TANAMAN SAYURAN
REVIE
W
PERENCANAAN PRODUKSI SAYURAN
1. Pemilihan Komoditas
2. Pemilihan Lokasi Produksi dan Penempatan Fasilitas
3. Skala Usaha
4. Perencanaan Proses Produksi SAYURAN
Perencanaan Proses Produksi SAYURAN
Biaya Produksi
Penjadwalan Proses Produksi
Perencanaan Pola /Sistem Produksi
Perencanaan dan Sistem Pengadaan Input-input dan
Sarana Produksi
REKAPITULASI SIMULASI
Kebutuhan sayuran di Indonesi akan selalu mengalami
peningkatan, sejalan dengan penambahan jumlah penduduk.
Usaha budidaya sayuran perlu mempertimbangkan beberapa aspek
yaitu :
1. Kebutuhan pasar
2. Kesesuaian lahan
3. Teknologi yang tersedia
4. Sosial dan budaya
A. Pemilihan Lahan
B. Pemilihan Bahan Perbanyakan
C. Pengolahan Tanah
D. Persemaian & Pembibitan
E. Penanaman
F. Pemeliharaan Tanaman
G. Pemanenan
Langkah langkah Budidaya tanaman SAYURAN
A. Pemilihan lahan
Generatif Vegetatif
Langkah langkah Budidaya tanaman
Pembajakan:
1. Memperbaiki sirkulasi udara
2. Memacu pertumbuhan gulma
3. Pembajakan ulang , terjadi pembusukan bh organik dan melepas
hara
Penggaruan:
1. Membantu terbentuknya lapisan kedap air shg mencegah infiltrasi
air dan pencucian hara
2. Membunuh gulma yang tumbuh setelah bajak
3. Meratakan dan menghaluskan bongkahan tanah
Pengolahan Tanah
Syarat pesemaian:
1. Di tengah lahan yang akan ditanami
2. Dekat sumber air
3. Dekat jalan agar mudah diawasi
4. Arah bedengan U-S
Fungsi bedengan:
1. Menambah lapisan tanah olah
2. Menjaga/mempertahankan struktur
tanah
3. Mencegah genangan air
4. Meningkatkan tanah menyimpan air
Ukuran lebar 120-150 cm, panjang menurut
kebutuhan
Pemeliharaan pesemaian
1. Pemupukan: pupuk organik 2-3 kg/m2 , ZA dan SP36 0,2
kg/m2
2. Disinfeksi tanah: terusi (CuSO4 2%)
3. Fumigasi tanah: metil bromida
4. Penyiraman: pagi dan sore, agar lembab
5. Penjarangan: bibit umur 2-3 mg jelek dibuang
6. Pembukaan atap: saat-saat terentu atap dibuka
7. Setelah bibit umur 2 mg atap dikurangi
8. Umur 2-4 mg, 5 hari sbl dicabut atap dibuang
9. Penyiraman juga dikurangi supaya bibit kuat
Manfaat & kegugian pesemaian
Manfaat:
1. Memudahkan pemeliharaan
2. Menjamin kesehatan bibit
3. Menghemat kebutuhan benih
4. Dapat dilakukan seleksi bibit
5. Mempercepat pertumbuhan tanaman di kebun
Kerugian:
1. Biaya relatif lebih mahal
2. Resiko kegagalan tinggi
3. Terjadi kerusakan akar waktu pencabutan
4. Biaya transportasi tinggi
Penaburan benih
L = 110 – 160 cm
P = SESUAI KONDISI
U
x
BEDENGAN DIPERTINGGI DENGAN
TANAH GALIAN SELOKAN. UNTUK
MENAHAN TANAH DIPAKAI
KAYU/BAMBU.
PELINDUNGAN (NAUNGAN)
PELINDUNGAN KOLEKTIF
MELINDUNGI BIBIT SEKALIGUS
PEMAKAIAN LAHAN LEBIH HEMAT
PEMELIHARAAN SEEDLING
IN NURSERY
PENANAMAN BIBIT
POLA TANAM
Pemindahan bibit (transplanting)
