Anda di halaman 1dari 31

Pendidikan Agama Islam II

(pandangan islam tentang tentang kesehatan)

DISUSUN OLEH:

1. AYU KURNIA BACHTIAR

2. FATMAWATI

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN ALIH JENJANG

STIKES PANRITA HUSADA BULUKUMBA

TAHUN 2023

KATA PENGANTAR

i
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas

limpahan Rahmat dan karunianya sehingga kami dapat menyusun makalah ini

dengan baik dan benar, serta tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami akan

membahas tentang pandangan islam tentang kesehatan meliputi :1. Kesempurnaan

dan kemudahan dalam Islam,2. Masalah ketidakpuasan manusia dengan

kondisinya,3. Pandangan islam tentang gizi yang terdiri dari a) Makanan halal dan

haram,b) Komsumsi bahan haram untuk kepentingan kesehatan,c) Manfaat dan

mudharat komsumsi makanan haram. 4. Dalil Aqli dan dalil Nagli.

Makalah ini telah dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan

dari berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan

selama mengerjakan makalah tersebut oleh karena itu, kami menyadari bahwa

didalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan maka dari itu kami

mengundang pembaca untuk memberikan saran dan kritikan yang sifatnya

membangun untuk kesempurnaan makalah berikutnya.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita

semua.

Palattae,06, Juni 2023

Penulis

DAFTAR ISI

ii
KATA PENGANTAR.........................................................................................ii

DAFTAR ISI.......................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1

A. Latar Belakang........................................................................................1

B. Rumusan Masalah..................................................................................4

C. Tujuan.....................................................................................................4

D. Manfaat...................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................6

1. Pengertian Kesempurnaan dan Kemudahan dalam Islam................6

2. Masalah Ketidakpuasan Manusia Terhadap Kondisinya.................12

3. Pandangan Islam tentang Gizi meliputi:

A. Makanan Yang Halal dan Haram..................................................13

B. Komsumsi bahan Haram untuk Kepentingan Kesehatan...........18

C. Manfaat dan Mudharat Komsumsi Makanan Haram................20

4. Dalil Aqli dan Dalil Naqli.....................................................................23

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN.....................................................................................27

B. SARAN..................................................................................................28

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Al-Qur‟an merupakan karunia teragung yang diberikan Allah kepada

kaum muslim. Secara harfiah, Al-Qur‟an merupakan “bacaan yang sempurna”.

Tiada bacaan seperti Al-Qur‟an yang dipelajari bukan hanya susunan redaksi dan

pemilihan kosakatanya, tetapi juga kandungan yang tersurat, tersirat bahkan

sampai kepada kesan yang ditimbulkannya.1 Al-Qur‟an pada hakikatnya

menempati posisi sentral dalam studi keislaman. Disamping berfungsi sebagai

huda (petunjuk), al-Qur‟an juga berfungsi sebagai furqan (pembeda). Ia menjadi

tolok ukur dan pembeda antara kebenaran dan kebatilan. Keberadaan al-Qur‟an di

tengah-tengah umat Islam, ditambah dengan keinginan mereka untuk memahami

petunjuk dan ajarannya, telah melahirkan sekian banyak disiplin ilmu keislaman

yang digali dari kandungan ayat-ayatnya.

Seperti yang disebutkan di atas, Al-Qur‟an memperkenalkan dirinya sebagai

hudan li an-nas (petunjuk bagi umat manusia) pada umumnya dan orang-orang

yang bertaqwa pada khususnya.

Dalam Al-Qur‟an terdapat banyak kajian dan kandungan meliputi berbagai

aspek, mulai dari kisah dan sejarah masa lalu umat manusia, kejadian alam,

kejadian manusia, fenomena alam, janji dan ancaman, hukum, hingga akhir alam

raya dan nasib umat manusia di kemudian hari dan lain sebagainya. Dalam Al-

Qur‟an semua itu disajikan dengan gaya bahasa yang indah lagi memikat bagi

1
mereka yang memahami aspek sastra bahasa arab. Sebagai kitab petunjuk, Al-

Qur‟an bukan hanya memuat petunjuk-petunjuk tentang hubungan manusia

dengan Tuhannya, akan tetapi mengatur hubungan manusia dengan alam

sekitarnya.

Al-Qur‟an juga berperan sebagai ad zikr yang berarti sebagai “pengingat” atau

“memberi peringatan” bagi manusia sebagaimana tersebut dalam al-Qur‟an surat

al-H}ijr/15: 9 berikut:

Artinya : Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Ad-Dzikr, dan

sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya (al-H}ijr/15: 9)5

Ayat di atas menyebutkan bahwa Al-Qur‟an merupakan pengingat atau pemberi

peringatan, supaya manusia dalam kehidupannya senantiasa mendapat arahan dan

peringatan. Dengan demikian manusia menjadi tidak mudah tersesat dalam

kehidupan dunia dan kehidupan akhirat.

Al-Qur‟an merupakan sumber pengetahuan yang tak pernah kering. Oleh karena

itu Allah memerintahkan untuk menggunakan indera pendengaran, indera

penglihatan, akal, fenomena yang tampak dan kemampuan berpikir dengan cara

yang benar sebagai piranti esensial dalam belajar, mengamati dan memahami

ayat-ayat Allah serta melakukan tadabu>r terhadapnya. Tadabu>r merupakan

pengkajian mendalam dan pemahaman yang sempurna.

