Anda di halaman 1dari 71

TEKNOLOGI PRODUKSI

TANAMAN SAYURAN
REVIE
W
 PERENCANAAN PRODUKSI SAYURAN
1. Pemilihan Komoditas
2. Pemilihan Lokasi Produksi dan Penempatan Fasilitas
3. Skala Usaha
4. Perencanaan Proses Produksi SAYURAN
Perencanaan Proses Produksi SAYURAN

Yang perlu dipertimbangkan:

 Biaya Produksi
 Penjadwalan Proses Produksi
 Perencanaan Pola /Sistem Produksi
 Perencanaan dan Sistem Pengadaan Input-input dan
Sarana Produksi

REKAPITULASI SIMULASI
Kebutuhan sayuran di Indonesi akan selalu mengalami
peningkatan, sejalan dengan penambahan jumlah penduduk.
Usaha budidaya sayuran perlu mempertimbangkan beberapa aspek
yaitu :
1. Kebutuhan pasar
2. Kesesuaian lahan
3. Teknologi yang tersedia
4. Sosial dan budaya

Secara teknologi, budidaya sayuran terdiri dari beberapa tahap yaitu


persiapan lahan, persiapan bibit, penanaman, pemeliharaan
(pendangiran, pemupukan, pengendalian gulma, pengendalian OPT)
dan panen.
Faktor yang mempengaruhi Keberhasilan
Budidaya Tanaman
1. EDUCATION : pendidikan formal atau
pengalaman
2. SKILL : keterampilam/kemampuan tinggi
menentukan keberhasilan penanaman
3. INOVATION : mampu meningkatkan
keberhasilan dengan sdm,
kondisi, peralatan & lingkungan
yang terbatas
4. PLAN AND EVALUATION : selalu membuat perencanaan
dan evaluasi  Simulasi, log book
AGAR DIPEROLEH INTERAKSI YANG BAIK
BAHAN TANAM : - asal benih/bibit jelas
- bersertifikat - sesuai dengan habitat tumbuh
MEDIA TANAM : - memahami karakteristik media
- mengetahui kandungan nutrisi - peralatan yg sesuai
- persiapan media sesuai budidaya
LING. TUMBUH : - pahami iklim & cuaca - pahami
kebutuhan tumbuh tan/ per fase pertumbuhannya
- sesuaikan tanaman - lingk - inovasi
manipulasi lingk. tumbuh
No JENIS TEKNOLOGI

1 TEKNOLOGI PERSEMAIAN TANAMAN.

2 TEKNOLOGI MEMBUAT MEDIA TANAM DI POLYBAG.

3 TEKNOLOGI KALENDER TANAM.

4 TEKNOLOGI PEMUPUKAN DAN PEMELIHARAAN TANAMAN

5 TEKNOLOGI VERTIKULTUR TANAMAN SAYURAN.

6 TEKNOLOGI PENGENDALIAN ORGANISME PENGGANGU


TUMBUHAN (OPT).
7 TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN SAYURAN.

8 TEKNOLOGI PEMBUATAN KOMPOS

9 TEKNOLOGI PENGELOLAAN KEBUN BIBIT.


Teknologi/ langkah2 Budidaya tanaman SAYURAN

A. Pemilihan Lahan
B. Pemilihan Bahan Perbanyakan
C. Pengolahan Tanah
D. Persemaian & Pembibitan
E. Penanaman
F. Pemeliharaan Tanaman
G. Pemanenan
Langkah langkah Budidaya tanaman SAYURAN

A. Pemilihan lahan

Harus disesuaikan dengan jenis/ komoditas


tanaman yg akan diusahakan serta
pola/sistem pertanaman apa yg akan
diterapkan
Langkah langkah Budidaya tanaman

B. Pemilihan bahan perbanyakan


Bahan perbanyakan yg baik haruslah
berasal dari pohon induk terpilih (baik
kuantitas maupun kualitas)

Generatif Vegetatif
Langkah langkah Budidaya tanaman

Jenis unggul adalah jenis yg berasal dr


varietas2 yg mempunyai sifat2 lebih baik
drpd jenis yg sudah ada.

