Anda di halaman 1dari 25

ADVOKASI TEMATIK

PERATURAN DI BIDANG PANGAN OLAHAN 2022

Penga nta r
Kea m a na n Pa nga n:
PP 8 6 /2 0 1 9 tenta ng
Kea m a na n Pa nga n
DISAMPAIKAN OLEH:
Dra. Deksa Presiana, Apt., M.Kes
Koordinator Kelompok Substansi
Standardisasi BTP, Bahan Penolong Kemasan,
Cemaran Dan Cara Ritel Pangan Yang Baik
Regu la si Di Bid a ng Kea m a na n Pa nga n
1). Keamanan pangan dalam kebijakan pembangunan
kesehatan di Indonesia

UU No 17/2007 tentang RPJPN tahun 2005-2025


Pembangunan dan perbaikan gizi lintas sektor di sepanjang rantai
pangan untuk gizi yang cukup, seimbang, serta terjamin
keamanannya

Perpres No 18/2020 tentang RPJMN 2020-2024


Arahan Kebijakan dan Strategi Pembangunan Kesehatan No 9:
meningkatkan pengawasan obat dan makanan

Melalui peningkatan/penguatan:
1.Pengawasan berbasis risiko
2.SDM pengawas
3.Kemitraan dengan pemangku kepentingan
4.Kemandirian masyarakat dan pelaku usaha
5.Kapasitas dan inovasi pelaku usaha
6.Kapasitas dan kapabilitas pengujian
Regu la si Di Bid a ng Kea m a na n Pa nga n

2 . UU NO. 1 8 TAHUN 2 0 1 2
TENTANG PANGAN
Keamanan Pa n g a n a d a la h ko n d is i d a n
u p a ya ya n g d ip e rlu ka n u n tu k m e n c e g a h
p a n g a n d a ri ke m u n g kin a n c e m a ra n
b io lo g is , kim ia , d a n b e n d a la in ya n g d a p a t
m engga nggu, m e ru g ika n , da n
m e m b a h a ya ka n ke s e h a ta n m a n u s ia
s e rta tid a k b e rte n ta n g a n d e n g a n a g a m a ,
ke ya kin a n , d a n b u d a ya m a s ya ra ka t
s e h in g g a a m a n u n tu k d iko n s u m s i
Regu la si Di Bid a ng Kea m a na n Pa nga n
2). UU. No 18 Tahun 2012 tentang Pangan

Keamanan pangan

pencegahan cemaran biologis, tidak bertentangan dengan agama,


kimia, dan benda lain keyakinan, dan budaya

Pangan aman dikonsumsi


• Pasal 68 (1): Pemerintah dan Pemerintah Daerah menjamin terwujudnya penyelenggaraan Keamanan
pangan di setiap rantai pangan secara terpadu.
• Pasal 68 (5): Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah wajib membina dan mengawasi pelaksanaan
penerapan norma, standar, prosedur, dan kriteria Keamanan Pangan.
Regu la si Di Bid a ng Kea m a na n Pa nga n
3). PP No. 86 Tahun 2019 Tentang Keamanan Pangan
Lembaga Pengawas
No Keterangan Pangan Pangan Siap
Pangan Segar PIRT
Olahan Saji
1 Pemenuhan Menteri Pertanian/ Kepala BPOM Kepala BPOM Menteri
persyaratan Menteri KKP/ dan Menteri dan/atau Kesehatan
Keamanan Guberbur/ Bupati/ Perindustrian Bupati/Walikota (KKP), Kepala
Pangan, Mutu Walikota BPOM dan/atau
Pangan, dan Bupati/Walikota
Gizi Pangan (baik sendiri atau
Bersama-sama)
2 Kemasan
Kepala BPOM/ Menteri Perindustrian/ Menteri Perdagangan
Pangan

diselenggarakan secara berkala, intensif dalam waktu tertentu, dan dalam hal adanya
dugaan pelanggaran.
dilakukan melalui pemeriksaan terhadap kegiatan atau proses Produksi, Penyimpanan,
Pengangkutan, dan/atau Perdagangan Pangan.
Keamanan Pangan diselenggarakan melalui :
(Peraturan Pemerintah Nomor 86/2019 tentang Keamanan Pangan)

