Anda di halaman 1dari 50

SOP

PISANG
PUSAT KAJIAN BUDIDAYA HORTIKULTURA TROPIKA
IPB

Nilai Ekonomi
Pisang:
Merupakan buah-buahan yang paling banyak
diproduksi di Indonesia, dan paling besar variasi
ukuran dan bentuknya. Di dunia, diproduksi terbesar
kedua setelah jeruk
Dari sisi penerimaan konsumen pisang merupakan
buah nomor dua paling disukai setelah jeruk, tetapi
paling banyak dikonsumsi. Di Afrika dijadikan pangan
utama dengan tingkat konsumsi per kapita 400
kg/tahun atau 1 kg/hari

Nilai Gizi
Kadungan gizi per 100 gram daging buah : Energi
(116-128 kcal), protein (1%), lemak (0.3%),
karbohidrat (27%), mineral (Ca_15 mg, K_380 mg,
Fe_0.5 mg, Na_1.2 mg) dan vitamin (A_0.3 mg,
B1_0.1 mg; B2_0.1 mg, B6_0.7 mg, Vit. C_20 mg)
Ca : efek menetralisir efek garam dan MSG
K : menjaga keseimbangan air tubuh, kenormalan
tekanan darah, fungsi jantung dan kerja otot
Vit. B6 dan asam folat : perkembangan otak,
mencegah kanker usus

Syarat Tumbuh
Suhu
Altitude

: Optimum pada kisaran 26-28C


: Di bawah 800 m dpl, tapi masih mungkin
sampai 1000 m dpl
Pengairan : Perlu air teratur 20-60 mm/minggu
Tanah
: pH 4.5-8.5, kedalaman solum >75 cm,
kedalaman air > 120 cm, kemiringan 15%<,
peka tanah salin
Terbaik pada tanah dengan solum dalam,
berdrainase baik, dengan kandungan
humus tinggi seperti tanah vulcanik atau
tanah aluvial
Hindari tanah tergenang
Lokasi
: Dekat dengan industri pendukung atau
jalur agribisnis

Varietas Komersial
Dunia :
Cavendish, Baby banana, Monkey banana
Indonesia :
Ambon, Raja, Tanduk, Barangan, Uli, Mas
Koleksi pisang Indonesia sekitar 420 jenis

Alur Kegiatan SOP Pisang


1.
2.
3.
4.

Pemilihan lokasi tanam


Penentuan waktu tanam
Penyediaan bibit
Penyiapan lahan
pembersihan lahan
pengajiran
pembuatan lubang tanam
penutupan lubang tanam
5. Penanaman
6. Irigasi
7. Penjarangan anakan

Alur Kegiatan SOP Pisang


8. Pemupukan dan pembumbunan
9. Sanitasi kebun
10. Pembrongsongan
11. Pemotongan jantung
12. Penyanggahan
13. Pengendalian hama dan penyakit
14. Penentuan saat panen
15. Panen
16. Pasca panen
penyisiran
sortasi dan pengkelasan
pengemasan
17. Pengangkutan

Pembibitan
Sumber bibit : anakan, bonggol (corm/bits), kultur jaringan
Anakan/Bonggol :
Harga murah
Ketersediaan sedikit
Pilih anakan pedang
Resiko serangan
penyakit
Diperlakukan dengan
perendaman air panas
atau Fenamiphos

Bibit kultur jaringan :


Ukuran seragam,
panen serempak
Bebas kandungan
penyakit
Perlu perlakuan lebih
Sering muncul variasi
Perlu ada proses
pemesanan

Pembibitan
Sistem penyediaan benih dari anakan :
1. Pilih tanaman induk yang sudah berbuah dan sehat
2. Pilih tanaman dari lahan yang bebas penyakit
terutama penyakit layu fusarium dan layu bakteri
3. Pilih anakan pedang bukan anakan air

