Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KAJIAN HIKMA KESEHATAN DALAM LARANGAN

AL-QUR’AN TERHADAP KONSUMSI BANGKAI

Mata kuliah : Tafsir Ilmiah Ayat-Ayat Kesehatan


Dosen : Prof. dr. H. M. Furqaan Naiem, M.Sc.,
PhD

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 12

Fajrah Safrudin : 2211071087


Nova Amalina : 2211071027
Angky : 2011071055

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALU

i
2022

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah senantiasa

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kita semua dalam keadaan sehat

walafiat dalam menjalankan aktifitas sehari-hari. juga panjatkan kehadiran Allah

SWT, karena hanya dengan keridho’an-Nya “Makalah Kajian Hikma Kesehatan

Dalam Larangan Al-Qur’an Terhadap Konsumsi Bangkai” ini dapat

terselesaikan.

Penyusun menyadari betul sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dari berbagai

pihak, laporan lengkap ini tidak akan terwujud dan masih jauh dari sempurna, oleh

karena itu dengan segala kerendahan hati penyusun berharap saran dan kritik demi

perbaikan-perbaikan lebih lanjut.

Akhirnya penyusun berharap, semoga laporan lengkap ini dapat memberikan

manfaat bagi yang membutuhkan.

Palu, 11 Desember 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

SAMPUL...................................................................................................................i

KATA PENGANTAR..............................................................................................ii

DAFTAR ISI.............................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang...........................................................................................1


1.2. Rumusan Masalah......................................................................................2
1.3. Tujuan........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN

2.1. Makanan Dalam Persepektif Al -Qur`An..................................................4


2.2. Larangan Memakan Makanan Haram (Bangkai).......................................5
2.3. Akibat Buruk Mengkonsumsi makanan haram (Bangkai)........................7
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan................................................................................................9
3.2. Saran..........................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Berbagai jenis makanan dapat kita peroleh di pasaran, dari makanan yang

manis hingga makanan yang masam semuanya dikemas dan disajikan dalam

bentuk menarik. Tidak dapat dinafikkan lagi bahwa penyajian dan penampilan

suatu makanan memegang peranan yang penting dalam pemasaran suatu produk

makanan, baik makanan siap santap maupu makanan dalam kemasan. Sehingga

ada yang mengatakan manusia memakan dengan mata bukan dengan mulut. Bagi

umat Islam ada satu faktor yang jauh lebih penting dari sekedar rasa dan

penampilan yaitu halal atau haram suatu makanan. Umat Islam diajarkan untuk

makan makanan yang bersih dan selamat. Islam sangat memperhatikan sekali

sumber dan kebersihan makanan, cara memasak, cara menghidangkan, cara

makan sampai pada cara membuang sisa makanan ( Rajikin, dkk, 1997).

Haramnya sesuatu makanan mempunyai hikmah tersembunyi. Contohnya,

darah adalah haram untuk dimakan. Hal ini karena darah merupakan suatu media

yang kaya dengan nutrien dan turut berperan sebagai sistem pengangkut utama

dalam tubuh hewan hidup. Darah berperan mengangkut oksigen dan berbagai

nutrien ke seluruh tubuh. Darah juga berperan untuk mengangkut toksik dan sisa

metabolisme makanan. Oleh karena itu jika suatu hewan tersebut mempunyai

1
penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme patogen pastinya

mikroorganisme patogen ini akan membahayakan manusia yang memakannya.

