Anda di halaman 1dari 20

Pengaruh Labelisasi Halal Terhadap Keputusan Pembelian Produk Makanan dalam

Kemasan pada Jama’ah Majelis Taklim Masjid Agung Syekh Quro Karawang
Proposal Penelitian
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah metodologi penelitian

Dosen pengampu:
Prof. Dr. Masri Mansoer, M.A

Disusun oleh:
Andi Ghariza Qurrata A’yun
21230340000002

JURUSAN ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR


FAKULTAS USHULUDDIN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
JAKARTA
2023
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan zaman, di era modern ini Indonesia mengalami


pertumbuhan ekonomi dengan pesat, pertumbuhan ini tidak terlepas dari peranan para pelaku
usaha di dalamnya. pertumbuhan ekonomi bertumpu pada adanya pertambahan penduduk,
dengan jumlah penduduk warga Negara Indonesia yang mencapai 270,20 Juta Jiwa.1 Dimana
mayoritas penduduk Indonesia bergama Islam, dengan jumlah populasi umat Islam di
Indonesia mencapai 90 persen dari total jumlah penduduk.

Dengan laju pertumbuhan ekonomi saat ini, mengakibatkan Membanjirnya produk


makanan dan minuman yang ada di Indonesia, hal ini menimbulkan dilema bagi masyarakat,
Disatu sisi terdapat banyak pilihan, dan disisi lain masyakarat harus memperhatikan tingkat
kehalalan suatu produk terutama produk makanan dalam kemasan.

Dalam hal ini, terdapatnya persolaan yang cukup serius yang dihadapi umat Islam di
Indonesia yaitu kesulitan dalam memastikan produk yang dikonsumsi terjamin kehalalannya.
Yang dimana umat Islam mengharapkan agar produk-produk yang akan dikonsumsi tersebut
terjamin ke Thayib dan Kehalalannya.

Sebab mengkonsumsi makanan halal merupakan perintah agama yang harus dipatuhi,
dan tidak perbolehkan untuk umat Islam memakan makanan yang haram, sebab tidak
mematuhi ajaran agama. Dan Allah Subhanahu Wata’aala telah berfirman dalam QS : Al-
Maidah 3.

‫ُح ِّر َم ْت َعَلْيُك ُم اْلَم ْيَتُة َو الَّد ُم َو ْحَلُم اِخْلْنِز ْيِر َو َم ٓا ُاِه َّل ِلَغِرْي الّٰلِه ِب ٖه َو اْلُم ْنَخ ِنَقُة َو اْلَمْو ُقْو َذُة َو اْلُم َتَر ِّدَيُة‬
‫ٓا َاَك ال ِااَّل ا َذَّك ْۗم ا ُذِب َلى الُّن ِب ْن ْق ِس ا ِباَاْل اَل ِۗم ٰذ ِلُك ِف ٌۗق‬
‫ْم ْس‬ ‫َو الَّنِط ْيَح ُة َو َم َل َّس ُبُع َم ْيُت َو َم َح َع ُص َو َا َتْس َت ُمْو ْز‬
‫ِد‬ ‫ِم ِد ِن‬ ‫ِذ‬
‫َاْلَيْو َم َيِٕى َس اَّل ْيَن َك َف ُر ْو ا ْن ْي ُك ْم َفاَل ْخَتَش ْو ُه ْم َو اْخ َش ْو ِۗن َاْلَيْو َم َاْك َم ْلُت َلُك ْم ْيَنُك ْم َو َاَمْتْم ُت‬
‫اِنٍف ِاِّل ْث ِا ّٰل‬ ‫ٍة‬ ‫ِد ۗا‬ ‫ِاْل‬ ‫ِض‬ ‫ِن‬
‫َف َّن ال َه َغُفْو ٌر‬ ‫َعَلْيُك ْم ْع َم ْيِت َو َر ْيُت َلُك ُم ا ْس اَل َم ْيًن َفَم ِن اْض ُطَّر ْيِف ْخَمَم َص َغْيَر ُمَتَج‬
‫ِح‬
‫َّر ْيٌم‬
1
BPS, Sensus Penduduk, at [16.15] http://www.BPS.com , viwed on13 Juni 2021.
Artinya : Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah dan daging Babi dan
daging hewan disembelih selain atas ya nama Allah, yang tercekik, yang dipukul, yang jatuh
di tanduk dan yang diterkam hewan buas, kecuali yang sempat kamu sembelih.2

Ayat diatas menjelaskan bahwa Allah Subahanahu Wata’aala hanya memerintahkan


umat manusia untuk mengkonsumsi makanan yang halal, dan diharamkan atas mereka untuk
memakan makanan yang haram seperti mayit, darah dan daging Babi. Kehalalan suatu
produk makanan meruapakan hal yang sangat mendasar yang harus diperhatikan bagi umat
Islam dalam berprilaku sebagai konsumen.

Oleh sebab itu persoalan lebelisasi Halal pada produk makanan perlu diperhatikan
dengan baik, dikarenakan hal ini berkaitan erat dengan kepatuhan seorang muslim terhadap
ajaran agamanya. Dan dalam Al-Quran telah mengajarkan kita agar memakan makanan yang
yang baik dan berkualitas.

