Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

“Makan Dan Minum Dalam Islam”


Disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Pengantar Agama Islam
Dosen Pengampu : Drs. H. Ahmad Hamid M.Pd

Disusun Oleh :

Afifah Salma 13230001


Amanda Farisyatul 13230002
Devy Salaysyah Anjani 13230008
Muhammad Rozan Tsakif 13230007

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH PEMALANG
TAHUN AKADEMIK 2023/2024
Jl. DI Pandjaitan Km 3, Paduraksa, Kecamatan Pemalang, Kabupaten Pemalang,
Provinsi Jawa Tengah 52319
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga dengan izin dan ridha-Nya Kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Makan dan Minum Dalam Islam” dapat
terselesaikan dengan baik.
Selanjutnya kami ucapkan terimakasih kepada Bapak Drs. H. Ahmad Hamid
M.Pd selaku Dosen Pengantar Agama Islam dan kepada seluruh sahabat-sahabat
seperjuangan yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini, Kami menyadari berbagai kelemahan,
kekurangan dan keterbatasan yang ada, sehingga masih banyak kemungkinan
terjadinya kekeliruan dan kekurangan dalam penulisan dan penyajian makalah ini. Oleh
Karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca untuk
menyempurnakan makalah ini.
Pada akhirnya kami berharap setelah membaca makalah ini, kita dapat lebih giat
dan termotivasi untuk senantiasa meningkatkan ibadah kita.

Pemalang, 11 November 2023

Kelompok 3

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................ 1

C. Tujuan ............................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 2

A. Makan dan Minum yang Haram dalam Islam .................................... 2

B. Hukum Islam tentang Makan dan Minum sambil Berdiri …… ......... 6

C. Etika Makan dan Minum yang sesuai anjuran Rasulullah SAW …… 7

BAB III PENUTUP ........................................................................................ 8

A. Kesimpulan .................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 9

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebagai seorang muslim yang ingin mendekatkan diri, atau berusaha untuk taat
kepada Allah Sang Maha Pencipta, tentulah kita harus menjalankan ibadah kepada
Allah, baik itu yang wajib maupun yang sunnah agar Allah ridho kepada kita. Namun
ada hal lain yang tak boleh kita abaikan dalam usaha memperoleh ridho Allah, yaitu
makanan dan minuman.
Dalam Islam halal dan haram telah ditentukan dengan jelas, banyak sekali ayat
Al-Qur'an dan Al-Hadis yang membahas hal tersebut. Dengan demikian,
mengkonsumsi makanan dan minuman yang halal merupakan suatu kewajiban bagi
umat Islam. Apabila makanan dan minuman kita terjaga dari yang diharamkan Allah,
atau dengan kata lain kita hanya makan atau mengkonsumsi yang dihalalkan Allah,
niscaya ridho Allah itu tidak mustahil kita peroleh jika kita taat kepada-Nya. Tetapi
sebaliknya, meskipun kita taat, namun kita makan dan minum dari yang haram yang
bukan karena udah, maka akan sia-sialah usaha kita. Untuk itu, makalah ini disusun
untuk mengupas tentang makanan dan minuman yang halal dan yang haram dalam
Islam.

B. Rumusan Masalah
1) Apa saja Makan dan Minum yang Haram dalam Islam?
2) Bagaimana Hukum Islam tentang Makan dan Minum sambil Berdiri?
3) Bagaimana Etika Makan dan Minum yang sesuai anjuran Rasulullah SAW?

C. Tujuan Penulisan
1) Untuk Mengetahui Makan dan Minum yang Haram dalam Islam
2) Untuk Mengetahui Hukum Islam tentang Makan dan Minum sambil Berdiri
3) Untuk Mengetahui Etika Makan dan Minum yang sesuai anjuran Rasulullah SAW

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. MAKAN DAN MINUM YANG HARAM DALAM ISLAM


1. Makanan yang Haram dalam Islam

Allah SWT menghalalkan makanan dan minuman yang bermanfaat bagi manusia
dan sebaliknya Allah mengharamkan makanan dan minuman yang membahayakan bagi
manusia. Makanan dan minuman yang dikonsumsi seseorang dapat berpengaruh bagi
jiwa seseorang dan mengganggu ibadah karena makanan dan minuman haram adalah
salah satu perangkap setan untuk menjauhkan manusia dari Allah SWT. Sebenarnya
hukum asal makanan baik yang berasal dari hewan maupun tumbuhan, adalah halal
berdasarkan firman Allah SWT berikut :

