Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH TAFSIR DAKWAH

“Tafsir Ayat tentang Makanan dan Minuman yang


Diharamkan”
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “Tafsir Dakwah”

Dosen Pengampu: Ust. Ahmad Asraf Fitri, S.H.I., M.E.Sy.

Oleh:

Furqon Ibrahim Anwar Sidiq (1220301070)


Imam Aji Pratomo (1220301023)

FAKULTAS DAKWAH
PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM AL-ZAYTUN INDONESIA (IAI-AZIS)
2024
KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga kita dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta
salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, sebagai utusan Allah SWT
yang membawa rahmat bagi seluruh alam.
Penyusunan makalah sudah kami lakukan semaksimal mungkin dengan dukungan dari
banyak pihak, sehingga bisa memudahkan dalam penyusunannya. Untuk itu kami pun tidak
lupa mengucapkan terima kasih dari berbagai pihak yang sudah membantu kami dalam
rangka menyelesaikan makalah ini.
Tetapi tidak lepas dari semua itu, kami sadar sepenuhnya bahwa dalam makalah ini masih
terdapat banyak kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa serta aspek-aspek lainnya.
Maka dari itu, dengan lapang dada kami membuka seluas-luasnya pintu bagi para pembaca
yang ingin memberikan kritik ataupun sarannya demi penyempurnaan makalah ini.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Indramayu, 2 April 2024

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................1
DAFTAR ISI..............................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................3
A. Latar Belakang.............................................................................................................3
B. Rumusan Masalah.......................................................................................................4
C. Tujuan..........................................................................................................................4
BAB II KAJIAN PUSTAKA.....................................................................................................5
A. Tafsir Ayat tentang Makanan dan Minuman yang Diharamkan..................................5
B. Ayat-Ayat Al-Qur'an tentang Makanan dan Minuman yang Diharamkan...................5
C. Pentingnya Menjaga Diri dari Makanan dan Minuman yang Diharamkan.................7
BAB III PENUTUP....................................................................................................................9
A. Kesimpulan..................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................10

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Latar belakang tafsir ayat tentang makanan dan minuman yang diharamkan di
al-Qur'an adalah bahwa Allah SWT telah mengharuskan umat Islam untuk
mengkonsumsi makanan yang halal dan baik. Makanan yang diharamkan meliputi
bangkai, yang termasuk kategori bangkai adalah hewan, dan berbagai macam
makanan yang tidak disebutkan dalam al-Qur'an dan hadis. Makanan dan minuman
yang diharamkan di al-Qur'an dapat dikategorikan berdasarkan hukum haram
menggunakan metode qiyaas. Penafsiran al-Qur'an mengenai makanan dan minuman
yang diharamkan juga menyebutkan bahwa makanan yang tidak baik atau tidak sehat
dapat merusak fisik dan mengganggu iman dan rohani seseorang.
Untuk memberikan konteks yang lebih luas tentang tafsir ayat-ayat yang
mengatur makanan dan minuman yang diharamkan dalam Islam, ada beberapa latar
belakang yang penting untuk dipahami:
1) Asbab al-Nuzul (Sebab-sebab Turunnya Ayat): Memahami latar belakang
sebab-sebab turunnya ayat-ayat terkait dengan makanan dan minuman yang
diharamkan dapat memberikan wawasan yang lebih baik tentang situasi
sosial, budaya, dan politik saat itu. Misalnya, beberapa ayat turun sebagai
tanggapan atas praktik-praktik makanan yang umum pada masa jahiliyah,
seperti memakan daging bangkai atau minum khamr (minuman keras).
2) Konteks Sejarah: Memahami kondisi dan konteks sejarah saat ayat-ayat ini
diturunkan dapat membantu dalam memahami urgensi dan relevansinya
bagi masyarakat pada waktu itu. Misalnya, larangan memakan daging babi
bisa berhubungan dengan kebiasaan masyarakat Arab Jahiliyah yang
umumnya memandang babi sebagai hewan yang kotor dan tidak layak
untuk dikonsumsi.
3) Pentingnya Kebersihan dan Kesehatan: Prinsip-prinsip yang terkandung
dalam larangan-larangan makanan dan minuman yang diharamkan sering
kali berkaitan dengan kebersihan fisik dan spiritual serta menjaga kesehatan
individu dan masyarakat. Hal ini mencerminkan perhatian Islam terhadap
kesejahteraan umatnya dalam berbagai aspek kehidupan.
4) Kaitannya dengan Iman dan Taqwa: Larangan-larangan makanan dan
minuman yang diharamkan juga sering kali dikaitkan dengan pentingnya
iman dan taqwa (ketakwaan) dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
Melaksanakan larangan-larangan ini merupakan bentuk ketaatan kepada
Allah dan penghormatan terhadap ajaran-Nya.
5) Konteks Al-Qur'an secara Keseluruhan: Penting untuk memahami bahwa
ayat-ayat tentang makanan dan minuman yang diharamkan harus dipahami
dalam konteks keseluruhan Al-Qur'an dan ajaran Islam secara menyeluruh.
Prinsip-prinsip ini sering kali berhubungan dengan prinsip-prinsip umum
agama Islam, seperti menjaga kesucian, kesehatan, dan keadilan.

