Anda di halaman 1dari 2

PENDAHULUAN Benih

Nusa Tenggara Barat memiliki potensi areal kacang tanah ▪ Benih yang ditanam petani bermutu rendah sebab hingga saat
sekitar 100 ribu ha berupa sawah irigasi maupun lahan kering, ini benih kacang tanah bersertifikat tidak tersedia di pasaran.
namun baru dimanfaatkan seluas 35 ribu ha. Dalam sepuluh ▪ Untuk memperoleh benih bermutu, lakukan seleksi sejak
tahun terakhir terjadi peningkatan areal tanam rata-rata 1.200 dipertanaman dengan memilih tanaman yang tumbuh subur,
MENINGKATKAN HASIL ha/th, sedangkan produktivitas tidak mengalami peningkatan sehat dengan ciri-ciri sesuai varietas.
KACANG TANAH yang nyata. Produktivitas masih rendah dengan rata-rata 1,2 ▪ Benih berasal dari polong yang cukup tua dan berisi penuh.
t/ha polong kering, padahal hasil tersebut dapat ditingkatkan
▪ Polong cukup kering dengan kadar air biji sekitar 12%.
DENGAN TEKNOLOGI MURAH menjadi 3,5 t/ha.
▪ Pilih biji bernas, berwarna cerah, tidak cacat dan tidak keriput.
Produktivitas rendah disebabkan : mutu benih rendah, persiapan
▪ Benih yang sudah dikupas harus segera ditanam, kalau tidak
lahan tidak memadai, populasi tanaman tidak tepat, tidak
akan menurunkan daya tumbuh.
dilakukan pemupukan, serangan hama penyakit dan gangguan
gulma, dan kekeringan. ▪ Tanam benih dengan daya tumbuh minimal 95%
▪ Kebutuhan benih sekitar 90 - 100 kg biji/ha
Sejumlah pengkajian telah dilakukan BPTP-NTB, untuk
mendapatkan paket teknologi yang mudah diterapakan dan Persiapan Lahan
efisien namun dapat meningkatkan hasil secara nyata ▪ Pengolahan tanah dilakukan sedalam 15-20 cm, digemburkan
khususnya untuk budidaya kacang tanah setelah padi sawah. dan diratakan
PAKET TEKNOLOGI ▪ Lahan harus bersih dari gulma dan sisa tanaman.
▪ Buat saluran darinase keliling petakan dan melintang petakan
Varietas
setiap 5-6 m.
Ketepatan memilih varietas, menentukan tingkat hasil.
Perlakuan Benih
Penanaman varietas harus mempertimbangkan ketersediaan air,
hama penyakit endemis, hasil dan mutu hasil dan permintaan ▪ Untuk mencegah serangan jamur pada biji/kecambah, benih
pasar. Hingga saat ini telah dilepas 31 varietas unggul dengan dicampur dengan 2 g fungisida Kaptan per kg benih.
karakteristik berbeda, sebagai pilihan bagi petani sesuai kondisi ▪ Jika dihawatirkan benih dimakan semut, benih dicampur 1 g
agroekologi setempat. insektisida Mypcin per kg benih
Penanaman
▪ Pada saat tanam, tanah harus cukup lembab, jika tanah
kering, lakuakan pengairan menjelang pengolahan tanah.
▪ Benih ditugal dengan jarak tanam 40 cm x 10 cm atau 30 cm
x 15 cm, 1 biji /lubang. Jarak tanam teratur memberikan
ruang tumbuh yang sama untuk setiap tanaman dan
memudahkan pemeliharaan.
▪ Lubang tanam ditutup tanah, tidak dengan abu atau kompos
karena keduanya bersifat higroskopis.
Pemupukan
▪ Kacang tanah yang ditanam setelah padi, kurang respon
terhadap pemupukan
DEPARTEMEN PERTANIAN ▪ Pemupukan berpengaruh nyata pada tanaman apabila
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN dikombinasikan dengan aplikasi fungisida yang juga
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN mengandung ZPT.
NUSA TENGGARA BARAT ▪ Penggunaan urea 25 kg/ha + 50 kg/ha SP36 (100 kg/ha
SP18) + 50 kg/ha KCl +1 lt/ha fungisida/ZPT dianjurkan
2009 Empat varietas unggul pada uji varietas di Pringgarata
untuk kacang tanah setelah padi
Lombok Tengah MK II 2008
▪ Pupuk diaplikasi pada saat tanam atau paling lambat 5 hari ▪ Periode kritis kacang tanah terhadap gulma pada umur 3 – 6 memusnahkan tanaman terserang. Tidak tersedia
setelah tanam minggu. pestisida untuk pengendalian penyakit layu bakteri.
▪ Seluruh pupuk dicampur merata lalu di letakkan dalam larikan ▪ Penyiangan pertama umur 2-3 minggu, penyiangan kedua
antar baris umur 6 minggu, selanjutnya tergantung pertumbuhan gulma.
