Skripsi
Oleh:
YESI KRISMANITA SARI
NIM. 104170356
PEMBIMBING:
Dr. H.Husin Bafadhal, Lc., MA
Dra. A.Faruk. MA
FAKULTAS SYARIAH
JURUSAN HUKUM EKONOMI SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2020/2021
ii
iii
iv
v
MOTTO
Artinya : “Wahai manusia! Makanlah dari (makanan) yang halal dan baik yang
Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagimu”. (Q.S. Al-Baqarah (2) :
168).
vi
PERSEMBAHAN
segala rahmat dan juga kesempatan dalam menyelesaikan tugas akhir skripsi saya
memberi semangat dan doa, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
1. Ayahanda Tarino dan Ibunda Sri Rejeki, yang telah membesarkan dan
membekali hidup saya serta tiada hentinya mendo‟akan saya dengan penuh
3. Bapak dan Ibu Guru sejak saya duduk di bangku SD sampai SMA serta
Bapak dan Ibu Dosen yang telah memberikan ilmu dan bimbingan dengan
penuh kesabaran
4. Diriku sendiri, terimakasih karena telah berhasil melawan ego dan mood
untuk menyelesaikan skripsi ini. Jangan puas hanya sebatas sini ya, jangan
vii
ABSTRAK
Skripsi ini bertujuan untuk membahas Tinjauan hukum Islam terhadap Produk
yang tidak memiliki Label Halal serta membahas tentang Jaminan Produk Halal
yang selanjutnya disingkat JPH adalah kepastian hukum terhadap kehalalan suatu
produk yang dibuktikan dengan sertifikasi halal. Produk Halal adalah produk yang
telah dinyatakan halal sesuai dengan syariat Islam. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui bagaimana Prosedur untuk mendapatkan Label Halal pada
Produk Usaha Kecil Menengah (UKM), untuk mengetahui pengaruh label halal
dimasyarakat Desa Tirta Kencana, dan untuk mengetahui bagaimana Tinjauan
Hukum Islam Terhadap Produk Usaha Kecil Menengah (UKM) yang tidak
memiliki Label Halal. Skripsi ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif
yang mana untuk mengetahui secara langsung dan mengumpulkan data dengan
cara observasi, wawancara, dan dokumentasi. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan penulis memperoleh hasil dan kesimpulan sebagai berikut yang pertama
prosedur untuk mendapatkan Label Halal pada produk Usaha Kecil Menengah
(UKM) dapat diperoleh melalui Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal
(BPJPH) atau pun lembaga Majelis Ulama Indonesia (MUI). Dan sudah diatur
dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2014 Tentang
Jaminan Produk Halal pasal 1. Kedua Pengaruh nya di Masyarakat ialah
masyarakat sekitar merasa nyaman dan tidak terganggu mengenai produk yang
tidak berlabel tersebut, karena mereka sudah percaya dengan apa yang diproduksi
di usaha tersebut. Lagi pula produk tersebut juga orang setitar Desa itu sendiri jadi
sudah sangat percaya walaupun tidak adanya label Halal pada kemasan tersebut.
Ketiga Tinjauan Hukum Islam Terhadap Produk Usaha Kecil Menengah (UKM)
yang tidak memiliki Label Halal yaitu, Islam mengatur banyak mengenai halal
dan haram dalam bidang makanan. Menghindari makanan yang haram, yang telah
dijelaskan dalam al-Quran, tetapi al-Quran atau pun Hadis tidak menegaskan
untuk melakukan sertifikasi Label Halal, kecuali untuk Undang-Undang No. 33
Tahun 2014. Dan untuk Mengkonsumsi makanan yang tidak berlabel Halal boleh
dilakukan, asalkan dalam mengkonsumsi makanan tersebut tidak akan
menimbulkan kerugian atau keburukan bagi orang yang mengkonsumsi makanan
tersebut.
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta‟ala yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya serta anugerah yang tiada terkira, shalawat
dan salam selalu tercurahkan kepada Rasullah Shallallahu „Alaihi wa Sallam yang
telah mengajarkan suri tauladan, dan yang telah membawa kita dari jaman
jahiliyah ke jaman modern seperti yang kita rasakan sekarang dengan
kemudahannya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul:
“Tinjauan Hukum Islam Terhadap Produk Usaha Kecil Menengah (UKM) yang
Tidak Memiliki Label Halal (studi Usaha Kecil Menengah (UKM) An-Nisa, Di
Desa Tirta Kencana, Kec. Rimbo Bujang, Kab. Tebo)”.
Skripsi ini disusun guna melengkapi persyaratan dalam menyelesaikan
kelulusan studi pada Program Sarjana (S1) Fakultas Syariah prodi Hukum
Ekonomi Syariah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Oleh
karena itu, hal yang pantas penulis ucapkan adalah kata terima kasih kepada
semua pihak yang turut membantu penyelesaian skripsi ini, terutama sekali
kepada yang terhormat:
1. Bapak Prof. Dr. H. Su‟aidi Asy‟ari, MA., Ph.D selaku Rektor UIN Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi.
2. Bapak Dr. Sayuti Una,S.Ag M.H selaku Dekan Fakultas Syariah UIN
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Bapak Agus Salim, M.A., M.I.R., Ph.D selaku Wakil Dekan I Fakultas
Syariah UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
4. Bapak Dr. Ruslan Abdul Gani, S.H., M.H selaku Wakil Dekan II Fakultas
Syariah UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
5. Bapak Dr. H. Ishaq, S.H., M.Hum selaku Wakil Dekan III Fakultas Syariah
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
6. Bapak Rasito, S.H., M.Hum dan Ibu Pidayan Sasnifa, S.H, M.Sy, selaku
Ketua dan Sekretaris Prodi Hukum Ekonomi Syariah, Fakultas Syariah.
ix
x
DAFTAR ISI
xi
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 52
A. Prosedur Untuk Mendapatkan Label Halal Pada Produk Usaha Kecil
Menengah (UKM) ............................................................................... 52
B. Pengaruh Produk Usaha Kecil Menengah (UKM) Yang Tidak
Memiliki Label Halal Di Masyarakat Desa Titra Kencana .................. 61
C. Tinjauan Hukum Islam Terhadap Produk Usaha Kecil Menengah
(UKM) Yang Tidak Memiliki Label Halal .......................................... 65
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP PENULIS
xii
DAFTAR SINGKATAN
BPJPH : Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal
LPPOM : Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-Obatan, dan Kosmetikan
JPH : Jaminan Produk Halal
PPH : ProsesProduk Halal
UKM : Usaha Kecil Menengah
MUI : Majelis Ulama Indonesia
SJH : Sistem Jaminan Halal
BPOM : Badan Pengawas Obat dan Makanan
xiii
1
BAB I
PENDAHULUAN
Hukum Islam adalah hukum yang bersumber dari dan menjadi bagian agama
Islam. Sebagai sistem hukum ia mempunyai beberapa istilah kunci yang perlu
dijelaskan lebih dahulu, sebab, kadang kala sangat membinggungkan, kalau tidak
diketahui persis makna tersebut. Yang dimaksud adalah istilah-istilah (1) hukum,
(2) hukum dan ahkamI, (3) syariah atau syariat, (4) fiqih atai figh dan beberapa
seperangkat norma yang mengatur tingkah laku manusia dalam suatu masyarakat,
baik peraturan atau norma itu berupa kenyataan yang tumbuh dan berkembang
dalam masyarakat maupun peraturan atau norma yang dibuat dengan cara tertentu
Di samping itu, ada konsepsi hukum lain, di antaranya adalah konsepsi hukum
Islam. Dasar dan kerangka hukumnya ditetapkan oleh Allah, tidak hanya
mengatur hubungan manusia dengan manusia lain dan benda dalam masyarakat,
ketetapan hukum yang ditentukan langsung oleh Allah yang kini terdapat di dalam
1
Muhammad Daud Ali, Hukum Islam, Cetakan Ke- 18, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012),
hlm. 43.
1
2
Rasullah, yang kini dapat dibaca dalam kitab-kitab hadits. Dan yang dimaksud
akal tertinggi (the highest reason) yang ditanamkan oleh alam dalam diri manusia
untuk menetapkan apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan. Perbuatan
manusia, antara yang boleh dilakukan, tidak boleh dilakukan, merugikan atau
tidak merugikan, bertentangan dengan norma yang ditetapkan oleh negara atau
Adapun hukum Islam biasanya disebut dengan beberapa istilah atau nama yang
Setidaknya ada empat nama yang sering dikaitkan kepada hukum Islam, yaitu
Syariah, fiqih, hukum syarak, dan qanun. Syariah biasanya dipakai dalam dua
pengertian, dalam arti luas dan dalam arti sempit. Dalam arti luas, syariah merujuk
kepada himpunan norma atau petunjuk yang bersumber kepada Wahyu Ilahi untuk
mengatur sistem kepercayaan dan tingkah laku konkret manusia dalam berbagai
dimensi hubungan. Dengan demikian, syariah dalam arti luas meliputi dua aspek
Aspek amaliah dari syariah dalam arti luas sering disebut syariah juga, yaitu
syariah dalam arti sempit yang merujuk kepada himpunan norma yang bersumber
kepada Wahyu Ilahi yang mengatur tingkah laku konkret manusia dalam
2
Ibid, hlm. 51
3
merupakan bagian dari syariah dalam arti luas.Syariah dalam arti sempit inilah
Fiqih adalah istilah lain yang digunakan untuk menyebut hukum islam. Istilah
ini biasanya dipakai dalam dua arti.Pertama, dalam arti ilmu hukum atau parallel
fiqih merujuk kepada pengertian cabang studi yang mengkaji hukum Islam.Kedua
dipakai dalam arti hukum itu sendiri, dan parallel dengan istilah law dalam bahasa
Inggris. Dalam arti ini fiqih merupakan himpunan norma atau aturan yang
mengatur tingkah laku, baik berasal langsung dari Al-quran dan sunnah Nabi saw.
Maupun dari hasil ijtihad para ahli hukum islam. Umumnya dalam pratik, fiqih
dalam arti kedua ini dipakai secara identik dengan syariah dalam arti
dan menekankan bahwa hukum islam berdimensi Ilahi dan bersumber kepada
Disamping itu merupakan anjuran yang dimiliki dimensi ibadah. Hal ini dapat
3
Mustofa, Hukum Islam Kontemporer, Cetakan Ke-1, (Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2009), hlm.
