Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PUASA

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Kelompok


Mata Kuliah Fiqih

Dosen: Romyzal M.Pd.I

Disusun oleh:
Adinda 12310721083
Dwi Afiqa 12310723230
Nabila Yasmin 12310721227

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA IB


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS UIN SUSKA RIAU
TAHUN AJARAN 2023/2024

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikumWarahmatullahiWabarakatuh.

ُ‫ َم ْن َي ْه ِد ِه هللا‬،‫ت أ َ ْع َما ِلنَا‬ َ ‫ش ُر ْو ِر أ َ ْنفُ ِسنَا َومِ ْن‬


ِ ‫س ِيئ َا‬ ِ َّ ِ َ‫ِإ َّن ْال َح ْمد‬
ِ ‫ َونَعُوذُ ِبا‬،ُ‫َلِل نَحْ َمدُهُ َونَ ْست َ ِع ْينُهُ َونَ ْست َ ْغف ُِره‬
ُ ‫هلل مِ ْن‬
َ ‫ َوأ َ ْش َهدُ أ َ َّن ُم َح َّمدًا‬،ُ‫ِي لَهُ أ َ ْش َهدُ أ َ ْن الَ إِلَهَ إِالَّ هللاُ َوحْ دَهُ الَش َِريْكَ لَه‬
ُ‫ع ْبدُه‬ َ ‫ضل ِْل فَالَ هَاد‬ ْ ُ‫ض َّل لَهُ َو َم ْن ي‬ ِ ‫فَالَ ُم‬
ُ‫ أ َ َّما بَ ْعد‬،.ُ‫س ْولُه‬
ُ ‫َو َر‬

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan Rahmat serta Hidayah-
Nya, sehingga kita masih dalam keadaan sehat. Dan khususnya, kami bisa
menyelesaikan Makalah ini yang berjudul “Puasa” tepat pada waktu yang telah
ditentukan.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada
mata kuliah Fiqih yang bertujuan untuk menambah wawasan tentang Puasa.

Pada kesempatan ini, saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Romyzal
M.Pd.I selaku Dosen Fiqih yang telah memberikan bimbingan dan pengajaran
yang selama mata kuliah Fiqih ini.

Makalah ini tentunya jauh dari kata sempurna tapi kami tentunya bertujuan
untuk menjelaskan atau memaparkan poin-poin di makalah ini, sesuai dengan
pengetahuan yang kami peroleh, baik dari buku maupun sumber-sumber yang
lain. Semoga semuanya memberi manfaat bagi kita. Jika ada kesalahan tulisan
atau kata-kata dalam makalah ini, kami mohon maaf sebesar-besarnya.

Pekanbaru, 13 September 2023

Kelompok 4

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii


DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii
BAB I .................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN.............................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2 RumusanMasalah .................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan ..................................................................................... 2
1.4 Manfaat Penulisan ................................................................................... 2
BAB II ................................................................................................................ 3
PEMBAHASAN ................................................................................................ 3
2.1 Definisi Puasa ........................................................................................... 3
2.2 Rukun Puasa ............................................................................................ 4
2.3 Syarat Wajib Puasa ................................................................................. 5
2.5 Landasan Hukum Puasa ......................................................................... 7
2.6 Hikmah Berpuasa .................................................................................. 10
2.7 Keutamaan Berpuasa ............................................................................. 11
BAB III ............................................................................................................. 13
PENUTUP ........................................................................................................ 13
3.1 Kesimpulan ............................................................................................ 13
3.2 Saran ....................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Agama Islam adalah agama yang rahmatanlil’aalamiin, mempunyai syariat


yang harus dilaksanakan oleh pemeluknya. Kewajiban bagi umat Islam untuk
menjalankan syariat tersebut tentunya terdapat banyak hikmah di dalamnya. Semua
yang diciptakan oleh Allah swt. tidak ada yang sia-sia. Demikian pula dengan
urusan ibadah dan muamalah, baik yang diperintah maupun yang dilarang, semua
mengandung hikmah meskipun di antara hikmah-hikmah tersebut belum terungkap
oleh manusia. Salah satu ibadah yang mengandung banyak hikmah adalah ibadah
puasa.