Sifat2 yg hrs dipunyai oleh jenis unggul:


1. Umur lebih pendek/cepat menghasilkan
2. Produktivitas tinggi
3. Resisten terhadap H&P, toleran terhadap
bbrp jenis cekaman
4. Mudah dlm pemeliharaan & respon
pemupukan
C. Pengolahan Tanah
Pengolahan Tanah

Teknik/cara pengolahan tanah


 Tradisional
 Pengolahan tanah minimum
 Pengolahan tanah manual
 Pengolahan tanah mekanis/modern
Pengolahan Tanah

pengolahan tanah Tradisional


PENGOLAHAN TANAH
Tujuan pengolahan tanah
 Membalik & mempertebal lapisan atas/top soil
 Memperbaiki sifat fisik tanah: struktur agregat (remah), darainase dan
aerasi lancar
 Mengendalikan gulma dan patogen tanah
 Mempercepat pelapukan bhn organik/ Menambah bahan organik
 Meningkatkan infiltrasi air hujan/ Memperbaiki persediaan & peresapan
air tanah
 Meningkatkan kapasitas menyimpan air (whc)
 Meningkatkan ketersediaan hara (koloid humus)
 Memperbaiki aktivitas biologis tanah/ Meningkatkan mikrobia tanah
 Memperkecil aliran air limpasan (run off)
 Memudahkan membuat bedengan, teras ataupun saluran air
Pengolahan Tanah
Teknik Pengolahan tanah

1. Diolah dlm keadaan lembab agar tidak lengket, menjadi


struktur remah (agregat), aerasi dan drainase baik
2. Tanah berat, dibuat sal. drainase agar tidak terjadi
genangan, setengah basah dibajak
3. Aktivitas mikroba tanah meningkat
4. Pembajakan mulai dari tengah ke tepi, pembajakan
ulang dari tepi ke tengah
Teknik Pengolahan tanah

1. Kedalaman bajak 20-25 cm, bila < 10 cm


pembenaman gulma tidak sempurna

2. Bila kedalaman bajak > 25 cm, hara dari


bhn organik tidak terjangkau akar krn
terlalu dalam

3. Bersama dg pembajakan ditambah pupuk


hijau, pupuk kadang, atau kompos.

4. Setelah pembajakan dibiarkan selama


satu minggu, kemudian diratakan dan
dihaluskan dengan cangkul atau garu
Tujuan pembajakan dan penggaruan

 Pembajakan:
1. Memperbaiki sirkulasi udara
2. Memacu pertumbuhan gulma
3. Pembajakan ulang , terjadi pembusukan bh organik dan melepas
hara
 Penggaruan:
1. Membantu terbentuknya lapisan kedap air shg mencegah infiltrasi
air dan pencucian hara
2. Membunuh gulma yang tumbuh setelah bajak
3. Meratakan dan menghaluskan bongkahan tanah
Pengolahan Tanah

Untuk lahan tan sayuran semusim


umumnya diperlukan bedengan, dg tujuan:
 Memperbaiki drainase bagi tanaman yg
tidak thn genangan
 Mendapatkan lapisan tanah atas yg lebih
dalam
 Memperbaiki pengumbian pada akar lateral
agar menuju ke arah bawah
 Menghindarkan serangan soil born disease
Usaha perbaikan tanah

1. Penambahan BO: C/N serealia tinggi prot 1,5%, C/N kacangan


rendah prot 15-20%
2. Penambahan kompos: matang bila C/N 12-15, pupuk hijau dibenam
saat pengolahan tanah
3. Pemberian mulsa: bisa kompos, pupuk kandang tetapi N banyak
hilang
4. Penambahan kapur: Al dan Mg dibebaskan, mineralisasi N-
org→NH4+ dan NO3-, menambah Ca, Mg, t. lempung menjadi
remah
5. Penambahan pupuk anorganik: urea (45%N), ZA (21%N), TSP
(46%P2O5), SP-36, ZK (60%K2O), KCl
NURSERY
NURSERY
DEFENISI
Tempat menyemai bahan perbanyakan baik yang
berasal dari perbanyakan generatif maupun
perbanyakan vegetatif, guna untuk mendapatkan
bibit yang siap ditanam di lahan yang sesungguhnya
PEMBIBITAN /
PERSEMAIAN
PESEMAIAN

