Anda di halaman 1dari 18

PENDAHULUAN gejala blas di daun hampir selalu diikuti Blas bisa menyerang batang pada ruas-

dengan perkembangan di pangkal panikel. ruasnya. Pangkal pelepah daun membusuk,


Penyakit blas disebabkan oleh
berubah menjadi kehitam-hitaman dan
cendawan pathogen Pyricularia oryzae Cav GEJALA SERANGAN
mudah patah. Bercak bisa terjadi pada leher
merupakan salah satu penyakit padi yang Gejala khas bercak daun adalah
malai. Leher malai yang terinfeksi berubah
mendatangkan kerugian. Infeksi dapat berbentuk belah ketupat (lebar di tengah
menjadi kehitam-hitaman dan patah. Apabila
terjadi dari pembibitan sampai dengan masa dan meruncing di kedua ujungnya).bercak
serangan busuk leher terjadi hanya sedikit
panen. Infeksi pada tanaman muda ditandai besar dengan ukuran 1-1.5 x 0.3-0.5 cm
malai berisi atau malainya hampa.
dengan adanya bercak daun yang biasanya berkembang menjadi abu-abu
membentuk belah ketupat, yang di kenal ditengahnya. Daun-daun dari varietas rentan EPIDEMIOLOGI PENYAKIT BLAS
dengan blas daun (leaf blast). Sedangkan bisa mati. Bercak coklat yang berukuran Pada ujung daun timbul bercak oval
pada stadia generatif infeksi terjadi pada sebesar kepala peniti merupakan indikasi atau elips, kedua ujung-ujungnya meruncing
pangkal panikel yang disebut dengan neck teaksi tahan suatu varietas, bercak ini mirip belah ketupat. Gejala dapat pula
blast. Beberapa daerah di Indonesia pernah kerapkali sukat dibedakan dengan bercak muncul pada ruas, malai dan gabah. Stadia
mengalami breakdown oleh infeksi coklat Helminthosporium. kritis tanaman terjadi mulai umur 1 bulan
penyakit blas antara lain, varietas Cisokan di
(padi gogo), anakan maksimum, bunting dan
Sumatra Barat, IR-64 di Jawa Barat, IR-36 dan
awal berbunga.
Krueng Aceh di Jawa Timur, rueng Aceh di Pembentukan konidia selama 14 hari,
Bali, IR-36 di Lombok dan Tajum di puncaknya pada 3-8 hari setelah bercak
Kalimantan Selatan (Mogi,1989). Patahnya muncul. Pembentukan spora pada
ketahanan tanaman terhadap penyakit blas kelembaban 89-90%. Spora dapat bertahan
umumnya disebabkan oleh introduksi pada sisa jerami dan gabah + 1 tahun dan
varietas baru.. Di dataran rendah, gejala blas Gbr. 1.
miselia 3 tahun pada suhu kamar. Sumber
Gejala Blas Pada Daun
daun pada umumnya tidak dilanjutkan pada inokulum primer di lapangan adalah jerami
pangkal panikel, sebaliknya di dataran tinggi sakit dan tanaman inang.
Penggunaan varietas tahan Gbr. 2. Gejala Blas Pada Ruas Batang
Penggunaan benih sehat Gbr. 2. Gejala Blas di pertanaman
Pada daerah serangan padi gogo dapat
PENGENDALIAN dilakukan perlakuan benih (seed
Penanaman varietas tahan, treatment)
PENYAKIT BLAS
pembenaman jerami sakit sebagai kompos, Tanaman muda (tanam, anakan
pemakaian pupuk Nitrogen secara optimal, maksimum): (Pyricularia oryzae)
untuk daerah serangan endemis paling tinggi
90 kg N/Ha. Penggunaan benih sehat dan
Pengaturan jarak tanam sistem legowo PADA TANAMAN PADI
bermutu, perlakuan benih dengan fungisida Tanman tua (primordial-berbunga):
(seed treatment) pada daerah serangan

endemis, pergiliran tanaman dengan bukan P

padi (tanaman yang tidak menjadi inang).


Aplikasi fungisida efektif dan diijinkan yang
didasarkan pada ambang pengendalian.

PENGELOLAAN EKOSISTEM
TANAMAN PADI TERHADAP
PENYAKIT BLAS enggunaan fungisida efektif dan diizinkan

Pratanam, pengolahan tanah : pada 2 minggu sebelum keluar malai.


