Anda di halaman 1dari 9

Tugas Mata Kuliah Manajemen Resiko

PERTEMUAN KE 2

Proses Manajemen Resiko

Dosen: Dr. H. Nuryaman, S.E., M.Si., Ak., CA.

TUGAS INDIVIDU

Rohman Pranoto (1620104041)

UNIVERSITAS WIDYATAMA

BANDUNG

2021
PROSES MANAJEMEN RISIKO

 
Latar Belakang
Risiko ada dimana mana , bisa datang kapan saja, dan sulit dihindari. Jika risiko itu
menimpa suatu organisasi, maka organisasi tersebut bisa mengalami kerugaian yang signifikan.
Dalam beberapa situasi, risiko tersebut bisa mengakibatkan kehancuran organisasi tersebut.
Sehubungan dengan kenyataan tersebut semua orang (khususnya pengusaha) selalu harus
berusaha untuk menanggulanginya, artinya berupaya untuk meminimalkan ketidakpastian
(risiko), agar kerugian yang ditimbulkan dapat dihilangkan atau paling tidak diminimalkan.
Penanggulangan risiko tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara dan pengelolaan berbagai
cara penanggulangan risiko inilah yang disebut manajemen risiko.
Risiko
Istilah (risk) risiko memiliki berbagai definisi. Risiko dikaitkan dengan kemungkinan kejadian
atau keadaan yang dapat mengancam pencapaian tujuan dan sasaran organisasi. Vaughan (1978)
mengemukakan beberapa definisi risiko sebagai berikut :
1. Risk is the chance of loss (Risiko adalah kerugian). Chance of loss berhubungan dengan suatu
Exposure (keterbukaan) terhadap kemungkinan kerugian. Dalam ilmu statistik, chance
dipergunakan untuk menunjukkan tingkat probabilitas akan munculnya situasi tertentu. Sebagian
penulis menolak definisi ini karena terdapat perbedaan antara tingkat risiko dengan tingkat
kerugian. Dalam hal chance of loss 100%, berarti kerugian adalah pasti sehingga risiko tidak ada.
2. Risk is the possibility of loss (Risiko adalah kemungkinan kerugian). Istilah possibility berarti
bahwa probabilitas sesuatu peristiwa berada diantara nol dan satu. Namun, definisi ini kurang
cocok dipakai dalam analisis secara kuantitatif.
Dari berbagai definisi diatas, risiko dihubungkan dengan kemungkinan terjadinya akibat buruk
(kerugian) yang tidak diinginkan, atau tidak terduga. Dengan kata lain, kemungkinan itu sudah
menunjukkan adanya ketidakpastian. Atau juga bisa disebut ketidakpastian tentang kejadian di
masa depan. Sedangkan manajemen risiko adalah upaya-upaya dalam bentuk aturan maupun
tindakan yang ditujukan untuk mengoptimalkan (meminimalisir) risiko atas suatu portfolio
sesuai dengan Kebijakan Investasi masing-masing dana kelolaan. Penerapan sistem manajemen
risiko mengacu pada peraturan serta ketentuan yang tertuang dalam kebijakan perusahaan.
Tujuan Manajemen Risiko
a. Melindungi perusahaan dari risiko signifikan yang dapat menghambat pencapaian tujuan
perusahaan. b. Memberikan kerangka kerja manajemen risiko yang konsisten atas risiko yang
ada pada proses bisnis dan fungsi-fungsi dalam perusahaan. c. Mendorong menajemen untuk
bertindak proaktif mengurangi risiko kerugian, menjadikan pengelolaan risiko sebagai sumber
keunggulan bersaing, dan keunggulan kinerja perusahaan. d. Mendorong setiap insan perusahaan
untuk bertindak hati-hati dalam menghadapi risiko perusahaan, sebagai upaya untuk
memaksimalkan nilai perusahaan. e. Membangun kemampuan mensosialisasikan pemahaman
mengenai risiko dan pentingnya pengelolaan risiko. f. Meningkatkan kinerja perusahaan melalui
penyediaan informasi tingkat risiko yang dituangkan dalam peta risiko (risk map) yang berguna
bagi manajemen dalam pengembangan strategi dan perbaikan proses manajemen risiko secara
terus menerus dan berkesinambungan.
Klasifikasi Risiko :
1. Risiko strategic adalah risiko terjadinya serangkaian kondisi yang tidak terduga yang dapat
mengurangi kemampuan manajer untuk mengimplementasikan strateginya secara signifikan.
2. Risiko operasional adalah risiko yang timbul karena tidak berfungsinya sistem internal yang
berlaku, kesalahan manusia, atau kegagalan sistem. Sumber terjadinya risiko operasional paling
luas dibanding risiko lainnya yakni selain bersumber dari aktivitas di atas juga bersumber dari
kegiatan operasional dan  jasa, akuntansi, sistem tekhnologi informasi, sistem informasi
manajemen atau sistem pengelolaan sumber daya manusia.
3. Risiko Finansial adalah resiko yang diderita oleh investor sebagai akibat dari ketidakmampuan
emiten saham dan obligasi memenuhi kewajiban pembayaran deviden atau bunga atau bunga
serta pokok pinjaman. Risiko dapat dikategorikan ke dalam beberapa bentuk :
1. Risiko Spekulatif,
2. Risiko Murni,
3. Risiko Fundamental,
4. Risiko Particular
5. Risiko spekulatif 
 
