Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

TAFSIR AYAT-HADIS AHKAM


Kajian ayat dan hadis tentang makanan dan minuman
Dosen Pengampu : Arif Fikri, M.Ag

Disusun oleh :
Kelompok 6
Nisa Rahmadani Azhari (2121020255)
Liza Nuraini (2121020215)
Maulana Habib HZ (2121020228)
M.Adam fikri (2121020250)

FAKULTAS SYARIAH
PRODI HUKUM TATA NEGARA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
2022/2023

i
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Kami Panjatkan Ke Hadirat Allah Swt. Karena atas rahmat, karunia Serta Kasih

Sayangnya Kami Dapat Menyelesaikan Makalah Mengenai kajian ayat dan hadis tentang makanan

dan minuman.Sholawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi terakhir, penutup para Nabi

sekaligus satu-satunya Uswatun Hasanah Kita, Nabi Muhammad Saw. Tidak lupa pula kami

ucapkan terima kasih kepada Bapak Arif Fikri,M.Ag selaku dosen mata kuliah Tafsir Ayat dan

Hadis Ahkam dalam penulisan makalah Ini,kami menyadari masih banyak terdapat kesalahan dan

kekeliruan, baik yang berkenaan dengan materi pembahasan maupun dengan teknik pengetikan,

walaupun demikian, inilah usaha maksimal kami selaku para penulis usahakan. semoga dalam

makalah ini para pembaca dapat menambah wawasan Ilmu Pengetahuan dan diharapkan kritik

yang membangun dari para pembaca guna memperbaiki kesalahan sebagaimana mestinya.

ii
DAFTAR ISI

COVER.......................................................................................................................i

KATA PENGANTAR...............................................................................................ii

DAFTAR ISI..............................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................1

A. LATAR BELAKANG......................................................................................1

B. RUMUSAN MASALAH..................................................................................2

C. TUJUAN PENULISAN.....................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN............................................................................................3

A.PENGERTIAN HALAL DAN HARAM.............................................................3

B.DALIL YANG MENERANGKAN HALAL DAN HARAM..............................5

C.JENIS-JENIS MAKANAN HALAL.....................................................................6

D.JENIS-JENIS MAKANAN HARAM..................................................................7

E.DAMPAK NEGATIF MENGKONSUMSI MAKANAN HARAM....................12

F.SEBAB-SEBAB HARAMNYA MAKANAN........................................................13

BAB III PENUTUP..........................................................................................................14

KESIMPULAN..................................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehidupan manusia tak pernah berpisah dengan lingkungan sekitarnya. Allah SWT. menciptakan

berbagai makhluk hidup , diantaranya manusia,hewan dan tumbuhan. Makhluk hidup tersebut

merupakan satu kesatuan dalam hubungan sosial antar makhluk hidup. Manusia membutuhkan

bahan yang dapat ia olah menjadi makanan yang dapat membuat dia tidak letih dalam

menjalankan aktivitas kehidupannya atau dapat dikatakan manusia membutuhkan hewan dan

tumbuhan sebagai bahan untuk membuat olahan dari kulit ia dapat makan dan dapat

menambah energi tubuhnya yang akan habis,hewan juga membutuhkan manusia namun ada

juga hewan yang hidup di alam liar sehingga tidak membutuhkan bantuan manusia dalam

hidupnya. Makhluk hidup yang diciptakan Allah SWT. diciptakan untuk tetap bertasbih dan

bersujud kepada-Nya.,apakah itu manusia,hewan maupun tumbuhan. Semuanya tetap harus

mematuhi perintah dari Tuhan-nya dan menjauhi segala larangannya. Terkhusus bagi manusia

sebagai khalifah di muka bumi ini. Manusia perlu menghindari setiap perbuatan/sikap dan sifat

yang berdampak negatif, tidak memakan makanan yang telah dilarang dalam agama.Maka dari

itu, manusia harus selalu mengingat hal-hal yang dilarang dalam agamanya.

B. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang dapat di tarik rumusan masalahnya,diantaranya :

a. Apakah pengertian Halal dan Haram ?.

b. Hadist atau Qur‟an Surah apa yang menerangkan tentang halal dan haram?.

c. Apa saja yang termasuk dalam jenis-jenis makanan halal ?.

d. Apa saja yang termasuk dalam jenis-jenis makanan haram ?.

e. Dalil apa yang menerangkan makanan halal dan makanan haram?