4. Pisahkan anakan dari bonggol induknya

Pembibitan
5. Benih dikumpulkan di tempat yang teduh, akar
dibersihkan dari tanah, daun dikurangi
6. Buang mata tunas yang timbul
7. Benih diseleksi menurut besar dan tinggi untuk
mendapatkan benih yang seragam
8. Sebelum ditanam ditanam ke polibag, benih direndam
dengan
campuran
agens
antagonis
bakteri
(Pseudomonas fluurescens + Bacillus substilis) selama
24 jam atau boleh juga direndam dengan fungisida
Benlate atau Dithane M-45 dengan konsentrasi 2
g/liter air selama 2 jam

Pembibitan
Sistem penyediaan benih dari bonggol :

Bonggol pisang yang


Potongan bonggol
Rendam dalam air panasPotongan bonggol diangintelah dibersihkan (ukuran 10 x 10 x 10 cm) (55oC) selama 5 - 10
anginkan selama 1 hari
menit

Setelah 3 bulan benih


ditanam di lapang

Dipeliharan 2 - 3 bulan
Polybag diletakan di
bawah naungan dan
disiram

Potongan bonggol
disemai dalam polybag
dengan media tanam
campuran tanah dan
pukan (1:2)

Pembibitan
Sistem penyediaan benih dari kultur jaringan :
1. Pilih bahan explan yang dari induk yang disertifikasi
bebas penyakit sistemik
2. Diperbanyak dengan penggunaan ZPT yang
berimbang
3. Planlet tidak melebihi subkultur ke V
4. Diaklimatisasi dalam media yang bebas penyakit tular
tanah
5. Off-type kurang dari 5%

Pembibitan

Benihkulturjaringan

Benihsiapditanam

Persemaianbenih

Aklimatisasi

Pemilihan Lokasi Tanam


Tujuan:
Mendapatkan lahan yang bebas dari penyakit layu
pisang/lahan endemis, subur dengan lapisan top soil
tanah yang cukup tebal dan banyak mengandung humus
serta memiliki ketersediaan air tanah yang sesuai untuk
pisang
Ruang lingkup:
Bagian perencanaan
Kebutuhan alat:
Peta lahan, GPS, kompas, altimeter, pH meter, higro
termometer, alat pengambil sampel tanah

Tabel Kriteria Klas Kesesuaian Lahan untuk Komoditas Pisang


Persyaratan penggunaan / karakteristik
lahan
Temperatur (C)
Ketinggian tempat
Ketersediaan air
Curah hujan (mm/th)
Lamanya masa kering (bln)
Kelembaban (%)
Drainase
Media perakaran
Tekstur
Bahan kasar (%)
Kedalaman tanah (cm)
Gambut:
Ketebalan (cm)
+ sisipan/pengkayaan
kematangan
Retensi hara
KTK liat (cmol)
Kejenuhan basa
pH
C-organik (%)
Bahaya erosi
Lereng (%)
Bahaya erosi (eh)
Penyiapan lahan
Batuan permukaan (%)
Singkapan batuan (%)

S1
25-27
<800

Kelas kesesuaian lahan


S2
S3
27-30
30-35
22-25
18-22
800-1000
1000-1200

N
>35
<18
>1200

1500-2500

1250-1500
1000-1250
<1000
2500-3000
3000-4000
<4000
0-2
2-4
4-6
>6
>60
50-60
30-50
<30
baik, agak baik agak terhambat terhambat, agak cepat sangat terhambat, cepat
h,s
<15
>75

ah
15-35
50-75

ak
35-55
25-50

k
>55
<25

<60
<140
saprik+

60-140
140-200
saprik+hermik

140-200
200-400
hemik fobrik+

>200
>400
fibrik

>16
>35
5.6-7.5
>1.5

?16
20-35
5.2-5.6
7.5-8.0
0.8-1.5

<20
<5.2
>8.2
<0.8

<8
sr

8-16
r-sd

16-40
b

>40
sb

<5
<5

5-15
5-15

15-40
15-40

>40
>25

Pemilihan Lokasi Tanam


Keterangan Tabel
Tekstur
:
h = halus; ah = agak halus; s = sedang; ak = agak kasar
Kematangan
:
+ = gambut dengan sisipan/pengkayaan bahan mineral
Bahaya erosi
:
sr = sangat ringan; r = ringan; sd = sedang; b = berat; sb =
sangat berat; S1 = sangat sesuai; S2 = cukup sesuai;
S3 = hampir sesuai; N = tidak sesuai