Allah telah menyeru kepada orang-orang beriman untuk memakan makanan yang
baik-baik di antara rezeki yang diberikan nya, orang yang beriman di tuntut untuk bersyukur
kepada Allah sebagai bukti ketaatan kepadanya. Dalam Al-Quran surah al- Baqarah ayat 172
Allah Berfirman :

‫ٰٓيَاُّيَه ا اَّلِذْيَن ٰاَم ُنْو ا ُك ُلْو ا ِم ْن َطِّيٰب ِت َم ا َر َز ْقٰن ُك ْم َو اْش ُك ُر ْو ا ِلّٰلِه ِاْن ُك ْنُتْم ِاَّياُه َتْع ُبُد ْو َن‬

Makanan yang baik-baik dalam ayat di atas diungkapkan dengan Tayyibat, konotasi
asal kata ini menunjukan kepada apa saja yang melezatkan bagi indera dan jiwa. 3 Yang
artinya segala makanan yang boleh dikonsumsi, baik dilihat dari segi kadar komposisi dan
Kandunganya, dan dalam surat an- Nahl: 114 makanan tersebut hendaknya juga halal.4

‫َفُك ُلْو ا َّمِما َر َز َقُك ُم الّٰل ُه َح ٰل اًل َطِّيًبۖا َّو اْش ُك ُر ْو ا ِنْع َم َت الّٰلِه ِاْن ُك ْنُتْم ِاَّياُه َتْع ُبُد ْو َن‬

Dari ayat-ayat tersebut membuktikan, kejelasan antara makanan halal dan haram
tentunya akan membuat konsumenya semakin tenang dalam mengkonsumsinya, karena dapat
memilih makanan halal tanpa khawatir terdapat kandungan yang haram didalamnya. Peran

2
Cahaya Qur’an, Mushaf Tajwid Warna dan Terjemah, (Tambun Bekasi : 2017), p.107
3
Ruslan. Ayat-Ayat Ekonomi (Makna Global dan Komentar Edisi 1), (Banjarmasin IAIN Antasari
Press, 2014), p. 52
4
Ibid, p. 57
keimanan menjadi tolak ukur penting karena keimanan memberikan cara pandang dunia yang
cenderung mempengaruhi keperibadian manusia.

Maka pemberian label halal pada produk makanan, ditengah kondisi pasar global
menjadi hal yang harus di perhatikan. Badan yang berwenang sebagai pemeberi label halal
pada produk makanan, minuman, dan obat- obatan ialah Majelis Ulama Indonesia (MUI) atau
saat ini dapat melalui Badan Penanggung Jawab Jaminan Produk Halal (BPJPH).

Maka untuk menjaga kepercayaan akan kehalalan produk baik makanan, minuman,
maupun obat-obatan, produk harus melalu tahap pengujian bahan-bahan yang terkandung di
dalamnya. agar memeperoleh sertifikasi halal dan mendapatkan persetujuan dari Majelis
Ulama Indonesia (MUI). Sedangkan Produk-produk yang tidak mencantumkan label halal
pada kemasanya dianggap belum mendapatkan sertifikasi halal dan persetujuan dari lembaga
berwenang (LPPOM-MUI).

Namun fakta yang kita hadapi saat ini ialah banyak para produsen yang
mendaftarakan produk-produknya untuk mendapatkan sertifikasi halal dari majelis Ulama
Indonesia, namun banyak juga konsumen yang tidak memeperhatikan dan memperdulikan
dari keberadaan label halal tersebut pada produk makanan terkhusus produk makanan dalam
kemasan yang akan dikonsumsi. Hal ini sangat disayangkan adanya, sebab kurangnya
kesadaran dari pentingnya labelisasi halal yang tercantum pada produk makanan dalam
kemasan yang akan dikonsumsi antara kedua belah pihak tersebut.

Jika ditinjau lebih mendalam, sebenarnya terdapat banyak umat islam yang telah
memepelajari hukum-hukum islam dalam prilaku berkonsumsi, seperti dianjurkanya untuk
memeperhatikan sertifikasi halal yang tercantum pada produk makanan dalam kemasan untuk
memastikan kehalalan pada suatu produk.

Namun apakah dengan tercantumnya label halal tersebut dapat mempengaruhi


keputusan pembelian produk terhadap konsumen. Dan akan diambil permisalan dari keadaan
saat ini pada Jama’ah Majelis Taklim

Masjid Agung Syekh Quro Karawang untuk mengetahui seberapa pengaruh dari
keberwujudan Lebelisasi Halal pada produk makanan dalam kemasan terhadap keputusan
pembeliannya. Sehingga dengan demikian peneliti tertarik untuk meneliti lebih jauh tentang,
PENGARUH LABELISASI HALAL TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN
PRODUK MAKANAN DALAM KEMASAN PADA JAMA’AH MAJELIS TAKLIM
MASJID AGUNG SYEKH QURO KARAWANG.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan tentang pengaruh labelisasi halal
terhadap minat beli produk makanan dalam kemasan pada Jamaah Majelis Taklim Masjid
Agung Syekh Quro Karawang maka peneliti menarik rumusan masalah yang menjadi titik
fokus pada pembahasan ini yaitu :

a. Apakah Yang dimaksud dengan labelisasi halal ?


b. Apakah Labelisasi halal berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk makan
dalam kemasan pada Jama’ah Majelis Taklim Masjid Agung Syekh Quro Karawang?

1.3 Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui dan memahami yang di maksud dari labelisasi halal.


b. Untuk mengetahui apakah pengaruh labelisasi Halal terhadap keputusan pembelian
produk dalam kemasan pada Jama’ah Majelis Taklim Masjid Agung Syekh Quro
Karawang.

1.4 Batasan Penelitian

Penelitian ini memintai objek penelitianya yaitu Jama’ah Majelis Taklim Masjid
Agung Syekh Quro Karawang sebagai konsumen produk makanan dalam kemasan.