Pembenaman jerami sakit sampai
membusuk, yang dilakukan sambil PEMERINTAH PROPINSI SULAWESI
SELATAN
pengolahan tanah
DINAS PERTANIAN TANAMAN
Penggunaan benih sehat PANGAN
DAN HORTIKULTURA
Persemaian
UPTD BALAI PROTEKSI TANAMAN Wereng batang coklat mampu berkembang biak pangkal tanaman, di batang dan kadang-
PANGAN DAN HORTIKULTURA cepat, bertelur banyak (100-600 butir), dan siklus kadang sampai di daun. Nimfa kecilnya
JL. Dr. Ratulangi No. 69 MAROS
hidup pendek dandaya sebar cepat berwarna putih dan semakin tua warna
TELP. (0411) 371593
371323 Adanya penanaman varietas rentan pada pola berubah menjadi kekuningan, coklat muda
Faximile : (0411) - tanam yang tidak teratur / tidak seragam. dan akhirnya menjadi coklat.
371593 Wereng batang coklat dewasa mempunyai
Penggunaan insektisida yang tidak bijaksana
dua bentuk sayap yang panjang
PENDAHULUAN Tidak semua petani mau mengendalikan wereng
(makroptera) dan dewasa sayap pendek
Wereng batang coklat (Nilaparvata lugens batang coklat secara bersama-sama.
(brakhiptera)
Stal) sampai saat ini masih dianggap sebagai salah GEJALA SERANGAN Bentuk makroptera indikator populasi
satu hama utama pada pertanaman padi, karena pendatang dan migrasi, sedangkan
Apabila populasi tinggi warna daun dan batang
kerusakan yang ditimbulkannya cukup luas dan brakhiptera populasi penetap.
tanaman berubah menjadi kuning kemudian
hampir terjadi pada setiap musim tanam. Wereng Wereng batang coklat mampu beradaptasi
coklay jerami dan akhirnya seluruh tanaman
coklat merusak tanaman sejak di persemaian terhadap pergantian varietas tahan, dengan
mongering bagaikan terbakar.
hingga tanaman bermalai Kerusakan pada membentuk biotipe baru.
Populasi wereng batang coklat dapat
pertanaman dapat terjadi secara langsung
meningkat lebih tinggi dengan aplikasi
maupun tidak langsung. Secara langsung karena
insektisida yang tidak diizinkan, karena
kemampuan wereng batang coklat mengisap
dapat menimbulkan resurjensi.
cairan sel tanaman sehingga tanaman menjadi
kering dan akhirnya mati. Secara tudak langsung
karena dapat menjadi vektor penyakit virus kerdil .Gejala serangan wereng coklat (hopperburn)
rumput dan kerdil hampa.
KARAKTERISTIK
PENYEBAB WERENG BATANG COKLAT
Wereng batang coklat ukurannya lebih kecil
dari butir padi (2-4 mm). tepatnya di bagian
Penggunaan insektisida diizinkan apabila Tanam varietas tahan yang terbukti tahan di
terjadi peningkatan populasi > 40 ekor / lokasi yang bersangkutan
rumpun pada tanaman berumur > 40 hst Gunakan benih varietas tahan yang berlabel
SERANGAN PADA TANAMAN MUDA Hindarkanlah penanaman varietas pemicu di
( Tanam - Anakan maksimum ) PELESTARIAN MUSUH ALAMI sekitar pertanaman varietas tahan, yang
Menanam varietas yang telah terbukti tahan dapat menjadi sumber serangan.
Predator wereng coklat antara lain adalah
di daerah yang bersangkutan, hindarkan laba-laba, anggang-anggang, kepik air,
penanaman varietas rentan maupun varietas kepik mirid, kumbang karabid, kumbamg
pemicu
Tanaman yang terserang ringan sampai
coccinellid dan capung. WERENG BATANG COKLAT
Patogen serangga Beauveria bassiana
berat dieradikasi selektif dan yang terserang
dan Metarrhizium anisopliae ( Nilaparvata lugens Stal )
berat dieradikasi total
Usahakan menggunakan pestisida secara
Penggunaan insektisida yang diizinkan
PADA TANAMAN PADI
bijaksana, dengan memperhatikan jenis
apabila terjadi peningkatan populasi wereng
yang tepat sesuai OPTt sasaran, dosis,
coklat >.10 ekor / rumpun pada tanaman
konsentrasi, cara dan waktu aplikasi yang
umur < 40 hari setelah tanam (hst) atau
tepat.
> 40 ekor / rumpun saat tanaman berumur
>. 40 Hst.