 Syarat pesemaian:
1. Di tengah lahan yang akan ditanami
2. Dekat sumber air
3. Dekat jalan agar mudah diawasi
4. Arah bedengan U-S
 Fungsi bedengan:
1. Menambah lapisan tanah olah
2. Menjaga/mempertahankan struktur
tanah
3. Mencegah genangan air
4. Meningkatkan tanah menyimpan air
 Ukuran lebar 120-150 cm, panjang menurut
kebutuhan
Pemeliharaan pesemaian
1. Pemupukan: pupuk organik 2-3 kg/m2 , ZA dan SP36 0,2
kg/m2
2. Disinfeksi tanah: terusi (CuSO4 2%)
3. Fumigasi tanah: metil bromida
4. Penyiraman: pagi dan sore, agar lembab
5. Penjarangan: bibit umur 2-3 mg jelek dibuang
6. Pembukaan atap: saat-saat terentu atap dibuka
7. Setelah bibit umur 2 mg atap dikurangi
8. Umur 2-4 mg, 5 hari sbl dicabut atap dibuang
9. Penyiraman juga dikurangi supaya bibit kuat
Manfaat & kegugian pesemaian
 Manfaat:
1. Memudahkan pemeliharaan
2. Menjamin kesehatan bibit
3. Menghemat kebutuhan benih
4. Dapat dilakukan seleksi bibit
5. Mempercepat pertumbuhan tanaman di kebun
 Kerugian:
1. Biaya relatif lebih mahal
2. Resiko kegagalan tinggi
3. Terjadi kerusakan akar waktu pencabutan
4. Biaya transportasi tinggi
Penaburan benih

• Tidak semua benih dapat ditanam langsung (direct seeded)


• Benih ukuran kecil disemaikan dulu spt sawi, tomat, cabai,
kobis, terung
• Disebar merata: cepat tetapi bibit tak seragam
• Di tabur dl baris: pemeliharaan lebih mudah
• Di tanam dalam baris: hemat benih, bibit seragam, tetapi
lebih mahal
Cara penaburan benih

• Cara kering: benih dicampur pasir halus atau abu


kemudian disebar
• Cara basah:
1. Benih dalam bak ditaruh di ruang gelap selama 3 hari
2. Setelah kulit biji pecak dimasukkan gembor berisi air,
disiramkan ke bedengan
3. Penyiraman pagi sore agar tetap lembab
4. Frekuensi penyiraman semakin dikurangi
5. Menjelang pemindahan bibit disiram 3 hari 1x
KEUNTUNGAN NURSERY
 PEMELIHARAAN TAN. MUDA (BIBIT) PADA AREAL <,
TIDAK TERGANTUNG MUSIM
• WAKTU LEBIH CEPAT,DPT MENABUR BENIH SEBELUM
KEBUN DISIAPKAN
• DAPAT DILAKUKAN SELEKSI BIBIT, SETIAP
PEMINDAHAN
• DAPAT DIPAKAI UNTUK MENYIMPAN SETEK-SETEK
• KADANG-KADANG DI PERSEMAIAN BIBIT TELAH
MEMPUNYAI ANAKAN
KERUGIAN NURSERY
• DAPAT MENGAKIBATKAN STAGNASI PERTUMBUHAN
• DAPAT TERJADI KERUSAKAN AKAR SAAT PINDAH
• JUMLAH BESAR MEMERLUKAN BIBIT BANYAK, SULIT
DALAM TRANSPORTASI KE TEMPAT YANG JAUH
• BUTUH TENAGA KERJA TAMBAHAN
• BUTUH MODAL TAMBAHAN

Polybag /ktg plastik


SOLUSI 1&2 /Okeran
Media tanam
Kegiatan PENGOKERAN dan PENEBARAN BENIH /Bibit pada Tray
Semaian dan Okeran
HAL YG HRS DIPERHATIKAN
SBLM MENYEMAI
KEKUATAN TUMBUH/DAYA KECAMBAH BENIH
CUACA T4 MENYEMAI (TERBUKA)
POLA PERTANAMAN DAN JARAK TANAM DI LAPANGAN
RESIKO KEMATIAN DI LAPANGAN
RESIKO KEMATIAN DI PERSEMAIAN
GANGGUAN OPB
KESUBURAN TANAH & KEDALAMAN MENANAM BENIH

