Anda di halaman 1dari 15

Makanan yang Halal dan Baik

Makalah Al-Quran Hadist yang


di ampuh oleh Ibu Hj. Indasyah M.Pd.I

Oleh Kelompok IV :
ADYA IVANA KYLA NURAZIZAH
DWI FERDIAN NURILAHI
GALUH CANDRA RAMADYAN
MUFTIZAR FARABI RAMADHAN
NAYLA PUTRI TSANI
RIDHO DZAKY AMANI
SYARIFAH FAHIRA

KELAS XI E
MATA PELAJARAN Al QUR’AN HADIST
MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 KOTA PONTIANAK
TAHUN 2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya,
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul tentang “Makanan yang
Halal dan Baik”
Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Pelajaran Al-Quran Hadist.
Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang Makanan yang Halal
dan Baik bagi para pembaca dan juga bagi penulis untuk meningkatkan iman sebagai
seorang muslim. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Hj. Indasyah M.Pd.I
selaku guru Mata Pelajaran Al-Quran Hadist.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu diselesaikannya makalah ini. Penulis menyadari makalah ini masih jauh
dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan demi
kesempurnaan makalah ini.

Pontianak, 20-01-2024

Kelompok IV

2
DAFTAR ISI

Hlm
COVER…………………………………………………………………… 1
KATA PENGANTAR……………………………………………………. 2
DAFTAR ISI……………………………………………………………… 3
BAB I: PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang …………………………………………………………. 4
1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………… 5
1.4 Tujuan Penulisan ………………………………………………….......... 5
BAB II: PEMBAHASAN
2.1 Definisi konsep makanan yang "halal" dan "baik" menurut perspektif
Islam, serta dalil-dalil yang merinci prinsip-prinsip ini dalam ajaran 6
Islam…………………………………….................................................

2.2 Konsep makanan yang “halal” dan "baik" dalam ajaran Islam, dan
jenis-jenis makanan yang dapat dianggap “halal” dan "baik" untuk
kesehatan fisik dan spiritual……………..…………………….…….......
7
2.3 Konsumsi makanan yang "halal" dan "baik" dapat memberikan dampak
positif terhadap kesehatan individu, termasuk aspek nutrisi dan
pencegahan penyakit.…………………………………………………… 12
BAB III: PENUTUP
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………... 14
3.2 Saran……………………………………………………………………. 14
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………… 15

BAB I
3
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Makanan memiliki peran sentral dalam kehidupan manusia, tidak hanya sebagai
kebutuhan fisik untuk kelangsungan hidup, tetapi juga memiliki dimensi spiritual
yang mendalam dalam ajaran Islam. Konsep makanan yang halal dan baik
mengemuka sebagai pandangan utama dalam menjaga keseimbangan antara aspek
duniawi dan rohaniah. Dalam matapelajaran Al-Qur'an dan Hadis, ajaran tentang
makanan yang halal dan baik memiliki landasan kuat dan memberikan pedoman
praktis bagi umat Islam.
Al-Qur'an sebagai sumber hukum utama dalam Islam secara jelas menyatakan
prinsip-prinsip mengenai makanan halal. Ayat-ayat Al-Qur'an menekankan
pentingnya kesucian dalam memilih dan mengonsumsi makanan. Surah Al-Baqarah
(2:168) menyiratkan, "Hai manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang
terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh,
setan itu musuh yang nyata bagimu." Prinsip ini diperkuat dengan banyak Hadis yang
memberikan panduan lebih rinci tentang jenis-jenis makanan yang diperbolehkan dan
cara mempersiapkannya. Nabi Muhammad Saw. bersabda, "Sesungguhnya Allah itu
baik dan tidak menerima kecuali yang baik pula." (HR. Muslim). Hadis ini
mencerminkan prinsip bahwa baiknya makanan tidak hanya dilihat dari segi hukum
(halal atau haram), tetapi juga dari aspek kebaikan dan kebersihan.
Dalam Islam, makanan yang halal dan baik tidak hanya memengaruhi dimensi
fisik tubuh, tetapi juga memainkan peran dalam menjaga kebersihan hati dan jiwa.
Makanan yang halal diyakini membawa berkah, sementara makanan yang tidak halal
dapat menciptakan pengaruh negatif dalam aspek spiritual dan moral seseorang.
Selain itu, makanan yang halal dan baik menekankan pentingnya sikap syukur kepada
Allah atas nikmat-nikmat yang diberikan. Konsep ini dapat ditemukan dalam banyak
ayat Al-Qur'an yang menyatakan bahwa makanan yang kita nikmati merupakan

