Cap Gajah yaitu sebanyak 4 ml setiap 10 ml minyak telon (www.farmasi-id.com,
2018). Banyak jumlah kandungam minyak kayu putih akan mempengaruhi warna
dari minyak telon.
5.2.2 Aroma
Berdasarkan analisis menggunakan histogram, pada atribut aroma didapatkan
hasil Minyak Telon Zwitsal terdapat 5 panelis yang memilih pada kriteria sangat
suka dengan nilai 5, terdapat 9 panelis yang memilih suka dengan nilai 4, terdapat
9 panelis yang memilih agak suka dengan nilai 3, terdapat 5 panelis yang memilih
tidak suka dengan nilai 2, dan terdapat 1 panelis yang memilih kriteria sangat tidak
suka dengan nilai 1. Pada Minyak Telon Cap Gajah terdapat 2 panelis yang memilih
pada kriteria sangat suka dengan nilai 5, terdapat 6 panelis yang memilih suka
dengan nilai 4, terdapat 9 panelis yang memilih agak suka dengan nilai 3, terdapat
10 panelis yang memilih tidak suka dengan nilai 2, dan terdapat 2 yang memilih
19
kriteria sangat tidak suka dengan nilai 1. Sedangkan pada Minyak Telon Konicare
terdapat 11 panelis yang memilih pada kriteria sangat suka dengan nilai 5, terdapat
8 panelis yang memilih suka dengan nilai 4, terdapat 1 panelis yang memilih agak
suka dengan nilai 3, terdapat 7 panelis yang memilih tidak suka dengan nilai 2, dan
terdapat 2 panelis yang memilih kriteria sangat tidak suka dengan nilai 1. Setalah
didapatkan hasil tersebut didapatkan rata-rata untuk Minyak Telon Zwitsal sebesar
3,5, Minyak Telon Cap Gajah sebesar 2,8 dan Minyak Telon Konicare sebesar 3,7.
Berdasarkan data tersebut dapat dikatakan bahwa panelis lebih menyukai
aroma dari produk Minyak Telon Konicare sebab pada produk minyak telon
Konicare memiliki aroma yang lebih kuat daripada ketiga sampel lainnya. Hal
tersebut dapat terjadi akibat adanya kandungan minyak kayu putih yang cukup
banyak pada produk minyak telon Konicare yaitu sebesar 420 mg (www.farmasi-
id.com, 2018). Hal ini didukung oleh pendapat Wedalia (1991), bahwa pohon kayu
putih mudah sekali dikenali karena kulit batangnya mengalami pengelupasan yang
memanjang dan dari daunnya dapat dicium aroma minyak atsiri yang menyengat.
5.2.3 Viskositas
Berdasarkan analisis menggunakan histogram, pada atribut viskositas
didapatkan hasil Minyak Telon Zwitsal terdapat 4 panelis yang memilih pada
kriteria sangat suka dengan nilai 5, terdapat 7 panelis yang memilih suka dengan
nilai 4, terdapat 10 panelis yang memilih agak suka dengan nilai 3, terdapat 7
panelis yang memilih tidak suka dengan nilai 2, dan terdapat 1 panelis yang memilih
kriteria sangat tidak suka dengan nilai 1. Pada Minyak Telon Cap Gajah tidak
terdapat panelis yang memilih pada kriteria sangat suka dengan nilai 5, terdapat 13
panelis yang memilih suka dengan nilai 4, terdapat 12 panelis yang memilih agak
suka dengan nilai 3, terdapat 3 panelis yang memilih tidak suka dengan nilai 2, dan
terdapat 2 yang memilih kriteria sangat tidak suka dengan nilai 1. Sedangkan pada
Minyak Telon Konicare terdapat 2 panelis yang memilih pada kriteria sangat suka
dengan nilai 5, terdapat 12 panelis yang memilih suka dengan nilai 4, terdapat 11
panelis yang memilih agak suka dengan nilai 3, terdapat 4 panelis yang memilih
tidak suka dengan nilai 2, dan terdapat tidak panelis yang memilih kriteria sangat
tidak suka dengan nilai 1. Setalah didapatkan hasil tersebut didapatkan rata-rata
20
untuk Minyak Telon Zwitsal sebesar 3,2, Minyak Telon Cap Gajah sebesar 3,23
dan Minyak Telon Konicare sebesar 3,4. Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan
bahwa panelis lebih menyukai produk Minyak Telon Konicare daripada produk
sejenis yang lainnya. Hal ini dapat terjadi sebab tingkat viskositas pada minyak
telon Konicare berada di antara tinggi dan rendah dan hal tersebut sangat disukai
oleh panelis. Menurut Yosephine (2013) semakin dekat tingkat viskositas suatu
produk formulasi dengan tingkat viskositas air maka semakin encer produk
tersebut.