1.
4
kesempatan lain dikatakan, Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu,
harta (kekayaan materi) merupakan bagian yang sangat penting dalam kehidupan
sejalan dengan ungkapan dari sebuah hadits yang dikeluarkan oleh Imam al-
kepada kaum muslimin, seperti yang dikemukakan dalam sebuah hadis (riwayat
ْ ُظهِ َى أو أ
ظهَ َى ْ َك ِي ٍْ أَ ٌْ أ
َ ِ َوأَعُى ُذ ب، َوان ِّذنَّ ِة، َو ْانقِه َّ ِة،ك ِيٍَ ْانفَ ْق ِز
َ ِانهّهُ َّى إَِّي أَعُى ُذ ب
4
Al-A‟raf (7): 10.
5
Al-Mulk (67): 5.
6
An-Naba‟ (78): 11.
7
Imam al-Baihaqi, syu‟abul iman, edisi Abu nu‟aim Al-Ashbahani dalam “Hilyatul Auliyaa” dan
Al-Uqaili dalam “Adh-Dhu‟afaa” dan Ibnu Adi dalam “Al-Kamil”, hadis nomor 6612.
5
Artinya: “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kefakiran, kekurangan, dan
kehinaan dan aku berlindung kepada-mu dari (kondisi) didzalimi dan mendzalimi
orang lain.8
Atas dasar itu, dapat dinyatakan aktivitas ekonomi dalam pandangan Islam
bertujuan untuk:
dapat dijadikan sebagai pedoman, baik yang terdapat di dalam Al-quran maupun
sunnah Rasulullah SAW. Hal- hal yang tidak diatur secara jelas dalam kedua
menyatakan bahwa suatu produk sudah menggunakan bahan baku serta diolah
8
Hadis Riwayat Ibnu Majjah dan Hakim dari Abu Hurairah
9
Suhrawardi, Hukum Ekonomi Islam Cetakan ke-1 (Jakarta Timur: Sinar Grafika Offset, 2012),
hlm. 4.
6
Halal, telah diatur bahwa setiap produk yang masuk, beredar, dan diperdagangkan
yang terkait dengan makanan, minuman, obat, kosmetik, produk kimiawi, produk
biologi, produk rekayasa genetic, serta barang gunaan yang dipakai, digunakan,
Undang-Undang ini, „Halal‟ bukan lagi merupakan pilihan atau gaya hidup,
berlakuknya UU ini, maka bagi pelaku usaha kuliner atau produk pangan, izin
edar yang wajib kita miliki akan bertambah, karena selain wajib memiliki izin
Edar dari lembaga BPOM RI atau Dinas Kesehatan Setempat (SPP-IRT), kita juga
Kabupaten Tebo, dengan jumlah penduduk paling tinggi dan tingkat Pendidikan
yang berhasil. Karena Rimbo Bujang telah berhasil dalam memenuhi kebutuhan
pokok dengan menghasilkan suatu produk pangan, berbagai sayuran dan buah,
10
Pasal 1 ayat (1)
11
“Artikel wawasan bisnis,” Https:/www.ukmindonesia.id/baca artikel, akses 09 Oktober 2020.
7
tempat-tempat wisata yang bisa mengahasilkan pundi pundi rupiah yang tentu saja
sebagian besar bahan bakunya merupakan hasil produk pertanian lokal. Hal ini
sendiri dengan bisa menghasilkan produk UKM, akan tetapi nyatanya dalam
proses produksi masih cukup banyak kendala yang harus dihadapi oleh suatu
rumah produksi pangan UKM.Tak jarang produk pangan yang telah mereka
hasilkan masih ada yang belum memiliki label Halal, sehingga hanya di
halal pada produk dikarenakan cukup sulit dan memerlukan banyak biaya dalam
prosesnya, sehingga tidak mencantukan label halal pada kemasan atau pun produk
B. Rumusan Masalah
12
Wawancara Dengan Hendra, Petugas Desa Tirta Kencana, Kec. Rimbo Bujang, Kab.Tebo, 10
Oktober 2020.
8
C. Batasan Masalah
sehingga bisa memberikan hasil yang kita inginkan, maka penulis harus
membatasi masalah yang akan penulis teliti, pembatasan masalah ini perlu
dilakukan oleh peneliti agar pembahasan tidak meluas dan menyimpang dari apa
yang akan dibahas, di samping itu juga untuk mempermudah penulis dalam proses
penelitian. Oleh karena itu, maka penulis membatasi penelitian ini hanya
membahas tentang Produk Usaha Kecil Menengah (UKM) yang tidak Memiliki
Label Halal di Desa Tirta Kencana, Kec. Rimbo Bujang, Kab. Tebo.
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini dengan melihat latar
3. Untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar sarjana strata
satu (SI) pada Fakultas Syariah jurusan Hukum Ekonomi Syariah Universitas
E. Kerangka Teori
1. Teori Mashlahah
Mashlahah bisa diartikan sebagai sesuatu yang lengkap dan dalam kondisi
baik, serta bisa berfungsi dan berguna untuk tujuan yang akan digunakan, oleh
karena barang yang diadakan itu tidak akan menimbulkan kerugian atau pun
kerusakan.
13
Sayuti Una, Pedoman Penulisan Skripsi (Edisi Revisi), Cetakan Ke-2, (Jambi: Syariah Press, 2014),
hlm. 187.
10
sebagai keadaan sebuah benda yang dalam bentuknya yang sempurna, dan
Ibn al-Manzur berpendapat bahwa mashlahah ialah kata benda dalam bentuk
jamak yaitu kata kerja yang berlawanan arti yaitu rusak atau binasa. Al-Razi dan
yang akan mendatangkan kebaikan. Beberapa ahli hukum termuka dan Mustafa
Zaid juga berpendapat bahwa mashlahah adalah sesuatu yang berarti hal yang
baik. 15
menolak bahaya dalam suatu yang bertujuan menjaga syara atau hukum Islam.
Pengertian mashlahah secara etimologi ialah berasal dari kata al-salah yang
artinya manfaat dan kebaikan, jadi kalau dalam bentuk jamaknya berarti sesuatu
14
Hasnan Bachtiar, “Mashlahah Dalam Formasi Teori Hukum Islam”, dalam Resist, Center for
Religious and Social Studies, (Malang, Vol IV, 2009), hlm. 278
15
Ibid, 278
16
Muhammad Harfin Zuhdi, “Formulasi Teori Mashlahah dalam Paradigma Pemikiran Hukum
Islam Kontemporer”, dalam Instutut Agama Islam Negeri (IAIN), (Mataram, Vol 12, 2013), hlm.
290-292.
11
diperoleh dari Allah SWT yang maha bijaksana untuk kepentingan hamba-
mengandung manfaat serta kedamaian bagi semua manusia dan bertujuan sesuai
metode Istin banth yang bisa memberikan ruang gerak yang cukup luas dalam
yang telah dibuat untuk menyelesaikan suatu yang menjadikan masalah, serta
2. Hukum Islam
Kata hukum Islam tidak ditemukan sama sekali di dalam al Qur‟an dan
literatur hukum dalam Islam. Yang ada dalam al Qur‟an adalah kata syariah, figh,
hukum Allah dan yang seakan dengannya. Kata-kata hukum Islam merupakan
17
Muhammad Harfin Zuhdi, “Formulasi Teori Mashlahah dalam Paradigma Pemikiran Hukum
Islam Kontemporer”, hlm. 290-292.
12
Hukum Islam merupakan rangkaian kata “hukum” dan “Islam”, secara terpisah
diberi wewenang oleh masyarakat itu, berlaku dan mengikat seluruh anggotanya.18
Perkataan hukum berasal dari bahasa Arab, yaitu hukm, yaitu norma atau
kaidah, yakni ukuran, tolak ukur, patokan, pedoman yang digunakan untuk
menilai tingkah laku atau perbuatan manusia dan benda. Hubungan antara
perkataan hukum dalam bahasa Indonesia dengan hukm dalam pengertian norma
dalam bahasa Arab sangat erat, sebab setiap peraturan mengandung norma atau
sebagai hasil pengundangan formal maupun dari kebiasaan, di mana suatu negara
atau masyarakat tertentu mengaku terikat sebagai anggota atau sebagai subjeknya,
orang yang tunduk padanya atau pelakunya. Menurut Hooker, hukum adalah
berpendapat, hukum alalah suatu aturan bertindak dan diterapkan secara tidak
pandang bulu kepada segala macam perbuatan baik yang bernyawa maupun tidak,
18
Ando Friska, “Tinjauan Hukum Islam Tentang Penerapan Potongan Dalan Jual Beli Kopi”,
Hasil Penelitian Kompetitif Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung, (2018), hlm. 1
13
diberi wewenang oleh masyarakat itu, berlaku dan mengikat untuk seluruh
anggotanya.
Secara harfiah “Islam” berasal dari bahasa Arab, yaitu kata salima yang
mengandung arti selamat, sentosa, damai, sejahtera. Kata salima kemudian diubah
menjadi aslama yang berarti berserah diri, memelihara dalam keadaan selamat
sentosa, tunduk, patuh dan taat. Orang mengikuti Islam, ia akan memperoleh
adalah agama Allah yang ajarannya diturunkan kepada nabi Muhammad sebagai
Hukum Islam bisa dilihat dari dua aspek yaitu pengertian luas dan pengertian
sempit. Hukum Islam dalam pengertian luas meliputi segala macam hala, baik
rangkaian hubungan antara manusia dan Allah, manusia dengan manusia, dan
manusia dengan alam sekitar. Pengertian dalam arti luas ini mengilustrasikan
makna keseluruhan hukum yang tidak dapat dipisahkan dari kesusilaan yang tidak
hanya menyangkut hak, kewajiban dan paksaan tapi juga menyangkut hukum
yang lima seperti wajib, sunnah, ja‟iz, makruh dan haramm, bahkan menyangkut
dalam arti sempit ialah seperangkat aturan berdasarkan wahyu Allah dan Sunnah
Rasul tentang tingkah laku manusia mukallaf yang diakui dan diyakini mengikat
14
untuk semua orang yang beragama Islam. Dengan demikian hukum Islam dapat
makna figh.
tingkah laku manusia mukallaf yang diakui dan diyakini berlaku dan mengikat
Hukum islam adalah hukum yang bersumber dari dan menjadi bagian agama
islam. Sebagai sistem hukum ia mempunyai beberapa istilah kunci yang perlu
Hukum Islam adalah semua ketetapan hukum yang ditentukan langsung oleh
Allah yang kini terdapat di dalam Alquran dan penjelasan Nabi Muhammad dalam
kedudukan Beliau sebagai Rasullah, yang kini dapat dibaca dalam kitab-kitab
hadits.