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini secara akademik ialah :

a. Menambah pengetahuan dan wawsan lebih mendalam mengenai labelisasi halal pada
produk makanan dalam kemasan.
b. Untuk menilai kemampuan mahasiswa dalam mengidentifikasi masalah, menyajikan
dan menganalisis data, mengambil kesimpulan dan menyajikan hasil dari sebuah
penelitian

Dan adapun manfaat penelitian ini secara praktis ialah : Sebagai bahan pertimbangan
konsumen dalam pemilihan produk Sumbangan pemikiran bagi penelti selanjutnya
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Peneliti Terdahulu

Tengku Putri Lindung Bulan, 2016. dalam penelitianya yang berjudul pengaruh
Labelisasi Halal Terhadap Keputusan Pembelian Sosis di Kuala Simpang Kabupaten Aceh
Tamiang, dengan tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh label halal terhadap
keputusan pembelian di daerah tersebut, dengan menggunakan metode kuantitatif analisis
data menggunakan regresi linier sederhana, dan menunjukan hasil bahwa label halal tersebut
memberikan pengaruh namun terdapat variabel lain yang memepengaruhi dalam keputusan
pembelian sosis di kuala simpang Kabupaten Aceh Tamiang.

Busrah, 2019. dalam penelitiannya yang berjudul perngaruh labelisasi halal terhadap
pembelian produk makanan dalam kemasan pada mahasiswa FKIP UNASMAN, dengan
tujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh labelisasi halal terhadap keputusan
pembelian produk makanan dalam kemasan, dengan menggunakan jenis penelitian kualitatif.
Dan menunjukan hasil bahwa Labelisasi Halal berpengaruh positif terhadap keputusan
pembelian makanan. Dan tidak ada perbedaan rata-rata yang signifikan baik mahasiswa
muslim maupun non muslim dalam melakukan keputusan pembelian makanan yang berlabel
halal pada mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Al-
Asy’ariah Mandar.5

Reni Kumala Sari, 2019. dalam penelitianya yang berjudul pengaruh harga dan label
halal terhadap minat pembelian produk kosmetik herbal penawar al wahida Indonesia, dengan
tujuan penelitian yaitu untuk menganalisis pengaruh harga terhadap minat pembelian produk
kosmetik HPAI pada santri pondok pesantren al Barokah Ponorogo. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini alah metode kuantitatif, Hasil dari penelitian tersebut ialah menunjukan
bahwa harga secara parsial mempunyai hubungan dan pengaruh terhadap minat pembelian
produk kosmetik HPAI, dan label halal yang tercantum dalam kemasan produk kosmetik
mempunyai hubungan namun tidak berpengaruh terhadap minat pembelian produk kosmetik
HPAI.6

5
Busrah. Pengaruh Labelisasi Halal Terhadap Keputusan Pembelian Produk Makanan Dalam Kemasan
Pada Mahasiswa FKIP UNASMAN, Jurnal Penelitian Hukum Ekonomi Syariah dan sosial, Vol. 4 No. 2 2019,
p. 2
6
Kumalsari Reni, Pengaruh Harga dan label hala terhadap minta pembelian produk kosmetik HPAI
Indonesia, Skripsi IAIN Ponorogo, p.3
Ady Syahputra, dan Haroni Doli Haroman, 2018. dalam penelitiannya yang berjudul
Pengaruh Labelisasi Halal Terhadap Keputusan Masyarakat Kecamatan Perabungan Dalam
Pembelian Produk Makanan Dalam Kemasan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
bagaimana persepsi orang-orang di Perabungan tentang makanan dalam kemasan. Dengan
menggunakan metode analisis deskriptif dengan pengumpulan data primer. Dan hasilnya
pelabelan logo halal dapat berdampak signifikan bagi keputusan pembelian masyarkat di desa
tersebut.7

Frety Rakhmawati, 2016. dalam penelitianya yang berjudul Pengaruh Labelisasi Halal
Pelayanan dan Gaya Hidup Terhadap Keputusan Pembelian Hoka-Hoka Bento Mall
Malioboro Yogyakarta. Tujuan penelitian untuk menguji faktor labelisasi halal, kualitas
pelayanan dan gaya hidup secara parsial berpengaruh terhadap keputusan pembelian restoran
Hoka-hoka Bento di Mall Malioboro Yogyakarta, menggunakan metode kuantitatif teknik
purposive sampling dan hasil menunjukan bahwa variabel labelisasi halal, kualitas pelayanan
dan gaya hidup berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian.8

Dari beberapa penelitian terdahulu yang telah dijelaskan diatas, dengan membanjirnya
produk-produk makanan dalam kemasan di Indonesia dengan mayoritas penduduk beragama
islam, dengan kewajiban kepatuhan terhadap ajaran agamanya, menjadikan dilema atau
keraguan untuk memilih produk yang akan dikonsumsi. dan adanya kurangya kepedulian
antara produsen dan konsumen terhadap keberwujudan dari labelisasi halal. Maka pada
penelitian ini akan bertitik fokus terhadap pengaruh labelisasi halal terhadap keputusan
pembelian produk makanan dalam kemasan pada Jama’ah Majelis Taklim Masjid Agung
Syekh Quro Karawang, Jawa Barat.

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Pengertian Label

Label adalah tulisan atau gambar yang disertakaan pada wadah atau kemasan suatu
produk dengan cara dimasukan ke dalam, dan merupakan bagian dari kemasan tersebut.9
Tujuannya memberikan informasi yang menyeluruh dan secara utuh dari sisi wadah atau

7
Syahputra Ady at al, Pengaruh Labelisasi Halal Terhadap Keputusan Pembelian produk Makanan
Dalam Kemasan Pada Mahasiswa FKIP UNASMAN, Jurnal Penelitian Hukum Ekonomi Syariah dan Sosial.
Vol. 4 No. 2 2018, p. 1
8
Rakhmawati Frety, Pengaruh Labelisasi Halal, Kuaitas Pelayanan dan Gaya Hidupa Terhadap
Keputusan Pembelian Hoka-Hoka Bento di Mall Malibioro Yogyakarta, Skripsi Universitas Muhammadiyah
Purwokerto.Purworejo, 2016, p.3
9
Angiporan dan Marinus, Dasar-dasar Pemasaran, PT raja Grafindo Persada, Jakrata, 2002, p. 192.
kemasan produk tersebut. Keberadaan label pada suatu produk sangatlah penting, hal ini
dikarenakan label merupakan identitas dari sebuah produk.

