Disusun oleh :
Kelompok 6
Nisa Rahmadani Azhari (2121020255)
Liza Nuraini (2121020215)
Maulana Habib HZ (2121020228)
M.Adam fikri (2121020250)
FAKULTAS SYARIAH
PRODI HUKUM TATA NEGARA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
2022/2023
i
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Kami Panjatkan Ke Hadirat Allah Swt. Karena atas rahmat, karunia Serta Kasih
Sayangnya Kami Dapat Menyelesaikan Makalah Mengenai kajian ayat dan hadis tentang makanan
dan minuman.Sholawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi terakhir, penutup para Nabi
sekaligus satu-satunya Uswatun Hasanah Kita, Nabi Muhammad Saw. Tidak lupa pula kami
ucapkan terima kasih kepada Bapak Arif Fikri,M.Ag selaku dosen mata kuliah Tafsir Ayat dan
Hadis Ahkam dalam penulisan makalah Ini,kami menyadari masih banyak terdapat kesalahan dan
kekeliruan, baik yang berkenaan dengan materi pembahasan maupun dengan teknik pengetikan,
walaupun demikian, inilah usaha maksimal kami selaku para penulis usahakan. semoga dalam
makalah ini para pembaca dapat menambah wawasan Ilmu Pengetahuan dan diharapkan kritik
yang membangun dari para pembaca guna memperbaiki kesalahan sebagaimana mestinya.
ii
DAFTAR ISI
COVER.......................................................................................................................i
KATA PENGANTAR...............................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................1
A. LATAR BELAKANG......................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH..................................................................................2
C. TUJUAN PENULISAN.....................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................3
KESIMPULAN..................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehidupan manusia tak pernah berpisah dengan lingkungan sekitarnya. Allah SWT. menciptakan
berbagai makhluk hidup , diantaranya manusia,hewan dan tumbuhan. Makhluk hidup tersebut
merupakan satu kesatuan dalam hubungan sosial antar makhluk hidup. Manusia membutuhkan
bahan yang dapat ia olah menjadi makanan yang dapat membuat dia tidak letih dalam
menjalankan aktivitas kehidupannya atau dapat dikatakan manusia membutuhkan hewan dan
tumbuhan sebagai bahan untuk membuat olahan dari kulit ia dapat makan dan dapat
menambah energi tubuhnya yang akan habis,hewan juga membutuhkan manusia namun ada
juga hewan yang hidup di alam liar sehingga tidak membutuhkan bantuan manusia dalam
hidupnya. Makhluk hidup yang diciptakan Allah SWT. diciptakan untuk tetap bertasbih dan
mematuhi perintah dari Tuhan-nya dan menjauhi segala larangannya. Terkhusus bagi manusia
sebagai khalifah di muka bumi ini. Manusia perlu menghindari setiap perbuatan/sikap dan sifat
yang berdampak negatif, tidak memakan makanan yang telah dilarang dalam agama.Maka dari
itu, manusia harus selalu mengingat hal-hal yang dilarang dalam agamanya.
B. Rumusan Masalah
b. Hadist atau Qur‟an Surah apa yang menerangkan tentang halal dan haram?.
1
f. Apa saja manfaat mengkomsumsi makanan halal ?.
C. Tujuan Penulisan
b. Mengetahui dalil ( hadist atau Qur‟an Surah) yang menerangkan tentang halal dan haram.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Halal
Kata halal berasal dari bahasa Arab ((حاللyang berarti disahkan,diizinkan,dan diperbolehkan.
Pada prinsipnya semua makanan dan minuman yang asd di dunia ini halal semua untuk dimakan
dan diminum kecuali ada larangan dari Allah yaitu yang terdapat dalam Al Qur‟an dan yang
terdapat dalam hadist Nabi Muhammad SAW.Tiap benda di permukaan bumi menurut hukum
asalnya adalah halal kecuali kalau ada larangan secara syar‟i. Dalam sebuah hadist Rosulullah
SAW pernah ditanyapara sahabat tentang hukum minyak sapi (samin), keju, kulit
2. Pengertian Haram
Kata haram berasal dari bahasa Arab ((حݛݦyang berarti larangan (dilarang oleh agama).