Artinya: Dan Kami anugerahi dia (dengan mengumpulkan kembali)

keluarganya dan (Kami tambahkan) kepada mereka sebanyak mereka pula

sebagai rahmat dari Kami dan pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai

pikiran. (QS. Saad/38: 43)7

2
Setiap waktu, muncul berbagai penemuan baru dan ketetapan-ketetapan ilmiah

yang sebenarnya telah ditegaskan dalam Al-Qur‟an sebelumnya sejak lima belas

abad yang lalu. Al-Qur‟an sangat banyak mengandung aneka ragam kebenaran

ilmiah, sesuai dengan realita penerapan keilmuan.8 Semuanya ditemukan pada

setiap tempat dan waktu, dan senantiasa dibenarkan oleh peradapan manapun.

Berabad-abad telah berlalu sejak Al-Qur‟an diturunkan, telah berganti keadaan

dan kebudayaan antara pengaruh-pengaruh yang ada. Oleh karena itu Al-Qur‟an

selain menjadi petunjuk tapi juga ladang mencari ilmu pengetahuan yang harus

selalu dicari manfaat keilmuannya.

Al-Qur‟an membangun fondasi bagi seluruh ilmu dan aturan yang ditetapkan

Allah secara fitrah untuk segenap hamba-Nya, makhluk-Nya, suna-sunah

kauniyah-Nya dan ilmu-ilmu alam seperti kedokteran, farmasi, astronomi, botani,

zoology, ilmu gizi, dan lain-lain.9 Dalam Al-Qur‟an juga menjelaskan kebutuhan

paling esensial manusia yaitu makanan.

Islam memandang bahwa makanan merupakan salah satu faktor yang sangat

penting dalam kehidupan manusia. Karena makanan mempunyai pengaruh yang

besar terhadap perkembangan jasmani dan rohani manusia. Maka dari itu di dalam

ajaran Islam banyak peraturan yang berkaitan dengan makanan dari mulai

mengatur etika makan, mengatur idealitas kuantitas makanan di perut, bahkan

yang terpenting adalah mengatur makanan yang halal dan haram untuk dimakan.

Halal dan haram bagi seorang muslim merupakan suatu prinsip yang harus dijaga

dengan baik, karena menjauhi keharaman merupakan kewajiban bagi semua orang

Islam. Selain itu halal dan haram bukan hanya menyangkut hubungan antar

3
manusia saja tapi juga hubungan dengan Allah. Seorang muslim tidak dibenarkan

mengkonsumsi suatu makanan sebelum ia tahu benar akan kehalalannya.

Mengkonsumsi yang haram, atau yang belum diketahui kehalalannya akan

berakibat buruk baik di dunia maupun di akhirat. Jadi masalah ini mengandung

dimensi duniawi dan sekaligus ukhrawi. Disamping itu al-Qur‟an juga

mensyaratkan makanan itu dengan sifat ta>yyiban.

B. Rumusan Masalah

1. Kesempurnaan dan Kemudahan dalam islam.

2. Masalah dan Ketidakpuasan manusia dengan kondisinya.

3. Pandangan islam tentang Gizi meliputi

a. Makanan yang halal dan haram

b. Komsumsi bahan haram untuk kepentingan kesehatan.

c. Manfaat dan Mudharat Komsumsi makanan haram.

4. Dalil Aqli dan dalil Naqli.

C. Tujuan

1. Mengidentifikasi pengetahuan perawat tentang kesempurnaan dan

kemudahan dalam islam, Masalah dan Ketidakpuasan manusia

dengan kondisinya, serta pandangan islam tentang Gizi meliputi

a. Makanan yang halal dan haram

b. Komsumsi bahan haram untuk kepentingan kesehatan.

c. Manfaat dan Mudharat Komsumsi makanan haram.

2. Dalil aqli dan naqli.

4
D. MANFAAT

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka manfaat dari


pembahasan tersebut pembaca dapat memahami tentang kesempurnaan
dan kemudahan dalam islam, masalah ketidakpuasan manusia dengan
kondisinya menambah pengetahuan dan wawasan yang lebih luas tentang
pandangan islam tentang gizi dalam islam, makanan yang halal dan haram
serta dalil aqli dan naqli.

5
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Kesempurnaan dan Kemudahan dalam Islam.

Kesempurnaan bisa diartikan suatu keadaan atau sesuatu yang bersifat

sempurna atau utuh. Pernyataan bahwa manusia merupakan mahluk yang

sempurna bukanlah tanpa sadar. Dalilnya (bisa dijadikan landasan hukum) karena

yang mengeluarkan statemen pertama kalinya, yakni Allah SWT, Zat yang

menciptakan, menghidupkan dan mengurus manusia.

Statemen tersebut tercantum dalam Alqur’an surah Attin,sebuah surah yang

sangat populer dan termasuk yang difavoritkan oleh kaum muslim ketika meraka

melaksanakan shalat menggunakan ‘’paket kilat’’.

’’Laqad khalaqnal insaana fii ahsaani taqwiin’’(Sesungguhnya kami telah

menciptakan manusia dengan penciptaan yang sangat sempurna).’’QS.Attin/95:4)

Menurut para mufasir, ayat ini menunjukkan bahwa manusia diciptakan dalam

dua kesempurnaan. Pertama, kesempurnaan fisik. Manusia memiliki panca indra

dengan fungsinya masing-masing untuk menopang hidupnya. Manusia berjalan

dengan dua kaki dan memegang dengan dua tangan. Seluruh organ tubuhnya

diciptakan dengan fungsi yang sangat sempurna, mulai dari organ luar sampai

organ dalam dengan bentuk yang sangat kecil tetapi memiliki fungsi vital

sepertipembuluh arteri dan sejumlah saraf.

