Disusun oleh:
KELOMPOK I
MUHAJIR (60500120005)
Samata, September2022
KELOMPOK I
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………...………………………………...i
DAFTAR ISI…………...…………....………………………………………………ii
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang………………………………………………………………..1
Rumusan Masalah…………………………………………………………….2
Tujuan Makalah………………………………………………………………2
BAB II PEMBAHASAN
Analisis Bahan Pangan halal……………………………..………………….. 3
Sumber bahan tambahan pangan halal ……….………………………………4
Klasifikasi bahan tambahan pangan halal …………………………………... 5
Kode bahan tambahan pangan halal dalam produk pangan………………... 10
Analisis bahan tambahan pangan halal dalam produk pangan……………….
BAB II PENUTUP
Kesimpulan………………………………………………………………….13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahan pangan berasal dari pangan yang berupa nabati dan hewani. Bahan
sebagai nutrisi bagi tubuh untuk zat pembangun serta sumber energi. Selain dari itu,
Komponen utama tersebut juga berperan sebagai elemen dan senyawa yang
digunakan sebagai sumber energi. Sebagian lain berperan sebagai serat pangan yang
pangan sintesis. Banyaknya dari bahan tambahan pangan yang terbentuk lebih
relative murni dan tersedia secara komersil dengan harga yang relative murah akan
meningkatkan konsumsi bahan tersebut bagi setiap individu (Cahyadi, 2008: 1).
tersebut terjadi adanya reaksi kimia di dalam bahan pangan maupun akibat
lingkungannya. Cita rasa serta aroma yang timbul keluar bauk arena adanya senyawa
kimia alamiah maupun sintetik dan reaksi senyawa tersebut dengan ujung-ujung
syaraf indera lidah dan hidung. Zat-zat warna maupun pigmen yang indah dapat
menjadi kurang indah maupun lebih indah akibat suatu reaksi kimia dalam bahan
1
2
B. Rumusan Masalah
4. Untuk mengetahui kode bahan tambahan pangan halal dalam produk pangan.
pangan.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian
Pangan halal adalah pangan yang tidak mengandung unsur atau barang yang
haram atau dilarang untuk dikonsumsi oleh umat Islam, baik yang menyangkut bahan
baku pangan, bahan tambahan pangan, dan bahan penolong lainnya termasuk bahan
pangan yang diolah melalui proses rekayasa genetika dan iradiasi pangan. Oleh
karena itu, pangan pengelolaanya harus dilakukan sesuai dengan ketentuan hukum
agama Islam. Dengan kata lain produk pangan yang aman dan sehat adalah pangan
yang dapat memenuhi kebutuhan manusia dari aspek kesehatan dan kenyamanan
Untuk memenuhi kebutuhan manusia dapat dilihat dari sumber bahan yang
terkandung didalam suatu produk sangat penting untuk umat islam dan harus teruji
keharusan bagi semua Muslim untuk memilih makanan yang berstatus Toyyib.
Toyyib mengacu pada makanan yang aman, bersih, bergizi, dan berkualitas, atau
bahan- bahannya aman untuk dikonsumsi, tidak beracun, tidak memabukkan, atau
tidak berbahaya bagi kesehatan manusia (Fermanto dan Sholahuddin, 2020: 96).
3
4
Dalam industri pangan saat ini, bahan pangan diolah melalui berbagai teknik
pengetahuan dan teknologi, sehingga menjadi produk yang siap dilempar untuk
produk industri pangan dan teknologi pangan dunia tidak menerapkan sistem
unsur haram yang dilarang dalam agama islam (Charity, 2017: 99-100).