Puasa Telah dilakukan sejak zaman dahulu, tidak hanya oleh orang-orang
muslim saja tapi juga oleh orang-orang yang non islam dengan cara masing-masing
sesuai dengan agama yag di percayainya. Karena puasa memiliki manfaat yang
positif bagi kesehatan Jasmani dan rohani.

Puasa merupakan salah saturukun Islam yang dilaksanakan oleh kaum


muslimin di seluruh dunia. Allah swt. telah mewajibkannya kepada kaum yang
beriman, sebagai mana telah diwajibkan atas kaum sebelum Muhammad saw. Puasa
merupakan amal ibadah klasik yang telah diwajibkan atas setiap umat-umat
terdahulu.

Ibadah puasa merupakan ibadah yang diperintahkan Allah swt. Kepada seluruh
agama langit yang pernah hadir di muka bumi ini. Tidak mengherankan apabila
puasa telah dipraktikkan oleh manusia sepanjang sejarah peradabannya, terlepas
dari perbedaan tata cara pelaksanaannya. Di samping itu, puasa juga telah dilakukan
manusia dengan berbagai motivasi yang berbeda. Ada orang yang berpuasa untuk
memperoleh kesehatan, mengurangi berat badan, mendapatkan ilmu tertentu
bahkan lebih jauh dari itu ada yang berpuasa untuk mencapai kedalaman spiritual
dengan mensucikan jiwa dari kecenderungan hawa nafsu.

1
1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah pengertian dari puasa?


2. Apa saja rukun dan syarat sah puasa?
3. Apa landasan hukum puasa?
4. Hikmah dan keutamaan puasa?

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk menjelaskan pengertian dari puasa


2. Untuk menjelaskan rukun dan syarat sah puasa
3. Untuk menjelaskan landasan hukum puasa
4. Untuk menjelaskan hikmah dan keutamaan puasa

1.4 Manfaat Penulisan

Adapun manfaat penulisan dari makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengertian dari puasa


2. Untuk mengetahui rukun dan syarat sah puasa
3. Untuk mengetahui landasan hukum puasa
4. Untuk mengetahui hikmah dan keutamaan puasa

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Puasa

Puasa berasal dari Bahasa arab yaitu Shaum (‫ص ْو َم‬


َ ) yang memiliki makna
"menahan" atau Ash-shiyâm ( ‫الص َيا ُم‬
ِ ) yang berarti menahan diri dari segala sesuatu.
Pengertian lain menjelaskan bahwa puasa adalah menahan diri dari sesuatu yang
membatalkan, satu hari lamanya dari terbit fajar sampai terbenam matahari dengan
niat dan beberapa syarat.

Sedangkan menurut istilah puasa adalah menahan diri dari makan, minum,
hubungan seksual suami istri dan segala yang membatalkan sejak dari terbit fajar
hingga terbenam matahari dengan niat karena Allah SWT.

Menurut syariat Islam adalah suatu amalan ibadah yang dilakukan dengan
menahan diri dari segala sesuatu seperti makan, minum, perbuatan buruk maupun
dari yang membatalkan puasa mulai dari terbitnya fajar hingga terbenamnya
matahari yang disertai dengan niat karena Allah SWT, dengan syarat dan rukun
tertentu.

Menurut Muhammad Asad, puasa adalah the obstinence of speech


memaksakan diri untuk tidak bercakap-cakap dengan perkataan yang negatif,
contohnya seperti memfitnah, berbohong, mencaci maki, berkata-kata tidak pantas,
mengadu domba dan sebagainya.

Menurut Hasbi Ash Shiddieqy, puasa bisa menjadikan orang mampu


membiasakan diri untuk dapat bersifat dengan salah satu dari sifat Allah swt, sifat
tidak makan minum meskipun untuk sementara waktu, sekaligus dapat
menyerupakan diri dengan orang-orang yang muroqobah.

MenurutSyeikh Mansur Ali Nashif, puasa dapat menjadi benteng dan


pemelihara dari perbuatan-perbuatan maksiat. Dikatakan demikian karena puasa
dapat menghancurkan nafsu syahwat, bahkan dapat memelihara dari pelakunya
dari api neraka.