ِ ٰ ‫ت ِل ِع َبادِه اَخ َر َج الَّتِى‬


‫ّللا ِزينَةَ َح َّر َم َمن قُل‬ َّ ‫قؕ مِنَ َوال‬
ِ ‫ط ِي ٰب‬ ِ ‫الرز‬ِ ‫ِى قُل‬ َ ‫صة الدُّن َيا ال َح ٰيو ِة فِى ٰا َمنُوا ِل َّلذِينَ ه‬
َ ‫خَا ِل‬
‫َص ُل ك َٰذلِكَ ال ِق ٰي َم ِةؕ يَّو َم‬
ِ ‫ت نُف‬ ٰ ‫ يَّعلَ ُمو َن ِلقَوم‬٣٢
ِ ‫اۡل ٰي‬

Artinya : Katakanlah (Muhammad), “Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari


Allah yang telah disediakan untuk hamba-hamba-Nya dan rezeki yang baik-baik ?
Katakanlah, “Semua itu untuk orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia, dan
khusus (untuk mereka saja) pada hari kiamat. Demikianlah kami menjelaskan ayat-ayat
itu untuk orang-orang yang mengetahui. ” (QS. Al-Araf ayat 32) Begitu juga yang
dinyatakan oleh ulama imam Syafii berikut : “Hukum asal makanan dan minuman
adalah halal, kecuali apa yang diharamkan oleh Allah dalam Al-Qur’an- Nya atau
melalui lisan Rasulullah Karena apa yang diharamkan oleh Rasulullah sama dengan
pengharaman (dari) Allah.”

Ada beberapa sebab suatu makanan dan minuman menjadi haram menurut
Syekh Abu Malik Kamal Bin As-Sayyid Salim dalam kitabnya Shahih Fiqih Sunnah
menyebutkan bahwa makanan dan minuman menjadi haram karena salah satu dari lima
sebab berikut :

a) Membawa mudharat pada badan dan akal.

2
b) Memabukkan. Merusak akal, dan menghilangkan kesadaran (seperti khamar dan
narkoba).
c) Najis atau mengandung najis.
d) Menjijikkan menurut pandangan orang kebanyakkan yang masih lurus fitrahnya.
e) Tidak diberi izin oleh syariat karena makanan atau minuman tersebut milik orang
lain. Artinya haram mengkonsumsinya tanpa seizin pemiliknya.

1) Jenis Makanan Haram


a) Bangkai
Yaitu hewan yang mati tanpa memalui proses penyembelihan yang
Syar’i. Dalil pengharaman bangkai adalah Firman Allah SWT dalam Surat
Al-An’am ayat 145 :
‫ى َما ا فِى أ َ ِجد ُ َّ ا‬
‫ۡل قُل‬ ُ َّ ‫علَ ٰى ُم َح َّرما ِإ َل‬ ْ ‫ۡل َي‬
َ ُ ‫ط َع ُم اهۥ‬ ‫أ َ ْو َّم ْسفُوحا دَما أ َ ْو َم ْيت َة َيكُونَ أَن ِإ َّ ا‬
َ ِ‫ى أوح‬ َ ‫طاعِم‬
ِ ِ‫ّلل ِلغَي ِْر أ ُ ِه َّل ِفسْقا أ َ ْو ِرجْس فَإِنَّهۥُ خ‬
‫نزير لَ ْح َم‬ ِ َّ ‫ضطُ َّر فَ َم ِن ؕ ِب ِهۦ ٱ‬ ْ ‫غي َْر ٱ‬ َ ‫عاد َو َۡل َباغ‬ َ ‫غفُور َربَّكَ فَإ ِ َّن‬َ
‫َّرحِ يم‬
Artinya: Katakanlah : “Tidak kudapati di dalam apa yang diwahyukan
kepadaku, sesuatu yang diharamkan memakannya bagi yang ingin
memakannya, kecuali daging hewan yang mati (bangkai), darah yang
mengalir, daging babi karena sesungguhnya semua itu kotor atau hewan
yang disembelih bukan atas (nama) Allah. (QS. Al-An’am : 145)
Termasuk kategori bangkai adalah setiap hewan yang mati secara tidak
wajar, tanpa disembelih secara syar’i, yakni :
I. Al-Munkhaniqah, yaitu hewan yang mati karena tercekik.
II. Al-Mauqudzah, yaitu hewan yang mati karena dipukul.
III. cAl-Mutaraddiyah, yaitu hewan yang mati karena terjatuh dari
tempat yang tinggi.
IV. An-Nathihah, yaitu hewan yang ditanduk oleh hewan lain lalu mati.

