Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH AKUNTANSI INTERNASIONAL

“Manajemen Risiko Keuangan”

Disusun Oleh: Kelompok 5

1. Novita Nur Hayati 181600009


2. Novy Duwi Lestari 181600034
3. Ulil Afis Sunani 181600039
4. Asri Mawalidah 181600053
5. Rizky Maya Faradhilah 181600072
6. Aulia Dwi Ramadhani 181600088
7. Abang Muhamad Irvan Kumaini 181600100
8. Dani Hermawan 181600153

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PGRI ADI BUANA SURABAYA

2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas berkat dan rahmatnya
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah akuntansi internasional dengan bab “Manajemen
Risiko Keuangan”. Tujuan penulisan makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas akuntansi
internasional.

Penulis menyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak memiliki kekurangan
dari segi materi dan tata penulisan maupun yang lainnya. Maka, penulis sangat
mengharapkan krikik dan saran guna perbaikan untuk pembuatan makalah selanjutnya.

Demikianlah, sebagai pengantar kata dengan iringan serta harapan semoga tulisan
makalah ini dapat diterima dan bermanfaat bagi seluruh pembaca khususnya bagi
mahasiswa/i prodi akuntansi fakultas ekonomi dan bisnis untuk meningkatkan dan
pengembangan kemampuan kependidikan demi tercapainya pendidikan professional atas
selesainya makalah ini, maka kami mengucapkan terima kasih bagi segala pihak yang telah
terlibat dalam ikut membantu menyelesaikan makalah ini.

Surabaya, 26 Juni 2022

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan perekonomian yang tidak menentu dan sulit diramalkan saat ini sangat
berpengaruh terhadap dunia usaha yang ada di indonesia. Hal ini dapat dilihat dengan
semakin meningkatnya tingkat persaingan yang kompetitif diantara perusahaan yang beragam
bentuk usahanya. Kondisi ini juga yang menuntut untuk perusahaan agar tetap berusaha
bertahan dan mengembangkan semaksimal mungkin usahanya agar berkembang. Perusahaan
yang kuat akan bertahan hidup, sebaliknya perusahaan yang tidak mampu bersaing
kemungkinan akan dilikuidasi atau mengalami kebangkrutan. Manajemen risiko merupakan
proses terstruktur dan sistematis dalam mengidentifikasi, mengukur, memetakan,
mengembangkan alternative penanganan resiko, memonitor dan mengendalikan penanganan
resiko. Manajemen resiko dalam operasional perusahaan meliputi identifikasi resiko,
pengukuran dan penilaian dan tujuannya adalah untuk meminimalkan efek negatif risiko
terhadap hasil keuangan perusahaan. Penerapan manajemen risiko tersebut akan memberikan
manfaat, baik kepada perusahaan. Penerapan manajemen risiko dapat meningkatkan dan
memberikan gambaran kepada pengelola perusahaan mengenai kemungkinan kerugian
perusahaan di masa datang, meningkatkan metode dan proses pengambilan keputusan yang
sistematis yang didasarkan atas ketersediaan informasi, yang digunakan sebagai dasar
pengukuran yang lebih akurat mengenai kinerja perusahaan, untuk menilai risiko yang
melekat pada kegiatan usaha yang relative kompleks serta menciptakan manajemen resiko
yang kokoh dalam rangka meningkatkan daya saing perusahaan. Bagi otoritas perusahaan,
penerapan manajemen resiko akan mempermudah penilaian terhadap kemungkinan kerugian
yang dihadapi perusahaan yang dapat mempengaruhi keuntungan perusahaan dan sebagai
salah satu dasar penilaian dalam menetapkan strategi dan fokus perusahaan.
Sasaran dari pelaksanaan manajemen risiko adalah untuk mengurangi risiko yang
berbeda-beda yang berkaitan dengan bidang yang telah dipilih pada tingkat yang dapat
diterima oleh masyarakat. Di sisi lain pelaksanaan manajemen risiko melibatkan segala cara
yang tersedia bagi manusia, khususnya, bagi entitas manajemen risiko.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah manajemen risiko keuangan ?
2. Apakah tujuan manajemen risiko keuangan ?
3. Bagaimanakah proses manajemen risiko keuangan ?
4. Apakah peran akuntansi dalam manajemen risiko keuangan ?
5. Bagaimanakah lindung nilai atas asset dan kewajiban ?
6. Bagaimanakah lindung nilai investasi ?
7. Bagaimanakah spekulasi dalam mata uang asing ?
8. Bagaimanakah pengungkapan manajemen risiko keuangan ?

