Anda di halaman 1dari 19

RESIKO PASAR

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah “MANEJEJEMEN


RESIKO”

Dosen Pengampuh:
Dr. H. Moh. Armoyu., MM.

Oleh:
Ach. Toyyibur Rohman

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARI’AH


PASCA SARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) JEMBER
2018

1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak bisa lepas dari risiko. Risiko akan
melekat dalam kehidupan kita, baik disadari maupun tidak. Oleh karena itu yang
perlu kita lakukan untuk mengantisipsasi risiko yang mungkin terjadi adalah
mengelolanya dengan cara yang tepat. Cakupan risiko sangat luas, sama luasnya
dengan proses bisnis yang dijalankan oleh suatu perusahaan. Pada dasarnya setiap
aktivitas bisnis melekat padanya risiko. Salah satu risiko yang dihadapi
perusahaan yaitu risiko pasar.
Risiko pasar timbul akibat pergerakan harga pasar, seperti naik turunnya
rupiah terhadap valuta asing, harga saham dan sukuk, dan harga-harga komoditas
terhadap nilai ekonomi riil dari aset yang dimiliki. Semua Resiko dapat dikurangi
dan bahkan dihilangkan melalui manajemen resiko. Peran dari manajemen resiko
diharapkan dapat mengantisipasi terjadinya resiko yang sangat berlebihan yang
dapat membuat perusahaan gulung tikar, oleh sebab itu kita perlu melakukan ha-
hal yang lebih terarah, salah satunya dengan mengukur dimensi resiko yang akan
terjadi pada diri sendiri pada khususnya dan pada perusahaan pada umunya.
Risiko pasar merupakan kondisi yang dialami oleh suatu perusahaan yang
disebabkan oleh perubahan kondisi dan situasi pasar di luar dari kendali
perusahaan.Risiko pasar sering disebut juga sebagai risio yang menyeluruh,
karena sifat umumnya adalah bersifat menyeluruh dan di alami oleh seluruh
perusahaan. Contohnya krisis ekonomi dunia tahun 1930- an, krisis ekonomi
Indonesia 1997 dan 1998, coupd’tat yang terjadi di Filipina pada saat presiden
Marcos di ambil alih oleh kekuatan People Power hingga Corazon Aquino
menjadi presiden, Amerika Serikat pada kasus Subrime Mortgage 2007, Thailand
pada saat Bank Sentral Thailand melakukan devaluasi Bath yang menyebabkan
terjadinya kegoncangan pada ekonomi Thailand secara keseluruhan, perang Teluk
yang menyebabkan beberapa Negara di kawasan Timur Tengah seperti Irak dan
Kuwait mengalami kegoncangan ekonomi, dan berbagai kasus yang menyeluruh
lainnya.

2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dalam penulisan makalah
ini terdapat beberapa rumusan masalah, yaitu :
a. Apa definisi risiko pasar ?
b. Apa saja bentuk-bentuk risiko pasar ?
c. Apa saja kategori yang masuk General Market Risk ?
d. Bagaimana hubungan foreign exchange risk dan perbankan ?
e. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya gejolak harga di pasar
f. Bagaimana penyelesaian permasalahan resiko pasar?
C. Tujuan Penulisan
Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas dari dosen selain itu agar
mahasiswa dapat mengetahui tentang Manajemen Resiko Pasar dan tindakan apa
yang harus diambil. Juga untuk mengetahui tentang macam-macam Resiko pasar
yang umumnya terjadi di masyarakat Indonesia.
Dalam makalah ini akan dijelaskan pengertian Manajemen Resiko dan
Resiko Pasar . Adapaun tujuan lebih rincinya sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui definisi risiko pasar.
b. Untuk mengetahui bentuk-bentuk risiko pasar.
c. Untuk mengetahui kategori yang masuk General Market Risk.
d. Untuk mengetahui hubungan foreign exchange risk dan perbankan.
e. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya
gejolak harga di pasar.
f. Untuk mengetahui penyelesaian permasalahan resiko pasar.
g. Contoh kasus manajemen resiko pasar