Penentuan Waktu Tanam


Tujuan:
Diperoleh waktu penanaman yang menjamin tumbuhnya
bibit pisang secara optimum dan dapat merangsang
perkembangan agensia hayati
Kebutuhan alat:
Data iklim 5 tahun terakhir

Penyiapan Lahan
1. Pembersihan Lahan
Tujuan:
Membersihkan lahan dari hal-hal yang dapat
mengganggu pertumbuhan tanaman dan menyiapkan
lahan agar siap ditanami
Kebutuhan alat:
parang, cangkul, meteran, garpu
Lahan harus dibersihkan dari gulma, disiapkan
bedengan dan akses jalan
Tanam tanaman penghambat angin, paling tidak 10
dari barisan pertama

Penyiapan Lahan
2. Pengajiran
Tujuan:
Memperoleh jarak tanam yang menjamin tanaman
dapat tumbuh optimum
Kebutuhan alat:
Tali rafia, ajir, meteran, teodolit
Jarak tanam tergantung varietas, varietas ukuran kecil
sekitar 2X2.5 m, besar 3X3 m
Bisa juga berupa barisan 1.5-2 X 4-6 m

Penyiapan Lahan
3. Pembuatan lubang tanam
Lubang tanam sekitar 50X50X50 cm, isi dengan
pupuk kandang, biarkan selama minimal 2 minggu
sebelum penanaman. Akan lebih baik bila dilakukan
solarisasi
Pada saat pembuatan lubang harus dipisahkan
tanah lapisan atas (arah timur/kiri) dan tanah lapisan
bawah (arah barat/kanan)

Penyiapan Lahan
4. Penutupan lubang tanam
Tujuan :
Mengembalikan kelembaban tanah seperti kondisi
semula
Penutupan lubang tanam dilakukan setelah 2 minggu
lubang tanam dibiarkan terbuka. Dalam penutupan
lubang tanam, tanah bagian atas dimasukkan terlebih
dahulu baru disusul tanah bagian
bawah
Satu minggu sebelum penutupan
lubang, pupuk kandang/kompos
dicampur dengan agensia hayati

Penanaman
Sebelum ditanam, bibit pisang dikeluarkan dari polybag
dan tanah yang menempel dibuang, kemudian direndam
dengan bakteri antagonis (Pseudomonas flourescens +
Bacillus subtilis) dengan konsentrasi bakteri 109/ml
selama 24 jam
Sementara menunggu bibit direndam, lubang tanam
yang sudah ditutup, dilubangi kembali seukuran dengan
bonggol atau bibit

Penanaman
Bibit ditanam sampai sebatas 5 10 cm di atas pangkal
tanah, kemudian lubang ditutup kembali dengan tanah
galian. Sebaiknya penanaman dilakukan pada awal
musim hujan
Penanaman dapat dilakukan
sistem baris tunggal
ataupun baris ganda

Penanaman

Penanaman dengan baris tunggal (single row) dan baris


ganda (double row)

Pemeliharaan
Irigasi
Pengairan disesuaikan dengan musim,
umur tanaman (lebar tajuk) dan fase
pertumbuhan tanaman
Pada pertanaman dengan skala luas (>50
ha) dapat digunakan irigasi dengan sistem
drip atau sprinkle.
Pengairan lahan harus dilakukan paling
lambat 3 4 hari setelah tanam jika ditanam
pada saat tidak turun hujan. Penyiraman
dilakukan dengan gembor atau selang dari
atas permukaan tanah sekitar pohon
sampai tanah terlihat basah pada
kedalaman minimal 20 cm. Pengairan
dilakukan pada pagi atau sore hari

Pemeliharaan
Irigasi
Beberapa metode pemberian air irigasi yang
diterapkan pada budidaya tanaman pisang adalah :
1. Irigasi sprinkler
2. Irigasi permukaan
3. Irigasi drip (tetes)

dapat

Pemeliharaan
Penjarangan Anakan
Tujuan :
Mengurangi persaingan hara antar tanaman
Meningkatkan pertumbuhan tanaman, produktivitas dan
kualitas hasil
Metode :
1. Pemotongan anakan
2. Pencukilan
tunas
dari
bonggol
3. Dilanjutkan dengan penyiram
minyak tanah, bensin, atau
herbisida 2,4 D