3
Perintah berpuasa ini terdapat pada Padaayat 183 surah Al Baqarah, yaitu:

ََ َّ‫علَى َّ الذِينَ مِ ْن قَ ْبْ ََ ِل ُك ْم ل َعََ َّ ل ُك ْم تت‬


َ ‫ب‬ ِ ‫الصيَا ُم َك َما ُك‬
َ ‫ت‬ ِ ‫ْيََ ُك ُم‬
ْ ‫ع َل‬
َ ‫ب‬ ِ ‫نوا ُك‬
َ ‫ت‬ ُ ‫يَا أ يَ َها َّ الذِينَ آ َم‬
َ‫قون‬
ُ

"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagai mandi
wajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa." (QS. Al Baqarah:
183)

Rasulullah saw juga bersabda yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim yaitu:

‫ب ِه‬ ْ ‫غف َِر َل ههُ َما تقَ ََ دَّ َم مِ ْن‬


ِ ََ‫ذن‬ ُ ‫ابًَ ا‬ ِ ْ‫ضانَ إيِ َمانًا َواح‬
َ ََ‫تس‬ َ ‫ام َر َم‬
َ ‫ص‬َ ‫َم ْن‬

Dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu., Nabi SAW bersabda: “Barang siapa yang
melaksanakan puasa Ramadhan dengan keimanan dan keikhlasan, maka diampuni
dosanya yang telah berlalu”. (Hadis Shahih, riwayat al-Bukhari: 37 dan Muslim:
1266).

2.2 Rukun Puasa

1. Niat puasa

Niat adalah penegasan status fardu dari ibadah puasa Ramadhan. Hal ini
menunjukkan kejelasan adanya ibadah, bukan hanya sekadar kehendak
menunaikannya.

Menurut ulama MazhabSyafi'i, setiap orang yang hendak berpuasa disunahkan


untuk melafalkan bacaan niatnya. Bacaan niat puasa Ramadan adalah sebagai
berikut:

‫َََ الس َنَ ِة َِِ تِ َعََ الَى‬ ‫ان ه ِذ ِه‬


ِ ‫ض‬َ ‫ش ْه ِر َر َم‬ ِ ‫ع ْن أدَاَءِ فَ ْر‬
َ َ ‫ض‬ َ ‫ص ْو َم‬
َ ‫غ ٍد‬ َ ُ‫َن ََوََ ْيْت‬

"Nawaitu saumaghadin an'adai fardisyahri ramadhani hadzihi sanati lillahita'ala."

Artinya: "Saya niat berpuasa esok hari untuk menunaikan fardhu di bulan Ramadan
tahun ini, karena Allah Ta'ala."

2. Menahan diri dari pembatal-pembatal puasa

4
Rukun kedua dalam ibadah puasa sebagai mana definisinya, yakni menahan
diri dari segala hal yang dapat membatalkan sejak terbit fajar (waktusubuh) hingga
terbenamnya matahari (magrib) dengan niat karena Allah SWT. Terdapat beberapa
hal yang membatalkan puasa, seperti makan-minum, hubungan suami-istri di siang
hari, muntah disengaja, keluar mani disengaja, haid, nifas, serta murtad keluar dari
islam.

2.3 Syarat Wajib Puasa

Syarat wajib puasa adalah segala sesuatu yang menyebabkan seseorang


diwajibkan melakukan puasa. Muslim yang belum memenuhi syarat wajib puasa
maka dia belum dikenai kewajiban untuk mengerjakan puasa wajib. Adapun yang
termasuk syarat wajib puasa antara lain:

