Disusun Oleh:
MUHAMMAD (2222220191154570)
Fakultas Teknik
2023
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................................2
2.1 Pengertian Makanan dan Minuman.....................................................................................2
2.1.1 Pengertian Makanan...................................................................................................2
2.1.2 Pengertian Minuman...................................................................................................2
2.2.1 Bangkai.........................................................................................................................4
2.2.2 Darah yang Mengalir..................................................................................................6
2.2.3 Daging Babi..................................................................................................................6
2.2.4 Hewan yang disembelih tanpa menyebut Allah atau menyebut nama selain Allah7
2.2.5 Hewan yang disembelih untuk berhala......................................................................8
2.3 Minuman yang Haram dalam Islam.....................................................................................8
2.3.1 Minuman yang berasal dari darah.............................................................................9
2.3.2 Minuman keras atau khamar.....................................................................................9
2.3.3 Minuman yang diminum dalam bejana emas...........................................................9
2.3.4 Minuman yang membahayakan diri........................................................................10
2.3.5 Minuman yang diambil dari orang lain tanpa izin.................................................10
2.3.6 Minuman yang mengandung zat yang diharamkan...............................................10
2.3.7 Minuman yang tercampur najis...............................................................................10
2.3.8 Minuman yang tercampur najis...............................................................................11
2.3.9 Minuman yang dianggap memiliki kekuatan..........................................................11
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................ii
i
BAB I PENDAHULUAN
Manusia memiliki beberapa kebutuhan primer. Salah satu kebutuhan primer manusia
adalah makanan dan minuman. Hidup manusia akan terancam jika tidak makan dan minum
dalam jangka waktu tertentu. Dengan demikian pemenuhan kebutuhan manusia terhadap
makanan dan minuman berkaitan erat dengan pemeliharaan jiwa (hifz al-nafs), pemeliharaan
akal (hifz al-‘aql) dan pemeliharaan harta (hifz al-mal) dalam maqasid al-syari’ah.
Dalam ajaran Islam, makanan dan minuman yang dikonsumsi manusia khususnya
umat Islam tidak bebas dan harus selektif. Makanan halal adalah makanan yang sesuai
dengan petunjuk Allah yang tertera dalam Al-Qur’an dan sesuai dengan penjelasan Nabi
Muhammad SAW yang tercatat dalam hadist. Makanan-makanan yang halal tersebut bersifat
baik dan sehat (thayyib). Sighat yang digunakan Al-Qur’an dan hadist dalam menjelaskan
makanan dan minuman yang haram berbentuk lafaz ‘amm. Sehingga semua jenis makanan
dan minuman yang tidak disebutkan dalam Al-Qur’an dan hadist yang memiliki kesamaan
illat dengan makanan dan minuman yang diharamkan dalam Al-Qur’an dan hadist bisa
dikategorikan dengan hukum haram pula berdasarkan metode qiyas.
1
BAB II PEMBAHASAN
2
pengolahan, yang sudah berubah warna dan rasanya. Dalam al-Qur'an kata syarab
digunakan dengan makna yang sama, baik dalam konteks minuman dunia, maupun
minuman akhirat. Dalam kedua konteks ini dipahami, bahwa pada dasarnya maksud
syarab atau minuman, adalah makna lafzhi, yaitu benar- benar minuman.
Begitu juga yang dinyatakan oleh ulama imam Syafi’i berikut: “Hukum asal
makanan dan minuman adalah halal, kecuali apa yang diharamkan oleh Allah dalam Al-
3
Qur’an- Nya atau melalui lisan Rasulullah Karena apa yang diharamkan oleh Rasulullah
sama dengan pengharaman (dari) Allah.”
Adapun beberapa sebab suatu makanan dan minuman menjadi haram menurut
Syekh Abu Malik Kamal Bin As-Sayyid Salim dalam kitabnya Shahih Fiqih Sunnah
menyebutkan bahwa makanan dan minuman menjadi haram karena salah satu dari lima
sebab berikut:
Membawa mudharat pada badan dan akal.
Memabukkan. Merusak akal, dan menghilangkan kesadaran (seperti khamar dan
narkoba).
Najis atau mengandung najis.
Menjijikkan menurut pandangan orang kebanyakkan yang masih lurus fitrahnya.
Tidak diberi izin oleh syariat karena makanan atau minuman tersebut milik orang
lain. Artinya haram mengkonsumsinya tanpa seizin pemiliknya.
Salah satu kaidah yang masyhur dalam urusan makanan adalah bahwa segala
sesuatu hukumnya halal, kecuali yang disebutkan pengharamannya dalam al-Qur’an dan
hadis Nabi. Oleh karena itu di sini akan disebutkan jenis-jenis makanan yang haram
sebagaimana telah disebutkan dalam al-Qur’an dan al-hadis.
