Anda di halaman 1dari 81

PENGUJIAN MUTU HASIL TERHADAP

TANAMAN PAKAN TERNAK


BPMSP Bekasi
1. Jalan M.T. Haryono Nomor 98 Kecamatan Setu
Kabupaten Bekasi 17320
2. Desa Sumber Jaya Kec. Tambun Selatan Kab.
Bekasi
Telepon: (021) 82602182
bpmsp@pertanian.go.id
layananpelanggan@gmail.com

Faksimile: (021) 82607499

08111122945
http://
www.bpmsp.ditjenpkh.pertanian.go.
id
Chat Online: on Website
IKM : on Website
Balai Pengujian Mutu dan Sertifikasi Pakan
Bekasi

Peta Wilayah Pelayanan

Wilayah Kerja
BPMSP adalah
Seluruh Indonesia
Balai Pengujian Mutu dan Sertifikasi Pakan
Bekasi

Implementasi Sistem Mutu

SNI ISO/IEC 17025 : 2017 SNI ISO 9001 : 2015 SNI ISO/IEC 17043 : 2010 SNI ISO 37001 : 2016

Persyaratan Umum Sistem Manajemen Mutu Penyelenggaraan Uji Sistem


Laboratorium Profisiensi Manajemen Anti
Pengujian Penyuapan
DASAR HUKUM BENIH TANAMAN PAKAN TERNAK
 Permentan 56-2015 Produksi Sertifikasi Peredaran Benih Bina TP-Pakan Ternak
 Permentan No12 Tahun 2018 tentang Produksi, Sertfikasi dan Peredaran Benih
Tanaman
 Kepmentan Nomor 104 Tahun 2020 tentang Komoditas Binaan Kementerian Pertanian
 Kepmentan 4264 Tahun 2019 Tentang Pedoman Teknis Pelepasan dan Penarikan
Varietas
 Kepmentan 8302 Tahun 2019 Tentang Pedoman Teknis Produksi, Sertifikasi dan
Peredaran Benih Tanaman Pakan Ternak ietas Tanaman Pakan Ternak
STANDAR BENIH BINA TPT BERDASARKAN KEPMENTAN 8302/2019
BENIH TANAMAN PAKAN LEGUM SPESIFIKASI BS BD BP BR
KADAR AIR BENIH (MAKS %) 12 – 15 12 13 14 15
TINGKAT KEMURNIAN (MIN %) 90 90 85 80 80
DAYA KECAMBAH (MIN %) 80 80 80 70 70

BENIH TANAMAN PAKAN RUMPUT SPESIFIKASI BS BD BP BR


KADAR AIR BENIH (MAKS %) 10 - 12 10 10 11 12
TINGKAT KEMURNIAN (MIN %) 70 70 65 60 60
DAYA KECAMBAH (MIN %) 40 40 40 30 30

BAHAN TANAM STEK (TIPE RUAS PANJANG) SPESIFIKASI BS BD BP BR


JUMLAH BUKU 2 - 3 (MIN %) 2–3 98 95 90 90
JUMLAH RUAS 3 – 4 (MIN %) 3-4 98 95 90 90
KEMURNIAN (MIN %) - 98 95 90 90
WARNA KEHIJAUAN KEHIJAUAN
KONDISI STEK SEGAR SEGAR
MATA TUNAS ADA PADA SETIAP BUKU ADA PADA SETIAP BUKU
STANDAR BENIH BINA TPT BERDASARKAN KEPMENTAN 8302/2019
BAHAN TANAM STEK (TIPE RUAS SPESIFIKASI BS BD BP BR
PENDEK/MULTIPLE MODE)
JUMLAH BUKU 2 - 3 (MIN %) 3-5 98 95 90 90
JUMLAH RUAS 3 – 4 (MIN %) 4-6 98 95 90 90
KEMURNIAN (MIN %) - 98 95 90 90
WARNA KEHIJAUAN KEHIJAUAN
KONDISI STEK SEGAR SEGAR
MATA TUNAS ADA PADA SETIAP BUKU ADA PADA SETIAP BUKU

STOLON SPESIFIKASI BS BD BP BR
JUMLAH BUKU TIPE STOLON PANJANG 3 (MIN %) - 98 95 90 90
JUMLAH BUKU TIPE STOLON PENDEK 5 (MIN %) - 98 95 90 90
KEMURNIAN (MIN %) - 98 95 90 90
WARNA HIJAU/SESUAI WARNA HIJAU/SESUAI WARNA
STOLON SETIAP SPECIES STOLON SETIAP
SPECIES
PERAKARAN ADA AKAR SEGAR ADA AKAR SEGAR
MENEMPEL PADA MENEMPEL PADA
MINIMAL SATU BUKU MINIMAL SATU BUKU
KONDISI STOLON SEGAR SEGAR
STANDAR BENIH BINA TPT BERDASARKAN KEPMENTAN 8302/2019
POLS (SOBEKAN RUMPUN) SPESIFIKASI BS BD BP BR
PANJANG DARI BONGGOL AKAR 15 – 25 cm - 98 95 90 90
(MIN %)
JUMLAH RUMPUN PER POLS 3 (MIN %) - 98 95 90 90
JUMLAH ANAKAN 1 (MIN %) - 98 95 90 90
KEMURNIAN (MIN %) - 98 95 90 90
PANJANG AKAR 5 – 10 cm (MIN %) - 98 95 90 90
WARNA KEHIJAUAN KEHIJAUAN
KONDISI POLS SEGAR SEGAR
BONGGOL AKAR (CROWN) ADA ADA
PERAKARAN ADA AKAR SEGAR PADA ADA AKAR SEGAR PADA
SETIAP RUMPUN SETIAP RUMPUN
STANDAR BENIH BINA TPT BERDASARKAN KEPMENTAN 8302/2019
POHON DALAM POLYBAG SPESIFIKASI BS BD BP BR
TINGGI POHON 25 – 80 cm (MIN % - 98 95 92 90
UMUR BENIH (BULAN) 1–2 1-2 1-2 1-2 1-2
JUMLAH TANGKAI DAUN (BUAH) 5–9 7-9 7-9 5-6 5-6
WARNA DAUN - HIJAU TANPA GEJALA
HARA
KESEHATAN BENIH - BEBAS OPT
UKURAN POLYBAG (cm) - (6-7) x 15
WARNA POLYBAG - HITAM
STANDAR BENIH VARIETAS LOKAL TPT BERDASARKAN KEPMENTAN 8302/2019