1. Beragama Islam
Pertama yang harus dipenuhi adalah beragama Islam. Umat Islam wajib
hukumnya menjalankan ibadah puasa selama bulan Ramadhan. Sebagaimana
disebutkan dalam Al Quran, bahwa seruan untuk berpuasa ditujukan kepada orang-
orang yang beriman. Para ulama sepakat, orang yang tidak beragama Islam tidak
diwajibkan untuk berpuasa.
2. Balig
Syarat wajib puasa kedua ialah telah mencapai baligh atau pubertas. Bagi
laki-laki, ditandai dengan keluarnya sperma dari kemaluannya, baik dalam keadaan
tidur atau pun terjaga. Sementara bagi perempuan, ditandai dengan menstruasi.
3. Berakal
Syarat selanjutnya adalah wajib hukumnya bagi orang yang berakal untuk
melaksanakan puasa. Sesuai ijma' para ulama, orang gila adalah orang yang tidak
berakal sehingga mereka tidak dikenakan kewajiban untuk berpuasa.
4. Sehat
Sehat yang dimaksudkan di sini adalah sehat secara fisik. Orang yang
sedang sakit boleh untuk meninggalkan puasa tapi wajib menggantinya di hari lain
saat sudah sembuh kembali. Penyakit yang dimaksudkan pada syarat ini adalah
penyakit yang akan bertambah parah apabila harus berpuasa atau ditakutkan
sakitnya akan terlambat sembuh.

5
5. Mampu
Allah SWT mewajibkan puasa bagi orang yang mampu melakukannya.
Orang tua yang sudah lemah atau jompo yang tidak memungkinkan untuk berpuasa
maka boleh meninggalkannya. Namun, wajib menggantinya dengan membayar
fidyah sebagai mana firman-Nya dalam Q.S Al-Baqarah ayat 184.

َ ‫فعََ دَّ ة ٌ ِم ْن ا َّ يَ ٍام ا ُ َخََُ َر ٍۗ َو‬


َّ ‫علَى‬ َ ‫ع ٰلى‬
ِ ‫سف ٍَر‬ ِ َّ ‫فمََ ْن َكانَ مِ ْن ُك ْم‬
َ ََ‫مر َْ ْيضًا ا ْو‬ َ ‫ت‬ ٍ ٍۗ ‫ا َّ يَا ًما َّ م ْعد ُْوَُ ٍٍٰۗد‬
ٌ ‫ِدي َْ ة‬
َ ‫ْقوَُ َنَهٗ ف‬ ْ ‫الذ َِْيْنَ يطِ َُ َْي‬

َُ‫تصََ ْو ُم ْوا خ ََْي ٌْر َّ ل ُك ْم ا ِْن ُك ْنت ْم‬


ُ ََ‫ع خ ََْي ًْرا فَ ُه َو َخ ْي ٌْر َّ ل ٗه ٍۗ َوا ْن‬ َ ْ‫طعَا ُم مِ سْكِ َْي ٍۗ ٍْن فَ َمن ت‬
َ ‫طََ َّ و‬ َ
َ‫ت ْعََ ل ُمََ ْون‬

Arinya:"(Yaitu) beberapa hari tertentu. Maka barang siapa di antara kamu sakit atau
dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), maka (wajib mengganti) sebanyak hari
(yang diatidak berpuasa itu) pada hari-hari yang lain. Dan bagi orang yang berat
menjalankannya, wajib membayar fidyah, yaitu memberi makan seorang miskin.
Tetapi barang siapa dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itu lebih
baik baginya, dan puasa muitu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui"

6. Tidak dalam perjalanan


Orang yang sedang dalam perjalanan jauh boleh meninggalkan puasa tapi
wajib baginya untuk mengganti di lain hari sejumlah puasa yang ditinggalkan.
7. Suci dari haid dan nifas
Menurut ijma' para ulama, wanita yang sedang haid dan nifas tidak diwajibkan
untuk berpuasa. Bahkan haram hukumnya apabila mereka menjalankan puasa.

2.4 Syarat sah puasa

Syarat sah adalah kondisi yang harus dipenuhi oleh seseorang agar puasanya
sah dan diterima oleh Allah Swt. Syarat sah puasa antara lain:

1. Islam
2. Mumayiz (bisa membedakan yang baik dan buruk)
3. Suci dari haid dan nifas

6
4. Berpuasa bukan pada hari-hari yang diharamkan.

2.5 Landasan Hukum Puasa

A. Landasan Hukum Puasa dalam Islam

Puasa adalah salah satu ibadah yang paling penting dalam Islam dan
memiliki landasan hukum yang kuat dalam Al-Quran dan Hadis Nabi Muhammad
SAW. Berikut adalah penjelasan lebih rinci:

1. Al-Quran

- Surat Al-Baqarah (2:183-185): Ayat-ayat ini secara tegas menegaskan


kewajiban berpuasa selama bulan Ramadan.

