Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH PEMASARAN

PENGELOLAAN RESIKO PASAR

  

    DISUSUN OLEH     :

NAMA    : Tobias Wely

NIM         : 201911468

 SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI

BOEDI OETOMO

KATA PENGANTAR
 
Puji syukur dipanjatkan kehadiran Yang Maha Esa, atas limpahan rahmat dan
karunianya, sehingga studi kasus manajemen pemasaran ini dapat diselesaikan.
Tugas ini di ajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah manajemen
pemasaran 1.

Tugas studi kasus ini berisi tentang kasus pemasaran Bahan Bakar Minyak dan
pengaruhnya terhadap pergolakan nilai tukar mata uang di dunia. Kami sangat
harap malalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai Manajemen pemasaran. Kami juga menyadari bahwa di
dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna.

 Sekiranya makalah yang telah di susun ini dapat berguna bagi diri kami sendiri dan
juga orang lain yang membaca..

 Samalantan 4 Oktober 2020

Penyusun

 
DAFTAR ISI
halaman

Kata pengantar…………………………………………………………………........………………. i

Daftar isi………………………………………………………………………………….........………. ii

Bab I Pendahuluan

1.       Latar
belakang………………………………………………………………………….. 1
2.       Rumusan masalah……………………………………………………....
…………………… 1
3.       Tujuan
penulisan…………………………………………………………………………. 2
4.       Batasan penulisan…………………………………………………………..
……………… 2

Bab II pembahasan

1.    Risiko dalam pemasaran…………………………………………............


……………………. 2
2.       Penanggulangan
risiko………………………………………………….....................……………… 4

Bab III Penutup

1.       Kesimpulan…………………………………………………………………. 7
2.       Saran………………………………………………………………………….. 7

Daftar pustaka

 
 BAB I

PENDAHULUAN

 1.   Latar Belakang
Penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) khususnya premium sebagai langkah
pemerintah dalam menyikapi turunnya harga minyak dunia menjadi sekitar 44 dolar AS per
barel yang ditetapkan per 1 Desember 2008 ini, banyak diprediksi kalangan masyarakat tidak
akan banyak mempengaruhi harga sembilan bahan makanan pokok (sembako) di Indonesia
khususnya di beberapa pasar tradisional yang berada di Kota Balikpapan.

Walaupun penurunan harga minyak ini dimaksudkan untuk mendorong sektor rill namun
penurunan harga premium saat ini sesungguhnya tidak terlalu signifikan, yaitu hanya Rp 500
per liter, sehingga tidak banyak mempengaruhi perubahan komponen harga.

Faktor lain adalah, banyaknya pedagang khususnya yang menjual barang-barang hasil
produksi pabrik, yang masih menjual barang stok lama sehingga harganya pun masih belum
berubah. Faktanya adalah jika stok di penjual habis, distributor akan memberi tahu dulu
tentang perubahan harga barang. Kondisi lain yang berpengaruh adalah adanya Perayaan hari
raya Idul Adha yang jatuh pada awal pekan kedua Desember. Ini menguatkan asumsi bahwa
kondisi ini juga tidak banyak mempengaruhi fluktuasi harga di pasaran bahkan harga
kebutuhan pokok cenderung stabil.

Kondisi perekonomian tahun 2009 banyak diperkirakan akan lebih buruk dibanding tahun
2008 karena hanya mampu menggenjot pertumbuhan ekonomi 4-5 persen, bahkan prediksi
pesimistis menyebutkan hanya tumbuh 3,5 persen, jauh di bawah prediksi pertumbuhan enam
persen pada tahun 2008. Implikasinya, bila pertumbuhan ekonomi pada tahun 2009 menurun
menjadi empat persen, diperkirakan sekitar satu juta angkatan kerja baru tidak memperoleh
pekerjaan alias menganggur. Pelaku usaha akan terdorong untuk mereposisi pasar mereka,
dari yang semula berorientasi ekspor ke pasar domestik meski keuntungan yang diraih tidak
sebesar dari ekspor. pelaku pasar saat ini sedang menghadapi gejolak pergerakan harga pasar,
seperti nilai sekuritas, valuta asing, harga komoditi maupun tingkat suku bunga sebagai
akibat dari kondisi-kondisi yang terjadi akibat turunnya harga BBM.

