Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH TEKNIK PENELITIAN KUALITATIF

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian


Kualitatif
Dosen Pembimbing: Usnan, S.E.I., M.E.I.

Disusun Oleh :
Kelompok 3
1. Karenina Ayu Pitaloka (175221083)
2. Della Septian Wardani (175221087)
3. Anisa Eka Rahmawati (175221089)
4. Hikmah Restu Pratiwi (175221115)

AKUNTANSI SYARIAH 5C
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA
SURAKARTA
2019
TEKNIK PENELITIAN KUALITATIF
Istilah teknik penelitian kualitatif adalah istilah yang digunakan
oleh Eileen Kane (1985 : 51). Teknik penelitian sebagai salah satu bagian
penelitian merupakan salah satu unsur yang sangat penting.
A. Sumber dan Jenis Data
1. Kata-kata dan Tindakan
Kata-kata dan tindakan orang-orang yang diamati atau diwawancarai
merupakan sumber data utama. Sumber data utama dicatat melalui
catatan tertulis atau melalui perekaman video/audio tapes,
pengambilan foto, atau film. Pencatatan sumber data utama melalui
wawancara atau pengamatan berperan serta merupakan hasil usaha
gabungan dari kegiatan melihat, mendengar, dan bertanya.
2. Sumber Tertulis
Bahan tambahan yang berasal dari sumber tertulis dapat dibagi atas
sumber buku dan majalah ilmiah, sumber dari arsip, dokumen pribadi,
dan dokumen resmi. Sumber tertulis seperti buku terbitan pemerintah,
majalah ilmiah, jurnal, buku disertasi atau karya ilmiah dapat ditemui
diperpustakaan. Selain dari perpustakan juga dapat ditemui di
Lembaga Arsip Nasional atau tempat-tempat arsip lainnya. Kemudian
jika pada instansi-intansi pemerintah biasanya ada dokumen resmi.
Dokumen resmi sekolah misalnya berupa laporan rapat, daftar
kemajuan staf pengajar dan pegawai tata usaha, kemajuan siswa,
maupun yang lainnya.1
3. Foto
Foto menghasilkan data deskriptif yang cukup berharga dan sering
digunakan untuk menelaah segi-segi subyektif dan hasilnya sering
dianalisis secara induktif. Ada dua kategori foto yang dapat
dimanfaatkan dalam penelitian kualitatif, yaitu foto yang dihasilkan
orang dan foto yang dihasilkan oleh peneliti sendiri (Bogdan dan
Biklen 1982:102). Penggunaan foto untuk melengkapi sumber data

1
Moleong, J Lexy. 2017. Metodologi Penelitian Kualitatif. Hlm 159 (Bandung : PT Remaja Rosdakarya)
jelas besar sekali manfaatnya. Hanya perlu di beri catatan khusu
tentang keadaan dalam foto biasanya, apabila diambil secara sengaja,
sikap dan keadaan dalam foto menjadi sesuatu yang sudah dipoles
sehingga tidak menggambarkan keadaan yang sebenarnya.
4. Data Statistik
Penelitian kualitatif sering juga menggunakan data statistik yang telah
tersedia sebagai sumber data tambahan bagi keperluannya. Statistik
misalnya dapat membantu memberi gambaran tentang kecenderungan
subyek pada latar penelitian. Misalnya statistik akan memberikan
gambaran tentang kecenderungan bertambah atau berkurangnya bayi
yang lahir di suatu desa dikaitkan dengan intensifikasi progam
keluarga berencana, tentang kecenderungan kematian orang tua,
penerimaan siswa di sekolah tiap tahun naik atau turun. Walaupun
dapat membantu peneliti, hendaknya peneliti menyadari bahwa
statistik pada umunya berlandaskan paradigma positivisme yang
mengutamakan dapatnya digeneralisasikan sehingga dapat
mengurangi makna subyek secara perorangan dalam segala liku
kehidupannya yang unik namun utuh. Oleh karena itu, peneliti jangan
terlalu banyak mendasarkan diri atas data statistik, tetapi
memanfaatkan data statistik itu hanya sebagai cara yang mengantar
dan mengarahkannya pada kejadian dan peristiwa yang ditemuka dan
dicari sendiri sesuai dengan masalah dan tujuan penelitiannya.2
B. Peranan Manusia Sebagai Instrumen Penelitian
1. Pengamatan Berperanserta
Pengamatan berperanserta menceritakan kepada peneliti apa saja yang
dilakukan oleh orang-orang dalam situasi peneliti memperoleh
kesempatan mengadakan pengamatan. Jadi pengamatan berperanserta
pada dasarnya berarti mengadakan pengamatan dan mendengarkan
secara secermat mungkin sampai pada yang sekecil-kecilnya
sekalipun. Bogdan (1972:3) mendefinisikan secara tepat pengamatan

