Anda di halaman 1dari 31

ANALISIS USAHA TANI SERTA SERTIFIKASI KOPI (COFFEA SP)

ARABIKA DALAM BENTUK ENTRES

OLEH KELOMPOK 4
GOLONGAN C
ANGGOTA :

1. INDRI LESTARI A41151771


2. MOH.ALI RIZAL ALMANFALUTHY A41151799
3. FALAL ABUDI A41152025
4. SANANG SETYAWAN A41152024
5. TITIN NOVITASARI A41151992

PROGRAM STUDI TEKNIK PRODUKSI BEENIH


JURUSAN PRODUKSI PERTANIAN
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2015
BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Kopi merupakan salah satu komoditi perkebunan yang berperan penting


bagi perekonomian Indonesia yaitu sebagai penghasil devisa negara, penyedia
lapangan kerja, memelihara konservasi lingkungan, sumber bahan baku industri
makanan dan minuman serta sumber pendapatan petani.

Diketahui pada tahun 2012, kopi di Indonesia sebagian besar 77,66%


merupakan kopi robusta yang ditanam pada dataran rendah dan sebagian kecil
22,34% merupakan kopi arabika yang ditanam di daerah dataran tinggi.
Mencermati perkembangan, prospek dan peluang kopi specialty di pasar dunia
yang sebagian besar merupakan kopi arabika, maka kedepan proporsi kopi robusta
dan arabika diarahkan menjadi 60% : 40%.

*Luas area, Jumlah produksi dan produktivitas kopi di Indonesian menurut jenis
kopi tahun 2005-2010

Kopi arabika berproduksi lebih cepat dibandingkan dengan kopi robusta.


Memasuki tahun kedua sejak penanaman kopi arabika telah menghasilkan
meskipun masih dalam jumlah yang sangat sedikit. Oleh karena itu jenis arabika
lebih diminati para petani kopi dibandingkan robusta disebabkan produksinya
yang cepat. Sedangkan robusta mulai menghasilkan memasuki tahun ketiga sejak
penanaman. Selain produksi kopi arabika yang cepat, harga jual kopi jenis arabika
lebih tinggi dibandingkan robusta. Hal ini tentu sangat menguntungkan petani
kopi yang mengusahakan jenis kopi arabika, namun tingkat kesulitan dalam
pengelolahannya juga lebih dirasakan oleh petani kopi yang memilih jenis
arabika(Karo 2009).

Dengan demikian dapat dikatakan kalau kopi arabika memiliki nilai


ekonomi yang cukup tinggi dibandingkan jenis kopi robusta, namun tingkat
produktivitas kopi arabika di Indonesia tergolong lebih rendah dibandingkan
tingkat produktivitas robusta (Siahaan 2008).

Dari segi pangsa pasar kopi jenis arabika lebih diminati konsumen
dibandingkan robusta. Hal ini terjadi karena tingkat keasaman kopi arabika lebih
rendah dibandingkan dengan kopi robusta (Panggabean 2011), bukan hanya di
pasar domestik namun juga pasar internasional kopi arabika menjadi pil

Salah satu faktor penentu keberhasilan pengembangan kopi tersebut adalah


adanya dukungan ketersediaan bahan tanam unggul dan bermutu. Bahan tanam
kopi dapat dikembangkan secara vegetatif maupun generatif. Perbanyakan kopi
secara generatif menggunakan bahan tanam berupa biji yang bersumber dari
kebun sumber benih yang telah diketahui kedua tetuanya dan bersertifikat.
Perbanyakan kopi secara vegetatif (klonal) dapat dilakukan dengan cara okulasi,
setek, sambung pucuk dan kultur jaringan (in vitro) dengan sumber mata tunas
klon-klon unggul yang bersumber dari kebun entres.

Sesuai Peraturan Menteri Pertanian Nomor 39/Permentan/OT.140/ 8/2006


tentang Produksi, Sertifikasi dan Peredaran Benih Bina, bahwa benih yang
beredar harus disertifikasi. Sertifikasi diselenggarakan oleh Instansi pemerintah
yang mempunyai tugas dan fungsi pengawasan mutu dan peredaran benih
perkebunan baik di pusat maupun di daerah. Pelaksana sertifikasi di lapangan
adalah Pengawas Benih Tanaman (PBT).