Jika suatu hewan mati karena salah satu dari kelima sebab diatas, maka
haram memakannya. Kecuali jika masih hidup dan sempat disembelih, maka
ia menjadi halal. Dalil larangan untuk hewan yang mengalami kelima
kondisi diatas dijelaskan dalam surah Al-Maidah ayat 3 :

َ ُ‫ير َولَ ْح ُم َوٱلدَّ ُم ٱ ْل َم ْيتَة‬


ْ ‫علَ ْيكُ ُم ُح ِر َم‬
‫ت‬ ِ ‫نز‬ ِ ِ‫ّلل ِلغَي ِْر أ ُ ِه َّل َو َما ا ٱ ْلخ‬ِ َّ ‫أ َ َك َل َو َما ا َوٱلنَّطِ ي َحةُ َوٱ ْل ُمت ََر ِديَةُ َوٱ ْل َم ْوقُوذَة ُ َوٱ ْل ُم ْن َخنِقَةُ بِ ِهۦ ٱ‬
‫سبُ ُع‬َّ ‫علَى ذُبِ َح َو َما ذَ َّك ْيت ُ ْم َما إِ َّۡل ٱل‬ َ ‫ب‬ ِ ‫ص‬ ُ ُّ‫ؕ فِسْق ٰذ َ ِلكُ ْم ؕ بِٱ ْْل َ ْز ٰلَ ِم ت َ ْست َ ْق ِس ُموا َوأَن ٱلن‬

3
Artinya : Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging
hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul,
yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat
kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk
berhala. Dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah, (mengundi
nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan.. (QS. Al-Maidah : 3)

b) Darah yang Mengalir


Tidak halal mengkonsumsi darah yang dialirkan atau ditumpakan. Hal ini
berdasarkan Firman Allah pada Surat Al-An’am ayat 146 :
َ ُ‫َوٱلدَّ ُم ٱ ْل َم ْيتَة‬
ْ ‫علَ ْيكُ ُم ُح ِر َم‬
‫ت‬
Artinya : “Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, ... “ (QS. Al-Maidah
ayat 3).
Adapun darah yang sedikit semisal yang tersisa pada daging sembelihan,
maka hal itu dimaafkan. Selain itu dikecualikan pula hati dan limpa,
sebagaimana dalam atsar Ibnu Umar yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan
Ahmad, “Telah dihalalkan untuk kita dua macam bangkai dan dua macam darah.
Dan adapun dua macam darah adalah hati dan limpa.” (Diriwayatkan oleh Ibnu
Majah dan Ahmad).

c.) Daging Babi

Penyebutan daging mencakup seluruh bagian tubuhnya, baik daging, lemak,


tulang, rambut, dan sebagainya. “Tidak ada perselisihan diantara ulama tentang
haramnya babi : dagingnya, lemaknya, dan seluruh bagian tubuhnya”, demikian
penegasan Penulis kitab Shahih Fiqih Sunnah. Ini termasuk dalam kaidah
“dzikrul ba’dh yuradu bihil kull”, Menyebutkan sebahagian, tapi yang
dimaksud adalah keseluruhan. Jadi hanya disebutkan daging, yang dimaksud
seluruh bagian tubuh babi. Karena biasanya yang dimakan dari hewan adalah
dagingnya.

d.) Hewan yang Disembelih Tanpa Menyebut Nama Allah atau Menyebut nama
Selain Allah
‫علَ ْي ِه ٱّللَّ ِ ٱ ْس ُم يُذْك َِر لَ ْم ِم َّما ت َأْكُلُوا َو َۡل‬
َ ُ ‫ؕ لَ ِفسْق َوإِنَّهۥ‬

4
Artinya : “Dan janganlah kamu memakan -hewan-hewan- yang tidak disebut
nama Allah saat menyembelihnya. Sesungguhnya perbuatan semacam itu
termasuk kefasikan”. (QS. Al-An’am : 121).

2. Minuman yang Haram dalam Islam


Pada dasarnya semua minuman yang dikonsumsi manusia adalah halal namun
dapat menjadi haram hukumnya disebabkan oleh kondisi tertentu. Minuman haram
adalah minuman yang dilarang diminum oleh umat islam karena mudharatnya lebih
besar dari manfaatnya. Minuman yang diharamkan dalam islam dapat dikarenakan
sifatnya maupun dzatnya. Seseorang yang minum minumam haram tentunya berdosa
dan dapat menyebabkan berbagai masalah. Minuman tersebut haram dikarenakan
beberapa sebab diantaranya adalah :
a) Dikonsumsi secara berlebihan dan Allah SWt tidak menyukai hal-hal yang
melampaui batas.
b) Memabukkan dan dapat menghilangkan akal atau kesadaran seseorang.
c) Termasuk zat najis atau kotoran yang diharamkan.
d) Merupakan hak orang lain yang tidak boleh diminum sembarangan tanpa izin orang
yang memilikinya.
e) Menjijikkan dan tidak sepantasnya dikonsumsi oleh manusia.
f) Mambahayakan kesehatan maupun nyawa manusia jika dikonsumsi.

