Anda di halaman 1dari 11

SUMMARY OF LECTURER

“Manajemen Risiko Bagi Lembaga Keuangan Syariah”

Disusun dalam Rangka Memenuhi Tugas Mata Kuliah Audit Organisasi Syariah

Dosen Pengampu:

Fahri Ali Ahzar, M.Si.

Disusun Oleh:

Kelompok 2

1. Sela Mahribi Nurhidayah (175221021)


2. Dyah Meiwati (175221041)
3. Nandita Setyo Putri (175221095)

AKUNTANSI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA
TAHUN 2020
A. Pengertian Manajmen Risiko

Pengertian Manajemen Resiko menurut Peraturan Bank Indonesia


No. 11/25/PBI/2009 Pasal 1 bagian 5 yaitu : “Manajemen resiko adalah
serangkaian metedologi dan prosedur yang digunakan untuk
mengidentifikasi, mengukur, memantau dan mengendalikan resiko yang
timbul dari seluruh kegiatan usaha bank”. Definisi risiko menurut
Pinontoan (2010:100) adalah akibat negatifdari sebuah kejadian atau suatu
keputusan yang diambil dalam kehidupan sehari-' hari. Darmawi (2006:1)
mendefinisikan risiko sebagai kemungkinan akan terjadinya akibat buruk
atau akibat yang merugikan, seperti kemungkinan kehilangan, cedera,
kebakaran dan sebagainya. Dalam risiko tidak ada metode apapun yang
bisa menjamin seratus persen bahwa akibat buruk itu setiap saat dapat
dihindarkan, kecuali kalau kegiatan yang mengandung unsur risiko tidak
dilakukan.

Sedangkan menurut Idroes (2008:4) menjelaskan risiko merupakan


bahaya, risiko adalah ancaman atau kemungkinan suatu tindakan yang
menimbulkan dampak yang berlawanan dengan tujuan yang ingin dicapai.
Risiko merupakan peluang bagi organisasi untuk mencapai tujuannya
dengan menerapkan konsep manajemen risiko yang sesuai dengan
kebutuhan organisasi. Manajemen risiko didefinisikan sebagai suatu
metode logis dan sistematik dalam identifikasi, kuantifikasi, menentukan
sikap, menetapkan solusi, serta melakukan monitor dan pelaporan risiko
yang berlangsung pada setiap aktivitas atau proses (Idroes, 2008:5).

Menurut ISO Guide 73 BS31100 manajemen risiko adalah aktivitas


yang terkoordinasi untuk mengarahkan dan mengendalikan organisasi
dari hal-hal yang berkaitan dengan risiko. Institute of Risk Management
(IRM) mendefinisikan manajemen risiko sebagai proses yang bertujuan
untuk membantu organisasi memahami, menilai dan mengambil tindakan
pada semua risiko dengan maksud untuk meningkatkan kemungkinan
keberhasilan dan mengurangi kemungkinan kegagalan.HM Treasury
menjelaskan manajemen risiko sebagai semua proses yang terlibat dalam
mengidentifikasi, menilai, dan mempertimbangkan risiko, menetapkan
kepemilikan, mengambil tindakan untuk mengurangi atau mengantisipasi
risiko, dan pemantauan dan peninjauan kemajuan. Jadi dapat ditarik
kesimpulan manajemen risiko merupakan suatu proses pengendalian,
pencegahan, dan proses mengantisipasi terjadinya risiko.

B. Konsep Manajemen Risiko

Ada lima konsep dasar dalam Manajemen Risiko yang menurut


James Essinger dan Joseph Rosen harus lebih dahulu dipahami oleh para
penjabat Bank yang terlibat dalam proses Manajemen Risiko yaitu:

1. Manajemen Risiko hanyalah sebuah pendekatan. Ada banyak


pendekatan dalam meniai risk and return dari setiap transaksi atau
instrumen. Manajemen Risiko akan kebih efektif untuk portofilio
yang besar dan kompleks. Tetapi Manajemen Risiko merupakan
strategi yang fleksibel, karena tidak hanya diterapkan hanya untuk
portofolio yang besar, tetapi juga dapat menjadi pendekatan yang
rinci bagi portofolio yang kecil.

2. Sifat dari instrumen yang dgunakan akan menggunakan parameter


dari sebuah strategi Manajemen Risiko. Secara relatif tidak ada satu
startegi Manajemen Risiko yang dapat diterapkan pada semua jenis
pasar uang atau instrumen.

3. Sistem Manajemen Risiko haruslah sistematis dan diikuti secara


konsisten tetapi tidak kaku dan fleksibel.