Al Quran dan Hadis dijadikan pedoman oleh umat Islam dalam menentukan

sesuatu makanan termasuk halal atau haram. Istilah halal dan haram keduanya

berasal dari bahasa Arab, halal yang artinya dibenarkan atau dibolehkan,

sedangkan haram berarti tidak dibenarkan atau dilarang (Sakr, 1991). Makanan

dikatakan halal apabila :

a. Bukan terdiri atau mengandungbahan-bahan dari binatang yang bagi orang

Islam dilarang menurut hukum syarak untuk memakannya atau tidak

disembelih menurut hukum syariah.

b. Tidak mengandung bahan-bahanyang hukumnya najis menurut hukum

syariah.

c. Tidak disiapkan atau diprosesmenggunakan bahan-bahan atau peralatan yang

tidak terbebas dari najis menurut hukum syariah

d. Dalam proses pengadaan, pengo-lahan dan penyimpanannya tidak

bersentuhan atau berdekatan dengan bahan-bahan yang tidak memenuhi point

a,b dan c atau bahan–bahan yang hukumnya

2
1.2. Rumusan Masalah

Bagaimanakah Kajian Hikma Kesehatan Dalam Larangan Al-Qur’an

Terhadap Konsumsi Bangkai?

1.3. Tujuan

Mahasiswa Dapat Hikma Kesehatan Dalam Larangan Al-Qur’an Terhadap

Konsumsi Bangkai

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Makanan Dalam Persepektif Al -Qur`An

Islam memerintahkan kapada pemeluknya untuk memilih makanan yang halal

serta menjauhi makanan haram. Rasulullah bersabda :

“Dari Abu Hurairah ra. berkata, Rasulullah saw bersabda “Sesungguhnya

Allah baik tidak menerima kecuali hal-hal yang baik, dan sesungguhnya Allah

memerintahkan kepada orangorang Mukmin sebagaimana yang diperintahkan

kepada para Rasul, Allah berfirman “Hai Rasul-Rasul, makanlah dari makanan

yang baikbaik, dan kerjakanlah amal shaleh. Sesungguhnya Aku Maha

Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. Dan firman-Nya yang lain: “Hai orang-

orang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan

kepadamu” Kemudian beliau mencontohkan seorang laki-laki, dia telah

menempuh perjalanan jauh, rambutnya kusut serta berdebu, ia menengadahkan

kedua tangannya ke langit: Yaa Rabbi ! Yaa Rabbi ! Sedangkan ia memakan

makanan yang haram, dan pakaiannya yang ia pakai dari harta yang haram,

dan ia meminum minuman yang haram, dan dibesarkan dari hal-hal yang

haram, bagaimana mungkin akan diterima do‟anya”.

Di zaman sekarang banyak yang menyebut era teknologi. Manusia semakin

mudah dalam menggapai keinginan-keinginan dengan bantuan teknologi,

khususnya teknologi telekomunikasi, industri, pertanian dan ekonomi. Dengan

4
kemajuan di berbagai bidang maka berpengaruh juga pada pola pikir masyarakat.

Misalkan masalah makan dan minuman, banyak manusia atau orang yang makan

dan minum mengikuti tren yang sedang ada di waktu itu. Dan sering kali kita

lalai tentang halal atau haram yang kita makan. Makanan budaya luar yang

masuk ke Indonesia banyak sekali, contoh: Pizza hut, Hot Dog, steak, bir, dan

minuman beralkohol lainnya.

Melihat masalah yang terjadi di atas, kami selaku penulis makalah akan

memberikan ramburambu dan penjelasan tentang makanan yang haram

berdasarkan dalil-dalil Al-Qur‟an dan Al-Hadits. Sehingga kita sebagai umat

Islam tidak salah makanan yang justru makanan itu tergolong makanan yang

haram. Semoga dengan makalah ini kita bisa membedakan makanan yang halal

dan yang haram. Oleh karena itu penulis ingin mengetahui apa yang dimaksud

dengan makanan yang haram, dan apa pengaruh mengkonsumsi makanan yang

haram

2.2. Larangan Memakan Makanan Haram (Bangkai)

Meskipun Allah SWT. telah menciptakan semua yang ada di bumi untuk

memenuhi kebutuhan hidup manusia, namun tidak semuanya halal bagi kita.

Tidak semua makanan dan minuman halal untuk kita makan dan bermanfaat bagi

tubuh manusia. Untuk itu kita harus mengetahui hakikat dan jenis makanan yang

diharamkan dalam Islam.