SERANGAN PADA TANAMAN TUA


( Primordia - Panen)
Tanaman yang terserang ringan sampai Kumbang Kumbang
Laba-laba Capung
berat dieradikasi selektif dan yang terserang Coccinellid Karabid harimau

puso dieradikasi total


PENGGUNAAN VARIETAS
seperti mentek di Jawa dan Sumatera, habang di Kalimantan, Serangga penular virus adalah Nephotettix.
PEMERINTAH PROPINSI cella pance di Sulawesi Selatan, kebebeng atau bangsel di Bali virescens yaitu 83 % dari populasi merupakan
SULAWESI SELATAN dan konjo di Sulawesi Tengah. serangga penular aktif sedangkan Nephotettix.
DINAS PERTANIAN
TANAMAN PANGAN Morfologi patogen : nigropictus maksimal 45 % sakit
DAN Penyakit tungro disebabkan oleh dua partikel virus yang
HORTIKULTURA
berbentuk bacilliform atau batang (B) atau (RTBV = Rice
UPTD BALAI PROTEKSI TANAMAN
PANGAN DAN HORTIKULTURA Tungro Bacilliform Virus) berukuran 100-300 x 30-35 nm dan
JL. Dr. Ratulangi No. 69 MAROS bentuk sperikel (S) atau bulat (RSTV = Rice Tungro Spherical
TELP. (0411) 371593 371323
Virus) berukuran 30 nm.
Faximile : (0411)
- 371593 Di lapangan , pada satu rumpun tanaman yang
Gbr 1. Vektor N. virescens (kiri) dan N. nigropictus (kanan)
terinfeksi tungro ditemukan dua bentuk partikel
PENDAHULUAN tersebut. Serangga penular virus tungro menularkan virus

Tungro merupakan salah satu penyakit penting pada Keberadaan dua bentuk partikel tersebut akan tungro secara non persisten.

tanaman padi yang disebabkan olah virus.dan ditularkan oleh menampakkan gejala khas tungro (kerdil dan gejala Serangga penular menjadi infektif setelah mengisap
wereng hijau. . Tanaman yang terinfeksi tidak dapat sembuh kuning orange). cairan tanaman sakit selama minimal 30 menit dan
kembali dan berfungsi sebagai sumber inokulum. Darii sifat-sifat Apabila ada salah satu partikel S, maka yang nampak dapat memindahkan virus ke tanaman sehat apabila
tersebut menjadikan serangan penyakit tungro mempunyai adalah gejala kerdil saja, demikian pula bila hanya mengisap tanaman sehat selama 25 menit.
potensi eksplosif. Oleh karena itu pengendalian penyakit ini partikel B, maka yang nampak adalah gejala kuning Masa laten di dalam tanaman adalah 6 9 hari.
harus dilakukan secara terpadu dalam berbagai aspek, baik orange. Masa inkubasi dalam tubuh serangga tidak tampak
aspek gerakan pengendalian maupun teknologi pengendalian jelas.
Epidemiologi :
yang didudung sedemikian rupa sehingga satu sama lain Serangga dapat menularkan virus dengan segera
Sumber inokulum penyakit tungro terdapat pada
kompatibel. dalam waktu 2 jam setelah memperoleh virus dan
tanaman singgang serta rumput inang yang sakit.
Di Indonesia penyakit tungro telah tersebar di seluruh dapat mempertahankan di dalam tubuhnya selam
provinsii. Di beberapa daerah dikenal dengan berbagai nama tidak lebih dari 5 hari.
Setelah masa ini serangga menjadi tidak infektif dan produksinya semakin rendah, apabila tanaman tua terinfeksi sepeti gulma Echinochloa colona, E. crusgalli, Eleusine
kembali menjadi infektif setelah mengisap tanaman tidak menimbulkan gejala dan penurunan hasil tetapi dapat indica, Leersia hexandra.
Nimfa wereng hijau juga dapat menularkan virus, menjadi sumber infeksi. 4. Pengendalian sumber serangan
tetapi menjadi tidak infektif setelah ganti kulit. Pada daerah endemis tungro, aplikasi insektisida butiran
Virus tidak dapat ditularkan melalui telur serangga , 5 kg / 500 m2 sehari sebelum sebar benih.

biji, tanah, air dan secara mekanis. 5. Pengendalian serangga penular

Infeksi tungro dapat terjadi mulai di persemaian. Demgam menggunakan insektisida yang dianjurkan.