Termasuk di antara keluasan dan kemudahan dalam syari‟at Islam, Allah - Subhanahu wa
Ta‟ala- menghalalkan semua makanan yang mengandung maslahat dan manfaat, baik yang
kembalinya kepada ruh maupun jasad, baik kepada individu maupun masyarakat. Demikian pula
sebaliknya Allah mengharamkan semua makanan yang memudhorotkan atau yang mudhorotnya
lebih besar daripada manfaatnya. Hal ini tidak lain untuk menjaga kesucian dan kebaikan hati,
akal, ruh, dan jasad, yang mana baik atau buruknya keempat perkara ini sangat ditentukan -
setelah hidayah dari Allah- dengan makanan yang masuk ke dalam tubuh manusia yang
kemudian akan berubah menjadi darah dan daging sebagai unsur penyusun hati dan jasadnya.
3
B.Dalil yang Menerangkan Halal dan Haram
1.“… Barang yang di halalkan oleh Allah dalam kitab-Nya adalah halal, dan barang yang
diharamkan oleh Allah dalam kitab-Nya adalah haram. Dan sesuatu yang tidak dilarang-Nya,
mak barang itu termasuk yang diafkan-Nya, sebagai kemudahan bagi kamu.”(HR. Ibnu Majah
2)“Dan makanlah makan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah telah berikan rezekinya
kepadmu bertaqwalah pada Allah yang kamu beriman padaNya.”(QS. Al Maidah : 88). 3). “Dia
telah menurunkan air hujan dari langit untuk kamu, sebagian menjadi minuman dan
) 4). “Wahai orang beriman sesungguhnya arak (khimar), berjudi, qurban untuk berhala, undian
dengan panah adalah dosa dan termasuk perbuatan syaitan, maka juhilah agar kamu mendapat
5)“Sesungguhnya Sa‟ad Ibnu Ubayyin mohon pada Rosulullah SAW agar didoakan kepada Allah
supaya doanya diterima (mustajab), maka beliau bersabda kepadanya : “Perbaiki makanan,
6)“Maka makanlah rezeki yang halal lagi suci yang telah diberikan Allah pada kamu…”(QS. An
Nahl :114)
َ َ َ َّ َ َ َ
7).Nabi -Shallallahu „alaihi wasallam- pernah bersabda: ب ِه أ ْول فالن ُار ُس ْحت ِم ْن ن َبت ل ْحم ل.ِ “Daging
mana saja yang tumbuh dari sesuatu yang haram maka neraka lebih pantas untuknya”
َ ُ ْ ُ ُ َ َ َ ُ َّ
8. الت ْهلك ِة ِال ِبا ْي ِد ْيك ْم تلق ْوا َول
“Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan”. (QS. AlBaqarah: 195)
4
C.Jenis-jenis Makanan Halal
Makanan yang enak dan lezat belum tentu baik untuk tubuh, dan boleh jadi makanan
tersebut berbahaya bagi kesehatan. Selanjutnya makanan yang tidak halal bisa
mengganggu kesehatan rohani. Daging yang tumbuh dari makanan haram, akan dibakar
di hari kiamat dengan api neraka. Makanan halal dari segi jenis ada tiga :
(1) Berupa hewan yang ada di darat maupun di laut, seperti kelinci, ayam, kambing, sapi,
burung, ikan.
(2) Berupa nabati (tumbuhan) seperti padi, buah-buahan, sayur-sayuran dan lain-lain.
(3) Berupa hasil bumi yang lain seperti garam semua. Makanan yang halal dari usaha
1). Halal makanan dari hasil bekerja yang diperoleh dari usaha yang lain seperti bekerja
2). Halal makanan dari mengemis yang diberikan secara ikhlas, namun pekerjaan itu
3). Halal makanan dari hasil sedekah, zakat, infak, hadiah, tasyakuran, walimah, warisan,
wasiat, dll.