1
f. Apa saja manfaat mengkomsumsi makanan halal ?.

g. Apa dampak negatif dari mengkomsumsi makanan haram ?.

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yakni :

a. Mengetahui pengertian dari halal dan haram.

b. Mengetahui dalil ( hadist atau Qur‟an Surah) yang menerangkan tentang halal dan haram.

c. Mengetahui jenis-jenis makanan halal.

d. Mengetahui jenis-jenis makanan haram

. e. Mengetahui dalil yang menerangkan mengenai makanan halal dan haram.

f. Mengetahui manfaat mengkomsumsi makanan halal.

g. Mengetahui dampak negatif mengkomumsi makanan haram.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Halal dan Haram

1. Pengertian Halal

Kata halal berasal dari bahasa Arab (‫(حالل‬yang berarti disahkan,diizinkan,dan diperbolehkan.

Pada prinsipnya semua makanan dan minuman yang asd di dunia ini halal semua untuk dimakan

dan diminum kecuali ada larangan dari Allah yaitu yang terdapat dalam Al Qur‟an dan yang

terdapat dalam hadist Nabi Muhammad SAW.Tiap benda di permukaan bumi menurut hukum

asalnya adalah halal kecuali kalau ada larangan secara syar‟i. Dalam sebuah hadist Rosulullah

SAW pernah ditanyapara sahabat tentang hukum minyak sapi (samin), keju, kulit

binatangbeserta bulunya untuk perhiasan maupun untuk tempat duduk.

2. Pengertian Haram

Kata haram berasal dari bahasa Arab (‫(حݛݦ‬yang berarti larangan (dilarang oleh agama).

Termasuk di antara keluasan dan kemudahan dalam syari‟at Islam, Allah - Subhanahu wa

Ta‟ala- menghalalkan semua makanan yang mengandung maslahat dan manfaat, baik yang

kembalinya kepada ruh maupun jasad, baik kepada individu maupun masyarakat. Demikian pula

sebaliknya Allah mengharamkan semua makanan yang memudhorotkan atau yang mudhorotnya

lebih besar daripada manfaatnya. Hal ini tidak lain untuk menjaga kesucian dan kebaikan hati,

akal, ruh, dan jasad, yang mana baik atau buruknya keempat perkara ini sangat ditentukan -

setelah hidayah dari Allah- dengan makanan yang masuk ke dalam tubuh manusia yang

kemudian akan berubah menjadi darah dan daging sebagai unsur penyusun hati dan jasadnya.

3
B.Dalil yang Menerangkan Halal dan Haram

Adapun dalil yang menerangkan halal dan haram:

1.“… Barang yang di halalkan oleh Allah dalam kitab-Nya adalah halal, dan barang yang

diharamkan oleh Allah dalam kitab-Nya adalah haram. Dan sesuatu yang tidak dilarang-Nya,

mak barang itu termasuk yang diafkan-Nya, sebagai kemudahan bagi kamu.”(HR. Ibnu Majah

dan Tirmidzi) Fiqih sunnah oleh Sulaiman Ar Rasyid).

2)“Dan makanlah makan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah telah berikan rezekinya

kepadmu bertaqwalah pada Allah yang kamu beriman padaNya.”(QS. Al Maidah : 88). 3). “Dia

telah menurunkan air hujan dari langit untuk kamu, sebagian menjadi minuman dan

sebagainnya (menyuburkannya) tumbuhan-tumbuhan yang ada (tempat tumbuhnya) kamu

menggembalakan ternakmu.”(QS.An Nahl : 10

) 4). “Wahai orang beriman sesungguhnya arak (khimar), berjudi, qurban untuk berhala, undian

dengan panah adalah dosa dan termasuk perbuatan syaitan, maka juhilah agar kamu mendapat

keberuntungan (QS.Al Maidah :90)

5)“Sesungguhnya Sa‟ad Ibnu Ubayyin mohon pada Rosulullah SAW agar didoakan kepada Allah

supaya doanya diterima (mustajab), maka beliau bersabda kepadanya : “Perbaiki makanan,

niscaya diterima doa-doamu “(HR. Tabrani)