2.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang timbul adalah, “Mengelola
risiko pasar pada perusahaan dengan memperhatikan potensi kerugian yang disebabkan oleh
perubahan harga-harga pasar akibat pergerakan sektor riil”
3,Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan studi kasus ini adalah agar penulis semakin mengerti tentang kasus
yang . terjadi dalam proses pemasaran di antaranya kasus pemasaran baban bakar
minyak

4.Batasan Masalah
Dalam penulisan studi kasus ini penulis membatasi penulisan hanya pada kasus pemasaran
bahan bakar minyak dan bagaimana risiko yang dihadapi dalam pergolakan nilai tukar mata
uang.

BAB II

PEMBAHASAN

1.           Risiko Dalam Pemasaran

          Risiko adalah hal yang wajar dalam suatu bisnis. Mengambil dan mengelola
risiko adalah sesuatu yang wajib dilakukan oleh perusahaan untuk menciptakan laba
dan nilai perusahaan. Namun banyak perusahaan yang gagal dalam mengelola risiko
dengan baik maupun tidak memahami risiko yang mereka ambil sendiri.

Ukuran risiko sendiri ada banyak, antara lain adalah Capital at risk, earnings at risk
atau cash flow at risk. Ukuran ini tergantung perusahaan Anda, apakah lebih fokus
kepada neraca, laporan keuangan atau arus kas.

Pengertian risiko adalah suatu ketidakpastian tentang kejadia pada masa depan.
Seseorang atau suatu perusahaan dapat menghadapi risiko dengan cara:
menghindari (risk avoidance), mencegah (risk control), menahan (risk retention)
atau memindahkan risiko (risk transfer). Penghindaran risiko (risk avoidance)
adalah praktik menghindari risiko dengan menurunkan atau menghilangkan
partisipasi dalam sebuah kegiatan. Pengendalian risiko (risk control) adalah praktik
meminimalkan frekuensi atau keparahan kerugian dari kegiatan berisiko.
Penahanan atau penyimpanan risiko (risk retention) adalah praktik penutupan
kerugian suatu perusahaan dengan dananya sendiri, misalkan suatu perusahaan
mungkin sadar bahwa lebih murah membayar perbaikan kendaraannya dengan
biaya sendiri daripada menyerahkan klaim ke perusahaan asuransi. Ketika potensi
risiko yang lebih tidak dapat dihindari atau dikendalikan, perusahaan terkadang
memilih pemindahan risiko (risk transfer). Pemindahan risiko adalah praktik
pemindahan risiko suatu perusahaan ke perusahaan lain—sebut saja, suatu
perusahaan asuransi.

 Risiko pasar, yaitu bentuk tekanan yang terjadi ketika ada pergerakan harga pasar,
seperti nilai sekuritas, valuta asing, harga komoditi mapupun tingkat suku bunga.
Risiko pasar adalah potensi kerugian yang disebabkan oleh perubahan harga-harga
pasar dan yields. Risiko pasar sangat berkaitan dengan pinjaman nasabah Bank,
deposito, aktivitas perdagangan, surat-surat berharga dan produk derivatif. Risiko
pasar dikelola dalam batas risiko secara menyeluruh dan menggunakan teknik
lindung nilai ( hedging). Seluruh aktivitas perdagangan sehubungan pada pertukaran
mata uang asing, derivatif, pasar uang dan surat-surat berharga dipantau setiap hari
dan dikaji dengan basis mark to market sesuai batas yang ditetapkan oleh Komite
Risiko Pasar dan sejalan dengan peraturan Bank Indonesia.