Pembangunan sumber benih kopi harus ditetapkan dan dievaluasi, dan


penetapan kebun sumber benih oleh instansi yang berwenang. Sebelum ditetapkan
kebun harus dinilai oleh tim yang terdiri dari instansi Pusat, Daerah, Pusat
Penelitian/Balai Penelitian yang menangani perbenihan sesuai tingkat
kewenangannya. Untuk pelaksanaan evaluasi kebun sumber benih dilakukan oleh
instansi pemerintah yang mempunyai tugas dan fungsi pengawasan mutu dan
peredaran benih perkebunan baik di Pusat maupun Daerah.

II. Rumusan Masalah


1. Bagaimana kelayakan usaha tani perbenihan kopi arabika?
2. Bagaimana prosedur sertifikasi benih kopi dalam bentuk biji?
III. Tujuan
Tujuan penyusunan makalah Sertifikasi Benih, Tanaman Kopi (Coffea sp)
ini yaitu untuk mengetahui proses penetapan sertifikasi benih tanaman kopi
hingga pemasaran benih.
BAB II PEMBAHASAN

2.1. ANALISIS USAHA TANI


Total penerimaan petani kopi arabika dari hasil usahatani yang dilakukan
selama 15 tahun adalah Rp. 850792791.7, hal ini menunjukkan bahwa usahatani
kopi arabika dari aspek pasar layak untuk diusahakan. Harga jual benih kopi untuk
setiap 1 kg adalah Rp 650.000,- sehingga dari jumlah produksi kopi per 1 kg nya
dikalikan dengan Rp 650.000,. Biaya tersebut diatas belum termasuk biaya
sertifikasi, namun meskipun demikian usaha produksi benih kopi arabika ini
sangat menguntungkan.
2.2. SERTIFIKASI BENIH KOPI DALAM BENTUK BENIH

A. TUJUAN
1. Melakukan pengujian mutu benih kopi dalam bentuk biji.
2. Hasil pemeriksaan akan ditindaklanjuti dengan penerbitan sertifikasi
mutu benih.
B. OBJEK YANG DIPERIKSA
Benih kopi dalam bentuk biji
C. PETUGAS PEMERIKSA
Pengawas Penih Tanaman (PBT)
D. TEMPAT PEMERIKSAAN
Laboratorium pengujian benih
E. PROSEDUR PEMERIKSAAN KEBUN
1. Pemeriksaan dokumen
2. Pemeriksaan teknis atau lapangan
3. Pemeriksaan laboratorium

Uraian Instruksi Kerja


No
Kegiatan

1. Pemeriksaan 1. Dokumen yang diperiksa meliputi :


dokumen a. Izin Usaha Pembenihan Besar/Kecil
(IUPB/IUPK)
b. Bukti asal usul benih (varietas)
c. Bukti penetaban kebun sumber benih
2. Lama pemeriksaan 1 (satu) hari

2. Pemeriksan 1. Tahapan pemeriksaan lapang sebagai


teknis atau berikut :
lapangan a. Periksa kesesuaian antara jumlah
varietas benih yang tercatat pada
dokumen dengan jumlah benih yang
diajukan disertifikasi
b. Periksa kesegaran benih
c. Pengambiloan sampel benih berupa
biji dilakukan :
- Untuk lot-lot benih dalam
kemasan yang berkapasitas 15-100
kg, ketentuan pengambilan contoh
sebagai berikut :
Jumlah Wadah Jumlah Contoh
Primer

1 s.d 4 kemasan 3 contoh primer


dari tiap kemasan

5 s.d 8 kemasan 2 contoh primer


dari tiap kemasan

9 s.d 15 kemasan 1 contoh primer


dari tiap kemasan

16 s.d 30 kemasan 15 contoh primer


dari tiap kemasan

31 s.d 59 kemasan 20 contoh primer


dari tiap kemasan

≥ 60 30 contoh primer
dari tiap kemasan

Sumber ISTA 2010

a. Isi wadah < 15 Kg, cara pengambilan


contohnya adalah beberapa wadah
digabung menjadi unit yang beratnya
tidak lebih dari 100 Kg per unit yang
dianggap sebagai satu wadah (Tabel
diatas). Contoh 100 kaleng @ 1 Kg,
dianggap sebagai 1 wadah sehingga
diambil 3 contoh primer (@ 1 Kg).
b. Isi wadah > 100 Kg, ketentuan
pengambilan contohnya sebagai
berikut :