Menurut Gitosudarmo, Label dapat diartikan juga sebagai bagian dari sebuah produk
yang berupa keterangan atau penjelasan mengenai barang tersebut atau penjualanya.10 Sebuah
label bisa merupakan bagian kemasan, atau sebagai tanda pengenal pada kemasan.11 Sebuah
label bisa merupakan bagian kemasan, atau sebagai tanda pengenal pada kemasan.

Menurut Philip Kolter menyatakan bahwa label merupakan tampilan sederhana pada
produk yang dirancang dengan rumit yang merupakan suatu kesatuan dengan kemasan.12
Label digunakan sebagai bentuk pemberian merek pada suatu produk dengan tujuan untuk
memberikan informasi yang terkait dengan produk yang akan dikonsumsi.

Dan dari beberapa penjabaran di atas dapat disimpulkan bahwa label merupakan suatu
keterangan yang melengkapi suatau kemasan barang yang berisi tentang bahan-nahan yang
digunakan untuk memproduksi barang tersebut, cara penggunaan, hingga efek samping dan
sebagainya.

2.2.2. Pengertian Halal

Kata halal berasal dari istilah bahasa arab (Haa lam lam) Secara epistimologi, halal
berarti hal-hal yang boleh dan dapat dilakukan karena bebas atau tidak terikat dengan
ketentuan-ketentuan yang melanggarnya.13

Menurut Ulama Yusuf Qardhawi pengertian dari Halal adalah sesuatu yang
dengannya terurailah buhu yang membahayakan dan Allah memperbolehkan untuk
dikerjakan menurut ajaran Islam.14 Dalam Al-Quran Allah Subhanahu waata’aala berfirman :

‫َو ُك ُلو۟ا َّمِما َر َز َقُك ُم ٱلَّلُه َح َٰل اًل َطِّيًباۚ َو ٱَّتُقو۟ا ٱلَّلَه ٱَّلِذٓى َأنُتم ِبِهۦ ُمْؤ ِم ُنوَن‬

Artinya : ’’ Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah reakikab
kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepadanya’’ (QS Al-Ma’idah
88).

2.2.3. Pengertian Labelisasi Halal


10
Ibid, p.199
11
Kolter Philip , Manajemen pemasaran, Prenallindo,Jakarta. 2000, p. 477
12
Kolter Philip , Manajemen pemasaran, Prenallindo,Jakarta. 2000, p. 477
13
Qardhawi Yusuf, Halal Haram dalam Islam, Era, (Suarakarta, Intermedia, 2007), p. 5
14
Ibid, p. 72
Labelisasi Halal merupakan suatu rangkain pencantuman tulisan atau pernyataan halal
pada kemasan produk untuk menunjukan bahwa produk terjamin kehalalnya.15 Adapun
pengertian Labelisasi Halal dari beberapa prespektif : Menurut Majelis Ulama Indonesia
Labelisasi halal merupakan rangkain persyaratan yang seharusnya dipenuhi oleh pelaku usaha
yang bergerak dibidang produk pengelolaan makanan dan minuman atau secara umum
sebagai pangan.

Halalnya suatu produk berkaitan dengan jaminan kehalalan yang ditunjukan dengan
adanya sertifikasi halal dari LPPOM MUI.16

Label Halal diperoleh setelah mendapatkan sertifikat halal, sertifikat halal adalah
suatu fatwa tertulis dari majelis Ulama Indonesia (MUI) yang menyatakaan kehlalan suatu
produk sebagai syariat Islam.

Dengan didapatkanya sertifikat halal maka dapat memenuhi persyaratan untuk


mendapatkan Label Halal yang akan dicantumkan pada suatu produk.

Label halal merupakan suatu apresiasi yang diberikan kepada produk- produk yang
telah memenuhi kriteria halal menurut ajaran agama Islam, perusahaan yang telah
mencantumkan label halal di kemasan produknya berarti telah melakukan dan melewati
penlabelisasian halal yang dilakukan oleh lembaga pengkajian pangan, obat-obatan, dan
kosmetika Majelis Ulama Indoneisa (LPPOM- MUI).

Dari penjelasan di atas tentang proses labelisasi halal tersebut dapat di tarik
kesimpulan, yaitu Label Halal merupakan suatu apresiasi yang diberikan kepada produk
produk yang telah memenuhi kriteria halal menurut ajaran agama Islam, perusahaan yang
telah mencantumkan label halal di kemasan produk mereka berarti telah melakukan dan
melewati proses penlabelisasian halal yang dilakukan oleh Lembaga Pengkajian Pangan,
Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM-MUI).

2.2.4. Pengertian Keputusan Pembelian

Terdapat beberapa pengertian keputusan pembelian menurut beberapa tokoh


diantaranya adalah : Keputusan pembelian menurut Engel Blackwell dan Miniard bahwa
dalam mendapatkan konsumsi, dan menghabiskan produk dan Jasa termasuk dalam proses

15
Bagian Proyek Sarana dan Prasarana Produk Halal Direktorat Jendral Bimbingan Masyarkat Islam.
(Jakarta, Departemen Agama, 2008), p. 2
16
Labelisasi Halal at [16.30], <http:// www.dsn.MUI.com > viwed on 25 Juni 2021
keputusan yang mendahului, sebagaimana yang mencakup dalam pemahaman atas tindakan
langsung yang dilakukan oleh konsumen.17

Sedangakan Menurut Boyd Walker pengambilan keputusan pemebelian merupakan


sebuah pendekatan penyelesaian masalah pada kegiatan manusi memebeli suatu produk guna
memenuhi keinginan dan kebutuhan.18 Keputusan pemebelian juga dapat di artikan sebagai
kekuatan kehendak konsumen untuk melakukan pembelian terhadap produk apabila
konsumen memlih minat untuk memebeli suatu produk. Keputusan pemebilian termasuk dari
prilaku konsumen.

