Anda di halaman 1dari 11

Statement of Financial Accounting Concepts

SFAC adalah bagian yang telah diselesaikan dari conceptual framework. Statemen ini dapat disamakan
dengan APB Statement 4, dalam satu aspek: tidak membentuk prinsip-prinsip akuntansi berterima
umum (GAAP) dan tidak ditujukan sebagaimana Rule 203 pada Rules of Conduct of AICPA yang
melarang penyimpangan dari GAAP. Kelemahan ini mungkin mengecewakan, meskipun demikian
memiliki beberapa manfaat penting

Menghindari munculnya krisis akibat kegagalan dalam mengikuti standar

Lebih terbuka untuk perubahan yang mendukung proses evolusi dalam penyusunan struktur
metateori
Proses menghadirkan struktur metateori yang dapat berjalan dan bermanfaat harus diakui sebagai
proses yang pelan, sebuah proses evolusi. Trial and error pasti terjadi dan statemen yang bersifat
sementara dapat lebih mudah mengubah komponen yang perlu dikembangkan. Sayangnya
kemungkinan juga kenyataannya, statemen hanya akan memiliki dampak kosmetik murni.
Statement No.1
SFAC No.1 berhubungan dengan tujuan pelaporan keuangan bisnis. Tujuan secara keseluruhan adalah
untuk informasi yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan bisnis dan ekonomi (paragraf 9).
Statemen ini merupakan turunan langsung Trueblood report dan secara umum merupakan versi
singkat dari laporan tersebut, dengan beberapa petimbangan nilai penting
SFAC No.1 ini:

melanjutkan tradisi ber-orientasi pengguna sebagaimana dokumen yang ditinjau pada bab 6, walaupun
mengakui keragaman pengguna eksternal, statemen ini menyatakan bahwa karakteristik inti yang sama
dari semua pengguna eksternal adalah kepentingan untuk memprediksi jumlah, waktu dan
ketidakpastian arus kas pada masa yang akan datang.

berpendapat bahwa laporan keuangan harus lebih bersifat general purpose daripada mengarah pada
kebutuhan kelompok pengguna tertentu.

mengasumsikan pengguna mempunyai pengetahuan tentang informasi dan pelaporan keuangan,


sebuah penyimpangan dari asumsi Trueblood report yang menyatakan kemampuan yang terbatas
pengguna laporan keuangan.

Seperti Trueblood Report, pengguna juga diasumsikan memiliki wewenang yang terbatas.@

Statemen juga mencatat the importances of stewardship yang menentukan seberapa baik manajemen
menjalankan kewajiban dan obligasi pada pemilik dan kelompok kepentingan lainnya. Gagasan ini

muncul karena penafsairan yang sempit terhadap pemeliharaan sumberdaya perusahaan yang layak
untuk pertanggungjawaban.
Beberapa petimbangan nilai penting tersut adalah;
Manfaat informasi harus melebihi biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkannya.
Laporan akuntansi bukan merupakan satu-satunya sumber informasi tentang perusahaan

Akuntansi akrual sangat bermanfaat untuk menilai dan memprediksi earning power dan cash flow
perusahaan.

Informasi yang tersedia harus bermanfaat, tetapi setiap pengguna membuat prediksi dan penilaian
masing-masing.
SFAC 1 tidak menjelaskan secara spesifik laporan yang harus digunakan maupun bentuk dari laporan
tersebut.
Laporan hanya menyebutkan pelaporan keuangan seharusnya relatif menyediakan informasi
sumberdaya ekonomi perusahaan, obligasi dan ekuitas pemilik (paragraf 41) dan bagaimana kinerja
perusahaan disajikan dengan mengukur earnings dan komponennya (paragraf 43) bagaimana kas
diperoleh dan dibayarkan (paragraf 49). Karenanya SFAC 1 secara ekstrem merupakan himbauan yang
hati-hati dari tujuan komite Trueblood dan mempertahankan tingkat kelaziman yang tinggi.
Statement No.2
SFAC No.2 berhubungan dengan karakteristik kualitatif informasi akuntansi. Istilah qualitative
characteristics digunakan pada APB Statement 4, tetapi konsep yang dibahas berasal dari ASOBAT.
Pembuat keputusan berada di puncak diagram, menunjukkan orientasi fungsi akuntansi keuangan
adalah melayani kebutuhan keputusan pengguna. SFAC 1 mengasumsikan laporan keuangan harus
ditujukan pada inti yang sama dari kebutuhan informasi yang serupa dan pengguna diasumsikan
memiliki pengetahuan yang memadai terhadap informasi dan laporan keuangan. Karenanya
kemampuan untuk mengerti pada SFAC 2 disebut user-spesific quality.
Karenanya pengguna dianggap memiliki pengetahuan yang memadai maka informasi sendiri bisa
memiliki tingkat komprehensibitas. Kualitas kemengertian karakteristik yang diengaruhi oleh pengguna
dan penyiap informasi akuntansi. Kemampuan untuk mengerti adalah batasan dimana manfaat
informasi keuangan harus melebihi biayanya. Pentingnya ide ini terlihat dari letaknya pada diagram.