Ayat 2:183

َ‫علَى الَّذِينَ مِ ن قَ ْب ِل ُك ْم لَعَلَّ ُك ْم تَتَّقُون‬ ِ ‫علَ ْي ُك ُم‬


َ ‫الصيَا ُم َك َما ُكت‬
َ ‫ِب‬ َ ‫يَا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا ُكت‬
َ ‫ِب‬

"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa


sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa."

Ayat 2:184

َ ‫سفَر فَ ِعدَّة ِم ْن أَيَّام أُخ ََر ۚ َو‬


‫علَى الَّذِينَ يُطِ يقُونَهُ ِف ْد َية‬ َ ‫أَيَّا ًما َّم ْعدُودَات ۚ فَ َمن َكانَ مِ ن ُكم َّم ِريضًا أ َ ْو‬
َ ‫علَى‬
َ‫صو ُموا َخيْر لَّ ُك ْم إِن ُكنت ُ ْم ت َ ْعلَ ُمون‬
ُ َ ‫ع َخي ًْرا فَ ُه َو َخيْر لَّهُ ۚ َوأَن ت‬ َ َ ‫طعَا ُم مِ ْسكِين ۖ َو َمن ت‬
َ ‫ط َّو‬ َ

"Beberapa hari tertentu. Maka barangsiapa di antara kamu ada yang sakit
atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa)
sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-
orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah,
(yaitu): memberi makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati
memberi lebih (dari ketentuan itu), maka itu lebih baik baginya. Tetapi jika kamu
mengetahui (artinya Ramadan) dengan baik, maka (berpuasalah) selama itu. Dan
hiduplah kamu sampai umur yang ditetapkan (untukmu). Dan sempurnakanlah
bilangan (hari puasa) itu dan bertasbihlah kamu kepada Allah karena hidayah-Nya,
supaya kamu bersyukur."

Ayat 2:185 (Bahasa Arab):

7
‫ش ِهدَ مِ ن ُك ُم‬
َ ‫ان ۚ فَ َمن‬ ِ َ‫اس َوبَيِنَات ِمنَ ْال ُهدَى َو ْالفُ ْرق‬ ِ ُ ‫ضانَ الَّذِي أ‬
ِ َّ‫نز َل فِي ِه ْالقُ ْرآ ُن ُهدًى لِلن‬ َ ‫ش ْه ُر َر َم‬ َ
َّ ُ‫سفَر فَ ِعدَّة ِم ْن أَيَّام أُخ ََر ۗ ي ُِريد‬
‫ّللاُ بِ ُك ُم ْاليُس َْر َو َل ي ُِريدُ بِ ُك ُم ْالعُس َْر‬ َ ‫علَى‬ َ ‫ص ْمهُ ۖ َو َمن َكانَ َم ِريضًا أ َ ْو‬ ُ َ‫ش ْه َر فَ ْلي‬َّ ‫ال‬
َ‫ع َلى َما َهدَا ُك ْم َو َلعَلَّ ُك ْم ت َ ْش ُك ُرون‬ َّ ‫َو ِلت ُ ْكمِ لُوا ْال ِعدَّة َ َو ِلتُكَبِ ُروا‬
َ َ‫ّللا‬

"(Puasa itu) beberapa hari yang tertentu. Maka barangsiapa di antara kamu
ada yang hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia
berpuasa pada bulan itu. Dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia
berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya
itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak
menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya
(sebanyak hari yang ditinggalkan itu), dan hendaklah kamu bertasbih kepada Allah
atas petunjuk-Nya yang diberikan kepada kamu, supaya kamu bersyukur."

2. Hadist:

Hadist adalah sumber kedua yang memperkuat landasan hukum puasa. Nabi
Muhammad SAW memberikan petunjuk, contoh, dan penjelasan lebih lanjut
tentang praktik puasa yang diikuti oleh umat Islam. Hadist juga memberikan
panduan tentang tindakan-tindakan yang harus dihindari selama puasa.