6
Kedua, manusia memiliki kesempurnaan akal kesempurnaan ini tidak dimiliki

oleh makhluk yang lain, termasuk malaikat, makhluk yang paling taat dan

makhluk yang paling dekat dengan Allah. Kesempurnaan akal ini hanya milik

manusia untuk bekal menjalankan tugasnya sebagai khalifatu fil ardh(khalifah

alam semesta).

Dengan akalnya, manusia diberi otoritas untuk mengelolah dan memanfaatkan

potensi alam demi kepentingan hidupnya. Namun secara implisit, manusia juga

diberi warning untuk menggunakan akalnya demi kepentingan pengabdian kepada

Allah SWT. Di satu sisi, Allah berkewenangan untuk mengoptimalkan potensi

alam, akan tetapi disisi lain ada rambu-rambu yang memagarinya agar tidak

mengeksplotasinya secara membabi buta.

Berbekal dua kesempurnaan ini, manusia diharapkan akan menjadi khalifatullah

fil ardhi yang memiliki kecerdasan intelektual. Kecerdasan sosial, dan kecerdasan

spiritual. Bukan hanya menjadi penguasa bumi, melainkan menjadi pengelola

alam semesta yang tetap menjaga pola keseimbangan alam.

Sayangnya, sebagian manusia kemudian berubah sikap,bertindak arogan, sehingga

melakukan sesuatu tanpa perhitungan. Mereka hanya menjadi penguasa yang

memperturutkan syahwatnya (dorongan nafsu).akibatnya, mereka berubah

menjadi makhluk yang mengerikan dan tampak hina, baik di hadapan sesama

manusia maupun di hadapan Allah SWT. Pada akhirnya nanti, mereka akan

terperosok dan jatuh terhujam ke dasar jurang kehinaan, sebagaimana firman

7
Allah, “Tsumma radadnaahu asfala saafilin (kemudian kami lemparkan mereka

ke dasar jurang yang paling dalam).” (QS. Attin/95:5)

Mereka yang terlempar pada kehinaan, yakni mereka yang memanfaatkan

kesempurnaannya secara sewenang-wenang, membabi buta, tanpa perhitungan.

Mereka hanya berpikir untuk kepentingan diri sendiri sehingga lupa daratan.

Mereka tidak pedulikan hak-hak sesamanya, mereka tidak acuh terhadap alam

semesta. Mereka menjadi buta, tuli, dan gelap hati. Mereka mereka menjadi

penghuni neraka selama-lamanya.

Laqad dara-naa lijahannama katsiran minal jinni wal insi, lahum kulubun laa

yafqahuuna bihaa wa lahum a’yunun laa yubsiruuna bihaa wa lahum a’yunun

laa yasma’uuna bihaa. Ulaa-ika kal an’am balhum adhan. (sesengguhnya kami

jadikan isi neraka jahannam itu dari sebagian jin dan manusia, mereka punya hati

tetapi tidak digunakan untuk berperasaan, punya mata tidak digunakan untuk

melihat, dan punya telinga tetapi tidak digunakan untuk mendengar. Mereka itu

hidup seperti binatang bahkan lebih hina dari itu).QS. Ala’raf/7:179)

Dalam ayat lain Allah menggambarkan, “Tsumma qasat quluubukum min ba’di

dzalika fahiya kal hijarati,wa innal minal hijaarati lamaa yatafajaru minhul

anhar, inna minhaa lama yasyaqaqu minhul maa-i,wa inna imnhaa lamaa

yahbithu min khasyyatillah. ( kemudian hati kalian mengeras bagai batu.

Padahal dari batu itu mengalir sungai-sungai, dan sesungguhnya ada batu yang

terbelah dan mengeluarkan air, dan sesungguhnya batu itu pecah karena takut

kepada Allah). (QS. Albaqarah 2:74)

8
Ayat ini menyindir manusia yang berhati batu. Sekeras-kerasnya batu masih bisa

pecah dan terbelah kemudian mengeluarkan air yang sangat bermakna bagi

seluruh makhluk di dunia. Tetapi,ketika hati manusia mengeras, tak ada satu

manfaat pun, baik bagi makhluk lain maupun bagi dirinya. Dalam kondisi seperti

ini manusia yang semula berpredikat sebagai makhluk sempurna berubah menjadi

makhluk yang hina karena tidak mampu memenej kesempurnaannya sejalan

dengan petunjuk Allah SWT.

Jika manusia ingin tetap eksis dalam kesempurnaannya, maka manusia harus

konsisten berpegang teguh pada keimanan dan ketakwaan serta dibarengi dengan

prilaku yang bijak. Manusia harus menggunakan kecerdasan intelektual,

kecerdasan sosial, dan kecerdasan spiritualnya untuk kemaslahatan hidup di dunia

dan akhirat, seperti Allah ingatkan, “wabtaghi fimaa aatakallahu daerul

aakhiroti wa laa tansa nashibaka minad-dun-yaa (kejarlah kebahagiaan akhirat

yang telah Allah tetapkan untukmu, tetapi jangan lupakan kebutuhan hidupmu di

dunia). (QS. Alqashash/28:77)

Ayat ini menggiring manusia untuk membuat pola hidup seimbang antara

kepentingan dunia dan kepentingan akhirat, antara kemauan dan kebutuhan, antara

otak dan hati nurani sesuai dengan rule of life yang di tentukan Allah SWT.