2. Integrasi Ayat
Dalam al-qur’an criteria baik (Tayyib) dilengkapi dengan kriteria halal yang
ٌش ْي ٰط ۗ ِن اِنَّ ٗه لَ ُك ْم َع ُد ٌّو ُّمبِيْن ِ ض َح ٰلاًل طَيِّبًا ۖ َّواَل تَتَّبِ ُع ْوا ُخطُ ٰو
َّ ت ال ُ َّٰيٓاَيُّ َها الن
ِ اس ُكلُ ْوا ِم َّما فِى ااْل َ ْر
Terjemahnya:
“Wahai manusia, makanlah sebagian (makanan) di bumi yang halal lagi baik
dan janganlah mengikutilangkah-langkah setan. Sesungguhnya ia
bagimumerupakan musuh yang nyata” (QS. al- Baqarah/2: 168).
Adapun tafsir ilmi mengatakan untuk mengimbau manusia untuk tidak
dikonsumsi seseorang turut andil dalam membentuk sifat atau moralnya. Kebiasaan
mengonsumsi makanan dan minuman yang haram akan menjauhkan seseorang dari
Tuhan, malas beribadah dan semakin mendekati jalan maksiat. Sebaliknya, orang
5
yang selalu memilih makanan yang halal dan bergizi akan mendapatkan tidak saja
Integrasi dari ayat tersebut adalah besar manfaat dan pengaruh makanan bagi
manusia. Makanan tidak hanya penting bagi diri pengonsumsinya untuk kehidupan
dunia dan akhiratnya, tetapi juga merembet kepada keturunan. Oleh karena itu,
penting bagi umat Islam untuk memahami tidak hanya hukum halal dan haram
makanan, tetapi lebih dari itu memahami kriteria makanan yang baik, yang
tayyib.Kecukupan dan kelengkapan gizi makanan saja belumlah cukup. Hal ini
disebabkan peran makanan dalam mencukupi kebutuhan tubuh tergantung pula pada
metabolisme. Metabolisme makanan dalam tubuh dimulai dari mulut sampai usus
besar, serta proses pembakaran gizi makanan oleh oksigen yang diserap paru-paru.
Mekanisme yang mengagumkan ini juga perlu diketahui agar gangguan sistem
abad ke-20. Ketersediaannya secara komersil dengan harga yang relatif murah
membuat produsen lebih memilih menggunakan BTP sintetik dalam proses
pengolahan. Penggunaan BTP yang sering dilakukan adalah BTP pewarna dan
kandungan lemak tinggi) sehingga dapat dapat memperlama daya simpan. Hal
6
produk melalui penggunaan BTP khususnya bahan pewarna dan antioksidan sintetis
yang terkadang melebihi dari ambang batas yang telah ditetapkan didalam Peraturan
dan Badan POM RI (2013a). Peraturan Kepala Badan POM RI No. 36 Tahun 2013 (
Bahan Tambahan pangan halal dapat bersumber dari bahan nabati. Bahan
banyak dikonsumsi masyarakat baik sebagai bahan makanan pokok maupun sebagai
bahan makanan penunjang atau pelengkap, hal ini dimungkinkan, bukan saja karena
kemudahannya diperoleh, akan tetapi juga banyak mengandung gizi. Bahan makanan
1. Padi-padian
Beras
Jagung
Harver
Gandum
7
2. Umbi- umbian
Umbi-umbian adalah akar yang membesar yang diperoleh dari dalam tanah
berupa akar sejati atau perubahan akar dan batang yang merupakan penimbunan
cadangan makanan. Umbi merupakan satu organ dari yang merupakan modifikasi
dari organ lain dan berfungsi sebagai penyimpan zat tertentu (umumnya karbohidrat).
