Anda di halaman 1dari 19

PENTINGNYA MEMILIH MAKANAN DAN MINUMAN HALAL UNTUK

MEMENUHI KEBUTUHAN HIDUP

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Agama

Dosen Pengampu:

Nanang Rahmat, S.Pd.I., MA.Pd.

oleh:

Salsabila

P17333121483

PROGRAM STUDI SANITASI LINGKUNGAN


JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya dan tidak lupa pula sholawat serta salam
kami panjatkan kepada Nabi besar kita Nabi Muhammad SAW yang telah
membimbing umatnya dari zaman dahulu hingga sekarang.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata


kuliah Pendidikan Agama, keluarga, teman-teman dan semua pihak yang
mendukung penulis dalam pembuatan makalah ini yang berjudul “Pentingnya
Memilih Makanan dan Minuman Halal Untuk Memenuhi Kebutuhan Hidup”.
Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam makalah ini,
penulis sangat terbuka dengan kritik dan saran yang membangun dari pembaca.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Bandung, 14 September 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang............................................................................................1

B. Rumusan Masalah.......................................................................................2

C. Tujuan Penulisan.........................................................................................2

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teologis......................................................................................3

B. Landasan Teoritis.......................................................................................5

C. Konsep Dasar.............................................................................................6

BAB III PEMBAHASAN

A. Bahasan Permasalahan Rumusan 1...........................................................7

B. Bahasan Permasalahan Rumusan 2...........................................................10

C. Bahasan Permasalahan Rumusan 3...........................................................11

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan................................................................................................13

B. Saran..........................................................................................................13

PENUTUP............................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Makanan dan minuman adalah kebutuhan pokok yang dibutuhkan


oleh manusia setiap harinya. Dalam agama Islam diatur bahwa makanan
dan minuman yang dapat dikonsumsi oleh orang Muslim adalah makanan
dan minuman yang halal sesuai syariat. Makanan dan minuman yang halal
sesuai syariat dapat dipastikan baik dan bermanfaat bagi tubuh. Dalam
berkembangnya makanan dan minuman di jaman ini penting sekali untuk
mengecek kehalalan dan kesehatan makanan.

Makanan sehat adalah dengan meramu berbagai jenis makanan


yang seimbang, sehingga terpenuhi seluruh kebutuhan gizi bagi tubuh dan
mampu dirasakan secara fisik dan mental (Prasetyono, 2009). Sedangkan,
kategori makanan halal dalam Islam adalah makanan dan minuman yang
memenuhi dua syarat, yaitu halal yang artinya diperbolehkan untuk
dimakan dan tidak dilarang oleh hukum syara', dan baik atau makanan itu
bergizi dan bermanfaat untuk kesehatan.

Dalam pengecekan kehalalan dan kesehatan ada peran sanitarian


didalamnya. Sanitarian bekerja dalam mengecek dan memastikan makanan
yang sehat dan mengupayakan kegiatan penyehatan makanan di
lingkungan. Sesuai dengan UUD RI No. 18 Tahun 2012 tentang pangan,
Permenkes RI No. 1096/Menkes/Per/VI/2011 tentang hygiene sanitasi
jasaboga, Kep. Menkes RI No. 942/Menkes/SK/VII/2003 tentang
pedoman persyaratan higiene sanitasi makanan jajanan, Kep. Menkes RI
No. 1098/Menkes/SK/VII/2003 tentang persyaratan higiene sanitasi rumah
makan dan restoran.

Dengan yang telah dipaparkan, makanan dan minuman yang halal


dan sehat merupakan hal penting yang termasuk ke dalam pekerjaan
seorang sanitarian.

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana persyaratan makanan dan minuman halal dan sehat sesuai
syariat Islam dan apa saja tujuan UU RI No. 18 Tahun 2012 (tentang
pangan)?
2. Mengapa harus memilih makanan dan minuman halal untuk memenuhi
kebutuhan pokok hidup?
3. Apa hikmah dari mengonsumsi makanan dan minuman halal?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui persyaratan makanan dan minuman halal dan sehat sesuai
syariat Islam dan mengetahui tujuan UU RI No. 18 Tahun 2012
(tentang pangan).
2. Mengetahui mengapa harus memilih makanan dan minuman halal
untuk memenuhi kebutuhan pokok hidup.
3. Mengetahui hikmah dari mengonsumsi makanan dan minuman halal.