 Kemudahan

Dalam termonologi fikih, kemudahan-kemudahan itu di namakan

Rukhshah yaitu pengurangan beban sebagai wujud kasih sayang ALLah SWT

kepada hamba-hambanya.

9
Begitu pula dengan kemudahan islam adalah anugrah besar dari Allah untuk

ummat manusia di bumi. Kehadiran islam ditengah ummat manusia ditujukan

untuk membawa rahmat, atau hidup, keselamatan, kemaslahatan dan tentu saja

membawa banyak kemudahan didalamnya. Hal ini telah disebutkan baik oleh

Allah dalam Al-qur’an maupun oleh sabda nabi Saw :

‘’Yuridullahu bikumul yusro walaa yuriidu bikumul usro’’

Artinya : Allah menghendaki kemudahan bagimu,dan tidak menghendaki

kesukaran bagimu ‘’.(QS.Al-Baqarah[2]:185).

Dari Abu Hurairah radiallahu ‘anhu bahwa nabi sallallahu alaihi wasallam

bersabda:

“Sesungguhnya Agama itu mudah, dan tidaklah seseorang bersikap keras

(mempersulit )dalam agama kecuali ia akan dikalahkan (semakin kesulitan).

Maka berlaku luruslah, mendekatlah (kepada kebenaran), berilah kabar

gembira dan minta tolonglah (kepada Allah)di waktu awal pagi, diawal sore

dan sesuatu di awal malam.’’(Shahih Al-Bukhari : 39 dan An-Nasa’i:5034).

Setiap manusia akan menghadapi cobaan dan kesulitan. Kesulitan dan

cobaan yang diberikan oleh Allah SWT berdasarkan teks hadis yang diriwayatkan

oleh Imam Bukhari menjelaskan bahwa ketika Allah menghendaki hambanya

untuk menjadi pribadi yang lebih baik maka Allah akan memberikan cobaan dan

kesulitan.

10
Demikianlah agama islam adalah agama yang mudah, baik dalam aqidah

maupun amalan. Aqidah islam mudah dicerna oleh akal pikiran, seperti tentang

keesaan Allah, keberkahannya untuk beribadah kepadanya karena ia adalah

pencipta alam semesta,tidak beranak dan tidak diperanakkan dan tidak adapula

yang setara dengan dia(surah Al Ikhlas).

Diantara prinsip kemudahan dalam islam adalah adamul haraj(meniadakan

kesulitan). Oleh karena itu, islam meringankan hukum-hukum untuk memudahkan

manusia dengan beberapa cara, diantaranya:

1. Pengguguran kewajiban dalam keadaan tertentu, misalnya tidak wajibnya

melakukan ibadah hajji bagi yang tidak mampu.

2. Penggunaan kadar dari yang telah ditentukan, seperti mengqashar shalat

bagi orang yang sedang melakukan perjalanan.

3. Penukara kewajiban yang satu dengan yang lainnya. Misalnya kewajiban

wudhu’ dan mandi diganti dengan tayammum ketika tidak bisa

menggunakan air.

4. Mendahulukn yaitu mengerjakan sesuatu sebelum waktu yang telah

ditentukan secara umum (asal) seperti jamaa taqdim, melaksanakan shalat

ashar di waktu dzuhur karena dibutuhkan.

5. Menangguhkan yaitu mengerjakan sesuatu setelah lewat waktu asalnya,

seperti jama’takhir misalnya melaksanakan shalat zduhur diwaktu Ashar

karena dibutuhkan.

6. Perubahan, yaitu bentuk perbuatan berubah-ubah sesuai situasi yang

dihadapi, seperti dalam shalat khauf (ketika perang) Allah Taala berfirman

11
yang artinya “Jika kamu dalam keadaan takut (bahaya) maka shalatlah

sambil berjalan atau berkendara, kemudian apabila kamu telah aman,

maka sebutlah Allah (shalatlah).QS.AL-Baqarah : 239).

Demikian juga ketika sakit yang membuat seseorang tidak sanggup berdiri,

Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam bersabda:

Artinya”: (Shalatlah sambil berdiri. Jika tidak sanggup, maka sambil duduk

. jika tidak sanggup, maka sambil berbaring.”). (HR. Bukhari dari Imran bin

Khusain).

2. Masalah Ketidakpuasan manusia terhadap Kondisinya.

Body image(citra tubuh)adalah presepsi yang dimiliki seseorang mengenai

bentuk fisik mereka. Poin penting dari body image adalah pikiran dan

perasaan yang seseorang rasakan dari hasil presepsi yang dimiliki. Sudah

semestinya, seseorang individu memiliki positive body image (cita tubuh

yang positif). Sayangnya, tidak semua orang bisa memiliki tidak semua

orang dapat memiliki positive body image. Terdapat puls orang-orang

yang mengalami ketidakpuasan terhadap tubuh mereka. Ketika seseorang

memiliki pikiran dan perasaan yang negatif tentang tubuhnya sendiri, body

dissatisfaction daripada yang lain. Ini disebabkan oleh faktor-faktor

berikut:

1. Usia

Masalah body image dapat terjadi dari masa kanak-kanak

sekalipun. Meskipn demkian usia dewasa muda khususnya wanita

12
menjadi kelompok yang lebih beriesiko terjadinya body

dissatisfaction.

2. Gender

Remaja perempuan lebih rentan terhadap ketidakpuasaan citra

tubuh dibandikan remaja laki-laki.

3. Kepribadian

Orang dengan kecendrungan perfeksionis. Orang berprestasi tinggi

dan orang cenderung membandingkan diri bagi orang lain, berisiko

lebih tinggi mengalami ketidakpuasan tubuh.