BENIH TANAMAN PAKAN LEGUM BR BENIH TANAMAN PAKAN RUMPUT BR


KADAR AIR BENIH (MAKS %) 15 KADAR AIR BENIH (MAKS %) 12
TINGKAT KEMURNIAN (MIN %) 70 TINGKAT KEMURNIAN (MIN %) 50
DAYA KECAMBAH (MIN %) 60 DAYA KECAMBAH (MIN %) 10

BAHAN TANAM STEK (TIPE RUAS PANJANG) BR


JUMLAH BUKU 2 - 3 (MIN %) 80
JUMLAH RUAS 3 – 4 (MIN %) 80
KEMURNIAN (MIN %) 85
WARNA KEHIJAUAN
KONDISI STEK SEGAR
MATA TUNAS ADA PADA SETIAP BUKU
STANDAR BENIH VARIETAS LOKAL TPT BERDASARKAN KEPMENTAN 8302/2019

BAHAN TANAM STEK (TIPE RUAS BR


PENDEK/MULTIPLE MODE)
JUMLAH BUKU 2 - 3 (MIN %) 80
JUMLAH RUAS 3 – 4 (MIN %) 80
KEMURNIAN (MIN %) 85
WARNA KEHIJAUAN
KONDISI STEK SEGAR
MATA TUNAS ADA PADA SETIAP BUKU

STOLON BR
JUMLAH BUKU TIPE STOLON PANJANG 3 (MIN %) 80
JUMLAH BUKU TIPE STOLON PENDEK 5 (MIN %) 80
KEMURNIAN (MIN %) 85
WARNA HIJAU/SESUAI WARNA STOLON SETIAP SPECIES
PERAKARAN ADA AKAR SEGAR MENEMPEL PADA MINIMAL SATU BUKU
KONDISI STOLON SEGAR
STANDAR BENIH VARIETAS LOKAL TPT BERDASARKAN KEPMENTAN 8302/2019

POLS (SOBEKAN RUMPUN) BR


PANJANG DARI BONGGOL AKAR 15 – 25 cm 80
(MIN %)
JUMLAH RUMPUN PER POLS 3 (MIN %) 80
JUMLAH ANAKAN 1 (MIN %) 80
KEMURNIAN (MIN %) 85
PANJANG AKAR 5 – 10 cm (MIN %) 80
WARNA KEHIJAUAN
KONDISI POLS SEGAR
BONGGOL AKAR (CROWN) ADA
PERAKARAN ADA AKAR SEGAR PADA SETIAP RUMPUN
STANDAR BENIH BINA TPT BERDASARKAN KEPMENTAN 8302/2019

POHON DALAM POLYBAG BR


TINGGI POHON 25 – 80 cm (MIN % 80
UMUR BENIH (BULAN) 1-2
JUMLAH TANGKAI DAUN (BUAH) 5-6
WARNA DAUN HIJAU TANPA GEJALA HARA
KESEHATAN BENIH BEBAS OPT
UKURAN POLYBAG (cm) (6-7) x 15
WARNA POLYBAG HITAM
PROSES SERTIFIKASI BENIH DALAM POLYBAG / STEK / STOLON

1. Hitung Jumlah Seluruh Polybag / Stek / Stolon Yang Akan di


Sertifikasi

2. Sampling Untuk Pengamatan Jumlah Buku, Jumlah Ruas, Kemurnian,


Warna, Tunas, Tinggi Pohon, Jumlah Tangkai Daun, Ukuran Polybag
Dan Warna Polybag.

Minimal 10%
…PROSES SERTIFIKASI BENIH DALAM POLYBAG / STEK / STOLON

PENGECEKAN PENGUKURAN LUAS


KEBENARAN DOKUMEN TANAM

PENGUKURAN PENGUKURAN PENGHITUNGAN


TINGGI TANAMAN DIAMETER POLIBAG JUMLAH DAUN
Pengujian Benih Laboratorium
1. Kemurnian
Berat contoh untuk pengujian
kemurnian.
2. Kadar Air
Berat contoh untuk pengujian kadar air
standar pada suhu 1030 C selama 17 jam)
3. Daya Berkecambah
Berat contoh untuk pengujian daya
berkecambah
400 butir dengan dua kali pengamatan
Perlakuan awal berbeda-beda setiap
tanaman

Referensi :
-ISTA
-Pengembangan Metode
PENGUJIAN ANALISIS
KEMURNIAN
A. Peralatan Yang Dibutuhkan
1.Timbangan Analitik
2.Kaca Pembesar
3.Lampu Penerang
KACA PEMBESAR
4.Spatula
5.Pisau
6.Jarum
SEED BLOWER*
7.Pinset

TIMBANGAN

MEJA PENGAMATAN
BENIH
B. Prosedur Pengujian
1. PENGAMBILAN CONTOH KERJA
2. PENENTUAN KOMPONEN KEMURNIAN
BENIH MURNI
Benih murni harus yang sesuai dengan pernyataan pengirim atau
secara dominan ditemukan di dalam contoh benih termasuk semua
benih varietas tanaman dan kultivar dari spesies tersebut.
Struktur Benih (benih muda, benih berukuran kecil, benih keriput,
terserang penyakit, atau berkecambah tetapi benih tersebut masih
bisa dikenali sebagai benih yang dimaksud) kecuali sudah berubah
bentuk menjadi seperti cendawan sclerotia, smut balls atau
nematoda galls
Unit benih utuh yang digambarkan untuk masing-masing genus
atau spesies dalam definisi benih murni.
Pecahan unit benih dengan ukuran lebih besar dari ½ ukuran benih
aslinya.
BENIH TANAMAN LAIN
•Benih tanaman lain harus mencakup unit benih tanaman spesies
lain yang terikut selain benih murni