4
karunia dari Allah, dan kita sebagai manusia bertanggung jawab atas pemilihan
makanan yang sesuai dengan tuntunan-Nya.
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa definisi sebenarnya dari konsep makanan yang "halal" dan "baik" menurut
perspektif Islam, dan Bagaimana Al-Qur'an dan Hadis menjelaskan konsep
makanan yang halal dan baik, dan apa saja dalil-dalil yang merinci prinsip-prinsip
ini dalam ajaran Islam?
b. Bagaimana konsep makanan yang “halal” dan "baik" diinterpretasikan dalam
ajaran Islam, dan apa saja jenis-jenis makanan yang dapat dianggap “halal” dan
"baik" untuk kesehatan fisik dan spiritual?
c. Bagaimana konsumsi makanan yang "halal" dan "baik" dapat memberikan dampak
positif terhadap kesehatan individu, termasuk aspek nutrisi dan pencegahan
penyakit?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan dituliskan dengan poin-poin sebagai berikut:
a. Tujuan utama penulisan ini adalah mendorong kesadaran konsumen terhadap
pentingnya memahami dan memilih makanan yang halal dan baik, dengan
menyajikan informasi yang kritis dan merangsang pemikiran tentang dampaknya
terhadap kesehatan dan spiritualitas.
b. Makalah ini bertujuan untuk mengeksplorasi dalil-dalil Al-Qur'an dan Hadis
yang membahas konsep makanan yang halal dan baik, sehingga pembaca dapat
memahami dasar hukum dan nilai-nilai yang mendasarinya.
c. Makalah ini akan menjelaskan berbagai jenis makanan yang dianggap halal
dalam ajaran Islam, memberikan pemahaman tentang variasi dan keberagaman
makanan yang diperbolehkan.

5
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam bab ini, kita akan menyelidiki konsep makanan yang halal menurut Al-
Qur'an dan Hadis. Analisis akan difokuskan pada ayat-ayat Al-Qur'an yang
membahas kehalalan makanan serta hadis-hadis Nabi Muhammad Saw. yang
memberikan panduan praktis dalam pemilihan dan konsumsi makanan. Pemahaman
tentang landasan hukum dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya akan membantu
membentuk kerangka kerja untuk memahami makna makanan yang halal dalam
Islam.
2.1 Definisi konsep makanan yang "halal" dan "baik" menurut perspektif
Islam, serta dalil-dalil yang merinci prinsip-prinsip ini dalam ajaran Islam.
Kata halal berasal dari bahasa Arab (‫ )ﺣﻼﻞ‬yang berarti disahkan, diizinkan,
dan diperbolehkan. Pada prinsipnya semua makanan dan minuman yang ada di
dunia ini halal semua untuk dimakan dan diminum kecuali ada larangan dari
Allah yaitu yang terdapat dalam Al Qur‟an dan yang terdapat dalam hadist Nabi
Muhammad SAW.
Sementara makanan baik artinya makanan yang sehat, aman, dan tidak
berlebihan. Senada dengan itu, Ibnu Katsir dalam tafsirnya mengatakan, Allah
SWT memperbolehkan segala makanan di Bumi selama makanan tersebut halal,
baik, dan tidak membahayakan tubuh.
Al-Qur'an sebagai sumber utama ajaran Islam memberikan petunjuk mengenai
makanan yang halal dalam beberapa ayat.
2.1.1 Surat Al-Baqarah ayat 168-169:
‫(ِاَّنَم ا‬168) ‫ٰٓيَاُّيَها الَّناُس ُك ُلْو ا ِم َّم ا ِفى اَاْلْر ِض َح ٰل اًل َطِّيًبۖا َّو اَل َتَّتِبُعْو ا ُخ ُطٰو ِت الَّش ْيٰط ِۗن ِاَّنٗه َلُك ْم َعُد ٌّو ُّمِبْيٌن‬
169) ‫َيْأُم ُر ُك ْم ِبالُّس ْۤو ِء َو اْلَفْح َش ۤا ِء َو َاْن َتُقْو ُلْو ا َع َلى ِهّٰللا َم ا اَل َتْع َلُم ْو َن‬
Artinya:

6
“(168) Wahai manusia, makanlah sebagian (makanan) di bumi yang
halal lagi sehat dan janganlah mengikuti langkah-langkah setan.
Sesungguhnya ia bagimu merupakan musuh yang nyata.
(169) Sesungguhnya (setan) hanya menyuruh kamu untuk berbuat
jahat dan keji serta mengatakan tentang Allah apa yang tidak kamu
ketahui.”
2.1.2 Makanan yang Halal dan yang Haram; Tafsir Surat Al-Baqarah ayat
172-173
‫) ِإَّنَم ا َح َّر َم َع َلْيُك ُم‬172( ‫َياَأُّيَها اَّلِذ يَن َء اَم ُنوا ُك ُلوا ِم ْن َطِّيَباِت َم ا َر َز ْقَناُك ْم َو اْش ُك ُر وا ِهَّلِل ِإْن ُك ْنُتْم ِإَّياُه َتْعُبُدوَن‬
‫اْلَم ْيَتَة َو الَّد َم َو َلْح َم اْلِخ ْنِز يِر َو َم ا ُأِهَّل ِبِه ِلَغْيِر ِهَّللا َفَمِن اْض ُطَّر َغ ْيَر َباٍغ َو اَل َعاٍد َفاَل ِإْثَم َع َلْيِه ِإَّن َهَّللا‬
173) ‫)َغُفوٌر َر ِح يٌم‬
Artinya :
(172) Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang
baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada
Allah, jika benar-benar hanya kepada-Nya kamu menyembah.
(173) Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai,
darah, daging babi dan binatang yang (ketika disembelih) disebut
(nama) selain Allah. Tetapi barang siapa dalam keadaan terpaksa
(memakannya) sedang ia tidak menginginkannya dan tidak (pula)
melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya
Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
2.2 Konsep makanan yang “halal” dan "baik" dalam ajaran Islam, dan jenis-
jenis makanan yang dapat dianggap “halal” dan "baik" untuk kesehatan
fisik dan spiritual
Dalam ajaran Islam, konsep makanan yang "halal" dan "baik" mengandung
makna yang lebih luas. Makanan yang "halal" merujuk pada kepatuhan terhadap
hukum-hukum Islam yang diatur dalam Al-Qur'an dan Hadis. Pemilihan dan

7
konsumsi makanan yang halal merupakan bentuk ketaatan dan ibadah kepada
Allah.
Sementara itu, makanan yang "baik" mencakup konsep tayyiban, yaitu
makanan yang tidak hanya halal secara hukum, tetapi juga berkualitas, sehat, dan
bermanfaat bagi tubuh dan jiwa. Konsep kebaikan ini mendorong umat Islam
untuk memilih makanan yang tidak hanya memenuhi aspek hukum, tetapi juga
memiliki nilai gizi tinggi dan dapat memberikan manfaat positif bagi kesehatan
fisik dan spiritual.
Makanan yang enak dan lezat belum tentu baik untuk tubuh, dan boleh jadi
makanan tersebut berbahaya bagi kesehatan. Selanjutnya makanan yang tidak
halal bisa mengganggu kesehatan rohani. Daging yang tumbuh dari makanan
haram, akan dibakar di hari kiamat dengan api neraka. Berikut adalah klasifikasi
makanan halal dan baik:
2.2.1 Jenis-Jenis Makanan Baik
(1) Makanan Berkualitas Tinggi
Pemilihan makanan yang kaya akan nutrisi, seperti sayuran, buah-
buahan, sumber protein nabati, dan daging yang diambil dari hewan yang
sehat.
(2) Makanan yang Mengandung Gizi Seimbang
Konsumsi makanan dengan keseimbangan nutrisi, termasuk protein,
karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral untuk menjaga kesehatan tubuh.
(3) Makanan yang Menjaga Keseimbangan Tubuh dan Jiwa
Pemilihan makanan yang tidak hanya memenuhi kebutuhan fisik,
tetapi juga memberikan kebahagiaan dan ketenangan spiritual.
(4) Pola Makan yang Teratur
Menjaga pola makan yang teratur dan proporsional sesuai dengan
anjuran Nabi Muhammad Saw. untuk menghindari kelebihan atau
kekurangan dalam konsumsi makanan.