Risiko Pasar sebagaimana disebutkan dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor :


9/13/PBI/2007 Tentang Kewajiban Penyediaan modal Minimum Bank Umum
Dengan Memperhitungkan Risiko Pasar yaitu adalah risiko kerugian pada posisi
neraca dan rekening administratif termasuk transaksi derivatif akibat perubahan
secara keseluruhan dari kondisi pasar, termasuk risiko perubahan harga option.

 Ada empat faktor standar risiko pasar, antar lain adalah


Risiko modal, adalah bagian hak pemilik dalam perusahaan (investasi pemilik)
secara terbatas yang merupakan selisih aktiva dan kewajiban, bergantung pada
bentuk badan usaha ysng dapat berbentuk Propriethorship (perorangan),
Partnership (CV, Fa) maupun Corporation (perseroan)

Risiko suku bunga, Risiko suku bunga adalah risiko yang timbul karena nilai relatif
aktiva berbunga, seperti pinjaman atau obligasi, akan memburuk karena
peningkatan suku bunga. Secara umum, jika suku bunga meningkat, harga obligasi
berbunga tetap akan turun, demikian juga sebaliknya. Risiko suku bunga umumnya
diukur dengan jangka waktu obligasi, teknik paling tua yang sekarang digunakan
untuk mengelola risiko suku bunga. Pengelolaan harta dan kewajiban adalah suatu
nama yang umum digunakan untuk rangkaian lengkap teknik-teknik yang digunakan
untuk mengelola resiko dalam suatu kerangka kerja manajemen risiko perusahaan.
Atau disebutkan sebagai risiko kerugian akibat perubahan harga instrumen
keuangan dari posisi Trading Book yang disebabkan oleh perubahan suku bunga.

Risiko mata uang, Risiko nilai tukar atau risiko mata uang adalah suatu bentuk risiko
yang muncul karena perubahan nilai tukar suatu mata uang terhadap mata uang
yang lain. Suatu perusahaan atau pemodal yang memiliki aktiva atau operasi bisnis
lintas negara akan memperoleh risiko ini jika tidak menerapkan lindung nilai
(hedging). Risiko nilai tukar yang terkait dengan instrumen mata uang asing penting
diperhatikan dalam investasi asing. Risiko ini muncul karena perbedaan kebijakan
moneter dan pertumbuhan produktivitas nyata, yang akan mengakibatkan
perbedaan laju inflasi.

Risiko komoditas. Adalah risiko kerugian akibat perubahan harga instrumen


keuangan dari posisi Trading Book dan Banking Book yang disebabkan oleh
perubahan harga kmoditas.

Menurut Jones (1996), “Systematic risk as is shown in part two on portfolio


management an investor can construct a diversified portfolio and eliminate part of
the total risk. The diversiviable or non market part. What is left is the diversiviable
portion or the market risk variability in a securities total return that is directly
associated with overall movements in the general market or economy”. Jadi risiko
sistematik dari suatu sekuritas atau portofolio yang relatif terhadap risiko pasar
dapat diukur dengan beta. Beta suatu sekuritas adalah kuantitatif yang mengukur
sensitivitas keuntungan dari suatu sekuritas dalam merespon pergerakan
keuntungan pasar. Semakin tinggi tingkat beta, semakin tinggi risiko sistematik yang
tidak dapat dihilangkan karena diversifikasi.

Dalam Enterprise-Wide Risk Management, risiko perusahaan bukan hanya financial


risk (risiko keuangan) saja, seperti risiko gagal bayar dalam suatu transaksi
keuangan, risiko kesalahan dalam accounting system perusahaan ataupun risiko
perubahan nilai mata uang. Selain risiko keuangan ada yang disebut risiko teknis,
risiko operasional, dan risiko pasar (lazim disebut market risk atau commercial risk).

