Anda di halaman 1dari 15

UJI EFEK ANTIDIARE INFUSA DAUN BANDOTAN

(Ageratum conyzoides L) PADA MENCIT (Mus Musculus)

NAMA : NOPRI BABIDAA


NIM : F019 013
PENDAHULUAN

• Penggunaan obat tradisional di Indonesia merupakan bagian dari budaya


bangsa dan banyak dimanfaatkan oleh masyarakat, namun demikian
pada umumnya efektifitas dan keamanaannya belum sepenuhnya
didukung oleh penelitian. Sumber daya alam bahan obat dan obat
tradisional merupakan asset nasional yang perlu digali, diteliti,
dikembangkan dan dioptimalkan pemanfaatannya.
• Penggunaan tumbuh-tumbuhan untuk penyembuhan kemungkinan
adalah merupakan bentuk pengobatan tertua di dunia. Setiap budaya di
dunia memiliki sistem pengobatan tradisional yang khas dan di setiap
daerah dijumpai berbagai macam jenis tumbuhan yang dapat
dimanfaatkan sebagai obat
Lanjutan..

• Bandotan (Ageratum Conyzoides L) merupakan tumbuhan liar dan lebih


dikenal sebagai tumbuhan pengganggu (gulma) dikebun dan diladang.
Tumbuhan ini, dapat ditemukan juga dpekarangan rumah, tepi jalan, tanggul,
dan sekitar saluran air pada ketinggian 100 m di atas permukaan laut.
• Berdasarkan uraian di atas, maka peniliti akan melakukan uji efek antidiare
infusa daun bandotan (Ageratum conyzoides L) terhadap hewan uji mencit
(Mus musculus) untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang
penggunaan obat-obat bahan alam khususnya masyarakat di daerah
pedesaaan yang sering menggunakan air rebusan obat-obat bahan alam maka
perlu dilakukan penelitian eksperimental yang bertujuan membuktikan sejauh
mana efektivitas daun Bandotan sebagai obat antidiare
RUMUSAN MASALAH

• Apakah infusa daun bandotan (Ageratum conyzoides L)


mempunyai efek antidiare pada mencit?
• Dosis manakah yang efektif sebagai antidiare?
TUJUAN PENELITIAN

• Untuk membuktikan efek antidiare infusa daun bandotan terhadap


hewan coba mencit.
• Untuk mengetahui pada dosis berapa infusa daun bandotan efektif
digunakan ebagai obat antidiare terhadap hewan coba mencit
MANFAAT PENELITIAN

• Manfaat bagi masyarakat : sebagai bahan informasi kepada


masyarakat dalam hal pengobatan dengan menggunakan bahan
obat dari alam khususnya tanaman obat.
• Manfaat bagi peneliti : untuk menambah pengetahuan yang
merupakan bentuk penerapan ilmu pengetahuan di bidang farmasi
serta dapat memanfaatkan, mengolah tumbuhan sebagai obat
tradisional dengan penggunaan secra rasional.
TINJAUAN PUSTAKA

• Bandotan berasal dari Amerika tropis. Di Indonesia, bandotan


merupakan tumbuhan liar dan lebih dikenal sebagai tumbuhan
pengganggu (gulma) di kebun dan di ladang. Tumbuhan ini dapat
juga ditemukan di pekarangan rumah, tepi jalan, tanggul, dan
sekitar saluran air.
• Herba bandotan mengandung asam amino, organacid, pectic sub
stance, minyak atsiri kumarin, angeratochromene, friedelin, B-
sitosterol, stigmasterol, tanin, sulphur dan potassium chloride.
Akar bandotan mengandung minyak atsiri, alkaloid dan kumarin.
LANJUTAN..

• Bandotan tergolong ke dalam tumbuhan tema semusim tumbuh


tegak atau bagian bawahnnya berbaring, tingginya sekitar 30-90
cm, dan bercabang. Batang bulat berambut panjang, jika
menyentuh tanah akan mengeluarkan akar
• Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Yuni Ahda (1993), efek
farmakologi dan hasil penelitian ekstrak daun bandotan (5% dan
10%) dapat memperpanjang siklus birahi dan memperlambat
perkembangan folikel mencit betina (virgin dan non virgin
DIARE

• Diare adalah buang air besar dengan frekuensi yang tidak normal (meningkat) dan konsistensi tinja
yang lebih lembek atau cair. Diare didefinisikan sebagai feses cair atau encer sebanyak tiga kali atau
lebih dalam satu hari (24 jam).
• Diare diklasifikasikan menjadi :
1. Diare akut
Diare akut adalah buang air besar dengan frekuensi yang meningkat dan konsistensi tinja yang lebih
lembek atau cair dan bersifat mendadak datangnya, dan berlangsung kurang dari 2 minggu.
2. Diare persisten
Diare persisten adalah diare yang berlangsung selama 2 minggu atau lebih.
3. Diare kronis
Diare kronis adalah diare hilang-timbul, atau berlangsung lama yang sifatnya menahun dengan
penyebab non-infeksi, seperti penyakit sensitive terhadap gluten atau gangguan metabolisme yang
menurun. Lama diare kronik lebih dari 30 hari.
• Ekstraksi adalah penyarian zat-zat aktif dari bagian tanaman obat,
hewan, dengan menggunakan metode dan pelarut tertentu
• Tujuan pertama dari penyarian adalah memisahkan bahan aktif
dan dipekatkan untuk memperoleh ekstrak yang lebih kental
dibandingkan bahan bakunya.
• Infusa adalah sediaan cair yang dibuat dengan menyari simplisia
nabati dengan air pada suhu 90℃ selama 15 menit
METODE PENELITIAN

• Penelitian ini merupakan penelitian


eksperimental laboratorium
LOKASI DAN SAMPEL PENELITIAN

• Penelitian ini dilakukan di ‘’Laboratorium Terpadu Akademi


Farmasi Bina Farmasi’’
POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN

• Populasi
Mencit (Mus muscullus)

• Sampel
a. Besar sampel
b. Kriteria inklusi dan eksklusi
PELAKSANAAN PENELITIAN

• Penyiapan bahan uji


• Pembuatan dan perhitungan dosis infusa dan bandotan
• Pembuatan suspense CMC 0,5% (b/v)
• Uji efek antidiare
• Analisis data
TERIMAH
KASIH

Anda mungkin juga menyukai