Pada stadium ini tanaman sangat rentan terhadap


infeksi virus.
Apabila infeksi terjadi pada stadia persemaian maka Gbr. 2. Gejala serangan tungro di lapangan
gejala tungro akan terlihat pada tanaman umur 2 3
Pengendalian :
minggu setelah tanam.
1. Pengaturan pola tanam
Tanaman muda yang terinfeksi akan merupakan
Waktu tanam tepat, diupayakan seawal mungkin
sumber infeksi di lapangan.
sehingga pada saat populasi wereng hijau mencapai
Gejala Serangan puncak tanaman padi sudah berumur > 60 Hst.
Gejala serangan tungro berupa pertumbuhan tanaman Pergiliran tanaman bukan padi atau diberakan
terhambat, kerdil dan jumlah anakan berkurang. Daun yang Tanam serentak pada periode bulan bercurah hujan
sakit berwarna kuning sampai orange dari mulai pucuk tinggi
kearah pangkal. Tanaman mudah lebih rentan semakin muda Gbr 3. Siklus ransmisi virus
Pergiliran varietas tahan dengan memperhatikan
(non persisten)
umur tanaman terinfeksi, tanaman menjadi semakin kerdil
dan
tetuanya
2. Penanaman varietas tahan terhadap serangga penular
PENYAKIT TUNGRO
3. Eradikasi PADA TANAMAN PADI
Dilakukan terhadap tanaman sakit pada persemaian dan
tanaman muda serta singgang dan tanaman inang lain,
PENDAHULUAN Bakteri bersifat gram negatif, aerob dan

Penyakit hawar daun bakteri (HDB) pada tidak membentuk spora.

tanaman padi yang disebut juga sebagai penyakit Koloni berbentuk bulat, cembung,

kresek di sebabkan oleh pathogen Xanthomonas berwarna kuning keputihan sampai kuning

campeteris pv. oryzae. Penyakit ini termasuk kecoklatan dan mempunyai permukaan licin.

salah satu penyakit yang dapat menurunkan Pigmen kuning itu dapat larut dalam air.