5.2.4 Rasa
Berdasarkan analisis menggunakan histogram, pada atribut rasa didapatkan
hasil Minyak Telon Zwitsal terdapat 4 panelis yang memilih pada kriteria sangat
suka dengan nilai 5, terdapat 10 panelis yang memilih suka dengan nilai 4, terdapat
11 panelis yang memilih agak suka dengan nilai 3, terdapat 3 panelis yang memilih
tidak suka dengan nilai 2, dan terdapat 1 panelis yang memilih kriteria sangat tidak
suka dengan nilai 1. Pada Minyak Telon Cap Gajah terdapat 1 panelis yang memilih
pada kriteria sangat suka dengan nilai 5, terdapat 12 panelis yang memilih suka
dengan nilai 4, terdapat 9 panelis yang memilih agak suka dengan nilai 3, terdapat
6 panelis yang memilih tidak suka dengan nilai 2, dan terdapat 1 yang memilih
kriteria sangat tidak suka dengan nilai 1. Sedangkan pada Minyak Telon Konicare
terdapat 4 panelis yang memilih pada kriteria sangat suka dengan nilai 5, terdapat
10 panelis yang memilih suka dengan nilai 4, terdapat 9 panelis yang memilih agak
suka dengan nilai 3, terdapat 5 panelis yang memilih tidak suka dengan nilai 2, dan
terdapat 1 panelis yang memilih kriteria sangat tidak suka dengan nilai 1. Setalah
didapatkan hasil tersebut didapatkan rata-rata untuk Minyak Telon Zwitsal sebesar
3,5, Minyak Telon Cap Gajah sebesar 3,2 dan Minyak Telon Konicare sebesar 3,4.
Berdasarkan data hasil pengamatan diatas dapat dikatakan bahwa panelis lebih
menyukai produk minyak telon denan merek Zwitsal. Hal tersebut dapat terjadi
sebab rasa hangat yang dikeluarkan oleh minyak teon Zwitsal lebih disukai oleh
panelis, karena tidak terlalu panas namun tidak pula tidak berasa. Rasa hangat ini
berasal dari kandungan minyak kayu putih yang menjadi salah satu bahan utama
pembuatan minyak telon. Menurut Kardinan (2005), bahwa aroma minyak kayu
21
putih sangat khas dan minyak ini memberikan rasa yang hangat jika dioleskan pada
kulit.
5.2.5 Keseluruhan
Berdasarkan analisis menggunakan histogram, seccara keseluruhan
didapatkan hasil Minyak Telon Zwitsal terdapat 4 panelis yang memilih pada
kriteria sangat suka dengan nilai 5, terdapat 10 panelis yang memilih suka dengan
nilai 4, terdapat 11 panelis yang memilih agak suka dengan nilai 3, terdapat 3
panelis yang memilih tidak suka dengan nilai 2, dan terdapat 1 panelis yang memilih
kriteria sangat tidak suka dengan nilai 1. Pada Minyak Telon Cap Gajah terdapat 1
panelis yang memilih pada kriteria sangat suka dengan nilai 5, terdapat 12 panelis
yang memilih suka dengan nilai 4, terdapat 9 panelis yang memilih agak suka
dengan nilai 3, terdapat 6 panelis yang memilih tidak suka dengan nilai 2, dan
terdapat 1 yang memilih kriteria sangat tidak suka dengan nilai 1. Sedangkan pada
Minyak Telon Konicare terdapat 4 panelis yang memilih pada kriteria sangat suka
dengan nilai 5, terdapat 10 panelis yang memilih suka dengan nilai 4, terdapat 9
panelis yang memilih agak suka dengan nilai 3, terdapat 5 panelis yang memilih
tidak suka dengan nilai 2, dan terdapat 1 panelis yang memilih kriteria sangat tidak
suka dengan nilai 1. Setalah didapatkan hasil tersebut didapatkan rata-rata untuk
Minyak Telon Zwitsal sebesar 3,5, Minyak Telon Cap Gajah sebesar 3,2 dan
Minyak Telon Konicare sebesar 3,4. Berdasarkan data hasil pengamatan diatas
dapat dikatakan bahwa panelis lebih menyukai produk minyak telon denan merek
Zwitsal. Hal tersebut dikarenakan bahwa kandungan minyak kelapa lebih dominan
pada produk ini daripada kandungan minyak lainnya, sehingga pada atribut mutu
aroma, warna, dan rasa dari poduk ini tidak sekuat produk dari Cap Gajah dan
Konicare. Kandungan minyak kelapa pada produk minyak telon Zwitsal ialah
sebanyak 33 ml sedangkan minyak kayu putih sebanyak 20,25 ml
(www.zwitsal.co.id, 2018).
