Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PENGELOLAAN PRODUKSI USAHA MIKRO


SYARIAH

Disusun untuk memenuhi Tugas Mandiri sebagai


materi presentasi pada mata kuliah
Manajemen Usaha Mikro Syariah

Dosen Pembimbing
Dr. Nasruddin Nawawi, SE., M.Si
Prof. Dr. Nasir Hamzah, SE., M.Si

Disusun Oleh :
Abdul Rachman Sahrani (80500220016)

PROGRAM STUDI MAGISTER EKONOMI SYARIAH


PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN
MAKASSAR
2021
KATA PENGANTAR

Assalamua’alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Alhamdulillahirabbil’alamin, Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu wa ta’ala
atas limpahan rahmat dan anugrah dari-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
tentang “Pengelolaan Produksi Usaha Mikro Syariah” ini. Sholawat dan salam
semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar kita, Nabi Muhammad
Shallallahu ‘alaihi wasallam yang telah menunjukkan kepada kita semua jalan
yang lurus berupa ajaran agama islam yang sempurna dan menjadi anugrah
terbesar bagi seluruh alam semesta.
Penulis sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan makalah yang
menjadi tugas dengan judul “Pengelolaan Produksi Usaha Mikro Syariah”.
Disamping itu, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Dosen pengampu
Mata Kuliah Manajemen Usaha Mikro Syariah, Bapak Dr. Nasruddin Nawawi
yang telah memberikan dukungan dan kepercayaan yang begitu besar. Dan kami
juga tidak lupa untuk memberikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu kamu selama pembuatan makalah ini berlangsung sehingga dapat
terealisasikanlah makalah ini.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca. Kami mengharapkan kritik dan saran terhadap
makalah ini agar kedepannya dapat kami perbaiki. Karena kami sadar, makalah
yang kami buat ini masih banyak terdapat kekurangannya.

Makassar, Oktober 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii

BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang .......................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 2

C. Tujuan Penulisan ....................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 3

A. Definisi Produksi…..…………….……..…….………………………….3
B. Prinsip-Prinsip Produksi Usaha Mikro Syariah …………….………………3
C. Faktor-faktor Produksi………….……..…….………………………….5
D. Pengelolaan produksi suatu Barang dan Jasa …..………………………….8
E. Pengelolaan Produksi Berdasarkan Hasil Output ..…………………………8

BAB III PENUTUP................................................................................................. 9

A. Kesimpulan ........ ………………………………………………………...9

B. Saran ......................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya baik perusahaan yang bergerak
dalam bidang jasa maupun barang mempunyai tujuan yang sama yaitu
memperoleh keuntungan. Agar suatu usaha atau perusahan mendapatkan
keuntungan lebih, perlu adanya manajemen produksi yang dilakukan dan
pembiayaan secara benar oleh suatu usaha tersebut.
Produksi dalam ekonomi Islam adalah setiap bentuk aktivitas yang
dilakukan manusia untuk mewujudkan manfaat atau menambahkannya dengan
cara mengeksplorasi sumber-sumber ekonomi yang disediakan Allah Subhanahu
wa ta’ala sehingga menjadi maslahat, untuk memenuhi kebutuhan manusia. Hal
ini dapat dijelaskan dalam semua aktifitas produksi barang dan jasa yang
dilakukan seorang muslim untuk memperbaiki apa yang dimilikinya, baik berupa
sumber daya alam dan harta dan dipersiapkan untuk bisa dimanfaatkan oleh
pelakunya atau oleh umat Islam.
Firman Allah dalam QS Al-Mulk:15
ُّ ‫َ َ أ‬
ُ ‫إلن ُش‬ ‫أ‬ ُُ َ ُ َ ‫َ َ َ َ ُ ُ أ َأ َ َ ُ ا‬ َّ ُ
‫ور‬ ‫ض ذلوًل ف أامشوإ ِ يف َمن ِاك ِب َها َوكلوإ ِم أن ِرزِق ِه ۖ و ِإلي ِه‬‫ه َو إل ِذي جعل لكم إْلر‬
“Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, Maka berjalanlah di segala
penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezki-Nya. dan hanya kepada-Nya-lah
kamu (kembali setelah) dibangkitkan.”
Dan firman-Nya pula dalam QS Hud:61
َ‫إَّلل َما َل ُك أم م أن ؤ َل ٰ ه َغ أ ُي ُه ۖ ُه َو َأ أن َش َأ ُك أم من‬
َ َّ ُ ‫أ‬ َ َ َ ً َ ‫َ َٰ َ ُ َ َ َ ُ أ‬
‫ال َيا ق أو ِم إع ُبدوإ‬ ‫و ِإَل ثمود أخاهم ص ِالحا ۚ ق‬
ِ ْ ٍ ِ ِ
ٌ‫يب ُمجيب‬ ٌ ‫وبوإ ؤ َل أيه ۚ ؤ َّن َر ِّب َقر‬ ُ ‫وه ُث َّم ُت‬
ُ ُ ‫َ أ َأ ََُأ َ َ أ َأ‬ َ‫أ‬
‫إْل أ‬
ِ ِ ‫ِ ّي‬ ِ ِ ‫ر‬‫ف‬ِ ‫غ‬‫ت‬ ‫اس‬ ‫ف‬ ‫ا‬ ‫يه‬ ‫ف‬ِ ‫م‬‫ك‬‫ر‬ ‫م‬‫ع‬‫ت‬ ‫إس‬‫و‬ ‫ض‬
ِ ‫ر‬
“Dan kepada Tsamud (kami utus) saudara mereka shaleh. Shaleh berkata: “Hai
kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia
telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya,
karena itu mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya,
Sesungguhnya Tuhanku Amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (doa
hamba-Nya).”

