Anda di halaman 1dari 8

Serba serbi Risiko dan Manajemennya dalam perbankan

oleh: Nisaul Maghfiroh

Dalam perkembangan dunia perbankan dan ekonomi makro yang semakin dinamis
dan persyaratan kompleks bank untuk meningkatkan pandangan ke depan mereka, dalam
mengantisipasi, menghitung dan meminimalkan risiko. Perlu diakui bahwa industri
perbankan adalah industri yang penuh risiko, terutama karena didalamnya banyak melibatkan
pengelolaan dan alokasi dana publik dalam bentuk berbagai investasi seperti donasi,
meminjam, membeli sekuritas, dan berinvestasi di dana lain. Semua kegiatan perbankan baik
yang passiva maupun aktiva didalamnya juga terdapat berbagai jenis resiko, diantaranya
Risiko Pasar, Kredit, Likuiditas dan Lainnya. Tinggi rendahnya risiko tergantung pada
berbagai faktor yang mempengaruhinya misalnya, kemampuan manajemen dalam mengelola
manajemen risiko.

Apasih yang dimaksud dengan risiko ?

Risiko menurut Hanafi (2006:1) dapat didefinisikan sebagai bahaya, akibat atau
konsekuensi yang dapat mengakibatkan terjadinya suatu keadaan yang tidak pasti. Menurut
Subekti risiko berarti sebuah kewajiban memikul kerugian yang disebabkan karena suatu
kejadian diluar kesalahan salah satu pihak. Adapun definisi risiko menurut Arthur Williams
dan Richard, M. H, menjelaskan bahwa risiko merupakan suatu variasi dari hasil-hasil yang
dapat terjadi selama periode tertentu. Definisi risiko juga telah banyak dikemukakan
diberbagai macam literatur dan dapat disimpulkan bahwasannya risiko memiliki arti yang
sama yakni ketidakpastian.

Risiko menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah akibat dari kurang
menyenangkan (merugikan,membahayakan) dari suatu perbuatan atau tindakan. Sedangkan
risiko menurut Badan Sertifikasi Manajemen Risiko (2007) merupakan salah satu peluang
terjadinya bencana, kerugian atau hasil buruk. Adapun risiko menurut The International
Organization of Standarization (ISO) 3100 adalah efek dari suatu ketidakpastian terhadap
pencapain sasaran organisasi.

Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa risiko selalu dikaitkan dengan
suatu kemungkinan terjadinya hal buruk yang tidak diinginkan atau hal tak terduga yang akan
terjadi.

Lalu, apasih manajemen risiko itu?


Dalam kehidupan, kita akan selalu dihadapkan pada suatu ketidakpastian.
Ketidakpastian ini juga bisa dikatakan sebuah risiko yang bisa bersifat merugikan, di sisi lain
ketidakpastian juga menjadi opportunity atau kesempatan yang bisa menguntungkan.Hal ini
merupakan salah satu kebenaran universal yang hampir menembus setiap aspek keberadaan
manusia. Kerugian atas risiko dapat terjadi dalam berbagai upaya manusia, termasuk yang
bersifat moneter, sosial, dan hukum.

Untuk itu, prosedur yang dikenal sebagai manajemen risiko harus diikuti agar dapat
mengelola semua potensi risiko. Manajemen risiko merupakan jenis aktivitas manajemen
yang dilakukan pada tingkat risiko yang sesuai, yaitu pengelolaan kerugian dan analisis risiko
sistematis, serta metode yang paling tepat untuk mengelola kerugian yang dikaitkan dengan
tingkat profitabilitas perusahaan.

Menurut Herman Darmawi (2006) yang dimaksud dengan manajemen risiko adalah
suatu usaha untuk mengetahui, menganalisis, serta mengendalikan risiko dalam setiap
kegiatan perusahaan dengan tujuan untuk memperoleh sebuah efektivitas dan efisiensi yang
lebih tinggi. Adapun menurut Irham Fahmi (2010) mendefinisikan tentang manajemen risiko
sebagai suatu bidang ilmu yang membahas tentang bagaimana suatu organisasi atau
perusahaan menerapkan ukuran dalam memetakan berbagai permasalahan yang ada, dengan
menempatkan berbagai pendekatan manajemen secara komprehensif dan sistematis.

Berdasarkan definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa manajemen risiko secara umum
harus memenuhi persyaratan dengan adanya parameter tujuan organisasi. Manajemen risiko
juga harus dapat dianalisis dan dapat dimonitor serta dikendalikan.