KOTORAN BENIH
Benih tanaman lain harus mencakup unit benih tanaman spesies
lain yang terikut selain benih murni.
Kotoran benih harus meliputi unit benih dan semua bahan dan
struktur lain yang bukan benih murni atau benih tanaman lain:
Unit benih yang terlihat jelas tidak mengandung benih sejati
(true seed).
Bagian dari unit benih yang pecah atau rusak dan berukuran
setengah atau kurang dari setengah ukuran aslinya.
Bagian yang tidak dimaksudkan dalam definisi benih murni harus
dihilangkan dan digolongkan dalam kotoran benih
3. PEMISAHAN KOMPONEN
 Contoh kerja/sub contoh kerja harus ditimbang dalam gram sesuai dengan jumlah
minimal desimal yang diperlukan untuk menghitung persentase bagian-bagian
komponen, dengan ketentuan sbb :

BERAT CONTOH KERJA MINIMAL JUMLAH CONTOH (GR)


ATAU SUB CONTOH DESIMAL
KERJA (GR) PENIMBANGAN
< 1,000 4 0,1234
1,000 – 9,999 3 1,234
10,00 – 99,99 2 12,34
100,0 – 999,9 1 123,4
≥ 1000 0 1234
Contoh Penggunaan Desimal Penimbangan

BERAT/SATUAN BERAT AWAL CONTOH BENIH BENIH TANAMAN KOTORAN KOMPONEN


KERJA MURNI LAIN BENIH

(g) 932,6 932,0 0,1 0,5 932,6


(%) 99,9 0,0 0,1 100

Atau

BERAT/SATUAN BERAT AWAL CONTOH BENIH BENIH TANAMAN KOTORAN KOMPONEN


KERJA MURNI LAIN BENIH

(g) 932,66 927,99 0,0030 4,6399 932,63


(%) 99,5 TRACE 0,5 100
4. PERHITUNGAN
a. Penentuan Toleransi Faktor Penambahan/Kehilangan

CONTOH :
…PERHITUNGAN

Catatan : jika koreksi > 0,1% cek ulang kesalahan pada perhitungan dan penulisan
5. Pelaporan
Nama ilmiah dan nama Indonesia dari spesies benih murni
Persentase setiap komponen (BM, KB, dan BTL/termasuk biji
gulma), ditulis dalam 1 desimal
Total semua komponen 100,0%
Jumlah komponen yang kurang dari 0,05 % dilaporkan sebagai
‘trace ’ atau “TR”.
Ket:
Apabila diperlukan misal untuk data label istilah ‘trace ‘ bisa diganti
0,0.
Jika tidak ditemukan BTL atau kotoran benih harus dilaporkan
(ditulis) 0,0
Tulis jenis kotoran benih
Hasil penetapan benih tanaman lain, seperti jumlah dan nama
benih yang ditemukan sesuai nama Indonesia /ilmiah dan diurutkan
berdasarkan urutan abjad.
… Pelaporan

BERAT PRESENTASE
BERAT KOMPONEN TOTAL KOMPONEN TOTAL
NO LAB/JENIS
TGL CONTOH BM BTL KB BERAT BM BTL KB PRESENTASE KET
TANAMAN
KERJA KOMPONEN KOMPONEN
PENGUJIAN KADAR AIR
A. Peralatan

OVEN DESIKATOR
TIMBANGAN GRINDER
ANALITIKA

CAWAN MOISTURE
TESTER
PERSYARATAN GRINDING METODE OVEN

PEMOTONGAN
 FINE (HALUS) : MINIMAL 50 % LOLOS SARINGAN 0,5 MM DAN
MAKSIMAL TERTINGGAL 10 % PADA SARINGAN 1,0 MM
WAKTU:PROSES PENGGRINDERAN ≤ 2 MENIT

 COARSE (KASAR): MINIMAL 50% LOLOS SARINGAN 4,00 MM DAN


MAKSIMAL 55 % LOLOS SARINGAN 2,00 MM WAKTU:PROSES
PENGGERINDERAN ≤ 2 MENIT

 Cutting/Pemotongan : Berat 1000 butir > 200 gram, kulit sangat


keras dan kadar minyak tinggi, Bagian – bagian potongan ≤ 7 mm,
Waktu pemotongan ≤ 4 menit
TOLERANSI SUHU DAN WAKTU

Suhu Tinggi 130 – 133ºC

Suhu Rendah 101-105ºC


• 1 jam ± 3 menit
• 2 jam ± 6 menit
• 4 jam ± 12 menit
17 jam ± 1 jam
PELAPORAN HASIL KADAR AIR METODE OVEN

KETERANGAN :
M1 = BERAT DALAM GRAM (MINIMAL 3 DESIMAL) DARI CAWAN+ TUTUP
M2 = BERAT DALAM GRAM (MINIMAL 3 DESIMAL) DARI CAWAN+ TUTUP
+ ISI SEBELUM DIKERINGKAN
M3 = BERAT DALAM GRAM (MINIMAL 3 DESIMAL) DARI CAWAN+ TUTUP
+ ISI SETELAH DIKERINGKAN
MOISTURE TESTER
KETERANGAN :
NILAI KADAR AIR DILAPORKAN DALAM 1 DESIMAL DARI RATA- RATA HASIL KADAR AIR ULANGAN 1 DAN 2
M1 = NILAI KADAR AIR ULANGAN 1
M2 = NILAI KADAR AIR ULANGAN 2
CONTOH KERJA CONTOH PERHITUNGAN BENAR CONTOH PERHITUNGAN SALAH
A 14,454 14,5
B 14,354 14,4
SELISIH 0,1 0,1
RATA - RATA 14,404 14,45
HASIL 14,4 14,5