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah ini adalah
1. Apa Definisi Produksi Menurut Para Ahli?
2. Bagaimana Prinsip-Prinsip Produksi Usaha Mikro Syariah?
3. Seperti apa Faktor-faktor Produksi?
4. Bagaimana Pengelolaan produksi suatu Barang dan Jasa?
5. Bagaimana Pengelolaan Produksi Berdasarkan Hasil Output?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan pada makalah ini adalah
1. Untuk mengetahui seperti apa definisi Produksi Menurut Para Ahli?,
2. Untuk mengetahui bagaimana Prinsip-Prinsip Produksi Usaha Mikro
Syariah
3. Untuk mengetahui seperti apa Faktor-faktor Produksi
4. Untuk mengetahui bagaimana Pengelolaan produksi suatu Barang dan Jasa
5. Untuk mengetahui bagaimana Pengelolaan Produksi Berdasarkan Hasil
Output

2
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Definisi Produksi menurut para ahli
1. Bambang Prishardoyo
Menurutnya, definisi produksi secara umum adalah suatu bentuk agenda
yang dilakukan dalam upaya memenuhi kebutuhan manusia, agenda ini lebih
disempitkan haruslah agenda yang menghasilkan barang atau menambah nilai
guna barang/jasa.
2. Imamul Arifin
Pengertian produksi secara sempit bahwa produski adalah proses akhir dari
aktivitas kegiatan perekonomian dengan memanfaatkan atau menciptakan
barang/jasa.
3. Sofjan Assauri
Ahli ini mengatakan bahwa produksi adalah kegiatan yang
mentransformasikan semua konektfitas yang menghasilakn kegiatan / aktivitas
sehingga aouput atau inputnya adalah barang atau jasa, serta kegiatan yang
dapat mendukung keberlangsungan manusia.
4. Vincent Gaspersz
Arti produksi adalah fungsi utama dalam berorganisasi, yang di dalamnya
mengandung unsur aktivitas meningkatkan nilai jual dalam produk sehingga
secara umumnya produksi adalah peningkatkan hasil dari apa yang telah di capai.
Dari penjelasan diatas, dapat kita katakan jikalau produksi akan mampu
menggerakkan para pelaku usaha, suatu kawasan dengan pembangunan ekonomi
yang merata, kawasan ekonomi yang berdaya saing tinggi serta kawasan yang
terintegrasi penuh dengan ekonomi global.
B. Prinsip-Prinsip Produksi Usaha Mikro Syariah
Prinsip-prinsp produksi secara singkat adalah pedoman yang harus
diperhatikan, ditaati, dan dilakukan ketika akan berproduksi. Prinsip-prinsip
produksi Usaha Mikro Syariah, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Berproduksi dalam lingkaran halal