2.2.1 Bangkai
Yaitu hewan yang mati tanpa melalui proses penyembelihan yang syar’i.
Dalil pengharaman bangkai adalah firman Allah dalam surah Al-An’am ayat 145
yang artinya:
“Tidak kudapati di dalam apa yang diwahyukan kepadaku, sesuatu yang
diharamkan memakannya bagi yang ingin memakannya, kecuali daging hewan
yang mati (bangkai), darah yang mengalir, daging babi karena sesungguhnya
semua itu kotor atau hewan yang disembelih bukan atas (nama) Allah. (QS. Al-
An’am : 145)
Termasuk kategori bangkai adalah setiap hewan yang mati secara tidak
wajar, tanpa disembelih secara syar’i, yakni:
Al-Munkhaniqah, yaitu hewan yang mati karena tercekik
Al-Mauqudzah, yaitu hewan yang mati karena dipukul
4
Al-Mutaraddiyah, yaitu hewan yang mati karena terjatuh dari tempat yang
tinggi
An-Nathihah, yaitu hewan yang ditanduk oleh hewan lain lalu mati
Hewan yang dimangsa atau diterkam oleh binatang buas.
Jika suatu hewan mati karena salah satu dari kelima sebab diatas, maka
haram memakannya. Kecuali jika masih hidup dan sempat disembelih, maka ia
menjadi halal. Dalil larangan untuk hewan yang mengalami kelima kondisi diatas
dijelaskan dalam surah Al-Maidah ayat 3:
ُحِّر َم ْت َع َلْیُك ُم اْلَم ْیَتُة َو الَّد ُم َو َلْح ُم اْلِخ نِز یِر َو َم ا ُأِھَّل ِلَغ ْیِر َّ ِ ِبِھ َو اْلُم ْنَخ ِنَقُة َو اْلَم ْو ُقوَذُة َو اْلُم َتَر
ِّد َیُة َو الَّنِط یَح ُة َو َم ا َأَك َل الَّسُبُع ِإَّال َم ا َذَّك ْیُتْم َو َم ا ُذ ِبَح َع َلى الُّنُص ِب َو َأن َتْسَتْقِسُم وا ِباْأل َْز َال ِم ۚ َٰذ ِلُك ْم
ِفْس ٌۗق
5
Ikan atau hewan laut lainnya yang terapung di atas permukaan air apakah
halal dikonsumsi atau tidak? Dalam masalah ini ada dua pendapat ulama. Namun
yang paling rajih (kuat) adalah pendapat yang mengatakan kehalalannya. Kecuali
jika terbukti secara medis bahwa ikan yang terapung itu sudah rusak dan
membahayakan kesehatan atau mengeluarkan bau busuk, maka menghindari dan
meninggalkannya lebih utama. Karena hal itu lebih selaras dengan kaidah syari’ah
yang mengharamkan setiap makanan yang buruk dan menjijikkan.
2.2.4 Hewan yang disembelih tanpa menyebut Allah atau menyebut nama selain
Allah
Dasar pengharamannya adalah dalam Surah Al-Maidah ayat 3 dan Surah
Al-An’am ayat 121:
ۚ..... ُحِّر َم ْت َع َلْیُك ُم اْلَم ْیَتُة َو الَّد ُم َو َلْح ُم اْلِخ نِز یِر َو َم ا ُأِھَّل ِلَغْیِرَّ ِ ِبِھ
Artinya: “Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging
hewan) yang disembelih atas nama selain Allah,…” (QS. Al-Maidah: 3)
َو َال َتْأُك ُلوا ِمَّم ا َلْم ُیْذ َك ِر اْس ُم َّ ِ َع َلْیِھ َو ِإَّنُھ َلِفْسٌق
Artinya : “Dan janganlah kamu memakan -hewan-hewan- yang tidak disebut nama
Allah saat menyembelihnya. Sesungguhnya perbuatan semacam itu
termasuk kefasikan”. (QS. Al-An’am : 121).
7
menganut paham atheis, beragama majusi, penyembah berhala (kaum pagan),
maka daging-daging dari negeri tersebut tidak halal.
Adapun jika berasal dari negeri-negeri yang penduduknya mayoritas penganut
Yahudi dan Nasrani (Ahli Kitab), dihalalkan dengan dua syarat: Pertama,
disembelih secara syar’i (sembelihan ahli kitab halal dimakan). Kedua, tidak
diketahui, mereka menyebut selain nama Allah ketika menyembelihnya.
8
2.3 Minuman yang Haram dalam Islam
Pada dasarnya semua minuman yang dikonsumsi manusia adalah halal namun
dapat menjadi haram hukumnya disebabkan oleh kondisi tertentu. Minuman haram
adalah minuman yang dilarang diminum oleh umat islam karena mudharatnya lebih besar
dari manfaatnya. Minuman yang diharamkan dalam islam dapat dikarenakan sifatnya
maupun dzatnya. Seseorang yang minum minumam haram tentunya berdosa dan dapat
menyebabkan berbagai masalah.