Berat Lot Benih Jumlah Contoh


Primer yang
Diambil

101-500 kg Minimal 5 Contoh


Primer

501-3.000 kg 1 contoh primer


tiap 300 Kg,
minimal 5 contoh
primer

3.001-20.000 kg 1 contoh primer


tiap 500 Kg,
minimal 10 contoh
primer

≥ 20.001 kg 1 contoh primer


tiap 700 Kg,
minimal 40 contoh
primer

Sumber : ISTA, 2010

2. Lama pemeriksaan 1 (satu) hari

3. Pemeriksaan 1. Tahapan pemeriksaan pengujian di


laboratorium laboratorium :
a. Pemeriksaan kadar air (KA)
b. Pemeriksaan kemurnian fisik
c. Pemeriksaan kesehatan benih
d. Pengujian daya kecambah (DB)
2. Lama pemeriksaan 7 (tujuh) hari

4. Standar mutu Standar mutu benih kopi dalam bentuk biji :


benih kopi dalam
bentuk biji Kriteria Standar

Varietas/Klon BIna/anjuran

Asal Biji Dari kebun induk yang


telah ditetapkan oleh
instansi yang berwenang

Pengendalian Harus dilakukan, jenis,


hama/penyakit dosis disesuaikan dengan
OPT

Prosedur Pemeriksaan

1. Mutu Genetis
a. Asal Bahan -Kebun sumber benih
Tanam bersertifikat/ditetapkan
oleh pejabat
berwenang (SK
b. Kemurnian KI/KE)

- Varietas/klon anjuran
dengan kemurnian 100
%

2. Mutu Fisiologis
a. Daya
Kecambah - Minimal 80%

3. Mutu Fisik :
a. Kadar Air
- 30-40 %
b. Kemurnian - 98%
Fisik
c. Kesehatan - Bebas OPT

4. Perlakuan - Benih direndam


dalam larutan
fungisida 0.5-1%
selama 5-10 menit

5. Lama - Maksimal 40 hari


Penyimpanan setelah panen

5. Prosedur a. Analisis hasil pemeriksaan lapangan dan


pembuatan laboratorium dalam bentuk berita acara
laporan hasil yang ditandatangani oleh pelaksana
pemeriksaan pengujian.
b. PBT pelaksana pengujian membuat
laporan hasil pemeriksaan sesuai format-1
kepada Kepala UPT Pusat/ UPTD
Perbenihan Perkebunan

6. Prosedur a. Berita Acara Hasil Pemeriksaan Lapangan


penerbitan b. Berita Acara Hasil Pemeriksaan
sertifikat Laboratorium
c. Sertifikasi Mutu Benih
LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN
SERTIFIKASI KOPI DALAM BENTUK BIJI

Nomor :.......................................................

I. UMUM
1. Nama Pemohon :
2. Alamat :
3. Tanggal Pemeriksaan :
4. Dasar Pemeriksaan :
a. Surat Pemohon Nomor :
b. SPT Nomor :
II. HASIL PEMERIKSAAN DOKUMEN

No Dokumen Yang Diperiksa Keterangan

Dokumen Izin Usaha Perbenihan Ada/Tidak


1. No...... dan tanggal......
Besar/Kecil (IUPB/IUPK)

Dokumen Asal Usul Benih (Surat Asal Ada/Tidak


2. Klon/varietas benih :.....
Perdagangan Benih)

III.HASIL PEMERIKSAAN LAPANGAN

No Pemeriksaan lapang Standaar Hasil

Sesuai/tidak sesuaiJumlah
Keseuaian antara jumlah benih yang tercatat da;lam
dan varietas benih yang dokumen : .........biji
tercatat pada dokumen Sesuai Jumlah benih yang
1. diajukan sertifikasi :.....biji
dengan jumlah benih dokumen
yang diajukan Varietas dalam dokumen
disertifikasi :.......
Varietas dilapangan :.......