6)“Maka makanlah rezeki yang halal lagi suci yang telah diberikan Allah pada kamu…”(QS. An

Nahl :114)
َ َ َ َّ َ َ َ
7).Nabi -Shallallahu „alaihi wasallam- pernah bersabda: ‫ب ِه أ ْول فالن ُار ُس ْحت ِم ْن ن َبت ل ْحم ل‬.ِ “Daging

mana saja yang tumbuh dari sesuatu yang haram maka neraka lebih pantas untuknya”
َ ُ ْ ُ ُ َ َ َ ُ َّ
8. ‫الت ْهلك ِة ِال ِبا ْي ِد ْيك ْم تلق ْوا َول‬

“Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan”. (QS. AlBaqarah: 195)

4
C.Jenis-jenis Makanan Halal

Makanan yang enak dan lezat belum tentu baik untuk tubuh, dan boleh jadi makanan

tersebut berbahaya bagi kesehatan. Selanjutnya makanan yang tidak halal bisa

mengganggu kesehatan rohani. Daging yang tumbuh dari makanan haram, akan dibakar

di hari kiamat dengan api neraka. Makanan halal dari segi jenis ada tiga :

(1) Berupa hewan yang ada di darat maupun di laut, seperti kelinci, ayam, kambing, sapi,

burung, ikan.

(2) Berupa nabati (tumbuhan) seperti padi, buah-buahan, sayur-sayuran dan lain-lain.

(3) Berupa hasil bumi yang lain seperti garam semua. Makanan yang halal dari usaha

yang diperolehnya, yaitu :

1). Halal makanan dari hasil bekerja yang diperoleh dari usaha yang lain seperti bekerja

sebagai buruh, petani, pegawai, tukang, sopir, dll.

2). Halal makanan dari mengemis yang diberikan secara ikhlas, namun pekerjaan itu

halal , tetapi dibenci Allah seperti pengamen.

3). Halal makanan dari hasil sedekah, zakat, infak, hadiah, tasyakuran, walimah, warisan,

wasiat, dll.

4). Halal makanan dari rampasan perang yaitu makanan yang didapat dalam peperangan

(ghoniyah). Binatang yang berkehidupan didarat, ada yang halal dan ada pula yang

haram. Binatang yang halal diantaranya : Unta,Sapi,Kerbau, Kambing, Kuda, Ayam,

Ikan,dan lain sebagainya.

D.Jenis-jenis Makanan Haram

Makanan yang haram dalam Islam ada dua jenis:

5
1. Ada yang diharamkan karena dzatnya. Maksudnya asal dari makanan tersebut memang

sudah haram, seperti :

A. Bangkai

Bangkai adalah semua hewan yang mati tanpa penyembelihan yang syar‟iy

dan juga bukan hasil perburuan

. Allah -Subhanahu wa Ta‟ala- menyatakan dalam firman-Nya:

َ ُ‫ّللاِّ ِّلغَي ِّر ا ُ ِّه َّل َو َما الخِّ ن ِّزي ِّر َولَح ُم َوالدَّ ُم ال َميتَة‬
‫علَيكُ ُم ُح ِّر َمت‬ ٰ ‫ا َ َكلَ َو َما َوالنَّطِّ ي َحةُ َوال ُمت ََر ِّديَةُ َوال َموقُوذَة ُ َوال ُمن َخنِّقَةُ بِّه‬

َّ ‫ذَ َّكيتُم َما ا َِّّّل ال‬


‫سبُ ُع‬

Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang

disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang

ditanduk, dan yang diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya

”. (QS. Al-Ma`idah: 3)

Dan juga dalam firmannya:

‫ّللا اس ُم يُذك َِّر لَم ِّم َّما ت َأكُلُوا َو َّل‬


ِّ ٰ ‫علَي ِّه‬
َ ‫لَفِّسق َواِّنَّه‬

“Dan janganlah kamu memakan binatang-binatang yang tidak disebut nama Allah ketika

menyembelihnya. Sesungguhnya perbuatan yang semacam itu adalah suatu

kefasikan”. (QS. Al-An‟am: 121)

Jenis-jenis bangkai berdasarkan ayat-ayat di atas:

1. Al-Munhaniqoh, yaitu hewan yang mati karena tercekik.

2. Al-Mauqudzah, yaitu hewan yang mati karena terkena pukulan keras.

3. Al-Mutaroddiyah, yaitu hewan yang mati karena jatuh dari tempat yang tinggi.

4. An-Nathihah, yaitu hewan yang mati karena ditanduk oleh hewan lainnya.

5. Hewan yang mati karena dimangsa oleh binatang buas.

6
6. Semua hewan yang mati tanpa penyembelihan, misalnya disetrum.