Pemberian jaminan Keamanan


a. Sanitasi Pangan
f. Pangan dan Mutu Pangan
Pengaturan terhadap Bahan Jaminan produk halal bagi
b. Tambahan Pangan
g. yang dipersyaratkan
Pengaturan terhadap
c. Pangan Produk Rekayasa h. Pengawasan
Genetik
Pengaturan terhadap Iradiasi i. Penanganan KLB
d. Pangan
Penanganan cepat terhadap
Penetapan standar Kemasan j. kedaruratan keamanan pangan

e. Pangan
k. Peran serta masyarakat
KETENTUAN PENYELENGGARAAN PANGAN
• Sanitasi Pangan  Cemaran Diatur lebih lanjut
• Bahan Tambahan Pangan pada PP No. 86
Tahun 2019 ttg
• Perencanaan pangan • Pangan Produk Rekayasa Genetik
Keamanan Pangan
Iradiasi Pangan
• Ketersediaan pangan •
Diatur lebih lanjut
• Kemasan Pangan
• Keterjangkauan pangan pada PP No. 5
• Jaminan Keamanan dan Mutu Pangan Tahun 2021 ttg
• Konsumsi pangan dan gizi • Jaminan Produk Halal Bagi yang Perizinan Berusaha
Dipersyaratkan
• Keamanan pangan
• Label dan iklan pangan
• Pengawasan
• Sistem informasi pangan • Pengawasan dilakukan terhadap: Diatur lebih lanjut
✔ Kecukupan pangan pokok (Lembaga
pada
• Penelitian dan Pangan) • PP No. 86/2019,
pengembangan ✔ Persyaratan keamanan, mutu, gizi, label dan
• revisi RPP
tentang Label
• Kelembagaan pangan iklan pangan dan Iklan
Tenaga Pengawas
• Peran serta masyarakat, dan • Pangan, dan
• PP No.5/2021
• Penyidikan
Ketentu a n Penga tu r a n Kea m a na n Pa nga n

untuk memberikan jaminan kepada masyarakat bahwa setiap produk Pangan yang dikemas aman
TUJUAN untuk dikonsumsi.

Me nga pa pe rlu dite rbitka n pe ra tura n te nta ng Ke a ma na n Pa nga n?

Ma sya ra ka t pe rlu dilindungi d a ri ce ma ra n, ba ha n kimia


Masyarakat be rba ha ya , pa pa ra n BTP, d a n ke ma sa n ya ng tida k se sua i
ke te ntua n pa da Pa nga n Ola ha n.

• Pe la ku Usa ha pe rlu a cua n da la m me ne ra pka n ke te ntua n


ce ma ra n, BTP, ke ma sa n d a la m pa nga n ola ha n.
Pelaku Usaha • Me ningka tka n da ya sa ing prod uk ya ng be re d a r di
Indone sia .

Pemerintah Pe me rinta h pe rlu tools pe nga wa sa n Pa nga n Ola ha n


Pangan harus senantiasa tersedia secara cukup,
Perlu diselenggarakan suatu sistem Pangan
aman, bermutu, bergizi, dan beragam dengan Untuk
yang memberikan pelindungan, baik bagi pihak
harga yang terjangkau oleh daya beli masyarakat, mencapai
yang memproduksi maupun yang mengonsumsi
serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, semua itu
pangan.
dan budaya masyarakat.
UU NO. 18 TAHUN 2012 UU NO. 11 TAHUN 2020
TENTANG PANGAN TENTANG CIPTA KERJA
▪ Disahkan pada 17 November 2012 ▪ Disahkan dan diundangkan
▪ Diundangkan pada 18 November pada 2 November 2020
2012
▪ Terdiri atas 18 bab dan 154 pasal
▪ Terdiri atas 15 bab dan
186 pasal