1.3 Tujuan Makalah


1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah akuntansi internasional.
2. Untuk mengetahui manjemen risiko keuangan.
3. Untuk mengetahui tujuan manajemen risiko keuangan.
4. Untuk mengetahui proses manajemen keuangan.
5. Untuk mengetahui peran akuntansi dalam manajemen risiko keuangan.
6. Untuk mengetahui lindung nilai atas asset dan kewajiban.
7. Untuk mengetahui lindung nilai investasi.
8. Untuk mengetahui spekulasi dalam mata uang asing.
9. Untuk mengetahui pengungkapan manajemen risiko keuangan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Manajemen Risiko Keuangan
Manajemen risiko merupakan uatu usaha untuk mengetahui, menganalisis serta
mengendalikan risiko dalam setiap kegiatan perusahaan dengan tujuan untuk memperoleh
efektifitas dan efisiensi yang lebih tinggi(Darmawi,2014). Risiko keuangan atau
istilahnya financial risk adalah segala sesuatu bentuk keputusan yang berkaitan dengan
keuangan yang menimbulkan kerugian. Risiko ini sangat berkaitan dan berpengaruh pada
transaksi neraca, kewajiban kontrak kerja, jatuh tempo pembayaran hutang, risiko likuiditas
perusahaan dan hal yang mengurangi fleksibilitas keuangan. Identifikasi pengelolaan risiko
ini biasa kita kenal manajemen risiko yang tidka hanya mengidentifikasi tetapi juga
menganalisa respon risiko secara formal, konsisten dan komprehensif untuk merasakan
manfaaatnya.

2.2 Tujuan Manajemen Risiko Keuangan


Tujuan utama dari manajemen risiko keuangan adalah untuk meminimalkan potensikerugian
yang timbul dari perubahan tak terduga dalam harga mata uang, kredit, komoditas dan
ekuitas. Risiko volalitas harga yang dihadapi ini disebut sebagai risiko pasar. Terdapat
beberapa bentuk risiko pasar, antara lain:
1. Risiko likuiditas yaitu risiko yang timbul karena tidak semua produk
manajemen risiko keuangan dapat diperdagangkan secara beba pasar yang tidak
likuidini misalnya seperti real estate dan saham dengan kapitalisasi kecil.
2. Diskonto pasar yang mengacu pada risiko bahwa pasar tidak selalu menimbulkan
perubahan harga secara bertahap. Contohnya adalah kejatuhan pasar saham pada tahun
2000.
3. Risiko kredit, merupakan kemungkinan bahwa pihak pesaing dalam kontrak manajemen
risiko tidak dapat memenuhi kewajibannya. Contohnya adalah pihak pesaing yang
menyepakati penukaran euro (Prancis) menjadi dollar (Kanada) mubgkin gagal untuk
menyerahkan dollar pada tanggal yang telah dijanjikan.
4. Risiko regulasi, merupakan risiko yang timbul karena pihak otoritas public melarang
penggunaan suatu produk keuangan untuk tujuan tertentu. Contohnya adalah bursa efek
Kuala Lumpur Malaysia tidak mengizinkan penggunaan short salles sebagai alat lindung
nilai terhadap penurunan harga ekuitas.
5. Risiko pajak, merupakan risiko bahwa transaksi lindung nilai tertentu tidak dapat
memperoleh perlakuan pajak yang diinginkan. Contohnya adalah perlakuan kerugian
valuta asing sebagai keuntungan modal ketika laba biasa lebih disukai.
Risiko akuntansi, merupakan peluang bahwa suatu transaksi lindung nilai tidak dapat dicatat
sebagai bagian dari transaksi yang hendak dilindung nilai. Contohnya adalah ketika
keuntungan atas lindung nilai terhadap komitmen pembelian diperlakukan sebagai laba lain-
lain dan bukan sebagai pengurangan biaya pembelian.