3
Dengan memahami latar belakang ini, umat Islam dapat lebih baik
menginternalisasi makna dan urgensi dari larangan-larangan makanan dan minuman
yang diharamkan, serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan
prinsip-prinsip agama dan tata nilai yang telah ditetapkan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja makanan dan minuman yang diharamkan untuk di konsumsi?
2. Jelaskan hal-hal yang diharamkan untuk dikonsumsi dan beri sumbernya?
3. Jelaskan kenapa makanan dan minuman yang diharamkan tidak boleh dikonsumsi
terkhususnya umat Muslim?
4. Beri penjelasan tafsir ayat yang menjelaskan makanan dan minuman yang haram
untuk dikonsumsi? Beri penjelasan Ayat Al-Qur’an dan Hadisnya?
C. Tujuan
1. Mengetahui makanan dan minuman yang diharamkan oleh Allah SWT yang
tentunya tidak jelas asal usulnya dan tidak ada mudharatnya
2. Mengetahui jenis-jenis makanan dan minuman yang diharamkan dari tafsir ayat al
qur’an yang telah dijelaskan

4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Tafsir Ayat tentang Makanan dan Minuman yang Diharamkan


Makanan haram merupakan makanan yang tidak boleh dimakan berdasarkan
syarat syariat Islam. Ada pula kata haram yang berasal dari kata dalam bahasa Arab
yang maksudnya sesuatu yang dilarang. Karakteristik utama makanan haram yaitu hal
yang kurang baik, menjijikkan serta membahayakan badan manusia. Ketentuan
makanan haram berdasarkan keharaman zat yang tercantum di dalamnya serta
keharaman cara memperolehnya. Sehingga bisa disimpulkan kalau makanan haram
merupakan makanan yang haram dimakan oleh manusia terutama bagi umat islam
serta apabila ia memakannya ia berdosa.
Dalam perspektif Islam, terdapat beberapa jenis makanan yang dianggap haram
(dilarang) untuk dikonsumsi oleh umat Muslim. Makanan-makanan ini diatur
berdasarkan hukum syariah yang ditetapkan dalam Al-Qur’an dan Hadis.
B. Ayat-Ayat Al-Qur'an tentang Makanan dan Minuman yang Diharamkan
a) Tafsir Ayat tentang Khamar
Minuman beralkohol diharamkan dalam Islam karena dapat mempengaruhi
kesehatan, akal, dan perilaku individu. Alkohol juga diketahui sebagai zat adiktif yang
dapat menyebabkan kerugian sosial dan kesehatan, serta dapat mengganggu kesadaran
seseorang dan menyebabkan perilaku yang tidak terpuji.

Dalam ayat tersebut Allah swt. menjelaskan tentang minuman yang haram untuk
umat islam konsumsi.