2
Moleong, J Lexy. 2017. Metodologi Penelitian Kualitatif. Hlm 162-163 (Bandung : PT Remaja Rosdakarya)
berperanserta sebagai penelitian yang bercirikan interaksi sosial yang
memakan waktu cukup lama antara peneliti dengan subyek dalam
lingkungan subjek, dan selama itu data dalam bentuk catatan lapangan
dikumpulkan secara sistematis dan berlakuk tanpa gangguan. Bagi
mereka yang baru pertama kali terjun ke dalam bidang ini. Peneliti
dianjurkan mengikuti beberapa petunjuk :
a. Jangan mengambil sesuatu dari lapangan secara pribadi. Hal
itu perlu diperhatikan karena apa yang akan dilakukan di
lapangan itu merupakan bagian dari proses lapangan itu
sendiri.
b. Rencanakan kunjungan pertama untuk menemui seorang
perantara yang nantinya akan memperkenalkan peneliti.
c. Jangan berambisi untuk mendapatkan sebanyak mungkin
informasi pada hari-hari pertama ketika berada di lapangan.
d. Bertindaklah secara pasif. Tunjukkan perhatian dan
kesungguhan tentang apa yang dipelajari oleh peneliti dan
jangan dulu mengajukan terlalu banyak pertanyaan khusus,
terutama dalam bidang yang bertentangan.
e. Bertindaklah dengan lemah lembut. Mulai dari perkenalan diri
hingga tahap akhir proses penelitian.3
2. Manusia Sebagai Instrumen Penelitian
a. Ciri-ciri umum Manusia Sebagai Intrumen
1) Responsif. Manusia sebagai Instrumen responsif
terhadap lingkungan dan terhadap pribadi yang
menciptakan lingkungan.
2) Dapat menyesuaikan diri. Manusia sebai instrumen
hampir tidak terbatas dapat menyesuaikan diri pada
keadaan dan situasi pengumpulan data.

3
Moleong, J Lexy. 2017. Metodologi Penelitian Kualitatif. Hlm 167-168 (Bandung : PT Remaja Rosdakarya)
3) Menekan Keutuhan. Manusia sebagai instrumen
menafaatkan imajinasi dan kreativitasnya dan
memandang dunia ini sebagai suatu keutuhan
4) Mendasarkan diri atas perluasan pengetahuan. Sewaktu
peneliti melakukan fungsinya sebagai pengumpul data
dengan menggunakan berbagai metode, tentu saja ia
sudah dibekali dengan pengetahuan dan mungkin
bebrapa latihan yang telah diperlukan.
5) Memproses data secepatnya. Kemampuan lain yang ada
pada manusia sebagai instrumen ialah memproses data
secepatnya setelah diperolehnya, menyususnnya
kembali, mengubah arah inkuiri atas dasar penemuannya,
merumuskan hipotesis kerja sewaktu berada di lapangan,
dan mengetes hipotesis kerja itu pada respodennya.
6) Memanfaatkan kesempatan untuk mengklarifikasi dan
mengikhtisarkan. Manusia sebagai instrumen memiliki
kemampuan lainnya yaitu kemampuan untuk
menjelaskan sesuatu yang kurang dipahami oleh subyek
atau responden.
7) Memanfaatkan kesempatan untuk mencari respons yang
tidak lazim dan idiosinkratik. Manusia sebagai instrumen
memiliki pula kemampuan untuk menggali informasi
yang lain dari yang lain, yang tidak direncanakan
semula, yang tidak diduga terlebih dahulu, atau yang
tidak lazim terjadi.4
b. Kualitas yang diharapkan
Peneliti hendaknya memiliki pula perasaan ingin tahu terhadap
segala sesuatu dan senatiasa mengharapkan bahwa informasi
yang diperlukannya dapat datang dari sesuatu yang tidak
diharapkan.