SECARA UMUM MENYEMAI BENIH LEBIHKAN 10 – 15 % DARI


KEBUTUHAN LAPANGAN
CARA MEMBUAT NURSERY
S
BEDENGAN

L = 110 – 160 cm
P = SESUAI KONDISI

U
x
BEDENGAN DIPERTINGGI DENGAN
TANAH GALIAN SELOKAN. UNTUK
MENAHAN TANAH DIPAKAI
KAYU/BAMBU.
PELINDUNGAN (NAUNGAN)
PELINDUNGAN KOLEKTIF
MELINDUNGI BIBIT SEKALIGUS
PEMAKAIAN LAHAN LEBIH HEMAT
PEMELIHARAAN SEEDLING
IN NURSERY
PENANAMAN BIBIT

PEMINDAHAN BIBIT (CARA , WAKTU)

PENANAMAN BIBIT ( JARAK TANAM, LOBANG TANAM)

POLA TANAM
Pemindahan bibit (transplanting)

• Taraf bervariasi tgt: kerapatan sebar, ukuran wadah,


ketegaran semai
1. Benih disebar jarang, bibit cepat besar maka
ditanam lebih awal, mis. 2-3 minggu, benih rapat
pemindahan bibit lebih lambat
2. Wadah kecil bibit dipindah lebih muda, wadah besar
bibit dipindah lebih tua
3. Bibit yang tumbuh tegar ditanam lebih awal, bibit
yang tumbuh lambat ditanam lebih tua
 Minggu pertama setelah tanam perlu naungan
 Setelah bibit tumbuh baik naungan dibuang
Jarak tanam
A. Habitus tanaman:
1. Habitus besar:jarak tanam 70x40 cm
2. Habitus kecil: jarak tanam 20x20 cm
B. Kesuburan tanah:
1. Tanah subur: jarak tanam lebih lebar
2. Tanah miskin: jarak tanam lebih sempit
C. Arah baris:
1. Habitus besar: arah T-B, habitus kecil bebas
2. Lahan miring: arah baris tan. menurut kontur
D. Pola jarak tanam:
single row, double row, bujur sangkar,
segi empat, segi tiga
Jarak tanam (lanjutan)

A. Jarak tanam sempit:


1. ILD opt dan laju fot. maks. berlangsung singkat (karena mutual
shading cepat terjadi)
2. Hasil per tan. rendah, walaupun pop. tan. tinggi → hasil per hektar
rendah
B. Jarak tanam lebar:
1. ILD opt dan laju fot.maks. berlangsung lama
2. Hasil per tanaman tinggi, tetapi karena pop. tan. rendah→ hasil per
hektar rendah
C. Jarak tanam opt:
1. ILD opt dan laju fot. maks. berlangsung lama
2. Hasil per tan. tinggi, karena pop. tan. tinggi → hasil per hektar
tinggi
PEMELIHARAAN TANAMAN
A. Penjarangan:
1. Jumlah tan. per lobang tanam dikurangi dan
ditinggalkan 1 tan, agar tanaman tumbuh seragam
2. Penjarangan dilakukan umur 1-2 minggu
3. Bila terlambat telah terjadi persaingan hara dan air,
akibatnya tanaman tidak seragam
B. Penyulaman:
4. Tidak semua jenis tan. disulam, pd kacang2an tidak
boleh terlambat (1 mg), pada umur 2 minggu sudah
terjadi simbiosis dg Rhizobium
5. Penyulaman dg bibit yang umurnya sama
Pemeliharaan tanaman (lanjutan)

C. Pemupukan:
1. Penambahan hara makro & mikro selain CHO
2. Pupuk anorganik: seny. kimia buatan pabrik
3. Tan.serealia respon thd N, pupuk N diberikan sbg
pupuk dasar dan susulan
4. Tan.kacangan tidak respon thd N, pupuk N diberikan
sbg pupuk dasar sebelum umur 2 mg
5. Bila hara tidak berimbang, pertumb.tan. terganggu
6. Ketersediaan hara tgt pH, KTK, dan M.O.
7. Pupuk majemuk: terdp lebih dari 1 unsur hara
8. Pupuk lengkap: pupuk NPK (hara primer)
9. Pupuk pelengkap: tambah hara sedunder dan mikro
C. Pemupukan (lanjutan)