produksi pada tanaman padi. Secara ekonomis


Epidemiologi :
penyakit ini cukup penting oleh karena kehilangan
Bakteri dapat hidup dalam tanah selama
hasilnya yang cukup tinggi,
1 3 bulan tergantung pada kelembaban
Pemantauan secara dini penyakit ini dapat
dan keasaman tanah.
dilakukan untuk meramalkan kemunculannya dan
Bakteri juga dapat bertahan dalam jerami
mengambil tindakan pengendalian. Pengetahuan
PEMERINTAH PROPINSI tanaman yang terinfeksi pada singgang
SULAWESI SELATAN epidemiologi penyakit yang mamadai akan sangat
DINAS PERTANIAN dan pada tanaman inang selain padi,
membantu untuk mendapatkan metode
TANAMAN PANGAN sehingga penularan penyakit dapat terjadi
DAN HORTIKULTURA pengamatan, maupun pengendalian yang tepat.
UPTD BALAI PROTEKSI dari musim ke musim.
TANAMAN Morfologi patogen : Penularan melalui benih jarang terjadi.
PANGAN DAN
HORTIKULTURA Bakteri berbentuk batang pendek berukuran Bakteri menginfeksi tanaman melalui
JL. Dr. Ratulangi No. 69 MAROS (1-2) X (0,8-1) um. Mempunyai 1 flagela hidatoda daun, luka pada akar atau bagian
TELP. (0411) 371593
371323 polar pada salah satu ujungnya, flagela tanaman lainnya, tetapi tidak dapat melalui
Faximile : (0411) - 371593 berukuran 6 8 um. stomata.
Setelah bakteri masuk melalui hidatoda Gejala Serangan
kemudian memperbanyak diridalam
Gejala layu (kresek) terdapat pada
ephitemi yang berhubungan dengan
tanaman muda (1 - 2 mst), gejala awal
pembuluh pengangkut, kemudian menyebar
dimulai dari tepi daun atau bagian daun Pengendalian :
ke jaringan lainnya dan menimbulkan gejala
yang luka, berupa garis bercak kebasahan.
1. Pengaturan pola tanam
khas.
Bercak tersebut meluas berwarna hijau ke
Pergiliran tanaman dengan tanaman
Pada pagi hari atau cuaca lembab, eksudat
abu-abuan, seluruh daun menjadi keriput
bukan padi
bakteri berwarna kuning keluar dari bagian
dan akhirnya layu seperti tersiram air
2. Penanaman varietas tahan
daun yang terinfeksi.
panas.
3. Penggunaan benih sehat
Eksudat tersebut pada siang hari atau
Pada tanaman dewasa gejala awal berupa
4. Perbaikan cara bercocok tanam
cuaca kering menjadi bulatan kecil yang
bercak kebasahan pada satu atau ke dua
Persemaian di tempat yang
mudah jatuh ke tanah atau ke air atau
sisi daun dimulai dari ujung daun. Bercak
drainasenya baik
menempel pada bagian sehat lainnya
tersebut meluas, berwarna hijau ke abu-
Pemakaian pupuk secara berimbang,
sehingga merupakan sumber penularan
abuan, kebasahan dan kemudian mongering
terutama pemberiam K Cl
yang baru.
berwarna abu-abu keputihan.
Perbaikan sistem pemberian air
Faktor lingkungan sangat mempengaruhi
Penyiangan
perkembangan penyakit di lapang, seperti
Pengeringan berkala yaitu 1 hari
kelembaban yang tinggi, hujan disertai
diairi dan 3-4 hari dikeringkan.
angin dan pemupukan N yang berlebihan
5. Sanitasi
mempermudah berkembangnya penyakit
Dilakukan terhadap tanaman sakit
ini.
6. Penggunaan Corynebacterium DINAS PERTANIAN merupakan padat populasi awal.
TANAMAN PANGAN Apabila dapat ditekan secara dini
DAN HORTIKULTURA
(mencegah perkembangbiakan yang
UPTD BALAI PROTEKSI
TANAMAN dapat mencapai 10-30 kali), maka
PANGAN DAN HORTIKULTURA serangan tikus selanjutnya dapat di
PENYAKIT JL. Dr. Ratulangi No. 69 MAROS tekan.
TELP. (0411) 371593 371323
Apabila pengendalian dini tersebut
HAWAR DAUN BAKTERI Faximile : (0411)
telah dilaksanakan secara massal dan
- 371593
serentak maka pengendalain di
(KRESEK) Di daerah tanam serentak,
pertanaman tidak perlu dilakukan /
keberhasilan usaha pengendalian tikus
PADA TANAMAN PADI lebih efektif dan efesien.
diminimalkan, sehingga biaya
pengendalian dapat ditekan
Pada periode persemaian, petani lebih
sering berada di sawah untuk
Gejal Gejala Serangan
menggarap / mengolah sawahnya
Serangan tikus dapat terjadi sejak di
sehinngga petani sekaligus pelaku
pesemaian, di pertanaman sampai
pengendalian.
pada pasca panen. Pada pesemaian
Daya tarik persemaian terhadap
sampai tanaman fase vegetatif
kedatagan tikus cukup tinggi.
populasi tikus masih rendah dan
Sekitar persemaian sebagai foKus
populasi meningkat pada fase
lokasi pengendalian tikus (pada lokasi
generatif.
pengendalian sempit berdampak
Tikus memotong atau mencabut bibit
positif terhadap sasaran luas).
PEMERINTAH PROPINSI yang baru ditanam sehingga banyak
SULAWESI SELATAN Pada kondisi pratanam, individu tikus
rumpun mati atau hilang.
dewasa belum berkembang biak dan
Tikus biasanya aktif merusak tanaman < 10 hari dalam areal yang luas. Pemasangan bambu sebagai
pada malam hari. Mengurangi ukuran pematang di perangkap dengan diameter + 10
Tikus makan gabah dan merusak sawah, sehinga mempersulit tikus cm dan panjang + 2,5 m , semua
kecambah yang baru ditanam. membuat liang, sebaiknya buku antar ruas dihilangkan
Pada saat tanaman bunting tunas pematang berukuran + tinggi 15 3. Sanitasi dan eradikasi
dipotong dan malainya dimakan. cm dan lebar 20 cm Membersihkan rumput, semak,
Pada populasi rendah serangan tikus Kombinasi pemasangan bubu tumpukan jerami yang biasanya
biasanya bersifat acak terutama perangkap dengan pagar plastik di menjadi tempat persembunyian tikus
bagian tengah petakan, sedangkan persemaian dan di pertanaman 4. Pengendalian secara biologi
pada serangan berat lebih 15 % hanya Penggunaan tanaman penarik / Memanfaatkan musuh alami antara
menyisakan beberapa tanaman di tanaman perangkap, Untuk lain burung hantu, burung elang,
2
pinggir petakan sawah persemaian sekitar 300 500 m anjing dan kucing.
dengan bubu 2 4 buah, pada
5. Pengendalian secara kimiawi
pertanaman sekitar 13 Ha lokasi untuk
Fumigasi / pengemposan asap
tanaman penarik sekitar 10 m x 10 m.
beracun dilakukan pada saat pra
2.Pengendalian cara fisik dan tanam hingga tanaman fase
mekanik generatif
Melakukan gropyokan pada saat
Pengumpanan beracun dengan
bera, pengolahan tanah maupun
menggunakan rodentisida anti
Gbr 1. Gejala serangan tikus di pertanaman setelah panen
koagulan apabila ditemukan
Penggenangan lahan agar liang aktif
serangan > 15 %.
Teknik Pengendalian tikus tergenangi air, sehingga anak
1. Pengendalian secara kultur tikus yang berada di dalam liang
teknis
mati
Tanam serentak dengan selang
Larva hidup dan berkembang pada batang
padi dan keluar pada tempat tinggalnya
PEMERINTAH PROPINSI
apabila telah berkembang mrnjadi ngengat.
SULAWESI SELATAN
DINAS PERTANIAN Larva mampu berdiapause / tidur panjang
TANAMAN PANGAN pada tunggul padi sisa musim kemarau.
DAN HORTIKULTURA
UPTD BALAI PROTEKSI Ngengat mulai aktif terbang pada malam hari
TANAMAN sampai menjelang pagi tergantung dari
PANGAN DAN kepadatan populasi dan kekuatan angin.
Gbr 2. Pemasangan pagar plastik dan ORTIKULTURA
bubu perangkap Dr. Ratulangi No. 69 MAROS Sering menimbulkan kerusakan pada awal