3
BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Resiko
Pasar Risiko pasar (Bahasa Inggris: market risk ) adalah suatu risiko yang
timbul karena menurunnya nilai suatu investasi karena pergerakan pada faktor-
faktor pasar. Empat faktor standar risiko pasar adalah risiko modal, risiko suku
bunga, risiko mata uang, dan risiko komoditas.1
Risiko pasar muncul karena harga pasar bergerak dalam arah yang
merugikan organisasi. Misalnya, suatu perusahaan mempunyai portofolio
sekuritas saham yang dibeli dengan harga Rp 1 miliar. Misalkan harga saham
jatuh, sehingga nilai pasar saham tersebut turun menjadi Rp 800 juta Perusahaan
tersebut mengalami kerugian karena nilai portofolio sahamnya turun sebesar Rp
200 juta. Kerugian tersebut disebabkan karena harga saham bergerak kearah yang
kurang menguntungkan (dalam hal ini turun).2
B. Bentuk Bentuk Resiko Pasar
Risiko pasar secara umum ada 2 (dua) bentuk yaitu :
a. General market risk (risiko pasar secara umum)
General market risk ini di alami oleh seluruh perusahaan yang disebabkan
oleh suatu kebijakan yang dilakukan oleh lembaga terkait yang mana
kebijakan tersebut mampu memberi pengaruh bagi seluruh sektor bisnis.
Contohnya pada saat bank sentral suatu Negara melakukan kebijakan tight
money policy (kebijakan uang ketat) dengan berbagai instrumennya seperti
menaikkan suku bunga BI rate. Dimana kebijakan menaikkan BI rate ini akan
membawa pengaruh secara menyeluruh pada seluruh sektor bisnis yang
berhubungan dengan interest rate related instrument (berbagai instrument
yang berhubungan dengan suku bunga).
Bahwa salah satu pihak yang saling urgen dianggap langsung berhubungan
dekat dengan interest rate related instrument adalah perbankan. Dengan

1
Kasidi, Manajemen Risiko, ( Bogor: Ghalia Indonesia, 2014) cet. Ke-2, hlm. 66

4
begitu mereka mengambil kredit dan mendepositokan sejumlah uangnya ke
bank.
Contoh pada saat BI rate dinaikkan maka suku bunga kredit diperbankan
akan mengikuti kondisi tersebut yaitu turut menaikkan suku bunga kredit
terutama jika perbankan tersebut menerapkan perhitungan bunga secara
sliding rate. Perhitungan berupa kredit secara sliding rate adalah hitungan
pada pembebanan bunga terhadap nilai pokok pinjaman akan mengalami
penurunan dari setiap bulan ke bulan berikutnya, yang mana ini disesuaikan
dengan menurunnya besar nilai dari pokok pinjaman sebagai efek dari adanya
pembayaran cicilan pokok pinjaman yang dilakukan oleh seorang debitur.
b. Specific market risk ( risiko pasar secara spesifik)
Specific market risk adalah suatu bentuk risiko yang hanya dialami secara
khusus pada satu sektor atau sebagian bisnis saja tanpa bersifat menyeluruh.
Contohnya :
a) Pengumuman yang dikeluarkan oleh suatu lembaga penilai dimana
lembaga penilai tersebut memiliki reputasi yang baik dan diakui oleh
publik. Bahwa mereka mengumumkan PT.XYZ memiliki kinerja yang
rendah dan memiliki utang yang besar serta laporan yang dipublikasikan
selama ini kepada publik tidak sesuai dengan sebenarnya.
Sehingga atas berita tersebut saham dan obligasi perusahaan tersebut
langsung jatuh. Dan jatuhnya saham serta obligasi perusahaan tersebut
tidak diikuti oleh perusahaan lain.
b) Salah satu perusahaan dimana pihak manajemen atau komisaris
perusahaan terlibat tindak kriminal yang luar biasa dan diekspose oleh
berbagai media. Sehingga opini publik telah terbentuk bahwa perusahaan
tersebut tidak baik dan jelek.
c) Produk yang dijual oleh perusahaan tersebut dianggap mengandung bahan
yang berbahaya atau bersifat haram.
Contoh suatu produk makanan yang mengandung lemak babi. Secara
islam makanan yang mengandung lemak babi haram hukumnya. Ketika
hal itu diekspose oleh media massa baik cetak maupun elektronik akan