4). Halal makanan dari rampasan perang yaitu makanan yang didapat dalam peperangan
(ghoniyah). Binatang yang berkehidupan didarat, ada yang halal dan ada pula yang
5
1. Ada yang diharamkan karena dzatnya. Maksudnya asal dari makanan tersebut memang
A. Bangkai
Bangkai adalah semua hewan yang mati tanpa penyembelihan yang syar‟iy
َ ُّللاِّ ِّلغَي ِّر ا ُ ِّه َّل َو َما الخِّ ن ِّزي ِّر َولَح ُم َوالدَّ ُم ال َميتَة
علَيكُ ُم ُح ِّر َمت ٰ ا َ َكلَ َو َما َوالنَّطِّ ي َحةُ َوال ُمت ََر ِّديَةُ َوال َموقُوذَة ُ َوال ُمن َخنِّقَةُ بِّه
Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang
disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang
ditanduk, dan yang diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya
”. (QS. Al-Ma`idah: 3)
“Dan janganlah kamu memakan binatang-binatang yang tidak disebut nama Allah ketika
3. Al-Mutaroddiyah, yaitu hewan yang mati karena jatuh dari tempat yang tinggi.
4. An-Nathihah, yaitu hewan yang mati karena ditanduk oleh hewan lainnya.
6
6. Semua hewan yang mati tanpa penyembelihan, misalnya disetrum.
8. Semua hewan yang disembelih untuk selain Allah walaupun dengan membaca
basmalah.
“Apa-apa yang terpotong dari hewan dalam keadaan dia (hewan itu) masih hidup, maka
1. Ikan, karena dia termasuk hewan air dan telah berlalu penjelasan bahwa semua hewan
“Dihalalkan untuk kita dua bangkai dan dua darah. Adapun kedua bangkai itu adalah
ikan dan belalang. Dan adapun kedua darah itu adalah hati dan limfa”.
. Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Ashhabus Sunan
Maksudnya jika hewan yang disembelih sedang hamil, maka janin yang ada dalam
7
B. Darah
Yakni darah yang mengalir dan terpancar. Hal ini dijelaskan dalam surah Al-An‟am ayat
145:
Dikecualikan darinya hati dan limfa sebagaimana ditunjukkan dalam hadits Ibnu “Umar
yang baru berlalu. Juga dikecualikan darinya darah yang berada dalam urat- urat setelah
penyembelihan.
C. Daging babi
Telah berlalu dalilnya dalam surah Al-Ma`idah ayat ketiga di atas. Yang diinginkan
lemaknya.
D. Khamar
اب َوال َميس ُِّر الخَم ُر إِّنَّ َما َءا َمنُوا الَّذِّينَ اأَيُّ َها
ُ صَ ع َم ِّل مِّن ِّرجس َواْلَز َّل ُم َواْلَن
َ ان َّ تُف ِّلحُونَ لَعَلَّكُم فَاجتَنِّبُوهُ ال
َ شي
ِّ ط
untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk
Dan dalam hadits riwayat Muslim dari Ibnu „Umar -radhiallahu „anhuma- secara marfu‟:
dalam hadits riwayat Muslim dari Ibnu „Umar -radhiallahu „anhuma- secara marfu‟:
8
“Semua yang memabukkan adalah haram, dan semua khamar adalah haram”. Dikiaskan
hilangnya akal (mabuk), misalnya narkoba dengan seluruh jenis dan macamnya.
ّللا َرسُو َل َ اع مِّنَ نَاب ذِّى كُ ِّل أَك ِّل
ِّ َّ – عن نَ َهى – وسلم عليه هللا صلى ِّ َال ِّسب
“Sesungguhnya Rasulullah -Shallallahu „alaihi wasallam- melarang dari
(mengkonsumsi) semua hewan buas yang bertaring”. (HR. Al-Bukhary dan Muslim)
Dan dalam riwayat Muslim darinya dengan lafazh, “Semua hewan buas yang bertaring
Yang diinginkan di sini adalah semua hewan buas yang bertaring dan menggunakan
taringnya untuk menghadapi dan memangsa manusia dan hewan lainnya.Jumhur ulama
berpendapat haramnya berlandaskan hadits di atas dan hadits-hadits lain yang semakna
dengannya.
Yang diinginkan dengannya adalah semua burung yang memiliki cakar yang kuat yang
dia memangsa dengannya, seperti: elang dan rajawali. Jumhur ulama dari kalangan Imam
“Beliau (Nabi) melarang untuk memakan semua hewan buas yang bertaring dan semua
9
G. Jallalah
Dia adalah hewan pemakan feses (kotoran) manusia atau hewan lain, baik berupa onta,
sapi, dan kambing, maupun yang berupa burung, seperti: garuda, angsa (yang memakan
feses), ayam (pemakan feses), dan sebagian gagak. Lihat Nailul Author (8/128).