TOLERANSI HASIL
KADAR AIR
 PERBEDAAN DIHITUNG DALAM TIGA DESIMAL, KEMUDIAN DIBULATKAN MENJADI
SATU DESIMAL
 PERBEDAAN MAKSIMAL ANTARA DUA ULANGAN TIDAK MELEBIHI 0,2 %
 JIKA HASIL DARI PENETAPAN ANTAR ULANGAN DILUAR TOLERANSI MAKA PENGUJIAN
HARUS DIULANG. UNTUK UJI YANG DIULANG, HASIL UJI DILAPORKAN JIKA HASIL UJI
ULANG MASUK TOLERANSI
 JIKA HASIL UJI ULANG TIDAK MEMENUHI TOLERANSI ANTAR ULANGAN, MAKA
PERIKSA TOLERANSI RATA-RATA DARI DUA HASIL PENGUJIAN. APABILA RATA-RATA
HASIL KEDUA PENGUJIAN TERSEBUT MASUK TOLERANSI MAKA HASIL DILAPORKAN
 JIKA ULANGAN DARI KEDUA PENGUJIAN DI LUAR TOLERANSI DAN HASIL RATA-RATA
PENGUJIAN ULANG DI LUAR TOLERANSI, MAKA PENGUJIAN GAGAL
PENGUJIAN DAYA BERKECAMBAH
DEFINISI :
TUMBUH DAN BERKEMBANGNYA KECAMBAH HINGGA TAHAP DIMANA
STRUKTUR PENTINGNYA DAPAT MENGINDIKASIKAN KEMAMPUAN
UNTUK TUMBUH MENJADI TANAMAN YANG SEMPURNA PADA KONDISI
PERTANAMAN YANG SESUAI

TUJUAN :
1.MENENTUKAN POTENSI PERKECAMBAHAN MAKSIMAL SUATU LOT
BENIH
2.UNTUK MEMBANDINGKAN MUTU BENIH ANTAR LOT YANG BERBEDA
3.SERTA MENDUGA NILAI PERTANAMAN DI LAPANG
PRINSIP :
BENIH YANG DIGUNAKAN PADA PENGUJIAN DAYA BERKECAMBAH
ADALAH DARI BENIH MURNI YANG DIPEROLEH DARI UJI KEMURNIAN
ATAU BENIH MURNI SESUAI DENGAN DEFINISI BENIH MURNI SESUAI
PSD.
PENGUJIAN DILAKUKAN DENGAN ULANGAN, DAN SESUAI DENGAN
PERSYARATAN PENGUJIAN YANG TELAH DITETAPKAN.
SETIAP ULANG DIPERIKSA, DAN DIKATEGORIKAN SESUAI DENGAN
BERBAGAI KATEGORI YANG TELAH DITENTUKAN, KEMUDIAN DIHITUNG
UNTUK DILAPORKAN
A. Peralatan
1.Contoh Kerja diperoleh dari benih murni hasil uji kemurnian sebanyak
400 butir (4 x 100 butir)
2.Pematahan Dormansi (KNO3, H2SO4, Cutting/Pemotongan, Pemanasan)

KERTAS MERANG

GERMINATOR WADAH
AQUADEST
SPESIFIKASI MEDIA TANAM:
KOMPOSISI : KERTAS, PASIR, MEDIA ORGANIK, PARTIKEL MINERAL
RETENSI : MAMPU MENAHAN AIR SELAMA PENGUJIAN, TERSEDIA
PORI UNTUK AERASI DAN AKAR
pH : 6,0 – 7,5 MEDIA YANG TELAH DIBASAHI AIR PENGUJIAN
KONDUKTIVITAS : ≤40 ms/m (400 µs/cm)
KEBERSIHAN DAN BEBAS DARI RACUN (BEBAS DARI SISA BENIH,
BAKTERI, CENDAWAN, DAN BAHAN BERACUN LAINNYA)
MEDIA PERKECAMBAHAN SANGAT DISARANKAN HANYA SEKALI PAKAI
JIKA SANGAT SULIT UNTUK MENGECEK SELURUH SPESIFIKASI MEDIA
TUMBUH, MAKA DAPAT DIGANTIKAN DENGAN UJI BIOLOGI SEPERTI
UJI FITOTOKSIK.
MEDIA PASIR: MINIMAL 90% HARUS LOLOS SARINGAN DENGAN
UKURAN 2.0 MM.
APABILA TERJADI INFEKSI BERAT PADA MEDIA PERKECAMBAHAN,
MAKA DAPAT DILAKUKAN PENGGANTIAN MEDIA PERKECAMBAHAN
BARU PADA PENGAMATAN ANTARA
B. METODE PENGUJIAN
CONTOH KERJA
FRAKSI BENIH MURNI
400 BUTIR
DIAMBIL SECARA ACAK → DAPAT MENGGUNAKAN METODE PARUHAN
TANGAN
UNTUK KASUS BENIH MAHAL DAN JUMLAH TERBATAS:
•MINIMAL 100 BUTIR DENGAN 25 ATAU 50 BUTIR/ULANGAN
•DIBERIKAN CATATAN: “CONTOH KIRIM HANYA............ g DAN TIDAK
MENGGUNAKAN METODE ISTA”.
APABILA TERJADI KESALAHAN DALAM PERHITUNGAN BENIH YANG
DITABUR (KURANG ATAU KELEBIHAN BENIH) HANYA DIPERBOLEHKAN
5 BUTIR (+1,25%)JIKA LEBIH MAKA PENGUJIAN HARUS DIULANG
1 2 3

4 5 6

1. CONTOH KERJA DIGUNDUKKAN


2. DENGAN PENGGARIS BENIH, GUNDUKKAN TERSEBUT DIBAGI
DUA
3. HASIL PEMBAGIAN DIBERI JARAK
4. SETIAP GUNDUKKAN DIBAGI DUA LAGI HINGGA MENJADI 4
BAGIAN
5. SETIAP BAGIAN DIBAGI 2 LAGI SEHINGGA MENJADI 8 BAGIAN
6. SETIAP BAGIAN DIAMBIL CONTOH KERJANYA SESUAI DENGAN
JUMLAH BENIH TIAP ULANGAN.
SUHU BERGANTI SUHU TETAP
20  30°C 20, 25 ATAU 30°C
KECAMBAH
NORMAL