Landasan hukum yang kokoh ini memberikan dasar yang jelas bagi praktik
puasa dalam Islam. Puasa adalah salah satu dari lima rukun Islam dan dianggap
sebagai kewajiban bagi setiap Muslim dewasa, berakal sehat, dan mampu. Dengan
mengikuti landasan hukum ini, umat Islam menjalani puasa sebagai bentuk ibadah
yang mendalam dan patuh terhadap perintah Allah.

Hadist tentang Puasa:

Hadist Riwayat Bukhari dan Muslim:

‫لِل َحا َجة أ َ ْن‬ َ ‫ فَلَي‬،َ‫ور َو ْالعَ َم َل بِ ِه َو ْال َج ْهل‬


ِ َّ ِ ‫ْس‬ ْ َ‫ " َم ْن لَ ْم يَد‬:‫سلَّ َم قَا َل‬
ُّ ‫ع قَ ْو َل‬
ِ ‫الز‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ُ‫ّللا‬ َ ِ ‫النَّبِي‬
َ ‫ع‬
(‫ )رواه البخاري ومسلم‬."ُ‫طعَا َمهُ َوش ََرابَه‬ َ َ‫يَد‬

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, "Barangsiapa yang tidak


meninggalkan perkataan dusta dan perbuatan dusta, maka Allah tidak butuhkan dia
meninggalkan makanan dan minumannya." (HR. Bukhari dan Muslim)

8
Hadist ini menggarisbawahi pentingnya menjaga perilaku dan perkataan selama
berpuasa, bukan hanya menahan diri dari makanan dan minuman. Puasa dalam
Islam bukan hanya tentang tindakan fisik, tetapi juga tentang memurnikan perilaku
dan berbicara dengan jujur.

Landasan hukum puasa dalam Islam sangat kuat, didasarkan pada Al-Quran dan
Hadis. Ini menjelaskan secara rinci kewajiban dan praktik puasa bagi umat Islam.

Adapun macam-macam puasa sebagai berikut:

1. Puasa Wajib
Puasa wajib adalah puasa yang wajib dilakukan, karena jika dikerjakan
akan mendapatkan pahala dan jika tidak dikerjakan mendapatkan dosa. Dalam
hukumnya, yang termasuk dalam puasa wajib yaitu, puasa ramadhan, puasa nazar,
puasa qadha (puasa ganti), puasa kafarat (puasa denda), dan puasa orang yang
sedang menunaikan haji.
2. Puasa Sunah
Puasa sunah merupakan puasa yang jika dilaksanakan mendapatkan pahala
dan jika seseorang tidak menjalankannya tidak mendapatkan dosa. Puasa Senin
Kamis yang biasa kita lakukan termasuk dalam puasa sunah. Ada pula puasa sunah
lainnya, seperti puasa Asyura (10 Muharam), puasa Arafah, puasa Sya’ban, Puasa
di awal Syawal, dan puasa Daud (satu hari puasa, satu hari berbuka).

3. Puasa Makruh

Puasa ini termasuk puasa yang disengaja atau dikhususkan, maka termasuk
kedalam puasa makruh. Dari dalil yang ada, terdapat berapa puasa yang termasuk
kedalamnya. Di antaranya mengkhususkan puasa pada Jum’at atau Sabtu. Semua
tidak dapat dilakukan, kecuali tujuan puasa kita adalah puasa ganti Ramadan, puasa
kifara Mengkhususkan berpuasa pada hariJum’at.

Berdasarkan sabda Nabi sallallahu ’alaihiwasallam:

‫ال تصوموا يوم الجمعة إال أن تصوموا يوما ً قبله أو يوما بًعده‬

9
“Janganlah engkau semua (mengkhususkan) berpuasa pada hari Jum’at kecuali
engkau semua berpuasa sehari sebelumnya atau sehari sesudahnya.” (HR.
Muttafaqalaih), dan puasa nazar.