Q.S Al – Maidah ayat: 90

‫ٰٓيَاُّيَها اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنْٓو ا ِاَّنَم ا اْلَخ ْم ُر َو اْلَم ْيِس ُر َو اَاْلْنَص اُب َو اَاْلْز اَل ُم ِر ْج ٌس ِّم ْن َع َم ِل الَّش ْيٰط ِن‬
‫َفاْج َتِنُبْو ُه َلَع َّلُك ْم ُتْفِلُحْو َن‬
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya minuman keras, berjudi,
(berkurban untuk) berhala, dan mengundi nasib dengan anak panah, adalah perbuatan
keji dan termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah (perbuatan-perbuatan) itu agar
kamu beruntung. Ayat tersebut menjelaskan tentang haramnya meminum khamar
(minuman keras). Dikatakan juga bahwa meminum minuman keras sama haramnya
dengan perbuatan kotor yang tak patut dilakukan oleh manusia yang beriman kepada
Allah SWT. Oleh karena minuman keras dapat merusak diri sendiri.

b) Tafsir Ayat tentang Daging Babi

5
Konsumsi daging babi diharamkan dalam Islam karena daging babi dianggap
sebagai makanan yang najis (kotor) dan mengandung risiko kesehatan yang tinggi.
Daging babi dapat menjadi sumber penyakit seperti trichinosis, cacing pita, dan
infeksi lainnya. Dalam ayat tersebut Allah swt. menjelaskan tentang daging babi
haram untuk umat islam konsumsi.

Q.S Al-Baqarah ayat : 173

‫اْلِخ ْنِزْيِر َو َم ٓا ُاِهَّل ِبٖه ِلَغْيِر ِهّٰللاۚ َفَمِن اْض ُطَّر‬ ‫ِاَّنَم ا َح َّر َم َع َلْيُك ُم اْلَم ْيَتَة َو الَّد َم َو َلْح َم‬
‫َهّٰللا َغ ُفْو ٌر َّر ِح ْيٌم‬ ‫َغْيَر َباٍغ َّو اَل َع اٍد َفٓاَل ِاْثَم َع َلْيِهۗ ِاَّن‬
Artinya: Sesungguhnya Dia hanya mengharamkan atasmu bangkai, darah, daging
babi, dan (daging) hewan yang disembelih dengan (menyebut nama) selain Allah.
Tetapi barangsiapa terpaksa (memakannya), bukan karena menginginkannya dan tidak
(pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sungguh, Allah Maha
Pengampun, Maha Penyayang.

c) Tafsir Ayat tentang Bangkai, Darah, dan Daging Hewan yang Disembelih Bukan
untuk Allah
Dalam Islam, hewan yang hendak dikonsumsi harus disembelih dengan cara yang
benar, yaitu dengan menyebut nama Allah (tasybih) saat proses penyembelihan.
Tujuan dari proses ini adalah untuk memastikan kehalalan daging, memperhatikan
kesejahteraan hewan, dan menjaga kebersihan serta kehalalan produk yang
dikonsumsi. Selain bangkai dan darah, Al-Qur'an juga melarang mengonsumsi daging
hewan yang disembelih bukan untuk Allah SWT. Hal ini dikarenakan daging tersebut
dianggap tidak suci dan tidak sesuai dengan ajaran Islam. Konsumsi darah hewan
diharamkan dalam Islam karena darah dianggap sebagai simbol kehidupan dan
dihormati sebagai milik Allah. Selain itu, mengonsumsi darah juga memiliki risiko
kesehatan tertentu. Dalam ayat tersebut Allah swt. menjelaskan tentang Bangkai,
Darah, dan Daging Hewan yang Disembelih Bukan untuk Allah.
Q.S Al-Maidah Ayat: 3