8
2.2.2 Jenis-Jenis Makanan Halal
Menurut Muhammad Ahsan dan Sumiyati dalam bukunya yang sama,
makanan halal terbagi ke dalam tiga jenis. Berikut ini yang merupakan
jenis makanan yang halal adalah makanan yang baik bagi tubuh manusia:
1. Makanan yang Halal dalam Alquran dan Hadis
Alquran dan hadis telah menjelaskan bahwa memakan makanan
yang halal adalah sebuah perintah yang diberikan oleh Allah SWT. Hal
tersebut telah dijelaskan dalam hadis yang diriwayatkan oleh Tirmidzi
dan Ibnu Majah yang berbunyi:
“Apa yang dihalalkan oleh Allah dalam Kitab-Nya adalah halal dan
apa yang diharamkan Allah di dalam Kitab-Nya adalah haram, dan apa
yang didiamkan (tidak diterangkan), maka barang itu termasuk yang
dimaafkan”. (H.R. Ibnu Majah dan Tirmizi)
2. Makanan yang Tidak Kotor dan Tidak Menjijikan
Salah satu jenis makanan halal adalah makanan yang tidak kotor
dan tidak menjijikan. Dalam Alquran, penjelasan mengenai larangan
makanan buruk bagi manusia telah tertera dalam Alquran surah Al-Araf
ayat 157.
Adapun potongan dari surah Al-Araf ayat 157 yang menjelaskan
mengenai anjuran mengonsumsi makan yang baik adalah sebagai
berikut:

... ‫ َو ُيِح ُّل َلُهُم الَّطِّيٰب ِت َو ُيَح ِّر ُم َع َلْيِهُم اْلَخ ٰۤب ِٕىَث‬.....
Artinya:
dan yang menghalalkan segala yang baik bagi mereka dan
mengharamkan segala yang buruk bagi mereka.
3. Makanan yang Tidak Mendatangkan Mudarat

9
Makanan yang tidak mendatangkan mudarat adalah jenis makanan
yang tidak membahayakan atau merugikan manusia, seperti dapat
mengancam kesehatan tubuh dan sebagainya.
Memakan makanan yang baik bagi tubuh merupakan perintah
agama yang tertera dalam surah Al-Baqarah ayat 168 yang berbunyi:
‫َيا َأُّيَها الَّناُس ُك ُلوا ِمَّم ا ِفي اَأْلْر ِض َح اَل اًل َطِّيًبا َو اَل َتَّتِبُعوا ُخ ُطَو اِت الَّشْيَطاِن ۚ ِإَّنُه َلُك ْم َع ُد ٌّو‬
‫ُم ِبيٌن‬
Artinya:
Wahai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang
terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah
syaitan, karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata
bagimu.
2.2.3 Ciri-ciri makanan halal yang baik
syarat-syarat makanan halal untuk memenuhi kehalalannya dalam
pandangan hukum Islam yaitu:
1. Tidak mengandung babi dan bahan berasal dari babi.
2. Tidak mengandung khamar dan produk turunannya.
3. Semua bahan asal hewan harus berasal dari hewan halal yang disembelih
sesuai aturan islam dan atas nama Allah SWT.
4. Tidak mengandung bahan-bahan lain yang diharamkan atau tergolong
najis seperti bangkai, darah, bahan-bahan yang berasal dari organ
manusia, kotoran dan lain sebagainya.
5. Semua tempat penyimpanan, penjualan, pengolahan, pengelolaan dan
alat transportasi untuk produk halal tidak boleh digunakan untuk babi
atau barang tidak halal lainnya.
Makanan halal yang sah dan terpercaya adalah makanan yang tidak
mengandung zat yang haram jenisnya seperti mengandung menyak babi,
tidak mengandung darah, di dapatkan dengan cara yang benar, tidak atau