3
Prinsip produksi yang wajib dilaksanakan oleh setiap muslim, baik
individu maupun komunitas adalah berpegang pada semua yang dihalalkan Allah
dan tidak melewati batas. Pada dasarnya, produsen pada ekonomi konvensional
tidak mengenal istilah halal dan haram. Yang menjadi prioritas kerja mereka
adalah memenuhi keinginan pribadi dengan mengumpulkan laba, harta, dan uang.
Ia tidak mementingkan apakah yang diproduksinya itu bermanfaat atau berbahaya,
baik atau buruk, etis atau tidak etis. Adapun sikap seorang muslim sangat bertolak
belakang. Ia tidak boleh menanam apa-apa yang diharamkan, seperti poppy yang
diperoleh dari buah opium, demikian pula cannabis atau heroin. Seorang muslim
tidak boleh menanam segala jenis tumbuhan yang membahayakan manusia,
seperti tembakau yang menurut keterangan WHO, sains, dan hasil riset berbahaya
bagi manusia. Selain dilarang menanam tanaman-tanaman yang berbahaya bagi
manusia, sorang muslim juga dilarang memproduksi barang-barang haram, baik
haram dikenakan maupun haram dikoleksi. Misalnya membuat patung atau cawan
dari bahan emas dan perak, dan membuat gelang emas untuk laki-laki. Syariat
juga melarang memproduksi produk yang merusak akidah, etika, dan moral
manusia, seperti produk yang berhubungan dengan pornografi dan sadisme, baik
dalam opera, film, dan musik1
2. Keadilan dalam berproduksi
Sistem ekonomi Islam telah memberikan keadilan dan persamaan prinsip
produksi sesuai kemampuan masing-masing tanpa menindas orang lain atau
menghancurkan masyarakat. Kitab suci Al Quran memperbolehkan kerjasama
yang saling menguntungkan dengan jujur, sederajat, dan memberikan keuntungan
bagi kedua pihak dan tidak membenarkan cara-cara yang hanya menguntungkan
seseorang, lebih-lebih yang dapat mendatangkan kerugian pada orang lain atau
keuntungan yang diperoleh ternyata merugikan kepentingan umum. Setiap orang
dinasihatkan berhubungan secara jujur dan teratur serta menahan diri dari
hubungan yang tidak jujur sebagaimana tersebut dalam QS An Nisa’: 29

1
Yusuf Qardhawi. Norma dan Etika Ekonomi Islam. Jakarta: Gema Insani Press. 1997

4
ُ ‫أ‬ َ َ ‫ا‬ َ ُ َ ‫َّ َ أ‬
ۚ ‫اط ِل ِؤًل أن تكون ِت َج َارة ع أن ت َرإض ِمنك أم‬ َ ‫آم ُنوإ ًَل َت ْأ ُك ُلوإ َأ أم َو َإل ُك أم َب أي َن ُك أم ب ْال‬
‫ب‬ َ ‫َيا َأ ُّي َها َّإلذ‬
َ ‫ين‬
ِ ِ ِ
ً‫ان ب ُك أم َرحيما‬ َ َ َ َّ َّ ‫َ َ َ أ ُ ُ َ أ ُ َ ُ أ‬
ِ ِ ‫وًل تقتلوإ أنفسكم ۚ ِؤن إَّلل ك‬
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu
dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku suka sama-
suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu; Sesungguhnya
Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.”
Ayat di atas melarang cara mendapatkan kekayaan dengan cara yang tidak
adil dan memperingatkan akan akibat buruk yang ditimbulkan oleh perbuatan-
perbuatan yang tidak adil. Jika seseorang mencari dan mendapatkan kekayaan
dengan cara yang tidak benar ia tidak hanya merusak usaha dirinya, tetapi akan
menciptakan kondisi yang tidak harmonis di pasar yang pada akhirnya akan
menghancurkan usaha orang lain.2 Selain itu dalam QS Ar Rahman: 9
َ َ ْ ُ ‫ََ ُ أ‬ ‫ََ أُ َْأ َ ْ أ‬
‫ِسوإ إل ِم ْأيإن‬
ِ ‫وَإ ِقيموإ إلوزن ِبال ِقس ِط وًل تخ‬
“Dan Tegakkanlah timbangan itu dengan adil dan janganlah kamu mengurangi
neraca itu.”
Ayat di atas menjelaskan bahwa tiap orang Islam hendaknya jujur dalam
setiap tindakan, sebagaimana timbangan yang tepat ketika berjualan dan dalam
semua kegiatan yang berkenaan dengan orang lain. Orang Islam tidak boleh
tertipu daya karena contoh kualitas yang baik, lalu menjual barang-barang yang
rendah mutunya atau mengurangi timbangan. 3 Karena pada dasarnya perbuatan
tidak adil dan salah akan merusak sistem ekonomi dan akhirnya akan
menghancurkan keseluruhan system sosial. Dengan demikian, Al Quran
menyetujui nilai-nilai yang mulia dalam persamaan hak, keadilan, kooperasi, dan
pengorbanan dalam rangka mereorganisasikan lingkungan sosio-ekonomi
masyarakat Islam.
C. Faktor-Faktor Produksi
Produksi tidak akan dapat dilakukan kalau tidak ada bahan-bahan yang
memungkinkan dilakukannya proses produksi itu sendiri. Untuk bisa melakukan
2
Afzalur Rahman. Doktrin Ekonomi Islam, Jld 1. Yogyakarta: Dana Bhakti Wakaf. 1995.
3
A. Rahman I. Doi. Penjelasan Lengkap Hukum-Hukum Allah (Syariah). Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada. 2002.