PENYELENGGARAAN PANGAN

Asas : Dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia yang memberikan


 kedaulatan;
MANFAAT secara ADIL, MERATA, dan BERKELANJUTAN berdasarkan
 kemandirian; KEDAULATAN pangan, KEMANDIRIAN pangan, dan KETAHANAN pangan.
 ketahanan;
 KEAMANAN; Tujuan :
 MANFAAT;  menyediakan Pangan yang beraneka ragam dan memenuhi persyaratan
 pemerataan; keamanan, mutu, dan Gizi bagi konsumsi masyarakat;
 meningkatkan nilai tambah dan daya saing komoditas Pangan di pasar
 berkelanjutan; dan dalam negeri dan luar negeri
 keadilan.  meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang Pangan
yang aman, bermutu, dan bergizi bagi konsumsi masyarakat;
(Pasal 2 UU Pangan)
(Pasal 2 dan Pasal 3 UU Pangan)
KETENTUAN PENGATURAN CEMARAN PANGAN
Pengaturan cemaran dilakukan dalam rangka penyelenggaraan keamanan
pangan terkait sanitasi pangan. (Pasal 69 huruf a UU Pangan)

 Sanitasi Pangan adalah upaya untuk menciptakan dan


mempertahankan kondisi Pangan yang sehat dan higienis yang bebas Persyaratan Cemaran Pangan
dari bahaya cemaran biologis, kimia, dan benda lain. (Pasal 1 angka 30 UU ditetapkan oleh:
Pangan) a. Kepala Badan: Pangan Olahan
 Setiap Orang yang menyelenggarakan kegiatan atau proses Produksi dalam kemasan
Pangan, Penyimpanan Pangan, Pengangkutan Pangan, dan/atau b. Menteri Kesehatan: Pangan
Peredaran Pangan wajib: Olahan Siap Saji
a. memenuhi Persyaratan Sanitasi; dan (Pasal 71 ayat 2 UU Pangan)
c. Kemtan, KKP, Bapanas sesuai
b.menjamin Keamanan Pangan dan/atau keselamatan manusia. perundang-undangan: Pangan
 Persyaratan Sanitasi paling sedikit berupa: Segar (Pasal 5 PP 86/2019)
a. penghindaran penggunaan bahan yang dapat mengancam
Keamanan Pangan di sepanjang Rantai Pangan;
b. pemenuhan persyaratan Cemaran Pangan; Penetapan berdasarkan Kajian Risiko
c. pengendalian proses di sepanjang Rantai Pangan; Keamanan Pangan.
d. penerapan sistem ketertelusuran bahan; dan
e. pencegahan penurunan atau kehilangan kandungan Gizi Pangan.
(Pasal 4 ayat 2 PP 86/2019)
Sumber: PP No 86 Tahun 2019 (Pasal 3 – 6)
Sumber: PP No 86 Tahun 2019 (Pasal 41)
Sumber Bahaya Pada Pangan

Biologi Fisik Kimia


KETENTUAN PENGATURAN BAHAN TAMBAHAN PANGAN

Bahan tambahan Pangan merupakan bahan yang ditambahkan ke dalam Pangan untuk
mempengaruhi sifat dan/atau bentuk Pangan. (Pasal 73 UU Pangan)

 Setiap Orang yang melakukan Produksi Pangan untuk diedarkan


Persyaratan BTP ditetapkan oleh:
dilarang menggunakan:
a. Kepala Badan: batas maksimal
a. bahan tambahan Pangan yang melampaui ambang batas maksimal
penggunaan BTP dalam kategori
yang ditetapkan; dan/atau
Pangan
b. bahan yang dilarang digunakan sebagai bahan tambahan Pangan. (Pasal 11 PP 86/2019)
 Ambang batas maksimal BTP mencakup golongan Bahan Tambahan
b. Menteri Kesehatan: Kodeks
Pangan, jenis Bahan Tambahan Pangan, kategori Pangan, spesifikasi,
Makanan Indonesia (spesifikasi
dan batas maksimal. (Pasal 75 UU Pangan)
BTP) (Pasal 13 PP 86/2019)
 Penetapan ambang batas maksimal dilakukan dengan memperhatikan
fungsi teknologi dan risiko Keamanan Pangan pada setiap golongan BTP
dan kategori Pangan. (Pasal 8 PP 86/2019)
Penetapan berdasarkan bukti ilmiah
 Ditetapkan 27 golongan BTP dan jenis BTP yang dapat dilakukan
perubahan oleh Kepala BPOM jika terdapat perkembangan ilmu dan yang sahih dan
teknologi (Pasal 9 dan 10 PP 86/2019)
kajian paparan BTP
 Memeriksa keamanan BTP bila belum diketahui dampaknya bagi
manusia. (Pasal 14 PP 86/2019)
KETENTUAN PENGATURAN KEMASAN PANGAN
Kemasan Pangan berfungsi untuk mencegah terjadinya pembusukan dan kerusakan,
melindungi produk dari kotoran, dan membebaskan Pangan dari jasad renik patogen.
(Pasal 82 UU Pangan)