‫ُحِّر َم ْت َع َلْيُك ُم اْلَم ْيَتُة َو الَّد ُم َو َلْح ُم اْلِخ ْنِز ْيِر َو َم ٓا ُاِهَّل ِلَغْيِر ِهّٰللا ِبٖه َو اْلُم ْنَخ ِنَقُة َو اْلَم ْو ُقْو َذُة‬
‫َو اْلُم َتَر ِّد َيُة َو الَّنِط ْيَح ُة َو َم ٓا َاَك َل الَّسُبُع ِااَّل َم ا َذَّك ْيُتْۗم َو َم ا ُذ ِبَح َع َلى الُّنُص ِب َو َاْن َتْسَتْقِسُم ْو ا‬
‫ٌۗق‬
‫ِباَاْلْز اَل ِۗم ٰذ ِلُك ْم ِفْس َاْلَيْو َم َيِٕىَس اَّلِذ ْيَن َكَفُرْو ا ِم ْن ِد ْيِنُك ْم َفاَل َتْخ َش ْو ُهْم َو اْخ َش ْو ِۗن َاْلَيْو َم‬
‫َاْك َم ْلُت َلُك ْم ِد ْيَنُك ْم َو َاْتَم ْم ُت َع َلْيُك ْم ِنْع َم ِتْي َو َرِض ْيُت َلُك ُم اِاْل ْس اَل َم ِد ْيًنۗا َفَمِن اْض ُطَّر ِفْي‬
‫َم ْخ َم َص ٍة َغْيَر ُم َتَج اِنٍف ِاِّل ْثٍۙم َفِاَّن َهّٰللا َغ ُفْو ٌر َّر ِح ْيٌم‬

6
Artinya: Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, dan (daging)
hewan yang disembelih bukan atas (nama) Allah, yang tercekik, yang dipukul, yang
jatuh, yang ditanduk, dan yang diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu
sembelih. Dan (diharamkan pula) yang disembelih untuk berhala. Dan (diharamkan
pula) mengundi nasib dengan azlam (anak panah), (karena) itu suatu perbuatan fasik.
Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab
itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku. Pada hari ini
telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku
bagimu, dan telah Aku ridai Islam sebagai agamamu. Tetapi barangsiapa terpaksa
karena lapar, bukan karena ingin berbuat dosa, maka sungguh, Allah Maha
Pengampun, Maha Penyayang.
C. Pentingnya Menjaga Diri dari Makanan dan Minuman yang Diharamkan
Konsumsi merupakan aspek penting dalam kehidupan manusia yang
melibatkan pemenuhan kebutuhan dan keinginan. Dalam konteks agama, Islam
sebagai panduan hidup menyediakan pedoman yang komprehensif termasuk dalam
hal konsumsi. Perspektif Islam menekankan pentingnya menjalani konsumsi yang
bermoral, bertanggung jawab, dan sesuai dengan ajaran agama. Konsumsi dalam
perspektif Islam melibatkan konsep kehalalan, kebaikan, dan mendapatkan ridho'
serta barakah Allah SWT. Al-Qur'an adalah pedoman untuk umat manusia yang
mencakup banyak aspek, termasuk didalamnya yaitu tentang makanan halal dan
haram. Makanan halal merupakan jenis makanan yang diperbolehkan berdasarkan
ajaran Islam, yang kita ketahui sebagai halalan thayyiban (halal serta baik).
Sedangkan makanan haram merupakan makanan yang dilarang dalam ajaran Islam,
dan biasanya Allah menjadikan suatu yang diharamkan mempunyai kekurangan serta
bahaya, baik yang telah kita ketahui ataupun yang belum kita ketahui. Setiap larangan
yang diresmikan oleh Allah tentu mempunyai hikmah di baliknya.
Makanan yang halal lagi baik adalah makanan yang harus dikonsumsi oleh
setiap muslim, sebab makanan yang halal lagi baik disamping secara rohani akan
menjadikan sehatnya rohani, juga akan terpenuhinya nutrisi pada tubuh serta
menyehatkan. Makanan yang diperbolehkan serta baik buat dimakan oleh tiap muslim
yaitu makanan halal. Makanan halal tidak cuma memberikan khasiat raga, namun
juga menyehatkan secara rohani serta memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh. Allah telah
menetapkan standar halal dan tayyib (baik) untuk makanan yang boleh dikonsumsi.
Istilah "halal" merujuk pada jenis makanan yang diizinkan dan tidak diharamkan,
sedangkan "tayyib" merujuk pada makanan yang memberikan manfaat bagi manusia
karena memenuhi persyaratan kesehatan seperti gizi, protein, kebersihan, dan
sebagainya.
Dampak dari mengonsumsi makanan haram dalam Islam dapat meliputi:

 Pelanggaran terhadap perintah Allah: Mengonsumsi makanan haram dianggap


sebagai pelanggaran terhadap perintah Allah SWT, dan hal ini bisa berdampak
negatif terhadap keimanan dan ketakwaan seseorang.