Karakteristik kualitas akuntansi yang spesifik pada SFAC No.2 diletakkan di bawah judul decision
usefulness dengan penekanan pada pembuat keputusan dan kebutuhannya.
Benefit > Cost
Batasan ini merupakan bagian yang paling sulit dari conceptual framework untuk diterapkan dalam
praktik. Manfaat (benefit) informasi akuntansi dinyatakan dengan kegunaan informasi akuntansi
tersebut untuk berbagai kelompok pemakai (terutama inverstor dan kreditur) dalam proses pengambilan
keputusan. Biaya langsung (direct cost) informasi adalah biaya dalam memperoleh, menyajikan dan
menyebarkan informasi (misalnya: biaya yang muncul dalam penerapan SFAS No.33). Biaya tidak
langsung (indirect cost) meiputi
Kerugian dalam kompetisi disebabkan oleh informasi yang dipublikasikan (misalnya SFAS 14 dan
SFAS 5)
Berkaitan dengan kemampuan memahami informasi. Banyak fakta menunjukkan pengungkapan
tambahan dari SFAS 33 tidak dipahami dengan baik oleh pengguna, karena informasi yang dihasilkan
relatif menjadi mahal akibat kurangnya pemahaman. Masalah lain berhubungan dengan melimpahnya
informasi adalah kemampuan pribadi dan pasar untuk menyerap dan menggunakan informasi.
Biaya dan manfaat informasi, secara langsung maupun tidak berhubungan dengan konsekuensi
ekonomi. Banyak konsekuensi ekonomi yang muncul dari informasi akuntansi sulit dievaluasi.
Beberapa di antaranya legitimate dan dapat diterima. Misalnya, maksud SFAS 106 adalah
membukukan biaya layanan kesehatan para pensiunan pada cash basis seperti yang dianjurkan standar.
Kita pasti menemukan kasus bahwa informasi yang bermanfaat untuk memprediksi atau untuk tujuan
pertanggungjawaban bagi seluruh kelompok pengguna. Masalah penilaian yang muncul adalah
haruskah kita mengukur beban dan hutang pada currently exixting cost atau mencoba meng-estimasi
biaya yang akan terjadi bila hal terjadi terjadi saat ini (men-diskon pada present value, tepat untuk
kedua pilihan). Jika kita menggunakan future costs, yang mungkin lebih besar dari present cost,
beberapa kemungkinan konsekuensinya:

Bonus manajemen mungkin terpengaruh secara negatif bila didasarkan pada laba yang dilaporkan

Evaluasi terhadap kerja manajemen dalam mengelola akan dinilai yang rendah karena pendapatan
yang dilaporkan lebih rendah

Dividen yang dibagikan pada pemegang saham akan terpengaruh secara negatif karena pendapatan
yang lebih rendah tidak berpengaruh secara negatif pada debt equity ratio