Organ yang dimodifikasi dapat berupa daun, batang, atau akar. Bentuk modifikasi ini
biasanya adalah pembesaran ukuran dengan perubahan anatomi yang sangat jelas
terlihat. Umbi biasanya terbentuk tepat di bawah permukaan tanah. Organ penyimpan
tidak harus berbentuk umbi. Beberapa jenis tumbuhan menyimpan cadangan energi
pada organ yang sama, tetapi tidak mengalami banyak modifikasi bentuk, sehingga
tidak membentuk umbi. Tumbuhan memerlukan cadangan energi karena ia tidak bisa
berpindah tempat untuk menemukan sumber energi baru atau untuk membantu
Singkong
Ubi jalar
Talas
Kentang
Umbi lapis
3. Kacang-kacangan
Kacang merupakan sumber energi yang baik bagi tubuh karena mengandung
beragam nutrisi penting seperti protein, vitamin, mineral, dan lemak sehat. Para pakar
kesehatan mengatakan bahwa ada banyak jenis kacang-kacangan yang bisa dipilih
merupakan salah satu sumber bahan makanan nabati yang banyak mengandung
8
vitamin B, besi dan kalsium. Jenis kacang-kacangan ini didalamnya terdapat biji dan
terdapat pula sebagai buah. termasuk golongan kacang-kacangan dalam hal sebagai
Kacang kedelai
Kacang hijau
Kacang merah
Kacang tanah
Kacang tunggak
Kacang panjang
Buncis
Kapri
4. Sayur-sayuran
Sayuran merupakan sebutan umum bagi bahan pangan asal tumbuhan yang
biasanya mengandung kadar air tinggi dan dikonsumsi dalam keadaan segar atau
setelah diolah secara minimal. Sebutan untuk beraneka jenis sayuran disebut sebagai
dimasak sebelumnya, sementara yang lainnya harus diolah terlebih dahulu dengan
cara direbus, dikukus atau diuapkan, digoreng (agak jarang), atau disangrai. Sayuran
berbentuk daun yang dimakan mentah disebut sebagai lalapan. Istilah "sayuran" tidak
bersifat ilmiah. Kebanyakan sayuran adalah bagian vegetatif dari tumbuhan, terutama
5. Buah-buahan
lanjutan dari bakal buah (ovarium). Buah biasanya membungkus dan melindungi biji.
Aneka rupa dan bentuk buah tidak terlepas kaitannya dengan fungsi utama buah.
9
Pengertian buah dalam lingkup pertanian (hortikultura) atau pangan adalah lebih luas
dari pada pengertian buah di atas dan biasanya disebut sebagai buah-buahan. Buah
dalam pengertian ini tidak terbatas yang terbentuk dari bakal buah, melainkan dapat
Kesehatan Republik Indonesia No.033 tahun 2012 tentang Bahan Tambahan Pangan
adalah bahan yang ditambah dan dicampurkan sewaktu pengolahan makanan utnuk
pengental. Bahan Tambahan Pangan (BTP) adalah bahan yang bukan merupakan
bahan utama tetapi sengaja ditambahkan untuk menambah kualitas pangan itu sendiri
a. Pemanis Alami
Beberapa jenis pemanis alami maupun pemanis buatan dapat digunakan untuk
makanan. Pemanis alami yang sering digunakan untuk makanan, pertama adalah tebu
dan bit. Kedua jenis pemanis ini sering disebut gula alam atau sukrosa. Selain itu, ada
berbagai pemanis lain yang dapat digunakan untuk makanan, di antaranya laktosa
maltose, galaktosa, fruktosa, sorbitol, manitol, gliserol, dan glisina (Yuliarti, 2007).
b. Pewarna
10
Pada pewarna alami zat warna yang diperoleh berasal dari hewan dan
tumbuh-tumbuhan seperti : caramel, coklat, daun suji, daun pandan, dan daun kunyit.
Banyak sekali bahan alami yang dapat digunakan sebagai pewarna makanan,
quinon, dan xanton. Umumnya pewarna alami aman untuk digunakan dalam jumlah
c. Pengawet
GRAS (Generally Recognized as Safe) yang umumnya bahan pengawet yang
bersifat alami, sehinggaaman dan tidak berefek racun sama sekali. Berikut ini adalah
mati.
makanan.
penggunaan kunyit, tahu atau nasi kuning menjadi tidak cepat basi.