7. Semua hewan yang disembelih dengan sengaja tidak membaca basmalah.

8. Semua hewan yang disembelih untuk selain Allah walaupun dengan membaca

basmalah.

9. Semua bagian tubuh hewan yang terpotong/terpisah dari tubuhnya.

Hal ini berdasarkan.

hadits Abu Waqid secara marfu‟:

“Apa-apa yang terpotong dari hewan dalam keadaan dia (hewan itu) masih hidup, maka

potongan itu adalah bangkai

”. (HR. Ahmad, Abu Daud, At-Tirmidzy dan dishohihkan olehnya)

Diperkecualikan darinya 3 bangkai, ketiga bangkai ini halal dimakan:

1. Ikan, karena dia termasuk hewan air dan telah berlalu penjelasan bahwa semua hewan

air adalah halal bangkainya kecuali kodok.

2. Belalang, berdasarkan hadits Ibnu “Umar secara marfu‟:

“Dihalalkan untuk kita dua bangkai dan dua darah. Adapun kedua bangkai itu adalah

ikan dan belalang. Dan adapun kedua darah itu adalah hati dan limfa”.

(HR. Ahmad dan Ibnu Majah)

3. Janin yang berada dalam perut hewan yang disembelih

. Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Ashhabus Sunan

kecuali An- Nasa`iy, bahwa Nabi -Shallallahu „alaihi wasallam- bersabda:

“Penyembelihan untuk janin adalah penyembelihan induknya”.

Maksudnya jika hewan yang disembelih sedang hamil, maka janin yang ada dalam

perutnya halal untuk dimakan tanpa harus disembelih ulang.

7
B. Darah

Yakni darah yang mengalir dan terpancar. Hal ini dijelaskan dalam surah Al-An‟am ayat

145:

‫َّمسفُو ًحا دَ ًما اَو‬

.”Atau darah yang mengalir”

Dikecualikan darinya hati dan limfa sebagaimana ditunjukkan dalam hadits Ibnu “Umar

yang baru berlalu. Juga dikecualikan darinya darah yang berada dalam urat- urat setelah

penyembelihan.

C. Daging babi

Telah berlalu dalilnya dalam surah Al-Ma`idah ayat ketiga di atas. Yang diinginkan

dengan daging babi adalah mencakup seluruh bagian-bagian tubuhnya termasuk

lemaknya.

D. Khamar

Allah -Subhanahu wa Ta‟ala- berfirman:

‫اب َوال َميس ُِّر الخَم ُر إِّنَّ َما َءا َمنُوا الَّذِّينَ اأَيُّ َها‬
ُ ‫ص‬َ ‫ع َم ِّل مِّن ِّرجس َواْلَز َّل ُم َواْلَن‬
َ ‫ان‬ َّ ‫تُف ِّلحُونَ لَعَلَّكُم فَاجتَنِّبُوهُ ال‬
َ ‫شي‬
ِّ ‫ط‬

“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban

untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk

perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat

keberuntungan.”. (QS. Al-Ma`idah: 90

Dan dalam hadits riwayat Muslim dari Ibnu „Umar -radhiallahu „anhuma- secara marfu‟:

dalam hadits riwayat Muslim dari Ibnu „Umar -radhiallahu „anhuma- secara marfu‟:

‫َح َرام خَمر َوكُ ُّل خَمر ُمسكِّر كُ ُّل‬

8
“Semua yang memabukkan adalah haram, dan semua khamar adalah haram”. Dikiaskan

dengannya semua makanan dan minuman yang bisa menyebabkan

hilangnya akal (mabuk), misalnya narkoba dengan seluruh jenis dan macamnya.