Pemegang obligasi harus diproteksi akibat kemungkinan 1 dan 3

Karena kemungkinan 1, 2 dan 3, manfaat pensiun akan berkurang dan hal ini akan merugikan
karyawan.
Masalah-masalah di atas menimbulkan masalah bagi penyusun standar. Pembahasan tentang pervasive
constrain pada paragraf 133-144 pada SFAC 2 hanya sedikit membantu mengatasi masalah di atas.
Sebuah upaya yangb telah dilakukan lebih memperhatikan representational faithfulness/keyakinan yang
representatif daripada konsekuensi ekonomi. Hubungan keduanya akan dibahas secara singkat
Relevance
Relevansi adalah kualitas yang diambiul dari ASOBAT dan diungkapkan agak janggal pada SFAC
menjadi mampu membuat perbedaan dalam sebuah keputusan dengan membantu pengguna
membentuk prediksi tentang outcome masa lalu, sekarang dan masa yang akan datang atau untuk
mengkonfirmasi atau memeriksa ekpektasi.
Relevansi memiliki 2 aspek utama: predictive value dan feedback value, serta 1 aspek tambahan:
ketepatan waktu.
Predictive value
Seperti dalam dokumen sebelumnya prediktive value merujuk pada kegunaan input untuk prediksi
seperti cash flow dan earning power daripada menjadi perkiraan aktual sendiri
Feedback value
Feedback value berhubungan dengan meng-konfirmasi atau mengoreksi ekspektasi pembuat keputusan.
Hal ini merujuk pada menentukan posisi perusahaan dan tumpang tindih dengan sejauh mana mana
manajemen telah menjalankan fungsinya. Jika ditinjau lebih luas, feedback value terkait dekat dengan
pertanggungjawaban. Informasi yang menyediakan kualitas ini harus mempengaruhi atau berdampak
predictive value. Karenanya, muncul dua pengertian pada istilah feedback value yang agak
membingungkan. Walaupun hal tersebut tidak mempengaruhi keterkaitan antara predictive dan
feedback value.
Timeliness
Ketepatan waktu sebenarnya meruapakan sebuah constraint terhadap kedua aspek utama relevansi.
Agar relevan, informasi harus tepat waktu, artinya harus tersedia pada pembuat keputusan sebelum

(informasi tersebut) kehilangan kapasitasnya dalam mempengaruhi keputusan. Terdapat pertentangan


antara ketepatan waktu dengan dua aspek utama relevansi karena informasi akan lebih lengkap dan
akurat jika batasan waktunya dilonggarkan. Karenanya sering terjadi trade-off antara ketepatan waktu
dengan kedua aspek utama relevansi tersebut.
Possible Inconsistency Beetween
Predivtive Value and Feedback Value
Predivtive Value dan Feedback Value yang merupakan karakteristik kualitatif diturunkan dari tujuan
menyediakan informasi yang bermanfaat untuk memprediksi cash flow dan untuk pertanggungjawaban.
Sejak Trueblood Report sampai SFAC 1 dan kemudian SFAC 2, (penjelasan) yang sedikit lebih detail
ditambahkan pada setiap dokumen yang menggantikan (dokumen terbaru). Melalui ketiga dokumen ini
ditekankan pentingnya pengambilan keputusan oleh pengguna eksternal.
Jelaslah kemampuan memprediksi sangat dekat kaitannya dengan pembuatan keputusan. SFAC 2
mencatat bahwa stewardship (feedback) juga terkait dengan pembuatan keputusan.
Feedback value berhubungan dengan dua tujuan pengguna

Tujuan penilaian kinerja manajemen (menentukan seberapa baik manajemen telah bekerja, dinyatakan
sebagai menyetujui atau tidak menyetujui ekspektasi relatif pada pertanggungjawabannya)

Tujuan pembuatan keputusan


Predictive value tidak berkaitan langsung dengan tujuan penilaian kinerja manajemen (tetapi hanya
berhubungan dengan prediksi aliran kas)
Hal inilah yang dapat menyebabkan pertentangan antara keduanya.
Misalnya dalam kasus akuntansi dana pensiun}. SFAS No.87 membuat penyimpangan yang tajam dari
pendahulunya APB Opinion No.8.
Pada SFAS 87, penyusunan biaya pensiun periodik ditentukan dengan mengalikan faktor-faktor yang
didasarkan pada masa pengabdian karyawan pada perusahaan dan gaji tahunan. (Gaji) yang terakhirlah
yang merupakan faktor utama. Kebanyakan rencana pensiun didasarkan pada gaji tahunan dan bukan
atas dasar gaji terakhir sebelum pensiun atau berdasarkan gaji rata-rata tahunan.
Sedangkan pada APB Opinion 8, biaya pensiun didasarkan pada gaji saat ini (currently existing
salaries).