19
Sahid, Hukum Islam Di Indonesia, (Surabaya:Pustaka Idea, 2016), hlm.14.
20
Hasbi Ash-Shiddiqy, Pengatar Hukum Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1975). hlm.7
21
Rahmi Hidayati, Dinamika Hukum Islam Dalam Lintasan Sejarah, Cetakan Ke-1, (Jakarta
Selatan: Gaung Persada Press Goup, 2013), hlm. 7.
15
Adapun hukum Islam biasanya disebutkan dengan beberapa istilah atau nama
tersebut. Setidaknya ada empat nama yang sering dikaitkan kepda hukum Islam,
Usaha kecil adalah industry kerajinan dan industry rumahan yang dibina
komponen baik untuk keperluan pasar dalam negeri maupun luar negeri.24
Usaha kecil menengah, biasanya disingkat UKM, adalah sebuah istilah yang
mengacu ke jenis usaha keciil yang memiliki kekayaan bersih paling banyak
22
Mustofa, Hukum Islam Kontemporer, Cetakan Ke-1, (Jakarta:Sinar Grafika Offset, 2009), hlm.
1.
23
Leni Setiawardani, “Analisis Pengembangan Usaha Kecil Menengah (UKM) Di Pesantren
Annabila”, Sripsi Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang, (2015), hlm. 14.
24
Ibid, hlm. 15.
16
mempunyai jalur komunikasi langsung dengan kegiatan operasi dan juga dengan
sebagian besar tenaga kerja yang ada dalam kegiatan usaha tersebut, biasanya
adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dengan bidang usaha yang
secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil, dan perlu dilindungi untuk
UKM secara internasional adalah ukuran yang luar biasabukan saja karena
pekerjaan.27
Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, pada pasal 128. Usaha
kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukaan oleh
orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau
bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasi, atau menjadi bagian baik
langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang
Usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
25
Keputusan Presiden RI Nomor 99 Tahun 1998 tentang pengertian usaha kecil
26
Kusinwati, manajemen usaha kecil dan menengah, Cetakan Ke-1, (Tanggerang: Loka Aksara,
2019), hlm. 3.
27
Andjar Prasetyo, UKM, kelayakan Usaha dan Penilaian Kinerja, Cetakaan Ke-1, (Jakarta
Selatan: Indocamp, 2018), hlm. 9.
28
Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, Pasal 1.
17
perusahaan atau cabang perusahan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian
baik langsung maupun tidak lngsung dengaan Usaha Kecil atau Usaha Besar
dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahun sebagaimana diatur
(Menegkop dan UKM) Usaha Kecil (UK) termasuk Usaha Mikro (UMI), adalah
entitas usaha yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp200.000.000, tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, dan memiliki penjualan tahunan
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS). UKM berdasarkan kualitas tenaga kerja,
yaitu usaha kecil merupakan entitas usaha yang memiliki jumlah tenaga kerja 5
s.d 19 orang, sedangkan usaha menengah merupakan entitas usaha yang memiliki
Juni 199430. Usaha Kecil di definisikan sebagai perorangan atau badan usaha yang
Rp600.000.000 (di luar tanah dan bangunan yang ditempati). Terdiri dari: (1)
29
Ibid. hlm.15
30
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 316/KMK.016/1994 tanggal 27 Juni 1994
18
bidang usaha (Fa, CV, PT, dan koperasi) dan (2) perorangan (pengrajin/industry
Menengah (UKM) ialah suatu usaha yang dimana pekerjanya terdiri dari 5 s.d 20
orang yang dimana memiliki kekayaan bersih Rp200.000.000 dan tidak termasuk
tanah dan bangunan tempat usaha, dan memiliki penjualan tahunan paling banyak
Rp1.000.000.000.
4. Label Halal
informasi mengenai nama produk, komposisi dan bahan bahan apa saja yang
digunakan dalam proses produksi tersebut, berat isi dan bersih, nama dan alamat
dan iklan pangan31 menyebutkan label adalah setiap keterangan mengenai pangan
yang berbentuk gambar, tulisan, kombinasi keduanya (gambar dan tulisan), atau
bentuk lain yang disertakan pada pangan, dimasukkan kedalam, ditempelkan pada
31
Peraturan Pemerintahan Nomor 69 Tahun 1999 tentang Label Halal dan Iklan Pangan,
Ketentuan Umum.
19
Pencantuman label tidak mudah lepas dari kemasan, tidak luntur atau rusak,
serta terletak pada bagian kemasan pangan yang mudah untuk dilihat dan dibaca.
Serta dibuat dengan semenarik mungkin dari bentu tulisan serta gambar yang
digunakan. Biasanya pencantuman label ini terletak di bagian atas kanan kemasan
maupun kiri atas kemasan. Untuk pernyataan halal tersebut, wajib memeriksa
terlebih dahulu pangan tersebut pada lembaga pemeriksa yang telah diakreditasi
Halal berasal dari bahasa arab yang mempunyai arti sesuai dengan syariat atau
diijinkan. Lawan kata dari Halal adalah Haram yang mempunyai pengertian tidak
penting baginya untuk mengkonsumsi produk halal, maka pemerintah harus cepet
turun tangan menangani masalah halal haram pada produk-produk makanan yang
beredar diindonesia.33
Halal secara etimologi berarti hal-hal yang boleh dilakukan karena bebas atau
tidak terikat dengan ketentuan yang melarangnya. Sertifikasi halal adalah fatwa
tertulis dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang menyatakan kehalalan suatu
32
http://disperindag.sumbarprov.go.id/details/news/4699, akses 15 Desember 2020.
33
Dwi Zulfa,”Perlindungan Hukum Bagi Konsumen Muslim Terhadap Makanan Yang Tidak
Berlebel Halal Oleh MUI Provinsi Jambi”, Hasil Penelitian Kompetitif UIN STS Jambi, (2019),
hlm. 14.
20
Tahun 2001 dan penetapan pangan halal adalah tidak mengandung unsure atau
bahan haram untuk dikonsumsi umat Islam, dan pengelolaannya tida bertentangan
Tulisan Halal pada Label makanan pada pasal 234: Produsen yang mencantumkan
seperti mie instan rasa babi, bacon flavor, dll”35.Sertifikat halal adalah fatwa
tertulis MUI yang menyatakan kehalalan suatu produk sesuai dengan syariat
Islam. Sertifikasi halal ini merupakan syarat untuk mencantumkan lebel halal.
dikeluarkan oleh BPJPH setelah ditetapkan status kehalalan oleh fatwa MUI.
34
Keputusan Menteri Kesehatan dan Menteri Agama R.I No. 427/MENKES//VIII/1985NOMOR:
68 Tahun 1985 Tentang Pencantuman Tulisan Halal pada Label makanan pada pasal 2
35
Fatwa Majelis Ulama Indonesia Nomor 4 Tahun 2003 tentang standarisasi fatwa Halal.
21
makanan halal yaitu makanan yang thayib. Disebutkan halal dan thayib jika
memenuhi tiga kriteria yaitu sesuai dengan selera alamiah manusia, serta
diperoleh dengan cara yang benar dan dipergunakan untuk hal yang benar. Syaikh
Sayyib Sabiq dalam Figh Sunnah menyatakan bahwa sesuatu disebutkan halal
apabila Al-Quran dan hadits menjelaskan hal itu dan tidak melarangnya.37
Label Halal adalah tanda kehalalan suatu Produk. Produk halal adalah produk
yang telah dinyatakan halal sesuai dengan syariat Islam. Jaminan Produk Halal
adalah kepastian hukum terhadap kehalalan suatu produk yang dibuktikan dengan
sertifikasi halal. Sertifikasi Halal adalah pengakuan kehahalan suatu produk yang
berdasarkan fatwa halal tertulis yang dikeluarkan oleh Majelis Ulama Indonesia
(MUI). 38
36
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014, Tentang Jaminan Produk Halal: Pasal 7
37
Yani Suryani, Panduan Halal Dan Haram Untuk Anak, Cetakan Ke-1, (Jakarta Timur: PT
Luxima Metro Media, 2013), hlm. 3.
38
Undang-Undang RI Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal, Pasal 1 ayat 11, 2, 5,
10.
22
F. Tinjauan Pustaka
rangka menambah wawasan terhadap masalah yang akan penulis teliti. Sekaligus
sebelumnya.
penelitian sebelumya yang cukup relevan dengan penelitian yang penulis lakukan,
yaitu :
Akan tetapi pada perusahaan tersebut mereka merekrut santri-santri untuk menjadi
lakukan lebih fokus kepada Produk Usaha Kecil Menengah (UKM) yang Tidak
39
Leni Setiawardani, “Analisis Pengembangan Usaha Kecil Menengah (UKM) Di Pesantren
Annabila”, Skripsi Mahasiswa Ekonomi Dan Bisnis Islam Jurusan Ekonomi Islam, UIN
Walisongo, Juni 2015.
23
Label Halal.
Universitas Islam Negeri Makassar dengan judul, “Analisis Peran Usaha Kecil
UKM Citra Sari tersebut. Penelitian tersebut fokus pada peningkatan Ekonomi,
berbeda dengan penelitian yang peneliti lakukan lebih fokus kepada Produk Usaha
Kecil Menengah (UKM) yang Tidak Meiliki Label Halal. Serta Bagaimana
pertumbuhan ekonomi pada sektor UKM di Indonesia adalah ekspor UKM, hal ini
sejalan dengan teori beberapa ahli ekonomi David Ricardo, Adam Smith dan Mill
lakukan lebih fokus kepada Produk Usaha Kecil Menengah (UKM) yang Tidak
Label Halal.
Usaha Kecil Menengah (UKM) namun berbeda fokus penelitian dimana penelitian
kepada Produk Usaha Kecil Menengah (UKM) yang Tidak memiliki label Halal,
sekitar dan di tinjau dari hukum Islam Terhadap Produk yang tidak Memiliki
Label Halal.
25
BAB II
METODE PENELITIAN
pengumpulan dan analisis data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Langkah
langkah yang harus dilakukan harus berpedoman pada suatu pengetahuan untuk
Adapun metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Tempat Penelitian
(UKM) An-Nisa, Desa Tirta Kencana, kec. Rimbo bujang, kab. Tebo.