Menurut Kolter dan Amstrong menyatakan proses pegambilan keputusan meruapan


intervensi antara strategi pasar, hasil dari strategis pemasaran perusahaan ditentukan oleh
interaksinya dengan keputusan konsumen.19

Schiffman dan Kanuk dan Sumarwan mendefinisikan bahwa suatu keputusan sebagai
pemilihan suatu tindakan dari dua atau lebih pilihan alternatif. Seorang konsumen yang
hendak melakukan pilihan maka ia harus memiliki pilihan alternatif. Artinya bahwa
seseorang dalam membuat keputusan, haruslah tersedia beberapa alternatif pilihan.
Keputusan untuk membeli dapat mengarah kepada bagaimana proses dalam pengambilan
keputusan tersebut.

Menurut Setiadi, pengambilan keputusan konsumen (consumer decision making)


adalah suatu proses pengintegrasian yang menkombinasikan pengetahuan untuk
mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif dan memilih salah satu diantaranya. Hasil dari
proses pengintegrasian ini adalah suatu pilihan choice yang disajikan secara kognitif sebagai
keinginan berperilaku.

Dari beberapa definisi yang dijelaskan oleh para ahli di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa keputusan pembelian merupakan sebuah proses yang dijalani oleh konsumen untuk
melakukan kegiatan pembelian salah satu produk diantara berbagai macam alternatif pilihan
yang ada. Beberapa faktor yang memepengaruhi keputusan pembelian konsumen diantaranya
ialah sebagai berikut:

17
Setiadi. Nugroho, Perilaku Konsumen Konsep dan implikasi untuk strategi penelitian pemasaran,
(Kencana. Jakarta.2017) p. 15
18
Boyld L Walker, Manajemem Pemasaran, Jild 1, Alih Bahasa oleh Imam Nurmawan, (Jakarta,
Erlangga, 1997), p. 123
19
Suoranti et al, Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran, (Jakarta, Mitra Wacana Media, 2011), p.
112
a. Faktor budaya, budaya itu meluas, meliputi semua hal yang dilakukan konsumen
tanpa pilihan sadar. Secara fungsional, memeberi ketertiban pada masyarakat.
b. Faktor Sosial, faktor sosial yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen,
meliputi keluargam kelompok dan lain- kain.
c. Faktor Individu, identifikasi dan pahami faktor individual yang memeperngaruhi
keputusan pembelian konumen faktor pribadi atau individu.
d. Faktor Pisikologis, keputusan pemeblian individu dipengaruhi oleh faktor pisikologis.

Proses pengambilan keputusan dimuali dengan pengenalan kebutuhan, pada tahap ini
pembeli mengenali suatu masalah atau kebutuhan. Pengambilan keputusan dibagi menjadi
dua hal yaitu: keputusan terprogram dan keputusan tidak terprogram.

Dan didalam proses pengambilan keputusan terdapat lima peran yang melibatkan
keputusan pemeblian atas suatu produk diantranya ialah : pemakrasa atau ide, influencer atau
pembawa pengaruh, Decider atau pengambilan keputusan pembelian, Buyer atau Pembeli dan
User atau Pemakai.

2.2.5. Sejarah dan Profil Majelis Taklim Masjid Syekh Quro Karawang

Masjid Agung Karawang atau Masjid Agung Syekh Quro Karawang adalah salah satu
masjid tertua yang ada di Provinsi Jawa Barat. Dinukil dari berbagai sumber, Masjid Agung
Karawang berdiri pada tahun 1418 Masehi atau 838 Hijriyah di Karawang, Jawa Barat.
Masjid ini didirikan oleh ulama tersohor pada saat itu bernama Syekh Quro yang bernama
lengkap Syekh Hasanudin bin Yusuf Sidik. Juga ada dua ulama yang terlibat dalam
pendiriannya, yaitu Syekh Abdurrahman dan Syekh Mualana Idhofi. Usia Masjid Agung
Karawang sudah 605 tahun yang menjadikannya sebagai masjid tertua di Jawa Barat.
Bahkan, masjid ini juga disebut-sebut sebagai masjid teruta di pulau Jawa.

Urutan masjid tertua dan bersejarah di Jawa Barat adalah Masjid Agung Karawng.
Masjid yang disebut-sebut sebagai masjid tertua di pulau Jawa ini berdiri kokoh hingga
sekarang ini tepat berada di Alun-alun Barat, Karawang Kulon, Kecamatan Karawang Barat,
Kabupaten Karawang, Jawa Barat.

Masjid ini dibangun dekat dengan Pelabuhan Sundapura Padjajaran Karawang di


sungai Citarum dan pertemuan dengan Cibeet. Yang kini, daerah tersebut dikenal dengan
nama kampung poponcol, jebug dan bunut.
Keberadaan tempat ibadah umat muslim ini juga tidak lepas dari peran Syaikh Quro
sebagai penyebar agama Islam pertama di Karawang. Sejarah Masjid Agung Karawang yang
semula hanya sebuah pondok pesantren yang bernama Pesantren Quro sekaligus mushola
kecil, hanya seluas kurang lebih 9 x 9 meter. Hingga saat ini renovasi masjid tertua di Jabar
itu dilakukan kali keempat. Yang pertama, pada tahun 1635 masehi oleh Bupati Karawang
pertama, Raden Singa Perbangsa.