Jenis-jenis risiko

Setiap bank memiliki budaya risiko yang terpadu di mana manajemen menerapkan
pendekatan pengelolaan risiko yang mendalam yang didasarkan pada prinsip-prinsip dan
nilai-nilai yang kuat; ini termasuk srategi risiko yang jelas dan struktur dewan yang sesuai
dan komite kerja yang aktif dengan peran, tanggung jawab, wewenang, dan jenjang
pendelegasian yang jelas.

Berdasarkan definisi risiko diatas, risiko dapat diartikan sebagai ketidakpastian yang
disebabkan oleh keputusan dan keadaan saat ini. Karena semua lapisan manajemen, bahkan
semua karyawan, membuat keputusan untuk perusahaan sesuai dengan wewenang mereka
sendiri, risiko dapat muncul di seluruh lapisan manajemen. Karena keragaman tersebut dapat
mempersulit dalam mengidentifikasi semua risiko pada suatu perusahaan, apalagi
mengklasifikasikannya. Industri perbankan memiliki teknologi manajemen risiko terbaik.
Pada umumnya, risiko perusahaan mencakup semua risiko perbankan. Risiko-risiko yang
dihadapi oleh bank-bank diindonesia, sebagai berikut :

1. Risiko Pasar
Resiko ini merupakan risiko yang timbul karena perubahan pasar dalam
portofolio bank, yang dapat merugikan bank. Resiko pasar terdiri dari resiko
spesifik dan resiko pasar umum (general merket risk). Risiko spesifik adalah
risiko yang hanya dialami oleh penerbit sekuritas karena perubahan harga
sekuritas. Sedangkan risiko pasar umum (general market risk) adalah risiko yang
disebabkan oleh perubahan harga pasar yang berdampak pada seluruh pasar dan
beberapa instrumen. Berdasarkan definisinya yang dimaksud faktor dari risiko
pasar yakni nilai tukar, suku bunga, harga saham, dan harga komoditas.
2. Risiko Kredit
Risiko ini dapat didefinisikan sebagai kemampuan debitur untuk membayar
pokok, bunga, atau kewajiban bank lainnya. Pembentukan, penjaminan,
pemeliharaan, dan penagihan kredit adalah cara untuk mengatasi risiko ini serta
memastikan profil risiko berada di sekitar kisaran yang dapat diterima. Kisaran
tersebut didasarkan pada batasan portofolio bank secara keseluruhan dan masing-
masing lini bisnis. Risiko kredit dapat berasal dari berbagai sumber, seperti
debitur yang tidak dapat melunasi hutang mereka, obligasi yang dibeli bank, atau
ketidakmampuan debitur untuk membayar pokok utang. Selain itu, gagal bayar
adalah hasil dari semua kewajiban antara bank dan pihak lain.
3. Risiko Likuiditas
Risiko yang timbul karena bank gagal membayar kewajibannya yang jatuh
tempo. Aktivitas bank dalam bidang perkreditan, penyediaan dana, dan instrumen
utang dapat menimbulkan risiko. Permasalahan lain yang biasanya muncul dan
memicu terjadinya risiko ini adalah aset yang tidak laku di pasaran atau harganya
turun karena kurangnya peminat, untuk mengakibatkan penurunan keuangan
perusahaan. Selain itu, manajemen yang buruk dapat menyebabkan risiko
likuiditas dan kurangnya pengawasan arus kas suatu bisnis, bank, atau lembaga
keuangan dapat mengalami risiko likuiditas
4. Risiko Operasional
Risiko Operasional dapat didefinisikan sebagai risiko yang disebabkan oleh proses
internal yang tidak berfungsi dengan baik, kesalahan manusia, kegagalan system,
dan/atau kejadian eksternal yang dapat mempengaruhi operasional bank. Sumber
daya manusia, proses, system, dan kejadian eksternal adalah beberapa sumber
risiko ini.

Berdasarkan jenis-jenis risiko diatas, dapat dikatakan bahwa risiko Paradigma baru
tentang risiko perbankan diperlukan bagi bank setelah mempelajari berbagai jenis risiko dan
konsekuensi yang ditimbulkannya. Perbankan menghadapi risiko yang semakin kompleks
seiring berjalannya waktu. Pemantauan risiko sekarang menjadi tanggung jawab direksi,
bukan hanya auditor. Sekarang, risiko dilihat sebagai peluang bagi bank, bukan hanya sebagai
faktor negatif yang harus dikontrol. Pengendalian risiko bank tidak berarti menghilangkan
risiko sama sekali. Sebaliknya, fokus pengelolaan risiko bank adalah cara mengukur,
mengawasi, mengelola, dan mengambil keuntungan dari risiko tersebut, serta mengamankan
bank dari kerugian tersebut.