4
Moleong, J Lexy. 2017. Metodologi Penelitian Kualitatif. Hlm 169-171 (Bandung : PT Remaja Rosdakarya)
c. Peningkatan Kemampuan Peneliti Sebagai Instrumen
Kemampuan peneliti sebagai instrumen dapat ditingkatkan
dengan jalan pertama-tama peneliti hendaknya selalu pergi
kepada situasi baru untuk memperoleh pengalaman, kemudia
berusaha mencatat apa saja yang terjadi dan mewawancarai
beberapa orang serta mencatat apa saja yang menjadi hasil
pembicaraan.
C. Pengamatan
1. Alasan Pemanfaatan Pengamatan
Beberapa alasana mengapa dalam sebuah penelitian kualitatif,
pengamatan dimanfaatkan sebesar-besarnya seperti yang dikemukkan
oleh Guba dan Lincoln (1981:191-193) :
a. Teknik pengamatan ini didasarkan atas pengalaman secara
langsung. Apabila suatau data yang diperoleh kurang
meyakinkan, biasanya peneliti ingin menanyakannya kepada
subjek,tetapi karena ia hendak memperoleh keyakinan tentang
keabsahan data tersebut, jalan yang ditempuhnya adalah
mengamati sendiri yang berarti mengalami lagsung peristiwanya.
b. Teknik pengamtan juga mungkinkan melihat dan mengamati
sendiri,kemudian mencatat prilaku dan kejadian sebagaimana
yang terjadi pada keadaan sebenarnya.
c. Pengamatan memungkinkan peneliti mencatata peristiwa dalam
situasi yang berkaitan dengan pengetahuan proposisiona maupun
pengetahuan yang langsung diperoleh dari data.
d. Sering terjadi ada kearaguan pada teknik,jangan-jangan pada data
yang dijaringan ada yang keliru atau bias.
e. Teknik pengamatan memungkinkan peneliti mampu memahami
situasi-situasi yang rumit.
f. Dalam kasusu- kasus tertentu di mana teknik komunikasi lainnya
tidak memungkinkan,pengamatan dapat menjadi alat yang sangat
bermanfaat.
2. Macam-macam pengamatan dan peranan derajat
Bufprd Junker memberikan gambaran tentang peranan peneliti sebagai
pengamat sebagai berikut :
a. Berperanserta secara lengkap
b. Pemeransertaan sebagai pengamat
c. Pengamat sebagai pemeran serta
d. Pengamat penuh
3. Apa Saja yang diamati?
Guna melengkapi apa yang eharusnya dapat diamati, Potton
menyatakan bahwa hal itu tergantung pada jenis dan variasi pendekatan
pengamatan yang diperankan leh pengamat itu sendiri. Terdapat lima
imensi pada suatu continuum :
a. Ditinjau dari segi peranan pengamat yang diamati.
b. Ditinjau dari segi gambaran peranan peneliti terhadap yang lainnya.
c. Berkenana dengan gambaran maksud pengamat terhadap lainnya.
d. Dimensi ini berkenan dengan lamanya pengamatan yang dilakukan.
e. Focus suatu pengamatan.
Dari uraian diatas menyatakan adanya veriasi dari dimensi-dimensi
pengamatan yang sekaligus menyatakan bahwa ada yang diaamati itu
pun bervariasi dan kesemuannay diarahkan oleh focus suatu studi.
4. Pengamatan dan pencatatan Data
Beberapa petunjuk penting diberika Guba dan Lincoln mengenai
pembuatan catatan seperti berikut :
a. Buatlah catatan lapangan.
b. Buku harian pengalaman lapangan.
c. Catatan tentang satuan-satuan tematis.
d. Catatan kronologis.
e. Peta konteks.
f. Taksonomi dan sistem kategori.
g. Jadwal.
h. Sosiometrik.
i. Penel.
j. Balikan melalui kuesioner.
k. Balikan melalui pengamatan lainnya.
l. Daftar cek.
m. Alat elektrnika yang disembunyikan.
n. Alat yang dinamakan topen steno.
5. Pengamatan Yang Diamati
Ada dua macam kemungkinan :
a. Peranan pengamatan pasif,diam,hanya mencatat dan tidak
memeprhatikan ekspresi muka apa-apa. Namun perlu diperhatiakan
bahwaa biasanya peranana pasif demikian tidak akan efektif dalam
penjaringan data.
b. Sebaliknya sebagai manusia biasanya pengamatan bertindak aktif
tetapi tidak hanya mengamati , tetapi dalam kedaan tertentu
berbicara,berkelakar dan sebgaianya.
6. Beberapa kelemahan pengamatan.5
D. Wawancara
Wawancara merupakan salah satu teknik yang dapat digunakan untuk
mengumpulkan penelitian. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa
wawancara adalah suatu proses interaksi antara pewawancara dan sumber
informasi atau orang yang di wawancarai melalui komunikai langsung.6
Wawancara dapat dilakukan secara individual maupun dalam bentuk
kelompok,sehingga data informatik yang orientik. Wawancara bertujuan
untuk mencatat opini,perasaan,emosi dan hal lain berkaitan dengan
individu yang ada dalam organisasi. Dengan melakukan interview, peneliti
dapat memperoleh data yang lebih banyak sehingga eneliti dapat
memahami budaya melalui bahasa dan ekspresipi hak yang diinterview
dan dapat melakukan klaifikasi atas hal-hal yang tidak diketahui.