4. Appearance teasing

Orang yang diejek karena penampilan mereka. Terutama berat

badan, terlepas dari penampilan atau berat badan sebenarnya,

memiliki resiko lebih besar mengalami ketidakpuasan tubuh

daripada mereka yang tidak.

5. Lingkungan

ketika sesorang berada dalam lingkungan dimana orang-orang

sekitarnya mengekspresikan perhatian terhadap body image dan

mencontohkan penurunan berat badan, mereka cederung

mengembangkan ketidakpuasan tubuh sendiri terlepass dari

penampilan atau berat badan sebenarnya.

3. Pandangan Islam Tentang Gizi

A. Makanan yang halal dan haram

13
Makanan yang halal ialah makanan yang dibolehkan untuk dimakan

menurut ketentuan syari’at islam. Segala sesuatu baik berupa tumbuhan,

buah-buahan ,\,binatang pada dasarnya adalah halal dimakan, kecuali apabila

ada nash Alqur’an atau hadits yang mengharamkannya. Ada kemungkinan

sesuatu haram karena mengandung mudharat atau bahaya bagi kehidupan

manusia.

Makanan yang di makan oleh seorang muslim hendaknya memenuhi 2 syarat

yaitu:

a. Halal artinya di perbolehkan untuk di makan atau tidak di larang oleh

hukum.

b. Baik/Thoyiba artinya makanan itu bergizi dan bermanfaat untuk

kesehatan

Pertama; makanan dan minuman harus halal. Halalnya suatu makan harus

meliputi 3 hal yaitu

a. Halal cara mendapatkannya

Artinya sesuatu yang halal itu harus diperoleh dengan cara halal pula.

Sesuatu yang halal tetapi cara mendapatkannya tidak sesuai dengan

hukum syara’ maka menjadi haramlah ia. Sebagaimana, dengan cara

mencuri,menipu,dan lain-lainnya.

b. Halal karena proses/cara pengolahannya.

Artinya makanan itu terbuat dari bahan yang halal, tidak mengandung

unsur-unsur yang di haramkan menurut syariat,seperti nasi, susu, telu,

dan lain-lain makanan yang kedua, makanan yang diberikan harus

14
thoyib artinya baik bagi tubuh dan kesehatan. Makanan yang

membayakan kesehatan misalnya mengandung formalin, mengandung

warna untuk tekstil makanan yang berlemak dan berlebihan dan lain-

lain dikatakan tidak thoyib.

Jenis makan yang dihalalkan dalam Islam

1). Hewan di laut atau air, baik hasil tangkapan maupun yang sudah mati

Dihalalkan bagimu binatang buruan laut dan makanan (yang berasal) dari

laut sebagai makan yang lezat bagimu, dan bagi orang-orang yang dalam

perjalan; dan diharamkan atasmu (menangkap) binatang buruan darat,

selama kamu dalam ihram. Dan bertaqwalah kepada Allah Yang kepada-

Nya-lah kamu akan dikumpulkan.”(QS.Al-Ma’idah.[5]:96)

2).Ikan dan belalang

Dari Abdullah bin Umar RA,ia berkata, Rasulullah SAW

bersabda,”Dihalalkan untuk kalian dua macam bangkai dan dua macam

darah. Adapun dua macam bangkai, yaitu ikan dan belalang, sedangkan

dua macam darah adalah hati dan limpa,” (HR. Ibnu Majah, sahih).

3). Hewan hasil buruan

Mereka menanyakan kepadamu,’Apakah yang dihalalkan bagi mereka?”

katakanlah,” Dihalalkan bagimu yang baik-baik dan (buruan yang

ditangkap) oleh binatang buas yang telah kamu ajar dengan melatihnya

untuk berburu; kamu mengajarnya menurut apa yang telah diajarkan

Allah kepadamu. Maka, makanlah dari apa yang ditangkapnya

untukmu, dan sebutlah nama Allah atas binatang buas itu (waktu

15
melepaskannya). Dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah

amat cepat hisab-Nya.”(QS.Al-Mai’dah,[5]:4).

4). Binatang ternak, seperti sapi, kambing, dan domba

Hai orang-orang yang beriman, penuhilah akad-akad itu. Dihalalkan

bagimu binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan padamu. (yang

demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang

mengerjakan haji. Sesungguhnya, Allah menetapkan hukum-hukum

menurut yang dikehendaki-Nya.”(QS.Al-Ma’idah,[5]:1)

Pastinya, selain contoh di atas, sayur, makanan, seperti buah-buahan,

daging ayam , telur, dan lainnya, juga halal untuk dimakan oleh manusi.

Makanan yang haram iyalah makanan yang tidak boleh di kumsumsi

oleh umat Muslim.

Agama Islam memberikan perhatian yang cukup tinggi terhadap pola dan

gaya hidup umatnya.

Salah satunya adalah dengan memberikan sejumlah aturan dan larangan

mengenai bahan makanan yang hendak dikomsumsi manusia.

Bukan tanpa alasan Islam mengkategorikan makanan haram.

Ini karena beberapa makanan juga dapat memberikan pengaruh buruk

yang pada akhirnya akan membuat tubuh kita sakit.

Di dalam Al-Qur’an Allah SWT telah menetapkan beberapa jenis

makanan haram untuk dikomsumsi umat Muslim.

Beberapa dalil tersebut bisa kita temukan dalam surah:

1. Al-Qur’an Surat Al-Maidah Ayat 3 yang artinya:

16
“diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi,

(daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang

tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam

binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya,dan

(diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala.”

