Nim : 112010290
TUGAS I
pendapat tentang naik turunnya suku bunga berhubungan dengan usng di mata public
Berdasarkan penelitian Iyke (2017), suku bunga tidak berpengaruh signifikan terhadap
permintaan uang, nilai tukar mempengaruhi permintaan uang secara positif dalam jangka
pendek dan negatif dalam jangka panjang
mengapa suku bungan pinjaman perbankan di indonesia menurut banyak pihak memiliki suku
bunga yang lebih tinggi
Penyebab suku bunga bank di Indonesia tinggi karena ada biaya operasional yang dibebankan
kepada peminjam. Biaya operasional terbesar yang dibebankan kepada peminjam, kata Rahmat
adalah beban bunga yang diberikan untuk deposito. Ini dilakukan untuk menarik masyarakat
agar menyimpan uangnya di bank. Selain itu juga untuk biaya pegawai dan biaya promosi bank
itu sendiri.
TUGAS II
jelaskan resiko pasar
Risko pasar ini adalah risiko fluktuasi atau naik turunnya Nilai Aktiva Bersih (NAB) yang
disebabkan oleh perubahan sentimen pasar keuangan (seperti saham dan obligasi) yang menjadi
aset dalam pengelolaan portofolio reksa dana. Risiko ini juga sering disebut dengan risiko
sistematik (systematic risk) yang berarti risiko ini tidak bisa dihindari dan pasti akan selalu
dialami oleh investor.
Perubahan pergerakan aset di pasar keuangan ini banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Apalagi pada aset berupa saham atau reksa dana jenis saham yang sangat sensitif terhadap
pertumbuhan ekonomi dan kondisi politik di dalam negeri maupun luar negeri (global) yang
melakukan kerjasama terhadap negara yang bersangkutan.
Sejak pandemi Covid 19 menjadi masalah dunia setahun lalu, banyak perusahaan lokal dan asing yang
mengalami financial distress. Kondisi ini diperparah dengan adanya kebijakan lockdown yang membuat
banyak sektor seperti pariwisata, transportasi, migas, dan makanan mati suri.
Bahkan per Maret 2021, tercatat ada 133 perusahaan di Amerika Serikat yang mengajukan perlindungan
pailit. CNBC pun melaporkan, sekitar 30% restoran di Negara Adidaya tersebut terancam bangkrut dan
tutup permanen akibat pandemi. Salah satu perusahaan yang sempat mengajukan pailit dan cukup
membuat banyak orang kaget adalah The Hertz Cooperation dan Pizza Hut.
Menurut laporan keuangan terakhir, The Hertz memiliki aset senilai USD 25 miliar dan utang sebesar
USD 24 miliar. Agar tidak terjadi tindakan ekstrem seperti kebangkrutan dan PHK pada seluruh
karyawan, The Hertz segera meminta perlindungan untuk mendapat pinjaman lunak dari pemerintah
Amerika Serikat.
Dalam kasus Pizza Hut, perusahaan waralaba itu mengajukan pailit pada Juli tahun lalu dan terancam
tutup permanen karena tidak mampu menggaji karyawan. Kondisi tersebut memengaruhi kondisi
franchise-nya di negara lain termasuk Indonesia. Untungnya, hingga saat ini Pizza Hut masih berdiri
tegak dan mulai bangkit dari keterpurukannya.
hubungan expexted return dan standar deviasa dalam manajemen resiko
Manajemen return dan risiko merupakan konsep manajemen portofolio. Jika selama ini risiko diukur
hanya dengan menggunakan standar deviasi, saat ini terdapat metode baru untuk mengukur risiko yaitu
Value at Risk (VaR). Value at Risk merupakan metode perhitungan market risk untuk menentukan risiko
kerugian maksimum yang dapat terjadi pada suatu portofolio, baik singleinstrument ataupun multi-
instruments, pada confidence level tertentu, selama holding period tertentu, dan dalam kondisi market
yang normal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui manakah di antara standar deviasi, Value at
Risk Historical Simulation method dan Value at Risk Variance- Covariance method sebagai metode
pengukuran risiko yang dapat lebih menjelaskan return. Dengan mengambil 27 saham dari LQ 45
dibentuklah tiga tipe sampel sebagai simulasi. Kemudian ketiga tipe sampel ini dihitung nilai standar
deviasi, Value at Risk Historical Simulation method, dan Value at Risk Variance- Covariance method