Pemeliharaan
Penjarangan Anakan
Frekuensi :
Tergantung kondisi di
lapangan
Seleksi tunas anakan :
Tunas
anakan
yang
dibuang ukurannya kurang
dari 30 cm
Pilih dan pelihara anakan
yang berdaun pedang
Tinggalkan 1-2 anakan per
rumpun

anakan pedang

tunas air

Pemeliharaan
Pemupukan dan Pembumbunan
Pemupukan I dilakukan pada saat penanaman atau
sebulan setelah tanam dengan dosis pertanaman Urea =
150 gr, SP-36 = 100 gr, KCl 200 gr per pohon
Pemukan II, III, IV dilakukan 4 bulan, 8 bulan dan 12
bulan setelah tanam dengan dosis per tanaman Urea =
150 gram, SP-36= 100 gr, KCl = 375 450 gr

Pemeliharaan
Pemupukan dan Pembumbunan
Pupuk diberikan dengan dibuat larikan di sekeliling
pohon dengan jarak 50 cm dari pohon sedalam 10 15
cm, kemudian ditutup dengan tanah (pembumbunan)

Pemeliharaan
Pemupukan dan Pembumbunan
Pemupukan ke dan bulan

Kegiatan
1
Pemupukan
Organik

2
3

3
7

9 10 11 12 13 14 15 16

20 kg/lubang

Urea

150 g/ tanaman 150 g/ tanaman 150 g/ tanaman 150 g/ tanaman

TSP

100 g/tanaman 100 g/tanaman 100 g/tanaman 100 g/tanaman

KCl

200 g/tanaman 400 g/tanaman 400 g/tanaman 400 g/tanaman

Jadwal dan Dosis Pemupukan Pisang

Pemeliharaan
Sanitasi lahan
Mencabut / membuang tumbuhan pengganggu dengan
membabat rata minimal 100 cm sekeliling tanaman pisang
Tujuan :
Menghindari persaingan hara antara gulma -tanaman
Mengurangi hama dan penyakit
Kebutuhan alat :
Arit/sabit, kored, Round up, sprayer
Semua peralatan dicuci dengan
lysol/bayclin sebelum digunakan

disenfektan

misal

Pemeliharaan
Sanitasi Lahan
1. Pembuangan manual (hand weeding)
2. Penyemprotan herbisida (skala luas, pertimbangan
ekonomi, keamanan, lingkungan)
Bahan aktif : Ametryne, simazine, diuron, paraquat dan
glyphosate
Pemilihan masing2 bahan aktif tergantung stadia
pertumbuhan tanaman
Umur tanaman 1 4 bulan = ametryne
Umur tanaman 5 6 bulan = paraquat
> 6 bulan = glyphosate
3. Pemberian mulsa

Pemeliharaan
Sanitasi Lahan
Daun yang perlu dibuang :
1. Daun dengan lebih dari 50%
terserang bercak penyakit
2. Daun tua yang telah menguning
3. Daun
yang
menaungi
dan
menggesek jantung dan atau buah
yang dalam masa tumbuh-kembang

Pemeliharaan

Lahan yang sudah dilakukan penyiangan dan


penjarangan anakan

Pemeliharaan
Pembrongsongan
Tujuan:
Mencegah timbulnya serangan hama / penyakit pada
buah, terutama penyakit darah pada pisang
Kebutuhan Alat :
Plastik polyethilen biru (plastik dursban) dengan ketebalan
0.03 0.04 mm, panjang 150 cm dan diameter 85 cm,
tangga, tali, alat pemasang brongsong, insektisida

Pemeliharaan
Pembrongsongan
Pembrongsongan dilakukan pada saat seludang pisang
pertama belum membuka dan jantung pisang (ontong) sudah
mulai merunduk
Secara berkala dilakukan pemeriksaan untuk mencegah
tersangkutnya seludang yang sudah terlepas agar tidak
membusuk pada tandan buah