Tahap menejemen risiko

Tahap memenjemen merupakan salah satu kerangka kerja berupa tindakan yang harus
diambil dikenal sebagai proses manajemen risiko. Suatu perusahaan dapat menangani
berbagai jenis risiko dengan berbagai metode manajemen risiko.Untuk mengelola risiko
terdapat lima langkah dasar yang dapat diambil sebagai proses manajemen risiko. Proses ini
dapat dimulai dengan identifikasi risiko, analisis risiko, penilaian risiko, penerapan solusi,
dan pemantauan risiko. Untuk mengetahui lebih lengkap, berikut penjelasan lima langkah
penting dari proses manajemen risiko:

1. Identifikasi Risiko

Langkah pertama dalam proses manajemen risiko yaitu mengidentifikasi risiko


yang dihadapi oleh suatu perusahaan dalam lingkungan operasinya. Ada banyak jenis
risiko yang berbeda, yaitu:

a. Risiko hukum
b. Risiko lingkungan
c. Risiko pasar
d. Risiko regulasi dll
Sangat penting bagi perusahaan untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin
faktor-faktor risiko. Langkah ini juga banyak digunakan perusahaan perbankan di
indonesia sebagai langkah awal untuk mengetahui dan menganalisa jenis risiko yang
terjadi. Risiko ini akan dicatat secara manual di lingkungan yang menggunakan alat
manual. Meskipun demikian, informasi ini dapat dimasukkan secara langsung ke
dalam sistem jika organisasi menggunakan program manajemen risiko.

Metode ini dinilai menguntungkan karena setiap pemangku kepentingan dalam


organisasi yang memiliki akses ke sistem dapat melihat risiko ini. Jika seseorang
ingin melihat risiko mana yang telah diidentifikasi, mereka dapat mengakses
informasi dalam system manajemen risiko daripada meminta laporan penting ini
melalui email.

2. Analisis Risiko

Setelah mengidentifikasi risiko, langkah selanjutnya adalah menganalisis risiko .


Sangat penting untuk memahami bagaimana berbagai faktor yang ada dalam suatu
perusahaan terutama perbankan yang berhubungan dengan risiko. Kemudian perlu dilihat
seberapa banyak fungsi bisnis yang dipengaruhi oleh risiko tersebut untuk menentukan
seberapa besar dan serius risiko tersebut.

Menurut analisis, ada risiko yang dapat menghentikan seluruh bisnis, tetapi itu
hanya menyebabkan ketidaknyamanan kecil. Analisis ini harus dilakukan secara manual
dalam konteks manajemen risiko manual. Memetakan risiko ke berbagai dokumen,
kebijakan, prosedur, dan proses bisnis adalah langkah pertama yang paling penting saat
menerapkan solusi manajemen risiko. Ini menunjukkan bahwa system sudah memiliki
struktur manajemen risiko yang jelas. Hasilnya dapat digunakan untuk menilai risiko dan

3. Penilaian Risiko

Setelah dilakukannya identifikasi dan analisis terhadap risiko langkah selanjutnya


yang harus dikerjakan dalam memanajemen risiko adalah menilai risko. Risiko yang
harus dinilai adalah risiko untuk menentukan prioritas. Karena kebanyakan produk
manajemen risiko memasukkan berbagai kategori risiko berdasarkan tingkat keparahan
risiko. Sebuah risiko yang dapat menyebabkan ketidaknyamanan akan dianggap rendah.
Namun, hal-hal yang berpotensi menyebabkan kerugian besar akan dianggap memiliki
risiko tinggi.
Sebuah perusahaan harus melakukan peringkatan risiko untuk memberikan
gambaran yang menyeluruh. Meskipun bisnis dapat mengalami risiko tingkat rendah,
intervensi dari manajemen atas mungkin tidak diperlukan. Sebaliknya, hanya satu dari
risiko tertinggi yang membutuhkan tindakan segera.