Risiko spekulatif adalah suatu keadaan yang dihadapi perusahaan yang dapat memberikan
keuntungan dan juga dapat memberikan kerugian. Risiko spekulatif kadang-kadang dikenal pula
dengan istilah
risiko bisnis (business risk). Seseorang yang menginvestasikan dananya disuatu tempat
menghadapi dua kemungkinan. Kemungkinan pertama investasinya menguntungkan atau malah
investasinya merugikan. Risiko yang dihadapi seperti ini adalah risiko spekulatif. Risiko
spekulatif adalah suatu keadaan yang dihadapi yang dapat memberikan keuntungan dan juga
dapat menimbulkan kerugian.
Risiko murni
Risiko murni (pure risk) adalah sesuatu yang hanya dapat berakibat merugikan atau tidak terjadi
apa-apa dan tidak mungkin menguntungkan. Salah satu contoh adalah kebakaran, apabila
perusahaan menderita kebakaran,maka perusahaan tersebut akan menderita kerugian.
kemungkinan yang lain adalah tidak terjadi kebakaran. Dengan demikian, kebakaran hanya
menimbulkan kerugian, bukan menimbulkan keuntungan, kecuali ada kesengajaan untuk
membakar dengan maksud-maksud tertentu. Risiko murni adalah sesuatu yang hanya dapat
berakibat merugikan atau tidak terjadi apa-apa dan tidak mungkin menguntungkan. Salah satu
cara menghindarkan risiko murni adalah dengan asuransi. Dengan demikian besarnya kerugian
dapat diminimalkan. itu sebabnya risiko murni kadang dikenal dengan istilah risiko yang dapat
diasuransikan ( insurable risk ). Perbedaan utama antara risiko spekulatif dengan risiko murni
adalah kemungkinan untung ada atau tidak, untuk risiko spekulatif masih terdapat kemungkinan
untung sedangkan untuk risiko murni tidak dapat kemungkinan untung.
Risiko Fundamental
Risiko fundamental adalah suatu peristiwa yang baik sebab maupun akibat yang ditimbulkannya
bukan berasal dari individu dan dampaknya pada umumnya menimpa orang banyak dan biasanya
bersifat katastropal (dalam skala besar) seperti perang, inflasi, dll.
Risiko Particular
Risiko partikular adalah suatu risiko yang penyebabnya dilakukan oleh individu-individu dan
dampaknya terbatas, di mana kita dapat menunjuk individu/seseorang yang menyebabkannya.
Misalnya, kebakaran, pencurian, kecelakaan dll. Ketidakpastian dapat menimbulkan dua akibat
yang berbeda yaitu positif atau negative.
Manajemen Risiko dan Proses Manajemen Risko
Manajemen risiko adalah suatu proses mengidentifikasi, mengukur risiko, serta membentuk
strategi untuk mengelolanya melalui sumber daya yang tersedia.
Manajemen risiko bertujuan untuk mengelola risiko tersebut sehinga kita dapat memperoleh
hasil yang optimal. Manajemen risiko pada dasarnya dilakukan melalui proses-proses berikut ini
Identifikasi Risiko
Proses ini meliputi identifikasi risiko yang mungkin terjadi dalam suatu aktivitas usaha.
Identifikasi risiko secara akurat dan komplet sangatlah vital dalam manajemen risiko. Salah satu
aspek penting dalam identifikasi risiko adalah mendaftar risiko yang mungkin terjadi sebanyak
mungkin. Teknik-teknik yang dapat digunakan dalam identifikasi risiko antara lain:
a) Brainstorming
b) Survei
c) Wawancara
d) Informasi historis
e) Kelompok kerja, dll.
Berbagai tipe risiko utama diantaranya yaitu:  
A. Risiko Pasar
1) Interest Rate Risk: Risiko dimana pergerakan tingkat bunga berpengaruh negatif terhadap
pendapatan bersih bunga.
2) Foreign Exchange Risk: Risiko kerugian yang disebabkan oleh pergerakan negatif tingkat
pertukaran mata uang.
3) Commodity/ Equity Price Risk: Risiko kerugian yang disebabkan oleh pergerakan negatif
harga komoditi.
B. Risiko Likuiditas: Risiko dimana perusahaan tidak dapat memenuhi obligasi cash flow
dikarenakan ketidakmampuan perusahaan untuk melikuidasi aset, atau memperoleh pendapatan
yang cukup.
C. Risiko Mitra Kerja: Risiko kegagalan yang diakibatkan gagalnya mitra kerja untuk memenuhi
obligasi financial dan/ atau kontraktual dalam hal jangka waktu dan kondisi yang telah
disepakati.
D. Risiko Operasional: Risiko kegagalan yang disebabkan oleh gagalnya kebijakan, proses,
sistem, orang dan faktor eksternal lainnya.
 