4. Manajemen Risiko bukan merupakan alat sulap yang secara ajaib


akan meningkatkan return dan seklaigus mengurangi risiko.
Manajemen Risiko sendiri bisa menghasilkan risiko baru yaitu,
berkurangnya kewaspadaan manajemen Bank terhadap seluruh
Risiko bank yang ada.
5. Lingkungan usaha Bank saat ini telah menyebabkan kompleksitas
Manajemen Risiko menjadi sangat tinggi dan merupakan proses
yang sangat sulit. Kecenderungan pasar yang bergejolak,
perkembangan instrumen baru, meningkatnya persaingan,
meningkatnya interaksi global, nasabah yang semakin menuntut, dan
perkembangan-perkembang baru tegnologi informasi dan
telekomunikasi telah semakin mempersulit pengelolaan Risiko Bank.

C. Manajemen Risiko Pada Lembaga Keuangan Islam

Penerapan manajemen risiko adalah sebuah keniscayaan sehingga


harus diimplementasikan jika lembaga keuangan Islam tidak ingin
dihantam risiko. Lalu, bagaimana penerapan manajemen risiko pada
lembaga keuangan syariah termasuk bank syariah? Cara yang paling cepat
dan efektif adalah mengadopsi sistem manajemen risiko konvensional
yang disesuaikan dengan karakteristik lembaga keuangan Islam
sebagaimana yang diutarakan oleh Veithzal Rivai dan Rifki Ismall, (2013).
Dalam hal ini, Islamic Financial Services Board (IFSB) telah merumuskan
prinsip-prinsip manajemen risiko bagi bank dan lembaga keuangan dengan
prinsip Islam. Pada 15 Maret 2005 yang lalu, exposure draft yang pertama
telah dipublikasikan. Dalam executive summary draft tersebut disebutkan
bahwa risiko lembaga keuangan Islam mengacu pada Basel Accord II
(yang juga diterapkan di perbankan konvensional) dan disesuaikan dengan
karakteristik lembaga keuangan dengan prinsip Islam. Sehingga,
pemahaman yang matang mengenai manajemen risiko konvensional akan
sangat membantu penerapan manajemen risiko pada lembaga keuangan
Islam.
Risiko pada Lembaga Keuangan Islam bisa diklasifikasikan
menjadi dua bagian besar, yaitu risiko yang sama dengan yang dihadapi
oleh lembaga keuangan konvensional dan risiko yang memiliki keunikan
tersendiri karena harus mengikuti prinsip-prinsip Islam. Risiko ini muncul
karena isi neraca yang berbeda dengan lembaga keuangan konvensional.
Seperti misalkan, pola bagi hasil (profit and loss sharing) yang dilakukan
bank syariah menambah kemungkinan munculnya risiko-risiko lain seperti
withdrawal risk (risiko penarikan dana), fiduciary risk, dan displaced
commercial risk. Sebagai konsekuensinya, teknik-teknik yang digunakan
untuk melakukan identifikasi, pengukuran, dan pengelolaan risiko pada
bank Islam dibedakan menjadi dua jenis, antara lain sebagai berikut:
1. Teknik-teknik standar yang digunakan bank konvensional, asalkan
tidak bertentangan dengan prinsip Islam seperti gap analysis,
maturity matching, internal rating system, dan Risk Adjusted
Return On Capital (RAROC).
2. Teknik baru yang harus konsisten dengan prinsip-prinsip Islam
dengan harapan mampu mengantisipasi risiko-risiko lain yang
sifatnya unik tersebut.
Risiko yang diterapkan oleh bank syariah sejatinya datang dari
penerapan metode profit dan loss sharing yang dalam hal ini bank-bank
konvensional juga mengalaminya hingga batas-batas tertentu.
D. Macam-Macam Risiko Yang Dihadapi Oleh Lembaga
1. Risiko Likuiditas
Risiko likuiditas pasar dimana risiko yang timbul karena bank tidak
mampu melakukan offsetting tertentu dengan harga karena kondisi
likuiditas pasar yang tidak memadai atau terjadi gangguan dipasar.
Risiko likuiditas pendanaan dimana risiko yang timbul karena bank
tidak mampu mencairkan assetnya atau memperoleh pendanaan dari
sumber dana lain.
2. Risiko Pasar
Risiko yang timbul akibat adanya perubahan variabel pasar, seperti:
suku bunga, nilai tukar, hargha equity dan harga komoditas sehingga
nilai portofolio/asset yang dimiliki bank menurun.
3. Risiko Kredit
Dimana risiko yang timbul akibat kegagalan (default) dari pihak
lain(nasabah/debitur) dalam memenuhi kewajibannya.
4. Risiko Operasional
Risiko akibat kurangnya sistem informasi atau sistem pengawasan