2
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teologis
Dalam agama Islam terdapat aturan yang mengatakan bahwa umat
Muslim harus mengonsumsi makanan dan minuman yang halal lagi baik,
hal ini tidaklah hanya omongan semata tetapi hal ini dibuktikan dengan
adanya dalil dan hadits. Dalil dan hadits yang dimaksud antara lain sebagai
berikut:
1. Q.S. Al-Baqarah ayat 168

Artinya: “Wahai manusia! Makanlah dari (makanan) yang halal dan


baik yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-
langkah setan. Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagimu.”
2. Q.S. Al-Baqarah ayat 172

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki


yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada
Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah.”

3
3. Q.S. Al-Araf ayat 157

Artinya: “(Yaitu) orang-orang yang mengikuti Rasul, Nabi yang ummi


(tidak bisa baca tulis) yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam
Taurat dan Injil yang ada pada mereka, yang menyuruh mereka berbuat
yang makruf dan mencegah dari yang mungkar, dan yang
menghalalkan segala yang baik bagi mereka dan mengharamkan segala
yang buruk bagi mereka, dan membebaskan beban-beban dan
belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Adapun orang-orang yang
beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya dan mengikuti
cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al-Qur'an), mereka
itulah orang-orang beruntung.”
4. Q.S. Al-Mu’minun ayat 51

Artinya: “Wahai para rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik


dan kerjakanlah amal shalih.”
5. Diceritakan bahwa Rasulullah SAW menyebutkan seseorang yang
melakukan perjalanan panjang dalam keadaan dirinya kusut dan kotor,
dia menengadahkan kedua tangannya ke langit seraya berdoa: "Wahai
Rabb-ku, wahai Rabb-ku," namun makanannya haram, minumannya

4
haram dan pakaiannya haram dan kenyang dengan sesuatu yang
haram, lalu bagaimana mungkin doanya akan dikabulkan?" (HR
Muslim).
Dapat disimpulkan bahwa orang yang memakan makanan atau
meminum minuman haram doanya dapat tidak dikabulkan, maka
seharusnya sebagai umat Muslim kita harus mengonsumsi makanan
dan minuman yang halal sesuai dengan syariat Islam (hadits dan dalil).

B. Landasan Teoritis
Istilah halal dalam al- Qur’an berarti yang dibolehkan. Menurut
alJurjānī, kata ḥalāl yang artinya “terbuka”. Secara istilah, halal berarti
setiap sesuatu yang tidak dikenakan sangsi penggunaannya atau sesuatu
perbuatan yang dibebaskan syariat untuk dilakukan. Menurut Abū Ja‘far
al-Ṭabārī (224-310 H), kata ḥalāl berarti terlepas atau terbebas.
ِMuḥammad ibn Ali al-Shaukanī berpendapat, dinyatakan sebagai halal
karena telah terlepas dan terurainya simpul tali atau ikatan larangan yang
mencegah.
Secara bahasa, kata halal menurut sebagian pendapat berasal dari
kata (al-halal) yang berarti sesuatu hal yang diperbolehkan menurut syariat
islam (Ali, 2016). Menurut (Yaqub, 2009) makanan dan minuman dapat
dikatakan halal apabila baik untuk dikonsumsi manusia, tidak
mengandung unsur najis, serta didapatkan dengan cara yang tidak
bertentangan dengan syariat Islam.
Dalam penerapannya, memilih makanan dan minuman halal bagi
Muslim sangatlah penting, selain halal manusia juga seharusnya memakan
makanan yang sehat dan baik. Dalam penyehatan makanan ada peran
sanitarian di dalamnya.
Sanitarian adalah seorang pegawai negeri sipil yang diberi tugas,
tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang
berwenang, untuk melakukan kegiatan pengamatan, pengawasan dan
pemberdayaan masyarakat dalam rangka perbaikan kualitas kesehatan
lingkungan untuk dapat memelihara, melindungi dan meningkatkan cara-
cara hidup  bersih dan sehat (HAKLI).