• Cara aplikasi:
1. Broadcanting (disebarkan)
2. Band placement (ditempatkan pada alur)
3. Side dressing (ditempatkan di sisi tanaman)
■ Dosis dan saat aplikasi:
a. Kacang 2an, 0,6 g urea, ½ sbl pembintilan dan ½
pengisian polong, kapur(gibs) dosis 2-3 q, ½ saat
tanam dan ½ sbl ginofor terbentuk
b. Tembakau virginia: 1 g TSP pada saat tanam, (1 g ZA
+ 0,8 q ZK) pd umur 7-10 hst, (1,5 g ZA + 1,2 g ZK) pd
umur 21-25 hst
■ Pupuk organik
● Asal makluk hidup yang mati spt pupuk hijau, pupuk
kandang, kompos, guano dll
● Manfaaf pupuk organik (PO):
1. Memperbaiki sifat fisika (struktur tanah, aerasi,
drainase, whc)
2. Memperbaiki sifat kimia tanah (pH, hara, KPK)
● Kandungan hara pada pupuk kandang (PK)

PK N P2O5 K2O N P2O5 K2O


Sapi 2,0
Mentah1,5 2,0 0,5 0,2
Masak 0,5
Babi 5,0 3,0 1,5 1,0 1,2 0,8
Kambing 2,0 1,5 3,0 0,7 0,2 0,7
Unggas 5,0 3,0 1,5 1,5 1,5 0,8
E. Pengairan
• Tujuan:
1. Menambah lengas tanah
2. Menambah hara (asal waduk dan sungai)
3. Mencuci zat racun
■ Fungsi air:
4. Penyusun sel atau tubuh
5. Reagen metabolisme dalam tubuh (hidrolisis
tepung→gula)
6. Mengatur tekanan turgor
7. Pelarut senyawa kimia
E. Pengairan (lanjutan)

• Sumber air:
1.Hujan
2.Sungai (mengandung lumpur dan hara)
3.Waduk (mengandung hara)
4.Mata air
5.Sumur
■ Macam air tanah:
6.Air higroskopis (air yang melekat erat pd bt tn)
7.Air kapiler (air yg mengisi pori mikro)
8.Air gravitasi (air yg mengisi pori makro, hilang krn
gaya gravitasi)
F. Pengendalian OPT

• OPT mencakup:
1.Hama (serangga, nematoda, tungau, siput)
2.Patogen (bakteri, fungi, virus, mikoplasma)
3.Gulma (semusim, tahunan, rumputan, tekian, dan
daun lebar)
■ Management (pengelolaan): pengendalian selektif
4.Prevention (pencegahan): menghalangi OPT
5.Control (pengendalian): membatasi populasi
hama/pertumbuhan (biomassa) gulma
6.Eradication (pemberant.): memusnahkan OPT
Pengelolaan OPT
1. Pencegahan: sertifiksi benih, PO masak, media tanam bersih, dan
karantina
2. Pengendalian:
a. Mekanis: membunuh secara fisik dg alat sederhana sampai modern
(tillage, hand weeding, hoeing, slashing, flaming, mulching)
b. Kultur teknis: memodifikasi kondisi lingkungan agar berpengaruh
baik bagi tanaman tetapi buruk bagi OPT (jarak tanam opt, pupuk
rasional, drying, flooding, multiple cropping)
c. Hayati: musuh OPT (predator, dan parasitoit)
d. Kimiawi: pestisida, fungisida,herbisida
e. Terpadu: vertikal dan horizontal
3. Pemberantasan memusnahkan OPT dg soil stirilant
Pola dan Sistem Pertanaman