KECAMBAH
NORMAL

BENIH KECAMBAH
MATI ABNORMAL

BENIH
KERAS
 KECAMBAH NORMAL : KECAMBAH YANG MENUNJUKKAN POTENSI UNTUK
BERKEMBANG MENJADI TANAMAN YANG SEMPURNA KETIKA DITUMBUHKAN
PADA KONDISI YANG OPTIMUM.
 KECAMBAH ABNORMAL : KECAMBAH YANG TIDAK MENUNJUKKAN POTENSI
UNTUK BERKEMBANG MENJADI TANAMAN NORMAL PADA KONDISI YANG
OPTIMUM
 BENIH KERAS : BENIH YANG TETAP KERAS PADA AKHIR PENGUJIAN DAYA
BERKECAMBAH, KARENA BENIH TIDAK MENYERAP AIR
 BENIH SEGAR : BENIH, YANG KARENA DORMANSI, GAGAL BERKECAMBAH PADA
AKHIR PENGUJIAN DAYA BERKECAMBAH, TETAPI BENIH TETAP BERSIH, SEGAR
DAN MEMILIKI POTENSI UNTUK BERKEMBANG MENJADI KECAMBAH NORMAL
(MAMPU BERIMBIBISI)
 BENIH MATI : BENIH YANG SAMPAI PADA AKHIR PENGUJIAN DAYA
BERKECAMBAH TIDAK TERMASUK KATEGORI BENIH KERAS, BENIH SEGAR ATAU
TIDAK BERKECAMBAH (BIASANYA LUNAK DAN BERUBAH WARNA, ATAU
KADANG-KADANG BERJAMUR)
PENGUJIAN ULANG
HASIL PENGUJIAN PEMATAHA
MASIH MENUNJUKAN N
BENIH MASIH DORMAN DORMANSI
(> 5%)

METODE
FITOTOKSIK/ BANYAK HASIL
ALTERNATI
TERSERANG PENYAKIT TERBAIK
F

METODE
SULIT MELAKUKAN
ALTERNATI
EVALUASI
F
… PENGUJIAN ULANG

METODE
KESALAHAN DALAM YANG SAMA / HASIL
PENGUJIAN ATERNATIF TERBAIK
METODE

TIDAK TOLERAN ANTAR METODE HASIL


4 ULANGAN YANG SAMA TERBAIK
C. PERHITUNGAN
HITUNG DAN RATA-RATAKAN
KECAMBAH KEMBAR /MULTIGERM SEED UNIT 1 KECAMBAH NORMAL
BUAT PROSENTASE DALAM ANGKA BULAT
0,5 ATAU LEBIH DIBUATKAN KE ATAS
JUMLAH PROSENTASE 100
SEMUA KATEGORI DIISI
DILAPORKAN BILA TOLERAN ANTAR 4 ULANGAN
D. PELAPORAN
Durasi pengujian
Persentase kecambah normal, abnormal, benih keras, benih segar dan mati (bilangan
bulat)
Metode : jenis media, suhu, perlakuan
Jumlah benih (jika kurang dari 400)
Semua kategori diisi (tidak ada yg dikosongi atau -)
Tipe abnormalitas kecambah
PENGUJIAN KANDUNGAN NUTRISI
TANAMAN PAKAN TERNAK
 PENGUJIAN KADAR AIR
 PENGUJIAN KADAR ABU
 PENGUJIAN PROTEIN KASAR
 PENGUJIAN SERAT KASAR/NDF/ADF
 PENGUJIAN LEMAK KASAR
 PENGUJIAN KALSIUM
 PENGUJIAN PHOSPOR
 PERHITUNGAN TDN

https://bpmsp.ditjenpkh.pertanian.go.id/v2/wp-content/uploads/2019/09/E-MODUL-
fix-aktualisasi.pdf
PENGUJIAN KADAR AIR (AOAC)
1. REFERENSI
AOAC 2019, Bab 4 Butir 4.1.03 Metode 934.01

2. PERALATAN
Oven
Timbangan Analitik
Desikator
Vocdust/Wadah Sampel

3. Metode Uji
Atur Oven udara pada suhu 135ºC
3.2 Gunakan cawan alumunium yang rendah dengan diameter 50 mm dan tinggi 40 mm.
3.3 Timbang sampel 2 g
3.4 Masukkan sampel ke dalam masing-masing cawan alumunium dan atur hingga isi
cawan terdistribusi merata.
3.5 Masukkan cawan alumunium ke dalam oven sesegera mungkin dengan cawan dalam
keadaan tidak tertutup.
OVEN DESIKATOR TIMBANGAN ANALITIK CAWAN
PENGUJIAN KADAR AIR (SNI)
1. REFERENSI
SNI 01-2891-1992 butir 5.1

2. PERALATAN
Oven
Timbangan Analitik
Desikator
Vocdust/Wadah Sampel

3. Metode Uji
Timbang dengan seksama 1 – 2 g cuplikan pada sebuah botol timbang bertutup yang
sudah diketahui bobotnya. Untuk sampel berupa cairan, botol timbang dilengkapi dengan
pengaduk dan pasir kwarsa/ kertas saring berlipat.
Keringkan pada oven suhu 105oC selama 3 jam.
Dinginkan dalam eksikator.
Timbang, ulangi pekerjaan ini hingga diperoleh bobot tetap dimana selisih yang
diperoleh maksimal 0,0020 gramke dalam oven sesegera mungkin dengan cawan dalam
keadaan tidak tertutup.
OVEN DESIKATOR TIMBANGAN ANALITIK CAWAN
PENGUJIAN KADAR ABU
1. REFERENSI
SNI 01-2891-1992 butir 6

2. PERALATAN
Crucibel
Tanur Listrik
Neraca analitik

3. CARA KERJA
Timbang Crucibel kosong
Masukkan ke dalam tanur selama 30 menit dalam suhu 5500C (suhu 00C untuk
mencapai suhu 5500C dibutuhkan waktu 30 menit)
Timbang sampel sebanyak 2 g ke dalam sebuah crucibel kosong yang telah diketahui
bobotnya, untuk contoh cairan uapkan di atas penangas air sampai kering.
Abukan dalam tanur listrik pada suhu maksimum 550°C sampai pengabuan sempurna
selama 4 jam.
TANUR TIMBANGAN
DESIKATOR CRUCIBLE
ANALITIK
PENGUJIAN KADAR PROTEIN KASAR
1. REFERENSI
AOAC 2019, Bab 4 Butir 4.2.11. Metode 2001.11