Pemeriksaan kesegaran Segar/tidak segar


2. Segar
benih (secara visual)
3. Varietas/klon Bina/anjuran Sesuai/tidak sesuai
Kebun induk
yang telah
Asal benih dalam bentuk ditetapkan Sesuai/tidak sesuai
4.
biji oleh instansi
yang
berwenang
Kemurnian klon :
Klon 1 :.................. 100% Sesuai/tidak sesuai
5. Sesuai/tidak sesuai
Klon 2 :.................. 100%
Klon 3 :.................. 100% Sesuai/tidak sesuai

6. Daya kecambah Minimal 80% Sesuai/tidak sesuai


30 sampai Sesuai/tidak sesuai
7. Kadar air
40%
Kondisi
benih tidak Sesuai/tidak sesuai
8. Benih utuh
cacat/rusak,
minimal 98%
9. Kesehatan benih Bebas OPT Sesuai/tidak sesuai

Benih
direndam
dalam larutan Sesuai/tidak sesuai
10. Perlakuan benih
fungisida 0.5-
1% selama 5
s.d 10 menit
Maksimal 40
11 Waktu penyimpanan hari setelah Sesuai/tidak sesuai
panen

....................,tanggal.............

Penanggung jawab kebun, Pengawas Benih Tanamam

1.
2.
FORM HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Sertifikasi Benih Kopi Dalam Bentuk Biji

Standar
Benih
URAIAN PEMERIKSAAN BENIH BIJI Ket* Mutu Biji
Sampel
Kopi

1 2 3 4 5 6 7

1. Kadar Air :

2. 30-40%

Kemurnian
3.
Fisik :

4. 98%

Daya
5.
Kecambah :

6. Min.80%

Kesehatan
7.
Benih :

8. Bebas OPT

30.

Rerata

*Isi : Ya/Tidak memenuhi standar mutu benih kopi dalam bentuk biji

....................,tanggal.............

Pengawas Benih Tanaman


BERITA ACARA PENGAMBILAN SAMPEL

BENIH KOPI DALAM BENTUK BIJI

Pada hari ini........tanggal......bulan.......tahun.......(Ditulis dengan huruf),


telah dilakukan pengambilan sampel benih kopi dalam bentuk biji untuk
dilakukan sertifikasi,

1. Nomor registrasi sampel benih :


2. Nama pemohon sertiifikasi :
3. Asal usul benih :
4. Jumlah sampel benih :
5. Klon.........sebanyak :
6. Klon.........sebanyak dst :

.....................tanggal, bulan, tahun

Yang menyerahkan, Yang menerima,

Pemohon Sertifikasi Pengawas Benih Tanaman

( ) ( )
BERITA ACARA HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Pada hari ini........tanggal......bulan.......tahun.......(Ditulis dengan huruf), telah


dilakukan pemeriksaan laboratorium benih kopi dalam bentuk biji untuk
dilakukan sertifikasi,

1. Nomor registrasi sampel benih :


2. Nama pemohon sertiifikasi :
3. Asal usul benih :
4. Jumlah sampel benih :
5. Klon.........sebanyak :
6. Klon.........sebanyak dst :

Berdasarkan pemeriksaan laboratorium atas benih ini maka,

a. Benih yang memenuhi syarat sesuai standar mutu benih kopi adalah
sebanyak.............. biji
b. Umur biji maksimal 40 hari setelah panen

Demikian berita acara ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

.....................tanggal, bulan, tahun

Yang menerima,

Pengawas Benih Tanaman

( )
(Kop Surat)

UPT PUSAT/UPTD Perbenihan Provinsi

Berdasarkan ketentuan yang berlaku tentang Pengawasan dan Pengujian


Mutu Benih Perkebunan di dalam wilayah Negara Republik Indonesia (UU
No.12/1992, PP No. 44/1995, PERMENTAN No. 39 Tahun 2006) dan hasil
pemeriksaan lapangan dan laboratorium yang dilaksanakan dari
tanggal……......sampai dengan ............ oleh Petugas Pengawas Benih Tanaman
(PBT) Balai....................terhadap :