Dalam penilain sebuah riskko terdapat dua jenis, yaitu:

a. Penilaian Risiko Kualitatif

Pada dasarnya, metode kualitatif digunakan untuk menilai risiko. Sebuah


perusahaan dapat memperoleh sebagian risiko, tetapi sebagian besar risiko tidak
dapat diukur. Misalnya, perusahaan tidak dapat mengukur risiko perubahan iklim
secara keseluruhan dan hanya beberapa aspek yang dapat diukur.Perlu ada metode
untuk melakukan penilaian risiko kualitatif sambil menjaga standarisasi dan
objektivitas dalam penilaian di seluruh organisasi.

b. Penilaian Risiko Kuantitatif

Penilaian risiko kuantitatif merupakan cara terbaik untuk menilai risiko


keuangan. Karena sektor keuangan berurusan dengan angka, apakah itu uang,
metrik, suku bunga, atau titik data lain yang penting untuk penilaian risiko,
penilaian risiko jenis ini sangat umum.

Penilaian risiko kuantitatif umumnya dianggap lebih objektif dan lebih


mudah untuk diotomatisasi daripada penilaian risiko kualitatif.

4. Solusi yang Diterapkan

Setiap risiko harus dihilangkan atau diminimalkan semaksimal mungkin. Hal ini
dilakukan dengan meminta para ahli di bidang untuk menyelesaikan setiap
risiko.Perusahaan perlu menghubungi setiap pemangku kepentingan dalam lingkungan
manual dan kemudian mengatur pertemuan agar semua orang dapat berbicara dan
membahas masalah. Selain itu, masalah dapat dibahas dengan menguraikan permasalahan
melalui berbagai panggilan telepon, berbagai dokumen dan spreadsheet, dan berbagai utas
email.

Semua pemangku kepentingan terkait dalam solusi manajemen risiko dapat


diberitahu dari dalam sistem. Dari dalam sistem, kita dapat berbicara tentang risiko dan
solusi untuk mengatasinya. Solusi yang diusulkan dan kemajuan dalam sistem dapat
dipantau oleh manajemen atas. Semua orang bisa mendapatkan pembaruan langsung dari
sistem terkait solusi manajemen risiko. Hal ini lebih baik daripada semua orang harus
menghubungi satu sama lain untuk mendapatkan pembaruan.

5. Pemantauan Risiko

Selanjutnya langkah yang dilakukan dalam proses permanajemen sebuah risiko


adalah memastikan bahwa opsi yang dipilih bekerja dengan baik. Dengan melakukan
kontrol akan membantu sebuah perusahaan dalam mengidentifikasi kesalahan. Ada
beberapa risiko yang tidak dapat dihilangkan begitu saja, dan beberapa akan tetap ada.
Pada sistem manual, karyawan perusahaan memantau. Para professional ini harus
memastikan bahwa mereka terus memeriksa semua faktor risiko.

Sistem manajemen risiko memantau seluruh kerangka risiko organisasi di dunia


digital. Faktor-faktor atau risiko yang berubah langsung terlihat. Selain itu, komputer jauh
lebih baik daripada manusia dalam melacak bahaya terus-menerus. Selain itu,
pemantauan risiko memastikan bahwa bisnis terus beroperasi.

Komunikasi dengan manajemen dan unit kerja perusahaan adalah metode


tambahan untuk mendukung manajemen risiko. Hal ini memastikan bahwa setiap anggota
perusahaan memahami kesadaran risiko, budaya risiko, dan kematangan risiko. Salah satu
tujuan dari proses komunikasi ini adalah untuk mengetahui seberapa siap organisasi
perusahaan untuk menangani risiko dan mengevaluasi seberapa efektif penerapan
manajemen risiko tersebut.

Berdasarkan penjabaran dan penjelasan yang telah dibahas bahkan diuraikan dapat
disimpulkan bahwa setiap perusahaan pasti memiliki sebuah risiko dalam proses berjalannya.
Dengan adanya risiko-risiko yang mungkin terjadi dan akan dihadapi oleh perusahaan
perbankan tersebut maka diperlukannya salah satu pengendalian terhadap risiko-risiko
tersebut atau yang disebut dengan manajemen risiko.

Diharapkan bahwa manajemen risiko ini berfungsi dengan baik di setiap unit kerja,
sehingga dapat membantu menerapkan Good Corporate Governance di seluruh perusahaan.
Pada akhirnya, melalui penerapan prinsip kehati-hatian, akuntabilitas, dan bertanggung
jawab, manajemen risiko bertujuan untuk mendorong dan mendukung perkembangan
pengelolaan risiko usaha perusahaan.
Link kompasiana :

https://www.kompasiana.com/nisaulmaghfiroh1051/6467d14608a8b5056b5c7e42/serba-
serbi-risiko-dan-manajemennya-dalam-perbankan

Anda mungkin juga menyukai