5
menyebabkan terjadinya penurunan drastis pada penjualan produk
perusahaan yang berpengaruh pada perusahaan laba perusahaan.
C. Kategori yang masuk General Market Risk

Ada beberapa sebab yang menimbulkan terjadinya general market risk (risiko
pasar secara umum) yaitu:

a. Foreign exchange risk


Sejarah awal terjadinya foreign exchange ini berangkat dan
diterapkannya sistem floating exchange rate system pada tahun 1970-an.
Sehingga sejak saat itu kondisi mata uang di dunia telah terintegrasi dalam
satu bentuk pasar dimana secara khusus kita dapat melihat bahwa
penerapan sistem tersebut memungkinkan banyak pihak bias ikut terlibat
bermain dalam pasar valas (valuta asing).
Jual beli valas ini memberikan keuntungan dengan konsep pada
perolehan angka selisih pada saat harga beli dan harga jual. Pada pasar
valas ini kita dapat menggabungkan mata uang dalam dua bentuk kategori
yaitu :
a) Hard currencies Hard currencies (mata uang keras) mencakup mata
uang yang berasal dari Negara-negara yang memiliki tingkat
kestabilan moneter tinggi atau biasanya berasal dari Negara maju
dan sering berbagai pihak menjadikan mata uang Negara tersebut
sebagai ukuran dalam mengkonversikan dengan mata uang
negaranya.Contohnya USD/JPY atau dollar Amerika dengan Yen
Jepang, USD/EUR atau dollar Amerika dengan Euro, dan
sebagainya.
b) Soft curriencies Soft curriencies ( mata uang yang lembut) ada
lah jenis mata uang yang diterbitkan oleh suatu Negara namun
jarang dipakai sebagai standar acuan dalam transaksi pasar bisnis
internasional, dengan alasan dianggap belum memiliki nilai
kelayakan.

6
b. Interest rate risk
Risiko suku bunga adalah risiko yang di alami akibat dari perubahan
suku bunga yang terjadi di pasaran yang mampu memberi pengaruh bagi
pendapatan perusahaan. Untuk pembahasan yang lebih dalam tentang
interest rate risk ini dapat dilihat pada bab khusus membahas tentang risiko
suku bunga Commodity position risk Commodity position risk (risiko
perubahan nilai komoditi) adalah suatu siuasi dan kondisi dimana
terjadinya kerugian akibat perubahan harga barang komoditi di pasar yang
disebabkan oleh faktor-faktor tertentu, dimana kondisi ini akan semakin
parah pada saat barang komoditi tersebut telah terikat kontrak dalam suatu
kontrak perjanjian (commodity contrack) serta informasi tersebut telah
sampai ke pasar.
Adapun pengertian commodity position risk dalam perspektif perbankan
Masyhud Ali mengatakan Commodity position risk adalah risiko
terjadinya potensial kerugian bagi bank sebagai akibat dari perubahan
yang memberi pengaruh buruk dari commodity price terhadap posisi bank
yang terkait dengan kontrak komoditas. Lebih jauh Masyud Ali memberi
contoh pada perbankan adalah “dimana kerugian yang diderita oleh
investment bank yang melakukan trading atau commodity derivative
product sebagai akibat dari terjadinya volatility atas harga dari suatu
commodity tertentu.
c. Equity position risk Equity position risk
(risiko perubahan kekayaan) adalah suatu kondisi dimana kekayaan
perusahaan (stock and share) mengalami perubahan dari biasanyan
sehingga perubahan tersebut memberi dampak pada keuntungan dan
kerugian karyawan.
d. Politic risk
Stabilitas politik adalah sesuatu sangat pening bagi suatu Negara.
Stabilitas politik menjanjikan terciptanya pembangunan yang
berkelanjutan, namun jika pemimpin dan pihak terkait di suatu Negara
tidak mampu menciptakan iklim kondusif dalam bidang politik maka