Perehaban kedua disertai perluasan dilakukan lagi pada tahun 1747 oleh Bupati
Karawang keempat Raden Mochamad Sholeh Singaperbangsa. Bahkan, bupati yang menjabat
dari 1752 hingga 1786 khidmat di Masjid Agung Karawang. Jasadnya dimakamkan di
serambi masjid sebelah selatan atau disebut dengan dalem serambi.

Renovasi ketiga dilakukan oleh Bupati Karawang ke-15, Raden Tohir Mangku Dijoyo
pada tahun 1957. Bupati yang menjabat dari tahun 1951 sampai 1960 ini juga dimakankan di
komplek pemakaman belakang Mesjid Agung Karawang.

Renovasi terus berlanjut di zaman Bupati Karawang ke-16 yaitu Kolonel Husni
Hamid pada tahun 1967. Pada tahun 1989, Bupati Karawang ke-20 Kolonel Czi. Sumarmo
Suradi atas persetujuan para ulama merenovasi dan memperluas Masjid Agung Karawang
menjadi 2.230 meter per segi pada tahun 1994. Terakhir, renovasi sekaligus perluasan
dilakukan pada tahun 2017 oleh Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana.

Sementara itu, berdasarkan data Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan


Sipil (Disdukcapil) pada Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) mencatat jumlah
penduduk Jawa Barat yang beragama Islam sebanyak 46,3 juta jiwa pada Juni 2021.

Jumlah tersebut porsinya mencapai 19,75 persen dari total penduduk Indonesia yang
beragama Islam sebesar 236,53 juta jiwa. Jumlah tersebut pula menjadikan Jawa Barat
sebagai provinsi dengan penduduk muslim terbesar di Indonesia. Maka, masjid tertua di
Indonesia salah satunya ada di Jawa Barat. Dan Masjid Agung Karawang atau Masjid Agung
Syekh Quro Karawang adalah masjid tertua di Jabar.

2.3. Kerangka Penelitian

PERUMUSAN MASALAH DAN TUJUAN PENELITIAN

STUDI LITERATUR DAN STUDI LAPANGAN

PENGUMPULAN DATA

ANALISIS DAN PENGOLAHAN DATA


Berdasarkan teori-teori yang telah dideskripsikan maka dapat di gambarkan dari
kerangka teori dari peneltian ini dengan judul PENGARUH LABELISASI HALAL
TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK MAKANAN DALAM KEMASAN
PADA JAMA’AH MAJELIS TAKLIM MASJID AGUNG SYEKH QURO KARAWANG
kerangka teori penelitian ini menggambarkan hubungan dari variabel independen, yang
dimaksud adalah labelisasi halal (X1). Dan keputusan terhadap pembelian produk makan
dalam kemasan sebagai dependen (Y).

Kerangka proses tahapan penelitian dimulai dengan menganalisa masalah dengan


topik Pengaruh Labelisasi Halal Terhadap Keputusan Pembelian Produk Makanan Dalam
Kemasan Pada Jama’ah Majelis Taklim Masjid Agung Syekh Quro Karawang, Kemudian
merumuskan masalah dan setelah itu menetapkan tujuan penelitian.

Setelah menentukan tujuan penelitian maka proses selanjutnya ialah melakukan studi
lapangan dan studi literatur melalui kunjungan ke Masjid Raya Al-Falah Sragen, lalu mencari
sumber data primer dan sekunder terkait yang mendukung penelitian di internet, buku-buku
dan artikel-artikel yang telah dipublished di jurnal baik nasional maupun internasional.

Setelah didapatkan data-data primer dan sekunder maka langkah selanjutnya adalah
mengolah data dan menganalisis data. Kemudian hasil pengolahan data yang telah dianalisis
di deskripsikan dalam bentuk pembahasan penelitian yang kemudian dapat menghasilkan
kesimpulan penelitian. Setelah itu dipaparkan kesimpulan dan saran dari penelitian ini.

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Adapun tempat pelaksanaan dari penelitian ini adalah pada Jama’ah majelis taklim Masjid
Agung Syekh Quro Karawang, sebagai konsumen produk makaan dalam kemasan. Dan
waktu penelitian direncanakan di mulai pada bulan Januari hingga bulan Maret 2023.

3.2 Jenis Penelitian


Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan
kuantitatif.20 Pendekatan kuantitatif adalah penelitian yang menekankan analisisnya pada
data-data numerical (angka) yang diolah dengan analisis statistika. Di tinjau dari
permasalahannya penelitian ini merupakan kausal komparatif yaitu penelitian dengan
karakteristik masalah berupa hubungan sebab akibat antara dua variabel atau lebih. 21

Adapun proses penelitian ini bersifat deduktif karena untuk menjawab rumusan
masalah digunakan konsep atau teori sehingga dapat merumusakan hipotesis. Hipotesis
tersebut selanjutnya diuji melalui melalui pengumpulan data dilapangan.22

3.3 Jenis dan Sumber Data

Terdapat 2 jenis sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu adalah :

1. Data Primer

Data primer merupakan data yang dapat diperoleh dari sumber asli. Data primer ini
diperlukan pengumpulan data yang diperoleh dari sumber utama yang akan dijadikan
objek penelitian. Untuk memeperoleh data ini maka penelitian ini akan melakukan
wawancara di Masjid Agung Syekh Quro Karawang, dan menyebarkan kuisioner
kepada jama’ah Majelis Taklim Masjid Agung Syekh Quro Karawang.

2. Data Sekunder
Merupakan data yang akan dapat diperoleh dan diakses dari sumber kedua, bukan
data yang langsung diambil dari sumber utama.23
3.4 Populasi dan Sempel
Populasi ialah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
mempelajari dan kemudian akan ditarik kesimpulanya. 24 Berdasarkan pemahaman tersebut,
maka populasi pada penlitian ini adalah Jama’ah majelis taklim Masjid Agung Syekh Quro
Karawang.