Mengkhususkan berpuasa pada hari Sabtu, Berdasarkan sabda Rasulullah


sallallahu ’alaihiwasallam:

ِ ‫ فَإ ِن َْ لَ ْم َي‬، ‫يََ ُك ْم‬


َ ‫ج ْد أ َحََ دُكُ َُ ْم ِإال ِل َحا َء عََِ ن‬
ََ‫َب‬ ْ ْ ‫ع َل‬
َ ُ َّ ‫ض‬ َ ‫ت ِإال فِي َما ا ْف‬
َ ََ‫تر‬ ِ ‫تصََ و ُموا ْيوََ َم َّ الس ْ ْب‬
ُ ‫ال‬
‫ وصححه األلباني‬، 1726 ‫ رقم‬،‫ وابن ماجه‬2421 ‫ رق م‬،‫ وأبو داود‬k‫ش َج َر ٍة ( َّ وحسنه روا ه‬ َ َ َ ‫ةٍ ْأوََ عُود‬
960 ‫في" إرواء الغليل "رقم‬
744 ‫ رقم‬،‫(الترمذي‬

“Janganlah kamu semua (mengkhususkan) berpuasa pada hari Sabtu kecuali apa
yang Allah wajibkan kepada kamu semua. Kalau sekiranya salah seorang di antara
kamu tidak mendapatkan kecuali kulit anggur atau pelepah pohon (untuk berbuka,
maka berbukalah dengannya).”

(HR.Tirmizi, no. 744 dihasankan oleh Abu Daud, no. 2421, Ibnu Majah, no. 1726
dan dishahihkan oleh Al-Albany dalam kitab Irwaul Ghalil, no. 960.” Tirmizi
mengomentari: ”Makna karohiyah dalam masalah ini adalah apabila seseorang
mengkhususkan berpuasa pada hari Sabtu, karena kaum Yahudi mengagungkan
hari Sabtu.”)

4. Puasa Haram

Puasa yang tidak boleh dikerjakan karena jika dikerjakan akan


mendapatkan dosa dan jika tidak dikerjakan akan mendapatkan pahala.

Di antaranya, puasa saat Idul Fitri, karena hari tersebut adalah hari
kemenangan. Puasa Idul Adha karena merupakan hari raya kedua yang dirayakan
umat Islam, hari tasyrik yaitu setiap 11, 12, dan 13 Zulhijah, dan puasa setiap hari
atau sepanjang tahun atau selamanya.

2.6 Hikmah Berpuasa

Diantara hikmah ibadah puasa adalah:

1. Mendekatkan Diri kepada Allah:

10
- Puasa adalah salah satu cara paling kuat untuk mendekatkan diri kepada
Allah. Dengan menahan diri dari makan, minum, dan tindakan-tindakan tertentu
sepanjang hari, seorang Muslim dapat mendalami dan memperkuat hubungannya
dengan Sang Pencipta. Aktivitas ini memberikan waktu yang lebih banyak untuk
beribadah, berdoa, dan merenungkan arti kehidupan dan spiritualitas.

2. Pelatihan Disiplin Diri:

- Puasa melibatkan pengendalian diri yang ketat. Ini merupakan latihan yang
efektif dalam pengembangan disiplin diri. Seorang Muslim harus menahan diri dari
segala bentuk godaan dan keinginan pribadi selama puasa. Kemampuan ini
membantu individu menjalani kehidupan sehari-hari dengan lebih bermoral,
mempraktikkan kendali diri yang kuat.

3. Rasa Empati terhadap yang Kelaparan dan Haus:

- Puasa mengajarkan umat Islam untuk merasakan empati terhadap orang-


orang yang kurang beruntung. Dengan merasakan lapar dan haus selama puasa,
seseorang dapat lebih memahami penderitaan orang-orang yang menghadapi
kekurangan makanan dan air sehari-hari. Ini mendorong solidaritas sosial dan amal.

4. Membersihkan Tubuh dan Jiwa:

- Puasa bukan hanya membersihkan tubuh dari segi fisik, tetapi juga jiwa.
Saat berpuasa, tubuh mengalami proses detoksifikasi dan pemurnian. Secara
bersamaan, puasa memberikan kesempatan untuk membersihkan jiwa dari dosa-
dosa dan kesalahan dengan meningkatkan keimanan dan amal

2.7 Keutamaan Berpuasa

Diantara Keutamaan ibadah puasa adalah

1. Pengampunan Allah:
- Ramadan adalah bulan di mana Allah menjanjikan pengampunan besar kepada
orang-orang yang berpuasa dengan niat tulus. Ini adalah saat yang istimewa ketika

11
pintu rahmat Allah terbuka lebar. Orang-orang dapat meminta ampun dan
mendapatkan pengampunan-Nya dengan sungguh-sungguh.