internal yang akan menghasilkan kerugian yang tidak diharapkan.
5. Risiko Kepatuhan
Risiko kepatuhan timbul sebagai akibat tidak dipatuhinya atau tidak
dilaksanakannya peraturan-peraturan atau ketentuan-ketentuan yang
berlaku atau yang telah ditetapkan baik ketentuan internal maupun
eksternal.
6. Risiko Hukum
Risiko hukum adalah terkait dengan risiko bank yang menangtgung
kerugian sebagai akibat adanya tuntutan hukum, kelemahan dalam
aspek legal atau yuridis. Kelemahan ini diakibatkan antara lain oleh
ketiadaan peraturan perundang-undangan yang mendukung atau
kelemahan perikatan seperti tidak terpenuhinya syarat-syarat syahnya
kontrak dan pengikatan agunan yang tidak sempurna.
7. Risiko Reputasi
Risiko yang timbul akibat adanya publikasi negatif yang terkait dengan
kegiatan usaha bank atau karena adanya persepsi negatif terhadap
bank.
8. Risiko Strategik
Risiko yang timbul karena adanya penetapan dan pelaksanaan strategi
usaha bank yang tidak tepat, pengambilan keputusan bisnis yang tidak
tepat atau kurang responsifnya bank terhadap perubahan-perubahan
eksternal. (Hoscaro, Manajemen Risiko Bank Syariah, 2008).
E. Resiko Yang Dihadapi Bank Syariah
Secara umum, risiko yang dhadapi digolongkan menajdi dua yaitu
risiko yang sama dengan bank konvensional dan risiko yang unik karena
mngikuti prinsip syariah. Risiko operasional, hukum, likuiditas harus
dihadapi bank syariah. Namun, karena ada aturan syariah maka risiko yang
dihadapi berbeda. Bank syariah harus menghadapi risiko lain yang unik,
dimana risiko ini muncul karena iisi neraca bank syariah yang berbeda
dengan konvensional. Sehingga pola bagi hasil yang dilakukan bank
syariah menambah kemungkinan risiko lain:
a. With drawal risk yaitu bagian dari spektrum risiko bisnis. Tekanan
kompetitif dari bank konvensional, diman bank syariah dapat
terkena risiko penarikan dana oleh deposan bila keuntungan yang
diterima lebih rendah dari return dari konvensional.
b. Fiduciary riskyang secara hukum bertanggungjawab atas
pelanggaran kontrak investasi baik ketidaksesuaian dengan syariah
atau salah kelola pada dana investor.
c. Displaced commercial risk merupakan transfer risiko yang
berhubungan dengan simpanan pada pemegang ekuitas.
Adapun risiko yang dihadapi berhubungan dengan produk pembiayaan
bank syariah yaitu:
a. Risiko Berhubungan Pembiayaan Berbasis Natural Certainty
Countracts (NCC)
Identifikasi dan analisis dampak risiko nasabah sehingga
keputusan pembiayaan yang diambil sudah memperhitungkan
risiko yang ada dari pembiayaan seperti, murabahah, ijarah, ijarah
mutahia bit tamlik, salam, dan istisna’. Penilaian risiko ada dua
aspek:
1) Default risk (Risiko kebangkrutan), risiko yang tterjadi pada
first way out dipengaruhi beberapa hal:
a) Industry risk, risiko pada jenis usaha yang ditentukan
oleh karakteristiik masing-masing jenis usaha dan
kinerja keuangan jenis usaha yang bersangkutan.
b) Kondisi internal perusahaan, manajemen, pemasaran,
dan teknik keuangan.
c) Faktor negatif lain yang mempengaruhi
perusahaannasabah. Seperti, permasalahan hukum,
pemogokan, dan kondisi usaha grup.
2) Recovery risk (Risiko Jaminan), risiko yang terjadi pada
second way out dipengaruhi oleh:
a) Kesempurnaan pengikatan jaminan
b) Nilai jual kembali jaminan
c) Faktor lain; tuntutan hukum pihak lain atas jaminan,
lama transaksi ulang jaminan.
d) Kredibilitas penjamin.
b. Risiko Berhubunngan Dengan Pembiayaan Berbasis Natural
Uncertainty Countracts (NUC)
Identifikasi dan analisis dampak seluruh risiko nasabah
sehingga keputusan pembiayaan yang diambil sudah
memperhitungkan risiko yang ada dari pembiayaan berbasis NUC,
misalnya mudharabah dan musyarakah. Mencangkup aspek:
1) Business risk, risiko bisnis yang dibiayai.
a) Industri risk dimana risiko yang terjadi pada jenis
usaha ditentukan karakteristik masing-masing jenis
usaha yang bersangkutan dan kinerja keuangan dari
jenis usaha yang bersangkutan
b) Faktor lain seperti pemogikan, permasalahan hukum