E. Risiko Stratejik: Risiko yang berhubungan dengan rencana dan strategi bisnis perusahaan di
masa datang, meliputi risiko masuknya bisnis baru, perluasan proses produksi yang ada, merger
dan akuisisi, pemakaian metodologi dan cara baru untuk produksi, ketidakmampuan untuk
mengantisipasi/ bertindak terhadap pesaing, atau meningkatkan infrastruktur (misalnya: plant
feronikel, alumina, hydro power plant, IT dan networking).
F. Risiko Hukum: Risiko kegagalan yang diakibatkan oleh lawsuit, tidak adanya aturan/ hukum
penunjang dan kontrak yang tidak dapat dipaksakan.
G. Risiko Kepatuhan: Risiko kegagalan yang diakibatkan adanya penundaan, pelanggaran atau
non-conformity dengan aturan dan hukum eksternal/internal.
H. Risiko Reputasi: Risiko kerugian yang disebabkan oleh publikasi negatif berkaitan dengan
kegiatan bisnis perusahaan atau adanya persepsi negatif mengenai perusahaan.
I. Risiko Lingkungan: Risiko yang berhubungan dengan kegagalan dalam mengelola standar
minimum lingkungan, nilai masyarakat, kesehatan dan keselamatan manusia.
Ancaman dan kerentanan dari sistem serta pengelolaan dan tanggung  jawab operasi untuk
memberikan bantuan dalam penentuan secara keseluruhan.
Pada langkah ini lah biasanya metode hibrida dalam analisis resiko dilakukan.
g) Melakukan kalkulasi (penghitungan) dan analisis.
Terdapat dua macam analisis. Pertama,
across asset yaitu analisis yang bertujuan untuk menunjukkan aset-aset tertentu yang perlu
mendapat perlindungan paling utama. Kedua,
across risk yaitu analisis yang bertujuan untuk menunjukkan ancaman apa dan bagaimana yang
paling harus dijaga.
h) Controls
atau pengendalian, yaitu segala hal yang kemudian diterapkan untuk mencegah, mendeteksi, dan
meredakan ancaman serta memperbaiki sistem.
i) Melakukan analisis terhadai control  atau pengendalian. Ada dua metode yang dapat
dilakukan dalam menganalisis aksi kontrol ini, yaitu cost and benefit ratio dan risk or
control
3.Evaluasi Risiko
Proses yang biasa digunakan untuk menentukan manajemen risiko dengan membandingkan
tingkat risiko terhadap standar yang telah ditentukan, target tingkat risiko dan kriteria lainnya.
Tujuan Evaluasi :
 Mengetahui yang memiliki tingkat prioritas tertinggi hingga terendah
 Menentukan risiko mana yang ditindaklanjuti dengan Penanganan & risiko mana saja yang
hanya perlu dipantau Konsep Evaluasi Risiko :
 Konsisten dengan konteks yang telah ditetapkan
 Perlu tidaknya dilakukan analisis risiko lanjutan
 Risiko-risiko yang perlu mendapatkan penanganan
Prioritas dapat didasarkan pada level risiko atau hal lain seperti :
1. Kemungkinan suatu peristiwa tertentu.
2. Besarnya dampak penanganan tersebut terhadap konteks yang lebih luas.
4. Pengelolaan risiko
Jenis-jenis cara mengelola risiko:
a) Risk avoidance Yaitu memutuskan untuk tidak melakukan aktivitas yang mengandung risiko