E. Semua hewan buas yang bertaring

Sahabat Abu Tsa‟labah Al-Khusyany -radhiallahu „anhu- berkata:

‫ّللا َرسُو َل‬ َ ‫اع مِّنَ نَاب ذِّى كُ ِّل أَك ِّل‬
ِّ َّ – ‫عن نَ َهى – وسلم عليه هللا صلى‬ ِّ َ‫ال ِّسب‬
“Sesungguhnya Rasulullah -Shallallahu „alaihi wasallam- melarang dari

(mengkonsumsi) semua hewan buas yang bertaring”. (HR. Al-Bukhary dan Muslim)

Dan dalam riwayat Muslim darinya dengan lafazh, “Semua hewan buas yang bertaring

maka memakannya adalah haram”.

Yang diinginkan di sini adalah semua hewan buas yang bertaring dan menggunakan

taringnya untuk menghadapi dan memangsa manusia dan hewan lainnya.Jumhur ulama

berpendapat haramnya berlandaskan hadits di atas dan hadits-hadits lain yang semakna

dengannya.

F. Semua burung yang memiliki cakar

Yang diinginkan dengannya adalah semua burung yang memiliki cakar yang kuat yang

dia memangsa dengannya, seperti: elang dan rajawali. Jumhur ulama dari kalangan Imam

Empat -kecuali Imam Malik- dan selainnya menyatakan pengharamannya berdasarkan

hadits Ibnu „Abbas -radhiallahu „anhuma-:

“Beliau (Nabi) melarang untuk memakan semua hewan buas yang bertaring dan semua

burung yang memiliki cakar”. (HR. Muslim)

9
G. Jallalah

Dia adalah hewan pemakan feses (kotoran) manusia atau hewan lain, baik berupa onta,

sapi, dan kambing, maupun yang berupa burung, seperti: garuda, angsa (yang memakan

feses), ayam (pemakan feses), dan sebagian gagak. Lihat Nailul Author (8/128).

Hukumnya adalah haram. Ini merupakan pendapat Imam Ahmad -dalam satu riwayat-

dan salah satu dari dua pendapat dalam madzhab Syafi‟iyah, mereka berdalilkan dengan

hadits Ibnu „Umar -radhiallahu „anhuma- beliau berkata:

“Rasulullah -Shallallahu „alaihi wasallam- melarang dari memakan al-jallalah dan dari

meminum susunya” (HR. Imam Lima kecuali An-Nasa`iy (3787))

Beberapa masalah yang berkaitan dengan jallalah:

1. Tidak semua hewan yang memakan feses masuk dalam kategori jallalah yang

diharamkan, akan tetapi yang diharamkan hanyalah hewan yang kebanyakan

makanannya adalah feses dan jarang memakan selainnya. Dikecualikan juga semua

hewan air pemakan feses, karena telah berlalu bahwa semua hewan air adalah halal

dimakan.

2. Jika jallalah ini dibiarkan sementara waktu hingga isi perutnya bersih dari feses maka

tidak apa-apa memakannya ketika itu. Hanya saja mereka berselisih pendapat mengenai

berapa lamanya dia dibiarkan, dan yang benarnya dikembalikan kepada ukuran adat

kebiasaan atau kepada sangkaan besar.

H. Keledai jinak (bukan yang liar)

Ini merupakan madzhab Imam Empat kecuali Imam Malik dalam sebagian riwayat

darinya. Dari Anas bin Malik -radhiallahu „anhu-, bahwasanya Rasulullah - Shallallahu

„alaihi wasallam- bersabda:

10
“Sesungguhnya Allah dan Rasul-Nya melarang kalian untuk memakan daging- daging

keledai yang jinak, karena dia adalah najis”. (HR. Al-Bukhary dan Muslim)

Diperkecualikan darinya keledai liar, karena Jabir -radhiallahu „anhu- berkata:

“Saat (perang) Khaibar, kami memakan kuda dan keledai liar, dan Nabi - Shallallahu

„alaihi wasallam- melarang kami dari keledai jinak”. (HR. Muslim)

Inilah pendapat yang paling kuat, sampai-sampai Imam Ibnu „Abdil Barr menyatakan,

“Tidak ada perselisihan di kalangan ulama zaman ini tentang pengharamannya”. Lihat

Al-Mughny beserta Asy-Syarhul Kabir (11/65). [Al- Bada`i' (5/37), Mughniyul Muhtaj

(4/299), Al-Muqni' (3/525), dan Al-Bidayah .[1/344].