C. Konsep Dasar
Halal dalam al- Qur’an berarti yang dibolehkan. Secara istilah, halal
berarti setiap sesuatu yang tidak dikenakan sangsi penggunaannya atau
sesuatu perbuatan yang dibebaskan syariat untuk dilakukan. Secara
bahasa, kata halal menurut sebagian pendapat berasal dari kata (al-halal)
yang berarti sesuatu hal yang diperbolehkan menurut syariat islam (Ali,
2016). Menurut (Yaqub, 2009) makanan dan minuman dapat dikatakan
halal apabila baik untuk dikonsumsi manusia, tidak mengandung unsur
najis, serta didapatkan dengan cara yang tidak bertentangan dengan syariat
Islam.
Selain itu, ada juga konsep makanan sehat, menurut 2 ahli konsep
makanan sehat yaitu:
 Makanan sehat adalah dengan meramu berbagai jenis makanan
yang seimbang, sehingga terpenuhi seluruh kebutuhan gizi bagi
tubuh dan mampu dirasakan secara fisik dan mental (Prasetyono,
2009).
 Menurut Hulme, “makanan sehat” adalah makanan dalam arti yang
sesungguhnya dan mampu menikmati makanan tersebut. Makanan
yang sehat harus terdiri dari makanan utama dan makanan
penunjang atau dikenal dengan istilah 4 dan 5 sempurna.
6

BAB III
PEMBAHASAN

A. Bahasan Rumusan Permasalahan 1


 Menurut syariat Islam, dikatakan bahwa makanan dan minuman
halal dapat ditinjau dari kategori di bawah ini:
1. Halal Zatnya
Halal disini maksudnya berasal dari zat yang halal dan tidak ada
kandungan haramnya, zat halal disini dapat berupa nasi, susu, telur,
dan lainnya.
2. Halal Cara Mendapatkannya
Halal cara mendapatkannya artinya dalam mendapatkannya apakah
menggunakan cara yang halal, seperti berdagang sesuatu yang
baik, diberi oleh kerabat atau menggunakan cara yang haram
seperti memalak, mencuri atau menipu.
3. Halal Proses Pengolahannya
Halal proses pengolahannya artinya cara memprosesnya halal dan
sesuai syariat Islam. Misalnya, daging ayam, daging sapi dan
daging kambing dapat dikatakan halal jika berasal dari ayam, sapi
dan kambing yang disembelih sesuai syariat Islam.
 Sumber makanan dan minuman halal sesuai syariat Islam:
1. Semua makanan dan minuman yang tidak diharamkan oleh
Allah dan Rasul-Nya.
Sesuai dalil dan hadits yang ada di bawah ini:
"Apa yang dihalalkan oleh Allah dalam Kitab-Nya adalah halal
dan apa yang diharamkan Allah di dalam Kitab-Nya adalah
haram, dan apa yang didiamkan (tidak diterangkan), maka
barang itu termasuk yang dimaafkan.” (HR. Ibnu Majah dan
Turmudzi).
Selain itu, makanan yang baik tidak kotor dan tidak
menjijikkan juga merupakan salah satu kriteria makanan dan
minuman halal.

Seperti yang terdapat dalam surat Al-Baqarah dan Al-A’raf di


bawah ini:
- Artinya: “Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi
baik dari apa yang terdapat di bumi”. (QS. Al-Baqarah:
168)
- Artinya: "Dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik
dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk." (QS.
Al-A’raf : 157)
2. Semua makanan yang tidak memberi mudharat, tidak
membahayakan kesehatan jasmani dan tidak merusak akal,
moral, dan aqidah.
“Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam
kebinasaan”. (QS. Al-Baqarah: 195)
3. Binatang ternak
Binatang ternak seperti kerbau, sapi, unta, kambing, domba dan
lainnya termasuk hewan yang halal untuk dikonsumsi.
Sebagaimana firman Allah yang artinya:
“Telah dihalalkan bagi kamu memakan binatang ternak
(seperti: Unta, Sapi, Kerbau dan Kambing)” (QS. Al-Maidah:
1).
4. Binatang yang hidup di laut atau air
Semua binatang yang hidup di laut atau di air termasuk dalam
makanan dan minuman halal, baik yang ditangkap maupun
yang ditemukan dalam keadaan mati (bangkai). Kecuali
binatang itu mengandung racun atau membahayakan kehidupan
manusia, maka hukumnya bisa menjadi haram.
- Halalnya binatang laut ini berdasarkan dalil-dalil berikut:
1. Q.S. Al-Maidah ayat 96
“Dihalalkan bagimu binatang buruan laut dan makanan (yang
berasal) dari laut sebagai makanan yang lezat bagimu,"
- Hadis Nabi Muhammad SAW:
“Rasulullah saw. bersabda: mengenai laut bahwa laut itu suci
airnya dan halal bangkainya. "(HR. Imam Empat)