7
artinya seluruh pemimpin dan aparatur di Negara tersebut tidak memiliki
semangat kemimpinan. Jika kondisi ini terus terjadi maka yang terjadi
adalah krisis kepemimpinan. Krisis kepemimpinan akan berakibat pada
pencarian kepemimpinan di luar lembaga resmi, yaitu memungkinkan
orang-orang yang berasal dari masyarakat atau oposisi akan muncul
sebagai pemimpin dan berusaha mengambil alih kepemimpinan.
D. Hubungan Foreign Exchange Risk dan Perbankan

Perbankan adalah lembaga mediasi yang menghubungkan mereka yang


kelebihan dana (surplus) dan mereka yang kekurangan dana (deficit). Penempatan
posisi ini menyebabkan banyak pihak menjadikan perbankan sebagai bagian yang
tidak dapat dipisahkan dalam ruang lingkup kerja dan aktivitas bisnis mereka,
artinya secara otomatis perbankan terseret dengan sendirinya untuk masuk ke
dalam risiko pasar (market risk)

Kondisi dan situasi terbentuknya market risk terjadi karena disebabkan


oleh berbagai faktor yang berada diluar kendali perusahaan atu perbankan. Faktor-
faktor tersebut antara lain seperti naik dan stabil, perubahan nilai tukar, dan lain
sebagainya. Lebih jauh perubahan tersebut telah mampu mendorong untuk ikut
berubahnya beberapa produk perbankan seperti deposito, tabungan , giro,
keputusan kredit, keputusan investasi, dan lain sebagainya.

E. Faktor Faktor Resiko Pasar.


Faktor – Faktor yang mempengaruhi terjadinya Gejolak Harga di Pasar
Menurut Masyhud Ali ada 6 (enam) faktor yang mempengaruhi terjadinya gejolak
harga di pasar yaitu :
a. Faktor fundamental ekonomi
b. Terjadinya peristiwa besar dalam ekonomi dan politik
c. Campur tangannya financial authorities
d. Perimbangan kekuatan permintaan dan penawaran
e. Likuiditas pasar
f. Suburnya kegiatan arbitrage

8
Bagaimana penyelesaian permasalahan resiko pasar? Cara memperlakukan
risiko:
1. Dihindari, apabila risiko tersebut masih dalam pertimbangan untuk
diambil, misalnya karena tidak masuk kategori risiko yang diinginkan
perusahaan atau karena kemungkinan jauh lebi besar dibandingkan
keuntungan yang lebih besar.
2. Diterima dan dipertahankan, apabila risiko berada pada tingkat yang
paling ekonomis.
3. Dinaikkan, diturunkan atau dihilangkan, apabila risiko yang ada dapat
dikendalikan dengan tata kelola yang baik, atau melalui pengoprasian exit
strategy.
4. Dikurangi, misalnya dengan mendiversifikasi portofolio yang ada, atau
membagi risiko dengan pihak lain.
5. Dipagari, apabila risiko dapat dilindungi secara atificial, misalnya risiko
dinetralisir sampai batas tertentu dengan instrumen derivatif.

Strategi Aktivitas Perdagangan Suatu bank melakukan kegiatan perdagangan


jual dan beli instrument keuangan atas nama bank. Tujuan dari kegiatan tersebut
adalah untuk memperoleh keuntungan dari pergerakan yang sesuai dengan
keinginan dari harga pasar yang dicerminkan oleh nilai dari instrument itu sendiri.
Kegiatan ini juga berarti bahwa bank menghadapi risiko dalam hal terjadi
penurunan nilai instrument keuangan. Bank dapat menggunakan satu dari tiga
strategi perdagangan bagi setiap produk yang mereka perdagangkan. Ketiga
strategi tersebut adalah:3