SFAS 87 mengubah faktor biaya dengan estimasi gaji terakhir atau rata-rata gaji terakhir, mana yang
lebih kuat dalam kontrak pensiun perusahaan akan digunakan untuk penentuan pembayaran pensiun
yang sesungguhnya.
Future salaries tentu tergantung pada future events, misalnya inflasi umum dan khusus, kemajuan
karyawan, peningkatan kualitas kerja karyawan (dengan atau tanpa promosi). Manajemen nanti
bukanlah manajemen sekarang yang menentukan keputusan saat ini. Manajemen saat ini akan
dipertanyakan, kalau menentukan beban sekarang dengan mengestimasi gaji pada masa yang akan
datang, suatu faktor yang jauh melampaui pengendalian manajemen sekarang.
FASB membenarkan pilihan pada future salay dengan latar bahwa prediksi arus kas hal terpenting dari
pelaporan keuangan.
Dari sudut pandang akuntabilitas, future salaries bertentangan dengan akuntabilitas.
Bagaimana manajemen sekarang dapat mengestimasi dan mempertangggungjawabkan beban yang
didasarkan atas future cost, dimana manajemen sekarang

sesungguhnya tidak menentukan dan

tidak menerima manfaat (dari biaya tersebut)


Dalam masalah akuntabilitas juga terdapat masalah verifiabilitas untuk mengestimasi future salaries,
sebagaimana masalah teori keagenan, bonus manajemen sebagian didasarkan pada current income.
Akuntansi Pensiun memberikan contoh dimana pengukuran akan bermanfaat untuk prediksi arus kas
secara pasti relatif tidak optimal untuk tujuan akuntabilitas.
Jika pengukuran beban pensiun didasarkan pada current existing salaries (seperti pada APB Opinion 8
dan SFAS 35) pengukuran akan bermanfaat untuk dua tujuan sekaligus: akuntabilitas dan prediksi
(walaupun tujuan ini tidak sebaik yang diberikan SFAS 87).
Contoh tersebut juga mengilustrasikan pentingnya tujuan pelaporan keuangan dan peluang
pertentangan yang dapat terjadi.
Reliability
Reliabilitas (dapat diandalkan) terdiri dari verifiabilitas (dapar diuji), keyakinan yang representatif dan
netralitas.I
Verifiability

Verifiabilitas pada SFAC 2 (sebagaimana dokumen sebelumnya) diartikan sebagai tingkat kadar
kesepakatan di antara pengukur (alat ukur yang digunakan?) dengan teori pengukuran (measurement).
Tidak seperti aspek-aspek relevansi, pada verifiablitas terdapat sebuah elemen yang dapat
dikuantifikasi (quantifiable), tetapi tidak diragukan- sulit mengukurnya, SFAC 2 menghentikan
singkatnya rincian berapa seharusnya derajat verifiabilitas tersebut.
Representational Faithfulness
Representational faithfulness juga berhubungan dengan teori pengukuran.
Ia merujuk pada gagasan bahwa pengukuran sendiri harus cocok dengan fenomena yang dicoba
mengukurnya.
Sebuah contoh sederhana dari baseball mungkin memudahkan dalam memahami konsep ini. Jika
seseorang ingin menentukan siapa pitcher tercepat, sebuah senapan radar dapat mengukur kecepatan
pitch dalam mil/jam, dengan sebuah keyakinan yang representatif.
Sebuah pengukuran, misalnya jumlah rata-rata strike per inning tidak akan memerlukan keyakinan
yang representatif, karena kecepatan bukan satu-satunya komponen matrik strike-out.
Dalam akuntansi, penilaian aktiva tetap mungkin dihitung dengan menggunakan depresiasi garis lurus
untuk 20 tahun tanpa nilai sisa, akan terdapat kadar verifiablitas yang tinggi, tetapi menghasilkan nilai
yang dalam banyak kasus tidak representatif dari atribut biaya yang tidak diamortisasi jika karakter
ini dianggap menjadi indikasi proporsi historical cost yang masih memiliki manfaat ekonomi.
Secara individu skedul depresiasi yang ditetapkan dapat memperlihatkan sebuah perhitungan yang
lebih baik dari dari atribut biaya yang disebutkan sebelumnya. Dengan cara yang sama, jika
replacement cost dipilih untuk properti yang akan diukur jika tersedia nilai pasar aktual
akan menyelesaikan representatif faithfulness, sehingga tidak banyak perusahaan yang dapat menjual
assetnya.
Jelas, ada pertentangan antara verifiabilitas dengan representational faithfulness, dan akan
memunculkan trade-off di antara kedua karakteristik reliabilitas ini.
Sterling mencoba meminimalisir trade-off ini. Fenomena yang relevan yang bersinggungan dengan
keputusan harus secara meyakinkan terwakili. Sebuah representasi yang tidak meyakinkan tidak akan
bermanfaat untuk tujuan pengambilan keputusan.