Turunnya harga minyak mentah dunia, menurunnya ekspor dan rentetan kibat
lainnya dalam hal ini termasuk dalam kategori market risk. Dari identifikasi risiko-
risiko tersebut, bagaimanakah risiko-risiko yang ada diukur? alam beberapa hal
risiko-risiko tersebut memang sifatnya kualitatif. Namun, akhir-akhir ini pendekatan
kuantitatif untuk mengukur risiko-risiko tersebut dilakukan berdasarkan variabel
besar-kecilnya impact (akibat) yang ditimbulkan dan variabel tinggi-rendahnya
frekuensi terjadinya risiko-risiko tersebut. Impact disini dapat diukur dlam nilai
uang.

Dengan dua variabel tersebut risiko dipetakan dalam 4 (empat) bentuk:

Risiko dengan impact yang besar dan frekuensi yang tinggi atau sering, seperti
luktuasi nilai mata uang atau produk perusahaan yang dibajak/dipalsukan; 

Risiko dengan impact yang besar namun frekuensinya rendah atau jarang, seperti
bencana alam atau pemboman pusat bisnis dan perdagangan; 

Risiko dengan impact yang kecil namun frekuensinya tinggi atau sering, seperti
pengambilan inventory kantor (misalnya mesin hitung dan alat tulis) oleh karyawan
perusahaan untuk kepentingan pribadi; 

Risiko dengan impact yang kecil serta frekuensinya rendah atau jarang, seperti
pencurian inventory kantor oleh orang luar. Satu hal yang perlu diperhatikan, risiko
pada suatu bidang bisnis tertentu akan berbeda dengan risiko di bidang bisnis yang
lain. Sehingga prioritas risiko suatu perusahaan kemungkinan berbeda dengan
perusahaan yang lainnya. 

Dalam proses identifikasi risiko-risiko ini dapat ditambah satu variabel lagi, yaitu:
apakah risiko-risiko tersebut diasuransikan atau tidak. Ini karena asuransi adalah
salah satu bentuk penanggulangan untuk mengatasi risiko yang mungkin terjadi.
Bentuk penanggulangan lainnya adalah hedging misalnya untuk risiko yang masuk
dalam kategori (1), yaitu fluktuasi nilai mata uang. Sementara untuk risiko yang
masuk dalam kategori (2) diatasi dengan membuat contingency plan, misalnya
menyiapkan kantor cadangan yang secara teknis siap beroperasi apabila terjadi
peristiwa ledakan bom.

2. Penanggulangan Risiko

Pada dasarnya memang tidak ada risiko yang sama sekali dapat dieliminasi. Yang
ada adalah penanggulangan risiko dengan cara yang transparan dan akuntabel.
Apakah itu dengan upaya menurunkan impact dan frekuensi terjadinya risiko
maupun mengasuransikan risiko sehingga diperoleh gambaran bagaimana risiko
yang absolute sifatnya menjadi risiko dibawah kontrol perusahaan. Upaya-upaya
inilah wujud tanggungjawab perusahaan terhadap stakeholders-nya. Disinilah
perlunya proses belajar dari pengalaman. Mengapa risiko harus dikelola?
Jawabannya tidak sulit ditebak, yaitu karena risiko itu mengandung biaya yang tidak
sedikit. Bayangkan suatu kejadian di mana sebuah perusahaan sepatu yang
mengalami kebakaran salah satu pabriknya. Kerugian langsung dari peristiwa
tersebut adalah kerugian finansial akibat aset yang terbakar (misalnya gedung,
material, sepatu setengah jadi, dan sepatu yang siap dijual). Namun lihat juga
kerugian tidak langsungnya, seperti tidak bisa beroperasinya perusahaan selama
beberapa bulan sehingga menghentikan arus kas.