1. Pemohon Sertifikasi
a. Nama :
b. Jabatan :
c. Alamat :
d. Jenis Usaha :
e. No/Tgl Permohonan :
2. Benih yang diperiksa
a. Jenis Tanaman :
b. Asal Benih :
c. Bentuk Benih : Biji
d. Varietas/Klon :
3. Hasil Pemeriksaan

Uraian Standar Mutu Benih Biji Kopi Hasil

Kadar Air 30-40%

Kemurnian Fisik 98%

Daya Kecambah Minimal 80%

Kesehatan Benih Bebas OPT

Kesimpulan :

Benih memenuhi syarat, dengan masa berlaku sertifikasi mutu benih ini
sampai dengan umur biji maksimal 40 hari setelah panen.

Demikian sertifikasi mutu benih ini dibuat untuk dipergunakan


sebagaimana mestinya.

.....................tanggal, bulan, tahun

Kepala UPT Pusat/Kepala UPTD


III.SERTIFIKASI BENIH KOPI DALAM BENTUK ENTRES
A. TUJUAN
1. Melakukan sertifikasi benih entres kopi.
2. Hasil pemeriksaan akan ditindaklanjuti dengan penerbitan sertifikasi mutu
benih.
B. OBYEK YANG DIPERIKSA
Benih kopi dalam bentuk entres.
C. PETUGAS PEMERIKSA
Pengawas Benih Tanaman
D. TEMPAT PEMERIKSAAN
Kebun entres kopi.
E. PROSEDUR PEMERIKSAAN
1. Pemeriksaan dokumen
2. Pemeriksaan lapang atau teknis
3. Pembuatan laporan hasil pemeriksaan
No Uraian Instruksi Kerja
Kegiatan
1. Pemeriksaan 1. Dokumen yang diperikisa meliputi :
Dokumen a. Dokumen yang mengesahkan sumber benih
b. Izin Usaha Perbenihan (IUPB/IUPK)
c. Dokumen keberadaan SDM yang dimiliki
d. Dokmen kegiatan pemeliharaan kebun
2. Waktu penyelesaian 1 (satu) hari kerja.
2. Prosedur
1. Tahapan pemeriksaan teknis sebagai berikut:
Pemeriksaan
a. Periksa dan amati kebenaran varietas tanaman;
Lapang atau b. Periksa dan amati kesehatan tanaman;
c. Periksa dan amati cabang orthotrop tanaman kopi;
Teknis
d. Tandai pohon kopi yang akan dijadikan sumber benih;
e. Penetapan contoh;
f. Tentukan titik contoh pada masing masing titik contoh;
g.Tanaman contoh pada masing-masing titik contoh
minimal 5 % dari total populasi;
h. Tentukan titik contoh pertama yang diambil secara acak,
selanjutnya dilakukan secara zig zag, diagonal atau lurus
sesuai kondisi kebun yang diperiksa, dengan perpindahan
setiap 5 (lima) tanaman;
i. Hitung jumlah entres yang memenuhi syarat.

2. Waktu penyelesaian 1 hari kerja.


3. Standar Mutu No Kriteria Standar
a. Asal Bahan Kebun entres yang ditetapkan
Benih Kopi
Tanam oleh pejabat yang berwenang
dalam Bentuk b. Kemurnian 100 %
c. Klon Benih Bina
Entres
2. Pemeriksaan Mutu Fisik

No Kriteria Standar
Kesegaran Tidak keriput
a. Fisik

Jumlah ruas 3 – 4 mata tunas


b.

Warna cabang Hijau sampai hijau gelap


c.

Kesehatan Bebas penggerek cabang


d.

4. Prosedur
a. Tim Pemeriksa membuat laporan hasil pemeriksaan
Pembuatan
sesuai Format-1.
Laporan Hasil b. Tim pemeriksa menyampaikan laporan pemeriksaan
kepada Pejabat yang berwenang.
Pemeriksaan

5. Prosedur
a. Laporan Hasil Pemeriksaan.
Penerbitan
b. Sertifikat Mutu Benih
Sertifikat
*Sumber Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia
LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN
SERTIFIKASI BENIH KOPI DALAM BENTUK ENTRES
Nomor :....................................................