22
BAB 6. PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan sebelumnya kesimpulan yang dapat diambil ialah
respon panelis menunjukkan bahwa Minyak Telon Zwitsal yang paling disukai. Hal
tersebut dikarenakan dari warna yang jernih dan kekuningan, aroma yang tidak
terlalu menyengat namun masih memiliki aroma khas dari minyak telon/minyak
kayu putih, tingkat viskositas juga minyak telon tersebut tidak terlalu cair sehingga
panelis suka karena tidak langsung mengalir karena dan rasa yang hangat saat
dioleskan pada bagian kulit serta tidak menimbulkan reaksi panas di kulit.
6.2 Saran
Sebaiknya ketika melakukan kegiatan praktikum perlu diteliti dan dilakukan
dengan kondusif agar hasil yang di dapatkan maksimal dan benar.
23
DAFTAR PUSTAKA
https://www.zwitsal.co.id/archive/mengenal-manfaat-kehangatan-minyak-telon.
Diakses tanggal 15 Desember 2018.
Kemp,. E., Hollowood, T., dan Hort, J. 2009. Sensory Evaluation: A Practical
Handbook. Wiley Blackwell, United Kingdom.
Nuraini, dkk. 2013. Petunjuk Praktikum Evaluasi Sensori. PS Ilmu dan Teknologi
Pangan : Purwokerto
Setyaningsih, D., A. Apriyantono dan M.P. Sari. 2010. Analisis Sensori untuk
Industri Pangan dan Agro. IPB Press. Bogor.
LAMPIRAN PERHITUNGAN
1. Warna
Sangat
Sangat Agak Tidak
Perlakuan Suka Tidak Total
Suka Suka Suka
Suka
357 4 9 6 8 3 30
246 1 14 12 3 0 30
159 6 5 11 5 3 30
Total 11 28 29 16 6 90
Sangat
Perlakuan Sangat Agak Tidak
Suka Tidak Total
(E) Suka Suka Suka
Suka
357 3,67 9,33 9,67 5,33 2,00 30,00
246 3,67 9,33 9,67 5,33 2,00 30,00
159 3,67 9,33 9,67 5,33 2,00 30,00
Total 11,0 28,0 29,0 16,0 6,0 90,00
Sangat Sangat
Suka Agak Suka Tidak Suka
No Perlakuan Suka Tidak Suka
Oi Ei Oi Ei Oi Ei Oi Ei Oi Ei
1 357 4 3,670 9 9,33 6 9,67 8 5,33 3 2,00
2 246 1 3,670 14 9,33 12 9,67 3 5,33 0 2,00
3 159 6 3,670 5 9,33 11 9,67 5 5,33 3 2,00
Total 11 28 29 16 6
Warna
Sangat Tidak Sangat
Perlakuan Suka Agak Suka
Suka Suka Tidak Suka
357 3,3 46,7 40,0 10,0 0,0
246 20,0 16,7 36,7 16,7 10,0
159 12,2 31,1 32,2 17,8 6,7
26
Chi Square
Df Α F Hitung F Tabel Keterangan
8 0,05 15,32 15,507 *
2. Aroma
Sangat
Sangat Agak Tidak
Perlakuan Suka Tidak Total
Suka Suka Suka
Suka
357 6 9 9 5 1 30
246 2 6 9 10 3 30
159 11 9 1 7 2 30
Total 19 24 19 22 6 90
Sangat
Sangat Agak Tidak
Suka Tidak
No Perlakuan Suka Suka Suka
Suka
Oi Ei Oi Ei Oi Ei Oi Ei Oi Ei
1 357 6 6,333 9 8,00 9 6,33 5 7,33 1 2,00
2 246 2 6,330 6 8,00 9 6,33 10 7,33 3 2,00
3 159 11 6,330 9 8,00 1 6,33 7 7,33 2 2,00
Total 19 24 19 22 6