7
 Dampak kesehatan: Beberapa makanan haram memiliki risiko kesehatan yang
tinggi. Misalnya, daging babi dapat menyebabkan berbagai penyakit dan infeksi.
Mengonsumsi alkohol juga dapat menyebabkan kerusakan organ, gangguan
kesehatan mental, serta ketergantungan dan masalah sosial.

 Gangguan spiritual: Mengonsumsi makanan haram dapat mengganggu


keseimbangan spiritual seseorang.
Hukum haram dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Haram Lidzatihi (makanan yang haram karena zatnya) : Haram lidzatihi
merujuk pada makanan yang pada dasarnya telah diharamkan oleh AlQur'an dan
Hadis. Contohnya adalah daging babi, darah, binatang yang memiliki taring, dan
sejenisnya. Ini termasuk dalam hal-hal seperti pembunuhan yang melibatkan
nyawa, minum minuman keras yang merusak akal, murtad yang melibatkan
agama, pencurian yang melibatkan harta, serta berzina yang melibatkan
keturunan atau harga diri.
2. Haram Lighairihi (makanan yang haram karena faktor eksternal) : Haram
lighairihi merujuk pada makanan yang pada awalnya halal, tetapi menjadi haram
karena adanya sebab yang tidak berkaitan langsung dengan makanan itu sendiri.
Contohnya adalah makanan yang diperoleh melalui pencurian, hasil riba, dan
sejenisnya. Misalnya, hewan yang disembelih tanpa menyebut nama Allah.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Manusia sangat bergantung pada makanan yang mereka konsumsi, sehingga


jika makanan tersebut halal dan tayyib, akan memberikan dampak positif bagi
kesehatan tubuh. Sebaliknya, mengonsumsi makanan yang haram akan memiliki
dampak buruk terhadap kesehatan tubuh manusia. Terdapat banyak ayat dalam Al-
Qur'an yang menekankan pentingnya mengonsumsi makanan yang halal dan tayyib.
Makanan halal sangat dianjurkan dalam Islam karena memberikan banyak manfaat.
Sementara itu, makanan haram dan minuman memiliki dampak negatif pada
kesehatan manusia. Baik dalam Al-Qur'an maupun hadis Nabi, yang lebih banyak
disebutkan adalah bahwa haram mengonsumsi daging babi. Kendati demikian, ulama
sepakat bahwa yang haram dikonsumsi dari babi bukan hanya dagingnya saja, tetapi
juga seluruh bagian tubuh beserta zat turunannya. Meski begitu, seorang muslim
boleh memakan daging babi dalam satu kondisi tertentu, yakni apabila ia berada
dalam kondisi darurat, seperti terjebak dalam hutan, yang membahayakan
keselamatannya.

Jadi, haram hukumnya bagi seorang muslim menyantap daging babi beserta
turunannya apabila tidak dalam keadaan membahayakan. Bakal lebih berdosa jika
dimakan secara sengaja untuk sekadar buat konten. Wallahu a'lam bishawab.

9
DAFTAR PUSTAKA

C:/Users/user/Downloads/6126-Article%20Text-11596-1-10-20230701.pdf

https://ydsf.org/berita/pentingnya-menjaga-diri-dari-harta-haram-ydsf-E61d9Ti.html

https://www.detik.com/sumut/berita/d-6696247/hukum-makan-daging-babi-dalam-
islam-boleh-jika#:~:text=Surah%20Al%2DBaqarah%20ayat%20173,disebut
%20(nama)%20selain%20Allah.

10

Anda mungkin juga menyukai