5
Makanan haram adalah setiap makanan yang dilarang Allah, larangan bagi

umat Islam untuk memakannya. Larangan ini sesungguhn didasarkan pada akibat

buruk yang dapat ditimbulkan bagi setiap orang yang memakannya. Islam

sebagai agama yang suci dan menghargai kesucian, mengharamkan

makanan-makanan dan minuman yang buruk, kotor, dan yang membahayakan

tubuh dan akal manusia. Semua yang Allah haramkan untuk kita makan pasti

mengandung keburukan bagi kesehatan tubuh dan akal manusia. Allah berfirman

dalam QS. alMaidah [05]: 3

‫ُحِّر َم ْت َع َلْيُك ُم اْلَم ْيَتُة َو الَّد ُم َو َلْح ُم اْلِخ ْنِزْيِر َو َم ٓا ُاِهَّل ِلَغْيِر ِهّٰللا ِبٖه َو اْلُم ْنَخ ِنَقُة َو اْلَم ْو ُقْو َذُة َو اْلُم َتَر ِّد َيُة َو الَّنِط ْيَح ُة َو َم ٓا‬

‫َاَك َل الَّسُبُع ِااَّل َم ا َذَّك ْيُتْۗم َو َم ا ُذ ِبَح َع َلى الُّنُص ِب َو َاْن َتْسَتْقِسُم ْو ا ِباَاْلْز اَل ِۗم ٰذ ِلُك ْم ِفْس ٌۗق َاْلَي ْو َم َيِٕىَس اَّل ِذ ْيَن َكَف ُرْو ا ِم ْن‬

‫ِد ْيِنُك ْم َفاَل َتْخ َش ْو ُهْم َو اْخ َش ْو ِۗن َاْلَي ْو َم َاْك َم ْلُت َلُك ْم ِد ْيَنُك ْم َو َاْتَم ْم ُت َع َلْيُك ْم ِنْع َم ِتْي َو َر ِض ْيُت َلُك ُم اِاْل ْس اَل َم ِد ْيًن ۗا َفَمِن‬

‫اْض ُطَّر ِفْي َم ْخ َم َصٍة َغْيَر ُم َتَج اِنٍف ِاِّل ْثٍۙم َفِاَّن َهّٰللا َغ ُفْو ٌر َّر ِح ْيٌم‬

Artinya : Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, dan

(daging) hewan yang disembelih bukan atas (nama) Allah, yang tercekik, yang

dipukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan yang diterkam binatang buas, kecuali

yang sempat kamu sembelih. Dan (diharamkan pula) yang disembelih untuk

berhala. Dan (diharamkan pula) mengundi nasib dengan azlam (anak panah),

(karena) itu suatu perbuatan fasik. Pada hari ini orang-orang kafir telah putus

asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada

mereka, tetapi takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Aku sempurnakan

agamamu untukmu, dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku

ridai Islam sebagai agamamu. Tetapi barangsiapa terpaksa karena lapar, bukan

6
karena ingin berbuat dosa, maka sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha

Penyayang.

Ayat ini menjelaskan mengenai sebagian jenis makanan yang diharamkan

untuk kita konsumsi secara umum, makanan itu diharamkan karena akibat buruk

yang dapat ditimbulkan terhadap tubuh kita. Selain itu, karena adanya unsur

kemusyrikan, seperti sembelihan yang tidak menyebut nama Allah dan yang

ditujukan untuk berhala yang disembah.

2.3. Akibat Buruk Mengkonsumsi makanan haram (Bangkai)

Allah telah melarang kita untuk mengonsumsi makanan dan minuman yang

haram. Apabila kita melanggarnya pasti akan berakibat buruk bagi tubuh kita.