I. UMUM
1. Nama Pemohon :
2. Alamat :
3. Lokasi Pengambilan entres
a. Desa :
b. Kecamatan :
c. Kabupaten :
d. Provinsi :
4. Jumlah entres :
5. Tanggal Pengambilan :
6. Tanggal Pemeriksaan :
7. Dasar Pelaksanaan :
a. SPT Nomor :
b. Surat Pemohon Nomor :

II. HASIL PEMERIKSAAN DOKUMEN

No Dokumen yang Diperiksa Keterangan


1. Dokumen yang mengesahkan sumber benih; Ada / Tidak
No........dan tanggal.........
2. Izin Usaha Perbenihan (IUPB/IUPK atau Ada/Tidak
TRUP); No........dan tanggal...........
3. Dokumen keberadaan SDM yang dimiliki; Ada / Tidak
Nomor faktur :............
4. Dokumen kegiatan pemeliharaan kebun. Ada / Tidak
Nomor..........Tanggal............
..

III. HASIL PEMERIKSAAN LAPANGAN

No Uraian Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan


1. Mutu Benih Entres Kopi Sesuai standar / Tidak
a. Klon/Varietas Bina/Anjuran
b. Asal Usul Entres .......................................................
c.Bukti asal usul benih No. Faktur Ada / Tidak
pengiriman Tanggal .......................................................
d. Tanggal Pengambilan .......................................................
e. Kemasan .......................................................
f. Perlakuan .......................................................
g. Kemurnian .......................................................
h. Kesegaran fisik .......................................................
i. Jumlah mata per 25 cm .......................................................
j. Jumlah ruas sambungan per potong .......................................................
entres .......................................................
k. Warna .......................................................
l. Daya Simpan .......................................................
m. Kesehatan .......................................................
n. Isi Kemasan .......................................................
o. Perlakuan .......................................................
j. Jumlah ruas sambungan per potong .......................................................
entres .......................................................
k. Warna .......................................................
l. Daya Simpan .......................................................
m. Kesehatan .......................................................
2. n. Isi Kemasan Sesuai / Tidak
o. Perlakuan Varietas benih :..............................
Periksa dan amati kebenaran varietas Keragaan benih :...........................
tanaman
3. Kesehatan entres :........................

4. Periksa dan amati kesehatan entres ........................................................

Periksa dan amati cabang orthotrop


tanaman kopi;

IV. JUMLAH BENIH

Jumlah Entres (Btg)

Klon/varietas Memenuhi Tidak Memenuhi


Diajukan Diperiksa
Syarat Campuran Mati/Kerdil

Jumlah

A. KESIMPULAN
1. Benih entres kopi yang memenuhi syarat sejumlah...............................
batang.
2. Benih entres kopi yang tidak memenuhi syarat sebanyak.....................
batang.

B. SARAN
Benih entres kopi yang memenuhi syarat setelah diambil harus diberi
perlakuan yaitu bekas potongan diberi parafin/lilin. Maksimal penyimpanan entres
adalah tiga hari setelah dipotong.

..............,...........20................

Penanggung jawab Kebun Pengawas Benih Tanaman

_______________________ _______________________
FORM ISIAN PEMERIKSAAN LAPANGAN

Sertifik Benih Kopi Dalam Bentuk Entres


Pohon URAIAN PEMERIKSAAN BENIH KOPI
Sampel Kesegaran Panjang Mata Warna Daya Keterangan
Fisik Entres Entres batang Simpan
1 2 3 4 5 6 7
1.
2.

30.

KETERANGAN ENTRES
KATERANGAN ENTRES
1. Mutu Fisik
a.Kesegaran Fisik Tidak Keriput
b.Jumlah Ruas 3-4 mata tunas
c.Warna Cabang Hijau sampai hijau gelap
d.Kesehatan Bebas penggerek cabang

……………….tanggal………

Penanggung Jawab Kebun Pengawas Benih Tanaman,

1.
2.
_______________________ ____________________
(KOP SURAT)
Balai Besar/UPTD Perbenihan Prov
=====================================================
SERTIFIKAT MUTU BENIH
Nomor :