11
pemberi aroma.
penambaharoma.
7. Bawang putih, yang diiris akan mengeluarkan alisin, yaitu suatu zat
yangdapat menghambat pertumbuhan bakteri, sehingga bawang putih
d. Penyedap rasa
makanan, beberapa di antaranya: Bawang, merica, daun salam, jahe, cabai, daun
pandan, kayu manis, kemangi, serai, daun jeruk, cengkeh, kemiri dan ketumbar.
e. Pengental
Jenis bahan pengental alami antara lain: Gelatin, telur, lesitin, tepung kanji,
memberikan rasa manis dalam makanan, tetapi tidak memiliki nilai gizi. Sebagai
contoh adalah sakarin, siklamat, aspartame, dulsin, sorbitol sintetis dan nitro-
propoksi-anilin.
12
b. Pewarna
anatara lain: Amaran, biru berlian, Eritrosin, Hijau FCF, Hijau S, Indigotin, Ponceau
c. pengawet
f. Penyedap Rasa
g. Pengental
terutama konsumen muslim. Baik itu produk berupa makanan, obat-obatan maupun
barang-barang konsumsi lainnya. Seiring besarnya kuantitas konsumen muslim di
Indonesia yang jumlahnya mencapai 204,8 juta jiwa penduduk Indonesia, dengan
sendirinya pasar Indonesia menjadi pasar konsumen muslim yang sangat besar. Oleh
karena itu, jaminan akan produk halal menjadi suatu hal yang penting untuk
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945) bahwa
13
yang telah terbukti aman dan secara resmi disetujui untuk digunakan pada
produk pangan olahan sesuai dengan standard yang berlaku di Uni Eropa.
Beetroot Red;
E160a Carotenes E162
Betanin
Iron oxides and
E160b(i) Annatto, bixin E172
hydroxides
E160b(ii) Annatto, norbixin E173 Aluminium
Paprika extract;
E160c Capsanthian; E174 perak
Capsorubin
E160d Lycopene E175 emas
Beta-apo-8'-
E160e E180 Litholrubine BK
carotenal (C30)
E309 AdditivesDelta-tocopherol
E310 AdditivesPropyl gallate
E315 AdditivesErythorbic acid
E316 AdditivesSodium erythorbate
E319 AdditivesTertiary-butyl hydroquinone (TBHQ)
E320 AdditivesButylated hydroxyanisole (BHA)
E321 AdditivesButylated hydroxytoluene (BHT)
E392 AdditivesExtracts of rosemary
acids
AdditivesAcetic acid esters of mono- and
E472a
diglycerides of fatty acids
AdditivesLactic acid esters of mono- and
E472b
diglycerides of fatty acids
AdditivesCitric acid esters of mono- and
E472c
diglycerides of fatty acids
Additives
E472d Tartaric acid esters of mono- and
diglycerides of fatty acids
AdditivesMono- and diacetyltartaric acid
E472e esters of mono-
and diglycerides of fatty acids
AdditivesMixed acetic and tartaric acid
E472f esters of mono-
and diglycerides of fatty acids
E473 AdditivesSucrose esters of fatty acids
E474 AdditivesSucroglycerides
E475 AdditivesPolyglycerol esters of fatty acids
E476 AdditivesPolyglycerol polyricinoleate
AdditivesPropane-1,2-diol esters of fatty
E477
acids
AdditivesThermally oxidised soya bean oil
E479b interacted with mono and diglycerides of
fatty acids
E481 AdditivesSodium stearoyl-2-lactylate
E482 AdditivesCalcium stearoyl-2-lactylate
E483 AdditivesStearyl tartrate
E491 AdditivesSorbitan monostearate
E492 AdditivesSorbitan tristearate
E493 AdditivesSorbitan monolaurate
E494 AdditivesSorbitan monooleate
E495 AdditivesSorbitan monopalmitate
E420 Additives(i) Sorbitol
19
E943b AdditivesIso-butane
E944 AdditivesPropane
E948 AdditivesOxygen
E949 AdditivesHydrogen
E999 AdditivesQuillaia extract
1. Untuk kode E900-E999 adalah kode bahan-bahan kimia baru yang belum
masuk dalam klasifikasi yang terdapat bahan kaca, gas serta pemanis. Salah
satu contohnya E944 adalah bahan pembakar dan E939 adalah dalam
pengental, humektan dan E1517 yaitu gliseril diasetat sebagai pelarut rasa
anorganik (hasil sintesa bahan kimia), oleh karena itu, status kehalalan suatu
dipakai.