C. Pemupukan:
1. Penambahan hara makro & mikro selain CHO
2. Pupuk anorganik: seny. kimia buatan pabrik
3. Tan.serealia respon thd N, pupuk N diberikan sbg
pupuk dasar dan susulan
4. Tan.kacangan tidak respon thd N, pupuk N diberikan
sbg pupuk dasar sebelum umur 2 mg
5. Bila hara tidak berimbang, pertumb.tan. terganggu
6. Ketersediaan hara tgt pH, KTK, dan M.O.
7. Pupuk majemuk: terdp lebih dari 1 unsur hara
8. Pupuk lengkap: pupuk NPK (hara primer)
9. Pupuk pelengkap: tambah hara sedunder dan mikro
C. Pemupukan (lanjutan)
• Cara aplikasi:
1. Broadcanting (disebarkan)
2. Band placement (ditempatkan pada alur)
3. Side dressing (ditempatkan di sisi tanaman)
■ Dosis dan saat aplikasi:
a. Kacang 2an, 0,6 g urea, ½ sbl pembintilan dan ½
pengisian polong, kapur(gibs) dosis 2-3 q, ½ saat
tanam dan ½ sbl ginofor terbentuk
b. Tembakau virginia: 1 g TSP pada saat tanam, (1 g ZA
+ 0,8 q ZK) pd umur 7-10 hst, (1,5 g ZA + 1,2 g ZK) pd
umur 21-25 hst
■ Pupuk organik
● Asal makluk hidup yang mati spt pupuk hijau, pupuk
kandang, kompos, guano dll
● Manfaaf pupuk organik (PO):
1. Memperbaiki sifat fisika (struktur tanah, aerasi,
drainase, whc)
2. Memperbaiki sifat kimia tanah (pH, hara, KPK)
● Kandungan hara pada pupuk kandang (PK)
• Sumber air:
1.Hujan
2.Sungai (mengandung lumpur dan hara)
3.Waduk (mengandung hara)
4.Mata air
5.Sumur
■ Macam air tanah:
6.Air higroskopis (air yang melekat erat pd bt tn)
7.Air kapiler (air yg mengisi pori mikro)
8.Air gravitasi (air yg mengisi pori makro, hilang krn
gaya gravitasi)
F. Pengendalian OPT
• OPT mencakup:
1.Hama (serangga, nematoda, tungau, siput)
2.Patogen (bakteri, fungi, virus, mikoplasma)
3.Gulma (semusim, tahunan, rumputan, tekian, dan
daun lebar)
■ Management (pengelolaan): pengendalian selektif
4.Prevention (pencegahan): menghalangi OPT
5.Control (pengendalian): membatasi populasi
hama/pertumbuhan (biomassa) gulma
6.Eradication (pemberant.): memusnahkan OPT
Pengelolaan OPT
1. Pencegahan: sertifiksi benih, PO masak, media tanam bersih, dan
karantina
2. Pengendalian:
a. Mekanis: membunuh secara fisik dg alat sederhana sampai modern
(tillage, hand weeding, hoeing, slashing, flaming, mulching)
b. Kultur teknis: memodifikasi kondisi lingkungan agar berpengaruh
baik bagi tanaman tetapi buruk bagi OPT (jarak tanam opt, pupuk
rasional, drying, flooding, multiple cropping)
c. Hayati: musuh OPT (predator, dan parasitoit)
d. Kimiawi: pestisida, fungisida,herbisida
e. Terpadu: vertikal dan horizontal
3. Pemberantasan memusnahkan OPT dg soil stirilant
Pola dan Sistem Pertanaman
A B
MIXED CROPPING
PADA LAHAN YANG SAMA ,WAKTU RELATIF BERSAMAAN
DITANAMI 2/> JENIS TANAMAN, DENGAN JARAK
TANAMAN TIDAK BERARTURAN
B
INTERCROPPING
SECARA PRINSIP SAMA DENGAN MIXED CROPPING,
TETAPI DITANAM DENGAN JARAK YANG
TERATUR, WAKTU AGAK DIBEDAKAN
C
RELAY CROPPING
PADA LAHAN YANG SAMA, TANAMAN KEDUA DITANAM
SEBELUM TANAMAN PERTAMA DIPANEN.
E
SEQUENTIAL PLANTING
PADA LAHAN YANG SAMA , TANAMAN KEDUA BARU
DITANAM SETELAH TANAMAN PERTAMA HABIS DIPANEN
F
MULTISTOREY CROPPING
PENGATURAN PENANAMAN DILAKUKAN DALAM DIMENSI VERTIKAL, YAITU
MENGATUR PERTUMBUHAN TAJUK DI ATAS TANAH DAN PERTUMBUHAN
AKAR DALAM TANAH.
G
ALLEY CROPPING
TANAMAN SEMUSIM LAHAN KERINGDITANAMA
DIANTARA TANAMAN BERBENTUK POHON.
H
STRIP CROPPING
BERBAGAI SPESIES TANAMAN YANG MEMPUNYAI SIFAT PERTUMBUHAN
BERBEDA, DITANAM SECARA SELANG SELING. JALUR TANAMAN DIBUAT
MENGIKUTI ARAH LERENG DENGAN LEBAR JALUR DISESUAIKAN