Akibat lainnya barangkali adalah macetnya pembayaran utang kepada kreditor dan
suppliers karena terhentinya arus kas tadi yang akhirnya akan menurunkan
kredibilitas dan hubungan baik perusahaan dengan para business partners tersebut.
Contoh lain mahalnya risiko, misalnya, adalah perusahaan baterai yang produknya
dinyatakan berbahaya bagi masyarakat oleh badan teknologi. Dampaknya,
perusahaan tersebut harus menarik kembali semua baterai yang telah dipasarkan,
dan itu berarti biaya yang luar biasa besar.

Kemudian ditambah lagi dengan kerugian tidak langsungnya sebagaimana contoh


pertama di atas. Dua contoh di atas merupakan pure risks. Ada lagi risiko lain yang
dikenal sebagai price risk. Misalnya, perusahaan raket tenis yang memerlukan
material aluminium dalam memproduksi raket akan mengalami kenaikan biaya jika
harga pasar aluminium mendadak naik.

Perusahaan raket tersebut barangkali bagus dalam operasinya (produknya disukai


pasar, inovasi produk dan proses, penjualan meningkat, manajemen biaya efisien)
namun terpaksa menderita risiko akibat kenaikan harga pasar aluminium yang di
luar kontrol perusahaan. Nah, di sinilah pentingnya manajemen risiko. Manajemen
risiko yang efektif dapat meminimum kan biaya risiko. Konkretnya, risiko yang
dikelola dengan baik, seperti dengan asuransi dan hedging kontrak derivatif, dapat
menjaga agar kinerja perusahaan terhindar dari faktor-faktor non-operasi seperti
kerugian akibat pure risk dan price risk tadi.

Berdasarkan konsep investasi, risiko yang relevan dalam portofolio aset hanyalah
risiko sistematis karena risiko spesifik pada dasarnya dapat dihilangkan melalui
diversifikasi. Dengan demikian, investor yang investasinya telah terdiversifikasi
dengan baik dalam portofolio hanya dapat mengharapkan tingkat return karena dia
menanggung risiko sistematis, karena dengan melakukan diversifikasi dengan
efektif, risiko spesifik aset-aset dalam portofolionya itu pada dasarnya telah
tereliminasi.

Lalu apa manfaat manajemen risiko bagi peningkatan kemakmuran pemilik


perusahaan? Jika pengaruh manajemen risiko terhadap discount rate tidak
signifikan, mari kita lihat manfaatnya untuk arus kas bersih. Paling tidak ada tiga
manfaat manajemen risiko bagi arus kas bersih: (1) menjaga kestabilan arus kas, (2)
mengurangi kemungkinan perusahaan mengalami financial distress, dan (3)
mengurangi kemungkinan perusahaan terpaksa mencari pendanaan baru untuk
menutupi kerugian akibat risiko ataupun untuk mendanai investasi baru. (FAD)
Untuk mengelola risiko dengan baik, maka perusahaan haruslah memahami risiko
apa saja yang mereka hadapi. Oleh karena itu, Anda harus memahami risiko besar
apa saja yang dihadapi. Kemudian juga mendefinisikan jenis dan seberapa banyak
risiko yang bersedia untuk ditanggung.

Terkadang, perusahaan tidak mengerti benar mengenai risiko apa yang mereka
tanggung dan dampaknya terhadap bisnis. Misalnya, perusahaan melakukan
investasi yang menjanjikan return tinggi namun ternyata gagal dan mereka hanya
menjadi korban penipuan belaka.

Setiap industri memiliki jenis risiko yang berbeda-beda sehingga masing-masing


seharusnya membuat klasifikasi bagi banyak kategori risiko ini, Di industri farmasi,
misalnya, perusahaan dapat mengalami risiko volume bisnis ketika pesaingnya
memperkenalkan obat baru yang lebih bagus. Mereka juga mengalami risiko
operasional ketika produk mereka ditarik dari pasaran sehingga mengurangi
pendapatan. Kemudian mereka juga terekspos terhadap risiko R&D jika obatnya
tidak mendapatkan persetujuan dari BPOM.