Berdasarkan ketentuan yang berlaku tentang Pengawasan dan Pengujian


Mutu Benih Perkebunan di dalam wilayah Negara Republik Indonesia (UU
No.12/1992, PP No. 44/1995, PERMENTAN No.39/2006) dan dari hasil
pemeriksaan lapangan (Teknis dan Administrasi) yang dilakukan pada
tanggal……..................... terhadap :
1. Pemohon Sertifikasi
a. Nama :
b. Alamat :
c. Jenis Usaha :
2. Lokasi Pembenihan
a. Desa :
b. Kecamatan :
c. Kabupaten/Provinsi :
3. Benih yang diperiksa
a. Jenis Tanaman :
b. Asal Usul Entres :
c. Bentuk Benih :
d. Varietas/Klon :
e. Tanggal Pengambilan Entres :
f. Tanggal Pengiriman Entres :
4. Hasil Pemeriksaan
Diajukan/ Memenuhi Tidak Standar Mutu Benih Kopi
Diperiksa Syarat Memenuhi Dalam Bentuk Entres
(Batang) (Batang) Syarat (Batang)
a.Kesegaran Fisik
b.Jumlah Ruas
c.Warna Cabang
d.Kesehatan
e.Kesegaran Fisik
f.Kesehatan : Bebas Hama
Penyakit
PBT/PELAKSANA TEKNIS 1....................2........................
Kesimpulan

a. Entres kopi tersebut memenuhi syarat sebagai Benih Entres Kopi.


b. Sertifikat ini berlaku untuk entres yang diambil dari........, pengambilan
tanggal.......sejumlah......yang akan digunakan sebagai bahan setek di
Kabupaten......
c. Sertifikat ini berlaku.......hari setelah tanggal pengambilan

d. Selanjutnya sebelum diedarkan benih tersebut agar diberi label.

Demikian Sertifikat Mutu Benih ini dibuat untuk dipergunakan


sebagaimana mestinya.

………..,tanggal, bulan, tahun

Kepala UPT Pusat/ Kepala UPTD

Nama Terang
KEGIATAN SETELAH BENIH LOLOS SERTIFIKASI

1. Pelabelan
a. Label sebagaimana yang dimaksud pada Pemertan No 50-2015 pasal 22
tentang Produksi, peredaran dan sertifikasi benih ayat (1) mudah dilihat,
dibaca, tidak mudah rusak dan dalam bahasa Indonesia dengan
mencantumkan paling kurang jenis tanaman, nama varietas, kelas benih,
kemurnian genetic dan mutu benih, akhir masa edar benih, serta nama dan
alamat produsen.
b. Legalisasi label berupa nomor seri stempel lembaga sertifikasi
c. Label sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untu kelas :
1. Benih Penjenis (BS) berwarna kuning
2. Benih Dasar (BD) berwarna putih
3. Benih Pokok (BP) berwarna ungu
4. Benih Sebar (BR) berwarna biru muda untuk benih unggu, dan
5. Benih Sebar (BR) berwarna hijau muda untuk benih unggul local.
d. Label sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dipasang oleh produsen benih
pada kemasan dengan jenis sesuaidengan jenis benih dan jenis tanaman.
e. Label dipasang oleh produsen benih dan Pengawas Benih Tanaman (PBT)
melakukan pemeriksaan terhadap hasil pemasangan label.

2. Biaya Sertifikasi
Sesuai dengan permentan tentang produksi, peredaran dan sertifikasi pada
pasal 23 :
(1) Biaya sertifikasi benih dibebankan kepada pemohon yang besarnya
ditetapkan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
(2) Biaya sertifikasi benih yang dilakukan oleh lembaga sertifikasi bukan
milik pemerintah, besar dan tata caranya ditetapkan oleh Lembaga
Sertifikasi yang bersangkutan.

3. Peredaran Benih
Sesuai dengan permentan tentang produksi, peredaran dan sertifikasi pada
pasal 25 :
(1) Peredaran benih antar provinsi dilakukan pengawasan oleh PBT yang
berkedudukan di UPT pusat/UPTD Provinsi penerima tanpa harus
dilakukan sertifikasi ulang untuk benih yang sertifikasinya masih
berlaku.
(2) Peredaran benih antar kabupaten dalam provinsi dilakukan
pengawasan oleh PBT yang berkedudukan UPTD Provinsi.
Masa kadaluwarsa benih bersertifikat untuk kopi maksimal 12 bulan/ 1
tahun.