20
Muhammad, Metodologi Peneleitian Ekonomi Islam Pendekatam Kuantitatif, Jakarta PT Raja
Grafindo Persada, 2008, p.175
21
M.Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif Komunikasi Ekonomi, dan Kebijakan Publik
Serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya, Jakarta: Peranda Media, 2005, p.105
22
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,dan R& D,Bandung :Al
Fabeta, p. 12
23
Ibid, 104
24
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis..p.72
Sempel adalah sebagian dari jumlah karakteristik yang dimilki oleh populasi tersebut
dan sampel yang dipilih harus betul-betul mewakili populasi yang ada. 25 Dari pemahaman
berikut populasi dalam penelitian ini adalah jama’ah majelis taklim Masjid Agung Syekh
Quro Karawang yang memiliki karakteristik untuk dijadikan sampel.
Teknik pengambilan sampel menggunakan Simple Random Sampling yaitu
pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memeperhatikan
starta yang ada dalam populasi tersebut. Adapun rumus yang digunakan untuk mengetahui
berapa sempel atau jama’ah yang memiliki karakteristik ialah rumus Solvin :

n = N/ (1+ Ne2)
keterangan :
n = Besaran Sempel N =
Besaran Populasi E =
Nilai Kritis

3.5 Teknik Pengumpulan Data

1. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik wawancara,


dokumentasi dan Kuisioner.

2. Teknik Wawancara yaitu sebuah proses yang diperoleh dari keterangan untuk tujuan
penelitian dengan cara Tanya jawab antara pewawancara dengan narasumber, dan
wawancara ini akan dilakukan kepada jama’ah majelis taklim Masjid Agung Syekh
Quro Karawang.

3. Dokumentasi yaitu metode untuk mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang
berupas catatan-catatan, buku, translip, suart kabar, majalah dan lain-lain.

Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan-pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawab. Kuesioner ini
diberikan kepada jama’ah majelis Taklim Masjid Agung Syekh Quro Karawang terkait
dengan pengaruh labelisasi halal terhadap keputusan pembelian produk makanan dalam
kemasan pada jama’ah majelis taklim Masjid Agung Syekh Quro Karawang.

3.6. Ruang Lingkup Penelitian.

Penelitian yang akan dilakukan ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif yakni
dilakukan dengan memebagikan angket dan kuisioner kepada Jamaah majelis Taklim Masjid
25
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, Bandung : CV Alfabeta, 2013, p. 93
Agung Syekh Quro Karawang. Penelitian ini hanya mencangkup pengaruh adanya labelisasi
halal pada produk makanan dalam kemasan terhadap keputusan pembelian jamaah Majelis
Taklim Masjid Agung Syekh Quro Karawang.

3.7. Definisi Operasional Variabel

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau nilai dari orang atau objek atau kegiatan
yang memepunyai variasi tertentu yang dapat ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari. 26 dan
kemudian ditarik kesimpulan terdapat 2 variabel yang digunakan dalam penelitian ini
diantaranya ialah :

1. Variabel bebas atau Independen (X1), adalah variabel yang menentukan arah atau
perubahan tertentu pada variabel tergantung.27 Dan pada penelitian ini yang menjadi variabel
bebas (X1) adalah Labelisasi Halal pada produk makanan dalam kemasan.

2. Variabel Terikat atau dependen (Y), adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel
28
bebas dan pada penellitian ini yang menjadi variabel terikat ialah pengaruh keputusan
pembelian pada jama’ah majelis taklim Masjid Agung Syekh Quro Karawang.

3.8. Teknik Analisa Data

3.8.1. Analisis Regresi Liniear Sederhana

Analisis Regresi Linear Sederhana adalah regresi sederhana didasarkan pada hubungan
fungsional ataupun kausal satu variabel independen dengan satu variabel dependen. 29
Persamaan umum regresi linier sederhana adalah :
𝑌ˆ = a + bX
Keterangan:

1) Ŷ = Subjek dalam Variabel dependen yang diprediksikan

2) a = Harga Y bila X = 0 (harga kontan)

3) b = Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukan angka peningkatan


ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel
independen. Bila b (+) maka naik, dan bila (-) maka terjadi penuruanan

4) X = Subjek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu.


26
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, Bandung : CV Alfabeta, 2013, p. 93
27
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Ekonomi dan Kebijakan Publik Serta Ilmu-ilmu Sosialn
Lainya, Jakarta, 2009 p.62
28
Ibid, p. 63
29
Ibid, p. 63
3.8.2 Uji Validitas dan Reabilitas

Pada penelitian ini variable penelitian disebut variable laten atau unobserved yaitu
variable yang tidak di ukur secara langsung, tetapi bentuk melalui dimensi-dimensi yang
diamati atau indicator-indikator yang diamati dengan skala likert dalam bentuk kusioner.
Selanjutnya kuisioner tersebut diuji validitas dan reabilitasnya. Pendekatan yang digunakan
untuk analisi model pengukuran adalah analisis faktor konfimatori.

1. Uji Validitas

Uji valididtas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuisioner. Suatu
kuisioner dikatakan valid jika pertanyaan dalam kuisioner mampu untuk mengungkapkan
sesuatu yang akan di ukur oleh kuisioner tersebut. Jika loading faktor > 0,50 maka dapat
dikatakan valid.

2. Uji reabilitas digunakan untuk mengukur tingkat kusioner instrument penelitian.34


Dalam penelitian ini diuji melalui analisis faktor, konfimatori, dan jika nilai Cronbach’s
alpha lebih besar atau sama dengan 0,06 berarti instrument tersebut reliable.