2. Waktu Penelitian
B. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian sosial Islam. Karena itu, pendekatan yang
dan penafsiran yang mendalam mengenai makna dan fakta yang relevan. Sebagai
sebuah studi kasus, penelitian ini juga ingin mengurai serta menjelaskan secara
organisasi, suatu program atau suatu situasi sosial. Dalam bahasa filsafat
25
26
apa yang terjadi atau alami oleh subjek penelitian misalnya pelaku, presepsi,
motivasi, tindakan, dll secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk
kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka
dari responden, namun juga dapat digunakan untuk merekam berbagai fenomena
penelitian yang bertujuan untuk mempelajari perilaku manusia, proses kerja, dan
gejala-gejala alam.
42
Sayuti Una, Pedoman Penulisan Skripsi (Edisi Revisi), Cetakan Ke-2, (Jambi: Syariah Prees,
2014), hlm. 178.
43
“Pendekatan Dalam Penelitian Kualitatif,” http:// www-kompasiana-com.cdn.amproject, akses
13 Agustus 2019.
27
1. Jenis Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan 2 (dua) jenis sumber data yaitu:
a. Data Primer
lapangan oleh orang yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan yang
melakukannya. Data primer ini disebut juga data asli atau data baru. Data primer
di sini merupakan data pokok yang diperoleh melalui hasil wawancara yang
dilakukan penulis di lapangan44. Data primer ini ialah data yang penulis dapatkan
saat melakukan observasi langsung di lapangan dan dalam bentuk file mentah
yang akan selanjutnya diolah menjadi sebuah data yang dapat membantu
penelitian dalam memberikan informasi. Data yang termasuk dalam penelitian ini
Tinjauan Hukum Islam Terhadap Produk Usaha Kecil Menengah (UKM) Yang
Tidak Memiliki Lebel Halal (Studi Usaha Kecil Menengah (UKM) An-Nisa, Desa
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang
melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada. Dalam penelitian ini,
yang dimaksud dengan data sekunder adalah data-data yang mendukung data
44
Sayuti Una, Pedoman Penulisan Skripsi, hlm. 195-196
28
yang didapat dari referensi-referensi buku, internet, dan hasil penelitian yang telah
disusun menjadi dokumen.45 Data sekunder disini berisikan informasi yang telah
peneliti peroleh melalui wawancara langsung serta beberapa data yang bisa
2. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian adalah sumber objek dari mana data dapat
diperoleh. Sumber data dalam penelitian kualitatif ini adalah pemilik Usaha,
Anak Sekolah. Posisi narasumber sangat penting, bukan hanya sekedar memberi
Dalam penelitian ini penulis memilih tempat Usaha Kecil Menengah (UKM) di
Desa Tirta Kencana, Kec. Rimbo bujang, Kab. Tebo sebagai Unit Analisis Data.
dokumen yang berasal dari Usaha Kecil Menengah (UKM) dan informasi-
(UKM) An-Nisa, dan beberapa karyawan yang masih ada ikatan keluarga dengan
45
ibid, hlm. 196
29
mengumpulkan data dan fakta penelitian. Data merupakan salah satu komponen
riset, data yang dipakai dalam riset haruslah data yang bener. Untuk mendapatkan
dipertanggung jawabkan sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu dalam
sebagai berikut:
yang diambil dari buku-buku, jurnal, dan internet yang mendukung penelitian
ini.46
Dalam hal ini menjadi objek penelitian ini adalah data yang diperoleh dari pihak
46
Dwi Zulfa, “Perlindungan Hukum Bagi Konsumen Muslim Terhadap Makanan Yang Tidak
Berlebel Halal Oleh MUI Provinsi Jambi”, Hasil Penelitian Kompetitif UIN STS Jambi, (2019),
hlm. 21-22.
30
a. Observasi
Teknik observasi ini menuntut adanya pengamatan dari peneliti baik secara
langsung maupun tidak langsung terhadap objek penelitian. Instrument yang dapat
pengamatan. Beberapa informasi yang diperoleh dari hasil observasi antara lain:
ruang (tempat), pelaku, kegiatan, objek, perbuatan, kejadian atau peristiwa, waktu
dan perasaan. Observasi yang dilakukan peneliti berada di rumah pribadi Usaha
Kecil Menengah (UKM) tersebut pada sore hari dan melakukan wawancara serta
berkaitan dengan mengamati produk Usaha Kecil Menengah (UKM) yang tidak
b. Wawancara
sehingga dapat ditemukan data baru yang tidak terdapat dalam dokumen.Data
mentah ini adalah data utama dalam penelitian ini yang diperoleh oleh peneliti
47
Ibid, hlm. 23
31
c. Dokumentasi
masyarakat, kepala Desa Tirta Kencana, Usaha Kecil Menengah (UKM) dan
pihak-pihak yang terkait dengan penelitian ini, dari arsip dan dokumen yang
yang berkenaan dengan penelitian ini, seperti historis dan geografis, struktur
organisasi dan pemerintas Desa tersebut serta sarana dan prasarana Usaha Kecil
Secara teknis, analisis data yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan
48
Sayuti Una, Pedoman Penulisan Skripsi, hlm. 38.
49
Rico Dwi Lestari, “ Kontribusi PT Daya Bambu Sejahtera (DBS) Pertambangan Batu Bara
Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Desa Menggupeh”, Hasil Penelitian Kompetitif UIN STS
Jambi, (2019), hlm 20.
50
Dwi Zulfa, “Perlindungan Hukum Bagi Konsumen Muslim Terhadap Makanan Ynag Tidak
Berlebel Halal Oleh MUI Provinsi Jambi”, Hasil Penelitian Kompetitif UIN STS Jambi, (2019),
hlm 23-24.
32
tersebut terdiri dari tiga kegiatan yang saling berinteraksi, yaitu ; a. reduksi data
(conclution).
1. Reduksi Data
sedemikian banyak dan komplek serta campur aduk, maka langkah yang perlu
diambil adalah mereduksi data. Reduksi data adalah aktifitas peneliti dalam
memilih dan memilah data yang dianggap relevan untuk disajikan. Proses
2. Penyajian Data
data lebih banyak berupa narasi yaitu pengungkapan secara tertulis, tujuannya
3. Penarikan Kesimpulan
Kesimpulan merupakan hasil akhir dari sebuah penelitian yang disusun sesuai
51
Sayuti Una, Pedoman Penulisan Skripsi, hlm. 181-182.
33
G. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan berisi tentang deskrisi daftar isi karya tulis bab per bab.
Uraian dibuat dalam bentuk esai yang menggambarkan alur logis dan struktur dari
pemikiran tentang tema yang dibahas, dengan sub bab Latar Belakang Masalah.
permasalahan yang dianggap menarik untuk dibahas dalam penulisan ini, alasan
penulisan suatu karya ilmiah tidak bisa dilepaskan dari kegunaannya berupa
Bab II dalam bab ini penulis membahas tentang metodelogi penelitian. Dalam
bab ini dibahas mengenai pendekatan penelitian, jenis penelitian dan sumber
52
Ibid, hlm. 54-55
34
Bab III dalam bab ini penulis membahas tentang gambaran umum tempat
penelitian. Yang mana menjelaskan lokasi penelitian, sejarah atau profil Desa
yang dijadikan tempat penelitian penulis, serta profil Usaha Kecil Menengah
(UKM).
Bab IV dalam bab ini penulis membahas tentang pembahasan dan hasil
Bab V dalam bab ini penulis membahas tentang kesimpulan dari hasil
masalah.53
H. Jadwal Penelitian
setelah itu pengesahan judul dan riset, kemudian melakukan pengumpulan data,
serta analisis data dalam waktu yang berurutan. Hasilnya penulis melakukan
53
Rico Dwi Lestari, “Kontibusi PT Daya Bambu Sejahtera (DBS) Pertambangan Batu Bara
Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Desa Mengupeh”, Hasil Penelitian Kompetitif UIN STS
Jambi, (2019), hlm. 22
35
BAB III
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara
untuk selalu memikirkan bagaimana kondisi desanya dimasa yang akan datang,
berdasarkan sumber daya, potensi dan masalah yang dimiliki, dan mempercepat
Desa Tirta Kencana merupakan salah satu dari delapan (8) Desa yang berada
berpendudukkan 6.480 jiwa dengan Luas Wilayah Desa: 6,5 Km. Ditinjau dari
jumlah penduduk yang cukup besar dan luas wilayah yang luas tersebut, maka
desa Tirta Kencana merupakan desa yang sangat potensial dalam mendukung
Desa Sapta Mulia, Kelurahan Wirotho Agung, Desa Purwoharjo dan Desa Tegal
36
37
Arum.54
Sejarah Desa Tirta Kencana, Menurut Harfiahnya yaitu Desa Tirta Kencana
terdiri dari kata "Tirta" artinya Air dan "Kencana" artinya Emas. Jadi Desa Tirta
penduduknya.
Rimbo Bujang (Unit 6), yakni Transmigrasi khusus yang berasal dari Jawa
Tengah. Penempatan pada UPT Rimbo Bujang Tahun 1977 dengan jumlah
penduduk 1464 jiwa dengan keterangan 388 KK Transmigrasi Umum atau petani
biasa. UPT Rimbo Bujang pada tahun 1982 diserahkan pembinaannya dari
sebagai berikut :
Sejak tahun 1977 sampai dengan saat ini desa Tirta Kencana telah mengalami
1. PJ. Kepala Desa SURADI HADI SUCIPTO Tahun 1979 s/d 1982
2. Kepala Desa Definitif SURADI HADI SUCIPTO Tahun 1982 s/d 1990
54
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Tirta_Kencana_Rimbo_Bujang_Tebo, akses 04 Desember 2020
38
Sekarang
Pertama kali berdiri Penduduk Desa Tirta Kencana berasal dari satu provinsi
jawa, namun dalam perkembangannya telah terpadu dengan penduduk asli daerah
Jambi, Jawa Timur, Jawa Barat, Sumatra Uatara, Sumatra Selatan dan Sumatara
Barat.