4. Harga Jual Benih

Penetapan dan pengaturan harga (price determination and price setting)


benih dapat ditentukan oleh perusahaan yang melakukan pemasaran, yang
disesuaikan dengan jumlah modal selama produksi yang dikeluarkan dibagi
jumlah produksi tanaman benih kopi yang dihasilkan.

5. Pemasaran Benih
a. Pemasaran Benih

Setelah benih dilabel dan selesai disertifikasi kemudian benih dipasarkan


namun harus dalam pengawasan peredaran benih.

b. Strategi Pemasaran

Pada dasarnya strategi pemasaran memberikan arah dalam kaitannya


dengan variabel-variabel seperti segmentasi pasar, identifikasi pasar sasaran,
positioning, elemen bauran pemasaran, dan biaya bauran pemasaran. Strategi
pemasaran merupakan bagian integral dari strategi bisnis yang memberikan arah
pada semua fungsi manajemen suatu usaha.

1. Mutu benih

Dalam kegiatan pemasaran keadaan kualitas benih sangat perlu


diperhatikan. Kriteria-kriteria yang perlu diperhatikan dalam menilai kualitas
benih yang akan dipasarkan antara lain:

 Benih utuh, artinya tidak luka atau tidak cacat.


 Benih harus bebas hama dan penyakit
 Benih harus murni, artinya tidak tercampur dengan biji-bijian atau benih
lain dan terhindar dari kotoran
 Benih diambil dari jenis yang unggul atau stek yang sehat
 Mempunyai daya kecambah 80%.

2. Target pasar

Selain kualitas dari benih itu sendiri, dalam pemasaran perlu


diperhitungkan target pemasaran. Penentuan suatu tempat atau daerah sebagai
target pemasaran yang tepat apabila daerah tersebut merupakan sentra budidaya
benih tanaman yang akan dipasarkan Misalnya; Benih Kopi akan dipasarkan
dengan target pasar yaitu daerah-daerah sentra penanaman Kopi seperti Pulau
Jawa, Pulau Flores, Pulau Bali, Pulau Kalimantan dan Pulau Sulawesi serta
kawasan sentra penanaman Kopi lainnya.
BAB III PENUTUP

1. Kesimpulan
a. Hasil analisis usaha tani budidaya benih kopi jenis arabika layak untuk
diusahakan.
b. Suatu system produksi pertanian baik ditujukan untuk memenuhi
konsumsi sendiri maupun yang berorientasi komersial diperlukan adanya
ketersediaan benih dengan varietas yang berdaya hasil tinggi serta mutu
yang terjamin pada umumnya terdapat pada varietas unggul. Dalam
system pengadaan dan distribusi, mutu suatu benih dapat ditentukan oleh
sistem produksi, pengolahan hasil, penyimpanan hasil dan penanganan
selama distribusi benih
c. Tahap Sertifikasi benih entres kopi yaitu :
1. Pemeriksaan Lapang
2. Pengujian Laboratorium
3. Pengawasan Pemasangan Label
d. Strategi pemasaran merupakan bagian integral dari strategi bisnis yang
memberikan arah pada semua fungsi manajemen suatu usaha yang
meliputi kualitas benih itu sendiri, target pemasaran, peluang hingga
penetapan harga
2. Saran

Diharapkan agar makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembacanya


terutama mengenai pengadaan benih untuk dipasarkan, memperdalam pemahaman
tentang strategi pemasaran benih, target pemasaran serta penetapan harga
sehingga dapat memaksimisasi produksi dan keuntungan.
DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Menteri Pertanian Nomor 89/Permentan/OT.140/9/2013 tentang


Standar Operasional Prosedur Penetapan Kebun Sumber Benih, Sertifikasi Benih
dan Evaluasi Kebun Sumber Benih Tanaman Kopi (Coffea sp).

Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor :


50/Permentan/KB.020/9/2015 tentang Produksi, Sertifikasi, Peredaran dan
Pengawasan Benih Tanaman Perkebunan.

Anda mungkin juga menyukai