PENGENDALIAN 371323
TELP. (0411) 371593 musim hujan, terutama pada areal sawah yang
pada akhir musim kemaraunya terserang
Faximile : (0411) -
TIKUS SAWAH 371593
PBPP
Dari data luas tambah serangan PBPP selama
Penggerek batang padi putih (PBPP)
(Rattus argentiventer) 6 (enam) tahun terakhir di Sulawesi Selatan,
Scripophaga innotata merupakan hama utama
serangan hama ini terdapat pada seluruh
di Sulawesi Selatan setelah tikus dan
kabupaten dengan intensitas ringan sampai
kerusakannya terjadi setiap musim tanam.
berat (pada musim kemarau) dan ringan
PBPP berkembang baik pada areal sawah sampai puso (pada musim hujan).
dengan elevasi sampai dengan 200 m dari
permukaan laut
Penggerek batang padi putih dapat bertelur
banyak dan berkembang biak cepat

Gbr 1. Larva yang berdiapause pada


tunggul tanaman padi Pengumpulan dan inkubasi keompok.telur agar

Gejala Serangan parasitoid yang muncul dapar dilepaskan


kembali
Gejala kerusakan pada tumbuhan vegetatif
Gbr 2. Gejala serangan sundep (atas)
disebut sundep. Pada pucuk tanaman Pemasangan lampu petromak atau lampu listrik
dan serangan beluk (bawah)
terserang tampak berwarna kuning, layu untuk penagkapan ngengat dikombinasikan
Pengendalian : dengan pemasangan bak yang berisi air yang di
akhirnya kering dan bila ditarik mudah lepas
dari titik tumbuh, sebab ulat sudah merusak Pra tanam, pengolahan tanah : campur dengan minyak tanah dengan

bagian pangkal atau titik tumbuh tanaman. Pengolahan lahan dan pengolahan tanah perbandingan 1:40.

Gejala kerusakan pada fase generatif untuk persemaian dilakukan bersamaan Eradikasi selektif tanaman terserang.

disebut beluk, yaitu malainya tegak, agar ulat yang berdiapuse (PBPP) dapat
Tanaman muda (tanam, anakan maksimum) :
berwarna putih dan hampa. Gejala terbunuh.
Pengumpulan dan pemeliharaan kelompok telur
kerusakan tersebut mudah dikenali dan Persemaian dilakukan secara berkelompok
untuk pelepasan parasitoid
dibedakan dengan gejala kerusakan hama untuk memudahkan pengumpulan
Penggunaan insektisida yang diijinkan dan
lain. kelompok telur
efektif bila serangan sundep > 10 - 15 %
Tanam serentak dengan selisih waktu paling
tergantung varietas, pengendalian dilakukan
lama 2 minggu atau varietas dalam ditanam
hanya pada spot-spot serangan.
lebih awal
Tanaman tua (primodial-berbunga) :
Penundaan waktu sebar benih (untuk PBPP)
minimal 10 hari setelah puncak penerbagan Pencabutan beluk segar sampai bagian bawah
ngengat dari tunggul. malai
Pemotongan jerami < 10 cm dari permukaan Pematangan bulir (pengisian-panen):
tanah
Pencabutan beluk segar
Persemaian :
di persemaian Dr. Ratulangi No. 69 MAROS
TELP. (0411) 371593
PENGGEREK BATANG PADI PUTIH 371323
Faximile : (0411)
(Scirpophaga innotata Walker) 371593
Gbr 3. Telur PBPP yang terparasit