• Pola pertanaman (cropping pattern) : susunan dan


atau urutan jenis tanaman pd sebidang lahan dl
jangka waktu satu tahun
• Sistem pertanaman (cropping system) : penanaman
satu atau lebih jenis tanaman menurut pola tanam
yang sesuai dengan kondisi lahan, kemampuan,
dan tujuan penanam (petani)
• Macam Pola/ sistem pertanaman:
1.Pertanaman monokultur (monoculture
cropping) : penanaman satu jenis tanaman pd
suatu lahan berulang-ulang (continuous
cropping)
2.Pergiliran tanaman (crop rotation) :
penanaman ber-ulang-ulang pd suatu lahan dg
urut jenis tan.berbeda
3.Tanam ganda (multiple cropping) : penanaman
dua atau lebih jenis tanaman pd sebidang
lahan selama satu tahun meliputi:
Sistem Pertanaman
Monokultur Polikultur
1 jenis tanaman scr
berurutan Multiple cropping (panen berganda):
suatu sistem budidaya tanaman selama 1
th/1 musim pada sebidang tanah tertentu
yang ditanami beberapa kali pertanaman
dari 1 jenis tanaman atau lebih scr
bergiliran ataupun bersisipan dengan
tujuan untuk mendapatkan peningkatan
produksi per satuan waktu tertentu
Multiple Cropping
Polikultur
Keuntungan:
 Dapat memanen beberapa jenis tanaman
sekaligus dalam suatu waktu tertentu
 Ada pembagian resiko berusaha & pemasaran
hasil
 Menghemat lahan, tenaga kerja, air, saprodi
 Jika kekurangan benih/bibit dapat ditanami
tanaman lain
 Mengurangi penyiangan
 Meningkatkan Land Equivalent Ratio
Multiple Cropping
Berdasarkan cara tanam dapat dibedakan atas:
 Tumpang sari (intercropping), beberapa jenis
tanaman yang umurnya hampir sama ditanam pada
saat tanam sama secara beraturan
 Tanaman campuran (mixed cropping), hampir
sama dg no 1, namun ditanam tidak beraturan
 Pergiliran tanaman (crop rotation), waktu tanam
digilir setelah satu tanaman dipanen diikuti
penanaman tanaman berikutnya, bisa mono atau
polikultur
 Penyisipan (reley planting), saat tanaman I
hampir panen, dilakukan penanaman tan ke II
dstnya
Multiple Cropping

 Sistem Surjan, biasa dilakukan dg menaikkan


tanah pd bagian tertentu sehingga terjadi guludan
sementara bagian lain tergenang air. Guludan
ditanami palawija, yg tergenang dijadikan sawah
 Sistem Dam, sedikit berbeda dg surjan dimana
bagian yg digali ada yg lebih dalam shg dpt
dijadikan kolam ikan
 tanaman sela (interplanting), tanaman
muda/semusim ditanam di antara tanaman tua
sampai batas waktu tertentu
MACAM-MACAM POLIKULTUR

A B

MIXED CROPPING INTERCROPPING

C INTERCULTUR /CATCH CROP RELAY CROPPING D


E F

SEQUENTIAL PLANTING MULTISTOREY CROPPING

G ALLEY CROPPING STRIP CROPPING H


A

MIXED CROPPING
PADA LAHAN YANG SAMA ,WAKTU RELATIF BERSAMAAN
DITANAMI 2/> JENIS TANAMAN, DENGAN JARAK
TANAMAN TIDAK BERARTURAN
B

INTERCROPPING
SECARA PRINSIP SAMA DENGAN MIXED CROPPING,
TETAPI DITANAM DENGAN JARAK YANG
TERATUR, WAKTU AGAK DIBEDAKAN
C

INTERCULTUR /CATCH CROP


PADA LAHAN YANG SAMA DITANAMI DENGAN TANAMAN
SEMUSIM/TANAMAN MUDA DIANTARA TANAMAN
TAHUNAN SEBAGAI TANAMAN UTAMA (POKOK).
D

RELAY CROPPING
PADA LAHAN YANG SAMA, TANAMAN KEDUA DITANAM
SEBELUM TANAMAN PERTAMA DIPANEN.
E

SEQUENTIAL PLANTING
PADA LAHAN YANG SAMA , TANAMAN KEDUA BARU
DITANAM SETELAH TANAMAN PERTAMA HABIS DIPANEN
F

MULTISTOREY CROPPING
PENGATURAN PENANAMAN DILAKUKAN DALAM DIMENSI VERTIKAL, YAITU
MENGATUR PERTUMBUHAN TAJUK DI ATAS TANAH DAN PERTUMBUHAN
AKAR DALAM TANAH.
G

ALLEY CROPPING
TANAMAN SEMUSIM LAHAN KERINGDITANAMA
DIANTARA TANAMAN BERBENTUK POHON.
H

STRIP CROPPING
BERBAGAI SPESIES TANAMAN YANG MEMPUNYAI SIFAT PERTUMBUHAN
BERBEDA, DITANAM SECARA SELANG SELING. JALUR TANAMAN DIBUAT
MENGIKUTI ARAH LERENG DENGAN LEBAR JALUR DISESUAIKAN

Anda mungkin juga menyukai