2 Q.88NZR00.023.1 Menyusun Rencana Kegiatan dan Anggaran Pengelolaan dan Pengembangan Harta
Benda Wakaf
3 Q.88NZR00.024.1 Membangun Kemitraan Pengelolaan dan Pengembangan Harta Benda Wakaf
Manajemen risiko pada proses organisasi agar dapat meningkatkan kemungkinan tercapainya sasaran
organisasi dan meningkatkan kemampuan untuk mengimplementasi mendekati potensinya.
Manajemen risiko juga akan mendorong manajemen lebih proaktif dan mampu mengidentifkasi
peluang dan ancaman pada setiap proses dalam organisasi dengan cara menghindari atau
mengurangi dampak risiko agar dapat meningkatkan kebermanfaatan di masyarakat dan negara.
Manajemen risiko memiliki peran penting dalam mewujudkan tata kelola lembaga melalui manajemen
risiko yang efektif, sehingga lembaga dapat meminimalkan risiko dan dampak
TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
Materi Pokok
a. Pengertian risiko
b. Komponen manajemen risiko
c. Jenis-jenis Risiko Pengelolaan & Pengembangan Harta Benda Wakaf
• Severity (Severitas) adalah besarnya tingkat kerugian yang ‘benar-benar’
atau real yang akan dialami. Severitas adalah pasangan dari probabilitas.
Severitas merupakan ukuran dari dampak atau outcome dari sebuah risk
event.
• Peril is the cause of the loss atau sesuatu yang menyebabkan timbulnya
kerugian. Ini berarti kesalahan dalam proses pengambilan keputusan
tertentu maka akan berdampak pada loss atau sebuah kerugian
Lingkungan Internal
Lingkungan internal adalah segala risiko yang kemungkinan terjadi di dalam internal nazhir. Di dalam komponen ini tidak
ada deteksi terhadap risiko yang terjadi antara nazhir dengan faktor luar seperti wakif dan shareholder lainnya.
Sekalipun kadang efek risiko internal ini juga berimbas pada hal tersebut.
Komponen lingkungan internal dalam manajemen risiko terkait dengan kedisiplinan karyawan, etika bekerja,
kompetensi karyawan, tingkat kesejahteraan karyawan dll.
Penentuan Sasaran
Penentuan sasaran maksudnya adalah pihak lembaga harus memasukkan sasaran risiko yang jelas yang akan
diselesaikan melalui sistem manajemen. Di dalamnya biasanya tercakup dua hal yaitu risiko yang muncul dari statemen
visi dan misi lembaga serta sasaran risiko yang datang dari kegiatan teknis atau operasional.
Komponen Manajemen Risiko
Identifikasi Peristiwa
Komponen manajemen risiko yang ketiga adalah Identifikasi peristiwa. Maksudnya lembaga harus memiliki data
detail hasil identifikasi peristiwa
Penilaian risiko
Memungkinkan sebuah organisasi untuk menilai kejadian atau keadaan dan kaitannya dengan pencapaian tujuan
organisasi. Manajemen perlu melakukan analisis mengenai dampak yang mungkin terjadi akibat risiko dengan 2
perspektif yaitu Likelihood (kecenderungan peluang) dan Impack/ konsekuensi (besaran dari realisasi risiko)
Tanggapan Risiko
Respon atau tanggapan risiko bisa dalam bentuk : Menghindari risiko (avoidance), Mengurangi risiko (reduction),
Memindahkan risiko (sharing) atau Menerima risiko (acceptance)
Komponen Manajemen Risiko
Aktivitas Pengendalian
Setelah diberikan tanggapan, selajutnya yaitu penyusunan prosedur dan kebijakan yang
membantu memastikan bahwa respon terhadap risiko yang dipilih memadai dan
terlaksana dengan baik. Aktivitas pengendalaian risiko ini antara lain :Pembuatan
kebijakan dan prosedur, Delegasi wewenang, Pengamanan kekayaan perusahaan,
Pemisahan fungsi, Supervisi
Pemantauan (Monitoring)
Monitoring
adalah komponen terakhir dalam manajemen risiko. Proses pemantauan
dilakukan secara terus menerus untuk memastikan setiap komponen lainnya berfungsi
sebagaimana mestinya. Hal penting yang perlu diperhatikan dalam proses monitoring
adalah pelaporan yang tidak lengkap atau berlebihan.
JENIS- JENIS RISIKO PENGELOLAAN &
PENGEMBANGAN HARTA BENDA WAKAF
Beberapa risiko yang dapat terjadi dalam pengelolaan dan pengembangan harta benda
wakaf, diantaranya:
1. Risiko penghimpunan harta benda wakaf; harta benda wakaf tidak bertambah
karena masyarakat menilai wakaf bukan sebagai kewajiban seperti halnya zakat.
2. Risiko reputasi; dalam wakaf aspek kepercayaan merupakan keniscayaan karena
sifatnya yang berkelanjutan, sehingga seorang nazhir harus bisa menjaga
kepercayaan publik umumnya dan wakif khususnya, agar semangat berwakaf tetap
hidup dalam masyarakat.
3. Risiko produktivitas aset wakaf; khususnya jika wakaf belum dikelola secara optimal
4. Risiko investasi; yang terjadi apabila nazhir kurang tepat dalam memilih instrumen
investasi sehingga dana wakaf berkurang.
BAB II
PELAKSANAAN DAN PEMBUATAN LAPORAN MANAJEMEN RISIKO
PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN HARTA BENDA WAKAF
KOMPETENSI: Peserta mampu melaksanakan manajemen risiko dan membuat
laporan pelaksanaan manajemen risiko.
Materi Pokok
a. Risk appetite
b. Jenis Manajemen Risiko
JENIS-JENIS MANAJEMEN RISIKO
Manajemen Risiko Operasional adalah manajemen risiko yang disasarkan pada terjadinya permasalahan-
permasalahan usaha yang muncul akibat faktor internal, seperti kinerja pegawai yang rendah, sumber daya yang
kurang berkualitas, terjadinya bencana, modal tidak sehat dan selainnya.
Pada umumnya cakupan sasaran untuk manajemen risiko operasional adalah faktor manusia, sistem, proses,
serta permasalahan eksternal tetapi yang tidak terkait dengan wakif melainkan muncul dengan sendirinya
seperti musibah. Ini yang menjadi bidang penyelesaian untuk manajemen risiko operasional.
MANAJEMEN HAZARD
Manajemen hazard adalah manajemen risiko yang fokusnya pada masalah yang potensial membuat lembaga
bangkrut. Ada tiga unsur yang diprioritaskan di dalam manajemen risiko hazard yaitu :masalah hukum, bahaya
fisik dan penurunan moral.
RISIKO PENGELOLAAN & PENGEMBANGAN SUKUK DAN MITIGASINYA
Risiko Mitigasi
1.Risiko Pasar. Risiko pasar merupakan risiko yang timbul dari instrumen investasi yang diperdagangkan di pasar Menjual disaat harga di pasar sekunder sedang baik atau hold to
sekunder (tradable). Risiko pasar sukuk terdiri dari: risiko tingkat suku bunga (interest rate risk), dan risiko nilai tukar maturity.
(foreighn exchange rate/currency risk)
2.Risiko Likuiditas. Risiko likuiditas merupakan risiko yang timbul, khususnya untuk sukuk yang diperjualbelikan di Investor dapat menjual melalui mitra distribusi atau bank dan
pasar sekunder, diakibatkan oleh pasar sekunder yang belum likuid dan belum terbentuk dengan baik. Pasar yang lembaga keuangan lainnya dengan mengikuti ketentuan dan
tidak liquid mengakibatkan investor kesulitan menjual sukuk dengan nilai yang wajar. Penilaian utama dari tingkat persyaratan yang berlaku.
likuiditas pasar adalah dengan melihat kepada perbedaan kuotasi harga (spread) antara harga penawaran (bid price)
dan harga permintaan (ask price) oleh dealer.
3.Risiko Operasional. Operational risk merupakan risiko yang timbul dalam kegiatan bisnis sebagai akibat dari Untuk Sukuk Pemerintah (Ritel) hamper tidak ada risiko karena
pengelolaan yang tidak tepat, atau karena sebab eksternal, terdiri dari : pembayaran pokok dan imbalan Sukuk dijamin penuh oleh
Risiko kegagalan pembayaran (default risk), merupakan risiko dimana penerbit sukuk tidak dapat memenuhi negara (berdasarkan UU No.19 tahun 2009)
kewajibannya untuk membayar nilai pokok sukuk. Tolok ukur risiko gagal bayar ini dapat mengacu kepada kualitas
rating dari penerbit sukuk yang telah dikeluarkan oleh lembaga rating. Semakin tinggi rating, maka risiko gagal
bayar juga semakin kecil.
Risiko pembayaran kupon (coupon payment risk), merupakan risiko dimana penerbit sukuk tidak dapat memenuhi
kewajiban pembayaran kupon kepada investor pada waktunya.
Risiko terkait aset (asset risk), aset yang menjadi dasar penerbitan sukuk (underlying asset) tak terlepas dari risiko.
Risiko tersebut antara lain rusak atau hilangnya aset, baik sebagian maupun keseluruhan. Untuk itu, penerbit
sukuk berkewajiban memelihara aset dan harus dapat menjamin bahwa underlying asset selalu dalam kondisi baik
dengan jumlah yang mencukupi.
RISIKO PENGELOLAAN & PENGEMBANGAN SUKUK DAN MITIGASINYA
Risiko Mitigasi
4.Risiko Hukum dan Peraturan. Dalam penerapan konsep-konsep syariah, seperti penyusunan struktur sukuk dan
penggunaan underlying asset, terdapat kemungkinan belum terakomodasi dalam ketentuan hukum yang berlaku,
sehingga suatu struktur tidak dapat diaplikasikan karena tidak selaras dengan peraturan tersebut.
5.Risiko Ketidaksesuaian Syariah. Risiko ketidaksesuaian syariah terjadi apabila sukuk yang diterbitkan tidak mengikuti
kaidah atau prinsip-prinsip syariah yang telah ditentukan dalam fatwa, baik oleh dewan syariah (sharia advisor)
maupun ahli-ahli syariah (sharia scholars). Kesesuaian dengan syariah dapat mencakup pada struktur sukuk yang
digunakan, dokumen hukum penerbitan sukuk, underlying asset yang digunakan, serta penggunaan dana hasil
penerbitan sukuk (proceeds).
LAPORAN MANAJEMEN RISIKO PENGELOLAAN & PENGEMBANGAN HARTA BENDA WAKAF
LAPORAN MANAJEMEN RISIKO PENGELOLAAN & PENGEMBANGAN HARTA BENDA WAKAF
1. Terkait dengan manajemen resiko, menurut anda, mana lebih baik dalam
•
mengelola wakaf uang? investasi pada produk riil atau pada instrumen
keuangan seperti CWLS?
2. Sebutkan jenis-jenis risiko dari pengelolaan dan pengembangan harta benda
wakaf, pada lembaga Anda!
3. Buat tabel laporan manajemen risiko pengelolaan dan pengembangan harta
benda wakaf!