Anda di halaman 1dari 10

Kata Pengantar

Segala puja dan puji syukur hanya untuk Allah SWT. Yang
senantiasa

memberikan

nafas

semnagt

untuk

menjalani

kehidupa ini sehingga makalah ini bisa terselesaikan. Shalawat


beriring salam untuk baginda Rasulullah SAW. Beserta sahabat,
keluarga dan pengikutnya.
Terima kasih juga untuk orang tua yang telah memberikan
leluasa untuk berkuliah dan mengerjakan tugas ini dan temanteman seperjuangan yang telah memberikan semngat dan
bekerja sama dalam menyelesaikan makalah ini, dan kepada
dosen pembimbing yang telah memberikan kesempatan waktu
untuk membuat makalah ini.
Semoga kelak makalah ini bisa bermanfaat untuk semua para
pembaca
Wassalamualaikum warahmatullah wabarakatuh
KERINCI, 26 September 2016
Penulis

NADIA DESRI MELATI

Daftar Isi
Kata Pengantar . i
Daftar isiii
BAB 1 (Pembukaan)
1. Latar belakang3
2. Rumusan masalah. 3
3. Tujuan 3
BAB 2 (Pembahasan)
1.
2.
3.
4.

Pengertian makanan halal.. 4


Ayat Al-Quran mengenai makanan Halal 4
Jenis-jenis makanan halal.. 6
Manfaat makanan halal.. 6

BAB 3 (Penutup)
1. Kesimpulan 7
2. Kritik dan saran.. 8
Daftar pustaka 9

BAB 1
PEMBUKAAN
1. Latar Belakang
Islam adalah Agama yang sangat lugas dalam menetapkan
makanan yang baik dan buruk, sebagaimana yang kita tahu
dalam Al-Quran dan Sunnah sangat menganjurkan kepada
manusia untuk memakan makanan yang baik lagi halal, seperti
buah-buahan, sayur-sayuran, daging,ikan , telur, susu dan lainlain,sangat lezat dan menyehatkan bukan ? Islam snagta peduli
akan kesehatan manusia. Dan Islam sangat

mengharam kan

daging babi kecuali memang tidak ada lagi yang harus dimakan
dan adanya Cuma babi,

karena menurut ilmiah daging babi

banyak sekali mengandung penyakit yang sangat berbahaya


apabila dikonsumsi oleh manusia dan babi itu kebanyakan hidup
ditempat yang kotor . Itu adalah salah satu contoh dari makanan
yang haram.
Menurut para ahli makanan, bahwa makan itu bukan hanya
berpengaruh kepada tubuh (fisik) melainkan juga berpengaruh
kepada moral fan tingkah laku, maka dalam ajaran Islam ada
makanan yang dibolehkan dan ada makanan yang terlarang,
sebagaimana yang telah disebutkan didalam Al-Quran.
2. Rumusan Masalah
Adapun masalah yang perlu dijelaskan pada pembahasan
kali inni adalah :
a.) Apa pengertian dari makanan halal ?
b.) Jelaskan ayat mengenai makanan halal ?
c.) Apa manfaat dari makanan halal ?
3. Tujuan

a.) Untuk Memenuhi tugas Tafsir Ayat Ahkam Muamalah 1


pada semester 3
b.) Agar mengetahui lebih jelas tentang makanan yang
dihalalkan dalam Islam
c.) Agar tahu mengenai tafsiran dari ayat ahkam mengenai
makan halal
BAB 2
PEMBAHASAN
1. Pengertian Makanan Halal
Halal artinya boleh diperbuat. Lawannya haram yaitu yang
terlarang. Segala jenis makanan didunia ini halal untuk dimakan
kecuali ada larangan dari Allah SWT.dan Nabi Muhammad SAW.
Untuk dimakan. Agama Islam sangat menganjurkan kepada
pemeluknya untuk memakan makanan yang halal dan baik.
Makanan halal maksudnya makanan yang diperoleh dari usaha
yang diridhoi Allah. Sedangkan makanan yang baik adalah yang
bermanfaat bagi tubuh, atau makanan bergizi. Makanan yang
enak dan lezat belum tentu baik untuk tubuh, dan boleh jadi
makanan tersebut berbahaya untuk kesehatan.
2. Ayat-ayat Al-quran mengenai makanan halal
a.) Q.S Al-Baqarah ayat 172-173 :










Artinya : wahai orang-orang yang beriman ! makanlah dari
rezeki

yang

bersyukurlah

baik

yang

kepada

menyembahkepadnya.

kami

berikan

Allah,

jika

Sesungguhnya

kepada

kamu

dan

kamu

hanya

iya

hanya

menh=gharamkan atas mu bangkai, darah, daging babi, dan

daging (hewan) yang disembelih dengan (menyebut nama)


selain Allah. Tetapi barangsiapa terpaksa (memakannya), bukan
karena menginginkannya dan tidak pula melampaui batas, maka
tidak ada dosa baginya. Sungguh, Allah Maha pengampun, maha
penyayang. Q.S Al- Baqarah : 172-173.

Makna mufradat (kosa kata)


:

Kata thayyibat merupakan jamak dari

thayyibah. Kata dasarnya adalah thaba, yang secara


harfiah

diartikan

kepada

baik

Al-Isfihani

mengatakan, pada dasarnya kata thayyib bermakna


sesuatu yang dirasakan lezat oleh indra dan jiwa.
Akan tetapi, makanan yang baik menurut syara
berarti sesuatu yang boleh dimakan, baik dari zat,
ukuran maupun tempat.