2. PERALATAN
Block Digestor – dari bahan alumunium dengan pengatur suhu
Tabung digesti – 250 mL
Unit Destilasi – automatic titrasi atau titrasi manual
Labu titrasi – Erlenmeyer 500 mL
Fume exhaust manifold ( penutup tabung digesti)
Kertas timbang, berkadar N rendah
Dispensing Pipet – 25 Ml

3. BAHAN
H2SO4 – konsentrasi 95-98%
Katalis – 7.0 g K2SO4 + 0.8 g CuSO4 atau tersedia dalam bentuk tablet secara komersil
(3.5 K2SO4 + 0.4 g CuSO4 per tablet)
NaOH , berkadar N rendah (≤ 5 µg N/g)
Larutan Methyl Red indikator – larutkan 100 mg methyl red dalam 100 mL Methanol2
Larutan Bromocresol green Indikator – larutkan 100 mg bromocresol green dalam 100
mL Methanol
3. BAHAN (LANJUTAN)
Larutan Asam Borak – 4% (w/v). Larutkan 400 g H3BO3 dalam 5-6 L air terionisasi. Campur
dan tambahkan kembali air terionisasi hingga mencapai volume sekitar 9 L. Dinginkan
hingga mencapai suhu kamar dan tambahkan 100 mL Larutan Bromocresol green Indikator
dan 70 mL Larutan Methyl Red indikator, kemudian di tambah volume H2O hingga
mencapai volume 10 L
Larutan Asam Borak – 1% (w/v) Larutkan 100 g H3BO3 dalam 5-6 L air terionisasi. Campur
dan tambahkan kembali air terionisasi hingga mencapai volume sekitar 9 L. Dinginkan
hingga mencapai suhu kamar dan tambahkan 100 mL Larutan Bromocresol green Indikator
dan 70 mL Larutan Methyl Red indikator, kemudian di tambah volume H2O hingga
mencapai volume 10 L
Larutan HCl - 0.1000 M, dapat menggunakan larutan yang sudah dikomersilkan dengan
spesifikasi 0.0995-0.1005 M dan 0,1 M sebagai perhitungan atau tabel AOAC official
method 936.15 volume dari konsentrasi HCl yang dibutuhkan untuk pembuatan larutan
Normalitas yang berbeda
Perkiraan Normalitas (N) mL HCl dalam 10 l
0,01 8,6
0,02 17,2
0,10 86,0
0,5 430,1
1,0 860,1
3. BAHAN (LANJUTAN)
Larutan standar referensi – Ammonium Sulfate, Tryptophan, lysine, HCl, or glycine p-
toluenesulfonic acid, untuk digunakan sebagai standar ; 99.9%
Sukrose – Bebas N

4. PENGUJIAN
Giling contoh kering dengan ukuran mencapai 0.7-1 mm yang memberikan RSD < 2 %
begitu juga terhadap. Contoh diaduk untuk mencapai homogenitas
Nyalakan kompor digesti sampai mencapai suhu 420 0C.
Timbang contoh masing-masing. Untuk contoh dengan 3 – 25% protein, timbang kira-kira
1 g contoh. Dengan 25 – 50 % protein, kira-kira 0,5 g contoh : dan > 50 % protein. Kira- kira
0,3 g contoh.
Pakan Kering, Hijauan, Ganelum, Biji-bijian.
Timbang 1 g contoh aduk-aduk dan timbang dengan kertas timbang rendah Nitrogen.
Lipat kertas timbang yang berisi contoh dan masukkan ke dalam tabung kjeldahl.
Contoh cair
Timbang > 1 g contoh yang sudah diaduk-aduk masukkan timbang. Pindahkan ke dalam
tabung kjeldahl dengan < 20 mL air suling. Cara lain, timbang > 1 g contoh ke dalam
beaker kecil. Pindahkan ke dalam tabung kjeldahl. Timbang kembali beaker tersebut.
Perbedaan berat merupakan berat contoh yang dipindahkan ke tabung.
4. PENGUJIAN (LANJUTAN)
Standar
Melakukan analisa kontrol kualitas dan analisa standar pada masing-masing macam-
macam garam ammonium dan glycine p. Toluencesulfonate yang pertama kali sebagai cek
dalam efisiensi distilasi dan akurasi titrasi karena merupakan digesti yang cepat. Lysine dan
nicotinic acid p lovenesulfonate sebagai cek dalam efisiensi digesti karena sulit untuk
digesti. Tabel 2001.11c.standard.
Digesti
Tambah 2 tabel katalis pada masing-masing tabung. Tambahkan 12 mL H 2SO4 pada msing-
masing tabung menggunakan pipet dispenser; untuk contoh dengan lemak tinggi ( > 10%),
tambhkan 15 mL, campurkan. Jika pencampuran mengeluarkan busa, pelan-pelan
tambahkan 3 mL H2O2 30-35%. Reaksi dilakukan dalam ruang asam atau sistem exhaust.
Simpan rak tabung dalam pemanas, tempatkan penutup tabung dan nyalakan saluran air.
Setelah 10 menit, kecilkan saluran air. Setelah asap asam masuk dalam exhaust. Daerah
kondensasi sebaiknya dalam tabung. Setelah asap sulfuroxide diproduksi pada awal digesti,
kurangi sumber vakum untuk mencegah hilangnya H2SO4. Digesti ditambah 50 menit. Total
digesti kira-kira 60 menit.
Matikan kompor digesti. Simpan rak tabung dalam tempat exhaust, diamkan sampai dingin
10 – 20 menit. Pendinginan dapat dilakukan dengan menggunakan blower udara atau
dengan ditempatkan pada saluran air. Ketika sudah tidak berasap, pindahkan tabung dan
matikan blower. Letakkan tabung yang sudah dingin.
4. PENGUJIAN (LANJUTAN)
Gunakan sarung tangan dan pelindung mata. Sebelum menambahkan air suling. Hati-hati
menambahkan beberapa mL air suling pada masing-masing tabung. Jika ada percikan,
baung masih panas. Dinginkan beberapa menit lagi. Tambahkan air pada masing-masing
tabung sampai volume total kira-kira 80 mL (level cairan harus setengah diantara dua
tabung).
Tabel 2001.11.c standar-standar
Timbang %N
Standar
(g) (secara teori)