Selain memahami jenis risiko yang dihadapi, perusahaan juga harus memahami
seberapa besar risiko yang mereka tanggung. Kemudian, Anda juga harus
memahami bahwa setiap unit bisnis memiliki risiko yang berbeda dan bisa saja
berhubungan satu sama lain. Anda juga harus memahami bagaimana risiko tersebut
berdampak terhadap risiko keseluruhan.

Dalam kata lain, perusahaan harus memili pandangan secara lebih terintegrasi.
Misalnya, perbankan, harus bisa mengidentifikasi bahwa adanya penurunan dalam
industri penerbangan mengakibatkan risiko antara lain: risiko volume bisnis
berkaitan dengan pelayanan travel, risiko kredit (risiko tiket sudah dibeli namun
belum dibayar) dan risiko pasar berkaitan dengan investasi misalnya di obligasi
perusahaan penerbangan.

Merumuskan strategi adalah salah satu aktivitas paling penting perusahaan dan
mempengaruhi semua keputusan investasinya . Strategi yang baik menjelaskan jenis
risiko yang diasumsikan atau yang bersedia mereka terima, magnitude risiko
tersebut, dan return yang diharapkan untuk menutupi risiko tersebut . Penjelasan
akan elemen ini menyediakan kejernihan dan arah untuk manajer unit bisnis yang
berusaha untuk menyelaraskan strategi mereka dengan strategi perseroan
keseluruhan sambil membuat trade-off risk dan return.

Level return yang diinginkan bervariasi tergantung toleransi para manajer terhadap
risiko. Beberapa mungkin bersedia untuk menerima risiko demi return yang lebih
tinggi. Lainnya mungkin lebih konservatif. Namun setidaknya, return haruslah
melebihi cost of capital.

 
 

PENUTUP

1. Kesimpulan
Seperti halnya strategi, strategi risiko perusahaan juga haruslah memiliki beberapa
scenario yang berbeda. Perusahaan asuransi jiwa misalnya, haruslah mengetahui
bagaimana laba mereka akan bervariasi dalam kondisi ekonomi yang berbeda-beda.
Sehingga, jika terjadi skenario pesimis di mana kondisi ekonomi sedang buruk,
mereka memiliki strategi untuk menghadapinya.

Merumuskan strategi adalah salah satu aktivitas paling penting perusahaan dan
mempengaruhi semua keputusan investasinya . Strategi yang baik menjelaskan jenis
risiko yang diasumsikan atau yang bersedia mereka terima, magnitude risiko
tersebut, dan return yang diharapkan untuk menutupi suatu risiko yang muncul

2.     Saran

Berbeda dengan risiko kredit yang sudah melekat begitu dana kredit itu disalurkan,
risiko pasar baru bisa terlihat dalam waktu yang agak lama. Misalnya, ketika debitor
bank mengalami masalah akibat perubahan makro yang memburuk. Sebagai
konsekuensinya, bank harus merestrukturisasi kredit dengan memberikan diskon
bunga misalnya. Hal-hal seperti itu menjadi bagian dari risiko pasar yang dihadapi
bank.

Merumuskan strategi adalah salah satu aktivitas paling penting perusahaan dan
mempengaruhi semua keputusan investasinya . Strategi yang baik menjelaskan jenis
risiko yang diasumsikan atau yang bersedia mereka terima, magnitude risiko
tersebut, dan return yang diharapkan untuk menutupi risiko tersebut

Daftar pustaka
Philip Kotler and Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran, Jilid 1, Edisi 12,
Terjemahan, PT. INDEKS, Jakarta, 2008

Philip Kotler and Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran, Jilid 2, Edisi 12,
Terjemahan, PT. INDEKS, Jakarta, 2008

Anda mungkin juga menyukai