1. Matchbook Strategy Merupakan strategi dengan risiko pasar yang sangat


kecil. Strategi ini melakukan pencocokan seluruh posisi yang diterima dari
nasabah secara cepat dengan posisi yang berlawanan secara internal atau yang
sama persis terhadap bank lain. Risiko pasar yang terjadi hanya pada saat

3
Hennie van Greuning dan Zamir Iqbal., Analisis Resiko Perbankan Syariah , (Jakarta: salemba
empat, 2011), hlm. 149

9
selang waktu antara transaksi dengan satu nasabah dengan nasabah lain atau
satu nasabah dengan bank lain. Pada strategi ini bank hanya melakukan
fungsi intermediasi antar pembeli dan penjual instrument. ,melalui strategi ini
bank memperoleh keuntungan dari margin antara jual dan beli.
2. Manage Position
Strategi yang kedua adalah memiliki posisi suatu produk yang terkendali
(manage positions) dengan melakukan hedging deals sesuai kebijakan dari
trading desk. Dengan strategi ini, bank harus memiliki limit risiko pasar guna
membatasi tingkat risiko bank pada waktu tertentu. Posisi ini dapat timbul
karena transaksi nasabah atau trader sengaja memegang transaksi yang
dilakukan melalui pasar. Strategi ini membolehkan traders memiliki posisi
untuk memperoleh keuntungan dengan memanfaatkan pergerakan harga di
pasar.
3. Market Maker
Strategi yang ketiga adalah menjadi ‘a market maker’ untuk suatu produk.
Ini berarti trader akan men-quote harga jual beli pasar dan memperdagangkan
pada harga yang relevan, baik pada sisi beli atau jual yang dipilih oleh
counterparty. Strategi ini dilakukan di pasar yang likuid dan terdapat banyak
pelaku pasar lainnya yang dapat mengcover risiko trader. Seorang ‘market
maker’ berharap mendapat keuntungan dari perbedaan kuotasi harga jual dan
harga beli.4
F. Contoh Kasus Manajemen Resiko Pasar
1. General Market Risk Studi Kasus:5
Bank Syariah ( Bank Indonesia Membekukan Kegiatan Usaha PT. Bank
Global) SEJAK 14 Desember 2004, Bank Indonesia (BI) membekukan
kegiatan usaha (BKU) PT Bank Global Tbk. Sekitar 8.000 nasabah yang

4
http://resikopasar.blogspot.co.id/2012/06/resiko-pasar.html (diakses pada tanggal
01 oktober 2018)
5
http://nurizzahmaulidina.blogspot.co.id/2017/04/contoh-kasus-manajemen-
risiko.html (diakses pada tanggal 01 oktober 2018)

10
tercatat di 13 kantor cabang terpaksa kerepotan mengurus dananya. Bukan
hanya itu, ratusan investor publik pemegang saham juga menjadi tidak jelas
investasinya. Belum lagi bank dan pihak lain yang memiliki tagihan. Nasib
ratusan karyawan pun menjadi tak menentu di tengah sulitnya lapangan kerja.
Apa jadinya kalau mereka di-PHK? Jelas, akan menambah deretan panjang
pengangguran. Semua itu tentu akan menambah beban pemerintah dalam
memulihkan roda perekonomian, terutama sektor real.
Empat alasan ditutupnya Bank Global Pertama, terus memburuknya
kondisi keuangan Bank Global. Kedua, tidak menyetorkan tambahan modal
yang diminta BI sejak bank tersebut masuk pengawasan khusus ( special
surveillance unit ) pada 27 Oktober hingga 13 Desember 2004. Ketiga, direksi
Bank Global tidak menunjukkan iktikad baik untuk patuh pada aturan.
Bahkan, dalam pengawasan BI dan kepolisian ada upaya secara sengaja dari
pihak bank tersebut untuk memusnahkan dan menghilangkan barang bukti.
Keempat, direksi, pejabat eksekutif, dan beberapa karyawan bank publik itu
diduga telah melakukan tindak pidana perbankan dengan merusak dan
menghilangkan dokumen-dokumen penting bank.
Solusi : Pertama, sebagai perusahaan terbuka, semestinya Bank Global
transparan dan menerapkan dengan seksama asas good corporate governance.
Kedua, seperti dilansir Investor Daily Online (14/12/2004), bahwa
kehancuran Bank Global sangat boleh jadi disebabkan oleh sebuah kolusi
antara pengelola Bank Global dengan Prudence Asset Management (PAM).
Ketiga, kasus Bank Global menarik diikuti karena kasus ini mencoreng citra
reksadana, sebuah instrumen pasar modal yang mengalami pertumbuhan
pesat selama dua tahun terakhir. Keempat, kasus Bank Global mencerminkan
lemahnya pengawasan BI dan Bappepam. Uraian/ Penjelasan General market
risk merupakan resiko yang disebabkan oleh suatu kebijakan yang dilakukan
oleh lembaga terkait yang mana kebijakan tersebut mampu memberi
pengaruh bagi seluruh sektor bisnis (Agus Sucipto: Manajemen Risiko).