Tryptophan (sigma T & 659) 0,2 13,72


Diammonium hidrogen phosphate 0,2 21,21
Ammonium chloride 0,2 26,18
Ammonium dihidrogen phosphate 0,3 12,18
Urea (NIST 2141) 0,1 46,63

Distilasi
Tempatkan 40% NaOH dalam tangki alkali pada distilasi unit. Tambhakan volume 50 mL.
Tempatkan tabung digesti dalam distilasi unit atau menggunakan otomatis jika
memungkinkan. Tempatkan 500 mL erlenmeyer titrasi yang berisi 30mL larutan H 3BO3
dengan indikator penerima, dan celupkan kondenser ke sumber larutan H3BO3. (ketika
menggunakan sistem titrasi otomatis, titrasi segera setelah distilasi dimulai 1% H 3BO3 dapat
digantikan).
4. PENGUJIAN (LANJUTAN)
Uap distilasi menjadi > 150 mL hasil distilasi yang dikumpulkan ( >180 mL volume total )
pindahkan larutan penerima. Titrasi H3BO3 larutan penerima dengan standar 0,1000 M HCl
sampai warna ungu. Catat mL HCl. Sampai terndah mendekati 0,05 mL.
Jika dilakukan dengan menggunakan uap distilasi dengan titrasi otomatis. Ikuti instruksi
untuk mengoperaskan distilasi / titrasi.

Verifikasi Recovery Nitrogen


Recovery N untuk mengecek akurasi prosedur dan alat
Nitrogen yang hilang : Gunakan 0,12 g (NH4)2SO4 dan 0,67 g sukrosa per botol.
Tambahkan semua bahan seperti dalam penentuan kadar protein dan distilasi dengan
kondisi yang sama recovery harus > 99 %
Efisiensi Distilasi dan titrasi : Distilasi 0,12 g (NH4)2SO4 setelah digesti. Recovery harus >
99,5%
Efisiensi digesti : Gunakan 0,3 g acetanilide atau 0,18 g tryptlaphan dengan 0,67 g
sukrose per botol. Tambahkan semua reagen dalam E. Digesti dan distilasi dengan kondisi
sama yang digunakan sebagai penentuan. Recovery harus > 98%
VS : Volume titrasi contoh
VB : Volume titrasi blanko
M : Molaritas standar HCl
W : Berat contoh / standar
10 : Faktor konversi mg/g ke persen (%)
14,01 : Berat atom unsur N
F : Faktor koreksi N Protein
5,70 untuk gandum, roti, makaroni, bakmi
6,38 untuk susu kental manis
6,25 untuk produk perikanan, peternakan dan hijauan
5,46 untuk kacang tanah
5,18 untuk kenari
5,95 untuk beras
KJELTE LEMARI LEMARI
TIMBANGAN
C ASAM ASAM
ANALITIK
PENGUJIAN KADAR LEMAK KASAR
1. REFERENSI
FOSS (AOAC 2019, Bab 4 Butir 4.2.11. Metode 2001.11)

2. PERALATAN
Kjedhal Set
Timbangan Analitik
Oven
Lemari Asam

3. BAHAN
 Pelarut Organik (Hexane dengan titik didih 40 oC – 68.7oC/Diethyl ether)
 Kapas, tidak berlemak. Rendam kapas medis di dalam hexane/ Diethyl ether
selama 24 jam, agitating beberapa kali selama perendaman, pindahkan dan
keringkan hingga kering udara.
 Timble/Cellite 545l

4. PENGUJIAN
 Untuk sampel pakan campuran kering, kehalusan sampel yaitu 0,75-1mm
4. PENGUJIAN (LANJUTAN)
Untuk sampel pakan campuran kering, kehalusan sampel yaitu 0,75-1mm
Timbang sampel sesuai tabel berikut :

Perkiraan Kadar Lemak Kasar , % Sampel yang ditimbang, g


<2 5
5 2-4
10 1-2
>20 1

 Hasil penimbangan dicatat hingga 0,1 mg (S), catat juga nomor timbel (selongsong)
 Keringkan selogsong yang sudah berisi sampel kemudian dipanaskan pada suhu 102 oC
± 2 oC selama 2 jam, jika tidak langsung diekstraksi, sampel dapat disimpan di dalam
desikator . Baik pelarut dan sampel harus bebas dari kadar air, hal ini untuk
menghindari ekstraksi komponen yang larut air seperti karbohidrat, urea, asam
lactat, dan glicerol, apabila terjadi hal ini dapat menyebabkan adanya kesalahan
berupa tingginya hasil pengujian.
 Masukkan kapas yang tidak berlemak di atas sampel di dalam selongsong sehingga
sampel tetap terendam selama pemanasan dan untuk mencegah hilangnya bobot
sampel dari selongsong, penambahan kapas ini dapat dilakukan sebelum pemanasan
selongsong pada suhu 102 oC ± 2 oC selama 2 jam
 Cup alumunium yang digunakan di keringkan terlebih dahulu selama 30 menit pada
suhu 102 oC ± 2 oC , pindahkan ke desikator dan dinginkan lalu timbang dan catat
beratnya, berat cup dicatat pada ketelitian 0,1 mg (T)
4. PENGUJIAN (LANJUTAN)
 Lakukan ekstraksi sesuai manual prosedur alat ekstraksi. Panaskan terlebih dahulu
alat ekstraksi dan nyalakan alat pendingin . Masukkan selongsong timbel yang sudah
berisi sampel. Isi sejumlah pelarut organik ke dalam ekstraksi cup hingga sampel
terendam pada saat pemanasan.
 Turunkan posisi selongsong hingga masuk ke dalam cup, kemudian panaskan selama
20 menit. Atur laju alir larutan 3-5 tetes / detik, tergantung dari alat yang
digunakan.
 Naikkan posisi selongsong hingga keluar dari cup ekstraksi selama 40 menit.
 Pindahkan cup ekstraksi dari alat ekstraktor kemudian biarkan di dalam lemari asam
hingga seluruh pelarut hilang. Selanjutnya keringkan ekstraksi cup di dalam oven
dengan suhu 102 oC ± 2 oC selama 50 menit untuk menghilangkan kadar air.
Pemanasan yang berlebihan dapat menyebabkan oksidasi lemak dan akan
menyebabkan tingginya hasil pengujian. Dinginkan di dalam desikator hingga
mencapai suhu kamar, kemudian timbang dan catat beratnya dengan skala 0,1 mg
(F)
LEMARI ASAM KJELDHAL TIMBANGAN ANALITIK OVEN