2.3 Pentingnya Manajemen Risiko Keuangan


Manajemen resiko adalah suatu pendekatan terstruktur/metodologi dalam
mengelolaketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman, suatu rangkaian aktifitas manusia
termasuk penilaian risiko, pengembangan strategi untuk mengelolanya dan mitigasi risiko
denganmenggunakan pemberdayaan/pengelolaan sumberdaya. Strategi yang dapat diambil
antaralain adalah memindahkan risiko kepada pihak lain, menghindari risiko, mengurangi
efek negatif risiko, dan menampung sebagian atau semua konsekuensi risiko tertentu.
Pentingnya Manajemen Risiko Keuangan:
1. Pertumbuhan jasa manajemen risiko yang cepat menunjukan bahwa manajemen
dapatmeningkatkan nilai perusahaan dengan mengendalikan risiko keuangan.
2. Adanya harapan besar dari investor pihak-pihak berkepentingan lainnya, agar manajer
keuangan mampu mengidentifikasi dan mengelola risiko pasar yang dihadapi secara
aktif.

2.4 Proses Manajemen Risiko Keuangan


Menurut Thomas Kaiser terdapat enam tahapan dalam proses manajemen risiko
keuangan, antara lain:
1. Mengidentifikasi risiko, yaitu proses identifikasi dari informasi yang diperoleh.
2. Penilaian risiko merupakan proses penilaian atas sifat dasar atas keseriusan dari setiap
risiko dan kemungkinan terjadi.
3. Pengelompokan risiko, metipakan proses menempatkan seleuruh risiko yang telah
diidentifikasi dan nilai dalam kelompok-kelompok yang terpisah. Setiap kelompok terdiri
dari risiko yang diperkirakan mempunyai kesempatan/peluang yang sama dalam hal
terjadinya dan tingkat pengaruhnya yang merugikan pada organisasi, apabila peristiwa
tersebut benar-benar terjadi.
4. Pengukuran risiko, yaitu proses mengukur risiko ke dalam ketentuan-ketentuan moneter
dengan membuat catatan atas jumlah dari risiko maupun kemungkinan terjadinya risiko
tersebut.
5. Mengkonsolidasikan risiko, yaitu proses mengkombinasikan seluruh risiko yang telah
diidentifikasikan yang diujur pada masing-masing operasi internasional. Proses ini
dilakukan oleh perusahaan multinasional.
6. Pengembangan solusi atas risiko, yautu proses dilakukan berdasarkan pengelompokan
risiko yang telah dilakukan pada tahap ketiga. Hal tersebut meliputi penegmbangan
solusi yang telah dilakukan oleh perusahaan multinasional dalam menghadapi
permasalahan yang dihadapinya.

2.5 Peran Akuntansi dalam Manajemen Risiko Keuangan


Akuntansi manajemen memainkan peran yang penting dalam proses risiko manajemen.
Mereka membantu dalam mengidentifikasikan eksposur pasar, mengkuantifikasi
keseimbangan yang terkait dengan strategi respons risiko alternative, mengukur potensi yang
dihadapi perusahaan terhadap risiko tertentu, mencatat produk lindung nilai tertentu dan
mengevaluasi program lindung nilai.
Kerangka dasar yang bermanfaat untuk mengidentifikasi berbagai jenis risiko market
berpotensi dapat disebut sebagai pemetaan risiko. Kerangka ini diawali dengan pengamatan
atas hubungan berbagai risiko pasar terhadap pemicu nilai suatu perusahaan dan pesaingnya.
Pemicu nilai mengacu pada kondisi keuangan dan pos-pos kinerja operasi keuangan utama
yang mempengaruhi nilai suatu perusahaan. Risiko pasar mencakup risiko kurs valuta asing
dan suku bunga, serta risiko harga komoditas dan ekuitas. Mata uang Negara sumber
pembelian mengalami penurunan nilai relative terhadap mata uang Negara domnestik, maka
perubahan ini dapat menyebabkan pesaing domestic mampu menjual dengan harga yang
lebih rendah, ini disebut sebagai risiko kompetitif mata uang yang dihadapi. Akuntan
manajemen harus memasukkan suatu fungsi demikian probabilitas yang terkait dengan
serangkaian hasil keluaran masing-masing pemicu nilai. Peran lain yang dimainkan oleh para
akuntan dalam proses manajemen resiko meliputi proses kuantifikasi penyeimbangan yang
berkaitan dengan alternative strategi respon risiko. Risiko kurs valuta asing adalah salah satu
bentuk risiko yang paling umum dan akan dihadapi oleh perusahaan multinasional. Di dalam
dunia kurs mengambang, manajemen risiko mencakup:
1. Antisipasi pergerakan kurs
2. Pengukuran risiko kurs valuta asing yang dihadapi perusahaan,
3. Perancangan strategi perlindungan yang memadai, dan
4. Pembuatan pengendalian manajemen risiko internal. Manajer keuangan harus memiliki
informasi mengenai kemungkinan arah, waktu, dan magnitude perubahan kurs dan dapat
menyusun ukuran-ukuran defensive memadai dengan lebih efisien dan efektif.
Peranan akuntan manajemen dalam proses risiko keuangan yaitu:
1. Membantu mengidentifikasikan eksposur pasa
2. Mengkuantifikasi keseimbangan yang terkait dengan strategi respons risikoalternatif
3. Mengukur potensi yang dihadapi perusahaan terhadap risikotertentu
4. Mencatat produk lindung nilai tertentu
5. Mengevaluasi efektivitas program lindung nilai