Sehatnya sebuah bank tidak hanya berpatokan pada aset (modal)


semata, tetapi juga harus memperhitungkan faktor manajemen risiko yang

11
meliputi delapan faktor, yakni risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas,
risiko operasional, risiko hukum, risiko strategi, risiko kepatuhan dan risiko
reputasi. Tidak sedikit para bankir yang tidak bisa mengelola manajemen
risiko dengan baik, sehingga terjadi pelanggaran prinsip kehati-hatian bank.

Yang terpenting dari kasus-kasus pembekuan bank adalah


pembelajaran bagi pemilik maupun pengurus bank untuk bercermin diri
dalam pengelolaan keuangan dan manajemen perbankan agar tidak
menyimpang dari ketentuan-ketentuan yang ada, serta diharuskan
menerapkan prudent banking . Lebih khusus lagi, bagi para nasabah agar
tidak gegabah dan senantiasa berhati-hati jika ingin menempatkan dananya
pada lembaga perbankan maupun lembaga keuangan lainnya.

2. Spesific Market Risk


Studi Kasus: PT GUDANG GARAM, Tbk Salah satu perusahaan rokok
terbesar di Indonesia yaitu PT Gudang Garam sempat menjadi perusahaan
yang juga mendapat dampak dari pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar
Amerika Serikat yang melanda Indonesia, seperti berita yang dilansir oleh
liputan6.com berikut ini. Dampak Pelemahan Rupiah Mulai Terasa ke Emiten
Pelemahan mata uang rupiah dalam beberapa hari terakhir mempengaruhi
laba-laba perusahaan yang sudah melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Berdasarkan data Bloomberg , nilai tukar rupiah pada hari ini, Rabu
(21/8/2013) sudah menyentuh ke level Rp 10.963 per dolar Amerika Serikat
(AS). Pergerakan nilai tukar rupiah yang terjadi hari ini sangat mempengaruhi
emiten-emiten yang sudah melantai di bursa.
Kepala Strategi Riset dan Ekuitas Bahana Sekuritas Harry Su mengatakan,
akibat dampak pergerakan pelemahan rupiah, banyak emiten yang terkena
dampak dari pelemahan rupiah tersebut."Jelaslah, pelemahan rupiah itu
sangat jelek untuk pasar.Tapi emiten yang mempunyai utang berdasarkan
mata uang dolar AS," ujar Harry ketika ditemui dalam acara Halal bi Halal
Bahana Group dan Market Update di Graha Cimb Niaga, Jakarta, Rabu
(21/8/2013).