Minuman tersebut haram dikarenakan beberapa sebab diantaranya adalah:
Dikonsumsi secara berlebihan dan Allah SWt tidak menyukai hal-hal yang
melampaui batas.
Memabukkan dan dapat menghilangkan akal atau kesadaran seseorang.
Termasuk zat najis atau kotoran yang diharamkan.
Merupakan hak orang lain yang tidak boleh diminum sembarangan tanpa izin orang
yang memilikinya.
Menjijikkan dan tidak sepantasnya dikonsumsi oleh manusia.
Mambahayakan kesehatan maupun nyawa manusia jika dikonsumsi
9
2.3.2 Minuman keras atau khamar
Minuman keras yang dimaksud dalam jenis minuman ini adalah minuman
yang mengandung alkohol dan diharamkan dalam islam segala minuman yang
memabukkan. Sebagaimana yang disebutkan dalam hadis Nabi:
Artinya : “Semua yang memabukkan adalah khamar dan semua khamar adalah
haram.” (HR. Muslim)
10
Yang dimaksud dengan minuman yang mengandung zat yang diharamkan
seperti darah, air liur anjing dan sebagainya misalnya saja minuman kesehatan atau
jamu yang dicampur dengan darah binatang atau minuman yang dicampur dengan
alkohol.
11
BAB III KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Hukum Islam melalui al-Qur’an dan hadis telah menetapkan beberapa jenis makanan
dan minuman yang haram dikonsumsi umat Islam, antara lain bangkai, darah, babi,
binatang yang disembelih dengan menyebut nama selain Allah, serta khamar dan semua
jenis minuman yang memabukkan. Sedangkan makanan dan minuman yang tidak
disebutkan sebagai makanan dan minuman haram dalam al-Qur’an dan hadis, dan tidak
menjijikkan atau membahayakan kesehatan (jiwa) manusia maka bisa dikategorikan
sebagai makanan dan minuman yang halal.
Menurut hukum Islam makanan dan minuman yang dikonsumsi umat Islam, di
samping harus berkualitas halal, juga harus thayyib, yaitu makanan yang berguna bagi
tubuh, tidak merusak, tidak menjijikkan, enak, tidak kadaluarsa dan tidak bertentangan
dengan perintah Allah, karena tidak diharamkan. Jadi, kata “thayyiban” menjadi illah
(alasan dihalalkan sesuatu dari makanan). Sebaliknya, jika tidak memiliki kualitas
thayyiban,
Makanan dan minuman tersebut diharamkan karena mengancam jiwa manusia,
bertentangan dengan pemeliharaan jiwa (hifz al-nafs), pemeliharaan akal (hifz al-‘aql)
dan pemeliharaan harta (hifz al-mal) dalam maqasid al-syari’ah.
3.2 Saran
Diharapkan perkembangan ilmu yang pesat di zaman modern ini tidak luput dari
nilai- nilai agama dan agama dapat dijadikan arah dalam menentukan perkembangan ilmu
selanjutnya. Tanpa adanya bimbingan terhadap ilmu dikhawatirkan kehebatan ilmu dan
teknologi tidak semakin menyejahterakan manusia, tetapi justru merusak bahkan
menghancurkan kehidupan mereka.
12
DAFTAR PUSTAKA
Abd. Aziz, Muhammad Kamal. Limadza Harrama Allah Hadzihi al-Asyya', Al-Qahirah:
Maktabah Al- Qur'an, 1987.
Al-Bukhary. Sahih al-Bukhari, Jilid III, Bairut : Dar Matbi’a al-Sya'bi, t.th.
Al-Qardawi, Muhammad Yusuf. Al-Halal wa al-Haram fî al-Islam, Surabaya: PT. Bina Ilmu,
1990.
Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Tafsirnya, Jilid I, VII, Jakarta: Departemen Agama,
2004.
Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahnya, Jakarta: Khadim al-Haramain al-
Syarifain, 1971.
Ibnu Kasir. Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir, Jilid II, Terjemahan Syihabuddin, Jakarta: Gema
Insani, 1999.
Poerwadarminta, W.J.S. Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1976.
Tim Penyusun Ensiklopedia Al-Qur'an, Kajian Kosa Kata, Jilid III, Lentera Hati/Pusat Studi
Al- Qur'an/Yayasan Paguyuban, 2007 M/1428 H.
Yanggo, Huzaemah Tahido. Masail Fiqhiyah: Kajian Hukum Islam Kontemporer, Bandung:
Angkasa, Kerjasama dengan UIN Jakarta Press, 2005.
ii