PENDAHULUAN
Penyakit bulai merupakan salah satu penyakit
penting pada tanaman jagung yang disebabkan oleh
Peronosclerospora maydis (Rac) Shaw. Penyakit ini
telah tersebar luas di sentra-sentra peoduksi jagung
di Indonesia dengan ;uas serangan bervariasi antara
satu musim tanam dan musim tanam lainnya.
Penyakit bulai sangat dipengaruhi oleh keadaan
Gbr 4. Pengumpulan kelompok telur ketinggian tempat dan musim. Lebih sesuai
perkembangannya di dataran rendah dan jarang
ditemukan di tempat-tempat yang lebih tinggi
PEMERINTAH PROPINSI (Burhanuddin, 2005). Konidiumnya berkecambah
SULAWESI SELATAN paling baik pada suhu 30 o
C. Penyakit ini
DINAS PERTANIAN berkembang baik pada jagung yang ditanam pada
TANAMAN PANGAN
DAN HORTIKULTURA musim hujan terutama yang ditanam pada tanah
UPTD BALAI PROTEKSI tegalan akan mendapat serangan lebih berat
TANAMAN dibvandingkan dengan jagung yang ditanam pada
PANGAN DAN
lahan sawah pada musim kemarau.
ORTIKULTURA
Semangun (1990) mengatakan bahwa Konidium segera berkecambah dengan 2. Tanaman berumur 3-5 minggu
intensitas serangan penyakit bulai erat membentuk pembuluh kecambah yang akan Tanaman yang terserang mengalami
hubungannya dengan kombinasi kelembaban dan mengadakan infeksi pada daun muda dari gangguan pertumbuhan. Pada daun yang
suhu. Infeksi hanya terjadi kalau ada air, baik air tanaman muda melalui mulut kulit. Pembuluh sedang membuka terjadi perubahan warna
embun, air hujan dan air gutasi. Di waktu malam kecambah membentuk apresorium di muka dan perubahan warna ini dimulai dari bagian
hari dalam corong daun tanaman jagung muda mulut kulit ini. pangkal daun. Pada tanaman yang mulai
selalu terdapat air gutasi. Air ini menurut berbuah, tongkol yang dibentuk menjadi
Semangun dan Sumadi (1971) sangat membantu tidak normal.
perkembangan spora. 3. Tanaman dewasa / hampir dewasa
Serangan penyakit pada tanaman yang

Daur penyakit hampir dawasa ditandai dengan garis-garis


chlorotis kecoklatan dan berbatas tegas
P. Maydis hanya dapat hidup pada tanaman
pada daun-daun tua. Tetapi serangan pada
hidup. Mengingat daerah pertanian di tanaman dewasa ini kurang berarti bagi
Indonesia selalu tersedia tanaman jagung, P. tanaman yang telah berproduksi.
maydis pada tan. jagung selalu hidup. Gbr 1. Grjala serangan penyakit bulai sdan sporanya
4. Pada sisi bawah daun terdapat lapisan spora
Jamur dapat terbawa dalam biji tanaman sakit. Gejala serangan cendawan yang berwarna putih.
Namun ini hanya terjadi pada biji yang masih
Gejala Gejala bulai dibedakan menjadi 3 tipe: bulai
muda dan basah, pada jenis jamur yang
1. Tanaman berumur 2-3 minggu
rentan.
Gejala ditandai dengan bentuk daun
Konidum terbentuk pada malam hari, waktu
meruncing dan kecil. Daun tampak kaku
daun berembun, dan konidium segera
dan pertumbuhan batang terhambat. Warna
dipencarkan oleh angin. Oleh karena embun
daun menguning atau kuning
hanya terjadi pada udara tenang, umumya
kehijauan/kuning keputihan.
konidium tidak dapat terangkut jauh oleh angin.
PADA TANAMAN JAGUNG