B. Letak Geografis
Letak Geografi Desa Tirta Kencana ini dapat ditempuh dari Desa ke Ibu Kota
Desa Tirta Kencana dengan Ibu Kota Propinsi 265 Km, dengan jarak tempuh 5
s/d 6 jam dengan kendaraan roda empat (mobil) dan jarak desa ke desa dalam
C. Keadaan Topografi
Kencana secara umum adalah daerah Agrobisnis Perkebunan Karet dan Kelapa
Sawit. Meskipun begitu Desa Tirta Kencana juga menghasilkan berbagai produk
Tofografi Desa Tirta Kencana terdiri dari : datar 40%, landai 25% dan
air laut (dpl). Dan secara umum jenis tanahnya Podsoloid Merah Kuning
(PMK). Curah hujan berkisar antara 260 mm s/d 3042 mm pertahun dengan
D. Keadaan Sosial
Makanan Ringan maupun makanan untuk kebutuhan sehari hari dan Sopir, serta
Masyarakat di Desa Tirta Kencana mayoritas beragama Islam, akan tetapi ada
beberapa masyarakat sekitar yang beragama Kristen. Semua warga Desa rukun
55
Sumber : Profil Desa TIRTA KENCANA
40
dan hidup bersamaan meskipun ada sedikit perbedaan. Pekerjaan masyarakat Desa
Peran Ibu Rumah Tangga sangatlah penting dalam menjaga keluarga, ibu
jugalah yang lebih banyak berperan aktif dalam mendidik anak anaknya. Baik
dipendidikan formal maupun bidang keagamaan. Selain itu ibu rumh tangga juga
keliling.
2. Penjaga Toko
Di desa Tirta Kencana banyak anak muda baik laki-laki maupun perempuan
yang berprofesi menjadi penjaga toko, baik di pasar desa ataupun di pasar sarinah
unit 2 Kelurahan Wirotho Agung. Hal ini lumrah terjadi karena desa kita dekat
dengan pusat ekonomi terbesar di Kabupten Tebo yaitu Pasar Sarinah unit 2, baik
yng bekerja di toko baju, sembako , maupun mini market seperti Alfamart.
3. Pengrajin Kue.
Banyak ibu-ibu kreatif di desa ini yang mempunyai keahlian di bidang masak
memasak, contoh saja seperti bu Hesti , Bu Nanik, bu Kotik, buk Prihati, dan lain-
Tentunya bagi warga yang pernah mengikuti musyawarah jika mencicipi kue
4. Kuli Muat
Profesi yang kadang dianggap sebelah mata ini adalah sangat mulia, merekalah
orang yang menggerakkan ekonomi desa kita, mereka pulalah yang mengangkut
hasil kebun kita baik sawit maupun karet dari tempat pengumpulan hasil ke atas
berterima kasih karena berkat mereka kita tak perlu bersusah payah menimbang
5. Penjahit
Program pelatihan yang dulu di danai oleh PNPM Mandiri sekarang sudah
terlihat hasilnya dimana sekarang banyak ibu rumah tangga yang dulunya tidak
menjahit, contoh saja mbak Novi jalan Menggris, mbak Vika jalan Manjau,
meskipun belum banyak namun mereka sudah sering mendapatkan orderan dari
tetangga yang ingin membuat baju atau sekedar mengecilkan baju atau celana,
6. Bengkel
Kendaraan bermotor sangatlah banyak di desa ini baik roda empat maupun
roda dua, hal ini menjadi peluang bagi masyarakat yang mempunyai keahlian di
bidang otomotif. Hal ini berbanding lurus dengan banyaknya anak-anak muda
terbuka lebar. Jumlah kendaraan bermotor di desa ini sangatlah banyak apalagi
kendaraan roda dua yang sudah menjadi favorit warga. Jumlah bengkel di desa ini
42
juga banyak yang tersebar di setiap wilayah, namun hal itu tidak mengurangi
yang dihadapi adalah saat membutuhkan suku cadang kendaraan, dimana di desa
ini belum ada toko spare part yang lengkap sehingga para bengkel mesti jauh
7. Pedagang
Berdagang juga menjadi salah satu mata pencaharian masyarakat desa ini,
mulai dari pedagang sayuran keliling, sembako, baju, alat elektronik, bahan
8 . Perangkat Desa
perangkat desa, baik sebagai sekdes, Kaur, maupun unsur pelaksana kewilayahan
9. Buruh Tani
Buruh tani juga menjadi mata pencaharian sebagian masyarakat desa ini,
mereka biasanya bekerja di kebun milik warga yang mempunyai kebun luas.
10. Peternak
Desa ini juga ada peternak ayam maupun sapi dan kambing. Untuk peternak
ayam ada yang membudidayakan ayam pedaging skala besar, dan ada pula yang
Untuk peternak ayam pedaging biasanya mereka bekerja sama dengan investor
dari luar desa, baik dari bibit maupun pakan juga obat obatan, sementara untuk
ayam kampung tersebar secara sporadis diseluruh wilayah desa, untuk pakan
biasanya warga memanfaatkan katul dan sisa makanan yang tidak terpakai.
Di desa ini juga banyak warganya yang menjadi PNS, baik berprofesi sebagai
guru, maupun yang bekerja di instansi pemerintahan dan kesehatan seperti bidan,
Untuk mutu pendidikan Desa Tirta Kencana sudah terbilang cukup baik, hal ini
mengalami kemajuan. Dulu saat awal desa ini berdiri sangat sulit mencari lulusan
SMA ataupun sederajat, namun saat ini generasi penerus desa ini sudah banyak
yang mengenyam pendidikan sampai dengan bangku kuliah. Hal ini ditunjukkan
dengan banyaknya anak desa ini yang kuliah baik di universitas negeri maupun
swasta, baik di daerah maupun luar daerah, bahkan ada yang sampai di luar negeri
seperti anak dari almarhum Bapak Bachmid dan Ibu Sri Marhaeni yaitu Ananda
Ada juga masyarakat desa ini yang bekerja sebagai pembuat tempe, seperti
Mbk Hani Jalan Meranti , Mbak Puji Jalan Joar , Ibu Juanah Jalan Jati, meskipun
skalanya kecil namun bisnis ini cukup menjanjikan karena masih sedikit sekali
yang menekuninya, Cuma sayangnya di desa ini belum ada perajin kripik tempe
44
seperti di unit 15 yang memang sudah terkenal sebagai sentra industry kripik
tempe rumahan. Seandainya ada maka bisa dijalin kerjasama antara pembuat
14. Linmas
LINMAS atau sering disebut hansip sejatinya adalah ujung tombak keamanan
di desa namun sayang sekali peran linmas hanya terlihat saat ada event-event
besar baik yang adakan desa maupun perseorangan seperti motor cross maupun
konser music. Untuk di lingkungan sendiri peran linmas antara ada dan tiada, hal
ini diakui juga oleh salah satu ketua RT yang memang merasakan hal yang sama.
Mayoritas Penduduk Desa Ini Adalah Pemeluk Agama Islam, di desa ini juga
Ponpes Darunajah, Belom lagi TPA / TPQ juga banyak tersebar disetiap wilayah,
hal ini tentunya digerakkan oleh Para Guru Ngaji, Ustadz, Ustadzah, Serta Para
Kyai.
Warga desa ini banyak yang mempunyai keahlian dibidang pertukangan baik
tukang batu ataupun tukang kayu, mereka biasanya diberi upah perhari, adapun
besarnya upah tukang bangunan di desa ini sudah lumayan mahal. Perharinya
mereka dibayar Rp 120.000, perharinya, dari jam 8 pagi sampai dengan jam 5
sore.
45
17. Sopir
Desa ini adalah sentra perkebunan, dan tentunya untuk membawa hasil kebun
yang berupa karet dan sawit dibutuhkan mobil jenis truk, hal ini juga yang
Rias pengantin merupakan salah satu komoditas yang sangat diminati oleh
banyak kalangan. Terutama bagi kaum wanita yang memiliki bakat juga minat
yang besar, akan tetapi sangat disayangkan karena rias pengantin di Rimbo
berbagai kalangan, dan sedikitnya minat warga untuk menggunakan jasa rias
Pekerja seni di desa ini sangatlah banyak. Salah satu contohnya adalah
kutip negative juga memandang sebelah mata, sehingga pamor seorang penyanyi
dimata masyarakat menjadi jelek. Selain penyanyi, masih banyak contoh pekerja
seni yang lain. Kondisi yang diharapkan saat ini adalah dukungan penuh dari
masyarakat sekitar agar kesenian di desa Tirta Kencana ini semakin membaik juga
19. Bidan
Bidan merupakan suatu profesi yang amat sangat diminati oleh kaum wanita.
Bidan di Tirta Kencana bisa dibilang masih sangat minim, sedangkan angka
20. TNI/POLRI
ketertiban. Dengan adanya tenaga TNI/POLRI maka akan tercipta kondisi warga
yang aman, karena kejahatan yang sedang marak terjadi akan ditangani langsung
oleh pihak yang berwajib, yaitu polisi. Di desa ini ada 2 polwan dan 3 polisi pria.
Di desa ini juga ada warga yang berprofesi sebagai pengrajin kayu/mebel,
banyak produk yang mereka buat seperti daun jendela dan pintu, meja kursi,
Selain pengrajin kayu ada juga warga yang mempunyai ketrampilan sebagai
Desa ini sangat dekat dengan pusat ekonomi yaitu Wirotho Agung , maka tak
heran jika warga desa ini banyak yang bekerja di perusahaan swasta, baik
Meskipun tidak banyak ada juga warga yang berprofesi sebagai tukang pijat
tradisional. Karena kebanyakan warga adalah petani maka jika badan terasa
47
kurang enak dan pegal-pegal maka tukang pijat menjadi pilihan alternative selain
minum jamu.Masalah tarif pun tidak ditentukan tergantung yang mau dipijat,
Sejarah berdirinya Usaha Kecil Menengah (UKM) An-Nisa ini berawal dari
tahun 2013, Ibu indrayani selaku pemilik tempat usaha tersebut. Berdirinya usaha
kecil menengah ini berawal dari kondisi perekonomian yang semakin hari
semakin bertambah, belum lagi untuk biaya sekolah dan memenuhi kebutuhan
“karna gimana ya, anak-anak kan semakin besar semakin butuh biaya jadi kan,
enggak mungkin seorang istri itu cuma nyadong atau (mengandalkan) sama suami
jadikan kepingin punya penghasilan sendiri-sendiri setidaknya ya untuk jajan
anak. Jadi ya terus termotivasi untuk untuk berkreasi ”. 57
Mulai dari situ ibu Indrayani termotivasi dan mencoba mencari cara bagaimana
Indrayani buat ialah kue lapis dan menitipkannya kewarung. Tidak ada keahlian
khusus yang dimiliki ibu Indrayani, Ia hanya percaya jika ada kemauan pasti
Dari kue lapis tersebut, ibu indrayani mendapat respon baik dari pemilik
warung dan masyarakat sekitar yang sudah mencoba kue lapis buatan ibu
56
Sumber : Profil Desa TIRTA KENCANA
57
Wawancara Dengan ibu Indrayani, Pemilik Usaha Kecil Menengah (UKM) An-Nisa, 28
Oktober 2020.