3.8.3. Uji Hipotesis

Dalam penelitian ini Uji hipotesisi diolah dengan menggunakan metode Alpha Cronbach
dengan menggunakan program SPSS versi 20.0. uji hipotesisi atau uji pengaruh berfungsi
untuk mengetahui apakah koefisien regresi tersebut signifikan atau tidak. Bahwa hipotesis
analisis regresi linear sederhana ini adalah

a) H0 = tidak ada pengaruh labelisasi halal pada produk makanan dalam kemasan (X)
terhadap keputusan pembelian jama’ah

b) Ha = ada pengaruh labelisasi halal pada produk makanan dalam kemasan (X)
terhadap keputusan pembelian (Y).

Sementara itu untuk memeastikan apakah koefisien regresi tersebut signifikan atau tidak ,
dalam arti variable X berpengaruh terhadap variabel Y. uji hipotesisi ini dengan cara
membandingakan nilai signifikansi (sig.) dengan probabilitas 0,05 atau dengan cara lain
dengan yaitu dengan membandingkan nilai t hitung dengan t tablel, uji hipotesisi dengan
kurva regresi.
DAFTAR PUSTAKA

Ady, syahputri. 2018. Pengaruh labelisasi Halal Terhadap keputusan masyarakat Perabungan
Dalam pembelian Produk Makanan dalam Kemasan, Jurnal Ekonomi dan Keuagan Vol.
2 No.8

Aini, Aroful. 2019. Analisis Pengaruh Labelisasi Halal, Kualitas Layanan Dan Promosi
Terhadap Minat Beli Konsumen, Skripsi IAIN Salatiga.

Agustian, Eri. 2013. Pengaruh Labelisasi Halal Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen
konsumen studi kasusu pada produk Wall’s Conello. Jurnal Ilmiah Manajeman
Kesatuan, Vol.1.no. 2
Al-Qur’an Al-Karim, Surah Al-Baqarah, ayat 168. Al-Qur’an Al-Karim, Surah An-Nahl, ayat
114.

Al-Qur’an Al-Karim, Surah Al-Ma’idah, ayat 3. Al-Qura’n Al-Karim Surah Al-Ma’idah, ayat
88.

Angiporan et al. 2002 Dasar-dasar Pemasaran,Jakarta, PT raja Grafindo Persada Badan Pusat
Statistika. Sensus Penduduk, per 13 Juni 2021 http://www.BPS.com

Bey.Arifin. 2015. Rangkaian Cerita Al-Quran Kisah Nyata Peneguh Iman, Jakarta: Gemilang
Press.

Busrah. 2019. Pengaruh Labelisasi Halal Terhadap Keputusan Pembelian Produk Makanan
Dalam Kemasan Pada Mahasiswa FKIP UNASMAN, Jurnal Penelitian Hukum
Ekonomi Syariah dan sosial, Vol. 4 No. 2.

Burhan, Bungin. 2009. Metodologi Penelitian Kuantitatif, Ekonomi


dan Kebijakan Publik Serta Ilmu-ilmu Sosialn Lainya, Jakarta:Alfabeta Press.

Boyld, et al. 1997. Manajemem Pemasaran, Jild 1, Alih Bahasa oleh Imam Nurmawan,
Jakarta, Erlangga.

Departemen Agama. 2008. Bagian Proyek Sarana dan Prasarana Produk Halal Direktorat
Jendral Bimbingan Masyarkat Islam. Jakarta.

Cahaya Qur’an, 2017. Mushaf Tajwid Warna dan Terjemah, Tambun Bekasi : Al-Hikmah
Press.

Ghozali Imam, 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IB SPSS 19, Semarang
Unidp Cetakan 5.

https://menara62.com/mengenal-masjid-raya-al-falah-sragen. per 5 Juni 2021

Kumalsari Reni. 2016. Pengaruh Harga dan label hala terhadap minta pembelian produk
kosmetik HPAI Indonesia, Skripsi IAIN Ponorogo.

Kolter Philip. 2000. Manajemen pemasaran, Jakarta : Prenalindo.

Labelisasi Halal at [16.30], <http:// www.dsn.MUI.com > per 25 Juni 2021

Muhammad. 2008. Metodologi Peneleitian Ekonomi Islam Pendekatam


Kuantitatif, Jakarta PT Raja Grafindo Persada.
Putri, Tengku. 2016. Pengaruh Labelisasi Halal Terhadap Keputusan Pembelian Sosis di
Kuala Simpang Kabupaten aceh Tamiang, Jurnal manajeman dan Keuangan. Vol. 5
No.1

Qardhawi. Yusuf. 2007. Halal Haram dalam Islam, Era, Suarakarta : Intermedia Press.

Rakhmawati, Frety. 2016. Pengaruh Labelisasi Halal, Kuaitas Pelayanan dan Gaya Hidupa
Terhadap Keputusan Pembelian Hoka-Hoka Bento di Mall Malibioro Yogyakarta,
Skripsi Universitas Muhammadiyah Purwokerto.

Ruslan. 2014. Ayat-Ayat Ekonomi (Makna Global dan Komentar Edisi 1), Banjarmasin :
IAIN Antasari Press.

Setiadi. Nugroho, 2017. Perilaku Konsumen Konsep dan implikasi untuk strategi penelitian
pemasaran, Jakarta: Kencana.

Sugiyono, 2016. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,dan R&


D,Bandung : Al Fabeta.

Suoranti et al. 2011. Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran, Jakarta, Mitra Wacana
Media.

Syahputra, Ady. at al. 2018. Pengaruh Labelisasi Halal Terhadap Keputusan Pembelian
produk Makanan Dalam Kemasan Pada Mahasiswa FKIP UNASMAN, Jurnal
Penelitian Hukum Ekonomi Syariah dan Sosial. Vol. 4 No. 2

Anda mungkin juga menyukai