Kita masih menemui masalah dengan karakteristik yang relevan (dari asset dan liabilitas) yang tidak
dapat diukur dengan mudah.
Trade-off tidak hanya terjadi antara aspek relevansi dan reliabilitas, tetapi juga pada relevansi dan
reliabilitas sebagai konsep yang utuh. Misalnya, current value mungkin lebih relevan untuk tujuan
prediktif daripada historical cost, tetapi historical cost lebih verifiabel daripada current value dalam
mengukur
Bila future salaries yang dijadikan pertimbangan yang relevan untuk tujuan prediktif pada akuntansi
pensiun, pilihan tersebut kurang verifiabel (reliabel) daripada current salaries.
Neutrality
Netralitas merujuk pada keyakinan bahwa proses penyusunan kebijakan terutama dihubungkan dengan
relevansi dan reliabllitas daripada dampak sebuah standar atau aturan yang mungkin dimiliki kelompok
pengguna yang spesifik.
Dengan kata lain, netralitas berhubungan dengan laporan keuangan apa adanya daripada apa yang
disukai kelompok pengguna tetentu, seperti manajemen dan pemegang saham.
Netralitas adalah karakteristik kualitatif bersinggungan secara menyeluruh dengan perilaku anggota
dewan yang bertentangan secara langsung dengan aspek spesifik dari informasi itu sendiri.
Tujuan netralitas menurut Wyatt dan Brown adalah sebagai sebuah upaya sadar untuk mencegah
interfensi oleh kelompok yang mempunyai sebuah kepentingan pada laporan keuangan dan standar
akuntansi yang mendasarinya. Sebagaimana yang kita lihat peran netralitas menemui banyak
kontroversi.
Representational Faithfulness
Versus Economic Consequences
Satu isu sentral berkenaan dengan coceptual framework adalah apakah representational faithfulness
atau economic consequences yang mendominasi dalam proses penyusunan standar. Representational
framework adalah bagian dari conceptual framework, sedangkan economic concequences bukan.
Beberapa artikel memberi pendapat dalam masalah ini

Sole Emphasis Upon Representational Faithfulness


Ruland (1984) dengan jelas menekankan representatif faithfulness sebagai kewajiban FASB dalam
membuat draft standar.
Dalam pandangannya, representatif faithfulness sebagai justifikasi yang memadai untuk standar
akuntansi. Jika konsekuensi ekonomi yang ukuran yang digunakan dalam penyusuna standar, maka
hasil pembuatan kebijakan akuntansi harus ditentukan dengan hati-hati, namun tanpa kepastian.
The Complementary Roles of Representatif Faithfulness and Economic Consequences
Ingram dan Rayburn (1989) mengambil keduanya dalam proses penyusunan standar. Sayangnya,
kesulitan-kesulitan melekat dalam pencapaian representatif faithfulness
Misalnya defenisi asset pada SFAC 6, tidak cukup lengkap untuk memungkinkan kita menentukan
sebuah jumlah tersendiri untuk cost ladang minyak.
Berdasarkan pendekatan full cost, suatu negara bahkan benua harus dipertimbangkan sebagai cost
center.
Komponen defenisi pada SFAC 6 penting, tetapi tidak memadai untuk mendefenisikan asset secara
penuh.
Bahkan pergantian kepada current valuastion tidak menghilangkan masalah tingkat agregasi
pencapaian representatif faithfulness.
Ingram dan Rayburn berpandangan faithfulness of representation sering menjadi masalah dalam
menggunakan aturan pengukuran (atau kalkulasi aturan, sebagaimana Sterling) daripada memetakan
realitas yang menentukan angka yang benar sari sudut pandang representatif faithfulness. Karena
representatif faithfulness tidak menggunakan sesuatu yang relatif mudah dipastikan pada kenyataan
objektif, maka proses pembuatan standar memerlukan pertimbangan atas konsekuensi ekonomi:
bagaimana pengguna, penyiap dan pihak lain yang terpengaruh oleh bakal standar akuntansi.
Ingram dan Rayburn menyimpulkan Representatif Faithfulness dan Economic Consequences bukan
alternatif dalam penyusunan standar, melainkan keduanya bersifat komplementer (saling melengkapai).
The Preeminence of the Economic Consequences View
Daley dan Tranter (1990) memilih sikap yang bertentangan dengan Ruland. Mereka berpandangan
Economic Consequences sudah tercakup dalam conceptual framework sebagaimana onta masuk ke