48
dengan cara mencoba-coba produk orang lain terlebih dahulu lalu Ia bandingkan
dengan buatan ia sendiri. Ibu Indrayani mulai mengupas apa saja bahan-bahan
yang digunakan dan membandingkan rasa kue tersebut dengan buatan Ia sendiri.
Pada masa itu, Ia tidak terlalu mengenal media sosial, internet, atau pun alat
canggih yang seperti saat ini. Ia hanya bermodal tekun dan percaya bahwasannya
Ia harus bisa. Akhirnya Ia berhasil membuat sebuah makanan ringan yang selama
ini Ia inginkan dan sesuai dengan rasa yang Ia inginkan. Saat itu makanan ringan
yang Ia buat yaitu keripik biji mangga yang sampai sekarang masih menjadi
Kencana tersebut. Dan berjalan lancar dan mendapat beberapa pesanan. Tentu saja
itu membuat ibu Indryani semakin bersemangat dan mulai membuat produk-
produk lain di Usaha Kecil Menengah (UKM) tersebut. Seiring berjalannya waktu
Ia mulai di banjiri pesanan dari masyarakat sekitar, tidak hanya satu atau dua
bungkus saja bahkan ada yang memesan satu sampai lima kilogram.
Dalam proses pembuatan keripik biji mangga ini usaha kecil menengah ibu
Indrayani ini hanya dibantu dengan kelurga Ia saja. Akan tetapi pada hari-hari
mempekerjakan anak-anak sekolah yang tidak lain anak sekolah tersebut ialah
“iya saya berkeinginan untuk membimbing mereka, agar mereka tau bagaimana
sulitnya mencari uang untuk jajan nya, mereka itu juga teman teman anak saya
49
sendiri. Jadi sekalian mengisi waktu kosong mereka dari pada hanya main
handphone saja lebih baik membantu mencari uang, kan nanti hasilnya juga buat
mereka sendiri”.58
Tujuan ibu Indrayani hanya satu, supaya generasi muda ini tahu bagaimana
sulitnya mencari uang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan agar mereka
diproduksi. Beberapa daftar harga serta produk yang sudah diproduksi antara lain:
kue Biji Mangga seharga Rp. 45.000/kg, kue Bawang seharga Rp. 45.000/kg,
Nastar seharga Rp. 100.000/kg, kue Kacang seharga Rp. 85.000/kg, Bangkit Susu
seharga Rp. 95.000/kg, kue Spit seharga Rp.75.000/kg, Brownis Kering seharga
Rp. 75.000/kg, kue Mentega seharga Rp. 80.000/kg, serta kue kue lainnya. Harga-
harga tersebut masih cukup standar karna dijual belikan menggunakan satuan
Kini tempat usaha ibu Indrayani sudah banyak diketahui oleh masyarakat Desa
Tirta Kencana dan sudah banyak produk-produk yang sudah diproduksi. Tidak
hanya kue-kue kering kue-kue basah seperti kue ulang tahun juga bisa terima
pesanan sesuai reques yang pelanggan inginkan. Ibu Indrayani sudah banyak
mengikuti beberapa pelatihan di daerah sekitar Tebo atau bahkan diluar Tebo dan
pulang dari pelatihan itu, ibu Indrayani mulai mempratekkan ilmu yang Ia
dapatkan. Dari jerih payah ibu Indrayani sejak tahun 2013 berbuah manis. Kini
58
Wawancara Dengan ibu Indrayani, Pemilik Usaha Kecil Menengah (UKM) An-Nisa, 28
Oktober 2020..
50
hampir setiap hari Ia memproduksi jenis makanan ringan dan bahkan pesanan-
Secara umum keadaan Desa Tirta Kencana adalah daerah perbukitan /dataran
Tinggi. Dan untuk letak Usaha Kecil Menengah (UKM) An-Nisa ini terletak di
desa Tirta Kencana tempat nya di jalan Meranti bersebelahan dengan SMAN 19
Tebo.
Batas wilayah Desa Tirta Kencana ini sebalah Utara berbatasan dengan Desa
Purwoharjo. Sebelah Selatan berbatasan degan Desa Sapta Mulia. Sebelah Barat
berbatasan dengan Kel. Wirotho Agung. Dan sebelah Timur berbatasan dengan
59
Sumber : Profil Desa TIRTA KENCANA
51
BAB IV
PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
Menengah (UKM).
Halal sudah menjadi bagian hidup seorang muslim. Aspek halal sangat luas,
makanan, informasi mengenai halal bisa dilihat dari label atau logo yang
sebagai jaminan halal bagi konsumen. Selain sebagai jaminan halal terhadap
Memiliki USP (Unique Selling Point), (3) Mampu menembus pasar halal global,
(4) Meningkatkan marketability produk di pasar, (5) Investasi yang murah jika
60
Hayyun Durrotul Faridah, “Sertifikasi Halal Di Indonesia : Sejarah, Perkembangan, dan
Implementasi, Journal of Halal Product and Research, V0l 2:2 (Desember 2019), hlm. 69
51
52
suatu produk sudah menggunakan bahan baku dan diolah dengan metode produksi
Jaminan Produk Halal pasal 1, yakni Jaminan Produk Halal yang selanjutnya
disingkat JPH adalah kepastian hukum terhadap kehalalan suatu produk yang
dibuktikan dengan sertifikasi halal. Produk Halal adalah produk yang telah
dinyatakan halal sesuai dengan syariat Islam. Proses Produk Halal yang
Untuk mendapatkan sertifikasi halal ada beberapa alur atau mekanisme yang
perlu dilakukan oleh badan usaha atau perusahaan yang akan mengurus sertifikasi
Produk Halal (BPJPH) tidak jauh berbeda dengan alur sertifikasi halal yang
dilakukan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI), yakni melalui lima tahapan
utama: adapun lima tahapan tersebut yakni: 1). Mendaftarkan diri dan
(BPJPH) akan meneliti persyaratan yang telah dilampirkan; 3). Melakukan audit
Ulama Indonesia (MUI) untuk dikeluarkan fatwa; dan 5). Mengeluarkan sertifikat
halal jika sudah lolos audit. Untuk saat ini, produk yang belum melakukan
61
Undang-Undang Nomor 33 Pasal 1 Tahun 2014 Tentang Jaminan Produk Halal.
53
sertifikasi tidak langsung terjerat oleh hukum. Namun akan diberi sosialisasi dan
halal. Jadi, selama kurun waktu lima tahun ini akan dilakukan sertifikasi secara
bertahap.
melalui LPPOM MUI. Alurnya sebagai berikut: 1). Pelaku usaha mempersiapkan
Melakukan audit yang dilakukan oleh audor LPPOM MUI, 4) Majelis Ulama
sertifikat halal.62
Tidak halal
Persiapan SJH
Keputusan Penetapan
Halal Produk
Penyerahan
Dokumen Sertifikasi
MUI mengkaji dan
menetapkan
kehalalan produk
melalui rapat komisi
Verifikasi Dokumen Fatwa
sesuai
Auditor LPPOM
MUI melakukan
Pemeriksaan atau
Rapat Auditor
pengujian
Verifikasi Dokumen
MUI mengkaji dan
menetapkan kehalalan
produk melalui sidang
BPJPH Menetapkan Fatwa
LPH
(Maksimal 30 hari)
(Maksimal 20 hari)
Pada awalnya lembaga yang terlibat dalam sertifikasi halal terdiri dari (1)
Majelis Ulama Indonesia (MUI) melalui Komisi Fatwa sebagai pemberi fatwa dan
sertifikasi halal, (2) LPPOM MUI sebagai pemeriksa kehalalan produk mulai dari
63
Ibid, 76
55
bahan baku sampai proses produksi, (3) BPOM sebagai pemberi izin melakukan
perubahan terkait lembaga yang terlibat dalam sertifikasi, yaitu (1) Badan
yang berwenang dalam proses sertifikasi halal (2) Lembaga Pemeriksaan Halal
Sedangkan LPPOM MUI akan menjadi salah satu bagian dari Lembaga Pemeriksa
Halal (LPH) bersama LPH lain baik yang didirikan oleh pemerintah maupun
masyarakat. (3) MUI tetap sebagai pemberi fatwa, namun tidak berwenang penuh
dalam proses sertifikasi halal. (4) MUI dan BPJPH bersama-sama melakukan
sertifikasi halal yang selama ini diamanahkan kepada Majelis Ulama Indonesia
(MUI). Akan tetapi sambil menunggu efektifitas lembaga tersebut, kita dapat
64
Ibid. 74
56
Untuk menjamin agar produk pangan (makanan dan minuman) aman dari
bahasa bahan kimia atau bahan-bahan yang tidak seharusnya ada di dalam suatu
HAS 23000. Selain itu, perusahaan juga harus mengikuti pelatihan Sistem
Jaminan Halal (SJH) yang diadakan LPPOM MUI, baik berupa pelatihan regular
halal, antara lain: penetapan kebijakan halal, penetapan Tim Manajemen Halal,
halal, antara lain: daftar produk, daftar bahan dan dokumen bahan, daftar
penyembelih (khusus RPH), matriks produk, manual SJH, diagram alir proses,
daftar alamat faslitas produksi, bukti sosialisasi kebijakan halal, bukti pelatihan
57
sertifikasi halal LPPOM MUI secara online. Dengan sistem ini perusahaan dapat
mengajukan permohonan sertifikasi halal produk secara online tanpa batas waktu
dan tempat.
harus melakukan upload data sertifikasi sampai selesai, baru dapat diproses oleh
LPPOM MUI.
hasil pre audit. Pembayaran akad sertifikasi dilakukan dengan mengunduh akad di
melalui email.