12
Menurut Harry, selain faktor pelemahan rupiah yang mempengaruhi laba
bersih di setiap emiten, dan juga kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia
(BI Rate). Adapun saham yang sangat terpengaruh terhadap pelemahan nilai
tukar rupiah adalah, PT Indosat Tbk (ISAT). Saham telekomunikasi tersebut
terkena dampak 17,9% dari laba bersih, sedangkan pengaruh BI Rate hampir
sebesar 24% dari raihan laba bersih. Selain ISAT, laba bersih perusahaan PT
Gudang Garam Tbk (GGRM) juga megalami penurunan hingga 0,9%. Laba
PT Bakrie Telekomunikasi Tbk (BTEL) juga mengalami penurunan hingga
5,9% dan laba bersih PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL) mengalami penurunan
5,9%.
Lanjut Harry, pelemahan rupiah juga menurunkan laba bersih emiten, tapi
juga memberikan dampak pada keuntungan emiten. PT Timah Tbk (TINS)
mengalami penurunan keuntungan hingga 5,2%, sedangkan PT Astra Agro
Lestari Tbk (AALI) mengalami penurunan laba bersih hingga 3,4%.
"Pelemahan mata uang rupiah juga berdampak pada PT Sarana Menara
Nusantara Tbk (TOWR) mengalami penurunan laba bersih hingga sebesar
3,9%," tegasnya.
Ditambahkannya, pelemahan rupiah yang semakin tajam, memang
mempengaruhi kinerja emiten, khususnya yang berpendapatan mata uang
dolar AS. Berdasarkan berita diatas PT Gudang Garam menjadi salah satu
perusahaan yang mengalami penurunan laba bersihnya sebesar 0,9% akibat
melemahnya nilai rupiah. Hal ini dialami oleh PT Gudang Garam karena
perusahaan membutuhkan bahan baku utama berupa tembakau dan cengkeh
yang berkualitas untuk produk mereka, sementara kualitas panen tembakau
dan cengkeh lokal yang menjadi bahan baku utama tersebut sangatlah
bergantung pada cuaca, faktor cuaca yang kini sering tidak menentu
mengakibatkan penurunan kualitas panen kedua bahan baku tersebut.
Sehingga perusahaan terpaksa harus mengimpor persediaan bahan baku
mereka dari luar negeri agar kualitas atas produk yang dihasilkan tetap
terjaga. Inilah yang menyebabkan menurunnya pendapatan dan laba bersih
perusahaan.

13
Selain itu penurunan pendapatan dan laba bersih Gudang Garam dapat
disebabkkan juga oleh aturan pemerintah, karena sebelumnya industri rokok
diberatkan dengan aturan pemerintah yaitu regulasi mengenai rokok, PP
Nomor 109 tentang Pengamanan Bahan yang Mengandung Zat Adiktif
berupa produk Tembakau bagi kesehatan yang dikeluarkan pemerintah tahun
2012 kemarin yang mengacu pada Framework Convention on Tobacco
Control (FCTC) yang dicanangkan oleh WHO pada tahun 2003, salah satu
aturannya yang berupa kenaikan bea pita cukai yang secara terus menerus dan
juga kewajiban menampilkan gambar - gambar seram dari bahayanya rokok
pada kemasan dan iklan rokok.
Biaya pita cukai dan PPN Gudang Garam pada tahun 2013 mencapai 29
triliun, atau setara 67% dari total beban biaya pokok penjualan Gudang
Garam. Dan jika dibandingkan dengan pendapatan penjualan, biaya pita cukai
Gudang Garam tahun 2013 setara dengan 54% hasil pendapatan penjualan
perusahaan. Artinya, 54% dari total pendapatan penjualan Gudang Garam
tahun 2013 digunakan untuk membayar bea pita cukai dan PPN. Dan jika
dilihat dalam beberapa tahun belakang, kontribusi biaya pita cukai dan PPN
tersebut nilainya selalu diatas 50% dari total pendapatan penjualan Gudang
Garam. Bagaimana pun itu perusahaan harus tetap mengeluarkan dana untuk
membayar besarnya biaya pita cukai sesuai aturan. Serta kewajiban
perusahaan menampilkan gambar-gambar dari bahaya dan dampak negatif
rokok pada kemasan serta iklan produk secara tidak langsung akan
mengurangi minat para konsumen untuk merokok, hal ini tentu saja akan
menurunkan penjualan rokok, termasuk rokok Gudang Garam itu sendiri, dan
dampak lainnya dari ketatnya aturan pemerintah dalam industri rokok adalah
Gudang Garam harus mengurangi dan menghemat biaya perusahaan yang
lainnya.
ANALISIS Specific market risk merupakan risiko yang hanya dialami
secara khusus pada sektor atau sebagian bisnis saja tanpa bersifat menyeluruh
(Agus Sucipto: Manajemen Risiko). Kasus ini termasuk dalam kebijakan
yang diberlakukan pada sektor Industri, yaitu rokok. Sesuai dengan