: Kata al-mayyitah berasal dari kata mata
yang

berarti

mati

atau

diam.

Dua

makna

ini

mempunyai kesamaan arti, mati itu berarti diam dan


diam itu berarti mati atau serupa dengan mati.
Sebab sesuatu yang mati juga sesuatu yang tidak
bergerak. Berdasarkan makna ini, kata mayyitah
diartikan pula kepada bangkai, yaitu binatang yang
mati dengan tidak disembelih. Akan tetapi, yang
dimaksud dengan al-mayyitah dalam ayat ini adalah
binatang yang mati tanpa sembelihan syara.
:

Secara

harfiah,

al-ihlal

berarti

mengangkat suara. Dalam ayat ini diartikan kepad


menyembelih binatang dengan menyebut selain
Allah. Ayat ini menggambarkan kebiasaan orang
musyrik

ketika

menyembelih

binatang,

mereka

mengangkat suara dengan menyebut lata dan uzza.

: Kata berasal dari kata bagha, yang berarti


mencari kejahatan.
: Kata ini berasal dari kata udwan, yang
berarti melampaui batas.

Kosa Kata Sulit


-

: makanlah

:
yang
baik

: menyembah

: bangkai

:darah

: daging

:
menginginkannya
: melampaui batas

babi

Penjelasan Pada Ayat Q.S Al-Baqarah 172


Ayat ini mengajarkan kepada orang-orang mukmin agar
memakan

makanan yang thayyibat, yaitu halal, suci,

dan disenangi. Makanan yang halal itu merupakan


nikmat Allah. Oleh karena itu, orang-orang mukmin
diperintahkan mensyukuri nikmat tersebut. Mensyukuri
nikmat

merupakan

keyakinan

bukti

kemapanan

iman

dan

terhadap Allah. Dan makannya orang

beriman bukanlah soal perut berisi. Tetapi makan buat


menguatkan badan, , yang dengan badan kuat dan
sehat itu, pikiranpun terbuka dan syukur kepada Tuhan
bertambah mendalam.

Penjelasan Q.S Al-Baqarah : 173


Didalam ayat ini menegaskan bahwa Allah SWT. Tidak
ada larangan untuk semua makanan. Akan tetapi, ada
pengecualiannya yaitu bangkai dan darah, daging babi

dan hewan yang disembelih untuk yang selain Allah,


kecuali terpaksa.
Dan apabila kita memakan makanan yang haram ia
dapat pula berdampak terhadap anak atau keturunan
pemakannnya bahkan berpengaruh terhadap tingkah
laku sipemakan. Sebab, jika ia memakan makanan yang
haram, makanan tersebut akan diproses menjadi bibit
keturunannya.
Danmengenai darah dan bangkai, ada darah dan
bangkai yang di kategorikan tidak haram,ada sebuah
Sabda Rasulullah dengan tegas menjelaskan, ada 2 jenis
darah dan bangkai yang tidak termasuk dalam kategori
haram, yaitu bangkai ikan, bangkai belalang, hati dan
limpa, hadis itu ialah :
dihalalkan bagi kita 2 jenis bangkai dan dua jenis
darah, bangkai ikan, bangkai belalang, hati dan limpa
(HR.Ahmad).

3. Jenis-jenis makanan dan minuman yang dihalalkan


Menurut Islam, hukum asal semua makanan dan minuman
adalah halal, kecuali apabila agama mengatakan haram.
Dengan kata lain, semua jenis makanan halal dikonsumsi,
kecuali ada ayat Al-Quran dan hadist yang menyatakan
haram.

4. Manfaat Makanan Halal


Keberadaan manusia didunia ini dikehendaki oleh Allah
SWT.sebagai penciptanya. Allah SWT telah memberlakukan
aturan-aturan bagi makhluknya, termasuk manusia. Salah
satu aturannya ialah manusia dapat bertahan hidup karena
makan, minum dan bernafas. Dengan demikian, dapat

diketahui bahwa manfaat dihalalkannya makanan antara


lain seperti berikut :
a.) Manusia dapat bertahan hidup didunia sampai batas
yang ditentukan Allah SWT
b.) Manusia dapat mencapai ridho Allah SWT dalam hidup.
c.) Manusia dapat memiliki akhlak karimah karena
makanan halal mempengaruhi watak dan perangai
manusia.

BAB 3
PENUTUP
1. Kesimpulan
Makanan halal maksudnya makanan yang diperoleh dari
usaha yang diridhoi Allah. Sedangkan makanan yang baik
adalah yang bermanfaat bagi tubuh, atau makanan bergizi.
Makanan yang enak dan lezat belum tentu baik untuk
tubuh, dan boleh jadi makanan tersebut berbahaya untuk
kesehatan.
2. Saran dan kritikan
Apabila terdapat kesalahan mohon kritik dan sarannya

DAFTAR PUSTAKA
Yusuf, Kadar M, 2013 tafsir ayat ahkam tafsir tematik ayat-ayat
hukum , Amzah.
H.Fachruddun Hs, 1998, ensiklopedia Al-Quran rineka cipta
Prof. Dr. Hamka, 2000 tafsir Al-Azhar pustaka panjimas, Jakarta
Internet blog raihan rifkiansyah, 27 september 2016, selasa

Anda mungkin juga menyukai