halal atau haram, misalnya kode E101 untuk pewarna kuning riboflavin, jika
100% berasal dari produk nabati maka BTP tersebut halal, tetapi jika berasal
25
dari hati atau ginjal babi atau hewan halal yang tidak disembelih secara syar’i,
adalah halal atau haram adalah LPPOM Majelis Ulama Indonesia, suatu
a. Asam Sorbat
Asam sorbat tergolong asam lemak monokarboksilat yang berantai lurus dan
Na- atau K-sorbat. Asam sorbat digunakan sebagai pengawet dalam berbagai Jenis
26
Asam Sorbat
dalam bahan makanan dan minuman telah dianalisis dengan kromatografi kapiler
menggunakan bufer yang tersusun dari natrium dodesilsulfat 0,05 M dan dinatrium
hidrogen fosfat 0,02 M pH 9,2. Banyaknya kandungan asam sorbat dan asam benzoat
Analisis kualitatif asam sorbat menurut Hoon dan Flores (1981), asam sorbat
dan garam dengan cara destilasi uap, diekstraksi dalam eter dari larutan asam dan
Asam Sorbat
C6H8O2
hidroksida 1 M.
- Dipanaskan selama 5 menit pada 100°C, timbul warna pink pada spot di
HASIL
Cara destilasi uap, diekstraksi dalam eter dari larutan asam dan ekstrak
diperiksa dengan UV atau TLC. Cara kerja: Timbang sebanyak 25-50 gram sampel
dan destilasi melalui destilasi uap dengan menambah sebelumnya 100 mg
magnesium sulfat dan 100 ml H,SO, IM, lakukan destilasi selama 30 menit sehingga
didapat 450 ml yang ditampung dalam labu yang mengandung 10 ml larutan natrium
Tambahkan 15 ml H,SO, 1 M dan destilat dilarutkan sampai 500 ml, masukkan 100
dan diekstrak, hasil ekstrak digabung dan dicuci dengan akuades dan dikeringkan
20 mikroliter atau kurang ditotolkan pada plat thin layer chromatography (TLC)
28
silika gel dengan pembanding asam sorbat murni. Sebagai fase gerak campuran
etanol-amonia dan batas elusi 10 cm. Keringkan dan semprot dengan pereaksi 2-
thiobarbiturat 1,25% dipanaskan selama 5 menit pada 100°C, timbul warna pink pada
b. Asam Benzoat
Asam Benzoat
sering digunakan pada bahan makanan yang asam. Bahan ini digunakan untuk
yang bersifat asam, garam benzoat akan diubah kebentuk efektifnya yakni asam
benzoat.