14
pembahasan studi kasus diatas, PT Gudang Garam ikut merasakan dampak
dari penurunan nilai tukar rupiah yang berakibat menurunnya laba bersih
perusahaan yang akan berdampak pada membagian deviden kepada para
pemegang saham, serta peraturan pemerintah yang dapat menurunkan
penjualan produk serta pendapatan perusahaan. Salah satu cara yang
dilakukan oleh Page 13 PT Gudang Garam untuk menanggulangi risiko
tersebut adalah dengan melakukan kebijakan penawaran pensiun dini kepada
para karyawannya terutama karyawan borongan sigaret kretek tangan (SKT)
dan operasional dengan alasan untuk mengantisipasi dampak buruk yang akan
terjadi pada perusahaan dimasa mendatang akibat bertambah ketatnya
peraturan industri rokok yang telah ditetapkan oleh pemerintah

15
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
Risiko pasar adalah risiko terjadinya penurunan harga pasar sehingga kita
akan mengalami kerugian. Pengukuran risiko pasar bisa dilakukan dengan deviasi
standar yang praktis dan merupakan cikal bakal teknik berikutnya yaitu VAR
( Value At Risk ).
VAR merupakan teknik pengukuran risiko pasar yang semakin popular.
Ada beberapa cara untuk menghitung VAR data historis, analitik, dan simulasi.
VAR mempunyai kelemahan karena tidak bisa melihat kondisi ekstrim. Street-test
bisa digunakan untuk melihat pengaruh situasi ekstrim terhadap portofolio kita.
Bentuk resiko pasar terbagi menjadi dua, yaitu general market risk dan spesific
market risk yang masing masing mempunyai sifat dan ciri tersendiri, walaupun
seperti itu semuanya berpengaruh pada pangsa pasar.
Maka dari itu setiap perusahaan harus mampu menganalis resiko pasar
yang akan terjadi, termasuk kemungkinan kemungkinan yang akan terjadi di masa
yang akan datang, sehingga sebuah perusahaan dapat meminimalisir resiko pasar
yang akan terjadi dan akan lebih mudah dalam kebijakan perusahaan.

16
DAFTAR PUSTAKA
http://abhymujahidmuda.blogspot.com/ diakses tanggal 10 Januari 2018
pukul 21.55 WIB

Kasidi, Manajemen Risiko, ( Bogor: Ghalia Indonesia, 2014) cet. Ke-2

Hennie van Greuning dan Zamir Iqbal., Analisis Resiko Perbankan


Syariah , (Jakarta: salemba empat, 2011).
http://resikopasar.blogspot.co.id/2012/06/resiko-pasar.html
http://nurizzahmaulidina.blogspot.co.id/2017/04/contoh-kasus-manajemen-
risiko.html

17
18
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .....................................................................................1

B. Rumusan Masalah......................................................................................2

C. Tujuan ………………………………………………………... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Resiko......................................................................................3

B. Bentuk Bentuk Resiko...............................................................................3

C. Katagori yang masuk genereal market risk............................................5

D. Hubungna foreigh risk dan perbangkan.................................................7

E. Faktor faktor resiko pasar........................................................................7

F. Caontoh kasus menajemen resiko pasar..................................................9

BAB IIIPENUTUP

A. Kesimpulan.................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................16

19

Anda mungkin juga menyukai