Hukumnya adalah haram. Ini merupakan pendapat Imam Ahmad -dalam satu riwayat-
dan salah satu dari dua pendapat dalam madzhab Syafi‟iyah, mereka berdalilkan dengan
“Rasulullah -Shallallahu „alaihi wasallam- melarang dari memakan al-jallalah dan dari
1. Tidak semua hewan yang memakan feses masuk dalam kategori jallalah yang
makanannya adalah feses dan jarang memakan selainnya. Dikecualikan juga semua
hewan air pemakan feses, karena telah berlalu bahwa semua hewan air adalah halal
dimakan.
2. Jika jallalah ini dibiarkan sementara waktu hingga isi perutnya bersih dari feses maka
tidak apa-apa memakannya ketika itu. Hanya saja mereka berselisih pendapat mengenai
berapa lamanya dia dibiarkan, dan yang benarnya dikembalikan kepada ukuran adat
Ini merupakan madzhab Imam Empat kecuali Imam Malik dalam sebagian riwayat
darinya. Dari Anas bin Malik -radhiallahu „anhu-, bahwasanya Rasulullah - Shallallahu
10
“Sesungguhnya Allah dan Rasul-Nya melarang kalian untuk memakan daging- daging
keledai yang jinak, karena dia adalah najis”. (HR. Al-Bukhary dan Muslim)
“Saat (perang) Khaibar, kami memakan kuda dan keledai liar, dan Nabi - Shallallahu
Inilah pendapat yang paling kuat, sampai-sampai Imam Ibnu „Abdil Barr menyatakan,
“Tidak ada perselisihan di kalangan ulama zaman ini tentang pengharamannya”. Lihat
Al-Mughny beserta Asy-Syarhul Kabir (11/65). [Al- Bada`i' (5/37), Mughniyul Muhtaj
I. Kuda
Telah berlalu dalam hadits Jabir bahwasanya mereka memakan kuda saat perang Khaibar.
Maka ini adalah sunnah taqririyyah (persetujuan) dari Nabi -Shallallahu „alaihi
wasallam-.
Ini adalah pendapat jumhur ulama dari kalangan Asy-Syafi‟iyyah, Al- Hanabilah, salah
satu pendapat dalam madzhab Malikiyah, serta merupakan pendapat Muhammad ibnul
J. Anjing
Para ulama sepakat akan haramnya memakan anjing, di antara dalil yang menunjukkan
hal ini adalah bahwa anjing termasuk dari hewan buas yang bertaring yang telah berlalu
11
pengharamannya. Dan telah tsabit dari Nabi -Shallallahu „alaihi wasallam- bahwa beliau
bersabda:
harganya [12]“.
5). Tercermin kepribadian yang jujur dalam hidupnya dan sikap apa adanya,
7). Manusia dapat bertahan hidup di dunia sampai batas yang di tentukan Allah SWT.
8). Manusia dapat mencapai ridha Allah SWT. dalam hidup karena dapat memilih jenis
9). Manusia dapat memiliki akhlak karimah karena makanan dan minuman yang halal
memengaruhi watak dan perangai manusia menjadi seperti sabar, tenang, dan qanaah.
10). Manusia dapat terhindar dari akhlak mazmumah karena tidak mengkomsumsi
makanan dan minuman yang haram. Makanan dan minuman yang haram akan
mempengaruhi sikap mental menjadi tidak terpuji seperti mudah marah, kasar ucapan,
maupun perbuatannya.
12
b). Berbahaya Dan Merusak Hak Orang Lain
13
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
-Pengertian Halal
diperbolehkan. Pada prinsipnya semua makanan dan minuman yang asd di dunia ini halal
semua untuk dimakan dan diminum kecuali ada larangan dari Allah yaitu yang terdapat
dalam Al Qur‟an dan yang terdapat dalam hadist Nabi Muhammad SAW.
- Pengertian Haram
Kata haram berasal dari bahasa Arab ( )حݛݦyang berarti larangan (dilarang oleh agama).
14
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/10031952/MAKALAH_MAKANAN_DAN_MINUMAN_Y
ANG_HALAL_DAN_HARAM_DALAM_ISLAM
15