Gbr 2. Grjala serangan penyakit bulai


pada tanaman jagung

Pengendalian
PENYAKIT BULAI
Pada daerah endemis pengaturan pola
tanam yaitu pergiliran tanaman PEMERINTAH PROPINSI
Tidak menggunakan benih yang berasal dari SULAWESI SELATAN
DINAS PERTANIAN
tanaman sakit
TANAMAN PANGAN
Perlakuan benih (seed treatment) dengan DAN HORTIKULTURA
fungisida yang dianjurkan
UPTD BALAI PROTEKSI
TANAMAN
Sanitasi dan eradikasi yaitu dengan PANGAN DAN
melakukan pencabutan tanaman yang HORTIKULTURA
JL. Dr. Ratulangi No. 69 MAROS
terserang kemudian dimusnahkan / dibakar
TELP. (0411) 371593
Aplikasi fungisida sesuai anjuran. 371323
Faximile : (0411) - 371593 adalah ditemukannya satu kelompok telur yang Gejala Serangan :
PENDAHULUAN baru menetas per 30 tanaman.
Larva mulai merusak pada umur tanaman 3-4
Menurut Nonci dan Baco (1987),
Penggerek batang jagung Ostrinia mst, saat tanaman mulai membentuk tongkol.
penggerek batang jagung mulai meletakkan telur
furnacalis, Guenee merupakan hama utama pada Larva instar I-III memakan daun yang masih
pada pertanaman yang berumur 2 minggu. Puncak
tanaman jagung yang menyerang daun dan menggulung, dan pada permukaan daun yang
peletakan telur terjadi pada stadia pembetukan
menggerek batang jagung. Gejala serangan larva terlindung dan memakan bunga jantan. Larva
malai sampai keluarnya bunga jantan. Hama ini
pada batang adalah ditandai dengan adanya instar IV menggerek / membor bagian buku
merusak daun, bunga jantan dan menggerek
kotoran berupa serbuk yang keluar dari liang tanaman dengan cara masuk ke dalam batang
batang jagung. Jadi hama ini merusak pada setiap
gerekan. Serangan yang berat menyebabkan tanaman sehingga menghambat transportasi
fase pertumbuhan tanaman, dan fase vegetatif
batang patah sehingga aliran makanan hasil asimilasi dan penyerapan unsur hara dari
aktif sampai fase pembentukan biji merupakan
terhambat. Menurut Bato et al. (1983) dalam tanah. Selain itu serangga menyebabkan
fase yang paling rentan. Menurut Saito (1980),
kehilangan hasil jagung oleh infestasi hama ini batang jagung patah, tongkol rusak, serta
masa pembetukan malai atau bunga jantan pada
berkisar 20-80%. Di Sulawesi Selatan hama ini mengurangi jumlah dan bobot biji
tanaman jagung merupakan stadia yang paling
banyak menyerang tanaman di daerah kabupaten
disenangi, kemudian larva meninggalkan bunga
Gowa, Sidrap, Wajo dan Luwu. Serangan hama
jantan dan kemudian menggerek batang tanaman
penggerek batang jagung mulai muncul pada
atau tongkol tanaman. Akibatnya pengendalian
tanaman jagung sejak tanaman berumur 3-4
dengan insektida sulit dilakukan.
minggu dan berakhir sampai masaknya tongkol

(Widodo et al 1987). Batas toleransi kepadatan


Gbr 1. Grjala serangan Penggerek Batang
populasi dalam menentukan strategi pengendalian
Pengendalian :
PENGGEREK BATANG
Sanitasi sisa-sisa tanaman jagung

Ostrinia furnacalis
Pergiliran tanaman
Pada Tanaman Jagung
Penanaman serentak, tepat waktu

Penggunaan pathogen serangga Beauveria


Gbr 3. Usolat Beauveria bassiana
bassiana

Pemanfaatan musuh alami yaitu : tawon

Encyrtidae sp

Pengendalian kimiawi apabila

ditemukan 1 klp instar 1 / 30 tanaman

Gbr 4. Larva Penggerek Batang Jagung

PEMERINTAH PROPINSI
SULAWESI SELATAN
DINAS PERTANIAN
TANAMAN PANGAN
Gbr. 2. Encyrtidae, endoparasit larva DAN HORTIKULTURA
UPTD BALAI PROTEKSI
TANAMAN
Gbe 5 . Pupa Penggerek Batang Jagung
PANGAN DAN
HORTIKULTURA
JL. Dr. Ratulangi No. 69 MAROS
TELP. (0411) 371593
371323
Faximile : (0411) - 371593

Anda mungkin juga menyukai