1) Jenis Minuman Haram


a) Minuman yang berasal dari Darah
Darah adalah salah satu jenis Makanan atau Minuman yang diharamkan
untuk diminum. Seperti halnya beberapa orang yang gemar minum darah
Binatang seperti ular dan sebagainya dengan alasan Kesehatan atau untuk
menyebuhkan suatu penyakit. Hal ini sesuai dengan Firman Allah SWT
dalam Surat Al-An’am ayat 145 :
‫ى َما ا فِى أ َ ِجد ُ َّ ا‬
‫ۡل قُل‬ ُ َّ ‫علَ ٰى ُم َح َّرما ِإ َل‬ ْ َ‫ۡل ي‬
َ ُ ‫ط َع ُم اهۥ‬ ‫أ َ ْو َّم ْسفُوحا دَما أ َ ْو َم ْيت َة يَكُونَ أَن ِإ َّ ا‬
َ ِ‫ى أوح‬ َ ‫طاعِم‬
ِ ِ‫ّلل ِلغَي ِْر أ ُ ِه َّل فِسْقا أ َ ْو ِرجْس فَإِنَّهۥُ خ‬
‫نزير لَ ْح َم‬ ِ َّ ‫ضطُ َّر فَ َم ِن ؕ ِب ِهۦ ٱ‬ ْ ‫غي َْر ٱ‬ َ ‫عاد َو َۡل َباغ‬ َ ‫غفُور َربَّكَ فَإ ِ َّن‬َ
‫َّرحِ يم‬

Artinya : Katakanlah, “Tidak kudapati di dalam apa yang diwahyukan


kepadaku, sesuatu yang diharamkan memakannya bagi yang ingin

5
memakannya, kecuali daging hewan yang mati (bangkai), darah yang
mengalir, daging babi karena sesungguhnya semua itu kotor atau hewan
yang disembelih bukan atas (nama) Allah. Tetapi barang siapa terpaksa
bukan karena menginginkan dan tidak melebihi (batas darurat) maka
sungguh, tuhanmu maha pengampun, maha penyayang. (QS. Al-An’am :
145).
b) Minuman Keras atau Khamr
Minuman keras yang dimaksud dalam jenis minuman ini adalah
minuman yang mengandung alkohol dan diharamkan dalam islam segala
minuman yang memabukkan. Sebagaimana yang disebutkan dalam hadis
Nabi yang artinya : “Semua yang memabukkan adalah khamar dan semua
khamar adalah haram.” (HR. Muslim)
c) Minuman yang membahayakan diri
Minuman yang membahayakan diri adalah minuman yang dicampur
racun atau zat yang dapat membahayakan nyawa misalnya saat seseorang
meminum racun dan mencoba menyakiti dirinya sendiri atau melakukan
usaha untuk bunuh diri sementara perbuatan tersebut dikutuk Allah SWT.
Seperti yang disebutkan dalam hadits berikut ini : “Tidak boleh melakukan
perbuatan yang dapat membahayakan diri sendiri dan orang lain”.
d) Minuman yang diambil dari orang lain tanpa izin
Minuman yang diperoleh dari mencuri atau menipu atau minuman yang
dibeli dengan harta yang tidak halal seperti harta korupsi atau riba adalah
haram diminum meskipun minuman tersebut dzat asalnya adalah halal.
Seperti yang disebutkan dalam Al-Qur’an berikut ini : “Wahai orang-orang
yang beriman ! Janganlah kalian saling memakan harta sesama kalian
dengan jalan yang batil (tidak benar)” (QS. An-Nisa : 29)
e) Minuman yang tercampur Najis
Najis adalah kotoran dan minuman yang mengandung najis haram
hukumnya untuk dikonsumsi oleh umat islam. Semua hal yang najis haram
hukumnya seperti darah dan bangkai namun segala yang haram belum tentu
najis misalnya ganja atau obat-obatan terlarang.