dan koondisi usaha grup.
c) Risiko berkurangnya nilai pembiayaan dipengaruhi
oleh Unusual business risk, risiko bisnis yang luar
biasa ditentukan oleh penurunan drastis tingkat
penjualan bisnis yang dibiayai, harga jual barang yang
dibiayai, dan harga barang yang dibiayai.
2) Disaster risk, keadaan force majeure dampaknya sangat
besar pada bisnis nasabah yang dibiayai bank.
3) Character risk atau risiko karakter buruk mudharib
dipengaruhi; kelalaian nasabah menjalankan bisnis
dibiayai bank, pelanggaran ketentuan yang diisepakati
sehingga nasabah dalam menjalankan bisnis dibiayai
bank tidak lagi sesuai kesepakatan. Dan pengelolaan
internal perusahaan.
c. Risiko terkait Koorporasi
Risiko yang muncul dari perubahan kondisi bisnis nasabah
setelah pecairan pembiayaan. Ada risiko yang timbul:
1) Over trading, nasabah mengembangkan volume bisnis
yang besar dengan dukungan kecil.
2) Adverse tranding, ketika nasabah mengembangkan bisnis
dengan mengambil kebijakan melakukan pengeluaran
tetap yang besar tiap tahun, dan bermain dipasar dimana
penjualan tidak stabil.
3) Liquidity run, ketika nasabah mengalami kesulitan
likuiditas karena kehilangan sumber pendaptan dan
peningkatan pengeluaran yang disebabkan oleh alasan
yang tidak terduga.
d. Risiko yang timbul dari komitmen kapital yang berlebihan
Jika tidak bisa menghargai komitmen maka bank dapat
dipaksa untuk dilikuidasi. Mungkin sulot untuk mengontrol
pengeluaran yang berlebihan dari perusahaan. Namun bisa juga
dilakukan dengan analisis. Misal, neraca perusahaan yang terqakhir
dipublikasikan, dimana komitmen kapital diungkap. Risiko dari
lemahnya analisis bank yaitu analisis pembiayaan yang keliru,
creative accounting dan karakter nasabah.
F. Cakupan
a. Identifikasi risiko
Terdapat berbagai risiko yang dihadapi organisasi dikategorikan
dalam risiko murni dan spekulatif. Risiko murni adalah risiko kerugian
ada keuntungan tidak ada misal saat kebakaran. Untuk risiko spekulatif
untung dan rugi ada di bisnis.
b. Evaluasi dan pengukuran risiko
Untuk mengenali dan memahami karakteristik risiko dengan libih
baik hingga risiko mudakh dikendalikan.
c. Pengelolaan risiko
Pengelolaan risiko dilakukan dengan cermat mengingat
konsekuensinya cukup serius jika gagal dalam pengelolaan risiko.
Dengan penghindaran, retention, ditransfer ke pihak lain. Pengelolaan
risiko dengan menghindar dimana ini tentunya kurang optimal karena
harusnya rissiko dihadapi. Risiko di retention dimana perussahaan
penghadapi risikonya sendiri. Transfer risiko misalnya asuransi
kecelakaan.
Selain itu hal yang berhubungan dengan risiko adalah
pengendalian risiko dimana untuk mencegah dan menurunkan
profitabilitas risiko dan pendanaan risiko dimana bagaimana membiayai
kerugian yang muncul dari risiko. Karakteristik pengelolaan risiko
meliputi beberapa elemen:
1) Memahami bisnis perusahaan
2) Formal dan terintegrasi
3) Mengembangkan infrastruuktur risiko
4) Menetapkan mekanisme kontrol
5) Menetapkan batas
6) Ffokus pada aliran kas
7) Sistem insentif yang tepat
8) Mengembangkan budaya yang sadar risiko
DAFTAR PUSTAKA

Ektiarnanti, R. (2018). Analisis Implementasi Manajemen Risiko Pembiayaan


Dan Risiko Operasional Terhadap Profitabilitas Pada Pt Bank Bca Syariah
Tahun Periode 2011-2016.
Husein, G. M., & Imbar, R. V. (2015). Analisis Manajemen Risiko Teknologi
Informasi Penerapan Pada Document Management System Di Pt. Jabar
Telematika (Jatel). Jurnal Teknik Informatika Dan Sistem Informasi, 1(2).
Prasetyo, Z., & Afriyeni, A. (2019). Penerapan Manajemen Resiko Operasional
Pada Pt. Bank Pembangunan Daerah Sumatera Barat Cabang Painan
Kabupaten Pesisir Selatan.
Refkyfielnanda. 2017. Manajemen Resiko di Lembaga Keuangan.
https://refkyfielnanda.blogspot.com Diakses pada 6 Maret 2020 Pukul:
19.37 WIB
Rifq1914. 2016. Manajemen Resiko di Lembaga Keuangan Islam.
https://www.google.com/amp/s/rifqi1914.wordpress.com Diakses pada 6
Maret 2020 Pukul: 19. 47 WIB

Anda mungkin juga menyukai