10
mengandung zat zat berbahaya yang merusak organ atau membahayakan
tubuh. Dengan kata lain, makanan itu harus benar benar aman Untuk di
konsumsi. Untuk mengetahui hal itu, cara paling sederhana yang kita dapat
lakukan adalah melihat komposisi makanan yang kita makan. Ciri ciri
makanan yang sah dan terpercaya kehalalannya adalah makanan yang
sudah mempunyai logo halal pada kemasan produknya dan terdapat kode
BPOM.
Bahan makanan yang seharusnya halal tetapi diperoleh dengan cara
tidak benar seperti mencuri, menipu, memalak, korupsi, memeras,
merampok akan membuat makanan menjadi haram hukumnya. Makanan
yang halal juga harus bersih dan tidak menjijikan. Selain itu makanan yang
di katakan halal itu adalah makanan yang tidak di haramkan oleh Allah
beserta Rasul-Nya. Apabila itu minuman, maka minuman tersebut tidak
boleh memabukkan atau merusak akal pikiran manusia dan air atau
minuman itu tidak mengandung najis.
“Dari Al Miqdam bin Ma’dikarib dari Rasulullah SAW, beliau bersabda:
“Wajib atas kamu berpegang teguh dengan Al-qur’an, apa saja yang kamu
jumpai dalam Al-qur’an halal, maka halalkan dan apa saja yang kamu
jumpai dalam Al-qur’an haram, maka haramkanlah, ketahuilah, tidak
halal hewan buas yang memiliki taring, keledai jinak, barang temuan dari
harta oang kafir mu’ahad (yang menjalin perjanjian dengan negara islam)
kecuali ia tidak membutuhkannya. Dan siapapun laki-laki yang bertamu
kepada suatu kaum dan mereka tidak menjamunya, maka baginya untuk
menuntut ganti yang seperti jamuan untuknya” (HR.Abu Dawud).
Hadist tersbut menjelaskan mengenai salah satu ciri atau karakteristik
hewan yang tidak halal untuk dikonsumsi yakni hewan buas yang
bertaring. Selain itu rasul juga menyeebutkan secara spesifik yang

11
diharamkan Allah yakni keledai jinak dan barang temuan dari orang kafir
mu’ahad.
2.3 Konsumsi makanan yang "halal" dan "baik" dapat memberikan dampak
positif terhadap kesehatan individu, termasuk aspek nutrisi dan pencegahan
penyakit.
Konsumsi makanan yang "halal" dan "baik" dalam konteks ajaran Islam tidak
hanya memiliki dampak positif pada aspek kesehatan fisik, tetapi juga pada
kesejahteraan spiritual. Berikut adalah beberapa dampak positif konsumsi
makanan yang "halal" dan "baik":
2.3.1 Aspek Nutrisi yang Seimbang
Pemilihan makanan yang "baik" berarti memilih makanan yang kaya
akan nutrisi, seperti sayuran, buah-buahan, biji-bijian, dan protein
berkualitas tinggi. Konsumsi makanan ini membantu memastikan asupan
nutrisi yang seimbang, memberikan energi, vitamin, mineral, dan serat
yang diperlukan untuk menjaga kesehatan tubuh.
2.3.2 Pencegahan Penyakit dan Kesehatan Jantung
Makanan yang "baik" seringkali rendah lemak jenuh, kolesterol, dan
gula tambahan. Pemilihan makanan seperti ini dapat membantu mencegah
penyakit jantung, diabetes, dan obesitas. Konsumsi makanan yang
mengandung asam lemak omega-3 dari sumber-sumber seperti ikan juga
dapat mendukung kesehatan kardiovaskular.
2.3.3 Manfaat Spiritual dan Psikologis
Konsep makanan yang "halal" dalam Islam juga mencakup kebersihan
dan ketertiban dalam pemilihan dan konsumsi makanan. Makanan yang
halal dan dikonsumsi dengan kesadaran dan rasa syukur dapat memberikan
manfaat spiritual dan psikologis. Sikap bersyukur dan kesadaran akan
nikmat makanan dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan
kesejahteraan emosional.