sama sekali. Dalam memutuskan untuk melakukannya, maka harus dipertimbangkan potensial
keuntungan dan potensial kerugian yang dihasilkan oleh suatu aktivitas.
b) Risk reduction Risk reduction atau disebut juga risk mitigation yaitu merupakan metode yang
mengurangi kemungkinan terjadinya suatu risiko ataupun mengurangi dampak kerusakan yang
dihasilkan oleh suatu risiko.
c) Risk transfer Yaitu memindahkan risiko kepada pihak lain, umumnya melalui suatu kontrak
(asuransi) maupun hedging.
d) Risk deferral Dampak suatu risiko tidak selalu konstan. Risk deferral meliputi menunda aspek
suatu proyek hingga saat dimana probabilitas terjadinya risiko tersebut kecil.
e) Risk retention Walaupun risiko tertentu dapat dihilangkan dengan cara mengurnagi maupun
mentransfernya, namun beberapa risiko harus tetap diterima sebagai bagian penting dari
aktivitas.
5. Implementasi Manajemen Risiko
Setelah memilih respon yang akan digunakan untuk menangani risiko, maka saatnya untuk
mengimplementasikan metode yang telah direncanakan tersebut.
6. Monitoring Risiko
Mengidentifikasi, menganalisa dan merencanakan suatu risiko merupakan bagian penting dalam
perencanaan suatu proyek. Namun, manajemen risiko tidaklah berhenti sampai disana saja.
Praktek, pengalaman dan terjadinya kerugian akan membutuhkan suatu perubahan dalam
rencana dan keputusan mengenai penanganan suatu risiko. Sangatlah penting untuk selalu
memonitor proses dari awal mulai dari identifikasi risiko dan pengukuran risiko untuk
mengetahui keefektifan respon yang telah dipilih dan untuk mengidentifikasi adanya risiko yang
baru maupun berubah. Sehingga, ketika suatu risiko terjadi maka respon yang dipilih akan sesuai
dan diimplementasikan secara efektif.
Kesimpulan
Risiko ada dimana mana , bisa datang kapan saja, dan sulit dihindari. Jika risiko itu
menimpa suatu organisasi, maka organisasi tersebut bisa mengalami kerugaian yang signifikan.
Dalam beberapa situasi, risiko tersebut bisa mengakibatkan kehancuran organisasi tersebut.
Maka risiko perku di kelola dengan baik untuk meminimalisir risiko. Adapun proses manejemen
risiko adalah :
1. Identifikasi risiko
2. Analisa risiko
3. Pengelolaan risiko
4. Evaluasi Risiko
5. Implementasi risiko
6. Monotoring risiko Risiko sendiri memiliki berbagai definisi. Namun secara garis besar risiko
adalah berhubungan dengan ketidakpastian ini terjadi oleh karena kurang atau tidak tersedianya
cukup informasi tentang apa yang akan terjadi. Sesuatu yang tidak pasti (uncertain) dapat
berakibat menguntungkan atau merugikan. Menurut Wideman, ketidakpastian yang
menimbulkan kemungkinan menguntungkan dikenal dengan istilah peluang (Opportunity ),
sedangkan ketidakpastian yang menimbulkan akibat yang merugikan dikenal dengan istilah risiko
(Risk).
https://www.academia.edu/9860893/PROSES_MANAJEMEN_RISIKO

publikasi/artikel-dan-opini/diskusi-tentang-manajemen-resiko/

Anda mungkin juga menyukai