5. Ikan dan belalang


Ikan dan belalang boleh dimakan apapun keadaannya bahkan
bangkai belalang pun boleh dimakan walaupun tanpa
disembelih.
Nabi Muhammad SAW bersabda yang artinya:
“Dihalalkan kepada kita dua bangkai, yaitu ikan dan belalang”.
(HR. Ibnu Majah).
6. Binatang Hasil Buruan dari Hutan
Kijang, kancil atau ayam hutan yang merupakan hasil buruan
dari hutan, halal dimakan dagingnya. Sebagaimana firman
Allah SWT dalam surat Al Maidah ayat 4:
“Katakanlah: "Dihalalkan bagimu yang baik-baik dan (buruan
yang ditangkap) oleh binatang buas yang telah kamu ajar
dengan melatihnya untuk berburu, kamu mengajarnya menurut
apa yang telah diajarkan Allah kepadamu.”

 Dalam UU 18 tahun 2012 tentang Pangan dijelaskan bahwa:


Penyelenggaraan Pangan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan
dasar manusia yang memberikan manfaat secara adil, merata, dan
berkelanjutan berdasarkan Kedaulatan Pangan, Kemandirian
Pangan, dan Ketahanan Pangan.
Tujuan Penyelenggaraan Pangan menurut UU 18 tahun 2012
tentang Pangan adalah:
a. meningkatkan kemampuan memproduksi pangan secara
mandiri.
b. menyediakan Pangan yang beraneka ragam dan memenuhi
persyaratan keamanan, mutu, dan gizi bagi konsumsi
masyarakat.
c. mewujudkan tingkat kecukupan pangan, terutama pangan
pokok dengan harga yang wajar dan terjangkau sesuai dengan
kebutuhan masyarakat.

d. mempermudah atau meningkatkan akses pangan bagi


masyarakat, terutama masyarakat rawan pangan dan gizi.
e. meningkatkan nilai tambah dan daya saing komoditas pangan
di pasar dalam negeri dan luar negeri.
f. meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang
Pangan yang aman, bermutu, dan bergizi bagi konsumsi
masyarakat
g. meningkatkan kesejahteraan bagi Petani, Nelayan, Pembudi
Daya Ikan, dan Pelaku Usaha Pangan
h. melindungi dan mengembangkan kekayaan sumber daya
pangan nasional.

B. Bahasan Rumusan Permasalahan 2


Sebagai Muslim penting halnya untuk memilih dan mengonsumsi
makanan halal untuk memenuhi kebutuhan hidup. Selain karena perintah
agama, makanan halal merupakan makanan yang sehat untuk tubuh
manusia, makanan sehat belum tentu halal tetapi makanan halal bisa
dipastikan makanan sehat.
Makanan dan minuman halal maupun haram sama-sama memiliki
pengaruh besar dalam kehidupan manusia, hal itu berpengaruh pada
akhlak, kehidupan hati, dikabulkan doa, dan sebagainya. Orang yang
senantiasa memenuhi dirinya dengan makanan dan minuman halal, maka
akhlaknya akan baik, hatinya akan hidup dan doanya akan dikabulkan.
Sebaliknya, orang yang memenuhi dirinya dengan makanan dan minuman
yang haram maka akhlaknya akan buruk, hatinya akan sakit, dan doanya
tidak dikabulkan. Maka itu sudah merupakan kerugian yang besar. Sebab,
seorang makhluk Allah tidak terlepas dari kebutuhan berdoa kepada Allah
SWT.