Selain itu, kita akan berdosa. Allah telah berfirman dalam surah Al-Baqarah Ayat

168 :

‫ٰٓيَاُّيَها الَّناُس ُك ُلْو ا ِمَّم ا ِفى اَاْلْر ِض َح ٰل اًل َطِّيًباۖ َّو اَل َتَّتِبُعْو ا ُخ ُطٰو ِت الَّشْيٰط ِۗن ِاَّنٗه َلُك ْم َع ُد ٌّو ُّم ِبْيٌن‬

“Wahai manusia! Makanlah dari (makanan) yang halal dan baik dari apa yang

terdapat di bumi.” (QS AlBaqarah/2 : 169)

Dengan tegas dalam ayat ini Allah memerintahkan kepada kita untuk hanya

makan makanan yang halal dan baik saja. Jadi, wajib bagi kita untuk hanya makan

makanan yang halal dan baik saja.

7
Selain itu, dampak buruk makanan dan minuman yang haram dapat

dirasakan tubuh manusia. Diantaranya adalah melemahnya panca indera dan tidak

berfungsinya berbagai macam anggota tubuh yang penting seperti jantung, paru-

paru, hati, mata ginjal, dan gangguan urat syaraf.

Makanan dan minuman yang haram juga berakibat buruk pada akal dan jiwa

manusia. Orang yang sering makan dan minum yang haram akan menurun tingkat

kecerdasan dan kemampuan berpikirnya. Mereka juga sering melakukan

perbuatan-perbuatan dosa, seperti berbohong, mencuri, dan berbuat fitnah kepada

orang lain. Oleh karena itu, jauhi dan hindarilah makanan dan minuman yang

haram. Allah menegaskan dalam surah AlBaqarah/2 Ayat 195:

‫َو َاْنِفُقْو ا ِفْي َس ِبْيِل ِهّٰللا َو اَل ُتْلُقْو ا ِبَاْيِد ْيُك ْم ِاَلى الَّتْهُلَك ِةۛ َو َاْح ِس ُنْو اۛ ِاَّن َهّٰللا ُيِح ُّب اْلُم ْح ِسِنْيَن‬

“Dan janganlah kamu jatuhkan (diri sendiri) ke dalam kebinasaan dengan

tangan sendiri.” (QS AlBaqarah/2: 195)

Ayat tersebut menjelaskan, kita tidak boleh dengan sengaja membuat diri

kita sendiri menjadi rusak atau binasa karena suatu perbuatan yang kita lakukan.

Biasanya kita tidak menyadari kebisaan buruk yang kita lakukan misalnya

kebiasaan makan dan minum secara berlebihan. Kebiasaan buruk itu dapat

membahayakan kesehatan. Oleh karena itu, tidak ada salahnya bagi kita untuk

meninggalkan kebiasaan makan dan minum secara berlebihan yang dapat

merugikan diri kita sendiri.

8
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Dampak buruk makanan dan minuman yang haram dapat dirasakan

tubuh manusia. Diantaranya adalah melemahnya panca indera dan tidak

berfungsinya berbagai macam anggota tubuh yang penting seperti jantung,

paru-paru, hati, mata, ginjal, dan gangguan urat syaraf. Dan juga berakibat

buruk pada akal dan jiwa manusia. Orang yang sering makan dan minum yang

haram akan menurun tingkat kecerdasan dan kemampuan berfikirnya. Mereka

juga sering melakukan perbuatan-perbuatan dosa, seperti berbohong, mencuri

dan berbuat fitnah kepada orang lain

3.2. Saran

Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, maka diharapkan bagi

pembaca memberikan kritikan-kritikan dan saran, agar makalah yang akan

dibuat selanjutnya akan lebih baik lagi

9
DAFTAR PUSTAKA

Andriyani, A. (2019). Kajian Literatur pada Makanan dalam Perspektif Islam dan
Kesehatan. Jurnal Kedokteran dan Kesehatan, 15(2), 178-198.

Kurni, W. (2015). Makanan Dalam Perspektif Al-Quran. Al Ashriyyah, 1(1), 10-


10.

Puspitasari, R. (2022). Pola Hidup Sehat Menurut Al-Qur’an:(Kajian Maudhu’i


Terhadap Ayat-ayat Kesehatan). INOVATIF: Jurnal Penelitian Pendidikan,
Agama, dan Kebudayaan, 8(1), 133-163.

10

Anda mungkin juga menyukai