2. Pahala yang Besar:


- Keutamaan puasa termasuk pahala yang sangat besar. Setiap amal baik yang
dilakukan selama Ramadan dianggap lebih bernilai di mata Allah. Pahalanya
dikalikan, dan orang-orang diberikan kesempatan untuk meraih pahala besar
dengan melakukan amal kebaikan, berzakat, dan beribadah dengan tekun selama
bulan ini.

3. Kesadaran Spiritual:
- Puasa membantu meningkatkan kesadaran spiritual. Dengan menahan diri dari
kebutuhan fisik, seorang Muslim dapat lebih fokus pada pertumbuhan spiritual,
introspeksi diri, dan meningkatkan ibadah. Ini memungkinkan individu untuk
merasakan kedekatan dengan Allah dan meningkatkan pemahaman mereka tentang
Islam.

4. Kesempatan untuk Mendekatkan Diri kepada Allah:


- Ramadan memberikan kesempatan kepada umat Islam untuk mendekatkan diri
kepada Allah. Selama bulan ini, umat Islam dapat mendalami ajaran agama,
melaksanakan ibadah dengan penuh keikhlasan, dan merenungkan makna hidup
mereka. Ini adalah waktu yang berharga untuk memperkuat iman dan hubungan
dengan Allah.

Dengan pemahaman yang mendalam tentang hikmah dan keutamaan puasa ini,
umat Islam dapat menjalani Ramadan dengan lebih penuh makna, menjaga niat
tulus, dan berusaha untuk menjadi lebih baik sebagai individu dan sebagai umat.
Puasa adalah lebih dari sekadar kewajiban; ini adalah cara untuk mendekatkan diri
kepada Allah dan meningkatkan kualitas kehidupan spiritual.

12
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Puasa adalah menahan diri dari makan, minum, hubungan seksual suami istri
dan segala yang membatalkan sejak dari terbit fajar hingga terbenam matahari
dengan niat karena Allah SWT.

Puasa Ramadhan adalah puasa yang diwajibkan atas setiap muslim yang
memenuhi syarat selama sebulan penuh pada bulan Ramadhan. Puasa Ramadhan
termasuk salah satu puasa wajib yang harus dilakukan oleh segenap kaum
muslimin. Bulan ini merupakan bulan yang penuh berkah, penuh dengan
kemapunan Allah Swt. dan Rahmat-Nya. Puasa Sunnah Puasa sunnah adalah puasa
yang apabila dilaksanakan mendapat pahala, dan apabila ditinggalkan tidak
mendapat dosa.

3.2 Saran

Sebagai seorang muslim hendaklah kita menunaikan ibadah puasa yang


diperintahkan Allah Swt. bukan hanya puasa ramdahan sana namun juga puasa
sunnah yang tentu banyak keutamaannya.

Sebagai penulis, kami menyadari bahwa makalah ini banyak sekali kesalahan
dan sangat jauh dari kesempurnaan. Tentunya, penulisan akan terus memperbaiki
makalah dengan mengacu pada sumber yang dapat dipertanggung jawabkan
nantinya. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran tentang
pembahasan makalah diatas.

13
DAFTAR PUSTAKA

Apriana, Annisa. (2020). Pengertian Puasa Qadha Hadits Mengenainya di Dalam


Islam. Diakses pada 13 September 2023 dari, https://umroh.com/blog/pengertianp
uasa-qadha/

Makna, Hukum, Hikmah dan Keutamaan Puasa Ramadhan. (2016). Diakses pada
13 September 2023 dari, https://sumbarprov.go.id/home/news/7842-makna-
hukumhikmah-dan-keutamaan-puasa-ramadhan.html

Puasa.(2018). Diakses pada 13 September 2023 dari, http://eprints.stainkudus.ac.i


d/2204/4/4.%20BAB%20I.pdf

14

Anda mungkin juga menyukai