10

C. Bahasan Rumusan Permasalahan 3


Dengan mengonsumsi makanan dan minuman halal terdapat
banyak hikmah yang dapat dirasakan, beberapa diantaranya:
1. Terhindar dari segala jenis penyakit
Mengonsumsi makanan dan minuman halal dapat menghindari
manusia dari segala jenis penyakit karena makanan dan minuman halal
dapat dikatakan sehat, jika dilihat dari sisi medis makanan dan
minuman haram memiliki efek yang buruk bagi tubuh, misalnya
alkohol, kandungan alkohol dapat merusak organ dalam tubuh. Selain
alkohol, ada daging babi yang terkandung cacing pita di dalamnya, jika
dikonsumsi cacing pita tersebut dapat memasuki tubuh dan
berkembang biak di dalam organ tubuh hingga menyerang tubuh
bagian dalam perlahan-lahan.
2. Menjaga akhlak, hati dan pikira agar tetap baik
Hal ini karena makanan dan minuman halal dan haram memiliki
pengaruh besar dalam kehidupan manusia, hal itu berpengaruh pada
akhlak, kehidupan hati, dikabulkan doa, dan sebagainya. Sebaliknya,
orang yang memenuhi dirinya dengan makanan dan minuman yang
haram maka akhlaknya akan buruk, hatinya akan sakit, dan doanya
tidak dikabulkan. Maka itu sudah merupakan kerugian yang besar.
Sebab, seorang makhluk Allah tidak terlepas dari kebutuhan berdoa
kepada Allah SWT.
3. Mendapatkan ridho Allah SWT
Seperti yang telah dibahas di poin sebelumnya, dengan mengomsumsi
makanan dan minuman halal maka akhlak, kehidupan hati, dikabulkan
doa akan dilancarkan dan menjadi baik. Sehingga, Allah dapat
memudahkan makhluknya dalam mendapatkan ridho-Nya dan
memberi jalan ke surga-Nya.
4. Senantiasa dilindungi Allah SWT dan dijauhkan dari larangan-Nya
Dengan mengonsumsi makanan dan minuman halal maka Allah

11

senantiasa memberi makhluknya pahala dan melindungi makhluknya.


Sedangkan jika mengonsumsi makanan dan minuman haram Allah
bisa murka kepada makhluknya dan tidak melindunginya.
12

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Halal atau haram suatu makanan atau minuman adalah sesuatu
yang objektif. Hukum syariah yang berlandaskan Al-Quran dan Sunnah
telah menetapkan halal atau haram sesuatu makanan dan minuman. Dalam
mengonsumsi makanan dan minuman umat Islam haruslah selektif dalam
pemilihannya terhadap status halal atau haramnya. Penentuan halal atau
haramnya dapat dilihat dari sumbernya, prosesnya dan kandungannya.
Dalam penentuan makanan dan minuman halal sanitarian memiliki peran
penting karena seorang sanitarian juga bertugas dalam penyehatan
makanan, dapat dilihat dari tujuan UU RI No. 18 Tahun 2012.
Mengonsumsi makanan dan minuman halal mempunyai banyak manfaat
dan hikmah.

B. Saran
Setiap manusia memiliki kesalahan dan kekurangan, oleh karena
itu penulis berharap siapapun yang membaca makalah ini dapat
memberikan saran maupun kritik yang membangun. Penulis pun sadar,
masih terdapat kekurangan dalam makalah ini, sehingga perlu pembahasan
kembali terkait makalah ini.
13

PENUTUP

Demikianlah makalah yang telah kami susun, semoga bermanfaat bagi


pembaca dan pemakalah sendiri. Semoga apa yang telah disampaikan dapat
menambah rasa syukur kita kepada Allah dan menambah pengetahuan kita. Kami
menyadari masih banyak salah dalam penyusunan makalah ini, untuk itu kami
mengharap kritik dan saran yang membangun. Terima kasih.
14

DAFTAR PUSTAKA

Waharjani. 2015. Makanan yang Halal lagi Baik dan Implikasinya. Jurnal
Komunikasi dan Pendidikan Islam. Volume 4, Nomor 2, Desember.
file:///C:/Users/sigit%20permana/Downloads/60-99-1-SM.pdf. Diunduh
pada 15 Oktober 2021.

Yasmin, Puti. 2020. Hadits Mengonsumsi Makanan yang Halal dan Bergizi.
https://food.detik.com/info-halal/d-4911837/hadits-mengonsumsi-
makanan-yang-halal-dan-bergizi. Diakses pada 15 Oktober 2021.

Zulaekah, Siti dan Yuli Kusumawati. 2005. Halal dan Haram Makanan Dalam
Islam. SUHUF. Volume 17, No. 1, Mei. Surakarta: Fakultas Ilmu
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta.
https://www.researchgate.net/publication/277226802_HALAL_DAN_HA
RAM_MAKANAN_DALAM_ISLAM. Diakses pada 15 Oktober 2021.
15

Anda mungkin juga menyukai