2.6 Lindung Nilai Atas Asset dan Kewajiban


Lindung nilai atas asset dan kewajiban gang diukur dengan nilai wajar untuk melindungi
suatu asset atau kewajiban yaitu dapat diukur dengan basis cost atau amortized cost atau tidak
diakui sama sekali, perlakuan akuntansi dengan basis pengukuran yang berbeda untuk
instrumen hedging dan item yang dilindunginya semacan ini tidak akan mencerminkan posisi
keuangan dan kinerja keuangan entitas sebagaimana mestinya. Ketentuan dalam menyajikan
keuntungan dan kerugian yang dapat di distribusikan pada item yanng dilindungi nilai dengan
salah satu cara berikut ini :

1. Sebagai pos tersendiri dalam kelompok aset, untuk seluruh periode penyesuaian bungan
apabila item yang dilindung nilai tersebut merupakan suatu aset.
2. Sebagai pos tersendiri dalam kelompok tersendiri dalam kelompok kewajiban, untuk
seluruh periode penyesuaian bunga apabila item yang dilindungi nilai tersebut
merupakan suatu kewajiban.

Pos tersendiri di atas disajikan setelah aset keuangan atau kewajiban keuangan. Jumlah yang
dicantumkan dalam pos tersendiri dikeluarkan dari neraca ketika aset atau kewajiban terkait
dihentikan pengakuannya.

2.7 Lindung Nilai Investasi


Lindung nilai atau dalam bahasa Inggris dinamakan hedge dalam dunia keuangan bisa
diartikan sebagai sebuah investasi yang diperagakan khususnya untuk mengurangi atau
menghapuskan risiko pada sebuah investasi lain. Lindung nilai adalah sebuah strategi yang
diciptakan untuk mengurangi timbulnya risiko usaha dagang/jasa yang tidak terduga, di
samping tetap dimungkinkannya mendapatkan keuntungan dari invetasi tersebut. Seorang
hedger atau pelaku lindung nilai biasanya akan memperagakan investasi pada sebuah
sekuritas yang diyakininya memiliki harga di bawah nilai pasar yang seharusnya dan
menggabungkannya dengan sekuritas lainnya yang mengadakan komunikasi dengan sekuritas
tersebut. Holbrook Working, seorang perintis teori lindung nilai menyebut teori ini dengan
istilah "speculation in the basis" (spekulasi dasar), di mana dasarnya adalah perbedaan selang
nilai teoritis lindung nilai dengan nilai pasar sesungguhnya. Dalam penerapan strategi
hedging untuk membatasi resiko kerugian terhadap nilai sebuah instrumen, jenis-jenis
hedging adalah:
1. Kontrak Serah (forward contract)
Jenis pertama dari hedging adalah kontrak serah yang mengacu pada kesepakatan dua
pihak untuk melakukan transaksi di tanggal dan harga sesuai perjanjian. Tujuan kontrak
ini adalah mengurangi terjadinya perubahan nilai terhadap suatu aset atau komoditas.
Dengan adanya kontrak ini, perubahan nilai di pasar tidak akan mempengaruhi isi
perjanjian. Oleh karena itu, keuntungan penggunaan kontrak serah pada hedging adalah
menghindari kerugian dari adanya perubahan, seperti kurs mata uang.
2. Kontrak Berjangka (futures contract)
Jenis berikutnya dari hedging adalah kontrak berjangka untuk memperoleh kesepakatan
harga sebelum terjadinya transaksi jual-beli. Biasanya, kontrak ini terjadi antara dua
pihak pada bursa berjangka. Dalam kesepakatan kontrak, kedua belah pihak telah
menyetujui harga untuk pembelian sebuah instrumen atau aset di masa depan. Sehingga,
penurunan atau kenaikan nilai dari instrumen tersebut di masa mendatang tidak akan
mempengaruhi harga kesepakatan.
3. Pasar Uang (money market)
Pasar uang merujuk pada lokasi transaksi jual-beli jangka pendek yang jatuh tempo
dalam waktu tidak lebih dari satu tahun. Di sini, ada beragam strategi hedging yang bisa
diterapkan untuk melindungi nilai sebuah instrumen. Salah satu yang sering digunakan
adalah covered call untuk ekuitas.