5
produksi, orang memerlukan tenaga manusia, sumber-sumber alam, modal dalam
segala bentuknya, serta kecakapan. Jadi, semua unsur yang menopang usaha
penciptaan nilai atau usaha memperbesar nilai barang disebut sebagai faktor-
faktor produksi.4 Seorang produsen dalam menghasilkan suatu produk harus
mengetahui jenis atau macam-macam dari faktor produksi.5 Macam faktor
produksi secara teori terbagi menjadi empat, yaitu sebagai berikut:
1. Tanah
Hal yang dimaksud dengan istilah land atau tanah di sini bukanlah sekedar
tanah untuk ditanami atau untuk ditinggali saja, tetapi termasuk pula di dalamnya
segala sumber daya alam (natural resources). Dengan demikian, istilah tanah atau
land ini maksudnya adalah segala sesuatu yang bisa menjadi faktor produksi
berasal dan atau tersedia di ala mini tanpa usaha manusia, yang antara lain
meliputi:
a. Tenaga penumbuh yang ada di dalam tanah, baik untuk pertanian, perikanan,
maupun pertambangan.
b. Tenaga air, baik untuk pengairan maupun pelayaran. Termasuk juga di sini
adalah air yang dipakai sebagai bahan pokok oleh Perusahaan Air Minum.
c. Ikan dan mineral, baik ikan dan mineral darat (sungai, danau, tambak, dan
sebagainya) maupun ikan dan mineral laut.
d. Tanah yang di atasnya didirikan bangunan.
e. Living stock, seperti ternak dan binatang-binatang lain yang bukan ternak.
f. Dan lain-lain, seperti bebatuan dan kayu-kayuan.
2. Tenaga kerja
Dalam ilmu ekonomi yang dimaksud dengan istilah tenaga kerja manusia
(labor) bukanlah semata-mata kekuatan manusia untuk mencangkul, menggergaji,
bertukang, dan segala kegiatan fisik lainnya, akan tetapi lebih luas lagi yaitu
human resources (sumber daya manusia). Di dalam istilah human resources atau
SDM itu tercakuplah tidak saja tenaga fisik atau tenaga jasmani manusia tetapi

4
Suherman Rosyidi. Pengantar Teori Ekonomi Pendekatan kepada Teori Ekonomi Mikro
dan Makro. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. 2006.
5
Masyhuri. Ekonomi Mikro. Malang: UIN Malang Press. 2007.