5
Moleong Lexy hal 174-185
6
Yusuf, A. M. (2014). Kuantitatif, Kualitatif, & Penelitian Gabungan. Jakarta:
Kencana.
Untuk memperoleh data ini peneliti dapat melakukan metode wawancara
standar yang erskdul, interview standart akreskedul atau interview
informal. Ketiga pendekatan tersebut dapat dilakukan menggunakan teknik
berikut :
a. Sebelum wawancara dimulai, perkenalkan diri dengan sopan untuk
menciptakan hubungan baik.
b. Tunjukan bahwa responden memiliki kesan bahwa dia orang yang
penting.
c. Perolehan data sebanyak mungkin.
d. Jangan mengarakan jaaban.
e. Ulangi pertanyaan jika perlu.
f. Klasifikasi jawaban.
g. Catat interview.7
Terdapat dua jenis wawancara :
a. Wawancara mendalam (in-depth interview) , dimana peneliti menggali
informasi secara mendalam dengan cara terlibat langsung dengan
kehidupan informan dan bertanya jawab secara bebas tanpa pedoman
pertanyaan yang disiapkan sebelumnya sehingga suasasananya hidup
dan dilakukan berkali-kali.
b. Wawancara terarah di mana peneliti menanyakan kepada informan hal-
hal yang telah diarsipkan sebelumnya.
Terdapat beberapa model wawancara dalam penelitian kualitatif :
a. Pertanyaan dalam wawancara mendalam pada umumnya disampaikan
secara spontanitas.
b. Wawancara dengan petunjuk umum.
c. Wawancara baku terbuka
d. Wawancara terstruktur
e. Wawancara tidak terstruktur
f. Bentuk pertanyaan dalam wawancara