2.8 Spekulasi dalam Mata Uang Asing


Spekulasi adalah usaha mendapatkan keuntungan dari berdagang berdasarkan harapan
perubahan harga mendatang. Di pasar valas spekulan mengambil
posisiterbuka(tidakterlindung/hedge) dalam suatu valuta asing dan menutup posisi itu setelah
nilai tukar bergerak menuju arah yang diharapkan. Spekulasi dapat dilakukan di pasar
Spot,Forward,dan Opsi. Contoh:Hands Schmidt adalah spekulan mata uang di
Zurich,Swiss,yang memiliki $100.000 untuk spekulasi Asumsi nilai FrancSwiss:

 Nilai tukar Spot:$0,5851/SF


 Nilai tukar forward 6 bulan:$0,5760/SF

2.9 Pengungkapan
Pengungkapan risiko merupakan salah satu faktor yang penting dalam pelaporan
keuangan perusahaan karena memuat informasi mengenai bagaimana manajemen mengelola
risiko serta bagaimana dampaknya terhadap kelangsungan hidup perusahaan. Secara umum,
pengungkapan risiko disajikan pada bagian Corporate Governance. Melalui pengungkapan
risiko dalam laporan tahunan, perusahaan menjadi lebih transparan dalam hal menyajikan
informasi kepada seluruh stakeholdernya.
Risiko selalu muncul dalam setiap aktivitas bisnis yang dijalankan oleh perusahaan.
Namun, semakin besar risiko yang dihadapi oleh suatu perusahaan maka semakin besar pula
tingkat return yang akan dicapai oleh perusahaan. Dalam meminimalisir risiko yang muncul,
perusahaan dihadapkan pada tuntutan akan kemampuan untuk dapat mengelola risiko
sehingga dapat menghindari kerugian yang mungkin terjadi. Salah satu aspek terpenting bagi
perusahaan yang melakukan manajemen risiko adalah pengungkapan risiko perusahaan
(Mubarok & Rohman, 2013). Munculnya isu mengenai pengungkapan risiko perusahaan
mulai menjadi perhatian dunia bisnis manakala ICAEW (Institute of Chartered Accountants
in England and Wales) mempublikasikan sebuah makalah diskusi yang berjudul “Financial
Reporting of Risk – Proposals for a Statement of business Risk” pada tahun 1998. ICAEW
mengusulkan kepada perusahaan untuk mengungkapkan informasi mengenai risiko bisnisnya
melalui laporan tahunan agar dapat membantu para stakeholder perusahaan dalam proses
pengambilan keputusan (Linsley & Shrives, 2006). Menurut ICAEW, ketiadaan informasi
yang berkaitan dengan risiko perusahaan akan mengurangi tingkat akuntabilitas laporan
tahunan perusahaan. Hal ini nantinya akan berdampak pada para stakeholder perusahaan
dalam melakukan pertimbangan yang berkaitan dengan meramalkan situasi kedepan yang
akan dihadapi oleh perusahaan. Selain itu, menurut (Solomon, Solomon, Norton, & Joseph,
2000),disampaikan bahwa para investor menunjukkan permintaan yang cukup kuat akan
pengungkapan risiko perusahaan dalam hal membantu para investor untuk meningkatkan
keputusan investasi yang mereka lakukan. Tersedianya pengungkapan risiko dapat membantu
para investor dalam proses pengambilan keputusan investasi melalui evaluasi informasi yang
telah diungkapkan perusahaan dalam hal tingkatan-tingkatan risiko yang dihadapi oleh
perusahaan (Mubarok & Rohman, 2013).
Pentingnya pengungkapan risiko perusahaan, membuat para regulator di Indonesia
mengeluarkan dan menetapkan beberapa aturan yang mensyaratkan pengungkapan informasi
mengenai risiko yang dilaporkan perusahaan dalam laporan tahunan. Sebagaimana diatur
dalam PSAK Nomor 60 (Revisi 2014) tentang Instrumen Keuangan : Pengungkapan yang
diadopsi dari IFRS Nomor 7 tentang Financial Instrument : Disclosures. Ketentuan ini
berlaku bagi seluruh entitas. Secara garis besar, ketentuan ini mewajibkan entitas untuk
menyampaikan informasi yang dibutuhkan oleh para stakeholder untuk mengevaluasi
pengaruh signifikan instrumen keuangan dimaksud terhadap kinerja keuangan perusahaan
serta risiko yang muncul dari instrumen keuangan tersebut dan bagaimana sebuah entitas
melakukan manajemen risiko. Setiap entitas diharuskan mengungkapkan informasi baik
bersifat kualitatif maupun kuantitatif sehingga para pengguna informasi memperoleh
gambaran yang menyeluruh mengenai sifat dan cakupan risiko (Wibowo & Probohudono,
2017).