6. Pelaksanaan Audit
Audit dapat dilaksanakan apabila perusahaan sudah lolos pre audit dan akad
Sertifikasi halal yang asli dapat diambil dikantor LPOOM MUI Jakarta dan dapat
tahun.
beserta nomor registrasinya pada produk. Atau pada usaha seperti Usaha Kecil
Menengah (UKM), usaha catering atau restoran itu wajib memasang label halal
beserta nomor registrasinya pada tempat yang mudah terlihat oleh calon
konsumen. Misalkan dipasang pada pintu masuk atau papan reklame/plang bisa
jawaban sebagaimana :
65
“Artikel ulasan bisnis”, Http:/www.ukmindonesia.id/baca artikel, akses 19 November 2020.
59
atau pun alamatnya pada produk tersebut. Dan peneliti mendapatkan jawaban
sebagaimana:
Begini mba, kalo untuk kemasan yang seperti itu ada kami mencantumkan
mba. Yaa seperti Nama Produk kami, Nomor Handphone, Alamat, tapi untuk
mencantumkan komposisi terus kapan kadaluarsanya itu belum mba. Kemasan
yang seperti itu saja kami menggunakan pada event-event tertentu mba buat
mengenalkan kalo “ini loo produk kami” gitu mba. Kalo untuk hari hari biasa
terus pesanan biasa yaa kami menggunakan kemasan yang biasa saja mba. 67
Begitulah hasil wawancara peneliti dengan pemilik Usaha tersebut,
yang mana untuk mensertifikasi sertifikat halal cukup susah dan terkendala di
jaminan halal. Namun produk yang beredar di Indonesia tidak semua nya telah
yang halal dan menghindari yang haram merupakan bagian dari ibadah seorang
66
Wawancara dengan Ibu Indrayani, pemilik Usaha Kecil Menengah An-Nisa, 18 Febuari 2021
67
Wawancara dengan Ibu Indrayani, pemilik Usaha Kecil Menengah An-Nisa, 18 Febuari 2021
60
muslim dan menunjukkan ketaatan terhadap agama yang dianut. Ketenangan batin
bahwasanya makanan atau minuman yang perusahaan jual itu aman, dan jelas
serta lengkap baik secara kuantitatif maupun kualitas dari produk pangan yang
mereka konsumsi.
Untuk itu masyarakat yang akan mengkonsumsi dihimbau untuk teliti dalam
melihat produk yang akan dikonsumsi secara detail dan seksama. Sebagai
produk yang akan kita beli tersebut apakah sudah bersertifikasi halal atau belum.
Jika konsumen muslim kurang teliti dalam membaca produk makanan atau
minuman akan berujung pada kerugian lahir dan batin. Secara lahir produk yang
mengandung bahan kimia tau bahan berbahaya lainnya akan berdampak pada
kesehatan. Sedangkan secara batin, mengkonsumsi produk yang tidak halal akan
berdosa.
Label halal juga akan mempengaruhi kualitas daya penjualan. Dan memiliki
tinggat label halal maka keputusan pembelian akan semakin meningkat. Artinya
semakin bagus produk yang kita jual akan semakin berdampak pada penjualan dan
68
Hayyun Durrotul Faridah, “Sertifikasi Halal Di Indonesia : Sejarah, Perkembangan, dan
Implementasi, Journal of Halal Product and Research, V0l 2:2 (Desember 2019), hlm. 69.
61
pengecekan terlebih dahulu terhadap produk yang akan mereka konsumsi. Peneliti
makanan atau minuman atau langsung saja membeli dan mengkonsumsi produk
tersebut. Mereka beranggapan: “oh kalo saya ya langsung saja saya beli, kan yang
memproduksi juga orang kita sendiri masak ya iya tidak halal saya sudah percaya
Dari wawancara tersebut itulah jawaban saat peneliti tanyakan. Mereka seakan
sudah sangat percaya dengan pasti aman saat mengkosumsi produk yang mereka
beli. Akan tetapi ada beberapa masyarakat lain yang peneliti wawancarai. Dan
mereka beranggapan:
“saya sendiri jarang mba melakukan pengecekan ada apa enggaknya label halal di
makanan atau minuman yang saya beli, paling-paling saya mengecek kapan
Tidak hanya itu, peneliti mewawancarai lagi beberapa masyarakat Desa Tirta
“Alah mba, gak sempet, kelupaan, males, enggak ada saya kepikiran, udah yang
69
Wawancara dengan Ibu Eni Susanti, Masyarakat Desa Tirta Kencana, 30 Oktober 2020
70
Wawancara Dengan Aliyah, Mayarakat Desa Tirta Kencana, 30 Oktober 2020
71
Wawancara Dengan Bella, Masyarakat Desa Tirta Kencana, 17 Januari 2021
62
Peneliti mewawancarai lagi beberapa warga Desa Tirta Kencana anak sekolah
“Yah mba gak sempet ngelihat, yang penting kebeli yang saya pengen mba”.72
Aku ni mba kalau mau beli produk yang masih produk Indonesia atau masih
sekitar produk lokal gak pernah lihat label halalnya, Cuma kalau mau beli
makanan yang sekiranya produk luar negeri kayak misalnya ni mba oreo
samyang, kan banyak varian rasanya tu terus ada juga tulisan mengandung
minyak minyak gitu na mba baru saya cek ada label halal nya apa enggak mba.73
Setelah menyelesaikan skripsi, peneliti kembali melakukan observasi yang mana
untuk bertanya, Bagaimana tanggapan tokoh Agama mengenai produk yang tidak
Jadi begini ya mba, memang penting untuk mencantumkan label halal pada
produk yang akan dipasarkan, akan tetapi tau sendiri kan mba, mensertifikasikan
sertifikasi halal itu cukup mrngrluarkan banyak biaya dan lumayan ribet
prosesnya. Lagian ini produk juga kan orang sekitar kita juga, ya pastinya mereka
tau betul jadi percayalah mba, tidak mungkin kan menggunakan bahan-bahan
haram atau apa gitu yang tidak diperbolehkan dalam Islam.74
Kemudian peneliti kembali melakukan wawancara dengan Kepala Desa
mendapatkan jawaban:
Iya mba, jadi kalau menurut saya ya memang sangat di perlukan mba
untuk membuat label halal pada produk, tetapi mba buat seperti itu juga cukup
susah mba, belum belum untuk biaya yang dikeluarkan juga cukup lumayan. Jadi
saya memaklumi. Lagi pula ini pruk juga, produk orang kita tidak mungkin juga
kan memakai bahan-bahan yang tidak diperbolehkan dalam Islam. Dan pastinya
halal untuk dimakan tanpa ada label halal dikemasan tersebut kan mba. Saya
pribadi percaya dengan masyarakat Desa kita mba.75
72
Wawancara Dengan Rista, masyarakat Desa Tirta Kencana, 17 Januari 2021
73
Wawancara Dengan Rindyani, Masyarakat Desa Tirta Kencana, 17 Januari 2021
74
Wawancara dengan Bapak Rosidin, selaku Tokoh Agama sekitar 18 Febuari 2021
75
Wawancara dengan Bapak Joko Suwondo, selaku Kepala Desa, 18 Febuari 2021.
63
Dari hasil wawancara tersebut, kebanyakan diantara meraka banyak yang tidak
memerhatikan label Halal pada produk, dengan berbagai alasan dari mulai tidak
sempat lihat, kelamaan, atau bahkan ada yang tidak melihat yang penting ia
membeli produk tersebut. Akan tetapi ada yang melihat label Halal tersebut jika
Kebayakan masyarakat juga sudah sangat percaya dengan produk tersebut karena
terlebih dahulu ada tidak nya label halal pada produk yang mereka konsumsi,
UKM An-Nisa apakah ada konplen dari masyarakat mengenai produk yang ibu
jual tersebut belum ada tercantum label halal: “Sampai sekarang si tidak ada
mba, Alhamdulillah mereka percaya dengan makanan yang saya buat ini aman
dalam islam”.76
pemerintah tentang urgensi sertifikasi halal harus ada jaminan makanan halal
makanan halal merupakan kebutuhan primer bagi umat Islam sehingga harus ada
kebijakan negara yang mengaturnya. Oleh karena itu, perlu adanya sertifikasi dan
76
Wawancara Dengan ibu Indrayani, Pemilik Usaha Kecil Menengah (UKM) An-Nisa, 30
Oktober 2020.
64
Halal ialah sesuatu yang mudah (diperkenankan), yang terlepas dari ikatan
larangan, dan diizinkan oleh pembuat syariat untuk dilakukan. Akan tetapi
telah berubah menjadi khamar (memabukkan), baik terbuat dari anggur, kurma,
Majah :
َّللاُ َعهَ ْي ِه َو َسهَّ َى ع ٍَْ ان َّس ًْ ٍِ َو ْان ُجب ٍِْ َو ْانفِ َزا ِء قَب َل ْان َح ََل ُل َيب أَ َح َّم
َّ صهَّى ِ َع ٍَْ َس ْه ًَبٌَ ْانف
َّ بر ِس ِّي قَب َل ُسئِ َم َرسُى ُل
َ َِّللا
“Rasullah SAW pernah ditanya tentang hukumnya samin, keju dan kedelai hutan,
maka jawab beliau: Apa yang disebut halal ialah: sesuatu yang Allah halalkan
dalam kitabnya; dan yang disebut haram ialah: sesuatu yang Allah haramkan
77
Hayyun Durrotul Faridah, “Sertifikasi Halal Di Indonesia : Sejarah, Perkembangan, dan
Implementasi”, Journal of Halal Product and Research, V0l 2:2 (Desember 2019), hlm.72
78
Yusuf Qardhawi, halal dan haram, cet ke-6 (Robbani Press), hlm 45
65
dalam kitabnya; sedang apa yang ia diamkan, maka dia itu salah satu yang Allah
Produk halal ialah produk makanan atau minuman yang telah bersertifikasi
halal. Lembaga Majelis Ulama Indonesia berperan untuk memberikan label halal
pada makanan dan minuman. Label halal ini dapat membantu masyarakat agar
merasa aman dengan produk yang akan mereka konsumsi terutama masyarakat
muslim. Adapun yang menjadi hukum berlakunya makanan halal adalah sebagai
berikut:
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, makanlah diantara rezeki yang baik-
baik yang kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-
Makanan halal merujuk pada semua jenis makanan yang baik dikonsumsi dan
jauh dari kriteria makanan yang dilarang Allah. Makanan halal ini biasanya
mempunyai kandungan nutrisi yang baik dan berguna untuk menjaga kesehatan
tubuh. Dan tidak hanya itu makann halal juga sudah terjamin keamanannya dan
penyakit.81
Hukum memakan makanan halal juga terdapat pada al-Quran surah Al-
79
Hadis Tarmizi dan Sunan Ibnu Majah, Kitab Makanan, Hadis Nomor 3358
80
Al-baqarah (2) : 172
81
http://m.merdeka.com/jateng/hukum-makanan-halal-dalam-islam-ketahui-bahaya-konsumsi-
makanan-haram-kln.html?page=1
66
Artinya : “Dan makanlah dari apa yang telah diberikan Allah kepadamu sebagai
rezeki yang halal dan baik, dan bertaqwalah kepada Allah yang kamu beriman
kepada-nya”. 82
Dari ayat tersebut dapat kita pahami sebagai mana bahwa Allah
memerintahkan umat muslim untuk makan makanan halal yang baik dan
bermanfaat bagi tubuh. Selain itu, Allah juga memerintahkan umat muslim untuk
menghindari berbagai perilaku buruk yang datang dari godaan setan, dan patuh
Dari ayat al-Quran maupun Hadis Nabi tidak ada yang mengatur untuk
yang diharamkan.