7
Chairi, A. (2009). Landasan Filsafat dan Metode Penelitian Kualitatif. Discussion
Paper
g. Pedoman wawancara.
E. Catatan Lapangan
Catatan lapangan yaitu alat yang begitu penting dalam penelitian kualitatif.
Yang akan dibahas mengenai catatan lapangan yaitu sebagai berikut :
1. Pengertian dan Kegunaan
Peneliti kualitatif mengandalkan pengamatan dan wawancara dalam
pengumpulan data di lapangan. Saat di lapangan peneliti membuat
catatan, setelah pulang baru menyusun catatan lapangan. Catatan
yang dibuat berupa kata kunci, frasa, pengamatan, sketsa dan lain-
lain. Catatan ini baru dirubah ke dalam catatan yang lengkap dan
dinamakan catatan lapangan setelah peneliti sampai di rumah.
Menurut Bogdan dan Biklen (1982 : 74) catatan lapangan merupakan
catatan tertulis mengenai sesuatu yang di dengar, dilihat, dialami,
dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan refleksi
terhadaap data dalam penelitian kualitatif.
2. Bentuk
Pada dasarnya bentuk merupakan wajah catatan lapangan yang
terdiri dari halaman depan dan halaman-halaman selanjutnya disertai
petunjuk paragraf dan baris tepi. Pada halaman pertama setiap
catatan lapangan di beri judul informasi yang dijaring, waktu terdiri
dari tanggal dan jam, tempat dilakukan pengamatan, pengamat dan
nama subjek penelitian.
3. Isi Catatan Lapangan
Isi catatan lapangan ada dua yaitu deskriptif yang berisi gambaran
mengenai latar belakang pengamatan, orang, tindakan, dan
pembicaraan. Kedua yaitu reflektif yang berisi kerangka berpikir
dan pendapat peneliti, gagasan, dan kepeduliannya.
Bagian deskriptif berisi peristiwa dan pengalaman yang didengar
dan dilihat peneliti. Isi dari bagian deskriptif meliputi :
a. Gambaran diri subjek yang dicatat yaitu penampilan fisik, cara
berpakaian, cara bertindak, gaya berbicara dan bertindak.
b. Rekonstruksi dialog digambarkan dengan menggunakan pensil.
Bisa berupa gambaran mengenai sesuatu yang ada pada latar
fisik.
c. Catatan tentang peristiwa khusus jika ada peristiwa khusus
catatlah mengenai siapa yang di situ, apa yang dilakukan dan
bagaimana peristiwa itu terjadi.
d. Perilaku pengamat merupakan gambaran mengenai penampilan
fisik yang dilakukan oleh peneliti.
Bagian reflektif menyediakan tempat khusus untuk
menggambarkan sesuatu yang berkaitan dengan pengamat itu
sendiri. Tujuan dari reflektif yaitu memperbaiki catatan lapangan
dan memperbaiki kemampuan melaksanakan studi di kemudian
hari. Tanggapan pengamat berisi hal-hal berikut ini :
a. Refleksi mengenai analisis.
Bagian ini berisi sesuatu yang dipelajari.
b. Refleksi mengenai metode
Bagian ini berisi prosedur, strategi, dan taktik yang dilakukan
dalam studi.
c. Refleksi mengenai dilema etik dan konflik
Bagian ini berguna untuk membantu peneliti menguraikan
persoalan dan kemudian bisa memberikan cara bagaimana
sebaiknya dalam menghadapinya.
d. Refleksi mengenai kerangka berpikir peneliti
e. Klarifikasi
Bagian ini peneliti bisa menyajikan butir-butir yang dirasakan
perlu untuk lebih menjelaskan sesuatu yang meragukan.
4. Proses Penulisan Catatan Lapangan
Sesudah kembali ke rumah, langsung mulai penulisan catatan
lapangan. Seorang peneliti baiknya tidak menunda-nunda
pekerjaan karena bisa ingatan manusia terbatas dan bisa saja
peneliti lupa akan informasi yang dia dapatkan. Peneliti baiknya
menghindari segala godaan dan fokus menjalankan tugas nya.
Mungkin ada manfaat bagi peneliti jika mempelajari petunjuk yang
diberikan oleh Bogdan dan Biklen (1982 : 91 - 92) berikut :
a. Catatan lapangan langsung dikerjakan, jangan menunda.
b. angan membicarakan kepada siapa pun sebelum menyusun
catatan lapangan.
c. Cari tempat yang sepi dan siapkan alat yang diperlukan
d. Sediakan waktu secukupnya untuk membuat catatan lapangan.
e. Mulailah dengan membuat kerangka, kemudian kerangka itu
diperluas dengan coretan seperlunya dan diurutkan secara