2. Al-Qur’an surat Al-Ma’idah ayat 90 yang artinya:

“hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya khamr, judi,

berhala-berhala, panah-panah (yang digunakan mengundi nasib)

adalah kekejian yang termasuk perbuatan setan maka, jauhilah ia

agar kamu mendapat keberuntungan.”

3. Al-Qur’an Surat Al-Baqarah Ayat 173 yang artinya:

“sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai,

darah, daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut

nama selain Allah.”

“Tetapi barangsiapa dalam keadaan terpaksa (memakannya)

sedang ia tidak menginginkannya dan tidak ( pula ) melampaui

batas, maka tidak ada dosa baginya .”

“Sesungguhnya Allah maha pengampun lagi maha penyayang.”

4. Al-Qur’an Surat Al-An’am ayat 145 yang artinya:

“Katakanlah:”Tiadalah aku peroleh dalam wahyu yang

diwahyukan kepadaku,sesuatu yang diharamkan bagi orang yang

hendak memakannya, kecuali kalau makanan itu bangkai, atau

17
darah yang mengalir atau daging babi, karena sesungguhnya

semua itu kotor, atau binatang disembelih atas nama selain Allah,”

“Barang siapa yang dalam keadaan terpaksa sedang dia tidak

menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka

sesungguhnya Rabbmu Maha Pengampun lagi maha penyayang.”

Makanan yang tidak boleh dikonsumsi

1.bangkai dan babi

2.hewan yang mati dengan tidak menyebut nama Allah SWT

3.hewan yang makan kotoran

4.darah yang mengalir

5.khamr

6.hewan yang bertaring

7.burung yang berkuku tajam

B. Komsumsi Obat Berbahan Haram

Hukum obat Berbahan haram dalam islam, jika sesorang

mengetahui kandungan obat apapun yang mengarah pada haram, maka

obat itu juga diharamkan untuk dikomsumsi walaupun untuk

pengobatan. Rasulullah saw. Setelah mengharamkan khamar, lalu ada

sahabat yang menanyakan untuk pengobatan, maka Rasululla saw.

Tetap mengharamkan.

18
Dalam kitab Thibbun Nabawiyy (pengobatan cara nabi) karangan

ibnu Qoyyin al-Jawziyyah, sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Abu

Daud, dari Abu Darda, Rasulullah saw bersabda,’’Sesungguhnya Allah telah

menurunkan penyakit dan obat, dan dia menjadikan bagi setiap

(penyakit)dan obatnya, Maka berobatlah kamu dan jangan kamu gunakan

barang yang haram.”(HR. Bukhari).

Hadist lain juga menyampaikan hal serupa tentang hukum obat

berbahan haram dari Ibdu Mas’ud, Rasulullah bersabda,”Sesungguhnya

Allah tidak menjadikan kesembuhanmu dalam apa yang diharamkanNya

atasmu.’(HR.Bukhari).

Berdasarkan hadits diatas, dapat disimpulkan bahwa sebagai umat muslim haram

hukumnya mengomsumsi dan menggunakan obat-obatan yang berasal dari bahan

haram yang dimaksud seperti alkohol (khamar), babi, bangkai, darah yang

mengalir QS. Al-Baqarah:173).

Fatwa tentang pengobatan penggunaan obat menurut (MUI)

Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan fatwa nomor 30 tahun 2013

tentang obat dan pengobatan. Beberapa pernyataan yang terdapat dalam fatwa

tersebut diantaranya:

1. Islam menyariatkan pengobatan karena ia bagian dari perlindungan dan

perawata kesehatan yang merupakan bagian dari menjaga.

2. Dalam ikhtiar mencari kesembuhan wajib menggunakan metode

pengobatan yang tidak melanggar syariat.

19
3. Obat yang digunakan untuk kepentingan pengobatan wajib menggunakan

bahan yang suci dan halal.

4. Penggunaan bahan najis atau haram dalam obat-obatan hukumnya haram.

5. Penggunaan obat yang berbahan najis atau haram untuk pengobatan

hukumnya haram kecuali memenuhi syarat sebagai berikut:

a. Digunakan pada kondisi keterpaksaan (al-dlarurat), yaitu kondisi

keterpaksaan yang apabila apabila tidak dilakukan maka akan dapat

mengancam ekstensi jiwa manusia dikemudan hari;

b. Belum ditemukan bahan yang halal dan suci;dan

c. Adanya rekomendasi paramedis kompeten dan terpercaya bahwa tidak

ada obat yang halal;

6. Penggunaan obat yang berbahan najis atau haram untuk pengobatan luar

hukumnya boleh dengan syarat dilakukan pencucian.

C. Manfaat dan Mudharat Komsumsi Makanan haram.

Secara bahasa mudharat dapat diartikan sebagai kondisi yang

sangat berbahaya. Dalam Al-Qurthubi disebutkan bahwa mudharat berarti

pelarangan yang sifatnya mutlak karena membahayakan atau

menderitakan.

Sementara itu, ahli ushul fiqih menyebut pengertian mudharat sebagai

perbuatan tidak mengandung manfaat dan bahkan bisa melukai

seseorang.jadi, dapat disimpulkan bahwa mudharat merupakan perbuatan

yang tidak berarti dan cenderung berbahaya.

Ada lima dampak buruk akibat memakan makanan Haram

20
1. Tidak diterimahnya amal ibadah

Orang yang mengomsumsi makanan haram amal ibadahnya tidak

diterima oleh Allah SWT. Bisa anda bayangkan, bagaimana kalau amal

ibadah seseorang ditolak oleh-Nya? Semua ibadahnya akan percuma.