Anlisis Kuantitatif menggunakan spektrofotometri UV. Asam benzoat dan
pengawet lainnya disiapkan dengan melarutkan dalam etanol anhidrat. 1arutan baku
kerja disiapkan dengan mengencerkan larutan baku induk dengan akuades sebelum
asam asetat, asam borat dan natrium hidroksida. Sejumlah tertentu larutan asam
benzoat (AB), MP, PP dan AS atau ekstrak sampel dipindahkan ke labu takar 10mL
atau diikuti dengan penambahan 0,5mL bufer B-R pH 2,21 dan diencerkan sampai
29
tanda dengan akuades dan dicampur secara sempurna. Spektrum absorbansi untuk
tiap larutan dibaca terhadap blangko pada panjang gelombang 200-300 nm dengan
c. Nitrit/Nitrat
Asam Nitrat
Analisis sampel: sebanyak kurang lebih 5 gram sampel ditimbang secara seksama
lalu dimasukkan dalam gelas piala 50 mL. Sampel selanjutnya ditambag dengan
40mL air bebas nitrit yang telah dipanaskan pada suhu 80℃ lalu diaduk dengan
pengaduk kaca dan dipindahkan ke dalam labu takar 500mL. 1abu piala dibilas
dengan air panas lalu ditambahkan ke dalam labu takar. 1arutan selanjutnya ditambah
dengan air bebas nitrit panas sampai volumenya kurang lebih 300mL lalu
digoyangkan.
suhu kamar, diencerkan sampai tanda batas, dikocok dan disaring. Sejuumlah larutan
hasil penyaringan dipipet lalu dimasukkan ke dalam labu takar 50mL, ditambah 2mL
pereaksi griess, dan diencerkan dengan air bebas nitrit sampai tanda batas. 1arutan
30
dibiarkan selama 1 jam supaya terbentuk warna. 1arutan di baca absorbansinya pada
panjanggelombang 520nm terhadap blangko yang terdiri atas air bebas nitrit dan
pereaksi griess.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan pada makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Pangan halal adalah pangan yang tidak mengandung unsur atau barang yang
haram atau dilarang untuk dikonsumsi oleh umat Islam, baik yang menyangkut
bahan baku pangan, bahan tambahan pangan, dan bahan penolong lainnya .
2. Sumber pangan halal dari bahan nabati. Bahan makanan nabati seperti padi-
4. Kode bahan tambahan pangan menurut Badan POM yaitu E100 – E199
(pengatur keasaman dan anti kempal), E600 – E699 (penguat rasa), E700 –
5. Analisis kuantitatif salah satu analisis dengan objek berupa angka atau
numerik. Sedangkan analisis kualitatif salah satu analisis yang dilakukan untuk
31
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’anul Kareem.
Cahyadi, Wisnu. Analisis dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan. Edisi 2.
Bandung: PT Bumi Aksara, 2008.
Charity, May Lim. “Jaminan Produk Halal Di Indonesia”. Legilasi Indonesia 14, no.
1 (2017): 99-108.
Estiasih, Teti. Dkk., Kimia dan Fisik Pangan. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2016.
Fermanto dan Sholahuddin, Muhammad Athoillah. “Studi Ilmiah Halal Food
Additive yang Aman Dikonsumsi dan Baik Bagi Kesehatan” Halal Product
and Research 3, no. 2 (2020): 95-105.
Hidayah, Nurul “Perbandingan Penggunaan Zat Pemanis dan Zat Pewarna antara
Sirup Lokal dan Nonlokal yang Beredar dipasar Trasional Makassar”
SKRIPSI. 2012.
Hoon J dan Flores J.D. “ Pottasium Sorbate Diffusivity in American Processes and
Mozarella Cheeses”. Food Science 63, no 3 (1981): 65-75.
Rasyid, Sulaiman. Analisis Bahan Tambahan Zat-zat lain yang Patut di Waspadai
Pada Makanan. Jakarta: UIN Syarifullah Jakarta, 2015.
Sari, Desi Indah. “Perlindungan Hukum Atas Label Halal Produk Pangan Menurut
Undang-Undang”, Ilmiah Hukum Kenotariatan 7, no. 1 (2018): 1-14.
Tafsir Ilmi. Makanan dan Minuman dalam Perspektif Al-Qur’an dan Sains. Jakarta:
Lajnah Pentashihan Mushaf Al-qur’an, 2013.
Winarno, F.G. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: PT Gramedia, 1982.
https://www.pom.go.id/new/view/more/klarifikasi/26/Kode-E-Numbers-Pada
Pangan-Olahan.html