Beberapa faktor diindikasikan dapat berpengaruh terhadap tingkat financial risk


disclosure perusahaan. Diantara beberapa faktor tersebut diantaranya adalah profitabilitas,
leverage, ukuran perusahaan, tipe industri dan konsentrasi kepemilikan. Ukuran perusahaan
menggambarkan besar kecilnya perusahaan yang ditunjukkan oleh total aktiva, jumlah
penjualan, rata-rata total penjualan dan rata-rata total aktiva. Menurut (Amran, Manaf, & Bin,
2009), semakin besar ukuran perusahaan, semakin meningkat jumlah stakeholder yang
terlibat didalam perusahaan. Berdasarkan teori stakeholder, dengan peningkatan keterlibatan
jumlah stakeholder, maka kewajiban pengungkapan menjadi lebih besar untuk memenuhi
kebutuhan stakeholder.

CONTOH SOAL

KASUS GAGAL BAYAR KLAIM NASABAH PT ASURANSI JIWASRAYA

Gonjang-ganjing PT Asuransi Jiwasraya kembali mencuat pada awal Februari 2019.


Perusahaan yang berdiri sejak zaman kolonial Belanda dan memiliki sekitar tujuh juta
nasabah ini harus menunda pembayaran klaim asuransi dari nasabah JS Saving Plan mereka
senilai Rp 802 miliar.
Temuan Badan Pemeriksa Keuangan. Tiga tahun lalu, BPK telah mengungkap potensi
terjadinya hal di atas. Dalam laporan hasil pemeriksaan dengan tujuan tertentu atas
pengelolaan bisnis asuransi, investasi, pendapatan, dan biaya operasional 2014 - 2015,
terdapat banyak temuan, antara lain:

 Pengelolaan dan pengawasan properti investasi PT Asuransi Jiwasraya tidak sesuai


dengan ketentuan dan tidak memberikan kontribusi pendapatan yang optimal;
 pengelolaan dan pengawasan atas aset lain pun dinilai tidak mengikuti kaidah;
 kerja sama sewa lahan tahun 2001 yang belum memperhitungkan penyerahan lahan
fasilitas sosial dan umum serta kurang memadai;
 adanya denda yang belum dipungut sebesar Rp 211 juta lebih.