dalam tenda dengan menyelipkan hidungnya di bawah kain penutup tenda, meskipun FASB berusaha
mengutamakan representatif faithfulness dalam penyusunan standar akuntansi. Alasannya adalah FASB
tidak biasa netral dalam menentukan relevansi dan reliabilitas informasi akuntansi yang diberikan
terhadap batasan trade-off biaya/manfaat.
Daley dan Tranter memandang trade-off biaya manfaat meliputi kesimpulan yang luas dari isu
Economic Consequences
Kesimpulan Ruland bahwa trade-off manfaat lebih besar dari biaya sebagai ambang materialitas untuk
menentukan kegunaan standar akuntansi: manfaat pada pengguna harus lebih besar dari biaya
persiapannya. Pembahasan batasan tersebut pada SFAC 2 ditekankan pada isu-isu tentang kenyataan
bahwa penyiap pada awalnya menanggung beban mengumpulkan, memproses dan menyebarkan
informasi kepada pengguna dan hanya sedikit membahas dampak distribusi pada kelompok pengguna
yang berbeda (misalnya manfaat off-balance-sheet financing untuk investor berbeda dengan kreditur).
Daley dan Tranter juga benar, karena tidak diragukan trade-off biaya manfaat berhubungan dengan
konsekuensi ekonomi berkaitan dengan biaya mempersiapkan informasi untuk pengguna.
Aspek penyusunan standar pada dasarnya adalah bagian dari proses yang harus dipandang sebagai tipe
khusus konsekuensi ekonomi.
Dengan kata lain, penyusun standar secara langsung mempengaruhi biaya persiapan informasi sebagai
akibat sebuah standar yang dihasilkan.
Pada sudut ini, netralitas memainkan peran yang tepat karena fokusnya berhubungan dengan relevansi
dan realibilitas.
Daley dan Tranter tidak percaya bahwa netralitas dapat jadi komponen reliabilitas karena batasan
reliabilitas membawa konsekuensi ekonomi
Dari perspektif teori relevansi dan reliabilitas merupakan karakteristik utama yang harus diperhatikan
penyusun standar.
Concervatism
Konservatisme dibahas pada SFAC 2 dan disebut convention. SFAC 2 tidak menyokong pengaturan
pelaporan yang lebih rendah atau pelaporan yang lebih tinggi asset atau income.

Pengaturan understatement bertentangan dengan representational faithfulness, netralitas dan kedua


aspek utama relevansi.
Konservatisme diasosiasikan dengan kebutuhan terhadap pelaporan yang bijakM dimana pembaca
diberi informasi ketidakpastian dan resiko.
Konservatisme berhubungan dengan pengungkapan sebuah konsep penting yang tidak dibahas dalam
SFAC 2.
Comparability and Consistency
Kita memandang kedua karakter ini sebagai karakter yang berorientasi output, karenanya keduanya
seharusnya merupakan hasil conceptual framework yang dapat berjalan, bukan bagian dari struktur
teori.
Materiality
Pertanyaah yang muncul pada materialitas adalah apakah item ini cukup luas mempengaruhi keputusan
pengguna.

Materialitas

diterima

sebagai

karakteristik

diimplementasikan dalam kebiasaan profesi.


Materialitas merupakan konsep relatif dan bukan konsep absolut
http://muhammadharismuchsin.blogspot.com/

kualitatif,

meskipun

tidak

dapat

Anda mungkin juga menyukai