kronologis.
f. Selain secara kronologis, bisa juga disusun berdasarkan judul-
judul.
g. Biarkan percakapan dan peristiwa yang dialami mengalir dari
diri peneliti ke jari-jemari dan seterusnya ke kertas di atas
komputer.
h. Jika sudah selesai dan masih ada yang kurang jangan ragu untuk
menambahkan.
i. Carilah bagaimana cara agar dalam menyusun catatan lapangan
tidak mengalami kebosanan.
Langkah-langkah penulisan catatan lapangan yaitu :
a. Pencatatan awal
Dilakukan pada saat berada di latar penelitian dengan
menuliskan hanya kata-kata kunci pada buku nota.
b. Pembuatan catatan lapangan lengkap setelah kembali ke tempat
tinggal.
c. Jika sudah hampir selesai dan ada yang belum dimasukkan maka
dimasukkan.
F. Penggunaan Dokumen
Yang dibahas dalam bagian ini yaitu :
1. Pengertian dan Kegunaan
Menurut Guba dan Licoln (1981 : 228) mengartikan record merupakan
setiap pernyataan tertulis yang disusun oleh seseorang atau lembaga
untuk keperluan pengujian suatu peristiwa. Dokomen adalah setiap
bahan tertulis ataupun film, lain dari record, yang tidak dipersiapkan
karena adanya permintaan seorang penyidik. Dokumen dibagi menjadi
dua yaitu dokumen pribadi dan dokumen resmi.
Dokumen dan record digunakan untuk keeperluan penelitian, menurut
Guba dan Lincoln (1981 : 235), karena alasan yang bisa dipertanggung
jawaabkan seperti berikut :
a. Dokumen dan record digunakan karena merupakan sumber yang
stabil, kaya, dan mendorong.
b. Berguna untuk bukti suatu pengujian.
c. Keduanya berguna dan sesuai dengan penelitian kualitatif karena
sifatnya alamiah sesuai konteks.
d. Record relatif murah dan tidak sukar diperoleh, namun dokumen
harus dicari dan ditemukan.
e. Keduanya tidak reaktif sehingga sukar ditemukan dengan teknik
kajian isi.
f. Hasil pengkajian isi akan membuka kesempatan untuk lebih
memperluas tubuh pengetahuan terhadap sesuatu yang diselidiki.
2. Dokumen Pribadi
Dokumen pribadi merupakan catatan seseorang secara tertulis mengenai
tindakan, pengalaman, dan kepercayaan. Dokumen pribadi yang
dibahas disini adalah :
a. Buku harian
Buku harian yang bermanfaat yaitu buku harian yang ditulis dengan
memberikan tanggapan mengenai peristiwa-peristiwa di sekitar
penulis.
b. Surat Pribadi
Surat pribadi antara seseorang dengan anggota keluarganya bisa
dimanfaatkan oleh peneliti. Hal ini bermanfaat untuk
mengungkapkan hubungan sosial seseorang.
c. Otobiografi
Otobiografi bisa dimanfaatkan walaupun tidak sebaik surat pribadi
atau buku harian karena otobiografi yang dipublikasikan hanyalah
dari segelintir orang saja.
3. Dokumen Resmi
Dokumen resmi terdiri dari dokumen internal dan dokumen eksternal.
Dokumen internal berupa memo, pengumuman, instruksi. Sedangkan
dokumen eksternal berisi bahan-bahan informasi yang dihasilkan oleh
lembaga sosial seperti majalah, buletin, dan berita yang disiarkan
kepada media massa.
4. Teknik Mempelajari Dokumen melalui Analisis Konten
a. Definis
Definisi dikemukakan untuk memberikan gambaran mengenai konsep
kajian isi tersebut. Menurut Guba dan Lincoln (1981 : 247) ciri-ciri
kajian isi yaitu :
1) Proses mengikuti aturan
2) Proses sistematis
3) Proses yang diarahkan untuk menggeneralisasi
4) Mempersoalkan isi yang termanifestasikan
5) Menekankan analisis secara kuantitatif
Uraian mengenai kajian konten kualitaatif secara jelas dekemukakan
oleh Philipp Mayring. Dalam forum qualitative social research (vol 1,
no. 2, june 2000) dengan judul qualitative content analysis. Dalam
tulisan ini, ide dasar analisis konten dalam bidang ‘komunikasi
didasarkan pada empat hal yaitu :
1) Menyesuaikan materi ke dalam model komunikasi
2) Aturan analisis
3) Kategori merupakan pusat analisis
4) Kriteria kredibilitas dan validitas.
b. Prosedur Analisis Konten Kualitatif
Menurut Philipp Mayring langkah-langkah analisis konten
kualitatif digambarkan sebagai berikut :
8