Setiap Orang yang melakukan Produksi Pangan dalam kemasan:


 Wajib menggunakan bahan Kemasan Pangan yang tidak
membahayakan kesehatan manusia. (Pasal 82 ayat 2 UU Pangan)

Bahan Kemasan Pangan bersentuhan langsung dengan


Persyaratan Kemasan ditetapkan oleh
Pangan wajib menggunakan Zat Kontak Pangan yang aman
Kepala Badan yaitu:
dan memenuhi persyaratan batas migrasi. (Pasal 24 PP 86/2019)
 dilarang menggunakan bahan apa pun sebagai Kemasan Pangan a. Zat Kontak Pangan dan
yang dapat melepaskan cemaran yang membahayakan kesehatan b. jenis Zat Kontak Pangan yang
manusia. (Pasal 83 UU Pangan) dilarang
(Pasal 24 dan 25 PP 86/2019)
Setiap Orang dilarang:
 membuka kemasan akhir Pangan untuk dikemas kembali dan
diperdagangkan.
 Ketentuan larangan ini tidak berlaku terhadap Pangan yang
pengadaannya dalam jumlah besar dan lazim dikemas kembali dalam
jumlah kecil untuk diperdagangkan lebih lanjut. (Pasal 84 UU Pangan)
Sanksi Administratif Tata Cara Pengenaan Sanksi Administratif

a. denda • dikenakan secara bertahap, tidak


Pengenaan sanksi bertahap dan/atau kumulatif
b. penghentian sementara dari administratif
• dimulai dari pelanggaran pertama, kedua
(Pasal 60 – Pasal 67)
kegiatan, Produksi Pangan, dan/atau ketiga
dan/atau Peredaran Pangan;
c. penarikan Pangan dari Pengenaan besar
• Pelaksanaannya menggunakan kriteria:
• Pelanggaran (ringan, sedang, atau berat)
Peredaran Pangan oleh denda administratif
• Skala usaha (Besar, Menengah, Kecil, dan
(pasal 68)
produsen; 22
Mikro)

d. ganti rugi; dan/atau


Ketentuan lebih lanjut
• ditetapkan lebih lanjut dengan peraturan
e. pencabutan izin mengenai jangka
Menteri Pertanian, peraturan Menteri KKP,
waktu, kriteria,
peraturan Kepala Badan POM, atau
(UU Pangan dan PP 86/2019) pedoman pengenaan peraturan Bupati/Walikota
denda, dst.
Sumber: PP No 86 Tahun 2019 (Pasal 28 – 32)
PENUTUP
1. Keamanan Pangan diselenggarakan antara lain melalui
sanitasi pangan, pengaturan BTP, PRG, Iradiasi pangan
dan Kemasan Pangan.
2. Keamanan Pangan diselenggarakan, baik oleh
Pemerintah Pusat (antara lain Kementerian Pertanian,
KKP, Badan POM, Bapanas, Kemenperin, Kemendag)
maupun Pemerintah Daerah.
3. Kegiatan sosialisasi dan advokasi ini diharapkan dapat
MENINGKATKAN PEMAHAMAN, membangun
PERSAMAAN PERSEPSI masyarakat serta
MENINGKATKAN PENERAPAN ketentuan peraturan
perundang-undangan di bidang pangan olahan.
Ter im a Ka sih
standarpangan.pom.go.id standarpangan@pom.go.id
Telp: (+6221) 42875584 @standarpanganbpom
Fax: (+6221) 42875780 Standar Pangan Bpom

Anda mungkin juga menyukai