Pada saat yang sama, BPK telah menyalakan sinyal lampu kuning dan menyebutkan
bahwa PT Asuransi Jiwasraya berpotensi menghadapi risiko gagal bayar atas transaksi
investasi pembelian surat utang jangka menengah atau medium term note (MTN) PT Hanson
International. BPK mempertanyakan kebijakan manajemen yang menjadikan perusahaan
sebagai investor terbesar yaitu 97,14 persen di instrumen investasi tersebut dengan
melakukan penempatan saham sebesar Rp 680 miliar. Padahal BPK menilai bahwa PT
Hanson International merupakan perusahaan yang tidak berkinerja baik. Berdasarkan laporan
laba-rugi perusahaan, pendapatan dan laba bersih perusahaan relatif tidak besar, bahkan
merugi cukup besar pada tahun 2013.
Audit BPK yang dirilis pada Juli 2016 menemukan 16 masalah yang terkait dengan
pengelolaan bisnis asuransi, investasi, pendapatan, dan biaya operasional PT Asuransi
Jiwasraya sepanjang 2014-2015. BPK menyebutkan nilai pendapatan dari penyewaan aset
properti milik PT Asuransi Jiwasraya tidak signifikan dibandingkan dengan nilai asetnya.
Setidaknya 471 penyewa pernah menunggak pembayaran. Nilai sewanya tidak wajar bila
dibandingkan dengan nilai aset dan harga sewa setempat.
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN
3.1 Simpulan
1. Manajemen Risiko keuangan atau istilahnya financial risk adalah segala sesuatu bentuk
keputusan yang berkaitan dengan keuangan yang menimbulkan kerugian.
2. Tujuan utama dari manajemen risiko keuangan adalah untuk meminimalkan
potensikerugian yang timbul dari perubahan tak terduga dalam harga mata uang, kredit,
komoditas dan ekuitas. Risiko volalitas harga yang dihadapi ini disebut sebagai risiko
pasar.
3. Pentingnya manajemen risiko keuangan adalah pertumbuhan jasa manajemen risiko yang
cepat menunjukan bahwa manajemen dapatmeningkatkan nilai perusahaan dengan
mengendalikan risiko keuangan dan adanya harapan besar dari investor pihak-pihak
berkepentingan lainnya, agar manajer keuangan mampu mengidentifikasi dan mengelola
risiko pasar yang dihadapi secara aktif.
4. Proses manajemen risiko keuangan antara lain: mengidentifikasi risiko, penilaian risiko,
pengelompokkan risiko, pengukuran risiko, konsolidasi risiko, pengembangan solusi atas
risiko.
5. Peran akuntansi dalam manajemen risiko antara lain:
a. Membantu mengidentifikasikan eksposur pasa
b. Mengkuantifikasi keseimbangan yang terkait dengan strategi respons risikoalternatif
c. Perancangan strategi perlindungan yang memadai, dan
d. Mencatat produk lindung nilai tertentu
e. Mengevaluasi efektivitas program lindung nilai
6. Lindung nilai atas asset dan kewajiban gang diukur dengan nilai wajar untuk melindungi
suatu asset atau kewajiban yaitu dapat diukur dengan basis cost atau amortized cost atau
tidak diakui sama sekali, perlakuan akuntansi dengan basis pengukuran yang berbeda
untuk instrumen hedging dan item yang dilindunginya semacan ini tidak akan
mencerminkan posisi keuangan dan kinerja keuangan entitas sebagaimana mestinya.
7. Lindung nilai atas investasi sebagai sebuah investasi yang diperagakan khususnya untuk
mengurangi atau menghapuskan risiko pada sebuah investasi lain.
8. Spekulasi dalam mata uang asing adalah usaha mendapatkan keuntungan dari berdagang
berdasarkan harapan perubahan harga mendatang.
9. Pengungkapan risiko merupakan salah satu faktor yang penting dalam pelaporan
keuangan perusahaan karena memuat informasi mengenai bagaimana manajemen
mengelola risiko serta bagaimana dampaknya terhadap kelangsungan hidup perusahaan.
Secara umum, pengungkapan risiko disajikan pada bagian Corporate Governance.

Anda mungkin juga menyukai