12
2.3.4 Pemeliharaan Kesehatan Tubuh dan Jiwa
Pemilihan makanan yang "halal" dan "baik" menciptakan lingkungan
positif untuk pemeliharaan kesehatan tubuh dan jiwa. Menjaga keselarasan
antara aspek fisik dan spiritual dengan makanan yang diizinkan dan
berkualitas tinggi dapat meningkatkan energi, vitalitas, dan kebugaran
secara menyeluruh.
2.3.5 Dukungan untuk Pertumbuhan dan Perkembangan Optimal
Khususnya pada anak-anak dan remaja, pemilihan makanan yang
"baik" dapat memberikan dukungan optimal untuk pertumbuhan dan
perkembangan fisik dan mental. Asupan nutrisi yang cukup dan seimbang
berperan penting dalam membentuk pola pertumbuhan yang sehat.

13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Makalah ini menguraikan konsep makanan yang "halal" dan "baik" dalam
perspektif Al-Qur'an dan Hadis. Dari analisis ayat-ayat Al-Qur'an dan hadis-hadis
Nabi Muhammad Saw., dapat disimpulkan bahwa makanan yang halal dan baik
memiliki landasan hukum yang kuat dalam ajaran Islam. Prinsip-prinsip ini
mencakup pemilihan makanan yang sehat, tidak mencelakakan, dan sesuai dengan
ketentuan Allah. Makanan yang "halal" dan "baik" tidak hanya mencakup dimensi
fisik, tetapi juga memainkan peran penting dalam menjaga kebersihan hati dan jiwa.
Makanan yang halal diyakini membawa berkah, sementara makanan yang tidak halal
dapat menciptakan pengaruh negatif dalam aspek spiritual dan moral seseorang.
Pentingnya sikap syukur kepada Allah atas nikmat makanan juga merupakan bagian
integral dari konsep ini.
Dalam ajaran Islam, makanan yang "halal" dan "baik" tidak hanya
memengaruhi kehidupan sehari-hari secara fisik, tetapi juga memiliki dampak positif
terhadap kesehatan spiritual dan mental. Konsep ini mengajarkan bahwa memilih
makanan yang sesuai dengan ketentuan agama akan membawa keberkahan,
kesehatan, dan kesejahteraan holistik.
3.2 Saran
Sebagai seorang muslim dan muslimah sudah menjadi kewajiban kita untuk
menjalankan syari’at islam. Termasuk menjalankan perintah Allah untuk
mengonsumsi makanan yang halal dan baik. Oleh karena itu, kita hendaknya selektif
dalam memilih makanan dan minuman yang akan dikonsumsi, dengan tidak sekedar
memperturut nafsu dan syahwat saja, namun juga memperhatikan kehalalan dan
kebaikannya. Karena makanan yang kita konsumsi akan berpengaruh dalam
kehidupan.

14
DAFTAR PUSTAKA
Agama, K. (2020). Buku Paket Al Quran Hadist kelas XI 2020. In Buku Paket Al
Quran Hadist kelas XI 2020. Jakarta: Kementrian Agama .

Fiona, D. (2023, desember). orami.co.id. Retrieved from


https://www.orami.co.id/magazine/makanan-halal?page=all

Maksum. (2023, Juni). Universitas Agama Islam. Retrieved from


https://fai.umsu.ac.id/manfaat-memakan-makanan-halal/

RAHAYU, H. F. (2023, Juni). Smpn21purworejo. Retrieved from


https://smpn21purworejo.sch.id/mengenali-ciri-ciri-makanan-halal-yang-sah-
dan-terpercaya/#:~:text=Makanan%20yang%20halal%20juga
%20harus,minuman%20itu%20tidak%20mengandung%20najis

Ubab, A. J. (2023, Januari Senin). Islam.nu.or.id. Retrieved from


https://islam.nu.or.id/amp/tafsir/tafsir-surat-al-baqarah-ayat-168-169-
pentingnya-memilih-makan-halal-dan-sehat-b7pic

ZULAEKAH, Siti; KUSUMAWATI, Yuli. Halal dan haram makanan dalam islam.
2005.

TAMBUNAN, Nurhalima, et al. Makna Makanan Halal dan Baik Dalam Islam.
Cattleya Darmaya Fortuna, 2022.

HASANAH, Auliya Izzah; FAUZIAH, Rizka; KURNIAWAN, Rachmad Risqy.


KONSEP MAKANAN HALAL DAN THAYYIB DALAM PERSPEKTIF
AL-QUR'AN. 2021.

15

Anda mungkin juga menyukai