G. Sampling dan Satuan Kajian (Uniit Of Analysis)


Teknik sampling dalam suatu penelitian kualitatif jelas berbeda dengan
nonkualitatif. Pada penelitian nonkualitatif sampel itu dipilih dari suatu
populasi sehingga dapat digunakan untuk mengadakan generalisasi. Maka,
sampel harus benar-benar mewakili dari ciri-ciri suatu populasi. Dalam
penelitian kualitatif sangat erat kaitannya dengan faktor-faktor
konstektual. Jadi, sampling dalam hal ini adalah untuk menjaring sebanyak

8
Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2017), hlm 208-223
mungkin informasi dari berbagai macam sumber. Maksud dari sampling
adalah menggali informasi yang akan menjadi dasar dari suatu rancangan
dan teori yang muncul.
Sampel bertujuan dapat dketahui dari ciri-ciri sebagai berikut:
1. Rancangan sampel yang muncul: sampel tidak dapat ditentukan atau
ditarik terlebih dahulu.
2. Pemilihan sampel secara berurutan: tujuan memperoleh variasi yang
sebanyak-banyaknya hanya dapat dicapai apabila dalam pemilihan
satuan sampel dilakukan jika satuannya sebelumnya sudah dijaring dan
dianalisis. Teknik bola salju bisa bermanfaat dalam hal ini yaitu mulai
dari satu menjadi makin lama makin banyak.
3. Penyesuaian berkelanjutan dari sampel: sesudah makin banyak
informasi yang masuk dan makin mengembangkan hipotesis, ternyata
bahwa sampel yang makin dipilih atas dasar fokus penelitian.
4. Pemilihan berakhir jika sudah terjadi pengulangan: jiak sudah mulai
terjadi pengulangan informasi, maka penarikan sampel sudah harus
untuk diberhentikan.
Satuan kajian biasanya dapat ditetapkan dalam rancangan sebuah
penelitian. Keputusan tentang penentuan sampel, besarnya dan strategi
sampling begitu, dan pada dasarnya bergantung pada penetapan satuan
kajian. Terkadang satuan kajian itu dapat bersifat perseorangan. Jika
perseorangan itu sudah ditetapkan sebagai satuan kajian, maka
pengumpulan data dipusatkan di sekitarnya. Yang dikumpulkan yaitu apa
yang terjadi dalam kegiatannya, apa yang memengaruhinya, bagaiman
dengan sikapnya, dan lain-lain.
H. Beberapa Teknik Penelitian Lainnya
1. Wawancara Kelompok Fokus dalam Penelitian Kualitatif
a. Asal mula kelompok Fokus dan Wawancara kelompok
Kreuger (1988) menyatakan bahwa wawancara kelompok
fokus lahir pada akhir 1930an oleh ilmuwan sosial yang
meragukan tentang ketepatan metode pengumpulan data secara
tradisional. Rice (1931) menyatakan bahwa penemuan
wawancara untuk keperluan pencarian fakta dalam penelitian
ilmiah bahwa kuesioner yang mempelopori perolehan data dar
wawancara itu dapat membangun gagasan awal dari
pewawancara sebagai sikap dari subjek yang diwawancarai.
Menurut Merton bahwa hasil dari wawancara kelompok itu
dapat diperlakukan sebagai sesuatu yang reliabel dan valid.
b. Definisi
1) Wawancara kelompok
Smith (1954) mendifinisikan wawncara kelompok sebagai
sesuatu yang bisa membatasi pada suatu situasi dimana
kelompok yang dibangun cukup kecil untuk membangun
suatu diskusi yang pantas di antara sesama anggotanya.
2) Kelompok fokus
Kelompok fokus diistilahkan pada tahun 1956 yang
mengaplikasikan pada situasi yang dimana pewawancara
bertanya kepada anggota kelompok dengan pertanyaan yang
sangat khusus tentang topik sesudah hasil penelitian
sementara telah dilaksnakan.
3) Kelompok fokus dalam penelitian kualitatif
Penelitian kualitatif memusatkan diri pada kata-kata dan
pengamatan untuk menyatakan pada kenyataan dan berupa
usaha untuk menjelaskan orang-orang dalam suatu latar
yang alamiah.
4) Pemanfaatan kelompok fokus
Kelompok fokus dapat digunakan pada setiap bagian dalam
program penelitian. Menurut Stewart dan Shamdasani
(1990) menjelaskan pemanfaatan yang lebih umum dari
kelompok fokus sebagai berikut:
a. Memperoleh latar belakang informasi yang secara
umum tentang sesuatu topik yang diperhatikan.
b. Mondorong gagasan yang baru dan konsep yang kreatif.
c. Menginterpretasikan hasil dari penelitian kualitatif
sebelumnya.
5) Pedoman wawancara
a. Alur pertanyaan : pada waktu memformulasikan
pertanyaan untuk panduan wawancara, para ahli
menyarakan bahwa hal-hal yang harus dipertimbangkan
adalah pertanyaan diurutkan dari yang umum ke yang
khusus; pertanyaan yang penting harus didahulukan
pada awal diskusi dan yang dipandang kurang penting
nantinya akan dikemukakan pada bagian akhir.