I. Kuda

Telah berlalu dalam hadits Jabir bahwasanya mereka memakan kuda saat perang Khaibar.

Semakna dengannya ucapan Asma` bintu Abi Bakr -radhiallahu „anhuma-:

“Kami menyembelih kuda di zaman Rasulullah -Shallallahu „alaihi wasallam- lalu

kamipun memakannya”. (HR. Al-Bukhary dan Muslim)

Maka ini adalah sunnah taqririyyah (persetujuan) dari Nabi -Shallallahu „alaihi

wasallam-.

Ini adalah pendapat jumhur ulama dari kalangan Asy-Syafi‟iyyah, Al- Hanabilah, salah

satu pendapat dalam madzhab Malikiyah, serta merupakan pendapat Muhammad ibnul

Hasan dan Abu Yusuf dari kalangan Hanafiyah.

J. Anjing

Para ulama sepakat akan haramnya memakan anjing, di antara dalil yang menunjukkan

hal ini adalah bahwa anjing termasuk dari hewan buas yang bertaring yang telah berlalu

11
pengharamannya. Dan telah tsabit dari Nabi -Shallallahu „alaihi wasallam- bahwa beliau

bersabda:

“Sesungguhnya Allah jika mengharamkan sesuatu maka Dia akan mengharamkan

harganya [12]“.

Diantara beberapa manfaat menggunakan makanan dan minuman halal, yaitu :

1). Membawa ketenangan hidup dalam kegiatan sehari-hari,

2). Dapat menjaga kesehatan jasmani dan rohani,

3). Mendapat perlindungan dari Allah SWT,

4). Mendapatkan iman dan ketaqwaan kepada Allah SWT,

5). Tercermin kepribadian yang jujur dalam hidupnya dan sikap apa adanya,

6). Rezeki yang diperolehnya membawa barokah dunia akhirat.

7). Manusia dapat bertahan hidup di dunia sampai batas yang di tentukan Allah SWT.

8). Manusia dapat mencapai ridha Allah SWT. dalam hidup karena dapat memilih jenis

makanan maupun minuman yang baik sesuai petunjuk Allah SWT.

9). Manusia dapat memiliki akhlak karimah karena makanan dan minuman yang halal

memengaruhi watak dan perangai manusia menjadi seperti sabar, tenang, dan qanaah.

10). Manusia dapat terhindar dari akhlak mazmumah karena tidak mengkomsumsi

makanan dan minuman yang haram. Makanan dan minuman yang haram akan

mempengaruhi sikap mental menjadi tidak terpuji seperti mudah marah, kasar ucapan,

maupun perbuatannya.

E. Dampak Negatif Mengkomsumsi Makanan Haram

Dampak negatifnya adalah :

a). Merusak Jiwa

12
b). Berbahaya Dan Merusak Hak Orang Lain

c). Memubazirkan Dan Membahayakan Kesehatan

d). Menimbulkan Permusuhan Dan Kebencian

e). Menghalangi Mengingat Allah

F. Sebab-Sebab Haramnya Makanan

Sebab-sebab pokok haramnya makanan ada lima:

1.Sebab ada nash al-quran atau al-hadist

2.sebab disusuruh membunuhnya

3.sebab dilarang membunuhnya,seperti kodok(katak)

4.sebab keji (kotor menjijikan)

5.sebab memberi madlarat

13
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

-Pengertian Halal

Kata halal berasal dari bahasa Arab (‫)حالل‬yang berarti disahkan,diizinkan,dan

diperbolehkan. Pada prinsipnya semua makanan dan minuman yang asd di dunia ini halal

semua untuk dimakan dan diminum kecuali ada larangan dari Allah yaitu yang terdapat

dalam Al Qur‟an dan yang terdapat dalam hadist Nabi Muhammad SAW.

- Pengertian Haram

Kata haram berasal dari bahasa Arab ( ‫)حݛݦ‬yang berarti larangan (dilarang oleh agama).

14
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/10031952/MAKALAH_MAKANAN_DAN_MINUMAN_Y

ANG_HALAL_DAN_HARAM_DALAM_ISLAM

15

Anda mungkin juga menyukai