Pemeliharaan
Pemotongan Jantung
Tujuan :
Mengoptimalkan penyerapan unsur hara oleh bakal buah
Kebutuhan Alat :
Pisau, tangga, bakterisida, desinfektan
Pemotongan ontong dilakukan bila buah terakhir yang
sudah melengkung ke atas
Bekas potongan diolesi dengan bakterisida
Tanaman yang sudah dipotong ontongnya diberi
penanda

Pemeliharaan
Penyanggahan
Tujuan :
Membantu agar tanaman pisang tidak roboh karena
pertumbuhan tandan buah
Kebutuhan Alat :
Bambu, kayu lurus, tali
Penyanggahan bambu dipasang dengan searah
dengan posisi tandan buah dan diikat pada batang
pohon
Tiang penyangga tidak boleh mengenai buah pisang

Pengendalian HPT

Pengendalian HPT

Pengendalian HPT
Tujuan :
Mengetahui jenis hama dan penyakit yang mempunyai
potensi akan merusak tanaman
Meningkatkan kualitas produksi
Melindungi
tanaman
dari
serangan
organisme
pengganggu tanaman

Pengendalian HPT
Pengendalian
hama
dan
penyakit
dilakukan
secara
terpadu yaitu:
Teknik bercocok tanam yang
baik dan benar
Menanam varietas toleran
Pengendalian
secara
mekanis
Pengendalian OPT dengan
menggunakan agensia hayati
Pilihan akhir menggunakan
pestisida

Panen dan Pasca Panen


Panen
Indikator panen:
Umur sejak muncul jantung
Pola lingkar buah
Rasio peel/pulp
Ukuran dan kekerasan buah

Panen dan Pasca Panen


Cara panen:
1. Gunakan parang/golok yang tajam dan bersih
2. Panen dilakukan pada waktu pagi (7.00 10.00) atau
sore (15.00 17.00) dalam keadaan cerah
3. Kayu/bambu penyangga pohon diturunkan perlahanlahan
4. Batang ditebang setinggi 2/3 dari tinggi batang agar
tandan tidak menyentuh tanah
5. Potong tandan sebelah atas buku tandan 30 cm diatas
sisir pertama
6. Tandan dibalikan supaya getah yang menetes keluar
tidak mengenai buah
7. Tempat pengumpulan tandan diberi alas untuk
menghindari kerusakan buah

Panen dan Pasca Panen


Standar kematangan buah :
Indeks 1 (bentuk buah terisi penuh, warna hijau segar,
100-200 hari setelah bunga mekar)
Indeks 2 ( warna buah hijau terang)
Indeks 3 (warna buah hijau semburat kuning)
Indeks 4 (warna buah kuning semburat hijau)
Indeks 5 (warna buah kuning dengan ujung hijau)
Indeks 6 (warna buah kuning merata)

Panen dan Pasca Panen

Panen dan Pasca Panen


Pasca Panen
1. Penyisiran
Tangkai sisiran diberi daun atau kertas koran, untuk
menghindari getah buah agar tidak menempel pada
buah
2. Sortasi dan Pengkelasan
Kelas Super
Kelas A
Kelas B

Panen dan Pasca Panen


Pasca Panen
3. Pengemasan
keranjang bambu
peti kayu
kertas karton
Kerusakan mekanik pada pengemasan pisang dapat
diminimalkan dengan pemberian bahan pengisi yang
tepat, seperti daun pisang yang diletakkan di antara sisir
buah dan dinding kemasan

Panen dan Pasca Panen


Pengangkutan
Buah yang sudah dalam kemasan keranjang atau kotak
karton dimasukan ke kendaraan atau gerobak
Posisi buah saat pengangkutan :
Tandan diletakan dalam posisi tegak lurus (posisi
tangkai buah menghadap ke bawah, bila dalam
kemasan lebih dari satu tandan di beri penyekat
serasah)
Sisir, setiap sisir dilapisi dengan daun pisang kering
/serasah/kertas

Anda mungkin juga menyukai