6
juga kemampuan mental atau kemampuan nonfisiknya, tidak saja tenaga terdidik
tetapi juga tenaga yang tidak terdidik, tidak saja tenaga yang terampil tetapi juga
yang tidak terampil. Pendek kata, di dalam istilah atau pengertian human
resources itu terkumpullah semua atribut atau kemampuan manusiawi yang dapat
disumbangkan untuk memungkinkan dilakukannya proses produksi barang dan
jasa.
3. Modal
Modal (capital) yaitu meliputi semua jenis barang yang dibuat untuk
menunjang kegiatan produksi barang-barang lain serta jasa-jasa. Termasuk ke
dalam bilangan barang-barang modal misalnya mesin-mesin, pabrik-pabrik, jalan-
jalan raya, pembangkit tenaga listrik, gudang serta semua peralatannya. Modal
juga mencakup arti uang yang tersedia di dalam perusahaan untuk membeli
mesin-mesin, serta faktor-faktor produksi lainnya.
4. Kecakapan Tata Laksana (Manajemen)
Kecakapan (skill) yang menjadi faktor produksi keempat ini disebut juga
dengan sebutan entrepreneurship. Entrepreneurship ini merupakan faktor
produksi yang intangible (tidak dapat diraba), tetapi sekalipun demikian
peranannya justru amat menentukan. Seorang entrepreneurship mengorganisir
ketiga faktor produksi lainnya agar dapat dicapai hasil yang terbaik. Ia pun
menanggung resiko untuk setiap jatuh bangun usahanya. Tidak pelak lagi bahwa
faktor produksi yang keempat ini adalah yang terpenting di antara semua faktor
produksi. Memang ia tidak bisa dilihat, tetapi setiap orang mengetahui dan
merasakan bahwa ia, entrepreneurship atau managerial skill itu, adalah amat
penting peranannya sehubungannya dengan yang dihasilkan.
Keempat faktor produksi yang telah disebutkan di atas, adalah unsur-
unsur yang harus bekerja demi terlaksananya proses produksi. Apabila
keempatnya adalah kita misalkan makhluk-makhluk yang dapat berpikir dan
merasa, keempatnya adalah tanah, tenaga manusia, modal, dan tata laksana
semuanya itu akan minta dan menuntut balas jasa atas hasil kerjanya. Kepada
faktor produksi tanah dibayarkan sewa (rent). Untuk tenaga manusia (labor)

7
dikenal tiga jenis pembayaran balas jasa, yaitu upah (wage), gaji (salary), dan
royalty. Untuk modal dibayarkan bunga (interest) dan deviden.
D. Pengelolaan produksi suatu Barang dan Jasa
Seperti kita yang tahu bahwa produksi merupakan hubungan antara
faktorfaktor produksi dengan tingkat produksi yang diciptakan. Tujuan suatu
kegiatan produksi yaitu untuk mewujudkan input suatu produk menjadi output
produksi. Input produksi berupa material, tenaga kerja, dana, mesin dan informasi.
Sedangkan output berupa limbah, produk, dan informasi. Dalam menjalankan
suatu produksi, diperlukannya berbagai rangkaian kegiatan, yaitu:6
1. Proses produksi Sebuah metode atau teknik yang digunakan dalam
pengolahan bahan baku menjadi suatu produk.
2. Perencanaan produk Tindakan antisipasi di masa mendatang agar sesuai
dengan periode waktu yang sudah ditentukan.
3. Pengendalian produk Tindakan yang menjamin semua kegiatan yang
dilaksanakan dalam perencanaan sesuai dengan target yang ditetapkan. Dari
adanya kegiatan perencanaan dan pengendalian produksi, penentu standar-standar
operasional, penentu harga pokok industri, dan perawatan suatu fasilitas akan
disesuaikan dengan produk yang akan dihasilkan serta cara pengolahannya.
E. Pengelolaan Produksi Berdasarkan Hasil Output.
Kegiatan produksi ini dilakukan untuk menentukan arah awal dari suatu
tindakan yang akan dikerjakan. Operasional produksi harus disusun berdasarkan
data sebelumnya dengan menggunakan beberapa asumsi. Maka dari itu,
operasional produksi tidak selamanya berjalan dengan lancar sesuai dengan
rencana, sehingga dalam kegiatan ini akan ada evaluasi yang dilakukan secara
berkala. Sistem produksi berdasarkan hasil ouput dibedakan menjadi 2 jenis,
yaitu:7

6
Arman, Yudha.2008. Perencanaan dan Pengendalian Produksi, Edisi Pertama Cetakan
Pertama. Graha Ilmu, Yogyakarta.
7
Bilas, Richard A (Penerjemah). 1981. Teori Mikroekonomi, Edisi Kedua. PT. Erlangga,
Jakarta