B. HUKUM ISLAM TENTANG MAKAN DAN MINUM SAMBIL BERDIRI

6
Dalam masyarakat kita terdapat suatu norma bahwa minum sambil berdiri
adalah suatu perbuatan tercela. Namun hal itu berangsur-angsur terkikis oleh arus
modernisasi. Ada Dalil yang tidak memperbolehkan Makan dan Minum sambil Berdiri
dan ada juga Dalil yang memperbolehkan Makan dan Minum sambil Berdiri. Berikut
Dalil yang tidak memperbolehkan Makan dan Minum sambil Berdiri :
“Dari Anas dari Nabi shallallaahu „alaihi wa sallam : Bahwasannya beliau melarang
seseorang minum sambil berdiri. Qatadah berkata : Kami bertanya : Bagaimana dengan
makan (sambil berdiri) ?. Beliau menjawab : “Hal itu lebih buruk dan menjijikkan (HR.
Muslim).
Berikut Dalil yang memperbolehkan Makan dan Minum sambil Berdiri :
”Dari An-Nazzaal ia berkata : Ali bin Abi Thalib radliyallaahu ‘anhu mendatangi pintu
ar-Rahbah membawa air kemudian meminumnya sambil berdiri. Kemudian ia bekata :
“Sebagian orang tidak suka minum sambil berdiri, padahal aku melihat Nabi
shallallaahu ‘alaihi wa sallam melakukannya sebagaimana engkau melihatku
melakukannya barusan” (HR. Al- Bukhari)

C. ETIKA MAKAN DAN MINUM YANG SESUAI ANJURAN RASULULLAH


SAW
1. Membaca Basmalah sebelum Makan
2. Menggunakan Tangan Kanan
3. Bersikap Sederhana dan Tidak Berlebih-Lebihan Ketika Makan
4. Memulai Makan Dari Yang Dekat Dan Tidak Memenuhi Mulut Dengan Makanan
Yang Banyak
5. Disunnahkan untuk makan secara berjamaah dan tidak berpencar sendiri-sendiri
6. ketika makan berjamaah dalam satu tempat makan maka jangan mengembalikan
apa yang tersisa ditangan ke tempat makan,
7. Tidak mengeluarkan suara keras ketika mengunyah makanan, karena hal itu
mengganggu orang lain.
8. Jangan mengawasi dan melihat-lihat orang yang sedang makan, karena hal itu
mengganggu perasaan mereka, dan mengurangi selera makan
9. Tidak menyisakan makanan dipiring bahkan kita dianjurkan untuk membersihkan
tangan dan jari-jari kita dengan mulut ketika selesai makan,
10. Membaca hamdalah dan doa setelah makan. Inilah beberapa anjuran Rasulullah
SAW tentang etika makan dan minum.

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan mengenai etika makan dan minum dalam Al-Qur’an


perspektif tafsir Al-Azhar karya Buya Hamka (Studi Tafsir Tematik) dalam
beberapa bab di atas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Dalam Al-
Qur’an setidaknya ada 6 ayat yang berbicara tentang etika makan dan minum
yang meliputi beberapa hal diantaranya sebagai berikut: (1). Q.S Al-Baqarah:
60. (2). Q.S Al-Baqarah: 187. (3). Q.S Al-A’raf: 31. (4). Q.S At-Tur: 19. (5).
Q.S AlHaqqah: 24. (6). Q.S Al-Mursalat: 43. 2. Penafsiran Buya Hamka tentang
etika makan dan minum menjelaskan bahwa sebuah perintah yang diberikan
oleh Allah SWT kepada hambanya untuk selalu memperhatikan persoalan
makanan. 3. Nilai kontekstualisasi etika makan dan minum dalam tafsir
AlAzhar menurut Buya Hamka pada zaman sekarang yakni jangan melakukan
perbuatan yang buruk dalam hal etika makan dan minum seperti halnya
perbuatan yang berlebihan-lebihan perihal makanan. Untuk itu dalam
merealisasikan sebuah nilai kontekstualisasi dari pada berlebih-lebihan maka
sebaikanya di sedekahkan bagi orang-orang yang mebutuhkan.

8
DAFTAR PUSTAKA

Aksara, 1993. Adnan, Hasan. Tanggung jawab Ayah Terhadap Anak Laki-Laki.
Jakarta
Gema Insani Press, 1996. Akmal, T. Azhari. Tafsir Ayat-Ayat Ekonomi Sebuah
Eksplorasi Melalui Kata-Kata Kunci Dalam Al-Qur’an. Bandung:
Citapustaka

PT Kansius. 2013. Chamami, Rikza. Studi Islam Kontemporer. Semarang

pustaka riski putra, 2002. Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam. Jakarta

Pt Ihktiar Baru Van Hoeve. 1993. Fajar, M. Arif. "Makanan Sehat dalam Al- Qur’an
Perpektif Buya Hamka.” Skripsi, Universitas Islam Negeri

Anda mungkin juga menyukai