Sedekah yang ia keluarkan bernilai sia-sia. Shalatnya hanya tinggal

gerakannya saja, tanpa ada pahalanya.

Ketika Saad Bin Abi Waggash meminta nasehat Rasulullah Saw.

Bersabda ‘’wahai Saad, perbaikilah makananmu (makan-lah makanan

yang halal), niscaya engkau akan menjadi orang yang selalu

dikabulkan doanya. Dan demi jiwaku yang ada ditangan-Nya sungguh

jika ada seseorang yang memasukan selama 40 hari. Dan seorang

hamba yang dagingnya tumbuh dari hasil menipu dan riba maka

neraka lebih layak untuknya.”(HR.Thabrani).

2. Terabaikannya Doa

Dampak buruk kedua dari memakan makanan haram adalah tidak

dikabulkannya doa pelakunya oleh Allah Swt. Hal ini sebagaimana

dijelaskan Rasulullah Saw dalam sabdanya”Seorang lelaki melakukan

perjalanan jauh sehingga rsmbutnys kusut dan wahyunya berdebu. Ia

menengadahkan kedua tangannya ke langit dan berkata, ‘’Wahai

Rabbku! Wahai Rabbku! Padahal, yang dimakannya adalah perkara

haram maka bagaimana akan diterimanya doa itu?(HR. Muslim).

3. Terkikisnya Iman

21
Dampak buruk ketiga dari memakan harta yang diperoleh dengan cara

batil adalah terkikisnya iman seseorang. Artinya, semakin sering

seorang muslim memakan makanan haram, baik haram zatnya maupun

cara memperolehnya, akan semakin cepat pula imannya terkikis.

Kemaksiatan dan dosa akan mengiringi langkahnya setiap orang yang

tidak memiliki keimanan kepada Allah Swt. Dan,muslim yang tidak

mukmin (tidak memiliki keimanan) tidak termasuk golongan yang di

muliakan Allah Swt., yaitu muslim yang kaffah. Alih-alih di muliakan,

muslim yang tidak mukmin justru akan dihinakan.

4. Dicampakkan ke neraka

Memakan makanan haram akan mengakibatkan pelakunya

dicampakkan ke neraka yang penuh kehinaan dan penyiksaan. Hal ini

berdasarkan sabda Rasulullah Saw., “tidaklah tumbuh daging dari

makanan haram, kecuali neraka lebih utama untuknya.” (HR.

Tirmidzi).

Neraka adalah tempat terburuk yang diciptakan oleh Allah Swt. Untuk

membalas hamba-Nya yang ingkar dan lalai menjalankan perintah-

Nya. Bahkan, makanan bagi para penghuninya pun terbuat dari

makanan terburuk. Ada beberapa jenis makanan yang khusus

disediakan bagi para penghuni neraka.

Pertama, duri. Para penghuni neraka telah disediakan makanan berupa

duri. Menurut Ibnu Abbas, duri atau dhari’ adalah makanan khusus

untuk binatang dan bukan untuk manusia. Unta yang memakannya

22
tidak akan kenyang dan sedikit demi sedikit akan mati karena telah

memakannya. Allah SWT; berfirman:

“Banyak wajah pada hari itu tunduk terhina, bekerja keras lagi

kepayahan, memasuki api yang sangat panas. Mereka tidak

memperoleh makanan dari pohon yang berduri, yang tidak

menggemukkan dan tidak pula menghilangkan lapar.”QS.al-

Ghasyisysyah ayat 2:7).

Kedua, pohon zaqqum. Selain duri, para penghuni neraka juga diberi

makan berupa pohon zaqqum. Konon, buah pohon zaqqum ini rasanya

seperti kuningan yang dicairkan bahkan lebih buruk lagi. Apabila

dimakan, maka akan membakar wajah dan organ dalam tubuhnya.

5. Mengeraskan hati

Memakan makanan haram dapat mengeraskan hati. Ketika hati sudah

keras, tidak akan ada cahaya kebenaran yang terpancar darinya, walau

hanya setitik, hati yang keras akan jauh dari Allah SWT, karena tu,

apabila seseorang sulit menerima kebenaran bisa jadi yang

bersangkutan kerap memakan makanan tau minuman haram.

Demikianlah lima dampak buruk dari memakan makanan haram dan

di akhir zaman, antara makanan halal dan haram sudah hampir tidak

dapat dibedakan. Sebab banyak orang yang sudah tidak peduli lagi

dengan status harta yang mereka miliki.

Hal tersebut telah disyaratkan oleh Rasulullah Saw.,

23
“Akan ada suatu zaman, seseorang tidak akan lagi peduli terhadap

yang ia ambil apakah itu halal atau haram”(HR.Bukhari).

5.Dalil aqli & dalil naqli

contoh dalil aqli dan naqli merupakan salah satu langkah dalam memahami dalil

dalam ajaran agama islam. Ada banyak cukup dalil sebagai dalil sebagai dasar

memperkuat anjuran atau larangan dalam agama. Dalil sendiri merupakan salah

satu petunjuk yang penting dalam islam. Sebab, dalil menjadi bukti dalam

menentukan kebenaran suatu kejadian atau peristiwa.

Selain itu, dalil dapat digunakan untuk segala keraguan yang masih terdapat

dalam diri manusia. Dalil dali ini dapat diambil dari al-quran, hadits, ijma’ dan

kias. Ijma sendiri adalah suatu proses mengumpulkan perkara dan memberi

hukum atasnya serta meyakininya. Sementara kias, adalah suatu proses

mengukurkan suatu atas lainnya dan mempersamakannya.