DESIKATOR
PENGUJIAN KADAR SERAT KASAR
1. REFERENSI
SNI 01-2891-1992 butir 11

2. PERALATAN
Timbangan analitik
Pemanas + Pendingin
Corong Buchner
Pompa vakum
Oven
Tanur

3. BAHAN
 H2SO4 1,25%
 NaOH 3,25
 Kertas Saring Whatman 54/41/541
4. PENGUJIAN
 Timbang dengan seksama 2-4 g cuplikan. Bebaskan lemaknya dengan cara Soxlet
atau dengan cara mengaduk sampel di dalam larutan organik, setelah sampel
mengendap tuangkan pelarut organik, ulangi sebanyak 3 kali. Keringkan contoh dan
masukan ke dalam Erlenmeyer / beaker glass 500 mL.
 Tambahkan 50 mL larutan H2SO4 1,25%, kemudian didihkan selama 30 menit dengan
menggunakan pendingin tegak / Kondensor.
 Tambahkan 50 mL NaOH 3,25%,dan didihkan lagi selama 30 menit.
 Dalam keadaan panas, saring dengan corong Buchner yang berisi kertas saring bebas
abu Whatman 54 atau 41 atau 541 yang telah dikeringkan dan diketahui bobotnya.
 Cuci endapan yang terdapat pada kertas saring berturut-turut dengan H 2SO4 1,25%
panas, air panas dan etanol 96%.
 Angkat kertas beserta isinya, masukkan ke dalam kotak timbang yang telah
diketahui bobotnya, keringkan pada suhu 105oC dinginkan dan timbang sampai bobot
tetap.
 Bila ternyata kadar serat kasar lebih besar dari 1%, abukan kertas saring beserta
isinya,timbang sampai bobot tetap.
KOMPOR OVEN TANUR TIMBANGAN ANALITIK
PENGUJIAN KADAR NEUTRAL DETERGENT FIBER
1. REFERENSI
USDA forage fibre analysis, agricultural handbook no. 379; H.K. Goering dan P.J. van Soest

2. PERALATAN
Fiber Tech
Filter Crucible 30 mL, Por. 2
Desikator
Oven, dan Neraca Analitik

3. BAHAN
 Larutan NDS (Neutral Detergent Fiber) 1 L :
 18.61 g EDTA (disodium ethylene diamine tetra acetate, C10H14N2Na2O8. 2 H2O
 6.81 g Sodium borate decahydrate (Na2B4O7. 10H2O)
 Campurkan ke dalam sebuah beaker, tambahkan air kemudian panaskansampai
larut.
 Tambahkan 30 g sodium lauryl sulphate (C12H25OSO3Na)
 10 ml 2-ethoxyethanol (C4H10O2)
 4.56 g disodium hydrogen phoshate (Na2HPO4).
 Tambahkan air dan larutkan sampai 1000 ml.
 Cek pH dalam kisaran 6,9-7,1.
4. PENGUJIAN
 Giling sampel dengan ukuran partikel < 1 mm.
 Timbangcontohsebanyak 1 gram ± 2 mg
 Masukkan ke dalam Filte Crucible 30 mL, Por. 2
 Untuk memudahkan penyaringan, tambahkan 1 g celite pada sampel.

Ekstraksi Dingin Tahap I


 Tempatkan pada fibertec cold extraction unit dan tambahkan kedalam crucible
25 ml acetone
 Diamkan 10 menit kemudian saring. Ulang sebanyak 3 kali. Cuci dengan air
sesudahnya.

Ekstraksi Panas
 Tempatkan crucible pada fibertec hot extraction dan tambahkan 100 ml larutan
NDS
 Tambahkan 0,5 g Na2SO3 dan 2 – 4 tetes n-octanol untuk mencegah sampel
berbuih
 Panaskanselama 1 jam dihitung sejakmulaimendidih,
 Saring dan bilas 2 kali dengan aquades panas 30 ml. Pembilasan dilakukan sampai
sekering mungkin.
OVEN FIBERTECH SISTEM TIMBANGAN ANALITIK
PERHITUNGAN TOTAL DIGESTIBLE NUTRIENT)
1. REFERENSI
John Moran, 2005, Tropical Dairy Farming, Feeding Management for Small Holder Dairy
Farmers in the Humid Tropics.

2. PERALATAN
Fiber Tech
Filter Crucible 30 mL, Por. 2
Desikator
Oven, dan Neraca Analitik

3. CARA KERJA
Lakukan pengujian untuk parameter uji proksimat antara lain pengujian kadar air, kadar
abu, protein kasar, lemak kasar dan serat kasar
Hasil uji proksimat diubah kedalam bentuk 100% bahan kering
Lakukan perhitungan nilai BETN dengan rumus :
BETN = 100 –(abu + protein kasar + lemak kasar + serat kasar)
Abu, protein kasar, lemak kasar, serat kasar dalam bentuk 100% bahan kering.
Hasil uji yang digunakan untuk perhitungan TDN adalah protein kasar, lemak kasar, serat
kasar dan berat ekstrak tanpa nitrogen dalam bentuk 100% bahan Kering
PERHITUNGAN TOTAL DIGESTIBLE NUTRIENT
(TDN)
TDN = 5,31 + 0,412 PK (%) + 0,249 SK (%) + 1,444 LK (%)+ 0,937 BETN (%)
DIMANA :
PK : Protein Kasar
SK : Serat Kasar
LK : Lemak Kasar
BETN : Berat Ekstrak Tanpa Nitrogen
SEKIAN DAN
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai