2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas berkat dan rahmatnya
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah akuntansi internasional dengan bab “Manajemen
Risiko Keuangan”. Tujuan penulisan makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas akuntansi
internasional.
Penulis menyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak memiliki kekurangan
dari segi materi dan tata penulisan maupun yang lainnya. Maka, penulis sangat
mengharapkan krikik dan saran guna perbaikan untuk pembuatan makalah selanjutnya.
Demikianlah, sebagai pengantar kata dengan iringan serta harapan semoga tulisan
makalah ini dapat diterima dan bermanfaat bagi seluruh pembaca khususnya bagi
mahasiswa/i prodi akuntansi fakultas ekonomi dan bisnis untuk meningkatkan dan
pengembangan kemampuan kependidikan demi tercapainya pendidikan professional atas
selesainya makalah ini, maka kami mengucapkan terima kasih bagi segala pihak yang telah
terlibat dalam ikut membantu menyelesaikan makalah ini.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1. Sebagai pos tersendiri dalam kelompok aset, untuk seluruh periode penyesuaian bungan
apabila item yang dilindung nilai tersebut merupakan suatu aset.
2. Sebagai pos tersendiri dalam kelompok tersendiri dalam kelompok kewajiban, untuk
seluruh periode penyesuaian bunga apabila item yang dilindungi nilai tersebut
merupakan suatu kewajiban.
Pos tersendiri di atas disajikan setelah aset keuangan atau kewajiban keuangan. Jumlah yang
dicantumkan dalam pos tersendiri dikeluarkan dari neraca ketika aset atau kewajiban terkait
dihentikan pengakuannya.
2.9 Pengungkapan
Pengungkapan risiko merupakan salah satu faktor yang penting dalam pelaporan
keuangan perusahaan karena memuat informasi mengenai bagaimana manajemen mengelola
risiko serta bagaimana dampaknya terhadap kelangsungan hidup perusahaan. Secara umum,
pengungkapan risiko disajikan pada bagian Corporate Governance. Melalui pengungkapan
risiko dalam laporan tahunan, perusahaan menjadi lebih transparan dalam hal menyajikan
informasi kepada seluruh stakeholdernya.
Risiko selalu muncul dalam setiap aktivitas bisnis yang dijalankan oleh perusahaan.
Namun, semakin besar risiko yang dihadapi oleh suatu perusahaan maka semakin besar pula
tingkat return yang akan dicapai oleh perusahaan. Dalam meminimalisir risiko yang muncul,
perusahaan dihadapkan pada tuntutan akan kemampuan untuk dapat mengelola risiko
sehingga dapat menghindari kerugian yang mungkin terjadi. Salah satu aspek terpenting bagi
perusahaan yang melakukan manajemen risiko adalah pengungkapan risiko perusahaan
(Mubarok & Rohman, 2013). Munculnya isu mengenai pengungkapan risiko perusahaan
mulai menjadi perhatian dunia bisnis manakala ICAEW (Institute of Chartered Accountants
in England and Wales) mempublikasikan sebuah makalah diskusi yang berjudul “Financial
Reporting of Risk – Proposals for a Statement of business Risk” pada tahun 1998. ICAEW
mengusulkan kepada perusahaan untuk mengungkapkan informasi mengenai risiko bisnisnya
melalui laporan tahunan agar dapat membantu para stakeholder perusahaan dalam proses
pengambilan keputusan (Linsley & Shrives, 2006). Menurut ICAEW, ketiadaan informasi
yang berkaitan dengan risiko perusahaan akan mengurangi tingkat akuntabilitas laporan
tahunan perusahaan. Hal ini nantinya akan berdampak pada para stakeholder perusahaan
dalam melakukan pertimbangan yang berkaitan dengan meramalkan situasi kedepan yang
akan dihadapi oleh perusahaan. Selain itu, menurut (Solomon, Solomon, Norton, & Joseph,
2000),disampaikan bahwa para investor menunjukkan permintaan yang cukup kuat akan
pengungkapan risiko perusahaan dalam hal membantu para investor untuk meningkatkan
keputusan investasi yang mereka lakukan. Tersedianya pengungkapan risiko dapat membantu
para investor dalam proses pengambilan keputusan investasi melalui evaluasi informasi yang
telah diungkapkan perusahaan dalam hal tingkatan-tingkatan risiko yang dihadapi oleh
perusahaan (Mubarok & Rohman, 2013).
Pentingnya pengungkapan risiko perusahaan, membuat para regulator di Indonesia
mengeluarkan dan menetapkan beberapa aturan yang mensyaratkan pengungkapan informasi
mengenai risiko yang dilaporkan perusahaan dalam laporan tahunan. Sebagaimana diatur
dalam PSAK Nomor 60 (Revisi 2014) tentang Instrumen Keuangan : Pengungkapan yang
diadopsi dari IFRS Nomor 7 tentang Financial Instrument : Disclosures. Ketentuan ini
berlaku bagi seluruh entitas. Secara garis besar, ketentuan ini mewajibkan entitas untuk
menyampaikan informasi yang dibutuhkan oleh para stakeholder untuk mengevaluasi
pengaruh signifikan instrumen keuangan dimaksud terhadap kinerja keuangan perusahaan
serta risiko yang muncul dari instrumen keuangan tersebut dan bagaimana sebuah entitas
melakukan manajemen risiko. Setiap entitas diharuskan mengungkapkan informasi baik
bersifat kualitatif maupun kuantitatif sehingga para pengguna informasi memperoleh
gambaran yang menyeluruh mengenai sifat dan cakupan risiko (Wibowo & Probohudono,
2017).
CONTOH SOAL
Pada saat yang sama, BPK telah menyalakan sinyal lampu kuning dan menyebutkan
bahwa PT Asuransi Jiwasraya berpotensi menghadapi risiko gagal bayar atas transaksi
investasi pembelian surat utang jangka menengah atau medium term note (MTN) PT Hanson
International. BPK mempertanyakan kebijakan manajemen yang menjadikan perusahaan
sebagai investor terbesar yaitu 97,14 persen di instrumen investasi tersebut dengan
melakukan penempatan saham sebesar Rp 680 miliar. Padahal BPK menilai bahwa PT
Hanson International merupakan perusahaan yang tidak berkinerja baik. Berdasarkan laporan
laba-rugi perusahaan, pendapatan dan laba bersih perusahaan relatif tidak besar, bahkan
merugi cukup besar pada tahun 2013.
Audit BPK yang dirilis pada Juli 2016 menemukan 16 masalah yang terkait dengan
pengelolaan bisnis asuransi, investasi, pendapatan, dan biaya operasional PT Asuransi
Jiwasraya sepanjang 2014-2015. BPK menyebutkan nilai pendapatan dari penyewaan aset
properti milik PT Asuransi Jiwasraya tidak signifikan dibandingkan dengan nilai asetnya.
Setidaknya 471 penyewa pernah menunggak pembayaran. Nilai sewanya tidak wajar bila
dibandingkan dengan nilai aset dan harga sewa setempat.
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN
3.1 Simpulan
1. Manajemen Risiko keuangan atau istilahnya financial risk adalah segala sesuatu bentuk
keputusan yang berkaitan dengan keuangan yang menimbulkan kerugian.
2. Tujuan utama dari manajemen risiko keuangan adalah untuk meminimalkan
potensikerugian yang timbul dari perubahan tak terduga dalam harga mata uang, kredit,
komoditas dan ekuitas. Risiko volalitas harga yang dihadapi ini disebut sebagai risiko
pasar.
3. Pentingnya manajemen risiko keuangan adalah pertumbuhan jasa manajemen risiko yang
cepat menunjukan bahwa manajemen dapatmeningkatkan nilai perusahaan dengan
mengendalikan risiko keuangan dan adanya harapan besar dari investor pihak-pihak
berkepentingan lainnya, agar manajer keuangan mampu mengidentifikasi dan mengelola
risiko pasar yang dihadapi secara aktif.
4. Proses manajemen risiko keuangan antara lain: mengidentifikasi risiko, penilaian risiko,
pengelompokkan risiko, pengukuran risiko, konsolidasi risiko, pengembangan solusi atas
risiko.
5. Peran akuntansi dalam manajemen risiko antara lain:
a. Membantu mengidentifikasikan eksposur pasa
b. Mengkuantifikasi keseimbangan yang terkait dengan strategi respons risikoalternatif
c. Perancangan strategi perlindungan yang memadai, dan
d. Mencatat produk lindung nilai tertentu
e. Mengevaluasi efektivitas program lindung nilai
6. Lindung nilai atas asset dan kewajiban gang diukur dengan nilai wajar untuk melindungi
suatu asset atau kewajiban yaitu dapat diukur dengan basis cost atau amortized cost atau
tidak diakui sama sekali, perlakuan akuntansi dengan basis pengukuran yang berbeda
untuk instrumen hedging dan item yang dilindunginya semacan ini tidak akan
mencerminkan posisi keuangan dan kinerja keuangan entitas sebagaimana mestinya.
7. Lindung nilai atas investasi sebagai sebuah investasi yang diperagakan khususnya untuk
mengurangi atau menghapuskan risiko pada sebuah investasi lain.
8. Spekulasi dalam mata uang asing adalah usaha mendapatkan keuntungan dari berdagang
berdasarkan harapan perubahan harga mendatang.
9. Pengungkapan risiko merupakan salah satu faktor yang penting dalam pelaporan
keuangan perusahaan karena memuat informasi mengenai bagaimana manajemen
mengelola risiko serta bagaimana dampaknya terhadap kelangsungan hidup perusahaan.
Secara umum, pengungkapan risiko disajikan pada bagian Corporate Governance.