▪ Penyemprotan fungisdia dilakukan umur 50 hari dan 70 hari Pengendalian Hama dan Penyakit
a. Hama
▪ Hama utama meliputi : wereng kacang, thrip dan ulat
grayak.
▪ Dapat menyebabkan kehilangan hasil 40% - 100%.
▪ Serangan dimulai : wereng kacang umur 30 hari, thrip umur
seminggu dan ulat grayak pada seluruh stadia.
▪ Pengendalian : tanam serempak, tumpangsari dengan
jagung, gunakan insektisida Imidakloprid (Confidor 50 WP)
untuk wereng kacang dan thrip dan insektisida Permetrin
(Ambush 2 EC) dan Betasiflurin (Buldok 25 EC) untuk ulat
grayak apabila mencapai ambang kendali.
▪ Ambang kendali wereng kacang : 10% pertanaman
menunjukkan gejala seperti terbakar pada umur 30 hari,
thrip: lebih dari 15% pertanaman daunnya kriting disertai
tanaman kerdil pada umur 10 – 30 hari, ulat grayak: Gejala dan kerusakan tanaman akibat penyakit karat daun
intensitas serangan >20% pada umur 10 – 30 hari, 2 ekor
Percobaan berbagai jenis dan takaran pupuk di Gerung ulat/rumpun pada umur 30 – 100 hari.
Lombok Barat MK II 2008 Panen dan Pasca Panen
b. Penyakit
▪ Penyakit utama meliputi : bercak daun, karat daun dan layu ▪ Pada saat panen sebaiknya tanah relatif gembur agar tidak
Penggemburan Tanah
bekteri. banyak polong yang tertinggal.
▪ Sangat penting agar tanah tetap gembur dan ginofor (calon ▪ Untuk mendapatkan hasil dan mutu hasil tinggi panen
polong) mudah menembus kedalam tanah. ▪ Dapat menyebabkan kehilangan hasil 25% - 60%.
dilakukan setelah tanaman benar-benar tua.
▪ Dilakukan dengan mencangkul tanah sekitar rumpun tanaman ▪ Serangan dimulai : bercak daun umur 3 minggu, karat daun ▪ Ciri-ciri tanaman siap panen : kulit polong mengeras dan
pada umur 2-3 minggu. umur 8 minggu, layu bakteri umur 2 minggu. berserat, polong terisi penuh (bernas), bila dibuka bagian
▪ Sekaligus sebagai tindakan penyiangan. Pengendalian dalam kulit polong berwarna coklat kehitaman.
- Bercak daun : menanam varietas tahan (Bison, Domba, ▪ Polong segera dirontok lalau dijemur hingga cukup kering
Pengairan dengan kadar air mencapai 12%, ditandai dengan kulit ari
Turangga), pergiliran tanaman dengan non kacang-
▪ Kacang tanah tergolong tanaman toleran kekeringan, namun kacangan, perlakuan benih dengan fungisida, yang mudah mengelupas. Dalam kondisi cuaca normal tingkat
bila kondisi sangat kering perlu diairi. penggunaan bila mencapai ambang kendali yaitu kekeringan tersebut dapat dicapai dalam 4-5 hari penjemuran.
▪ Pengairan diperlukan pada tiga fase yaitu : fase pertumbuhan intensitas serangan minimal 20% saat umur 30 – 100 ▪ Apabila hasil panen akan dijadikan benih, polong dimasukkan
awal umur 10-15 hari, pembungaan umur 30 hari dan hari. dalam karung goni, disimpan dalam ruang yang bersih,
pengisian polong umur 50-60 hari. bersuhu rendah tetapi tidak lembab.
- Karat daun : menanam varietas tahan (Domba Turangga,
▪ Kekeringan yang terjadi pada fase pengisian polong Kelinci, Pelanduk, Singa, Tapir), pergiliran tanaman
menyebabkan penurunan hasil paling tinggi. dengan non kacang-kacangan, pengendalian gulma untuk Disusun oleh : L. Wirajaswadi
▪ Pengairan dilakukan dengan dileb, setelah mencapai titik mengurangi inokulum, memusnahkan tanaman sakit, No : 01/APBN/2009
jenuh air segera dikeluarkan melalui saluran drainase. perlakuan benih dengan fungisida, gunakan bila Oplaag : 1500 Ekspl.
mencapai ambang kendali yaitu intensitas serangan
Pengendalian Gulma minimal 20% saat umur 10 – 100 hari. Informasi Lebih Lanjut Hubungi :
▪ Kacang tanah sangat peka terhadap persaingan dengan BPTP NTB Jln. Raya Peninjauan Narmada
gulma. - Layu bakteri : menanam varietas tahan (Anoa, Badak, Telp. (0370)671312; fax )0370)671620
Bison, Jerapah, Panter, Kancil, Tuban, Turangga), E-mail : bptp ntb@litbang.deptan.go.id

TIDAK DIPERDAGANGKAN

Anda mungkin juga menyukai