8
1. Proses Produksi Berlanjut.
Proses produksi ini membutuhkan waktu lama dalam menyiapkan peralatan
karena proses produksi ini akan memproduksi jenis barang yang sama. Sebagai
contoh, pembuatan shampo sachet. Karakteristik dari proses produksi terus-
menerus, yaitu:
 Produk yang dihasilkan diproduksi dengan jumlah besar (produksi massal)
dengan variasi yang dibuat sedikit.
 Menggunakan sistem dalam penyusunan peralatan berdasarkan urutan
pengerjaan yang sudah ditentukan.
 Mesin yang digunakan bersifat khusus dalam menghasilkan produk.
 Karena menggunakan mesin khusus dan cenderung semi otomatis, maka peran
tenaga kerja (operator) sangatlah kecil, sehingga operator yang diperlukan
dibagian ini tidak perlu berkeahlian atau berketerampilan tinggi.
 Jika terdapat kerusakan pada suatu mesin/peralatan, maka seluruh proses yang
sedang berlangsung berhenti.
 Adanya penggunaan mesin khusus dan variasi produk yang sedikit, maka
pekerjaan yang memerlukan tenaga mansuia tidak terlalu banyak.
 Perlu adanya ahli pemeliharaan yang berpengetahuan dan berpengalaman
banyak dalam bidang permesinan.
2. Proses Produksi Terputus.
Proses ini memerlukan waktu penyiapan peralatan yang lebih lama karena
pada proses ini menciptakan produk dengan berbagai macam jenis sesuai dengan
permintaan pesanan, sehingga adanya proses pergantian jenis barang yang akan
diproduksi. Contohnya, usaha pembuatan alat berat. Karakteristik dari proses
terputus,yaitu:
 Produk yang diproduksi biasanya dalam jumlah kecil dengan variasi yang
bermacam-mcam (banyak) yang disesuaikan dengan pesanan yang diterima.
 Proses produksi ini sudah tersistem, yaitu dengan penataan peralatan yang akan
digunakan sesuai dengan fungsi. Peralatan yang memiliki fungsi sama akan
ditempatkan di tempat yang sama.

9
 Peralatan-peralatan yang digunakan bersifat umum yaitu memproduksi produk
dengan variasi yang cenderung sama.
 Karena adanya penggunakaan mesin yang bersifat umum dan memerlukan
tenaga manusia maka peran operator sangat dibutuhkan dengan memiliki keahlian
dan keterampilan khusus.
 Proses produksi akan tetap berjalan meskipun ada kerusakan yang terjadi pada
salah satu mesin.
 Mesin yang digunakan merupakan mesin bersifat umum dan produksi dilakukan
menggunakan variasi yang besar maka terdapat perkerjaan yang banyak sehingga
pengawasannya akan lebih sulit.
 Karena pesanan yang tidak tentu dari pembeli membutuhkan persediaan bahan
baku yang besar dibandingkan dengan proses berlanjut, karena proses ini terputus-
putus/terhenti-henti.
 Perlu adanya ruang gerak yang luas karena adanya proses pemindahan bahan
yang bolak-balik.

10
BAB III.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Produksi dalam ekonomi Islam adalah setiap bentuk aktivitas yang
dilakukan manusia untuk mewujudkan manfaat atau menambahkannya dengan
cara mengeksplorasi sumber-sumber ekonomi yang disediakan Allah Subhanahu
wa ta’ala sehingga menjadi maslahat, untuk memenuhi kebutuhan manusia. Hal
ini dapat dijelaskan dalam semua aktifitas produksi barang dan jasa yang
dilakukan seorang muslim untuk memperbaiki apa yang dimilikinya, baik berupa
sumber daya alam dan harta dan dipersiapkan untuk bisa dimanfaatkan oleh
pelakunya atau oleh umat Islam.
B. Saran
Saya sebagai penulis, menyadari bahwa makalah ini banyak sekali
kesalahan dan sangat jauh dari kesempurnaan. Tentunya, penulis akan terus
memperbaiki jika diberi masukan dari pembaca dengan mengacu pada sumber
yang dapat dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran tentang pembahasan makalah diatas.

11
DAFTAR PUSTAKA

A. Rahman I. Doi. Penjelasan Lengkap Hukum-Hukum Allah (Syariah). Jakarta:

PT RajaGrafindo Persada. 2002.

Afzalur Rahman. Doktrin Ekonomi Islam, Jld 1. Yogyakarta: Dana Bhakti Wakaf.

1995.

Arman, Yudha.2008. Perencanaan dan Pengendalian Produksi, Edisi Pertama

Cetakan Pertama. Graha Ilmu, Yogyakarta.

Bilas, Richard A (Penerjemah). 1981. Teori Mikroekonomi, Edisi Kedua. PT.

Erlangga, Jakarta

Masyhuri. Ekonomi Mikro. Malang: UIN Malang Press. 2007.

Suherman Rosyidi. Pengantar Teori Ekonomi Pendekatan kepada Teori Ekonomi

Mikro dan Makro. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. 2006.

Yusuf Qardhawi. Norma dan Etika Ekonomi Islam. Jakarta: Gema Insani Press.

1997

12

Anda mungkin juga menyukai