b. Jumlah pertanyaan : jumlah pertanyaan disarankan
kurang dari 10 pertanyaan atau sekita 6-7 pertanyaan.
c. Jenis pertanyaan : pertanyaan yang tidak terstruktur atau
pertanyaan yang terbuka dapat membuka pemikir para
peserta diskusi sehingga dapat menanggapinya dari
berbagai sumber.
d. Moderator/Pewawancara : moderator memerlukan
ketrampilan dimana moderator boleh menggunakan
berbagai peranan selama diskusi.
e. Memulai diskusi : pada saat memulai diskusi moderator
berusaha membangun rapport dalam kelompok.
f. Ciri-ciri : ciri-ciri moderator selaku pewawancara
hendaknya harus tanggap dan sigap secara mental dan
menjaga jangan samapi diskusi berhenti ditengah jalan,
karena adanya ketakutan dan tekanan.
g. Pengumpulan data : dalam pengumpulan data terdapat
dua jenis yaitu tape recorder dan pembuatan catatan.
h. Analisis data kelompok fokus : informasi yang
dikumpulkan dari situasi kelompok fokus merupakan
data mentah. Langah pertama yang dilakukan peneliti
adalah membuat transkip dari keseluruhan wawancara.
Langkah berikutnya adalah menganalisis isi/konten
diskusi.
2. Teori Dari Dasar (Grounded Theory)
Teori-teori dasar adalah teknik induktif yang dikembangkan
untuk penelitian kualitatif dan dimanfaatkan juga untuk topik-topik
yang berkaitan dengan pendidikan, kesehatan, sosial, dan lain-lain.
a. Orientasi filosofis
Teori interaksi simbolik bukan merupakan topik yang untuk
didiskusikan secara penuh tetapi harus bisa ditelaah secara
penuh.
b. Metodologi
Teknik metodologis yang terpenting dalam penelitian teori-
teori dasar adalah proses perbandingan yang secara tetap dan
di dalamnya setiap data dibandingkan dengan setiap bagian
data lainnya.
c. Pengumpulan data dan teknik analisis
Pengumpulan data biasanya dapat menghasilkan catatan
tertulis yang sangat banyak, transkip wawancara, video/audio
tentang percakapan yang berisi penggalan data yang di jamak
nantinya akan dipilah-pilah dan dianalisis.
d. Hasil
Hasil adalah teori yang menjelaskan tentang fenomena yang
diteliti. Hasil penelitian melaporkan teori yang ditunjang
dengan contoh-contoh data.
3. Etnografi
Etnografi memfokuskan diri pada budaya dari sekelompok orang.
Peneliti etnografi mengacu pada perspektif emik ( cara kelompok
memandang dunianya) dan etik (interpretasi pengalaman-
pengalaman budaya). Para peneliti etnografi melakukan pekerjaan
lapangan secara ekstensif untuk mempelajari tentang kelompok
budaya yang menarik baginya.
a. Metodologi
Langkah-langkah penelitian etnografi adalah sebagai berikut:
1) Mengidentifikasi budaya yang akan diteliti
2) Mengodentifikasi variabel yang signifikan di dalam budaya
yang di teliti
3) Mengadakan penelaahan kepustakaan
4) Memperoleh izin memasuki latar penelitian
5) Mempelajari dan memahami budaya
6) Mencari informan
7) Mengumpulkan data, menganalisis data, mendeskripsikan
budaya, mengembangkan teori.
b. Pengumpulan dan analisis data
Pengumpulan data dapat melibatkan pengamatan dan
wawancara. Peneliti dapat saja menjadi pengamat dan berperan
serta dalam budaya yang sedang diteliti selama penelitian itu
berlangsung. Analisis data melibatkan upaya yang
mengidentifikasi ciri-ciri sesuatu objek dan kejadian oleh
anggota-anggota budaya.
c. Penelitian etnografi dalam pelayanan kesehatan
Memfokuskan dalam mengamati dan membuat dokumen
tentang interaksi yang tejadi antar manusia tentang kondisi
kesehariaannya dan pola yang mempengaruhi pelayanan
kesehatan.
4. Penelitian Tindakan (Action Research)
Penelitian tindakan adalah penelitian baik kualitatif maupun
penelitian kuantitatif. Penelitian tindakan juga bisa dikatakan cara
melakukan penelitian dan berupaya bekerja dengan memecahkan
masalah pada saat yang bersamaan. Penelitian tindakan ini
didasarkan pada masyarakat dan seringkali dilakukan di latar yang
luas. Pendekatan yang digunakan dengan pengukuran dasar dengan
memanfaatkan kuesionet, pengamatan, atau metode lainnya.9

DAFTAR PUSTAKA
Chairi, A. (2009). Landasan Filsafat dan Metode Penelitian Kualitatif.
Discussion Paper. Jakarta
Lexy J Moleong, 2017. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT
Remaja Rosdakarya
Yusuf, A. M. (2014). Kuantitatif, Kualitatif, & Penelitian Gabungan.
Jakarta: Kencana.

9
Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2017), hlm
223-240

Anda mungkin juga menyukai