Aroma
Sangat Tidak Sangat Tidak
Perlakuan Suka Agak Suka
Suka Suka Suka
357 20,0 30,0 30,0 16,7 3,3
246 6,7 20,0 30,0 33,3 10,0
159 36,7 30,0 3,3 23,3 6,7
27
Chi Square
Df Α F Hitung F Tabel Keterangan
0,05 16,64 15,507 *
3. Viskositas
Sangat Agak Tidak Sangat
Perlakuan Suka Total
Suka Suka Suka Tidak Suka
357 4 8 10 7 1 30
246 0 13 12 4 1 30
159 2 12 12 4 0 30
Total 6 33 34 15 2 90
Sangat
Sangat Agak Tidak
Perlakuan Suka Tidak Total
Suka Suka Suka
Suka
357 2,00 0,82 0,16 0,80 0,16 3,94
246 2,00 0,36 0,04 0,20 0,16 2,77
159 0,00 0,09 0,04 0,20 0,67 1,00
F Hitung 7,70
28
Viskositas
Tidak Sangat Tidak
Perlakuan Sangat Suka Suka Agak Suka
Suka Suka
357 13,3 26,7 33,3 23,3 3,3
246 0,0 43,3 40,0 13,3 3,3
159 6,7 40,0 40,0 13,3 0,0
Chi Square
Df Α F Hitung F Tabel Keterangan
8 0,05 7,70 15,507 *
4. Rasa
Sangat Agak Tidak Sangat
Perlakuan Suka Total
Suka Suka Suka Tidak Suka
357 4 11 11 3 1 30
246 1 12 10 6 1 30
159 4 10 10 5 1 30
Total 9 33 31 14 3 90
Sangat
Perlakuan Sangat Agak Tidak
Suka Tidak Total
(E) Suka Suka Suka
Suka
357 3,00 11,00 10,33 4,67 1,00 30,00
246 3,00 11,00 10,33 4,67 1,00 30,00
159 3,00 11,00 10,33 4,67 1,00 30,00
Total 9,0 33,0 31,0 14,0 3,0 90,00
Sangat
Sangat Agak Tidak
Perlakuan Suka Tidak Total
Suka Suka Suka
Suka
357 0,33 0,00 8,58 4,00 0,00 12,91
246 1,33 0,09 6,08 25,00 0,00 32,51
159 0,33 0,09 6,08 16,00 0,00 22,51
F Hitung 67,93
Rasa
Sangat Agak Tidak Sangat
Perlakuan Suka
Suka Suka Suka Tidak Suka
357 13,3 36,7 36,7 10,0 3,3
246 3,3 40,0 33,3 20,0 3,3
159 13,3 33,3 33,3 16,7 3,3
Chi Square
Df Α F Hitung F Tabel Keterangan
8 0,05 67,93 15,507 *
5. Keseluruhan
Sangat Agak Tidak Sangat
Perlakuan Suka Total
Suka Suka Suka Tidak Suka
357 4 12 9 4 1 30
246 1 12 13 4 0 30
159 5 10 10 5 0 30
Total 10 34 32 13 1 90
Sangat
Perlakuan Sangat Agak Tidak
Suka Tidak Total
(E) Suka Suka Suka
Suka
357 3,33 11,33 10,67 4,33 0,33 30,00
246 3,33 11,33 10,67 4,33 0,33 30,00
159 3,33 11,33 10,67 4,33 0,33 30,00
Total 10,0 34,0 32,0 13,0 1,0 90,00
30
Oi Ei Oi Ei Oi Ei Oi Ei Oi Ei
1 357 4 3,330 12 11,33 9 10,67 4 4,33 1 0,33
2 246 1 3,330 12 11,33 13 10,67 4 4,33 0 0,33
3 159 5 3,330 10 11,33 10 10,67 5 4,33 0 0,33
Total 10 34 32 13 1
Sangat
Sangat Agak Tidak
Perlakuan Suka Tidak Total
Suka Suka Suka
Suka
357 0,13 0,04 0,26 0,03 1,36 1,82
246 1,63 0,04 0,51 0,03 0,33 2,53
159 0,84 0,16 0,04 0,10 0,33 1,47
F Hitung 5,82
Keseluruhan
Chi Square
df α F Hitung F Tabel Keterangan
8 0,05 5,82 15,507 *
31
LAMPIRAN DOKUMENTASI