Secara umum dalil dibagi menjadi dua meliputi dalil aqli dan naqli. Akan

tetapi,masih banyak orang yang belum mengetahui penjelasan, perbedaan hingga

contoh dalil aqli dan naqli. Padahal, mengenal dalil aqli dan naqli merupakan hal

yang sangat mendasar.

Dalil Aqli

Menurut bahasa, dalil Aqli merupakan petunjuk yang didasarka pada akal.

Sedangkan menurut istilah dalil aqli merupakan bukti-bukti atau alasan tentang

sesuatu itu benar atau salah berdasarkan atas pertimbangan akal sehat manusia.

24
Dalil aqli dapat digunakan untuk membicarakan ilmu akidah, karena

akidah itu berlaku bagi orang-orang yang mempumnyai akal sehat. Segala sesuatu

yang berkenaan dengan aqidah harus diterimah dan diyakini oleh akal sehat

sendiri(tidak ikut-ikutan). Sebagai mana dalam firman Allah SWT, yang

artinya:”Dan tidak ada seorang pun akan beriman kecuali dengan izin Allah, dan

Allah kenimpahkan kemurkaan kepada orang-orang yang tidak mempergunakan

akal sehatnya,”(QS.Yunus:100).

Dalil aqli ini terbagi menjadi tiga macam yakni:

a. Wajib Aqli

Kepastian akal sehat menerima kepastian tertentu.

b. Mustahil Aqli

Akal sehat menerima mengingkari sesuatu yang terjadi.

c. Jaiz Aqli

Akal sehat mungkin menerima juga mungkin menolak atau mengingkari

sesuatu.

Menurut bahasa, dalil naqli berarti Nash Al-qur’an atau hadits. Sedangkan

menurut istilah, dalil naqli merupakan bukti-bukti atau alasan tentang kebenaran

atau ketidak benaran suatu hal yang didasarkan dari al-qur’an dan hadits

Kebenaran dalil naqli bersifat pasti, mutlak dan berlaku disegala tempat dan

25
waktu. Dalil naqli ini berumber dari firman Allah SWT dan sunnah Rasulullah

Saw.

Selain itu, naqli juga memiliki arti lain yakni mengambil sesuatu dari

sesuatu tempat ketempat lain. Itu artinya mereka menuliskan hadits-hadits,

menyalinnya dan menyandarkannya pada sumber-sumber aslinya.

Meskipu dalil naqli bersumber pada al-quraan dan hadits, namun masing-masing

mujtahid mempunyai penafsiran yang berbeda-beda atas teks yang ada.perbedaan

penafsiran tersebut biasanya berlaku dalam teks tentang akidah, fikih hingga

akhlak.

Contoh dalil naqli

Adapun contoh dalil naqli adalah sebagai berikut:

1. Surah Al- Ikhlas

Artinya:

“Katakanlah: “Dialah Allah, yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang

bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tidak beranak dan tidak pula

diperanakkan. Dan tidak ada seorang pun yang setara dengan dia.

2. Perintah puasa

Artinya:

“Hai orang-orag yag beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa

sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu

bertaqwa.”(QS.AL-Baqarah:183).

26
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan dari makalah tersebut yaitu didalam agama islam manusia

merupakan mahluk yang sempurna bukanlah tanpa sadar. Dalilnya (bisa dijadikan

landasan hukum) karena yang mengeluarkan statemen pertama kalinya, yakni

Allah SWT, Zat yang menciptakan, menghidupkan dan mengurus manusia.

Statemen tersebut tercantum dalam Alqur’an surah Attin, sebuah surah yang

sangat populer dan termasuk yang difavoritkan oleh kaum muslim ketika meraka

melaksanakan shalat menggunakan ‘’paket kilat’’.

Kemudian daripada itu islam mengajarkan kita tentang makanan yang boleh di

makan(halal) dan makanan yang tidak boleh dimakan(haram), serta dalil dalilnya.

B. SARAN

27
Dengan adanya makalah tersebut diharapkan:
1) Agar dapat menambah wawasan dan pengetahuan pembaca mengenai
pandangan islam tentang kesempurnaan dan kemudahan dalam islam.
2) Meningkatkan pengetahuan tentang masalah dan ketidakpuasan
manusia dengan kondisinya.
3) Meningkatkan pengetahuan tentang pandangan islam tentang gizi
makanan yang halal dan haram, komsumsi bahan haram manfaat dan
mudharat komsumsi makanan haram, dalil Aqli dan dalil Naqli.

DAFTAR PUSTAKA

Aminuddin, 2002. Pendidikan Agama Islam Untuk perguruan tinggi Umum,


Jakarta: Ghalia Indonesia.

Habanakah, Abdullah 1998, Pokok-pokok Aqidah Islam, Jakarta: Gema Insani.

Nasib Ar-Rifa’i, Nuhammad. 1999. Kemudahan Dari Allah Ringkasan Tafirs Ibnu
Katsir jilid 2, Jakarta : Gema Insani.

https://ydsf.org/berita/komsumsi-obat-obat-berbahan-haram-ydsf-dhj3.html.

https://wahyu97-blog-blogspot.com/2012/04/manfaat-makanan=halal-dan-
mudharat.html.

https://tirto.id/daftar-dalil-naqli-yang menjelaskan-makanan-haram-dalam-islam-
gxf2.

28

Anda mungkin juga menyukai