Islam mengatur banyak mengenai halal dan haram dalam bidang makanan.
Menurut ajaran agama Islam mengkonsumsi sesuatu yang halal, suci, dan baik
mengharamkan hal-hal yang baik kepada kita, tidak ada maksud dibalik
82
Al Maidah (85) : 88.
83
http://m.merdeka.com/jateng/hukum-makanan-halal-dalam-islam-ketahui-bahaya-konsumsi-
makanan-haram-kln.html?page=2
67
2014 tentang Jaminan Peoduk Halal (UU JPH) mulai dilaksanakan pada tanggal
17 Oktober 2019. Proses tersebut dilakukan secara bertahap, pada tahap awal
Kemudian baru merambat pada produk kosmetik, obat, dan alat medis. Produk
yang belum memiliki sertifikasi halal tidak langsung dijatuhkan hukuman, namun
2024.
Masa transisi ini harus dimanfaatkan dengan baik oleh pelaku-pelaku Usaha
agar bisa mendapatkan sertifikasi Halal dalam setiap sosialisasi khususnya pelaku
Usaha Kecil Menengah (UKM). Selain melakukan sosialisasi, juga harus ada
disertifikasi. Dan untuk tariff sertifikasi diharapkan juga segera ada rincian yang
mengkonsumsi makanan Halal sudah menjadi kewajiban bagi umat muslim. Tidak
hanya untuk kebaikan kesehatan dan terhindar dari keharaman, kita juga sudah
mengikuti perintah Allah SWT dalam tidak mengkonsumsi makanan haram serta
menurut syara (hukum Islam). Mengkonsumsi makanan yang tidak berlabel Halal
84
Hayyun Durrotul Faridah, “Sertifikasi Halal Di Indonesia : Sejarah, Perkembangan, dan
Implementasi, Journal of Halal Product and Research, V0l 2:2 (Desember 2019), hlm.77
68
tersebut.
memproduksi makanan atau pun minuman yang akan kita distribusikan terutama
untuk umat Islam yang mana sebagian besar masyarakat kita beragama Islam.
Mulai dari proses pembuatan serta bahan yang digunakan diharapkan semua
sesuai syariat Islam dan tidak bertentangan dengan ketentuan yang telah Allah
Dan untuk pelaku usaha yang produk nya belum memiliki Label Halal
sertifikasi Halal dan mengikuti prosedur yang telah ditentukan untuk mendapatkan
sertifikasi Halal.
69
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian dan analisis yang telah penulis paparkan pada bab-bab sebelumnya
mengenai tinjauan hukum islam terhadap produk usaha kecil menengah (UKM)
yang tidak memiliki label halal maka penulis mengambil beberapa kesimpulan
dari pembahasan atau hasil dari penelitian tersebut yaitu sebagai beriku:
1. Prosedur Untuk Mendapatkan Label Halal Pada Produk Usaha Kecil Menengah
(BPJPH) atau pun lembaga Majelis Ulama Indonesia (MUI). Dan sudah diatur
2. Pengaruh Produk Usaha Kecil Menengah (UKM) Yang Tidak Memiliki Label
masyarakat sekitar merasa nyaman dan tidak terganggu mengenai produk yang
tidak berlabel tersebut, karena mereka sudah percaya dengan apa yang diproduksi
di usaha tersebut. Lagi pula produk tersebut juga orang setitar Desa itu sendiri jadi
sudah sangat percaya walaupun tidak adanya label Halal pada kemasan tersebut.
3. Tinjauan Hukum Islam Terhadap Produk Usaha Kecil Menengah (UKM) Yang
Tidak Memiliki Label Halal. Islam hanya mengatur mengenai halal dan haram
dalam bidang makanan. Menghindari makanan yang haram, yang telah dijelaskan
dalam al-Quran, tetapi al-Quran atau pun Hadis tidak menegaskan untuk
2014. Dan untuk Mengkonsumsi makanan yang tidak berlabel Halal boleh
tersebut. Ketika Allah SWT mengharamkan hal-hal yang baik kepada kita, tidak
B. Saran
ini belum diwajibkan pada saat ini, ada baiknya jika pelaku usaha terlebih dahulu
mendaftarkan produk apa saja yang akan di jual belikan, supaya tidak
memeriksa terlebih dahulu apakah produk tersebut sudah tercantum Label Halal
atau belum. Jika tidak ada sebaiknya hindarkan saja, karena didalam Islam sudah
diajakarkan agar orang-orang yang beriman memakan makanan yang baik baik
saja. Masyarakat yang akan mengkonsumsi dihimbau untuk teliti dalam melihat
produk yang akan dikonsumsi secara detail dan seksama. Sebagai konsumen
khususnya konsumen muslim hendaknya kita harus pandai melihat produk yang
akan kita beli tersebut apakah sudah bersertifikasi halal atau belum. Jika
71
konsumen muslim kurang teliti dalam membaca produk makanan atau minuman
akan berujung pada kerugian lahir dan batin. Secara lahir produk yang
mengandung bahan kimia atau bahan berbahaya lainnya akan berdampak pada
kesehatan. Sedangkan secara batin, mengkonsumsi produk yang tidak halal akan
berdosa.
72
DAFTAR PUSTAKA
A. Literatur
Al-Quran dan Teremahannya
Andjar Prasetyo, UKM, Kelayakan Usaha dan Penilaian Kinerja , Jakarta Selatan
: Indocamp, 2018.
Yusuf Qardhawi, Halal dan Haram, Rabbani Press,ke-6, 1960 M
Hasbi Ash-Shiddiqy, Pengantar Hukum Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1975.
Rahma Hidayati, Dinamika Hukum Islam Dalam Lintasa Sejarah, Jakarta Selatan:
Gaung Persada Press Grup, 2013.
Sahid, Hukum Islam Di Indonesia, Surabaya: Pustaka Idea, 2016
Suhrawardi, Hukum Ekonomi Islam, Jakarta Timur: Sinar Grafika Offset, 2012
Sayuti Una, pedoman Penulisan Sripsi (Edisi Revisi), Jambi: Syariah Press, 2014
Yuni Suryani, Panduan Halal Dan Haram Untuk Anak, Jakarta Timur: PT
Luxima Metro Media, 2013.
B. Peraturan Perundang-undangan
Keputusan Presiden RI Nomor 99 Tahun 1998, tentang Pengertian Usaha Kecil.
72
73
Peraturan Pemerintah Nomor 69 tahun 1999, tentang Label Halal dan Iklan
Pangan.
C. Lain-lain
Ade Reselawati, “Pengaruh Perkembangan Usaha Kecil Menengah Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Pada Sektor UKM DiIndonesia”, HasilPenelitian
Kompetitif Universitas IslamNegeri Syarif Hidayatullah, Jakarta 2011.
Ando Friska, “Tinjauan Hukum Islam Tentang Penerapan Potongan Dalan Jual
Beli Kopi”, Hasil Penelitian Kompetitif Universitas Islam Negeri Raden Intan,
Lampung 2018
Artikel Wawasan Bisnis, “Https:/www.ukmindonesia.id/bacaartikel.
Dwi Zulfa, “Perlindungan Hukum Bagi Konsumen Muslim Terhadap Makanan
Yang Tidak Berlebel Halal Oleh MUI Provinsi Jambi”, Hasil Penelitian
Kompetitif UIN STS Jambi, 2019.
Hayyun Durrotul Faridah, “sertifikasi Halal di Indonesia : sejarah,
perkembangan, dan implementasi”, journal of halal product and research, Vol 2:2.
http://disperindag.sumbarprov.go.id/details/news/4699
http://m.rctplus.com/news/details/muslim/323696/halal-dan-haram:-asal-tiap-tiap-
sesuatu-ada-mubah
http://m.merdeka.com/jateg/hukum/makanan-halal-dalam-islam-ketahui-bahaya-
konsumsi-makanan-haram-kln.html.
Leni Setiwardani, “Analisi Pengembangan Usaha Kecil Menengah (UKM) Di
Pesantren Annabila”, Hasil Penelitian Kompetitif UIN Walisongo Semarang,
2015.
Multazan Masruddin, “Analisis Peran Usaha Kecil Menengah (UKM) Terhadap
Peningkatan Ekonomi Keluarga Karyawan”, Hasil Penelitian Kompetitif UIN
Makassar, 2016.
Muhammad Daud Ali, Hukum Islam, Cetakan Ke- 18, (Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada, 2012), hlm. 43.
Pendekatan Dalam Penelitian Kualitatif, “http://www-Kompasiana-
com.cdn.amprojeck.
74
1). Foto bersama Ibu Indrayani selaku Pemilik Usaha Kecil Menengah (UKM).
2). Beberapa makanan ringan yang telah diproduksi di Usaha Kecil Menengah
(UKM) tersebut.
3). Dokumentasi peneliti saat Observasi dengan Usaha Kecil Menegah (UKM)
lainnya yang sama sama memproduksi makanan ringan.
4). Beberapa makanan ringan yang sudah diproduksi di Usaha Kecil Menengah
(UKM) tersebut.
CURRICULUM VITE
Pendidikan Formal
1 SD Negeri 119/VII Desa Tirta Kencana 2005 / 2011
2 SMP N 13 Kab. Tebo 2011 / 2014
3 SMA N 11 Kab. Tebo 2014 / 2017
4 Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi